Anda di halaman 1dari 26

JENIS-JENIS

KROMATOGRAFI
• Berdasarkan prinsip kerja: partisi dan
adsorpsi

JENIS
• Kromatografi lapis tipis (TLC)
• Kromatografi kolom: HPLC, GLC,
penukar ion, gel filtrasi
Kromatografi berdasar
B.PEMBAGIAN atas proses
KROMATOGRAFI
pemisahannya :

a. Kromatografi adsorbsi
b. Kromatografi partisi
c. Kromatografi pasangan ion
d. Kromatografi penukar ion
e. Kromatografi eksklusif
f. Kromatografi afinitas,

2
Pembagian berdasar alat
Menurut alat yang digunakan terdiri dari 3 alat
yang selalu dapat di kembangkan perleng
kapannya ialah:
a. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dapat juga dikenal
dengan thin layer chromatography (TLC). Dan
kromatografi Kertas
b. Kromatografi Gas, jenis kromatografi kolom yang
menggunakan fase gerak gas.(GC)
c. Kromatografi cair kinerja tinggi atau KCKT, dan
berasal dari terjemahan High Perfomance Liquid
Chromatograpfay atau HPLC. Kromatografi ini
termasuk kromatografi kolom yang fese geraknya
berupa cairan dan dialirkan berdasar kekuatan
dari tekanan yang diberikan.

3
Menurut Willard et at, (1989), pembagian
kromatografi dapat dibuat bagan sebagai berikut:

Kromatografi Gas Kromatografi Cair

Cair-padat (LSC)
Gas
Gas Cir padat Exlusif (EC)
GLC GSC Penukar ion (IEC)

Fase terikat PPasangan ion


BP C (IC)

Kr. Permeabel Kr. Penyaringan


(PC) (FC)

4
Keterngan

: GLC = Gas Liquid Chromatography


GSC = Gas Solid Chromatography
IEC = Ion Exchange Chromatography
EC = Eclusive Chromatography
LLC = Liquid-Liquid Chromatography
LSC = Liquid-Solid Chromatography
BPC = Bonded Phase Chromatography
PIC = Pair Ions Chromatography

5
• Pembagian diatas berdasar jenis fase, ialah
cair dan gas, sedangkan dalam pembagaian
kedua seperti penukar ion dan eklusif serta
pasangan ion hanya mengetengahkan salah
satu fase diam,
• Willard menerangkan bahwa kedua
kromatografi penukar ion dan eklusif merupakan
kromatografi yang berdasar pada interakasi
antara linarut dan fase diam.
• Seperti pembagian kromatografi atas dasar
pemisahaan, sebenamya kromatografi
dibedakan menjadi 2 ialah: adsorbsi, dan
partisi yang dapat terjadi baik dalam
kromatografi gas maupun kromatografi cair.
6
• Kromatografi eksklusif merupakan kromatografi
yang pemisahannya atas dasar ukuran molekul
linarut, utamanya pada molekul yang besar,
sehingga dinamakan pula kromatografi filtrasi.

• Pada kromatografi filtrasi dapat pula terjadi pada


kromatogarfi gas tetapi dengan ukuran molekul
yang kecil disebut moleculer shiever

• Sehingga terdapat teori pemisahan dalam


kromatografi
• Teori tersebut perlu dibahas terpisah sesuai
dengan topik dan aplikasinya.
7
C.TEORI PEMISAHAN
Seperti telah dijelaskan bahwa kromatografi adalah alat
pemisahan campuran senyawa kimia, karena itu perlu
diketahui teori dan mekanisme dari berbagai
pemisahan.

1. Pemisahan Adsorpsi

 Peristiwa adsorpsi oleh fase diam terhadap fase gerak dan


linarut selalu terjadi kompetitif
 Kemampuan fase diam mengadsorpsi keduanya sangat
tergantung pada topografi gugus aktif yang terdapat
pada masing -masing komponen.
 Fase diam dari silica yang mempunyai gugas hidoksil dari
silanol (Si-OH) dapat terjadi interaksi dengan gugus pada
linarut maupun pada fase gerak.

8
• Peristiwa adsorbsi umumnya terjadi pada
kromatografi padat cair (liquid solid
chromatography, atau LSC, terjadi pada KLT).
• Dapat pula terjadi pada Gas solid
chromatography atau Kromatografi gas (KG)
yang berinteraksi antara fase diam dan linarutnya.
• Fase gerak pada kromatografi gas, tidak
mempunyai gugus aktif yang dapat berinteraksi
dengan fase diam. Rumus kompetitif itu sebagai
berikut:

9
Xm + nSads  Xads + nSm (1.1)
Xm dan Xads adalah linarut dalam fase gerak (m) dan
fase diam (ads), sedangkan Sm dan Sads adalah fase
gerak yang mengalami adsorpsi.
Berdasar persamaan tersebut tempat linarut pada
fase diam dapat digantikan oleh fase gerak atau
sebaliknya.
Bila senyawa X mempunyai ikatan yang kuat
terhadap penjerap (ads), maka X akan lama
tertambat pada ads. Pada keadaan seimbang
dirumuskan sebagai berikut:
 (XAds)(Sm)n
KD =  (2.1)
(Xm)(Sads) n

10
Rumus Distribusi
• Rumus 2 dapat disederhanakan menjadi:
• KD =CS/CM (3.1)

CS menyatakan kadar linarut dalam fase diam


(stationair phase), dan CM kadar linarut dalam
fase gerak (mobile phase).
 Persamaan diatas menunjukkan bahwa linarut X
lebih sedidik berinteraksi dengan fase diam
karena indeknya lebih kecil dan jumlah dalam
masing-masing fase juga sangat kecil.
Dengan pedoman tersebut bcrarti kadar linarut
dalam fase diam selalu lebih kecil dari kadar
linarut dalam fase gerak.
11
Faktor yang berpengruh pada Adsorpsi
Dalam kromatografi selalu menggunakan pedoman
umum seperti ini, sehingga harga KD selalu lebih kecil
dari 1, Tetapi mungkin dapat terjadi yang sebaliknya.
Dasar tersebut yang menyebabkan terjadinya
pemisahan. Adsorpsi linarut oleh fase diam sangat
tergan-tung pada:
a. Struktur kimia linarut atau adanya gugus aktif yang
ada
b. Ukuran partikel fase diam, makin kecil ukuran
partikel fase diam makin luas permukaannya
sehingga kontak dengan linarut makin luas.
c. Kelarutan linarut dalam fase gerak, makin mudah
larut linarut dalam fase gerak, linarut makin mudah
lepas dari fase diam.
12
d. Kemampuan interaksi (isotermik) yang terjadi
antara fasediam dan fase gerak.
Contoh interaksi antara beberapa senyawa
aromatik (analit ) dengan silica(fase diam)

14
• Ikatan hidrogen yang terbentuk dari para
dihidroksi benzen paling kuat karena jarak gugus
OH sama dengan jarak SiOH.
• Bentuk ikatan tersebut menunjukka n bahwa para
dihidroksi benzen membentuk ikatan pada ke dua
sisi dengan silanol.
• Hal tersebut juga terjadi pada gugus yang lain
seperti nitro, amina, karena gugus yang terdapat
pada senyawa tersebut sebagai pemberi atau
penerima elekron maupun proton ( atom N, 0, P
dan S)
• Puncak hasil analisis dengan HPLC atau bercak
yang terjadi pada analisis dengan KLT untuk
dihidroksi benzen sangat berbeda dengan yang
lain.
15
Contoh
• Puncak dan bercak.

Campuran sebelum elusi


16
Keterangan
• Puncak pada KCKT p-dihidroksi benzen
paling lama tertahan dalam kolom dengan
fase diam silica gel. Karena iktannya paling
kuat.
• Bercak pada KLT p-dihidroksi benzin paling
pendek migrasinya, karena ikatan dengan
fase diam silica paling kuat.
Makin dekat gugus hidroksil, ialah meta
dihidroksi dan o – dihidroksi benzen paling
mudah terelusi oleh pelarut, tetap ikatan
adsorbsinya dengan silika makin lemah,

17
• Jumlah puncak menyatakan jumlah
komponen terdapat dlm campuran
• Kuantitas tiap kompenen dpt diukur dari
luas puncak
• Makin besar puncak makin besar
kuantitas komponen tsb
Penggolongan tipe adsorbsi isotermik
Peristiwa adsorbsi isotermik dapat digolongkan dalam
beberapa tipe.
a.Tipe konkap,
terjadi bila mula-mula linarut tidak kuat interaksinya.
tetapi kemudian menjadi lebih kuat sehingga terikat
lama pada fase diam. berarti K < 1
b.Tipe normal (linier),
ikatan yang terjadi pada setiap saat sama atau tetap.
Sehingga berupa garis lurus dan K = 1.
c.Tipe konvek,
adsorpsi mula-mula terikat dengan kuat oleh fese diam,
tetapi makin lama makin lemah sehingga bentuk
kurvanya menjadi konvek atau harga K>1

19
Cntoh gambar adsorbsi isotermik
Gambar:

20
Puncak Asimetri
• Profil konsentrasi solut yang
bermigrasi akan simetris jika rasio
distribusi solut (D) konstan selama
dikisaran konsentrasi keseluruhan
puncak menghasilkan kurva yang
linier

Cs

CM
• Kurva akan mengalami perubahan
menjadi asimetris yaitu bentuk puncak
berekor (tailing) dan adanya puncak
pendahuluab (fronting), jika perubahan
rasio distribusi solut kearah yang lebih
besar

Cs

CM

Cs

CM
• Tailing dan fronting tdk dikehendaki
krn memberikan pemisahan yang
kurang baik.
Bgm cara menguranginy?....
• Adanya puncak yang asimetri dpt
disebabkan krn hal-hal berikut:
– Ukuran sampel terlalu besar? Apa yg
terjadi?
– Interaksi yng kuat antara solut dng fase
diam,apa yg terjadi?
– Adanya kontaminasi dalam sampel, apa
yng terjadi?
• Menentukan tingkat asimetri puncak
dilakukkan dgn menghitung faktor
asimetri disebut tailing factor (TF)
TF = a/b, jika TF = 1 puncak simetri
TF< 1 puncak tailing
Apa yang terjadi jika nilai TF makin
besar?

a b
Jenis fase diam
• Fase diam untuk kromatografi adsorbsi yang paling
banyak digunakan adalah silica gel, hampir semua
bahan kimia dapat dipisahkan secara kromatografi
menggunakan fase diam silica gel.
• Partikel fase diam mempunyai bentuk dan ukuran
yang berbeda. Ukuran makin kecil akan makin
memperluas pcrmukaan fase diam, dan memperluas
pula gugus aktif dan fase diam yang aktif
berhubungan dengan linarut
• Bentuk dengan pori yang dalam, bila pori tersebut
sangat banyak akan menaikkan harga K, yang jauh
lebih besar dari 1 dan menimbulkan garis kurva
adsorbsi isotermik yang konkaf

25
• Makin dangkal pori yang ada, makin efisien untuk
pemisahan.dan kromatografi model sekarang digunakan
yang paling efisien.
• Dianjurkan untuk memilih fase diam dengan pedoman
sebagai berikut:

1.Fase diam yang bentuk polikuler (pori yang dalam) akan


menurunkan efisiensi, tetapi menaikkan
kapasitasnya.
2.Bentuk pelikuler tak berporus umumnya dibuat packing
dengan cara kering
3.Bentuk mikroporus, dikepak secara basah (adonan
atauslurry, permukaan jadi luas menambah harga K

26

Anda mungkin juga menyukai