SKIZOFRENIA SEBAGI BENTUK GANGGUAN JIWA Skizofrenia merupakan bahasan yang menarik
perhatian pada konferensi tahunan
(lifetime prevalance rates) mencapai 1/100 penduduk.Sebagai perbandungan, di Indonesia bila pada
PJPT I angkanya adalah 1/1000 penduduk makaproyeksinya
pada PJPT II, 3/1000 penduduk, bahkan bisa lebih besar lagi.Berdasarkan data di AS(1) Setiap tahun
terdapat 300.000 pasien skizofrenia mengalami episode
akut;(2) Prevalensi skizofrenia lebih tinggi dari penyakit Alzheimer, multipel skelosis, pasien diabtes
yangmemakai insulin, dan penyakit otot (muscular
dystrophy);(3) 20%-50% pasien skizofrenia melakukan percobaan bunuh diri, dan 10% di antaranya
berhasil(mati bunuh diri);(4) angka kematian pasien
skizofrenia 8 kali lebih tinggi dari angka kematian penduduk padaumumnya.FAKTOR PENYEBAB
SKIZOFRENIA Hingga sekarang belum ditemukan
penyebab (etilogi) yang pasti mengapa seseorangmenderita skizofrenia, padahal orang lain tidak.
Ternyata dari penelitian-penelitian yang telahdilakukan tidak
ditemukan faktor tunggal. Penyebab skizofrenia menurut penelitian mutakhir antaralain :1. Faktor
genetik;2. Virus;3. Auto antibody;4. Malnutrisi.Sejauh manakah
peran genetik pada skizofrenia ? Dari penelitian diperoleh gambaran sebagaiberikut :(1) Studi terhadap
keluarga menyebutkan pada orang tua 5,6%, saudara
kandung 10,1%; anak-anak12,8%; dan penduduk secara keseluruhan 0,9%.(2) Studi terhadap orang
kembar (twin) menyebutkan pada kembar identik 59,20%;
kelak dikemudian hari. Gangguan ini muncul, misalnya, karenakekurangan gizi, infeksi, trauma, toksin
dan kelainan hormonal.Penelitian mutakhir menyebutkan
bahwa meskipuna ada gen yang abnormal, skizofrenia tidakakan muncul kecuali disertai faktor-faktor
lainnya yang disebut epigenetik faktor.Kesimpulannya
adalah bahwa skizofrenia muncul bila terjadi interaksi antara abnormal gendengan :(a) Virus atau infeksi
lain selama kehamilan yang dapat mengangguperkembangan otak janin;(b) Menurunnya autoimun yang
mungkin disebabkan infeksi selama kehamilan;(c) Komplikasi kandungan; dan(d) Kekurangan gizi yang
cukup berat, terutama pada trimester kehamilan.Selanjutnya dikemukakan bahwa orang yang sudah
mempunyai faktor epigenetik tersebut, bilamengalami stresor
psikososial dalam kehidupannya, maka risikonya lebih besar untuk menderitaskizofrenia dari pada orang
yang tidak ada faktor epigenetik sebelumnya.PENYEBAB
UMUM GANGGUAN JIWA Manusia bereaksi secara keseluruhan, secara holistik, atau dapat dikatakan
juga, secarasomato-psiko-sosial. Dalam mencari
penyebab gangguan jiwa, maka ketiga unsur ini harusdiperhatikan. Gangguan jiwa artinya bahwa yang
menonjol ialah gejala-gejala yang patologik dariunsur psike.
Hal ini tidak berarti bahwa unsur yang lain tidak terganggu. Sekali lagi, yang sakit danmenderita ialah
manusia seutuhnya dan bukan hanya badannya, jiwanya atau
lingkungannya.Hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku manusia ialah keturunan dan konstitusi,
umur dansex, keadaan badaniah, keadaan psikologik, keluarga,
antar amanusia, dan sebagainya. Tabel di bawah ini Taksiran kasar jumlahpenderita beberapa jenis
gangguan jiwa yang ada dalam satu tahun di Indonesia dengan
penduduk 130juta orang.Psikosa fungsional 520.000Sindroma otak organik akut 65.000Sindroma otak
organik menahun 130.000Retradasi mental 2.600.000Nerosa
tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebabsekaligus dari berbagai unsur itu yang
saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan,
lalutimbullah gangguan badan ataupun jiwa. Umpamanya seorang dengan depresi, karena kurang
makandan tidur daya tahan badaniah seorang berkurang sehingga
mengakibatkan gangguan jiwa.Contoh lain ialah seorang anak yang mengalami gangguan otak (karena
kelahiran, keradangan dansebagainya) kemudian menadihiperkinetik dan sukar diasuh. Ia
mempengaruhi lingkungannya,terutama orang tua dan anggota lain serumah. Mereka ini bereaksi
terhadapnya dan mereka
salingmempengaruhi.Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor pada ketiga unsur
itu yangterus menerus saling mempengaruhi, yaitu :1.
peri - natal2. Faktor-faktor psikologik ( psikogenik) :2.1. Interaksi ibu –anak : normal (rasa percaya
dan rasa aman) atau abnormal berdasarkankekurangan,
distorsi dan keadaan yang terputus (perasaan tak percaya dankebimbangan)2.2. Peranan ayah2.3.
Persaingan antara saudara kandung2.4. inteligensi2.5. hubungan
dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat2.6. kehilangan yang mengakibatkan kecemasan,
depresi, rasa malu atau rasa salah2.7. Konsep dini :
pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang tidak menentu2.8. Keterampilan, bakat dan
kreativitas2.9. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap
Perumahan : perkotaan lawan pedesaan3.5. Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan
fasilitas kesehatan, pendidikandan kesejahteraan yang tidak
memadai3.6. Pengaruh rasial dan keagamaan3.7. Nilai-nilai1. Faktor keturunanPada mongoloisme atau
sindroma Down (suatu macam retardasi mental dengan
mata sipit,muka datar, telinga kecil, jari-jari pendek dan lain-lain) terdapat trisoma (yaitu tiga
buah,bukan dua) pada pasangan Kromosoma No. 21.Sindroma Turner
(dengan ciri-ciri khas : tubuh pendek, leher melebar, infantilisme sexual)ternyata berhubungan dengan
jumlah kromosima sex yang abnormal. Gangguan
pada kromosoma sex. Kaum wanita ternyata lebihkurang peka terhadap gangguan yang terikat pada sex,
karena mereka mempunyai duakromosoma X : bila satu
tidak baik, maka yang lain biasanya akan melakukan pekerjaannya.Akan tetapi seorang pria hanya
mempunyai satu kromosoma X dan satu kromosoma Y, danbila
salah satu tidak baik, maka terganggulah ia. Masih dipermasalahkan, betulkan pria denganXYY lebih
cenderung melakukan perbuatan kriminal yang kejam ?Tabel
Penelitian saudara kembar dan saudara kandung yang salah satunya menderitaskizofreniaHubungan
dengan pasien skizofrenia % yang menderitaskizofreniaKembar monozigot (satu telur)Kembar
heterozigot (dua telur)Saudara kandungSaudara tiriMasyarakat umum86,2 %14,5 %14,2 %7,1
%0,85%(Coleman, J.C : Abnormal Psychology and Modern life. Taraporevala Sons & Co., Bombay,1970.
hal. 121)2. Faktor KonstitusiKonstitusi pada umumnya
menunjukkan kepada keadaan biologik seluruhnya, termasuk baikyang diturunkan maupun yang
didapati kemudian; umpamanya bentuk badan (perawakan),sex,
temperamen, fungsi endoktrin daurat syaraf jenis darahJelas bahwa hal-hal ini mempengaruhi perilaku
individu secara baik ataupun tidak baik,umpamanya bentuk
badan yang atletik atau yang kurus, tinggi badan yang terlalu tinggiataupun terlalu pendek, paras muka
yang cantrik ataupun jelek, sex wanita atau pria,
fungsihormonal yang seimbang atau yang berlebihan salah satu hormon, urat syaraf yang
cepatreaksinya atau yang lambat sekali, dan seterusnya. Semua ini turut
jelas peranannyua, tetapi disproporsi badaniah, kelemahandan penampakan yang jelek umpamanya
lebih sering berhubungandengan gangguan jiwa daripada
bentuk badan yang baik danmenarikEnergi dan kegiatan Rupaya berhubungan dengan apakah individu
mengembangkanreaksi yang agresif atau lebih menuju ke
dalam terhadap stres, jadilebih berhubungan dengan jenis gangguan jiwa yang timbul bilaindividu itu
terganggu jiwanyaReaktivitas susunansyaraf
perlu; reaktivitas emosional yang kurang, dapatmengakibatkan sosialisasi yang tidak sesual karena reaksi
yangterlalu sedikit.Daya tahan badaniah Membantu
menentukan toleransi stres biologik dan psikologik dansistem organ apakah yang paling mudah
terganggu. Ada individuyang sangat mudah terganggu sistem
badaniahnya karena fungsiotaknyaSensitivitas (kepekaan) Menentukan sebagian dari jenis stres yang
terhadapnya anak itupaling peka dan menentukan besarnya
stres yang dapat ditahantanpa gangguan jiwa; mempengaruhi cara anak menanggapi dunia.Kecerdasan
dan bakatlainMempengaruhi kesempatan anak untuk
Psychology and Modern life.Taraporevala Sons & Co., Bombay, 1970. hal. 126)3. Cacat KongenitalCacat
kongenital atau sejak lahir dapat mempengaruhiperkembangan jiwa anak, terlebih yangberat, seperti
retardasi mental yang brat. Akan tetapi pada umumnya pengaruh cacat ini padatimbulnya gangguan
jiwa
terutama tergantung pada individu itu, bagaimana ia menilai danmenyesuaikan diri terhadap keadaan
hidupnya yang cacat atau berubah itu.Orang tua dapat
: kromosoma dan “genes” yang defektif serta banyak faktor lingkungan sebelum,sewaktu
dan sesudah lahir dapat mengakibatkan gangguan
badaniah. Cacat badaniah biasanyadapat dilihat dengan jelas,tetapi gangguan sistim biokimiawi lebih
halus dan sukar ditentukan.Gangguan badaniah dapat
mengganggu fungsi biologik atau psikologik secara langsung ataudapat mempengaruhi daya tahan
terahdap stres.4. Perkembangan Psikologik yang salaha. Ketidak
matangan atau fixasi, yaitu inidvidual gagal berkembang lebih lanjut ke faseberikutnya;b.
“Tempat-tempat lemah” yang ditinggalkan oleh
pengalaman yang traumatik sebagaikepekaan terhadap jenis stres tertentu, atauc. disorsi, yaitu bila
inidvidu mengembangkan sikap atau pola reaksi yang tidak
sesuai ataugagal mencapai integrasi kepribadian yang normal. Kita akan membicarakan beberapafaktor
dalam perkembangan psikologik yang tidak sehat5.
Deprivasi diniDeprivasi maternal atau kehilangan asuhan ibu di rumah sendiri, terpisah dengan ibu atau
diasrama, dapat menimbulkan perkembangan yang
abnormal.Deprivasi rangsangan umum dari lingkungan, bila sangat berat, ternyata berhubungan
ednganretardasi mental. Kekurangan protein dalam makanan,
terutama dalam jangka waktu lama sebelumanak breumur 4 tahun, dapat mengakibatkan retardasi
mental.Eprivasi atau frustrasi dini dapat menimbulkan
“tempat-tempat yang lemah” pada jiwa, dapatmengakibatkan perkembangan yang salah
ataupun perkembangan yang berhenti.Untuk perkembangan
psikologik rupanya ada “masa-masa gawat”. Dalam masa ini rangsangandan pengalaman
belajar yang berhubungan dengannya serta pemuasan
berbagai kebutuhan sangatperlu bagi urut-urutan perkembangan intelektual, emosional dan sosial yang
normal6. Pola keluarga yang petagonikDalam masa
Kadang-kadang merekamalahan mengajarkan anak itu pola-pola yang tidak sesuai.Akan tetapi pengaruh
cara asuhan anak tergantung pada keadaan sosial secara
keseluruhan dimanahal itu dilakukan. Dan juga, anak-anak bereaksi secara berlainan terhadap cara yang
sama dantidak semua akibat adalah tetapi kerusakan dini
sering diperbaiki sebagian oleh pengalaman dikemudian hari. Akan tetapi beberapa jenis hubungan
orangtua-anak sering terdapat dalam latarbelakang anak-anak
yangsalah, persaingan antar saudara yang tidak sehat, contoh orangtua yang salah, ketidak-
sesuaikanperkawinan dan rumah tangganya yang berantakan, tuntutan
yang bertentanganTabel Beberapa sikap orangtua yang kurang bijaksana dan pengaruhnya terhadap
anak.
SIKAP ORANGTUA PENGARUH TERHADAP PERKEMBANGANKEPRIBADIAN ANAK DAN SIFAT ATAU SIKAP
YANGMUNGKIN TIMBUL.1.
Ingin menarikperhatian kepada dirinya sendiri. Kurang rasa bertanggungjawab. Cenderung menolak
peraturan dan minta dikecualikan.2. Melindungi anak
gelisah dan diasingkan. Bersikap melawan orang tuadan mencari bantuan kepada orang lain. Tidak
mampu memberidan menerima kasih-sayang.4. Menentukan
normanormaetika dan moralyang terlalu tinggiMenilai dirinya dan hal lain juga dengan norma yang
terlalukeras dan tinggi. Sering kaku dan keras dalam
yang terlalu keras Menilai dan menuntut dari pada dirinya juga secara terlalukeras. Agar dapat
meneruskan dan menyelesaikan sesuatuusaha dengan baik,
diperlukannya sikap menghargai yangtinggi dari luar.6. Disiplin yang tak teraturatau yang
bertentanganSikap anak terhadap nilai dan normapun tak teratur.Kurangtetap dalam menghadapi
berbagai persoalan didorong kesanakemari antara berbagai nilai yang bertentangan.Perlu diingat bahwa
hubungan orangtua-anak
selalu merupakan suatu interaksi (salingmempengaruhi), bukanlah hanya pengaruh satu arah dari
orangtua ke anak7. Masa remajaMasa remaja dikenal sebagai
masa gawat dalam perkembangan kepribadian, sebagai masa “badaidan stres”. Dalam
masa ini inidvidu dihadpai dengan pertumbuhan yang cepat,
perubahanperubahanbadaniah dan pematangan sexual. Pada waktu yang sama status sosialnya
jugamengalami perubahan, bila dahulu ia sangat tergantung kepada
orangtuanya atau orang lain,sekarang ia harus belajar berdiri sendiri dan bertanggung jawab yang
membawa dengan sendirinyamasalah pernikahan, pekerjaan dan
status sosial umum. Kebebasan yang lebih besar membawatanggung jawab yang lebih besar
pula.Perubahan-perubahan ini mengakibatkan bawha ia harus
mengubah konsep tentang diri sendiri.Tidak jarang terjadi “krisis identitas” (Erikson,
1950). Ia hasu memantapkan dirinya sebagaiseorang individu
dengan peganganhidup yang kuat, maka ia akan mengalami “difusi identitas”, yaitu ia
bingung tentang “apakahsbenarnya ia ini” dan
yang berarti bagi mereka. Hal “badai dan stres” bagi kaumremaja ini sebagian besar
berakar pada struktur sosial suatu masyarakat. Ada masyarakat
yangmembantu para remaja ini dengan adat-istiadatnya sehingga masa remaja dilalui tanpa
gangguanemosional yang berarti.Kebanyakan kebutuhan kita hanya
dapat diperoleh melalui hubungan dengan orang-orang lain.Jadi cara kita berhubungan dengan orang
lain sangat mempengaruhi kepuasan hidup kita.Kegagalan
untuk mengadakan hubungan antar manusia yang baik mungkin berasal dari danmengakibatkan juga
kekurang partisipasi dalam kelompok dan kekurangan
perkumpulan-perkumpulan rahasia para remaja).Secara garis besar dapat dikatakan bahwa kemampuan
utama dalam hidup dan dalammenyesuaikan dirimemerlukan “penerapan” tentang
beberapa masalah utama dalam hidup, sepertipernikahan, ke-orangtua-an, pekerjaan dan hari tua. Di
samping
kemampuan umum ini dalambidang badaniah, emosional, sosial dan intelektual, kita memerlukan
persiapan bagi masalah.Masalah khas yang mungkin sekali akan
dihadapi dalam berbagai masa hidup kita.8. Faktor sosiologik dalam perkembangan yang salahAlfin
Toffler mengemukakan bahwa yang paling berbahaya di
kekacuan mental lebih besar. Karena hal ini lebih besar kemungkiannyadalam masa depan, maka
dinamakannya “shok masa depan” (“future
kebudayaan ini yang serba baru dan asing baginya.Hal ini dinamakan “shock kebudayaan”
(“culture shock”).Seperti seorang inidvidu,
suatu masyarakat secara keseluruhan dapat juga berkembang ke arahyang tidak baik. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh lingkungan fisik (umpamanya daerah yang
dahulusubur berubah menjadi tandus) ataupun oleh keadaan sosial masyarakat itu sendiri
(umpanyanegara dengan pimpinan diktatorial, diskriminasi rasial.religius
yang hebat, ketidak-adilan sosial,dan sebagainya). Hal-hal ini merendahkan daya tahan frustasi seluruh
masyarakat (kelompok) danmenciptakan suasana sosial
yang tidak baik sehingga para anggotanya secara perorangan dapatmenjurus ke gangguan mental.
Faktor-faktor sosiokultural membentuk, baik macam sikap
individudan jenis reaksi yang dikembangkannya, maupun jenis stres yang dihadapinya.9.
Genetika :Menurut Cloninger, 1989 gangguan jiwa; terutama gangguan
persepsi sensori dan gangguanpsikotik lainnya erat sekali penyebabnya dengan faktor genetik termasuk
di dalamnya saudarakembar, atau anak hasil adopsi.
Individu yang memiliki anggota keluarga yang mengalamigangguan jiwa memiliki kecenderungan lebih
tinggi dibanding dengan orang yang tidak memilikifaktor
herediter.Individu yang memiliki hubungan sebagai ayah, ibu, saudara atau anak dari klien
yangmengalami gangguan jiwa memiliki kecenderungan 10 %,sedangkan keponakan atau
cucukejadiannya 2-4 %. Individu yang memiliki hubungan sebagai kembar identik dengan klien
yangmengalami gangguan jiwa
yangdiwariskan sesuai dengan pengalaman yang dimiliki oleh anggota keluarga klien yang
mengalamigangguan jiwa.10. NeurobiologicalMenurut Konsep
specific locations can cause orcontribute to psychiatric disorders. For example, a communication
problem in one small part ofthe brain can cause widespread
dysfunction. It is also known that the following network of nucleithat control cognitive, behavioral, and
emotional functioning ae particularly implicated
inpsychiatric disorders :- The cerebral cortex, which is critical in decision making and higher-order
thinking, such asabstract reasoning.- The limbic system, which
is involved in regulating emotional behavior, memory, and learning.- The basal ganglia, some of which
coordinate movement- The hypothalamus, which regulates
hormones through out the body and behaviors such aseating, drinking, and sex.- The locus ceruleus,
which manufactures neurons, which regulate sleep and are
involved withbehavior and mood.- The substantia nigra, dopamine-producing cells involved in the
control of complex movement,thinking, and emotional
responses.Klien yang mengalami gangguan jiwa memiliki ciri-ciri biologis yang khas terutama
padasusunan dan struktur syaraf pusat, biasanya klien mengalami
pembesaran ventrikel ke III sebelahkirinya. Ciri lainnya terutama adalah pada klien yang mengalami
Schizofrenia memiliki lobusfrontalis yang lebih kecil dari
rata-rata orang yang normal (Andreasen, 1991).Menurut Candel, Pada klien yang mengalami gangguan
jiwa dengan gejala takut sertaparanoid (curiga) memiliki
lesi pada daerah Amigdala sedangkan pada klien Schizofrenia yangmemiliki lesi pada area
Wernick’s dan area Brocha biasanya disertai dengan Aphasia
sertadisorganisasi dalam proses berbicara (Word salad).Adanya Hiperaktivitas Dopamin pada klien
dengan gangguan jiwa seringkali menimbulkangejala-gejala
Memoryreiforcement, Siklus tidur dan bangun, kecemasan, pengaturan aliran darah dan
metabolisme.Neurotransmitter lain berfungsi sebagai penghambat aktivasidopamin pada proses
pergerakanyaitu GABA.(Gamma Amino Butiric Acid).Menurut Singgih gangguan mental dan emosi juga
bisa disebabkan oleh
sebagai otak yang rudimenter(Rudimentary Brain). Contoh gangguan tersebut terlihat pada
Microcephaly yang ditandai olehkecilnya tempurung otak.Adanya
trauma pada waktu kelahiran, tumor, Infeksi otak seperti Enchepahlitis Letargica,gangguan kelenjar
endokrin seperti thyroid, keracunan CO (carbon
have been implicated in schizophrenia, but research todate points most strongly the following :- AN
excess of the neurotransmitter dopamine.- An imbalance
between dopamine and other neurotransmitters, particularly serotonin.- Problems in the dopamine
receptor systems several research strategies support the role
ofdopamine in schizophrenia. For instance, drugs that increase levels of dopamine in the braincan
produce psychosis. Drugs that reduce dopamine function have
antipsychotic effects aswell. This is seen in the antipsychotic drugs that reduce the number of
postsynaptic receptorsthat interact with dopamine.Birth Events. Many
attempts have been made to study the influences of maternal nutrition,infection, placental insufficiency,
anoxia, hemorrhage, and trauma before at birth as
gejalagejalagangguan jiwa, misalnya:- Kerusakan pada lobus frontalis: menyebabkan kesulitan dalam
proses pemecahan masalah danperilaku yang mengarah pada
tujuan, berfikir abstrak, perhatian dengan manifestasi gangguanpsikomotorik.- Kerusakan pada Basal
Gangglia dapat menyebabkan distonia dan tremor- Gangguan
pada lobus temporal limbic akan meningkatkan kewaspadaan, distractibility, gangguanmemori (Short
time).13. Stress :Stress psikososial dan stress perkembangan
yang terjadi secara terus menerus dengan koping yangtidak efektif akan mendukung timbulnya gejala
psikotik dengan manifestasi; kemiskinan,kebodohan,
pengangguran, isolasi sosial, dan perasaan kehilangan.Menurut Singgih (1989:184), beberapa penyebab
gangguan mental dapat ditimbulkan sebagaiberikut :a.
Prasangka orang tua yang menetap, penolakan atau shock yang dialami pada masa anak.b. Ketidak
sanggupan memuasakan keinginan dasar dalam pengertiankelakuan yang dapatditerima umum.c.
Kelelahan yang luar biasa, kecemasan, anxietas, kejemuand. Masa-masa perubahan fisiologis yang hebat
: Pubertas dan
menopausee. Tekanan-tekanan yang timbul karena keadaan ekonomi, politik dan sosial yang
tergangguf. Keadaan iklim yang mempengaruhi Exhaustion dan
Toxemag. Penyakit kronis misalnya; shifilis, AIDSh. Trauma kepala dan vertebrai. Kontaminasi zat toksikj.
Shock emosional yang hebat : ketakutan, kematian
tiba-tiba orang yang dicintai.14. Penyalah gunaan obat-obatan :Koping yang maladaptif yang digunakan
individu untuk menghadapi strsessor melalui
motorik dsb.15. Psikodinamik :Menurut Sigmund Freud adanya gangguan tugas pekembangan pada
masa anak terutama dalamhal berhubungan dengan orang lain
sering menyebabkan frustasi, konflik, dan perasaan takut,respon orang tua yang maladaptif pada anak
akan meningkatkan stress, sedangkan frustasi danrasa tidak
percaya yang berlangsung terus-menerus dapat menyebabkan regresi dan withdral.Disamping hal
tersebut di atas banyak faktor yang mendukung timbulnya
gangguan jiwa yangmerupakan perpaduan dari beberapa aspek yang saling mendukung yang meliputi
Biologis,psikologis, sosial, lingkungan (environmental).
Tidak seperti pada penyakit jasmaniah, sebabsebabgangguan jiwa adalah kompleks. Pada seseorang
dapat terjadi penyebab satu atau beberapafaktor dan biasanya
jarang berdiri sendiri. Mengetahui sebab-sebab gangguan jiwa penting untukmencegah dan
mengobatinya.Umumnya sebab-sebab gangguan jiwa dibedakan atas :a.
dan mana yang bukan perlu diketahui dua istilah :sebab yang memberikan predisposisi adalah faktor
yang menyebabkan seseorang menjadi rentan/peka terhadap
suatu gangguan jiwa (genetik, fisik atau latar belakang keluarga/ sosial. Sebab yangmenimbulkan
langsung atau pencetus adalah faktor traumatis langsung
menyebabkan gangguanjiwa (kehilangan harta pekerjaan/ kematian, cendera berat, perceraian dan lain-
lain.16. Sebab Biologika. KeturunanPeran yang pasti
sebagai penyebab belum jelas, mungkin terbatas dalam mengakibatkan kepekaanuntuk mengalami
gangguan jiwa tapi hal tersebut sangat ditunjang dengan faktor
yang terlalu peka/ sensitif biasanya mempunyai masalah kejiwaan dan ketegangan yangmemiliki
kecenderungan mengalami gangguan jiwa.d. Penyakit dan cedera
tubuh tertentu dapatmenyebabkan rasa rendah diri.d. Irama sirkardian tubuhCircadian Rhythms : The
recognition that human activities and behaviors such as
sleeping, eating,body temperature, menses, and mood are cyclical and tend to be correlated with
certain externalenvironmental stimuli is not new. Recently,
biological research has hypothesized that these bodyrhythms are governed by internal circadian
pacemakers located in specific areas of the brain andthat they ae
sikap,kebiasaan dan sifatnya dikemudian hari. Hidup seorang manusia dapat dibagi atas 7 masa danpada
keadaan tertentu dapat mendukung terjadinya gangguan
jiwa.a. Masa bayiYang dimaksud masa bayi adalah menjelang usia 2 th – 3 th. , dasar
perkembangan yang dibentukpada masa tersebut adalah sosialisasi dan
pada masa ini timbul dua masalah yang penting yaitu :- Cara mengasuh bayiCinta dan kasih sayang ibu
akan memberikan rasa hangat/ aman bagi bayi dan
dikemudian harimenyebabkan kepribadian yang hangat, terbuka dan bersahabat. Sebaliknya, sikap ibu
yang dinginacuh tak acuh bahkan menolak dikemudian hari
akan berkembang kepribadian yang bersifatmenolak dan menentang terhadap lingkungan.- Cara
memberi makanSebaiknya dilakukan dengan tenang, hangat yang
akan memberi rasa aman dan dilindungi,sebaliknya, pemberian yang kaku, keras dan tergesa-gesa akan
menimbulkan rasa cemas dantekanan.b. Masa anak pra
sekolah (antara 2 sampai 7 tahun)Pada usia ini sosialisasi mulai dijalankan dan telah tumbuh disiplin dan
otoritas.Hal-hal yang penting pada saat ini adalah :-
Hubungan orang tua – anakPenolakan orang tua pada masa ini, yang mendalam atau ringan, akan
menimbulkan rasa tidakaman dan ia akan
mengembangkan cara penyesuaian yang salah, dia mungkin menurut, menarikdiri atau malah
menentang dan memberontak.- Perlindungan yang
kehancuran rumah tanggaAnak tidak mendapat kasih sayang. Tidak dapat menghayati disiplin tak ada
panutan, pertengkarandan keributan membingungkan dan
menimbulkan rasa cemas serta rasa tidak aman. hal-hal inimerupakan dasar yang kuat untuk timbulnya
tuntutan tingkah laku dan gangguan kepribadian padaanak
dikemudian hari.- Otoritas dan DisiplinDisiplin diberikan sesuai dengan kemampuan dan tingkat
kematangan anak, diberikan dengan carayang baik, tegas dan
konsisten, sehingga anak menerima sebagai hal yang wajar. Disiplin yangdiluar kemampuan sianak,
dipaksakan, dengan cara yang keras dan kaku, menyebabkan
anak akanmelawan memberontak atau menuntut berlebihan. Sebaliknya disiplin yang tidak tegas
secaramental, latihan yang keras, akan menyebabkan rasa cemas,
rasa tidak aman dan kemudian harimungkin menjadi nakal, keras kepala dan selalu ingin kesempurnaan
(perfeksionis).- Perkembangan seksualPendekatan yang
sehat, kesediaan untuk memberi jawaban secara jelas, terus terang, wajar danobjektif terhadap masalah
seksual pada anak akan mengembangkan sikap yang positif.
Reaksiorang tua yang menyebabkan anak menganggap sek adalah tabu, menjijikan, memalukan
dansebagainya akan merupakan awal kesulitan seksual dikemudian
hari.- Agresi dan cara permusuhanMerupakan hal yang wajar seorang anak akan mengembangkan pola-
pola yang berguna.Pengawasan yang berlebihan,
menyebabkan anak akan mengekang, sehingga timbul tingkah lakuyang mengganggu. Agresi dan
permusuhan yang diterima anak akan menyebabkan sikap
defensdan mau menag sendiri. Sedangkan sikap yang longgar akan menyebabkan anak menjadi
nakaldan terbiasa dengan perbuatan-perbuatan yang mengganggu
ketertiban.- Hubungan kakak-adikPersaingan yang sehat antara adik – kakak merupakan hal yang
wajar dan menjadi dasar untuktumbuh dan berkembang
secara baik. Persaingan yang tidak sehat dan berlebihan (pilih kasih,menghukun tanpa meneliti,
prasangka, kompensasi berlebihan dan sebagainya) akan
merupakandasar terbentuknya sifat –sifat yang merugikan. orang tua harus besikap dan menjadi
penengahbagi anak-abaknya. Jangan menjadi pendorong
timbulnya persaingan tidak sehat ini.- Kekecewaan dan pengalaman yang menyakitkan.Kematian,
kecelakaan, sakit berat, penceraian, perpindahan yang mendadak,
sekolahMasa ini ditandai oleh pertumbuhan jasmaniah dan intelektual yang pesat. Pada masa ini,
anakmulai memperluas lingkungan pergaulannya. Keluar dari
negatif.- Penyesuaian diri di sekolah dan sosialisasiSekolah adalah tempat yang baik untuk seorang anak
mengembangkan kemampuan bergaul danmemperluas
pada masa ini terjadi perubahan-perubahan yang penting yaitu timbulnya tandatandasekunder (ciri-ciri
diri kewanitaan atau kelaki-lakian)Sedang secara kejiwaan,
pada masa ini terjadi pergolakan pergolakan yang hebat. pada masa ini,seorang remaja mulai dewasa
mencoba kemampuannya, disuatu fihak ia merasa sudah
dewasa(hak-hak seperti orang dewasa), sedang dilain fihak belum sanggup dan belum ingin
menerimatanggung jawab atas semua perbuatannya.Egosentrik bersifat
menetang terhadap otoritas, senang berkelompok, idealis adalah sifat-sifatyang sering terlihat. Suatu
lingkungan yang baik dan penuh pengertian akan sangat
membantuproses kematangan kepribadian di usia remaja.e. Masa Dewasa mudaSeorang yang melalui
masa-masa sebelumnya dengan aman dan bahagia akan
cukup memilikikesanggupan dan kepercayaan diri dan umumnya ia akan berhasil mengatasi kesulitan-
kesulitanpada masa ini. Sebaliknya yang mengalami banyak
gangguan pada masa sebelumnya, bilamengalami masalah pada masa ini mungkin akan mengalami
gangguan-gangguan jiwa. Masalahmasalahyang penting pada
masa ini adalah :- Hubungan dengan lawan jenisMasa ini dimulai dari masa pacaran, menikah dan
menjadi orang tua beberapa faktor yangmungkin menyulitkan
suatu perkawinan : Perasaan takut dan bersalah mengenai perkawinan dan kehamilan Perasaan takut
untuk berperan sebagai orang tua ketidak sanggupan
mempunyaai anak Perbedaan harapan akan berperan masing-masing (tak ada penyesuaian baru dalam
tingkahlaku / berpikir) masalah-masalah
Gangguan berupa rasa malas, sering bolos, timbul bermacamkeluhan jasmani (sering sakit) sering
mengalami kecelakaan dalam pekerjaan dan
terlihatketegangan-ketegangan dalam keluarga karena jadi pemarah dan mudah tersinggung.f. Masa
dewasa tuaSebagai patokan masa ini dicapai kalau status
pekerjaan dan sosial seseorang sudah mantap.Masalah-masalah yang mungkin timbul :- Menurunnya
keadaan jasmaniah- Perubahan susunan keluarga (berumah
tangga, bekerjan) maka orang tua sering kesepian- Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan
yang baru dalam bidang pekerjaan atauperbaikan kesalahan
yang lalu.- Penurunan fungsi seksual dan reproduksi,Sebagian orang berpendapat perubahan ini sebagai
masalah ringan seperti rendah diri. pesimis.Keluhan
psikomatik sampai berat seperti murung, kesedihan yang mendalam disertaikegelisahan hebat dan
mungkin usaha bunuh diri.g. Masa TuaAda dua hal yang penting
yang perlu diperhatikan pada masa iniBerkurangnya daya tanggap, daya ingat, berkurangnya daya
belajar, kemampuan jasmaniah dankemampuan sosial ekonomi
menimbulkan rasa cemas dan rasa tidak aman serta seringmengakibatkan kesalah pahaman orang tua
terhadap orang dilingkungannya.Perasaan terasingkarena
kehilangan teman sebaya keterbatasan gerak dapat menimbulkan kesulitan emosional yangcukup
hebat.18. Sebab sosio kulturalKebudayaan secara teknis adalah
ide atau tingkah laku yang dapat dilihat maupun yang tidakterlihat. Faktor budaya bukan merupakan
penyebab langsung menimbulkan gangguan jiwa,biasanya
membesarkan anak yang kaku dan otoriter , hubungan orang tua anak menjadi kaku dantidak hangat.
Anak-anak setelah dewasa mungkin bersifat sangat agresif
atau pendiam dan tidaksuka bergaul atau justru menjadi penurut yang berlebihan.- Sistem
NilaiPerbedaan sistem nilai moral dan etika antara kebudayaan yang satu
dengan yang lain, antara masalalu dengan sekarang sering menimbulkan masalah-masalah kejiwaan.
Begitu pula perbedaanmoral yang diajarkan dirumah / sekolah
teknologiDalam masyarakat modern kebutuhan makin meningkat dan persaingan makin meningkat
danmakin ketat untuk meningkatkan ekonomi hasil-hasil
teknologi modern. Memacu orang untukbekerja lebih keras agar dapat memilikinya.Jumlah orang yang
ingin bekerja lebih besar dari kebutuhan sehingga
istirahat dan berkumpul dengan keluarga sangat terbatasdan sebagainya merupakan sebagian
mengakibatkan perkembangan kepribadian yang
dan pergaulan). Hal ini cukup mengganggu.Masalah golongan minoritasTekanan-tekanan perasaan yang
dialami golongan ini dari lingkungan dapat mengakibatkan
rasapemberontakan yang selanjutnya akan tampil dalam bentuk sikap acuh atau melakukan
tindakantindakanakan yang merugikan orang banyak.B. PROSES
PERJALANAN PENYAKIT ;Gejala mulai timbul biasanya pada masa remaja atau dewasa awal sampai
dengan umurpertengahan dengan melalui beberapa fase
antara lain :1. Fase Prodomal- Berlangsung antara 6 bula sampai 1 tahun- Gangguan dapat berupa Self
care, gangguan dalam akademik, gangguan dalam
pekerjaan,gangguan fungsi sosial, gangguan pikiran dan persepsi.2. Fase Aktif- Berlangsung kurang lebih
1 bulan- Gangguan dapat berupa gejala psikotik;
Halusinasi, delusi, disorganisasi proses berfikir,gangguan bicara, gangguan perilaku, disertai kelainan
neurokimiawi3. Fase Residual- Kien mengalami minimal 2
gejala; gangguan afek dan gangguan peran, serangan biasanyaberulang.C. TAHAPAN HALUSINASI DAN
DELUSI YANG BIASA MENYERTAI
GANGGUANJIWAMenurut Janice Clack,1962 klien yang mengalami gangguan jiwa sebagian besar
disertaiHalusinasi dan Delusi yang meliputi beberapa tahapan
antara lain :1. Tahap Comforting :Timbul kecemasan ringan disertai gejala kesepian, perasaan berdosa,
klien biasanyamengkompensasikan stressornya dengan
coping imajinasi sehingga merasa senang dan terhindardari ancaman.2. Tahap Condeming :Timbul
kecemasan moderate , cemas biasanya makin meninggiselanjutnya klien merasamendengarkan sesuatu,
klien merasa takut apabila orang lain ikut mendengarkan apa-apa yang iarasakan sehingga timbul
perilaku menarik
diri (With drawl)3. Tahap Controling :Timbul kecemasan berat, klien berusaha memerangi suara yang
timbul tetapi suara tersebut terusmenerusmengikuti,
sehingga menyebabkan klien susah berhubungan dengan orang lain. Apabilasuara tersebut hilang klien
merasa sangat kesepian/sedih.4. Tahap Conquering :Klien
merasa panik , suara atau ide yang datang mengancam apabila tidak diikuti perilaku kliendapat bersipat
merusak atau dapat timbul perilaku suicide.D.
menyebutkan bahwa perubahan-perubahan pada neurotransmiter dan resptor disel-sel saraf otak
(neuron) dan interaksi zat neurokimia dopamin dan serotonin,
ternyatamempengaruhi alam pikir, perasaan, dan perilaku yang menjelma dalam bentuk gejala-gejala
positifdan negatif skizofrenia.Selain perubahan-perubahan
yang sifatnya neurokimiawi di atas, dalam penelitian denganmenggunakan CT Scan otak, ternyata
ditemukan pula perubahan pada anatomi otak pasien,
terutamapada penderita kronis. Perubahannya ada pada pelebaran lateral ventrikel, atrofi korteks
bagian depan,dan atrofi otak kecil (cerebellum).REFERENSIBudi
Ana Keliat, Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa, Buku Kedokteran,1992Antai
Otong Deborah (1995). Psychiatric Nursing. Philadelphia :
W.B. CompanyGestrude K. Mc. Farland (1991). Psychiatric Mental Health Nursing. Philadelphia : J. B.
Lippincot CompanyW.E., Maramis, Ilmu Kedokteran Jiwa,
Airlangga Press, Surabaya, 1990John Santrock, Psychology The Sciences of Mind and behavior,
University of dallas, Brown Publiser , 1999Hunsberg and
Abderson (1989). Psychiatric Mental Health Nursing, Philadelphia : W.B. Saunders Company.Clinton and
Nelson, Mental Health Nursing Practice, Prentice hall
Australia, Pty Ltd. 1996Stuart Sundeen, Pocket Guide to Psychiatric Nursing, Mosby year 1995Stuart
Sundeen, Psychiatric Nursing, Mosby year, 1995Antai otong
: SAGE PublicationMaccoby, E, 1980, Social Development, Psychological Growth and the Parent Child
Relationship, HarcourtJovanovich, NewyorkStuart GW
Sundeen, 1995, Principle and practice of Psychiatric Nursing, Mosby Year Book, St. Louis, ,Hurlock, 1999,
Psikologi Perkembangan, Erlangga, JakartaOleh :Iyusyosep, SKp., MSiMengetahuiKepala Bagian
Keperawatan JiwaSuryani, SKp., MHSc.DISAMPAIKAN PADA :PENYULUHAN KESEHATAN JIWA DAN
BAHAYA NAPZADI DESA LEGOK KIDUL KECAMATAN PASEHKABUPATEN SUMEDANG20 JANUARI 2008
GANGGUAN PSIKOTIK DAN SKIZOFRENIA
oleh :
Saifuddin Zuhri
Rizqon Karimah
Aminah Permata
Fitriyana Fauziah
Wardah Firdausi
BAB I
KAJIAN TEORI
Manusia sebagai makhluk yang memiliki banyak keterbatasan kerapkali mengalami perasaan takut, cemas,
sedih, bimbang, dan sebagainya. Dalam psikologi, gangguan atau penyakit kejiwaan akrab diistilahkan
psikopatologi. Ada dua macam psikopatologi yakni neurosis dan psikosis. Sementara dr. H. Tarmidzi membagi
psikopatologi menjadi enam macam, selain dua yang telah tersebut, ia mengemukakan yang lainnya yaitu
psikosomatik, kelainan kepribadian, deviasi seksual, dan retardasi mental.
Psikosis adalah penyakit kejiwaan yang parah, karena di tingkatan ini penderita tidak lagi sadar akan dirinya.
Pada penderita psikosis umumnya ditemukan ciri-ciri sebagai berikut:
• Mengalami disorganisasi proses pikiran
• Gangguan emosional
• Disorientasi waktu, ruang, dan person
• Terkadang disertai juga dengan halusinasi dan delusi
Psikosis bisa muncul dalam beberapa bentuk, diantaranya:
a) Schizophrenia, penyakit jiwa yang ditandai dengan kemunduran atau kemurungan kepribadian
b) Paranoia, gila kebesaran atau merasa lebih dari segalanya
c) Maniac depressive psychosis, perasaan benar atau gembira yang mendadak bisa berubah sebaliknya menjadi
serba salah atau sedih
Skizofrenia merupakan sekelompok gangguan psikotik, dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi khas
pada proses pikir. Kadang-kadang berasa bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar. Penyakit
ini timbul akibat ketidakseimbangan pada salah satu sel kimia dalam otak. Skizofrenia adalah gangguan jiwa
psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari
hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinan
(persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
Kalau pada remaja, perlu diperhatikan kepribadian pra-sakit yang merupakan faktor predisposisi skizofrenia,
yaitu gangguan kepribadian paranoid atau kecurigaan berlebihan dan biasanya menganggap semua orang
sebagai musuh. Gangguan kepribadian skizoid yaitu emosi dingin, kurang mampu bersikap hangat dan ramah
pada orang lain serta selalu menyendiri. Pada gangguan skizotipal orang memiliki perilaku atau tampilan diri
aneh dan ganjil, afek sempit, percaya hal-hal aneh, pikiran magis yang berpengaruh pada perilakunya, persepsi
pancaindra yang tidak biasa, pikiran obsesif tak terkendali, pikiran yang samar-samar, penuh kiasan, sangat
rinci dan ruwet atau stereotipik yang termanifestasi dalam pembicaraan yang aneh dan inkoheren.
Penderita skizofrenia memerlukan perhatian dan empati, namun keluarga perlu menghindari reaksi yang
berlebihan seperti sikap terlalu mengkritik, terlalu memanjakan dan terlalu mengontrol yang justru bisa
menyulitkan penyembuhan. Kesabaran dan perhatian yang tepat sangat diperlukan oleh penderita skizofrenia.
Keluarga perlu mendukung serta memotivasi penderita untuk sembuh.
Simptom-simptom skizofrenia, antara lain:
1. Gangguan isi pikiran, delusi: kepercayaan yang salah macamnya:
• Delusi referensi: kepercayaan bahwa tingkah laku orang lain atau obyek tertentu atau kejadian tertentu
diacukan kepada dirinya.
• Delusi persekusi : kepercayaan bahwa ada orang atau orang-orang akan mencelakan dirinya, keluarganya
atau kelompoknya.
• Delusi grandeur : merasa dirinya penting.
• Delusi kemiskinan : merasa tidak mempunyai hal yang berharga.
• Delusi menyalahkan diri.
• Delusi control : merasa dirinya dikontrol oleh orang lain.
• Delusi nihilisme : merasa dirinya, orang lain mupun dunia tidak ada.
• Delusi ketidak setiaan : kepercayaan yang salah bahwa orang yang dicintai tidak setia.
• Delusi lain bahwa pikiran dapat disiarkan, diubah atau ditarik dari pikiran oleh orang atau kekuatan luar.
• Delusi somatic : kepercayaan yang keliru mengenai kerja badan, percaya otaknya dimakan semut.
2. Gangguan gaya berfikir, berbahasa dan komunikasi :
• Proses kognitif tidak teratur dan tidak fungsional, sehingga tidak ada hubungan dan tidak logis.
• Pengekspresian ide, piker dan bahasa begitu terganggu hingga tidak dapat dimengerti.
• Gangguan kognitif :
Inkoherensi : bicara ngawur
Tidak ada asosiasi
Neologisme : membuat kata-kata baru atau pengrusakan kata-kata yang ada.
Bloking : tidak dapat melanjutkan pembicaraan (beberapa detik – beberapa menit)
Isi pembicaran yang sangat kurang.
Apa yang dikatakan atau yang ditulis tidak berarti.
Kadang mereka seperti bisu sampai berhari-hari.
3. Gangguan persepsi : halusinasi.
• Halusinasi : persepsi palsu yang mencakup kelima pancaindera.
• Bagi orangnya nampak nyata, terjadi secara spontan.
4. Gangguan afek. (afek : keadaan emosi)
• Keadaan emosi yang berlawanan dengan rangsangnya.
5. Gangguan psikomotor
• Tingkah laku aneh
• Menunjukkan gangguan katatonik berupa :
Stupor katatonik : keadaan tidak respponsif terhadap rangsang luar.
Kekakuan katatonik : sikap badan yang kaku dan menolak usaha untuk dipindahkan.
Excitement yang katatonik : gerakan badan yang tidak ada tujuannya dan diulang-ulang.
BAB II
KASUS
BAB III
ANALISA KASUS
Psikotik adalah gangguan jiwa yang dapat diturunkan. Menurut statistik yang dibuat oleh Kalman, jika salah
seorang orang tua menderita psikotik (misal skizofrenia), kemungkinan anak-anaknya menderita psikotik
adalah sebesar 12%. Anak-anak lain yang tidak menderita psikotik tetap mengandung bibit penyakit tersebut
dan mempunyai risiko untuk mengalami gangguan yang lebih besar. Bibit itu akan diturunkan pada generasi
berikutnya. Inilah yang dialami Sadid. Selain itu, timbulnya penyakit ini dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan.
Gejala-gejala psikotik yang ditemukan pada Sadid antara lain adanya bicara kacau yang dapat berupa gangguan
asosiasi, merasa curiga ada yang mengejar dan akan membunuhnya (waham) dan adanya penarikan diri dari
lingkungan sosial (social withdrawl).
Adanya waham kejar ini memungkinkan seorang penderita dapat melakukan tindakan membahayakan, bagi
dirinya sendiri seperti terjun ke dalam sumur atau membahayakan orang lain yaitu menyerang orang lain.
Meskipun Sadid mengalami penurunan kesadaran dan gangguan jiwa berat (psikotik), namun masih mampu
salat dan membaca Alquran. Hal ini menjadi bukti bahwa gangguan jiwa berat atau psikotik tidak
mempengaruhi kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya. Namun demikian, pasien tidak mampu
menggunakan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya untuk sesuatu yang berguna. Penurunan
kesadaran yang dialami oleh Sadid besar kemungkinan adalah suatu serangan yang dahulu dikenal sebagai
epilepsi atau yang oleh masyarakat awam disebut sakalor atau ayan.
Epilepsi ada yang disertai dengan gejala kejang-kejang, mula-mula berteriak lalu pingsan seluruh badan dan
keluar ludah berbusa. Kadang-kadang berdarah karena lidah tergigit. Sesudah kira-kira satu menit penderita
bernapas kembali dan sadar. Epilepsi tipe lain gejalanya berupa serangan penurunan kesadaran dalam
beberapa detik. Kadang ia bergumam, masih mendengar apa yang dibicarakan tetapi tidak dapat menjawab.
Setelah beberapa detik, ia sadar kembali melanjutkan pekerjaan.
Epilepsi tipe psikomotor atau epilepsi lobus temporalis kadang-kadang langsung, tidak didahului oleh serangan
kejang-kejang atau penurunan kesadaran. Gejala-gejala gangguan psikiatrik menonjol, sehingga sering kali
sulit dibedakan dengan gangguan psikotik yang fungsional.
Semasa kecil Sadid adalah anak nakal. Pada epilepsi sering dijumpai apa yang disebut psikopatisasi, terutama
bila gangguan telah dijumpai dalam waktu yang lama dan frekuensi serangan tinggi.
Dari uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan mungkin Sadid adalah seorang penderita eplepsi
psikomotor dengan disertai gejala-gejala psikotik. Gangguan ini telah dideritanya sejak kecil, sering mengalami
brown out (lebih ringan dari black out) dan sering pula mengalami "keadaan mimpi" atau "kedaaan dini".
Dalam keadaan mimpi, pasien dapat melakukan tindakan yang merusak atau gejala-gejala aneh lainnya.
Sesudah melakukan perbuatan, pasien mengalami "amnesia sempurna".
Gejala-gejala yang dialami Sadid dapat dikategorikan dalam psikotik. Psikotik dapat muncul dalam beberapa
bentuk, yaitu:
1. Skizofrenia adalah penyakit jiwa yang ditandai kemunduran atau kemurungan kepribadian. Berdasarkan fase
Sadid telah berada pada fase aktif. Karena individu mengalami simtom psikotik, halusinasi, delusi, bicara dan
tingkah laku tidak teratur serta tanda-tanda penarikan diri.
2. Paranoid adalah gila kebesaran atau merasa lebih dari segalanya. Individu yang mempunyai kepribadian
paranoid kemungkinan terdapat waham, namun gejala itu hanya sekilas.
3. Maniac depressive psychosis adalah kondisi inidividu di mana perasaan gembira yang mendadak bisa
berubah sebaliknya.
Upaya yang perlu dilakukan adalah segera membawa Sadid ke fasilitas psikiatri untuk menentukan diagnosis
kemungkinan dan pengobatan yang adekuat. Perawatan yang intensif (rawat inap), tampaknya diperlukan bagi
Sadid. Berbagai pemeriksaan akan dilakukan sesuai indikasi, misalnya pemeriksaan Electro Enceplalografi dan
CT Scan, atau bahkan bila diperlukann MRI (Magnetic Resonance Imaging). Dokter yang memeriksa akan
menentukan apakah gejala-gejala psikotik yang ditampilkan merupakan bagian dari epilepsinya atau
merupakan gangguan yang terpisah.
BAB III
KESIMPULAN
Psikosis adalah penyakit kejiwaan yang parah, karena di tingkatan ini penderita tidak lagi sadar akan dirinya.
Pada penderita psikosis umumnya ditemukan ciri-ciri sebagai berikut:
mengalami disorganisasi proses pikiran
gangguan emosional
disorientasi waktu, ruang, dan person
terkadang disertai juga dengan halusinasi dan delusi
Psikosis bisa muncul dalam beberapa bentuk, diantaranya:
a) Schizophrenia, penyakit jiwa yang ditandai dengan kemunduran atau kemurungan kepribadian
b) Paranoia, gila kebesaran atau merasa lebih dari segalanya
c) Maniac depressive psychosis, perasaan benar atau gembira yang mendadak bisa berubah sebaliknya menjadi
serba salah atau sedih
Skizofrenia merupakan sekelompok gangguan psikotik, dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi khas
pada proses pikir. Penyakit ini timbul akibat ketidakseimbangan pada salah satu sel kimia dalam otak.
Skizofrenia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons
emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan
yang salah) dan halusinan (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
Dari uraian tersebut di atas diketahui bahwa gejala-gejala psikotik yang diderita pada subjek antara lain adanya
bicara kacau yang dapat berupa gangguan asosiasi, merasa curiga ada yang mengejar dan akan membunuhnya
(waham) dan adanya penarikan diri dari lingkungan sosial (social withdrawl). Sehingga dapat disimpulkan
subjek adalah seorang penderita eplepsi psikomotor dengan disertai gejala-gejala psikotik. Gangguan ini telah
dideritanya sejak kecil, sering mengalami brown out (lebih ringan dari black out) dan sering pula mengalami
"keadaan mimpi" atau "kedaaan dini". Dalam keadaan mimpi, pasien dapat melakukan tindakan yang merusak
atau gejala-gejala aneh lainnya. Sesudah melakukan perbuatan, pasien mengalami "amnesia sempurna".
DAFTAR PUSTAKA
Arif Setiadi Imam. (2006). Skizofrenia Memahami Dinamika Keluarga Pasien. Bandung: Aditama.
Firdaus Jimmi, Muhammad Syukri, dkk. (2005). SCHIZOPHRENIA, sebuah panduan bagi keluarga
skizofrenia. Yogyakarta: Dozz.
http://www.suaramerdeka.com/harian/0509/05/ragam1.htm
http://chikastuff.wordpress.com/2007/03/26/skizofrenia-penyakit-spliting-personality/
http://klinis.wordpress.com/
Skizofrenia merupakan penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah
satu sel kimia dalam otak. Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau
respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan
yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
Skizofrenia bisa mengenai siapa saja. Data American Psychiatric Association (APA) tahun 1995 menyebutkan 1%
populasi penduduk dunia menderita skizofrenia.
75% penderita skizofrenia mulai mengidapnya pada usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda memang
berisiko tinggi karena tahap kehidupan ini penuh stresor. Kondisi penderita sering terlambat disadari keluarga dan
lingkungannya karena dianggap sebagai bagian dari tahap penyesuaian diri.
Pengenalan dan intervensi dini berupa obat dan psikososial sangat penting karena semakin lama ia tidak diobati,
kemungkinan kambuh semakin sering dan resistensi terhadap upaya terapi semakin kuat. Seseorang yang
mengalami gejala skizofrenia sebaiknya segera dibawa ke psikiater dan psikolog.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Gejala
2 Organisasi Pendukung
3 Rumah Sakit
4 Rujukan
5 Pranala luar
[sunting]Gejala
Indikator premorbid (pra-sakit) pre-skizofrenia antara lain
1. ketidakmampuan seseorang mengekspresikan emosi: wajah dingin, jarang tersenyum, acuh tak acuh.
2. Penyimpangan komunikasi: pasien sulit melakukan pembicaraan terarah, kadang menyimpang (tanjential)
atau berputar-putar (sirkumstantial).
3. Gangguan atensi: penderita tidak mampu memfokuskan, mempertahankan, atau memindahkan atensi.
4. Gangguan perilaku: menjadi pemalu, tertutup, menarik diri secara sosial, tidak bisa menikmati rasa senang,
menantang tanpa alasan jelas, mengganggu dan tak disiplin.
Gejala-gejala skizofrenia pada umumnya bisa dibagi menjadi dua kelas:
1. Gejala-gejala Positif
Termasuk halusinasi, delusi, gangguan pemikiran (kognitif). Gejala-gejala ini disebut positif karena
merupakan manifestasi jelas yang dapat diamati oleh orang lain.
2. Gejala-gejala Negatif
Gejala-gejala yang dimaksud disebut negatif karena merupakan kehilangan dari ciri khas atau fungsi
normal seseorang. Termasuk kurang atau tidak mampu menampakkan/mengekspresikan emosi pada
wajah dan perilaku, kurangnya dorongan untuk beraktivitas, tidak dapat menikmati kegiatan-kegiatan yang
disenangi dan kurangnya kemampuan bicara (alogia).
Meski bayi dan anak-anak kecil dapat menderita skizofrenia atau penyakit psikotik yang lainnya, keberadaan
skizofrenia pada grup ini sangat sulit dibedakan dengan gangguan kejiwaan seperti autisme,
sindrom Asperger atau ADHD atau gangguan perilaku dan gangguan Post Traumatic Stress Dissorder. Oleh sebab
itu diagnosa penyakit psikotik atau skizofrenia pada anak-anak kecil harus dilakukan dengan sangat berhati-hati oleh
psikiater atau psikolog yang bersangkutan.
Pada remaja perlu diperhatikan kepribadian pra-sakit yang merupakan faktor predisposisi skizofrenia, yaitu gangguan
kepribadian paranoid atau kecurigaan berlebihan, menganggap semua orang sebagai musuh. Gangguan
kepribadian skizoid yaitu emosi dingin, kurang mampu bersikap hangat dan ramah pada orang lain serta selalu
menyendiri. Pada gangguanskizotipal orang memiliki perilaku atau tampilan diri aneh dan ganjil, afek sempit, percaya
hal-hal aneh, pikiran magis yang berpengaruh pada perilakunya, persepsi pancaindra yang tidak biasa,
pikiran obsesif tak terkendali, pikiran yang samar-samar, penuh kiasan, sangat rinci dan ruwet atau stereotipik yang
termanifestasi dalam pembicaraan yang aneh dan inkoheren.
Tidak semua orang yang memiliki indikator premorbid pasti berkembang menjadi skizofrenia. Banyak faktor lain yang
berperan untuk munculnya gejala skizofrenia, misalnya stresorlingkungan dan faktor genetik. Sebaliknya, mereka
yang normal bisa saja menderita skizofrenia jika stresor psikososial terlalu berat sehingga tak mampu mengatasi.
Beberapa jenis obat-obatan terlarang seperti ganja, halusinogen atau amfetamin (ekstasi) juga dapat menimbulkan
gejala-gejala psikosis.
Penderita skizofrenia memerlukan perhatian dan empati, namun keluarga perlu menghindari reaksi yang berlebihan
seperti sikap terlalu mengkritik, terlalu memanjakan dan terlalu mengontrol yang justru bisa menyulitkan
penyembuhan. Perawatan terpenting dalam menyembuhkan penderita skizofrenia adalah perawatan obat-
obatan antipsikotik yang dikombinasikan dengan perawatan terapi psikologis.
Kesabaran dan perhatian yang tepat sangat diperlukan oleh penderita skizofrenia. Keluarga perlu mendukung serta
memotivasi penderita untuk sembuh. Kisah John Nash, doktor ilmumatematika dan pemenang
hadiah Nobel 1994 yang mengilhami film A Beautiful Mind, membuktikan bahwa penderita skizofrenia bisa sembuh
dan tetap berprestasi.
[sunting]Organisasi Pendukung
Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia(KPSI) adalah sebuah komunitas pendukung Orang Dengan Skizofrenia
(ODS) dan keluarganya yang memfokuskan diri pada kegiatan mempromosikan kesehatan mental bagi masyarakat
Indonesia pada umumnya. Keberhasilan ODS dalam pemulihan sangat tergantung kepada pemahaman keluarga
tentang skizofrenia.
Komunitas ini juga bertujuan memberikan informasi tentang skizofrenia yang tepat kepada masyarakat guna
memerangi stigma negatif terhadap ODS. Orang Dengan Skizofrenia sama sekali tidak membahayakan, bahkan
mereka sangat membutuhkan dukungan semua orang. Dengan adaptasi yang tepat, mereka juga dapat bekerja
dengan baik seperti orang normal.
Kegiatan penting yang dilakukan komunitas ini adalah menterjemahkan swadaya atas artikel-artikel penting tentang
skizofrenia dan panduan-panduan keluarga. Kegiatan edukasi berupa kopi darat juga dilakukan untuk saling berbagi
pengalaman antar keluarga maupun narasumber. Rencananya KPSI juga akan menerbitkan buku kisah sejati
tentang dukungan keluarga.
[sunting]Rumah Sakit
BALI RS Jiwa Pusat Bangli Alamat : Jl. Kusumayuda Bangli
RS. Jiwa Bina Atma Alamat : Jl. Cokroaminoto Km 5, Denpasar Telp : (0361) 425744 Faksimile : (0361) 427323
Rumah Sakit Jiwa Bandung Alamat : Jl.L.L.R.E Martadinata No. 11, Bandung Telp : (022) 4203651 Fax : (022)
4205447
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. H. B. Saanin Padang Alamat : l. Ulu Gadut Kec. Pauh Padang, Sumatera Barat Telp :
(0751) 72001 Fax : (0751) 71379
Rumah Sakit Grhasia Provinsi DIY, Jl. Kaliurang KM.23 Sleman Yogyakarta
[sunting]Rujukan
Lokasi Rehabilitasi Panti Sosial Bina Laras "Dharma Guna" Bengkulu Jl. Raden Fatah No. 45 RT. 02/04 Kelurahan
Sumur Dewa Kecamatan Selebar Kota Bengkulu dengan jangkauan pelayanan seluruh wilayah
Sumatera. Website : http://dharmaguna.depsos.go.id
Panti Sosial Bina Laras "Phala Martha" Sukabumi Jl. Perintis Kemerdekaan No. 130 Desa Sekarwangi Kecamatan
Cibadak Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat Website :http://phalamartha.depsos.go.id
Biasanya para penderita skizofrenia ini tidak bisa lagi bekerja atau berumah tangga karena dia tidak mungkin melakukan
fungsi kehidupan sehari-hari karena gangguan persepsi akan realitas ini begitu menyeluruh dalam hidupnya. Itu sebabnya
mereka yang menderita gangguan ini harus dirawat di rumah atau di rumah perawatan sehingga penderita bisa dirawat
secara khusus. Dan itu akan menjadi perawatan yang berjangka panjang.
Halusinasi adalah kelanjutan dari dilusi, dia bukan saja tidak memiliki pikiran yang tidak lagi rasional, namun dia
melibatkan panca indranya di alam khayalnya itu. Jadi, halusinasinya kita sebut halusinasi penglihatan karena dia mulai
melihat hal-hal tertentu yang sebetulnya tidak ada. Misalnya, dia melihat seseorang dan seseorang itu berbicara dengan
dia, atau halusinasi pendengaran, yaitu dia mulai mendengar orang berkata-kata dengan dia sehingga dia juga memberi
respons bercakap-cakap dengan orang tersebut meskipun sebetulnya keduanya ini tidak ada.
T: Di masyarakat sering kali disebut orang gila, apakah istilah itu tepat?
J: Memang istilah skizofrenia itu sebetulnya berasal dari satu kata, yaitu "skismi" atau "skisme", bahasa Inggrisnya
"schism". Kata "skisme" yang menjadi "skizo" itu berarti terbelah atau pecah. Jadi, skizofrenia adalah gangguan yang
memutuskan atau membelah fungsi rasional kita, sehingga kita tidak lagi bersentuhan dengan realitas antara kita dan
alam nyata.
T: Juga ada orang yang mengatakan ini gara-gara stres, jadi tekanan hidupnya terlalu banyak, apakah itu betul?
J: Memang ada kasus-kasus yang muncul akibat depresi berat yang berkelanjutan. Depresi berat yang sangat parah itu
biasanya juga bisa menghadirkan pemikiran-pemikiran yang dilusional, artinya penuh dengan ketidakrasionalan. Sekilas
depresi berat ini tampaknya seperti skizofrenia, namun kalau gejala halusinasi atau dilusi ini munculnya setelah depresi
berat, sebetulnya itu bagian dari depresi yang beratnya. Dengan pertolongan obat dan konseling, biasanya orang bisa
keluar dari depresi yang berat, sebab jika bisa keluar dari depresi yang berat, maka gejala-gejala itu juga akan hilang
dengan sendirinya.
Kalau orang menderita skizofrenia agak berbeda. Dia tidak harus didahului atau mengalami depresi berat. Umumnya,
gejala skizofrenia ini munculnya pada anak-anak remaja, dengan kata lain pada masa kecil kita memang tidak bisa
mendeteksinya. Kita melihat anak ini sama dengan anak-anak lain, tapi waktu dia mulai beranjak remaja, kita baru
melihat bahwa ada sesuatu yang lain pada dirinya, yaitu anak-anak yang menderita skizofrenia adalah anak-anak yang
sejak kecil itu cenderung tidak mau bergaul, mengisolasi diri, dan waktu remaja nampak sekali gejalanya. Jadi, dia
mengucilkan dirinya, tidak punya teman dan sebagainya, tiba-tiba kita mulai melihat dia bicara, tertawa sendirian. Sekali
lagi ini tidak didahului oleh stres dan memang benar-benar gejalanya muncul dengan sendirinya. Inilah yang kita katakan
sebetulnya skizofrenia tidak ditentukan oleh pengaruh luar, tapi memang sesuatu yang sudah dibawa dari kecil dan tinggal
tunggu waktu, maka gejala itu akan menam pakkan diri.
Jadi, tidak berarti bahwa kalau orang tua kita mengidapnya, maka pastilah kita akan mengidapnya. Itu salah! Yang
dimaksud dengan keturunan adalah bahwa kemungkinan kita mengidapnya lebih besar daripada orang lain yang orang
tuanya tidak mengidap gangguan ini. Gangguan ini memang gangguan yang disebut organik, artinya gangguan yang
muncul dari syaraf-syaraf atau senyawa kimiawi di otak kita yang membuat kita akhirnya mengidap gangguan ini.
T: Kalau itu faktor organik, apakah kita bisa melakukan pencegahan sedini mungkin, misalnya dengan menggunakan obat-
obatan atau vitamin untuk syaraf atau bagaimana?
J: Malangnya, sampai saat ini belum ditemukan cara untuk mencegah munculnya skizofrenia. Maka yang bisa dilakukan
hanyalah supaya orang tua itu bisa lebih tajam, lebih peka melihat gejala ini sedini mungkin, sebab kalau gejala ini
diketahui sedini mungkin dengan pengobatan dan sebagainya, maka dilusi dan halusinasi itu bisa dikurangi.
Waktu orang terkena skizofrenia, pengobatan yang akan dicoba ialah meredam munculnya dilusi dan halusinasi itu. Kalau
sejak anak kecil atau remaja sudah mulai menampakkan dilusi dan halusinasi, setidak-tidaknya pada masa kecil itu dia
diminta atau diharuskan memakan obat untuk menghilangkan dilusi atau halusinasi. Mudah-mudahan karena sudah
dibiasakan, maka dia akan lebih terbiasa memakan obat-obatan ini sehingga dilusi atau halusinasi tidak harus timbul.
Kalaupun akhirnya muncul, tidak akan muncul sesering itu, karena sekali lagi dengan munculnya ilmu kedokteran, maka
lebih tersedia obat-obat yang dapat menghilangkan dilusi atau halusinasi ini. Tapi sekali lagi, ini adalah gejala, baik dilusi
maupun halusinasi, penyakit itu sendiri tetap ada. Jadi obat tidak menyembuhkan penyakitnya, yang sudah ada itu akan
tetap ada. Maka kita tidak mengatakan skizofrenia suatu yang dapat disembuhkan atau "curable". Kita hanya mengatakan
skizofrenia adalah penyakit yang " treatable", dapat dilawan, dapat diobati, pengembangan gejala-gejalanya dapat
dibendung sehingga tidak harus memburuk.
T: Sebenarnya gangguan skizofrenia ini menetap atau kadang-kadang muncul di dalam diri seseorang ?
J: Ini adalah salah satu kesalahpahaman, kadang-kadang kita beranggapan orang yang terkena skizofrenia akan terus-
menerus setiap detik berkhayal dan dalam dunia khayalnya, sebetulnya tidak! Jadi, ada waktu di mana dia bisa bicara
menjawab pertanyaan kita dengan biasa, namun setelah berbicara dengan kita, dia akan diam kemudian tertawa sendirian
lagi, dia akan bicara lagi.
Memang gejala ini tidak harus menetap setiap detik, tapi kita katakan dia sudah terganggu sebab sebetulnya di dalam
dirinya sudah ada keterpecahan itu, meskipun masih ada kemampuan untuk berelasi dengan orang di luar dirinya, tapi
memang tidak konstan terus-menerus dia akan kembali ke dunia khayalnya.
T: Bagaimana kalau kita tinggal bersama-sama dengan orang yang mengalami gangguan skizofrenia?
J: Langkah pertama adalah kita mesti mengakui bahwa orang ini atau anak kita ini bermasalah. Ini salah satu hal yang
tidak mudah diakui oleh orang tua. Orang tua yang anaknya menderita gangguan seperti ini, sampai waktu yang lama,
tetap tidak mau mengakui bahwa inilah yang diderita oleh si anak.
Langkah kedua adalah kalau untuk gangguan yang seberat ini, kita memang harus langsung membawanya ke psikiater,
yaitu seorang dokter yang spesialisasinya dalam bidang psikiatri dan nanti dokter akan melihat gejalanya kemudian
memberikan obat yang harus dimakan. Ini menjadi suatu tantangan yang terbesar, sebab penderita skizofrenia tidak
selalu mau makan obat, jadi kita harus memaksa dia untuk memakannya karena begitu dia tidak mau makan obat, maka
tinggal tunggu waktu gejala delusi dan halusinasinya akan kembali lagi. Kalau sudah seperti itu, maka yang harus
dilakukan adalah membawanya dengan paksa ke rumah sakit jiwa, karena di sana dia bisa dengan paksa diberi obat
sehingga dia bisa dirawat lagi dan bisa tenang kembali serta dapat dipulangkan. Namun, ini biasanya sebuah siklus, dia
akan merasa baik selama beberapa waktu, kemudian dia tidak mau makan obat lagi dan kembali lagi pada khayalannya,
akhirnya dibawa ke rumah sakit lagi dan ini berlangsung seumur hidup.
Kalau keluarga memunyai anggota yang seperti itu, maka perlu dipikirkan pengaturannya atau perawatannya, sebab orang
tua tidak bisa selamanya merawat anak ini. Persoalannya adalah kalau kakak atau adiknya memunyai keluarga, ini
bukanlah sesuatu yang sehat sebab kalau dalam keluarga itu ada anak dan anak itu melihat pamannya yang menderita
gangguan seperti ini, itu bukanlah hal sehat. Maka hal yang cocok yang lebih disarankan adalah sebaiknya, kalau orang
tua sudah mulai tua dan sebagainya, dia dirawat di dalam rumah perawatan. Asal kita bisa percaya bahwa rumah
perawatan itu akan merawatnya dengan baik, mungkin itu adalah jalan keluar yang terbaik dan dia bisa tinggal di sana,
punya kamar sendiri, mendapatkan perawatan, obat, dan kalau dia tidak mau minum obat, dia bisa disuntik dan
sebagainya, sehingga dia lebih terkontrol.
Belum Diperiksa
Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai
menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan
Depresi. Beberapa gejala Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah
aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur. Depresi
merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri.
Faktor psikologis karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap suatu situasi
sosial
Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan, paska
bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya
Menurut Diagnostic and Statistical Manual IV - Text Revision (DSM IV-TR) (American Psychiatric Association,
2000), seseorang menderita gangguan depresi jika: A. Lima (atau lebih) gejala di bawah telah ada selama
periode dua minggu dan merupakan perubahan dari keadaan biasa seseorang; sekurangnya salah satu gejala
harus (1) emosi depresi atau (2) kehilangan minat atau kemampuan menikmati sesuatu.
1. Keadaan emosi depresi/tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari, yang
ditandai oleh laporan subjektif (misal: rasa sedih atau hampa) atau pengamatan orang lain (misal:
terlihat seperti ingin menangis).
2. Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua, atau hampir semua kegiatan sebagian besar
waktu dalam satu hari, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain)
3. Hilangnya berat badan yang signifikan saat tidak melakukan diet atau bertambahnya berat badan
secara signifikan (misal: perubahan berat badan lebih dari 5% berat badan sebelumnya dalam satu
bulan)
4. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
5. Kegelisahan atau kelambatan psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang lain, bukan
hanya perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat)
7. Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak wajar (bisa merupakan
delusi) hampir setiap hari
8. Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau sulit membuat keputusan, hampir
setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain)
9. Berulang-kali muncul pikiran akan kematian (bukan hanya takut mati), berulang-kali muncul pikiran
untuk bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau rencana yang spesifik untuk
mengakhiri nyawa sendiri
Gejala-gejala tersebut juga harus menyebabkan gangguan jiwa yang cukup besar dan signifikan sehingga
menyebabkan gangguan nyata dalam kehidupan sosial, pekerjaan atau area penting dalam kehidupan
seseorang.
Cara menanggulangi depresi berbeda-beda sesuai dengan keadaan pasien, namun biasanya merupakan
gabungan dari farmakoterapi dan psikoterapi atau konseling. Dukungan dari orang-orang terdekat serta
dukungan spiritual juga sangat membantu dalam penyembuhan.
Metrotvnews.com, Jakarta: Secangkir kopi di pagi hari tidak hanya mendongkrak
energi, tapi juga membantu menyingkirkan depresi. Sebuah penelitian menyebutkan,
seorang perempuan yang meminum empat cangkir kopi sehari atau lebih menjadi
tidak mudah depresi atau merasa tertekan. Jadi, memang benar bahwa kopi juga
antidepresan.
Para ilmuwan dari Universitas Harvard mengatakan, kafein yang ada dalam kopi
merupakan antidepresan alami, terutama bagi kaum perempuan. Mereka yang
meminum empat cangkir sehari lima kali lebih tahan terhadap depresi. Sedangkan
yang meminum dua sampai tiga cangkir sehari mengurangi risiko terkena depresi
sekitar 15 persen. Jadi, ketimbang meminum pil antidepresan, lebih baik Anda
nyeruput dua cangkir kopi sehari.
Para ilmuwan bahkan menjamin di masa depan kopi dapat dijadikan obat
antidepresan. Selain sifat antidepresan, kopi juga terbukti menjadi obat pencegahan
yang baik untuk Alzheimer, kanker prostat, asam urat dan bahkan meningkatkan
kekuatan otak.
Namun, nasehat bijak bahwa segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik tetap
berlaku. Kopi dalam kadar tertentu bisa meningkatkan denyut jantung dan tekanan
darah. Itu sebabnya meminum kopi secara berlebihan juga tidak baik.
(ourvanity.com/*****)
Mengenal Gejala dan Tanda Depresi
20 Dec 2009Kategori: kesehatan jiwa Blm ada komentar
Depresi dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti peristiwa besar dalam hidup (perceraian, kematian orang yang
dicintai, pindah tempat tinggal, kehilangan pekerjaan dll), terkena penyakit berat, serta dampak obat-obatan dan
narkoba.
Sebagai penyakit serius yang mempengaruhi jiwa dan badan kita, depresi tidak boleh dianggap remeh. Penderita
depresi berusia lanjut rawan terkena kepikunan, mudah bingung dan bahkan kematian karenaserangan jantung.
Namun demikian, kabar baiknya adalah bahwa depresi dapat dikelola dengan baik bila Anda tahu tanda-tandanya.
Menurut Institut Kesehatan Jiwa Amerika Serikat (NIMH), gejala dan tanda umum depresi adalah sebagai berikut:
Kehilangan minat atau kesenangan atas hobi atau aktivitas yang sebelumnya disukai, termasuk seks
Gejala penyakit fisik yang tidak hilang dengan pengobatan seperti sakit kepala, masalah pencernaan (sulit buang air,
diare, dll) dan nyeri kronis.
Bila Anda mengalami beberapa gejala di atas yang sudah mengganggu hidup Anda, konsultasikan dengan dokter.
Dia mungkin dapat mencari tahu apakah Anda sudah terkena depresi dan memberikan solusi untuk penanganannya.