Anda di halaman 1dari 31

Skizofrenia

Posted on Januari 10, 2009 by yumizone


BAB I
PENDAHULUAN
Dalam sejarah perkembangan skizofrenia sebagai gangguan klinis, banyak tokoh
psikiatri dan neurologi yang berperan. ula!mula "mil #reaplin $1%!192&'
menyebutkan gangguan dengan istilah dementia prekok yaitu suatu istilah yang
menekankan proses kognitif yang berbeda dan onset pada masa a(al. )stilah
skizofrenia itu sendiri diperkenalkan oleh "ugen *leuler $1%+,!19-9', untuk
menggambarkan mun.ulnya perpe.ahan antara pikiran, emmosi dan perilaku pada
pasien yang mengalami gangguan ini. *leuler mengindentifikasi symptom dasar dari
skizofrenia yang dikenal dengan /0 antara lain 1 0sosiasi, 0fek, 0utisme dan
0mbi2alensi.
3kizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering, hampir 14
penduduk dunia menderita psikotik selama hidup mereka di 0merika. 3kizofrenia
lebih sering terjadi pada 5egara industri terdapat lebih banyak populasi urban dan
pada kelompok sosial ekonomi rendah.
6alaupun insidennya hanya 1 per 1000 orang di 0merika 3erikat, skizofrenia
seringkali ditemukan di ga(at darurat karena beratnya gejala, ketidakmampuan untuk
mera(at diri, hilangnya tilikan dan pemburukan sosial yang bertahap. #edatangan
diruang ga(at darurat atau tempat praktek disebabkan oleh halusinasi yamg
menimbulkan ketegangan yang mungkin dapat mengan.am ji(a baik dirinya maupun
orang lain, perilaku ka.au, inkoherensi, agitasi dan penelantaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 DEFINISI
3kizofrenia berasal dari bahasa 7unani, 8s.hizein9yang berarti 8terpisah9atau
8pe.ah9, dan 8phren9 yang artinya 8ji(a9. Pada skizofrenia terjadi pe.ahnya atau
ketidakserasian antara afeksi, kognitif dan perilaku. 3e.ara umum, simptom
skizofrenia dapat dibagi menjadi tiga golongan1 yaitu simptom positif, simptom
negati2e, dan gangguan dalam hubungan interpersonal.
3kizofrenia merupakan suatu deskripsi dengan 2ariasi penyebab $banyak
belum diketahui' dan perjalanan penyakit $tak selalu bersifat kronis atau
8deteriorating9' yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan
pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.
Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan
karakteristik dari pikiran dan persepsi , serta oleh afek yang tidak (ajar
$inappropriate' atau tumpul $blunted'. #esadaran yang jernih $.lear .ons.iousness'
dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, (alaupun kemunduran kognitif
tertentu dapat berkembang kemudian.
II.2 EPIDEMIOLOGI
3ekitar satu persen penduduk dunia akan mengidap skizofrenia pada suatu
(aktu dalam hidupnya. Di )ndonesia diperkirakan satu sampai dua persen penduduk
atau sekitar dua sampai empat juta ji(a akan terkena penyakit ini. *ahkan sekitar
sepertiga dari sekitar satu sampai dua juta yang terjangkit penyakit skizofrenia ini atau
sekitar ,00 ribu hingga 1,/ juta ji(a kini sedang mengidap skizofrenia. Perkiraan
angka ini disampaikan Dr :3 ;handra, 3p#J dari 3anatorium Dharma(angsa Jakarta
3elatan.
<iga per empat dari jumlah pasien skizofrenia umumnya dimulai pada usia 1&
sampai 2+ tahun pada laki!laki. Pada kaum perempuan, skizofrenia biasanya mulai
diidap pada usia 2+ hingga -0 tahun. Penyakit yang satu ini .enderung menyebar di
antara anggota keluarga sedarah.
II. ETIOLOGI
1. Mo!e" Dia#e$i$%$#re$
erupakan integrasi faktor biologis, faktor psikososial, faktor lingkungan.
odel ini mendalilkan bah(a seseorang mungkin memiliki suatu kerentanan
spesifik $diatessis' yang jika dikenai oleh suatu pengaruh lingkungan yang
menimbulkan stress, memungkinkan perkembangan skizofrenia.
#omponen lingkungan mungkin biologikal $seperti infeksi' atau psikologis
$missal kematian orang terdekat'. 3edangkan dasar biologikal dari diatesis
selanjutnya dapat terbentuk oleh pengaruh epigenetik seperti penyalahgunaan
obat, stress psikososial , dan trauma.
#erentanan yang dimaksud disini haruslah jelas, sehingga dapat
menerangkan mengapa orang tersebut dapat menjadi skizofren. 3emakin besar
kerentanan seseorang maka stressor ke.ilpun dapat menyebabkan menjadi
skizofren. 3emakin ke.il kerentanan maka butuh stressor yang besar untuk
membuatnya menjadi penderita skizofren. 3ehingga se.ara teoritis seseorang
tanpa diathese tidak akan berkembang menjadi skizofren, (alau sebesar apapun
stressornya.
2. Fak#or Ne&ro'io"o(i
Penelitian menunjukkan bah(a pada pasien skizofrenia ditemukan adanya
kerusakan pada bagian otak tertentu. 5amun sampai kini belum diketahui
bagaimana hubungan antara kerusakan pada bagian otak tertentu ddengan
mun.ulnya simptom skizofrenia.
<erdapat beberapa area tertentu dalam otak yang berperan dalam membuat
seseorang menjadi patologis, yaitu sitem limbik, korteks frontal, .erebellum dan
ganglia basalis. #eempat area tersebut saling berhubungan, sehingga disfungsi
pada satu area mungkin melibatkan proses patologis primer pada area yang lain.
Dua hal yang menjadi sasaran penelitian adalah (aktu dimana kerusakan
neuropatologis mun.ul pada otak, dan interaksi antara kerusakan tersebut dengan
stressor lingkungan dan sosial.
Hipotesa Dopamin
enurut hipotesa ini, skizofrenia terjadi akibat dari peningkatan akti2itas
neurotransmitter dopaminergik. Peningkatan ini mungkin merupakan akibat dari
meningkatnya pelepasan dopamine, terlalu banyaknya reseptor dopamine,
turunnya nilai ambang, atau hipersenti2itas reseptor dopamine, atau kombinasi
dari faktor!faktor tersebut. un.ulnya hipotesa ini berdasarkan obser2asi bah(a 1
a. 0da korelasi antara efekti2itas dan potensi suatu obat antipsikotik dengan
kemampuannya bertindak sebagai antagonis reseptor dopamine D2.
b. =bat yang meningkatkan akti2itas dopaminergik! seperti amphetamine!dapat
menimbulkan gejala psikotik pada siapapun.
. Fak#or Gene#ika
Penelitian tentang genetik telah membuktikan faktor genetik>keturunan
merupakan salah satu penyumbang bagi jatuhnya seseorang menjadi skizofren.
?esiko seseorang menderita skizofren akan menjadi lebih tinggi jika terdapat
anggota keluarga lainnya yang juga menderita skizofren, apalagi jika hubungan
keluarga dekat. Penelitian terhadap anak kembar menunjukkan keberadaan
pengaruh genetik melebihi pengaruh lingkungan pada mun.ulnya skizofrenia, dan
kembar satu telur memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami
skizofrenia.
<abel 1.
Pre2alensi skizofrenia pada populasi tertentu dalam
3addo.k@3addo.k $200-'
Populasi
Pre2alensi
Populasi umum 14
3audara kandung pasien skizofren %4
0nak dengan salah satu orangtua skizofren 124
#embar dua telur dari pasien skizofren 124
0nak dengan kedua orangtua skizofren /04
#embar satu telur dari pasien skizofren /, 4
4. Fak#or P$iko$o$ia"
4.1 Teori Tentang Individu Pasien
a. Teori P$ikoana"i#ik
Areud beranggapan bah(a skizofrenia adalah hasil dari fiksasi
perkembangan, yang mun.ul lebih a(al daripada gangguan neurosis. Jika
neurosis merupakan konflik antara id dan ego, maka psikosis merupakan
konflik antara ego dan dunia luar. enurut Areud, kerusakan ego $ego
defe.t' memberikan kontribusi terhadap mun.ulnya simptom skizofrenia.
Disintegrasi ego yang terjadi pada pasien skizofrenia merepresentasikan
(aktu dimana ego belum atau masih baru terbentuk.
#onflik intrapsikis yang berasal dari fiksasi pada masa a(al serta
kerusakan ego!yang mungkin merupakan hasil dari relasi obyek yang
buruk!turut memperparah symptom skizofrenia. Bal utama dari teori Areud
tentang skizofrenia adalah dekateksis obyek dan regresi sebagai respon
terhadap frustasi dan konflik dengan orang lain.
Barry 3ta.k 3ulli2an mengatakan bah(a gangguan skizofrenia
disebabkan oleh kesulitan interpersonal yangyang etrjadi sebelumnya,
terutama yang berhubungan dengan apa yang disebutnya pengasuhan ibu
yang salah, yaitu .emas berlebihan.
3e.ara umum, dalam pandangan psikoanalitik tentang skizofrenia,
kerusakan ego mempengaruhi interprestasi terhadap realitas dan kontrol
terhadap dorongan dari dalam, seperti seks dan agresi. Cangguan tersebut
terjadi akibat distorsi dalam hubungan timbal balik ibu dan anak.
*erbagai simptom dalam skizofrenia memiliki makna simbolis bagi
masing!masing pasien. isalnya fantasi tentang hari kiamat mungkin
mengindikasikan persepsi indi2idu bah(a dunia dalamnya telah han.ur.
Balusinasi mungkin merupakan substitusi dari ketidakmampuan pasien
untuk menghadapi realitas yang obyektif dan mungkin juga
merepresentasikan ketakutan atau harapan terdalam yang dimilikinya.
'. Teori P$iko!ina)ik
*erbeda dengan model yang kompleks dari Areud, pandangan
psikodinamik setelahnya lebih mementingkan hipersensiti2itas terhadap
berbagai stimulus. Bambatan dalam membatasi stimulus menyebabkan
kesulitan dalam setiap fase perkembangan selama masa kanak!kanak dan
mengakibatkan stress dalam hubungan interpersonal.
enurut pendekatan psikodinamik, $i)*#o) *o$i#if diasosiasikan
dengan onset akut sebagai respon terhadap faktor pemi.u>pen.etus, dan
erat kaitannya dengan adanya konflik. Si)*#o) ne(a#if berkaitan erat
dengan faktor biologis, dan karakteristiknya adalah absennya
perilaku>fungsi tertentu. 3edangkan gangguan !a"a) +&'&n(an
in#er*er$ona" mungkin timbul akibat konflik intrapsikis, namun mungkin
juga berhubungan dengan kerusakan ego yang mendasar.
<anpa memandang model teoritisnya, semua pendekatan
psikodinamik dibangun berdasarkan pemikiran bah(a symptom!simptom
psikotik memiliki makna dalam skizofrenia. isalnya (aham kebesaran
pada pasien mungkin timbul setelah harga dirinya terluka. 3elain itu,
menurut pendekatan ini, hubungan dengan manusia dianggap merupakan
hal yang menakutkan bagi pengidap skizofrenia.
,. Teori Be"a-ar
enurut teori ini, orang menjadi skizofrenia karena pada masa
kanak!kanak ia belajar pada model yang buruk. )a mempelajari reaksi dan
.ara pikir yang tidak rasional dengan meniru dari orangtuanya, yang
sebenarnya juga memiliki masalah emosional.
4.2 Teori Tentang Keluarga
*eberapa pasien skizofrenia!sebagaimana orang yang mengalami
nonpsikiatrik!berasal dari keluarga dengan disfungsi, yaitu perilaku keluarga
yang patologis, yang se.ara signifikan meningkatkan stress emosional yang
harus dihadapi oleh pasien skizofrenia. 0ntara lain1
Do&'"e Bin!
#onsep yang dikembangkan oleh Cregory *ateson untuk menjelaskan
keadaan keluarga dimana anak menerima pesan yang bertolak belakang dari
orangtua berkaitn dengan perilaku, sikap maupun perasaannya. 0kibatnya
anak menjadi bingung menentukan mana pesan yang benar, sehingga
kemudian ia menarik diri kedalam keadaan psikotik untuk melarikan diri dari
rasa konfliknya itu.
S,+i)$ an! Ske.e! Fa)i"ie$
enurut <heodore :idz, pada pola pertama, dimana terdapat perpe.ahan
yang jelas antara orangtua, salah satu orang tua akan menjadi sangat dekat
dengan anak yang berbeda jenis kelaminnya. 3edangkan pada pola keluarga
skewed, terjadi hubungan yang tidak seimbang antara anak dengan salah satu
orangtua yang melibatkan perebutan kekuasaan antara kedua orangtua, dan
menghasilkan dominasi dari salah satu orang tua.
P$e&!o)&#&a" an! P$e&!o+o$#i"e Fa)i"ie$
Dijelaskan oleh :yman 6ynne, beberapa keluarga men!suppress
ekspresi emosi dengan menggunakan komunikasi 2erbal yang pseudomutual
atau pseudohostile se.ara konsisten. Pada keluarga tersebut terdapat pola
komunikasi yang unik, yang mungkin tidak sesuai dan menimbulkan masalah
jika anak berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
Ek$*re$i E)o$i
=rang tua atau pengasuh mungkin memperlihatkan sikap kritis, kejam
dan sangat ingin ikut .ampur urusan pasien skizofrenia. *anyak penelitian
menunjukkan keluarga dengan ekspresi emosi yang tinggi $dalam hal apa yang
dikatakan maupun maksud perkataan' meningkatkan tingkat relapse pada
pasien skizofrenia.
4.3 Teori Sosial
*eberapa teori menyebutkan bah(a industrialisasi dan urbanisasi banyak
berpengaruh dalam menyebabkan skizofrenia. eskipun ada data pendukung,
namun penekanan saat ini adalah dalam mengetahui pengaruhnya terhadap (aktu
timbulnya onset dan keparahan penyakit.
II./ GEJALA KLINIS
Cejala!gejala skizofrenia dapat dibagi menjadi dua kelompok menurut B"e&"er0 yaitu
primer dan sekunder.
Ge-a"a%(e-a"a *ri)er 1
1. Gangguan proses pikiran (entuk! langka"! isi pikiran#.
Pada skizofrenia inti gangguan memang terdapat pada proses pikiran. 7ang
terganggu terutama ialah asosiasi. #adang!kadang satu ide belum selesai
diutarakan, sudah timbul ide lain. 0tau terdapat pemindahan maksud, umpamanya
maksudnya 8tani9 tetapi dikatakan 8sa(ah9.
<idak jarang juga digunakan arti simbolik, seperti dikatakan 8merah9 bila
dimaksudkan 8berani9. 0tau terdapat 8.lang asso.iation9 oleh karena pikiran
sering tidak mempunyai tujuan tertentu, umpamanya piring!miring, atau 8Ddulu
(aktu hari, jah memang matahari, lalu saya lariD9. 3emua ini menyebabkan jalan
pikiran pada skizofrenia sukar atau tidak dapat diikuti dan dimengerti. Bal ini
dinamakan inkoherensi. Jalan pikiran mudah dibelokkan dan hal ini menambah
inkoherensinya.
3eorang dengan skizofrenia juga ke.enderungan untuk menyamakan hal!hal,
umpamanya seorang pera(at dimarahi dan dipukuli, kemudian seorang lain yang
ada disampingnya juga dimarahi dan dipukuli.
#adang!kadang pikiran seakan berhenti, tidak timbul ide lagi. #eadaan ini
dinamakan 8blo.king9, biasanya berlangsung beberapa detik saja, tetapi kadang!
kadang sampai beberapa hari.
0da penderita yang mengatakan bah(a seperti ada sesuatu yang lain
didalamnya yang berpikir, timbul ide!ide yang tidak dikehendaki1 tekanan pikiran
atau 8pressure of thoughts9. *ila suatu ide berulang!ulang timbul dan diutarakan
olehnya dinamakan prese2erasi atau stereotipi pikiran.
Pikiran melayang $flight of ideas' lebih sering inkoherensi. Pada inkoherensi
sering tidak ada hubungan antara emosi dan pikiran, pada pikiran melayang selalu
ada efori. Pada inkoherensi biasanya jalan pikiran tidak dapat diikuti sama sekali,
pada pikiran melayang ide timbul sangat .epat, tetapi masih dapat diikuti, masih
bertujuan.
2. Gangguan a$ek dan emosi
Cangguan ini pada skizofrenia mungkin berupa 1
E #edangkalan afek dan emosi $8emotional blunting9', misalnya penderita menjadi
a.uh tak a.uh terhadap hal!hal penting untuk dirinya sendiri seperti keadaan
keluarganya dan masa depannya. Perasaan halus sudah hilang.
E Parathimi 1 apa yang seharusnya menimbulkan rasa senang dan gembira, pada
penderita timbul rasa sedih atau marah.
E Paramimi 1 penderita merasa senang dan gembira, akan tetapi ia menangis.
Parathimi dan paramimi bersama!sama dalam bahasa )nggris dinamakan
8in.ongruity of affe.t9 dalam bahasa *elanda hal ini dinamakan 8inadeFuat9.
E #adang!kadang emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai kesatuan,
umpamanya sesudah membunuh anaknya penderita menangis berhari!hari,
tetapi mulutnya terta(a. 3emua ini merupakan gangguan afek dan emosi yang
khas untuk skizofrenia. Cangguan afek dan emosi lain adalah 1
G "mosi yang berlebihan, sehingga kelihatan seperti dibuat!buat, seperti
penderita yang sedang bermain sandi(ara.
G 7ang penting juga pada skizofrenia adalah hilangnya kemampuan untuk
melakukan hubungan emosi yang baik $8emotional rapport9'. #arena itu
sering kita tidak dapat merasakan perasaan penderita.
G #arena terpe.ah belahnya kepribadian, maka dua hal yang berla(anan
mungkin terdapat bersama!sama, umpamanya men.intai dan memben.i
satu orang yang sama H atau menangis dan terta(a tentang satu hal yang
sama. )ni dinamakan ambi2alensi pada afek.
3. Gangguan kemauan
*anyak penderita dengan skizofrenia mempunyai kelemahan kemauan.
ereka tidak dapat mengambil keputusan., tidak dapat bertindak dalam suatu
keadaan. ereka selalu memberikan alasan, meskipun alasan itu tidak jelas atau
tepat, umpamanya bila ditanyai mengapa tidak maju dengan pekerjaan atau
mengapa tiduran terus. 0tau mereka menganggap hal itu biasa saja dan tidak perlu
diterangkan.
#adang!kadang penderita melamun berhari!hari lamanya bahkan berbulan!bulan.
Perilaku demikian erat hubungannya dengan otisme dan stupor katatonik.
5egati2isme 1 sikap atau perbuatan yang negati2e atau berla(anan terhadap suatu
permintaan.
0mbi2alensi kemauan 1 menghendaki dua hal yang berla(anan pada (aktu yang
sama, umpamanya mau makan dan tidak mau makanH atau tangan diulurkan untuk
berjabat tangan, tetapi belum sampai tangannya sudah ditarik kembaliH hendak
masuk kedalam ruangan, tetapi se(aktu mele(ati pintu ia mundur, maju mundur.
Jadi sebelum suatu perbuatan selesai sudah timbul dorongan yang berla(anan.
=tomatisme 1 penderita merasa kemauannya dipengaruhi oleh orang lain atau
tenaga dari luar, sehingga ia melakukan sesuatu se.ara otomatis.
4. Ge%ala psikomotor
Juga dinamakan gejala!gejala katatonik atau gangguan perbuatan. #elompok
gejala ini oleh B"e&"er dimasukkan dalam kelompok gejala skizofrenia yang
sekunder sebab didapati juga pada penyakit lain.
3ebetulnya gejala katatonik sering men.erminkan gangguan kemauan. *ila
gangguan hanya ringan saja, maka dapat dilihat gerakan!gerakan yang kurang
lu(es atau yang agak kaku. Penderita dalma keadaan stupor tidak menunjukkan
pergerakan sama sekali. 3tupor ini dapat berlangsung berhari!hari, berbulan!bulan
dan kadang!kadang bertahun!tahun lamanya pada skizofrenia yang menahun.
ungkin penderita mutistik. utisme dapat disebabkan oleh (aham, ada sesuatu
yang melarang ia bi.ara. ungkin juga oleh karena sikapnya yang negati2istik
atau karena hubungan penderita dengan dunia luar sudah hilang sama sekali
hingga ia tidak ingin mengatakan apa!apa lagi.
3ebaliknya tidak jarang penderita dalam keadaan katatonik menunjukkan
hiperkinesa, ia terus bergerak saja, maka keadaan ini dinamakan logorea. #adang!
kadang penderita menggunakan atau membuat kata!kata yang baru1 neologisme.
*erulang!ulang melakukan suatu gerakan atau sikap disebut stereotipiH
umpamanya menarik!narik rambutnya, atau tiap kali mau menyuap nasi mengetok
piring dulu beberapa kali. #eadaan ini dapat berlangsung beberapa hari sampai
beberapa tahun. 3tereotipi pembi.araan dinamakan 2erbigerasi, kata atau kalimat
diulang!ulangi. annerisme adalah stereotipi yang tertentu pada skizofrenia, yang
dapat dilihat dalam bentuk grimas pada mukanya atau keanehan berjalan dan
gaya.
Cejala katalepsi ialah bila suatu posisi badan dipertahankan untuk (aktu yang
lama. Aleksibilitas .erea1 bila anggota badan dibengkokkan terasa suatu tahanan
seperti pada lilin.
5egati2isme 1 menentang atau justru melakukan yang berla(anan dengan apa
yang disuruh. =tomatisme komando $8.ommand automatism9' sebetulnya
merupakan la(an dari negati2isme 1 semua perintah dituruti se.ara otomatis,
bagaimana ganjilpun.<ermasuk dalam gangguan ini adalah e.holalia $penderita
meniru kata!kata yang diu.apkan orang lain' dan ekophraksia $penderita meniru
perbuatan atau pergerakan orang lain'.
Ge-a"a%(e-a"a $ek&n!er 1
1. &a"am
Pada skizofrenia, (aham sering tidak logis sama sekali dan sangat bizarre.
<etapi penderita tidak menginsafi hal ini dan untuk dia (ahamnya adalah fakta
dan tidak dapat diubah oleh siapapun. 3ebaliknya ia tidak mengubah sikapnya
yang bertentangan, umpamanya penderita ber(aham bah(a ia raja, tetapi ia
bermain!main dengan air ludahnya dan mau disuruh melakukan pekerjaan kasar.
Ma2er (ro$$ membagi (aham dalam dua kelompok yaitu (aham primer dan
(aham sekunder, (aham sistematis atau tafsiran yang bersifat (aham $delutional
interpretations'.
3a+a) *ri)er timbul se.ara tidak logis sama sekali, tanpa penyebab apa!
apa dari luar. enurur Ma2er%Gro$$ hal ini hampir patognomonis buat
skizofrenia. Impamanya istrinya sedang berbuat serong sebab ia melihat seekor
.i.ak berjalan dan berhenti dua kali, atau seorang penderita berkata 8dunia akan
kiamat sebab ia melihgat seekor anjing mengangkat kaki terhadap sebatang pohin
untuk ken.ing.
3a+a) $ek&n!er biasanya logis kedengarannya dapat diikuti dan merupakan
.ara bagi penderita untuk menerangkan gejala!gejala skizofrenia lain. 6aham
dinamakan menurut isinya 1(aham kebesaran atau ekspansif, (aham nihilistik,
(aham kejaran, (aham sindiran, (aham dosa, dan sebagainya.
2. Halusinasi
Pada skizofrenia, halusinasi timbul tanpa penurunan kesadaran dan hal ini
merupakan gejala yang hampir tidak dijumpai dalam keadaan lain. Paling sering
pada keadaan sskizofrenia ialah halusinasi $oditif atau akustik' dalam bentuk suara
manusia, bunyi barang!barang atau siulan. #adang!kadang terdapat halusinasi
pen.iuman $olfaktorik', halusinasi .itrarasa $gustatorik' atau halusinasi
singgungan $taktil'. Impamanya penderita men.ium kembang kemanapun ia
pergi, atau ada orang yang menyinarinya dengan alat rahasia atau ia merFasa ada
ra.un dalammakanannya Balusinasi penglihatan agak jarang pada skizofrenia
lebih sering pada psikosa akut yang berhubungan dengan sindroma otak organik
bila terdapat maka biasanya pada stadium permulaan misalnya penderita melihat
.ahaya yang ber(arna atau muka orang yang menakutkan.
Diatas telah dibi.arakan gejala!gejala. 3ekali lagi, kesadaran dan intelegensi tidak
menurun pada skizofrenia. Penderita sering dapat men.eritakan dengan jelas
pengalamannya dan perasaannya. #adang!kadang didapati depersonalisasi atau
8double personality9, misalnya penderita mengidentifikasikan dirinya dengan sebuah
meja dan menganggap dirinya sudah tidak adalagi. 0tau pada double personality
seakan!akan terdapat kekuatan lain yang bertindak sendiri didalamnya atau yang
menguasai dan menyuruh penderita melakukan sesuatu.
Pada skizofrenia sering dilihat otisme 1 penderita kehilangan hubungan dengan dunia
luar ia seakan!akan hidup dengan dunianya sendiri tidak menghiraukan apa yang
terjadi di sekitarnya.
=leh B"e&"er depersonalisasi, double personality dan otisme digolongkan sebagai
gejala primer. <etapi ada yang mengatakan bah(a otisme terjadi karena sangat
terganggunya afek dan kemauan.
Ti(a +a" 2an( *er"& !i*er+a#ikan !a"a) )eni"ai $i)*#o) !an (e-a"a k"ini$
$kizofrenia a!a"a+1
$1'. <idak ada symptom atau gejala klinis yang patognomonik untu skizofrenia.
0rtinya tidak ada simptom yang khas atau hanya terdapat pada skizofrenia. <iap
simptom skizofrenia mungkin ditemukan pada gangguan psikiatrik atau
gangguan syaraf lainnya. #arena itu diagnosis skizofrenia tidak dapat
ditegakkan dari pemeriksaan status mental saat ini. ?i(ayat penyakit pasien
merupakan hal yang esensial untuk menegakkan diagnosis skizofrenia.
$2'. 3imptom dan gejala klinis pasien skizofrenia dapat berubah dari (aktu ke (aktu.
=leh karena itu pasien skizofrenia dapat berubah diagnosis subtipenya dari
pera(atan sebelumnya $yang lalu'. *ahkan dalam satu kali pera(atanpun
diagnosis subtipe mungkin berubah.
$-'. Barus diperhatikan taraf pendidikan, kemampuan intelektual dan latar belakang
sosial budaya pasien. 3ebab perilaku atau pola pikir masyarakat dari sosial
budaya tertentu mungkin dipandang sebagai suatu hal yang aneh bagi budaya
lain. ;ontohnya memakai koteka di Papua merupakan hal yang biasa namun
akan dipandang aneh jika dilakukan di Jakarta. 3elain itu hal yang tampaknya
merupakan gangguan realitas mungkin akibat keterbatasan intelektual dan
pendidikan pasien.
II.4 DIAGNOSIS
J Barus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas dan biasanya dua gejala
atau lebih bila gejala!gejala itu kurang jelas 1
$a' ! 8<hought e.ho9 1 isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya $tidak keras', dan isi pikiran ulangan, (alaupun isinya
sama, namun kulitasnya berbedaH atau
! 8<hought insertion or (ithdra(al91 isi pikiran yang asingdari luar masuk
kedalam pikirannya $insertion'atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luar $(ithdra(al'H dan
! 8<hought broad.asting91 isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau
umum mengetahuinyaH
$b' ! 8delusion of .ontrol9 1 (aham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dati luarH atau
! 8delusion of influen.e91 (aham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan
tertentu dari luarH atau
! 8delusion of passi2ity91 (aham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luarH
$tentang Kdirinya91 se.ara jelas merujuk ke pergerakan tubuh>anggota gerak atau
ke pikiran, tindakan atau penginderaan khusus'H
! 8delusional per.eption91 pengalaman indera(i yang tak (ajar, yang bermakna
sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizatH
$.' Balusinasi auditorik 1
! 3uara halusinasi yang berkomentar se.ara terus menerus terhadap perilaku
pasien, atau
! endiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri $diantara berbagai suara
yang berbi.ara', atau
! Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
$d' 6aham!(aham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak (ajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal
keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan
diatas manusia biasa $misalnya mampu mengendalikan .ua.a, atau
berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain'.
J 0tau paling sedikit dua gejala diba(ah ini yang harus selalu ada se.ara jelas 1
$e' Balusinasi yang menetap dari pan.a indera apa saja, apabila disertai baik oleh
(aham yang mengambang mauupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai ole hide!ide berlebihan $o2er!
2alued ideas' yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu!minggu atau berbulan!bulan terus menerusH
$f' 0rus pikiran yang terputus $break' atau yang mengalami sisispan
$interpolation', yang berakibat inkoherensi atau pembi.araan yang tidak
rele2an, atau neologismeH
$g' Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh!gelisah $eL.itement', posisis tubuh
tertentu $posturing', atau fleksibilitas .erea, negati2isme, mutisme, dan
stuporH
$h' Cejala!gejala 8negati2e9 seperti sikap sangat apatis, bi.ara yang jarang, dan
respons emosional yang menumpul atau tidak (ajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan so.ial dan menurunnya kinerja
so.ialH tetapi harus jelas bah(a semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
depresi atau medikasi neuroleptikaH
J 0danya gejala!gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun (aktu
satu bulan atau lebih $tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal'.
J Barus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan
$o2erall Fuality' dari beberapa aspek perilaku pribadai $personal beha2iour',
bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat
sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri $self absorbed attitude', dan penarikan diri
se.ara sosial.
II.5 KLASIFIKASI
Cejala klinis skizofrenia se.ara umum dan menyeluruh telah diuraikan di
muka, dalam PPDCJ ))) skizofrenia dibagi lagi dalam 9 tipe atau kelompok yang
mempunyai spesifikasi masing!masing, yang kriterianya di dominasi dengan hal!hal
sebagai berikut 1
1. Skizofrenia Paranoi!
E emenuhi kriteria diagnostik skizofrenia
E 3ebagai tambahan 1
Balusinasi dan atau (aham harus menonjol 1
$a' 3uara!suara halusinasi yang mengan.am pasien atau memberi perintah,
atau halusinasi auditorik tanpa bentuk 2erbal berupa bunyi pluit,
mendengung, atau bunyi ta(a.
$b' Balusinasi pembauan atau penge.apan rasa, atau bersifat seksual, atau lain!
lain perasaan tubuh halusinasi 2isual mungkin ada tetapi jarang menonjol.
$.' 6aham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi (aham dikendalikan
$delusion of .ontrol', dipengaruhi $delusion of influen.e', atau 8Passi2ity9
$delusion of passi2ity', dan keyakinan dikejar!kejar yang beraneka ragam,
adalah yang paling khas.
E Cangguan afektif, dorongan kehendak dan pembi.araan, serta gejala katatonik
se.ara relatif tidak nyata > menonjol.
Pasien skizofrenik paranoid biasanya berumur lebih tua daripada pasien
skizofrenik terdisorganisasi atau katatonik jika mereka mengalami episode pertama
penyakitnya. Pasien yang sehat sampai akhir usia 20 atau -0 tahunan biasanya
men.apai kehidupan so.ial yang dapat membantu mereka mele(ati penyakitnya.
Juga, kekuatan ego paranoid .enderung lebih besar dari pasien katatonik dan
terdisorganisasi. Pasien skizofrenik paranoid menunjukkan regresi yang lambat dari
kemampuanmentalnya, respon emosional, dan perilakunya dibandingkan tipe lain
pasien skizofrenik.
Pasien skizofrenik paranoid tipikal adalah tegang, pen.uriga, berhati!hati, dan
tak ramah. ereka juga dapat bersifat bermusuhan atau agresif. Pasien skizofrenik
paranoid kadang!kadang dapat menempatkan diri mereka se.ara adekuat didalam
situasi so.ial. #e.erdasan mereka tidak terpengaruhi oleh ke.enderungan psikosis
mereka dan tetap intak.
2. Skizofrenia He'efrenik
E emenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
E Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau
de(asa muda $onset biasanya mulai 1+!2+ tahun'.
E #epribadian premorbid menunjukkan .iri khas 1 pemalu dan senang menyendiri
$solitary', namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis.
E Intuk diagnosis hebefrenia yang menyakinkan umumnya diperlukan pengamatan
kontinu selama 2 atau - bulan lamanya, untuk memastikan bah(a gambaran yang
khas berikut ini memang benar bertahan 1
! Perilaku yang tidak bertanggung ja(ab dan tak dapat diramalkan, serta
mannerismeH ada ke.enderungan untuk selalu menyendiri $solitary', dan
perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaanH
! 0fek pasien dangkal $shallo(' dan tidak (ajar $inappropriate', sering disertai
oleh .ekikikan $giggling' atau perasaan puas diri $self!satisfied', senyum
sendirir $self!absorbed smiling', atau oleh sikap, tinggi hati $lofty manner',
terta(a menyeringai $grima.es', mannerisme, mengibuli se.ara bersenda
gurau $pranks', keluhan hipokondrial, dan ungkapan kata yang diulang!ulang
$reiterated phrases'H
! Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembi.araan tak menentu $rambling'
serta inkoheren.
E Cangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya
menonjol. Balusinasi dan (aham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol
$fleeting and fragmentary delusions and hallu.inations'. Dorongan kehendak
$dri2e' dan yang bertujuan $determination' hilang serta sasaran ditinggalkan,
sehingga perilaku penderita memperlihatkan .iri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan
$aimless' dan tanpa maksud $empty of purpose'. 0danya suatu preokupasi yang
dangkal dan bersifat dibuat!buat terhadap agama, filsafat dan tema abstrak
lainnya, makin mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien.
enurut D3!)M skizofrenia disebut sebagai skizofrenia tipe terdisorganisasi.
. Skizofrenia Ka#a#onik
E emenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia.
E 3atu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya 1
$a' stupor $amat berkurangnya dalam reakti2itas terhadap lingkungan dan dalam
gerakan serta akti2itas spontan' atau mutisme $tidak berbi.ara'1
$b' Caduh gelisah $tampak jelas akti2itas motorik yang tak bertujuan, yang tidak
dipengaruhi oleh stimuli eksternal'
$.' enampilkan posisi tubuh tertentu $se.ara sukarela mengambil dan
mempertahankan posisi tubuh tertentu yang tidak (ajar atau aneh'H
$d' 5egati2isme $tampak jelas perla(anan yang tidak bermotif terhadap semua
perintah atau upaya untuk menggerakkan, atau pergerakkan kearah yang
berla(anan'H
$e' ?igiditas $mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk mela(an upaya
menggerakkan dirinya'H
$f' Aleksibilitas .erea > 9(aLy fleLibility9 $mempertahankan anggota gerak dan
tubuh dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar'H dan
$g' Cejala!gejala lain seperti 8.ommand automatism9 $kepatuhan se.ara otomatis
terhadap perintah', dan pengulangan kata!kata serta kalimat!kalimat.
E Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dari gangguan
katatonik, diagnosis skizofrenia mungkin harus ditunda sampai diperoleh bukti
yang memadai tentang adanya gejala!gejala lain.
E Penting untuk diperhatikan bah(a gejala!gejala katatonik bukan petunjuk diagnostik
untuk skizofrenia. Cejala katatonik dapat di.etuskan oleh penyakit otak, gangguan
metabolik, atau alkohol dan obat!obatan, serta dapat juga terjadi pada gangguan
afektif.
3elama stupor atau kegembiraan katatonik, pasien skizofrenik memerlukan
penga(asan yang ketat untuk menghindari pasien melukai dirinya sendiri atau orang
lain. Pera(atan medis mungkin ddiperlukan karena adanya malnutrisi, kelelahan,
hiperpireksia, atau .edera yang disebabkan oleh dirinya sendiri.
/. Skizofrenia #ak #erin,i 6Un!ifferen#ia#e!7.
3eringkali. Pasien yang jelas skizofrenik tidak dapat dengan mudah
dimasukkan kedalam salah satu tipe. PPDCJ mengklasifikasikan pasien tersebut
sebagai tipe tidak terin.i. #riteria diagnosti. menurut PPDCJ ))) yaitu1
E emenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
E <idak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau
katatonik.
E <idak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pas.a skizofrenia.
4. De*re$i Pa$,a%Skizofrenia
E Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau 1
$a' Pasien telah menderita skizofrenia $yang memenuhi kriteria diagnosis umum
skizzofrenia' selama 12 bulan terakhir iniH
$b' *eberapa gejala skizofrenia masih tetap ada $tetapi tidak lagi mendominasi
gambaran klinisnya'H dan
$.' Cejala!gejala depresif menonjol dan menganggu, memenuhi paling sedikit
kriteria untuk episode depresif, dan telah ada dalam kurun (aktu paling sedikit
2 minggu.
E 0pabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia diagnosis menjadi episode
depresif. *ila gejala skizofrenia diagnosis masih jelas dan menonjol, diagnosis
harus tetap salah satu dari subtipe skizofrenia yang sesuai.
5. Skizofrenia 8e$i!&a"
E Intuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi
semua 1
$a' Cejala 8negati2e9 dari skizofrenia yang menonjol misalnya perlambatan
psikomotorik, akti2itas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan
ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembi.araan,
komunikasi non!2erbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata,
modulasi suara, dan posisi tubuh, pera(atan diri dan kinerja sosial yang
burukH
$b' 3edikitnya ada ri(ayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang
memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofeniaH
$.' 3edikitnya sudah melampaui kurun (aktu satu tahun dimana intensitas dan
frekuensi gejala yang nyata seperti (aham dan halusinasi telah sangat
berkurang $minimal' dan telah timbul sindrom 8negati2e9 dari skizofreniaH
$d' <idak terdapat dementia atau penyakit > gangguan otak organik lain, depresi
kronis atau institusionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negati2e
tersebut.
enurut D3 )M, tipe residual ditandai oleh bukti!bukti yang terus menerus
adanya gangguan skizofrenik, tanpa adanya kumpulan lengkap gejala aktif atau gejala
yang .ukup untuk memenuhi tipe lain skizofrenia. Penumpulan emosional, penarikan
so.ial, perilaku eksentrik, pikiran yang tidak logis, dan pengenduran asosiasi ringan
adalah sering ditemukan pada tipe residual. Jika (aham atau halusinasi ditemukan
maka hal tersebut tidak menonjol dan tidak disertai afek yang kuat.
9. Skizofrenia Si)*"ek$
E Diagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat se.ara meyakinkan karena tergantung
pada pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dan progresif dari 1
! gejala 8negati2e9 yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului ri(ayat
halusinasi, (aham, atau manifestasi lain dari episode psikotik, dan
! disertai dengan perubahan!perubahan perilaku pribadi yang bermakna,
bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang men.olok, tidak berbuat
sesuatu, tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri se.ara sosial.
E Cangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan subtipe skizofrenia
lainnya.
3kizofrenia simpleks sering timbul pertama kali pada masa pubertas. Cejala utama
pada jenis simpleks adalah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Cangguan
proses berpikir biasanya sukar ditemukan. 6aham dan halusinasi jarang sekali
terdapat. Jenis ini timbulnya perlahan!lahan sekali. Pada permulaan mungkin
penderita mulai kurang memperhatikan keluarganya atau mulai menarik diri dari
pergaulan. akin lama ia makin mundur dalam pekerjaan atau pelajaran dan akhirnya
menjadi pengangguran, dan bila tidak ada orang yang menolongnya ia mungkin akan
menjadi pengemis, pela.ur, atau penjahat.
:. Skizofrenia "ainn2a
;. Skizofrenia <TT
3elain beberapa subtipe di atas, terdapat penggolongan skizofrenia lainnya $yang
tidak berdasarkan D3 )M <?', antara lain 1
E Bo&ffe !e"iran#e 6*$iko$i$ !e"&$iona" ak&#7.
#onsep diagnostik Peran.is dibedakan dari skizofrenia terutama atas dasar
lama gejala yang kurang dari tiga bulan. Diagnosis adalah mirip dengan diagnosis
gangguan skizofreniform didalam D3!)M. #linisi Peran.is melaporkan bah(a kira!
kira empat puluh persen diagnosis delirante berkembang dalam penyakitnya dan
akhirnya diklasifikasikan sebagai media skizofrenia.
E Skizofrenia "a#en.
#onsep skizofrenia laten dikembangkan selama suatu (aktu saat terdapat
konseptualisasi diagnosti. skizofrenia yang luas. 3ekarang, pasien harus sangat sakit
mental untuk mendapatkan diagnosis skizofreniaH tetapi pada konseptualisasi
diagnostik skizofrenia yang luas, pasien yang sekarang ini tidak terlihat sakit berat
dapat mendapatkan diagnosis skizofrenia. 3ebagai .ontohnya, skizofrenia laten sering
merupakan diagnosis yang digunakan gangguan kepribadian s.hizoid dan skizotipal.
Pasien tersebut mungkin kadang!kadang menunjukkan perilaku aneh atau gangguan
pikiran tetapi tidak terus menerus memanifestasikan gejala psikotik. 3indroma juga
dinamakan skizofrenia ambang $borderline s.hizophrenia' di masa lalu.
E Oneiroi!.
#eadaan oneiroid adalah suatu keadaan mirip mimpi dimana pasien mungkin
pasien sangat kebingungan dan tidak sepenuhnya terorientasi terhadap (aktu dan
tempat. )stilah 8skizofrenik oneiroid9 telah digunakan bagipasien skizofrenik yang
khususnya terlibat didalam pengalaman halusinasinya untuk mengeluarkan
keterlibatan didalam dunia nyata. Jika terdapat keadaan oneiroid, klinisi harus berhati!
hati dalam memeriksa pasien untuk adanya suatu penyebab medis atau neurologist
dari gejala tersebut.
E Parafrenia.
)stilah ini seringkali digunakan sebagai sinonim untuk 8skizofrenia paranoid9.
Dalam pemakaian lain istilah digunakan untuk perjalanan penyakit yang memburuk
se.ara progresif atau adanya system (aham yang tersusun baik. 0rti ganda dari istilah
ini menyebabkannya tidak sangat berguna dalam mengkomunikasikan informasi.
E P$e&!one&ro#ik.
#adang!kadang, pasien yang a(alnya menunjukkan gejala tertentu seperti
ke.emasan, fobia, obsesi, dan kompulsi selanjutnya menunjukkan gejala gangguan
pikiran dan psikosis. Pasien tersebut ditandai oleh gejala panansietas, panfobia,
panambi2alensi dan kadang!kadang seksualitas yang ka.au. <idak seperti pasien yang
menderita gangguan ke.emasan, mereka mengalami ke.emasan yang mengalir bebas
$free!floating' dan yang sering sulit menghilang. Didalam penjelasan klinis pasien,
mereka jarang menjadi psikotik se.ara jelas dan parah.
E Skizofrenia Ti*e I.
3kizofrenia dengan sebagian besar simptom yang mun.ul adalah simptom
positif yaitu asosiasi longgar, halusinasi, perilaku aneh, dan bertambah banyaknya
pembi.araan. Disertai dengan struktur otak yang normal pada ;< dan respon yang
relatif baik terhadap pengobatan.
E Skizofrenia #i*e II.
3kizofrenia dengan sebagian besar simptom yang mun.ul adalah simptom
negati2e yaitu pendataran atau penumpulan afek, kemiskinan pembi.araan atau isi
pembi.araan, penghambatan $blo.king', dandanan yang buruk, tidak adanya moti2asi,
anhedonia, penarikan sosial, defek kognitif, dan defisit perhatian. Disertai dengan
kelainan otak struktural pada pemeriksaan ;< dan respon buruk terhadap pengobatan.
II.9 DIAGNOSIS BANDING
Gan((&an P$iko#ik Sek&n!er !an Aki'a# O'a#
Cejala psikosis dan katatonia dapat disebabkan oleh berbagai ma.am keadaan
medis psikiatrik dan dapat diakibatkan oleh berbagai ma.am zat. Jika psikosis atau
katatonia disebabkan oleh kondisi medis nonpsikiatrik atau diakibatkan oleh suatu zat,
diagnosis yang paling sesuai adalah gangguan psikotik akibat kondisi medis umum,
atau gangguan katatonia akibat zat. anifestasi psikiatrik dari banyak kondisi medis
nonpsikiatrik dapat terjadi a(al dalam perjalanan penyakit, seringkali sebelum
perkembangan gejala lain. Dengan demikian klinisi harus mempertimbangkan
berbagai ma.am kondisi medis nonpsikiatrik dii dalam diagnosis banding psikosis,
bahkan tanpa adanya gejala fisik yang jelas. Pada umumnya, pasien dengan gangguan
neurologist mempunyai lebih banyak tilikan pada penyakitnya dan lebih menderita
akibat gejala psikiatriknya daripada pasien skizofrenik, suatu kenyataan yang dapat
membantu klinisi untuk membedakan kedua kelompok tersebut.
3aat memeriksa seorang pasien psikotik, klinisi harus mengikuti tiga pedoman
umum tentang pemeriksaan keadaan nonpsikiatrik. Pertama, klinisi harus .ukup
agresif dalam mengejar kondisi medis nonpsikiatrik jika pasien menunjukkan adanya
gejala yang tidak lazim atau jarang atau adanya 2ariasi dalam tingkat kesadara.
#edua, klinisi harus berusaha untuk mendapatkan ri(ayat keluarga yang lemgkap,
termasuk ri(ayat gangguan medis, neurologist, dan psikiatrik. #etiga, klinisi harus
mempertimbangkan kemungkinan suatu kondisi medis nonpsikiatrik, bahkan pada
pasien dengan diagnosis skizofrenia sebelumnya. 3eorang pasien skizofrenia
mempunyai kemungkinan yang sama untuk menderita tumor otak yang menyebabkan
gejala psikotik dibandingkan dengan seorang pasien skizofrenik.
Ber*&ra%*&ra !an Gan((&an '&a#an
*aik berpura!pura atau gangguan buatan mungkin merupakan suatu diagnosis
yang sesuai pada pasien yang meniru gejala skizofrenia tetapi sebenarnya tidak
menderita skizofrenia. =rang telah menipu menderita skizofrenia dan dira(at dan
diobati di rumah sakit psikiatrik. =rang yang se.ara lengkap mengendalikan produksi
gejalanya mungkin memenuhi diagnosis berpura!pura $malingering'H pasien tersebut
biasanya memilki alasan finan.ial dan hokum yang jelas untuk dianggap gila. Pasien
yang kurang mengendalikan pemalsuan gejala psikotiknya mungkin memenuhi
diagnosis suatu gangguan buatan $fa.titious disorder'. <etapi, beberapa pasien dengan
skizofrenia seringkali se.ara palsu mengeluh suatu eksaserbasi gejala psikotik untuk
mendapatkan bantuan lebih banyak atau untuk dapat dira(at di rumah sakit.
Gan((&an P$iko#ik Lain
Cejala psikotik yang terlihat pada skizofrenik mungkin identik dengan yang
terlihat pada gangguan skizofreniform, gangguan psikotik singkat, dan gangguan
skizoafektif. Cangguan skizofreniform berbeda dari skizofrenia karena memiliki lama
$durasi' gejala yang sekurangnya satu bulan tetapi kurang daripada enam bulan.
Cangguan psikotik berlangsung singkat adalah diagnosis yang tepat jika gejala
berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu bulan dan jika pasien tidak
kembali ke tingkat fungsi pramorbidnya. Cangguan skizoafektif adalah diagnosis
yang tepat jika sindroma manik atau depresif berkembang bersama!sama dengan
gejala utama skizofrenia.
3uatu diagnosis gangguan delusional diperlukan jika (aham yang tidak aneh
$nonbizzare' telah ada selama sekurangnya satu bulan tanpa adanya gejala skizofrenia
lainnya atau suatu gangguan mood.
Gan((&an Moo!
Diagnosis banding skizofrenia dan gangguan mood dapat sulit, tetapi penting
karena tersedianya pengobatan yang spesifik dan efektif untuk mania dan depresi.
Cejala afektif atau mood pada skizofrenia harus relati2e singkat terhadap lama gejala
primer. <anpa adanya informasi selain dari pemeriksaan status mental, klinisi harus
menunda diagnosis akhir atau harus menganggap adanya gangguan mood, bukannya
membuat diagnosis skizofrenia se.ara prematur.
Gan((&an Ke*ri'a!ian
*erbagai gangguan kepribadian dapat ditemukan dengan suatu .irri
skizofreniaH gangguan kepribadian skizotipal, s.hizoid, dan ambang adalah gangguan
kepribadian dengan gejala yang paling mirip. Cangguan kepribadian, tidak seperti
skizofrenia, mempunyai gejala yang ringan, suatu ri(ayat ditemukannya gangguan
selama hidup pasien, dan tidak adanya onset tanggal yang dapat diidentifikasi.
II.: PE8JALANAN PEN<AKIT
<anda a(al dari skizofrenia adalah simtom!simtom pada masa premorbid. *iasanya
simtom ini mun.ul pada masa remaja dan kemudian diikuti dengan berkembangnya
simtom prodormal dalam kurun (aktu beberapa hari sampai beberapa bulan. 0danya
perubahan so.ial > lingkungan dapat memi.u mun.ulnya simtom gangguan. asa
prodormal ini bisa langsung sampai bertahun!tahun sebelum akhirnya mun.ul simtom
psikotik yang terlihat.
Perjalanan penyakit skizofrenia yang umum adalah memburuk dan remisi. 3etelah
sakit yang pertama kali, pasien mungkin dapat berfungsi normal untuk (aktu lama
$remisi', keadaan ini diusahakan dapat terus dipertahankan. 5amun yang terjadi
biasanya adalah pasien mengalami kekambuhan. <iap kekambuhan yang terjadi
membuat pasien mengalami deteriorasi sehingga ia tidak dapat kembali ke fungsi
sebelum ia kambuh. #adang, setelah episode psikotik le(at, pasien menjadi depresi,
dan ini bisa berlangsung seumur hidup.
3eiring dengan berjalannya (aktu, simtom positif hilang, berkurang, atau tetap ada,
sedangkan simtom negati2e relati2e sulit hilang bahkan bertambah parah.
Aaktor!faktor resiko tinggi untuk berkembangnya skizofrenia adalah
empunyai anggota keluarga yang menderita skizofrenia, terutama jika salah satu
orang tuanya>saudara kembar monozygotnya menderita skizofrenia, kesulitan pada
(aktu persalinan yang mungkin menyebabkan trauma pada otak, terdapat
penyimpangan dalam perkembangan kepribadian, yang terlihat sebagai anak yang
sangat pemalu, menarik diri, tidak mempunyai teman, amat tidak patuh, atau sangat
penurut, proses berpikir idiosinkratik, sensiti2e dengan perpisahan, mempunyai orang
tua denga sikap paranoid dan gangguan berpikir normal, memiliki gerakan bola mata
yang abnormal, menyalahgunakan zat tertentu seperti amfetamin, kanabis, kokain,
empunyai ri(ayat epilepsi, memilki ketidakstabilan 2asomotor, gangguan pola
tidur, .ontrol suhu tubuh yang jelek dan tonus otot yang jelek.
II.; P8OGNOSIS
*eberapa penelitian telah membuktikan bah(a lebih dari periode + sampai 10
tahun setelah pera(atan psikiatrik pertama kali di rumah sakit karena skiofrenia,
hanya kira!kira 10!20 4 pasien dapat digambarkan memliki hasil yang baik.:ebih
dari +04 pasien dapat digambarkan memiliki hasil yang buruk, dengan pera(atan di
rumah sakit yang berulang, eksaserbasi gejala, episode gangguan mood berat, dan
usaha bunuh diri. 6alaupun angka!angka yang kurang bagus tersebut, skizofrenia
memang tidak selalu memiliki perjalanan penyakit yang buruk, dan sejumlah faktor
telah dihubungkan dengan prognosis yang baik.
?entang angka pemulihan yang dilaporkan didialam literatur adalah dari 10!
&04 dan perkiraan yang beralasan adalah bah(a 20!-04 dari semua pasien
skizofrenia mampu untuk menjalani kehidupan yang agak normal. #ira!kira 20!-04
dari pasien terus mengalami gejala yang sedang,dan /0!&04 dari pasien terus
terganggu s.ara bermakna oleh gangguannya selama seluruh hidupnya.
3e.ara umum prognosis skizofrenia tergantung pada1
1. Isia pertama kali timbul $ onset'1 makin muda makin buruk.
2. ula timbulnya akut atau kronik1 bila akut lebih baik.
-. <ipe skizofrenia1 episode skizofrenia akut dan katatonik lebih baik.
/. ;epat, tepat serta teraturnya pengobatan yang didapat.
+. 0da atau tidaknya faktor pen.etusnya1 jika ada lebih baik.
&. 0da atau tidaknya faktor keturunan1 jika ada lebih jelek.
,. #epribadian prepsikotik1 jika skizoid, skizotim atau intro2red lebih jelek.
%. #eadaan sosial ekonomi1 bila rendah lebih jelek.
II.1=
PENATALAKSANAAN
<iga pengamatan dasar tentang skizofrenia yang memerlukan perhatian saat
mempertimbangkan pengobatan gangguan, yaitu 1
1. <erlepas dari penyebabnya, skizofrenia terjadi pada seseorang yang mempunyai
sifat indi2idual, keluarga, dan sosial psikologis yang unik.
2. #enyataan bah(a angka kesesuaian untuk skizofrenia pada kembar monozigotik
adalah +0 persen telah diperhitungkan oleh banyak peneliti untuk menyarankan
bah(a fa.tor lingkungan dan psikologis yang tidak diketahui tetapi kemungkinan
spesifik telah berperan dalam perkembangan gangguan.
-. 3kizofrenia adalah suatu gangguan yang kompleks, dan tiap pendekatan terapetik
tunggal jarang men.ukupi untuk menja(ab se.ara memuaskan gangguan yang
memiliki berbagai segi.
6alaupun medikasi antipsikotik adalah inti dari pengobatan skizofrenia,
penelitian telah menemukan bah(a inter2ensi psikososial dapat memperkuat
perbaikkan klinis.
Pera.a#an !i 8&)a+ Saki#
Pro(no$i$ Baik Pro(no$i$ B&r&k
E =nset lambat
E Aaktor pen.etus yang
jelas
E =nset akut
E ?i(ayat sosial, seksual
dan pekerjaan
premorbid yang baik
E Cejala gangguan mood
$terutama gangguan
depresif'
E enikah
E ?i(ayat keluarga
gangguan mood
E 3istem pendukung yang
baik
E Cejala positif
E =nset muda
E <idak ada fa.tor pen.etus
E =nset tidak jelas
E ?i(ayat so.ial dan pekerjaan premorbid
yang buruk
E Prilaku menarik diri atau autisti.
E <idak menikah, ber.erai atau janda> duda
E 3istem pendukung yang buruk
E Cejala negatif
E <anda dan gejala neurologist
E ?i(ayat trauma perinatal
E <idak ada remisi dalam - tahun
E *anyak relaps
E ?i(ayat penyerangan
)ndikasi utama pera(atan di rumah sakit adalah 1
1. Intuk tujuan diagnostik.
2. enstabilkan medikasi.
-. #eamanan pasien karena gagasan bunuh diri atau membunuh.
/. Perilaku yang sangat ka.au atau tidak sesuai.
+. #etidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar.
<ujuan utama pera(atan di rumah sakit adalah ikatan efektif antara pasien dan
system pendukung masyarakat.
3ejak diperkenalkan dia(al tahun 19+0!an medikasi antipsikotik telah
menyebabkan re2olusi dalam pengobatan skizofrenia. <etapi, antipsikotik mengobati
gejala gangguan dan bukan suatu penyembuhan skizofrenia.
Pera(atan di rumah sakit menurunkan stres pada pasien dan membantu
mereka menyusun akti2itas harian mereka. :amanya pera(atan di rumah sakit
tergantung pada keparahan penyakit pasien dan tersedianya fasilitas pengobatan ra(at
jalan.
?en.ana pengobatan di rumah sakit harus memiliki orientasi praktis ke arah
masalah kehidupan, pera(atan diri sendiri, kualitas hidup, pekerjaan dan hubungan
sosial. Pera(atan di rumah sakit harus di arahkan untukk mengikat pasien dengan
fasilitas pas.a ra(at termasuk keluarganya, keluarga angkat, board and .are homes,
dan half (ay house. Pusat pera(atan di siang hari $ day .are .enter ' dan kunjungan
rumah kadang!kadang dapat membantu pasien tetap di luar rumah sakit untuk periode
(aktu yang lama dan dapat memperbaiki kualitas kahidupan sehari!hari pasien.
Tera*i So)a#ik
An#i*$iko#ik
0ntipsikotik termasuk tiga kelas obat yang utama, yaitu1
1. 0ntagonis reseptor dopamine
2. ?isperidone $ ris perdal '
-. ;lozapine $ .lozaril '
Pe)i"i+an O'a#
1. 0ntagonis ?eseptor Dopamin
0dalah obat antipsikotik yang klasik dan efektif dalam pengobatan skizofrenia.
=bat ini memiliki dua kekurangan utama, yaitu1
1.
a. Banya sejumlah ke.il pasien, .ukup tertolong untuk mendapatkan kembali
jumlah fungsi mental yang .ukup normal.
b. Disertai dengan efek merugikan yang mengganggu dan serius. "fek
mengganggu yang paling utama adalah akatisia dan gejala mirip
parkinsonisme berupa rigiditas dan tremor. "fek serius yang potensial adalah
tardi2e dyskinesia dan sindroma neuroleptik malignan.
8 Remoxipride 8 adalah antagonis reseptor dopamin dari kelas yang berbeda dari
pada antagonis reseptor dopamin yang sekarang ini tersedia. 0(alnya obat ini
disertai efek samping neurologist yang bermakna, tetapi akhirnya remoxipride
disertai dengan anemia aplastik, jadi membatasi nilai klinisnya.
2. ?isperidone
0dalah suatu obat antispikotik dengan akti2itas antagonis yang bermakna
pada reseptor serotonin tipe 2 $ +!B<
2
' dan pada reseptor dopamine tipe 2 $ d
2
'.
?isperidone menjadi obat lini pertama dalam pengobatan skizofrenia karena
kemungkinan obat ini adalah lebih efektif dan lebih aman daripada antagonis
reseptor dopaminergik yang tipikal.
-. ;lozapine
0dalah suatu obat antipsikotik yang efektif. ekanisme kerjanya belum
diketahui se.ara pasti. ;lozapine adalah suatu antagonis lemah terhadap reseptor
D
2
tetapi merupakan antagonis yang kuat terhadap reseptor D
/
dan mempunyai
akti2itas antagonisti. pada reseptor serotogenik. 0granulositosis merupakan suatu
efek samping yang mengharuskan monitoring setiap minggu pada indeks!indeks
darah. =bat ini merupakan lini kedua, diindikasikan pada pasien dengan tardi2e
dyskinesia karena data yang tersedia menyatakan bah(a .lozapine tidak disertai
dengan perkembangan atau eksaserbasi gangguan tersebut.
Prin$i*%Prin$i* Tera*e#ik
1. #linis harus se.ara .ermat menentukan gejala sasaran yang akan diobati
2. 3uatu antipsikotik yang telah bekerja dengan baik di masa lalu pada pasien harus
digunakan lagi.
-. :ama minimal per.obaan antipsikotik adalah empat sampai enam minggu pada
dosis yang adekuat.
/. Penggunaan pada lebih dari satu medikasi antipsikotik pada satu (aktu adalah
jarang diindikasikan.
+. Pasien harus dipertahankan pada dosis efektif yang serendah mungkin yang
diperlukan untuk men.apai pengendalian gejala selama periode psikotik.
Pe)erik$aan A.a"
=bat antipsikotik .ukup aman jika diberikan selama periode (aktu yang
.ukup singkat. Dalam situasi ga(at, obat ini dapat diberikan ke.uali .lozapine, tanpa
melakukan pemeriksaan fisik atau laboratorium pada diri pasien. Pada pemeriksaan
biasa harus didapatkan hitung darah lengkap dengan indekss sel darah putih, tes
fungsi hati dan ";C khususnya pada (anita yang berusia lebih dari /0 tahun dan laki!
laki yang berusia lebih dari -0 tahun.
#ontraindikasi Itama 0ntipsikotik1
1. ?i(ayat respon alergi yang serius
2. #emungkinan bah(a pasien telah mengingesti zat yang akan berinteraksi dengan
antipsikotik sehingga menyebabkan depresi sistem saraf pusat.
-. ?esiko tinggi untuk kejang dari penyebab organi. atau audiopatik.
/. 0danya glukoma sudut sempit jika digunakan suatu antupsikotik dengan akti2itas
antikolinergik yang bermakna.
Ke(a(a"an Pen(o'a#an
1. #etidakpatuhan dengan antipsikotik merupakan alas an utama untuk terjadinya
relaps dan kegagalan per.obaan obat.
2. 6aktu per.obaan yang tidak men.ukupi.
3etelah menghilangkan alasan lain yang mungkin bagi kagagalan terapi antipsikotik,
dapat di.oba antipsikotik kedua dengan struktur kimia(i yang berbeda dari obat yang
pertama. 3trategi tambahan adalah suplementasi antipsikotik dengan lithium
$eskalith', suatu antikon2ulsan seperti .arbamazepine atau 2alproate $depakene', atau
suatu benzodiazepine. Pemakaian terapi antipsikotik dosis!mega jarang diindikasikan,
karena hamper tidak ada data yang mendukung praktek tersebut.
O'a# Lain
J :ithium
"fektif dalam menurunkan gejala psikotik lebih lanjut pada sampai +0 persen pasien
dengan skizofrenia dan merupakan obat yang beralasan untuk di.oba pada pasien
yang tidak mampu menggunakan medikasi antipsikotik.
J 0ntikon2ulsan
;arbamazepine dan 2alproat dapat digunakan sendiri!sendiri atau dalam kombinasi
dengan lithium atau suatu antipsikotik. 6alaupun tidak terbukti efektif dalam
menurunkan gejala psikotik pada skizofrenia, namun jika digunakan sendiri!
sendiri mungkin efektif dalam menurunkan episode kekerasan pada beberapa
pasien skizofrenia.
J *enzodiazepin
Pemakaian bersama!sama alprazolam $ LanaL ' dan antipsikotik bagi pasien yang
tidak berespo terhadap pemberian antipsikotik saja, dan pasien skizofrenia yang
berespon terhadap dosis tinggi diazepam $ 2alium ' saja. <etapi keparahan psikosis
dapat di eksaserbasi seteloah putus dari benzodiazepine.
Tera*i So)a#ik Lainn2a
"lektrokon2ulsif $ ";< ' dapat diindikasikan pada pasien katatonik dan bagi
pasien yang karena suatu alasan tidak dapat menggunakan antipsikotik $ kurang
efektif '. Pasien yang telah sakit selama kurang dari satu tahun adalah yang paling
mungkin berespon.
Dimasa lalu skizofrenia diobati dengan koma yang di timbulkan insulin
$insulin!indu.ed .oma' dan koma yang ditimbulkan barbiturat $barbiturate!indu.ed
.oma'.
Tera*i P$iko$o$ia"
J <erapi Perilaku
<ehnik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan keterampilan so.ial untuk
meningkatkan kemampuan so.ial, kemampuan memenuhi diri sendiri, latihan
praktis, dan komunikasi interpersonal.
Perilaku adaptif adalah didorong dengan pujian atau hadiah yang dapat ditebus untuk
hal!hal yang diharapkan. Dengan demikian frekuensi perilaku mal adaptif atau
menyimpang dapat diturunkan.
:atihan #eterampilan Perilaku $ *eha2ioral 3kills <rainning '
3ering dinamakan terapi keterampilan sosial $ so.ial skills therapy '. <erapi ini dapat
se.ara langsung membantu dan berguna bagi pasien dan merupakan tambahan
alami bagi terapi farmakologis. :atihan keterampilan ini melibatkan penggunaan
kaset 2ideon orang lain dan pasien permainan simulasi $ role playing ' dalam
terapi, dan pekerjaan rumah tentang keterampilan yang telah dilakukan.
J <erapi *erorientasi #eluarga
Pusat dari terapi harus pada situasi segera dan harus termasuk mengidentifikasik dan
menghindari situasi yang kemungkinan menimbulkan kesulitan. Jika masalah
memang timbul pada pasien di dalam keluarga, pusat terapi harus pada peme.ahan
masalah se.ara .epat.
3etelah periode pemulangan segera, topik penting yang dibahas dalam terapi keluarga
adalah proses pemulihan khususnya lama dan ke.epatannya.
Di dalam session keluarga dengan pasien skizofrenia, ahli terapi harus mengendalikan
intensitas emosional dari session.
BAB III
KESIMPULAN
1. 3kizofrenia adalah suatu deskripsi dengan 2ariasi penyebab $banyak belum diketahui'
dan perjalanan penyakit $tak selalu bersifat kronis atau 8deteriorating9' yang luas,
serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan
sosial budaya.
1. Psikopatologi skizofrenia1
! Aaktor Ditesis!stress
! 5eurobiologi
! Cenetika
! Aaktor Psikososial
1. #lasifikasi skizofrenia1
! 3kizofrenia paranoid
! 3kizofrenia hebefrenik
! 3kizofrenia katatonik
! 3kizofrenia tak terin.i $undifferentiated'
! Depresi pas.a skizofrenia
! 3kizofrenia residual
! 3kizofrenia simpleks
! 3kizofrenia lainnya
! 3kizofrenia 7<<
1. Diagnosis 3kizofrenia1
! Cejala karakteristik 1 dua $atau lebih' berikut, masing!masing ditemukan untuk
bagian (aktu yang bermakna selama periode 1 bulan $atau kurang jika diobati
dengan berhasil' (aham, halusinasi, bi.ara terdisorganisasi, perilaku
terdisorganisasi atau katatonik yang jelas, gejala negati2e
! 3osial > Pekerjaan 1 untuk bagian (aktu yang bermakna sejak onset gangguan , satu
atau lebih fungsi utama seperti pekerjaan, disfungsi hubungan interpersonal, atau
pera(atan diri, adalah jelas diba(ah tingkat yang di.apai sebelum onset.
! Durasi 1tanda gangguan terus menerus menetap selama sekurangnya & bulan,
termaksud sekurangnya satu bulan gejala.
! Penyingkiran gangguan skizoafektif dan gangguan mood.
! Penyingkiran zat> kondisi medis umum 1 gangguan tidak disebabkan oleh efek
fisiologis langsung dari suatu zat $mis1 obat yang disalahgunakan'.
! Bubungan dengan gangguan perkembangan per2asi2e jika terdapat ri(ayat adanya
gangguan autisti. atau gangguan perkembangn per2asi2e lainnya, diagnosis
tambahan skizofrenia dibuat hanya jika (aham atau halusinasi yang menonjol juga
ditemukan untuk sekurangnya satu bulan $atau kurang jika berhasil diobati'.
+. Cejala klinik skizofrenia1
Cejala!gejala khas yang meliputi berrbagai hal psikologis yaitu 1
J )si pikiran1 gangguan utama isi pikiran adalah (aham yang majemuk, terpe.ah atau
aneh, misalny berupa (aham kejar dan (aham yang menyangkut dirinya $delusion of
referen.e'.
J *entuk pikiran 1 adanya gangguan pikiran formal, berbentuk sebagai asosiasi longgar,
inkoherensi, kemiskinana pembi.araan, dll.
J Persepsi 1 Cangguan utama adalah berbagai jenis halusinasi, tetapi yang paling sering
adalah halusinasi dengar.
J 0fek 1 3ering kali berupa afek datar atau tidak serasi.
J ?asa kesadaran diri 1 3ering bermanifestasi sebagai rasa perpleksitas yang parah
tentang identitas dirinya dan makna eksistensinya.
J Dorongan kehendak$82olition 8' 1 Cangguan dapat berupa minat atau dorongan yang
tidak adekuat.
J Bubungan dengan dunia luar 1 sering terjadi ke.enderungan untuk menarik diri dari
dunia luar, berpreokupasi pad aide dan egosentrik dan apabila keadaanya parah maka
jatuh kedalam autisme.
J <ingkah laku psikomotor 1 Canggaun tingkah laku psikomotor bisa beraneka ragam,
dapat berupa berkurangnya gerakan dan akti2itas spontan atau dapat pula berupa
gerakan motorik yang berlebihan.
J Cambaran penyerta 1 Bampir semua gejala dapat timbul sebagai gambaran penyerta,
misalnya 1 indi2idu tampak kehilangan akal $perpleLed', berpakaian atau berdandan
eksentrik, akti2itas motorik yang tidak (ajar, afek yang tidak menyenangkan,
depersonalisasi, derealisasi dan gagasan yang mirip (aham yang menyangkut dirinya.
1. Diagnosis banding skizofrenia1
! Cangguan mood
! Cangguan kepribadian
! Cangguan psikotik lainnya
! Cangguan psikotik sekunder dan akibat obat
1. Penatalaksanaan skizofrenia1
! Pera(atan rumah sakit
! <erapi somatik
! <erapi psikososial
! <erapi blitzkrieg
1. Prognosis 1 tergantung dari berbagai fa.tor, antara lain 1 onset, fa.tor pen.etus,
ri(ayat keluarga, system pendukung, gejala, ri(ayat sosial, seksual,dll

Anda mungkin juga menyukai