Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH
Jalan Veteran Nomor 7 Jakarta 10110, Telepon/Fax (021) 3501161
Website http//keuda.kemendagri.go.id Email: djkd @kemendagri.go.id

KONTRAK KERJA TENAGA PENDUKUNG


PADA KEGIATAN PENGELOLAAN PELAYANAN UMUM DAN PERLENGKAPAN
DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TAHUN ANGGARAN 2021
NOMOR /SET

Pada hari ini Senin, tanggal Satu bulan Februari tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu, kami yang
bertanda tangan di bawah ini masing - masing:

1. Nama : SUMARSO, S.Sos, MAB


NIP : 19720506 199303 1 001
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Sekretariat Ditjen Bina Keuangan
Daerah Kementerian Dalam Negeri
Alamat : Jalan Veteran Nomor 7 Gd. H Lt.8 Jakarta Pusat.
Selanjutnya dalam kontrak kerja ini disebut PIHAK PERTAMA

2. Nama :
Alamat :

No.KTP :
Selanjutnya dalam kontrak kerja ini disebut PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan sepakat untuk membuat KONTRAK
KERJA sebagai Tenaga Pendukung pada Kegiatan Pengelolaan Pelayanan Umum dan
Perlengkapan Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri Tahun
Anggaran 2021 dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana tercantum dalam PASAL-PASAL
di bawah ini:

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

(1) PIHAK KESATU memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA sebagai Tenaga Pendukung
untuk membantu kinerja Aparatur Sipil Negara yang ditempatkan di lingkungan Ditjen Bina
Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri;
(2) PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh PIHAK KESATU dan melaporkan
hasil pekerjaannya secara berjenjang dan periodik kepada PIHAK KESATU.

Pasal 2
URAIAN TUGAS

(1) PIHAK KESATU memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA antara lain melakukan pekerjaan
sesuai bidang tugas berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri (Berita Negera Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 564) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2018 tentang perubahan Kedua atas
Peraturan Menteri Dalam Negari Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Dalam Negeri (Berita Negera Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 460);
(2) PIHAK KESATU berdasarkan Surat Tugas yang diterbitkan oleh Pimpinan tempat penugasan
dapat mengikut sertakan PIHAK KEDUA untuk membantu dan/atau mendampingi Aparatur Sipil
Negara dalam melaksanakan Perjalanan Dinas, Rapat di dalam jam kerja atau di luarjam kerja,
Rapat di Dalam kantor atau di Luar Kantor dan Lembur, guna mendukung pelaksanaan tugas
dan fungsi sesuai dengan lingkup tugasnya.
Pasal 3
MASA KONTRAK KERJA

(1) Masa berlaku Perjanjian kerja ini selama 11 (sebelas) bulan terhitung mulai tanggal 1 Februari
2021 sampai dengan tanggal 31 Desember 2022.

(2) Dalam hal PIHAK KEDUA mengundurkan diri atas permintaan sendiri sebelum tanggal
berakhirnya Perjanjian ini, maka PIHAK KESATU berhak menerima permohonan pengunduran
diri PIHAK KEDUA selambat-lambatnya 1 (satu) bulan kalender sebelum tanggal pengunduran
diri;

Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN

(1) PIHAK KEDUA berkewajiban untuk :


a. Mematuhi tata tertib yang berlaku di lingkungan Kementerian Dalam Negeri;
b. Menggunakan pakaian dan kelengkapan atribut sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri:
- Senin : Pakaian Dinas Harian (PDH) khaki
- Selasa dan Rabu : Atasan Putih bawahan hitam
- Kamis dan Jumat : Atasan Batik bawahan hitam
c. Melaksanakan pekerjaan dari PIHAK PERTAMA dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, kedisiplinan dan tanggung jawab;
d. Melaporkan hasil pelaksanaan pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA setiap bulan, paling
lambat minggu pertama bulan berikutnya;
e. Menunjukan integritas dan keteladanan dalam bersikap, perilaku, ucapan dan tindakan
kepada setiap orang;
f. Menyimpan kerahasiaan data, informasi atau dokumen yang bersifat Rahasia Negara
kepada publik baik lisan, tulisan atau memalui media cetak dan elektronik selama bekerja
dan/atau setelah selesai masa kontrak kerja;
g. Mematuhi jam kerja sesuai dengan ketentuan dan norma yang berlaku di Kementerian
Dalam Negeri, dan melakukan perekaman Finger Print untuk absensi kedatangan sebelum
pukul 08.00 WIB dan Finger Print untuk absensi pulang pukul 16.00 dan jumat pukul
16.30;
h. Melaporkan ketidakhadiran secara lisan dan tertulis kepada PIHAK PERTAMA atau pimpinan
langsung;
i. Mengikuti upacara bendera hari Senin dan upacara Hari Besar Nasional sesuai ketentuan
berlaku.
(2) PIHAK KEDUA berhak untuk :
a. Menerima honorarium sesuai dengan kontrak kerja ini;
b.Menerima hak keuangan lainnya yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku; dan
c. Mengajukan cuti dengan persetujuan PIHAK PERTAMA dalam hal sebagai berikut
1) Cuti sakit ( maksimal ……. Hari);
2) Cuti Tahunan ( maksimal ……. Hari);
3) Cuti bersalin atau melahirkan maksimal …… bulan) ; dan
4) Cuti bersama.
(3) Selama PIHAK KEDUA melaksanakan cuti upah/gaji setiap bulan tetap dibayarkan.
(4) Tata cara permintaan dan pemberian cuti disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di
lingkungan Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri.

Pasal 5
HONORARIUM

1. Atas pelaksanaan tugas-tugas sebagai Tenaga Pendukung, PIHAK KEDUA berhak untuk
menerima honorarium setiap bulannya sebesar Rp. 4.500.000,- (empat juta rupiah) yang
dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Ditjen Bina Keuangan Daerah
Tahun 2021 Nomor DIPA 010.09.0.662766/2021 tanggal 23 November 2020, dengan mata
anggaran kegiatan 01.03.09.1278.950.001.058.A.522191.

Pasal 6
SANKSI

(1) PIHAK KESATU dapat memberikan sanksi teguran lisan, teguran tertulis, dan/atau menghentikan
perjanjian kerja apabila PIHAK KEDUA terbukti tidak memenuhi isi kesepakatan Perjanjian Kerja
atau melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan etika/norma dan/atau melanggar hukum yang
berlaku.
(2) Apabila PIHAK KEDUA tidak masuk kerja tanpa keterangan yang sah selama 3 kali dalam waktu 1
bulan atau tidak mengikuti upacara bendera setiap hari Senin pagi dan upacara-upacara lain yang
diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri tanpa keterangan yang sah selama 3 kali dalam
waktu 3 bulan dikenakan sanksi berupa penghentian Perjanjian Kerja.
(3) Apabila PIHAK KEDUA tanpa seizin dan sepengetahuan PIHAK KESATU menyampaikan dokumen-
dokumen dan/atau keterangan yang sifatnya rahasia kepada pihak lain dikenakan sanksi berupa
penghentian Perjanjian Kerja.
(4) Apabila PIHAK KEDUA tidak menyampaikan laporan hasil pekerjaan setiap bulannya kepada PIHAK
KESATU dikenakan sanksi berupa penundaan pembayaran upah/gaji sampai dengan PIHAK KEDUA
menyampaikan laporan hasil pekerjaan.
(5) Apabila PIHAK KEDUA terbukti melakukan/terlibat suatu tindak pidana atau perbuatan melawan
hukum lainnya, baik berkaitan dengan pekerjaan maupun diluar pekerjaan dikenakan sanksi
berupa penghentian Perjanjian Kerja
(6) Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (5) sepenuhnya
merupakan kewenangan PIHAK KESATU.
(7) Dalam hal terjadi penghentian perjanjian kerja karena pelanggaran yang dilakukan oleh PIHAK
KEDUA) atau pemutusan hubungan kerja akibat pengunduran diri PIHAK KEDUA atas permintaan
sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), maka PIHAK KESATU tidak membayar ganti
rugi apapun kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 7
EVALUASI DAN BENTUK SANKSI

1. PIHAK KESATU melakukan evaluasi kehadiran, kedisiplinan dan kinerja terhadap PIHAK KEDUA
melalui Kepala Bagian Umum secara periodik setiap bulannya;
2. Hasil evaluasi dan/atau pelanggaran yang dilakukan PIHAK KEDUA sebagaimana ketentuan
Pasal 6 dapat dikenakan sanksi oleh PIHAK KESATU baik lisan maupun tulisan.

Pasal 8
PEMUTUSAN KONTRAK KERJA

1. PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak Kontrak Kerja ini bila:
a. PIHAK KEDUA meninggal dunia;
b. PIHAK KEDUA atas permintaan sendiri memutuskan hubungan kerja, setelah
mengajukan pemberitahuan dan permohonan kepada PIHAK PERTAMA selambat-
lambatnya satu bulan sebelumnya, dan yang bersangkutan wajib menyelesaikan tugas dan
kewajibannya serta menyerahkannya kepada atasan langsungnya;
c. PIHAK KEDUA menderita sakit tetap yang berakibat tidak memungkinkan
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya;
d. PIHAK KEDUA tidak memenuhi target pelaksanaan tugas berdasarkan hasil evaluasi
kehadiran, kedisiplinan dan kinerja;
e. Adanya kebijakan pemerintah yang menyebabkan berkurangnya kemampuan dana
APBN;
f. PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran menjalani pemeriksaan PIHAK YANG
BERWAJIB sebagai TERSANGKA akibat dari penyimpangan, kelalaian atau tindakan
kejahatan serta pelanggaran hukum terkait atau lainnya.
2. PIHAK PERTAMA wajib memberitahukan kepada PIHAK KEDUA selambat-lambatnya 1
(satu) bulan sebelumnya dalam hal terjadi Pemutusan Kontrak Kerja.

3. PIHAK KEDUA dapat mengajukan surat pemutusan hubungan kerja secara sepihak dalam
hal sebagai berikut:
a. Apabila PIHAK PERTAMA secara sengaja atau karena kelalaian tidak melakukan
kewajiban balas jasa sebagaimana tercantum dalam Pasal 5 dari Kontrak Kerja ini, dan
PIHAK KEDUA telah melakukan klarifikasi dengan PIHAK PERTAMA secara tertulis;
b. Jika PIHAK PERTAMA tidak memberikan dukungan administrasi yang diperlukan oleh
PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan tugasnya sebagaimana mestinya.
4. Selain dari yang tersebut pada ayat (1) dan ayat (3) pasal ini, maka Kontrak Kerja ini dapat
dibatalkan dengan persetujuan tertulis kedua belah pihak.

Pasal 9
BERAKHIRNYA KONTRAK KERJA

Kontrak kerja berakhir dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Berakhirnya masa kontrak kerja sebagaimana pasal 3 (tiga);
2. Terjadinya pemutusan kontrak kerja baik dari PIHAK PERTAMA atau PIHAK KEDUA dengan
alasan sebagaimana pasal 7 (tujuh);
3. Apabila kontrak kerja berakhir sebagaimana pasal 8 (delapan) ayat (1) dan (2), PIHAK
KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan hukum dalam bentuk apapun serta wajib
menyerahkan seluruh barang inventaris kantor yang digunakan selama pelaksanaan tugas.

Pasal 10
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Penyelesaian perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan diselesaikan
musyawarah dan kekeluargaan;
2. Apabila dengan cara musyawarah tidak dapat diselesaikan, kedua belah pihak akan
menempuh jalur hukum melalui pengadilan negeri dalam wilayah hukum Pemerintah Republik
Indonesia.

Pasal 11
KETENTUAN LAIN

1. PIHAK KEDUA tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS) atau tidak dapat menuntut menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS),
pengangkatan harus mengikuti proses seleksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
2. Apabila keadaan memaksa (force majeure) yang mengakibatkan penundaan
pembayaran honorarium PIHAK KEDUA oleh PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA tidak
dapat menuntut kepada PIHAK PERTAMA;
3. Kontrak kerja ini dapat dirubah atas persetujuan kedua belah pihak;
4. Hal-hal yang belum diatur dalam kontrak kerja ini akan diatur kemudian dan
merupakan addendum yang menjadi bagian tidak terpisahkan dalam kontrak kerja ini.

Pasal 12
PENUTUP

1. Kontrak kerja ini dianggap sah setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal,
bulan, dan tahun tersebut di atas, dan dibuat dalam rangkap 3 (tiga) asli dan bermaterai
6000 (enam ribu) dan 1 (satu) lembar asli tanpa materai, serta mempunyai kekuatan hukum
yang sama untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
2. Kontrak kerja ini berlaku sejak tanggal ditandatangani, apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan didalamnya akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Dikeluarkan di Jakarta
Pada tanggal 1 Februari 2021

PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
TENAGA PENDUKUNG, SETDITJEN BINA KEUANGAN DAERAH,

AGUNG HERYUDO, S. Kom SUMARSO, S.Sos, MAB

Anda mungkin juga menyukai