Anda di halaman 1dari 13

Analisis Nilai – Nilai Moral

dalam Cerita Rakyat Cina Sam Pek Eng Tay

Oleh:
Ahadia Amanda Nur’aini (15020774001)
Savira Aishah Ramadhani (15020774021)
Rani Tri Aprinda (15020774025)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA MANDARIN

2018
ABSTRAK

Cerita rakyat adalah cerita masa lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa dengan
memiliki beraneka ragam budaya, mencakup kekayaan budaya dan sejarah dari masing-
masing bangsa. Lahirnya suatu cerita rakyat tidak hanya untuk menghibur masyarakatnya
tetapi sebagai media untuk menyampaikan nilai-nilai moral. Cerita rakyat sendiri ada dan
tercipta sebagai pedoman hidup masyarakat pada zaman dahulu. Maka karena itu dalam
penelitiannya, penulis akan mengkaji nilai moral yang terdapat dalam cerita rakyat Sam Pek
dan Eng Tay dengan menggunakan kajian teori pragmatik sebagai pedoman menganalisis
nilai - nilai moral.
Kata kunci :cerita rakyat, nilai moral, pragmatik, cerita rakyat Sam Pek dan Eng Tay

ABSTRACT

Folklore is a story of the past that characterizes every nation by having a diverse
culture, including the rich culture and history of each nation. The birth of a folktale is not
only to entertain the people but as a medium for conveying moral values. The folklore itself
exists and is created as a guideline for the life of the community in ancient times. Therefore,
in his research, the authors will examine the moral values contained in the folklore of Sam
Pek and Eng Tay by using the study of pragmatic theory as a guide to analyze moral values.

Keywords: folklore, moral values, pragmatics, folklore of Sam Pek and Eng Tay

ii
Daftar Isi

ABSTRAK.................................................................................................................................ii

Bab I...........................................................................................................................................1

Pendahuluan...............................................................................................................................1

Bab II..........................................................................................................................................3

Pembahasan................................................................................................................................3

Kesimpulan................................................................................................................................9

Daftar Pustaka..........................................................................................................................10

iii
Bab I

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Setiap negara dan kebudayaan yang ada dalam masyarakat pasti memiliki
cerita rakyatnya masing-masing yang beragam. Cerita rakyat yang dimiliki setiap
negara pun memiliki kekhas-an dan karakteristik yang berbeda, ciri khas dan
karakteristik dari cerita rakyat ini mengikuti budaya, bahasa, sejarah dari masing-
masing bangsa.
Setiap cerita rakyat yang ada selalu mengadung nilai moral didalamnya. Nilai
moral ini digunakan masyarakat zaman dahulu sebagai pedoman hidup, ceriminan
hidup, serta rambu-rambu dalam bertingkah laku. Seperti cerita rakyat Sam Pek Eng
Tay didalamnya banyak terkandung nilai moral berupa cerminan hidup serta contoh
kehidupan.
Cerita rakyat ini sendiri menceritakan tentang seorang gadis bernama Eng Tay
yang berasal dari keluarga kaya dan terpandang. Eng Tay selalu dikurung di dalam
rumahnya. Dia merasa bosan dan selalu ingin pergi keluar, serta bersekolah seperti
anak laki-laki. Berulang kali Eng Tay membujuk ayahnya untuk diizinkan bersekolah,
namun berulang kali keinginannya di tolak oleh ayahnya. Suatu hari dia mendapat
sebuah ide, dia akan menyamar sebagai laki-laki agar diizinkan bersekolah. Akhirnya
dengan berat hati mengizinkan anaknya. Setelah bersekolah Eng Tay bertemu dengan
pemuda bernama Sam Pek. Keduanya berteman baik sampai pada suatu hari Eng Tay
diminta untuk kembali pulang karena ayahnya sakit. Dengan terpaksa Eng Tay pulang
meninggalkan Sam Pek. Ketika Eng Tay pulang, Sampek pun akhirnya mengetahui
bahwa Eng Tay adalah seorang gadis dan berencana untuk melamarnya. Namun,
tujuan Sam Pek tidak tercapai karena Eng Tay telah memiliki kekasih pilihan ayahnya
yang berasal dari keluarga terhormat. Mengetahui hal tersebut Sam Pek marah dan
jatuh sakit, hari demi hari penyakitnya semakin parah hingga akhirnya meninggal.
Mengetahui hal itu Eng Tay meminta ayahnya agar iringan pengantinnya melewati
makam Sam Pek sebagai penghormatan terakhir, ayahnya pun mengizinkan dengan
berat hati. Sesampainya Eng Tay di makam, ia turun dari tandu dan mendekati makam
Sam Pek. Disana Eng Tay memohon kepada Sam Pek untuk membawanya, tiba – tiba
angin berhembus kencang serat petir menyambar lalu terbuka lubang diatas makam

1
Sam Pek. Tanpa pikir panjang Eng Tay melompat masuk kemudia makam itu tertutup
kembali. Tak lama kemudian muncul sepasang kupu – kupu yang keluar dari dalam
makam Sam Pek.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja nilai moral yang terkandung dalam cerita rakyat Sam Pek Eng Tay?
2. Apa saja nilai moral dalam cerita rakyat Sam Pek Eng Tay yang sesuai dengan
realitas kehidupan sekarang?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apa saja nilai moral yang terkandung dalam cerita rakyat Sam Pek
Eng Tay.
2. Mengetahui apa saja nilai moral dalam cerita rakyat Sam Pek Eng Tay yang
sesuai dengan realitas kehidupan sekarang.

2
Bab II

Pembahasan
A. Kajian Teori Pragmatik

Menurut Ratna (dalam Jada, 2016:30-31), pendekatan pragmatik memandang


maknasebuah karya sastra ditentukan oleh publik pembacanya selaku penyambut
karyasastra. Pendekatan pragmatik memberikan perhatian utama terhadap peranan
pembaca. Wiyatmi (dalam Jada, 2016:30-31) menambahkan, pendekatan ini mengkaji
danmemahami karya sastra berdasarkan fungsinya untuk memberikan
pendidikan(ajaran) moral, agama, maupun fungsi sosial lainnya. Semakin banyak
nilaipendidikan moral dan atau agama yang terdapat dalam karya sastra dan
bergunabagi pembacanya, makin tinggi nilai karya sastra tersebut.
Moraldalam karya sastra dapat dipandang sebagai amanat, pesan, message.
Bahkan unsur amanat itu, sebenarnya bukan merupakan gagasan yang mendasari
iciptakannya karya sastra sebagi pendukung pesan. Hal itu didasarkan pada
pertimbangan bahwa pesan moral disampaikan lewat cerita fiksi tentulah berbeda
efeknya dibanding yang lewat tulisan fiksi. Hikmah yang diperoleh pembaca lewat
karya sastra, selalu dalam pengertian yang baik. Berdasarkan hal tersebut, jika dalam
sebuah karya ditampilkan sikap dan tingkah laku tokoh-tokoh yang kurang terpuji,
baik mereka berlaku sebagai tokoh antagonis maupun protagonis,tidaklah berarti
bahwa pengarang menyarankan pembaca untuk bersikap secarademikian Pembaca
diharapkan dapat mengambil hikmah sendiri dari cerita tentang tokoh “jahat” itu.
Ekstistensi sesuatu yang baik, biasanya, justru akan lebih mencolok jika
dikonfrontasikan dengan sebaliknya (Nurgiyantoro, 2010:321-322).
B. Sinopsis Cerita Rakyat Sam Pek dan Eng Tay
Pada zaman dahulu hidup seorang gadis bernama Eng Tay yang berasal dari
keluarga kaya dan terpandang. Eng Tay selalu dikurung di dalam rumahnya. Dia
merasa bosan dan selalu ingin pergi keluar, serta bersekolah seperti anak laki-laki.
Karwna pada masa itu yang diperbolehkan bersekolah hanya anak laki-laki. Berulang
kali Eng Tay membujuk ayahnya untuk diizinkan bersekolah, namun berulang kali
keinginannya di tolak oleh ayahnya. Suatu hari dia mendapat sebuah ide, dia akan
menyamar sebagai laki-laki agar diizinkan bersekolah. Akhirnya dengan berat hati
sang ayah mengizinkan anaknya untuk bersekolah. Setelah bersekolah Eng Tay

3
bertemu dengan pemuda bernama Sam Pek. Keduanya berteman baik sampai pada
suatu hari Eng Tay diminta untuk kembali pulang karena ayahnya sakit. Dengan
terpaksa Eng Tay pulang meninggalkan Sam Pek.
Ketika Eng Tay pulang, Sampek pun akhirnya mengetahui bahwa Eng Tay
adalah seorang gadis dan berencana untuk melamarnya. Namun, tujuan Sam Pek tidak
tercapai karena Eng Tay telah memiliki kekasih pilihan ayahnya yang berasal dari
keluarga terhormat. Sebagai rasa berbakti kepada ayahnya, Eng Tay dengan berat hati
menerima pria pilihan ayahnya meskipun Eng Tay sendiri tidak mencintai pria
tersebut. Mengetahui hal tersebut Sam Pek marah dan jatuh sakit, hari demi hari
penyakitnya semakin parah hingga akhirnya meninggal. Mengetahui hal itu Eng Tay
meminta ayahnya agar iringan pengantinnya melewati makam Sam Pek sebagai
penghormatan terakhir, ayahnya pun mengizinkan dengan berat hati. Sesampainya
Eng Tay di makam, ia turun dari tandu dan mendekati makam Sam Pek. Disana Eng
Tay memohon kepada Sam Pek untuk membawanya, tiba – tiba angin berhembus
kencang serat petir menyambar lalu terbuka lubang diatas makam Sam Pek. Tanpa
pikir panjang Eng Tay melompat masuk kemudian makam itu tertutup kembali. Angin
kencang dan hujan pun reda. Langit kembali cerah. Tak lama kemudian muncul
sepasang kupu – kupu yang keluar dari dalam makam Sam Pek.

C. Analisis Nilai Moral yang Terkandung

Analisis nilai-nilai moral dalam suatu karya sastra merupakan suatu sarana
untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang persoalan hidup dan
kehidupan yang menyangkut harkat dan martabat manusia. Beberapa nilai-nilai moral
yang terkandung dalam cerita rakyat Sam Pek Eng Tay sebagai berikut :
1. Mengenai kegigihan dalam menuntut ilmu.
Gigih berarti berkemauan kuat dalam usaha mencapai sesuatu cita-cita. Gigih
sebagai salah satu dari perbuatan baik yang sangat diperlukan dalam suatu usaha. Jika
ingin mencapai suatu hasil yang maksimal, suatu usaha harus dilakukan dengan gigih,
dan penuh kesungguhan hati. Tanpa kegigihan tidak akan sesuatu itu dicapai dengan
baik dan maksimal.
Dalam cerita rakyat Sam Pek Eng Tay, tokoh Eng Tay mempunyai semangat
yang tinggi dalam menuntut ilmu. Atas kegigihannya Eng Tay berhasil membujuk
ayahnya agar dia bisa bersekolah seperti kaum laki-laki pada masa itu, mengingat

4
pada masa itu yang diperbolehkan sekolah hanyalah kaum laki-laki. Eng Tay tak
kenal lelah membujuk dan merayu ayahnya agar diinzinkan pergi ke kota untuk
menuntut ilmu. Tetapi lagi-lagi gagal usahanya, suatu hari dia sangat memohon
kepada sang ayah agar diizinkan pergi ke kota untuk menuntut ilmu dengan
menyamar sebagai anak laki-laki. Akhirnya sang ayah mengizinkan Eng Tay untuk
pergi menuntut ilmu. Dari sinilah dapat disimpulkan bahwasanya kegigihan dan usaha
kerasa akan membuahkan hasil yang baik dan maksimal.
2. Mengenai rasa patuh dan bakti kepada orangtua.
Patuh berarti taat, menurut terhadap suatu aturan atau perintah. Sudah menjadi
sebuah kewajiban bagi setiap anak untuk patuh dan berbakti kepada orangtua. Berbuat
baik dan berbakti kepada orang tua bukan sekedar memenuhi tuntunan norma susila
dan norma kesopanan, namun juga memenuhi norma agama. Bagaimanapun aturan
dan perintah dari orangtua harus dipatuhi, meskipun terkadang itu sangat berat dan
bahkan tidak sesuai dengan isi hati kita.
Tokoh Eng Tay dalam cerita rakyat ini dijodohkan dengan pria dari keluarga
kaya. Meskipun Eng Tay tidak mencintai si pria pilihan ayahnya tetapi sebagai bentuk
rasa patuh dan baktinya Eng Tay tetap menerimanya. Sebelum terjadi perjodohan ini
sebenarnya Eng Tay sudah saling mencintai dengan Sam Pek, tetapi apalah daya. Sam
Pek bukanlah anak dari keluarga kaya, oleh karena itu hubungan Eng Tay dan Sam
Pek tidak direstui oleh ayah Eng Tay. Ayah Eng Tay justru menjodohkan dengan pria
lain dari keluarga yang kaya. Pada akhirnya Eng Tay meninggalkan Sam Pek dan
menuruti perjodohan yang sudah direncanakan oleh ayahnya, hal ini menunjukkan
rasa patuh dan bakti Eng Tay terhadap orangtuanya, meskipun apa yang harus
diterima tidak sesuai dengan keinginan dan isi hati.
3. Mengenai perjuangan dalam hal percintaan.
Berjuang merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sekuat tenaga untuk
mencapai suatu tujuan atau untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Segala
sesuatu apabila ingin dicapai harus ada sebuah perjuangan, cintapun juga harus
diperjuangkan. Segala sesuatu yang tidak diperjuangkan pasti akan mustahil, tidak
akan diraihnya/didapatkannya. Berjuang untuk cinta harus seimbang, tidak hanya dari
satu pihak saja. Melainkan harus dari dua belah pihak. Kalau hanya satu pihak saja
yang berjuang sama halnya burung yang terbang dengan satu sayap. Yang mempunyai
arti mustahil.

5
Tokoh Sam Pek dalam cerita rakyat ini sangat mudah putus asa, dia tidak
memperjuangkan cintanya terhadap Eng Tay. Seharusnya apabila dia memang benar-
benar mencintai Eng Tay, seribu cara akan dilakukannya. Namun tidak, Sam Pek
tidak melakukan apa-apa, hanya pasrah menerima takdir. Sehingga pada akhirnya dia
jatuh sakit dan meninggal, akibat dari ulahnya sendiri yang selalu memikirkan Eng
Tay tetapi tidak pernah ada usaha apapun untuk memperjuangkan cintanya terhadap
Eng Tay.
4. Mengenai bahwasanya cinta tidak bisa dipaksakan.
Cinta adalah sebuah perasaan yang diberikan oleh Tuhan pada sepasang manusia
untuk saling saling mencintai, saling memiliki, saling memenuhi, saling pengertian.
Cinta itu sendiri sama sekali tidak dapat dipaksakan, cinta hanya dapat berjalan
apabila kedua belah pihak ikhlas, cinta tidak dapat berjalan apabila mereka
mementingkan diri sendiri. Cinta itu adalah perasaan seseorang terhadap lawan
jenisnya karena ketertarikan terhadap sesuatu yang dimiliki oleh lawan jenisnya
(misalnya sifat, wajah dan lain lain). Namun diperlukan pengertian dan saling
memahami untuk dapat melanjutkan hubungan, haruslah saling menutupi kekurangan
dan mau menerima pasangannya apa adanya, tanpa pemaksaan oleh salah satu pihak.
Berbagi suka maupun duka bersama.
Tokoh Eng Tay dalam cerita rakyat ini dijodohkan dan dipaksa menikah dengan pria
pilihan sang ayah. Pria ini berasal dari keluarga kaya, karena pada sebelumnya
kekasih Eng Tay bukan dari keluarga kaya. Meskipun Eng Tay sama sekali tidak
mencintai pria pilihan ayahnya, sang ayah tetap memaksanya untuk menikah. Dan
pada akhirnya Eng Tay menerima keputusan sang ayah meskipun dengan berat hati.
5. Mengenai pilihan orangtua pasti yang terbaik bagi anaknya.
Orang tua memang tidak selalu benar, tetapi satu hal yang bisa dipastikan,
setiap orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Mereka
tidak memberi restu bukan tanpa alasan, pasti ada hal-hal yang membuat orang tua
tidak menyukai pilihan anaknya. Meski sang anak belum bisa melihat, tapi mereka
sudah, dan apabila tetap bersikeras mempertahankannya tidak menutup kemungkinan
suatu hari akan dihadapkan pada sebuah kondisi yang mungkin tidak pernah
diinginkan. Kalau tetap menentang orang tua, suatu saat akan menyesal karena tidak
mendengarkan mereka. Tetapi, disisi lain kalau tidak memperjuangkannya mungkin
kita juga tidak akan tahu dia baik untuk kita atau tidak.

6
Dalam cerita rakyat Sam Pek Eng Tay, tokoh Eng Tay sudah dijodohkan
dengan pria pilihan sang ayah. Sang ayah menginginkan yang terbaik bagi putrinya.
Meskipun Eng Tay tidak pernah mencintai pilihan sang ayah, tetapi Eng Tay tetap
dipaksa untuk menikah dengan pria pilihan sang ayah. Akhirnya Eng Tay pun
meninggalkan Sam Pek, lelaki yang dicintainya demi pria pilihan sang ayah.

D. Nilai Moral yang Sesuai Realitas Kehidupan Sekarang

Nilai moral dalam cerita rakyat Sam Pek Eng Tay yang sesuai dengan realitas kehidupan
sekarang,

1. Mengenai kegigihan dalam menuntut ilmu, tokoh Eng Tay dalam cerita rakyat tersebut
sangat gigih dalam berusaha agar bisa menuntut ilmu seperti kaum laki-laki, karena pada
masa itu hanya kaum laki-laki yang diperbolehkan untuk menuntut ilmu. Berbeda dengan
realitas pada masa sekarang, tidak ada lagi perbedaan laki-laki dan perempuan. Semua
diperbolehkan untuk menuntut ilmu. Laki-laki dan perempuan sudah disama ratakan, agar
semua bisa menuntut ilmu .

2. Mengenai rasa patuh dan bakti terhadap orangtua. Tokoh Eng Tay sangat patuh terhadap
orangtuanya, sampai pada masalah perjodohanpun Eng Tay tetap patuh terhadap
orangtuanya. Realitanya pada zaman sekarang ini, hal tersebut sudah sangat jarang terjadi.
Kebanyakan orang saat ini kalau dijodohkan tidak mau, mereka lebih baik memilih sendiri
dan menikah dengan pilihannya sendiri. Meskipun seperti itu tetapi tetap saja ada beberapa
yang masih mau dijodohkan demi yang terbaik untuk dirinya dan bukti rasa patuhnya
terhadap orangtua

3. Mengenai perjuangan dalam hal percintaan. Tokoh Sam Pek mempunyai kelemahan yakni
mudah putus asa, dia tidak memeperjuangkan cintanya terhadap Eng Tay. Berbeda jauh
dengan realitas masa kini, sebagian besar orang memperjuangkan apa yang diinginkannya,
sekalipun itu cinta. Banyak yang sampai rela melakukan seribu cara untuk mendapatkan
cimtanya. Tetapi tidak menutup kemungkinan, masih ada segelintir orang juga yang pasrah
terhadap takdir dan tidak mau memperjuangkan cintanya karena pesimis.

4. Mengenai bahwasanya cinta tidak bisa dipaksakan. Tokoh Eng Tay dipaksa menikah
dengan pria pilihan ayahnya. Dengan berat hati Eng Tay menerima keputusan sang ayah

7
untuk menikah dengan pria yang tidak pernah dicintainya. Pada zaman sekarang ini masih
banyak juga kejadian seperti pada cerita rakyat Sam Pek Eng Tay, memaksa sang anak untuk
menikah dengan pilihan orangtuanya. Memang hal ini dirasa baik oleh sebagian orang,
namun tidak semuanya. Karena semua pasti ada sisi negatif dan positifnya. Alangkah
baiknya jika orangtua tidak memaksa, hanya saja mengarahkan ke yang lebih baik.

5. Mengenai pilihan orangtua pasti yang terbaik untuk anaknya. Tokoh Eng Tay dalam cerita
rakyat ini memilih menuruti keputusan sang ayah untuk dinikahkan dengan pria pilihan sang
ayah. Realitasnya pada zaman sekarang ini sangat jarang orang yang mau dijodohkan, dengan
alasan bisa mencari sendiri yang cocok dan baik untuk dirinya sendiri. Tetapi bagaimanapun
pilihan orangtua biasanya selalu yang terbaik untuk anaknya. Namun disisi lain juga kembali
kalau bahwasanya cinta tidak bisa dipaksakan.

8
Kesimpulan

Setiap negara pasti mempunyai cerita rakyat yang beragam. Masing-masing


cerita rakyat yang dimiliki setiap negara mempunyai kekhas-an dan karakteristik yang
berbeda, ciri khas dan karakteristik dari cerita rakyat ini mengikuti budaya, bahasa,
sejarah dari masing- masing bangsa.
Dalam cerita rakyat yang ada, masing-masing pasti mengadung nilai-nilai
moral. Nilai moral ini digunakan masyarakat zaman dahulu sebagai pedoman hidup
dan cerminan hidup mereka. Seperti cerita rakyat Sam Pek Eng Tay didalamnya
banyak terkandung nilai moral berupa cerminan hidup serta contoh kehidupan.

9
Daftar Pustaka
Jada, Ade Karlina. 2016. Skripsi Perbandingan Cerita Rakyat Jepang Yuki- Onna dan
Cerita rakyat Indonesia Dewi Nawang Wulan Analisis Nilai- Nilai Moral.
Semarang: Universitas Diponegoro

Luanda, Sely. 2012. Sampek Engtay Dongeng Dwibahasa Indonesia-Mandarin.


Yogyakarta:CV ANDI OFFSET

10

Anda mungkin juga menyukai