Pengaruh Pendapatan Dan Perilaku Keuangan Terhadap Keputusan Investasi Saat Pandemi
Pengaruh Pendapatan Dan Perilaku Keuangan Terhadap Keputusan Investasi Saat Pandemi
1
Poerwadarminta,W.J.S, 2006, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Edisi III, Cet. Ke-3,
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, hlm. 311.
2
Muhammad Evan lee, & Lulu Setiawati, “Analisa Dampak Pengumuman corona virus
Di Indonesia Tahun 2020 Terhadap abnormal return Dan trading volume activity event study Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Pada Lq45 Di Bursa Efek”, Indonesia. Jurnal Indonesia Sosial
Teknologi, Vol 2 Nomor 1, 2021, hlm. 92-103. https://doi.org/10.36418/jist.v2i1.72
satunya pilihan untuk mencegah kondisi buruk bagi karyawan dan karyawan.
bisnis.3
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. M/3/HK.04/III/2020
Tahun 2020 tentang Perlindungan Pekerja/Pekerja dan Kelangsungan Usaha
Dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 Oleh karena itu,
untuk menghindari PHK, pengusaha dapat melakukan perubahan besaran dan
cara pembayaran pekerja/buruh yang terkena PHK sementara akibat wabah
COVID-19, berdasarkan kesepakatan para pihak. Selain itu, pekerja/pekerja
yang diduga atau positif terinfeksi virus COVID-19 juga berhak atas upah
berdasarkan surat edaran (Prajnaparamitha & Ghoni, 2020).
Biaya transportasi sedikit berkurang karena banyak kegiatan yang
dilakukan di rumah, penggunaan bahan bakar berkurang dan juga dapat ditekan
di tingkat nasional, seharusnya dapat mengurangi beban anggaran pemerintah
disatu sisi, namun disisi lain juga disertai dengan penurunan pendapatan
keluarga. Pelaku ekonomi (khususnya usaha kecil menengah atau UMKM)
mulai kehilangan pendapatan bahkan terhenti, akibatnya pembayaran upah/gaji
dikurangi, tertunda atau tidak dibayar bahkan banyak karyawan yang di PHK.
Virus corona juga memengaruhi ekspektasi pasar. Investor dapat menunda
investasi karena ketidakpastian rantai pasokan atau perubahan asumsi pasar,
dan virus corona juga berdampak besar pada sektor pariwisata. Penyebaran
virus Corona juga berdampak pada sektor investasi dan perdagangan, usaha
mikro, kecil dan menengah, serta karena wisatawan yang datang ke suatu
destinasi biasanya membeli oleh-oleh. Jika jumlah wisatawan yang berkunjung
menurun, maka volume penjualan UMKM juga akan menurun.4
3
Muliati, N. K, “Pengaruh Perekonomian Indonesia Di Berbagai Sektor Akibat corona
virus disease 2019 (COVID-19)”, Jurnal Widya Akuntansi dan Keuangan, Vol 2 Nomor 2 Maret
2020, hlm. 78-86. https://doi.org/10.32795/widyaakuntansi.v2i2.874
4
Putri, I. S., & DKW, Y. T,” Dampak Penyebaran virus corona (Covid 19) terhadap
Pemberdayaan UMKM Di Kabupaten Sukoharjo”, Global Financial Accounting Journal, Vol 4
Nomor 2 Juli 2020, hlm. 14. https://doi.org/10.37253/gfa.v4i2.1158
Turunnya pendapatan dan perputaran pekerjaan akan berpengaruh pada
kesejahteraan individu. Sehingga juga dapat mengganggu pemenuhan
kebutuhan, menjalani kehidupan yang bermartabat dan meningkatkan taraf
hidup. Kesejahteraan adalah sejumlah kepuasan yang diperoleh seseorang dari
hasil konsumsi pendapatan yang diterima, tetapi tingkat kesejahteraan itu
sendiri merupakan hal yang relatif karena tergantung pada besarnya kepuasan
yang diperoleh dari hasil konsumsi pendapatan.
Berdasarkan kondisi di atas, dalam upaya meningkatkan kinerja dan
pengembangan usaha, diperlukan pelatihan dan pembinaan mengenai aspek-
aspek yang menjadi kebutuhan usaha antara lain aspek: permodalan,
pemasaran, manajemen, sistem produksi yang meliputi teknologi, peralatan dan
kualitas. Selain masalah lain seperti distribusi, kewirausahaan, peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM) serta pengembangan kelembagaan
melalui konsep POPIS (fisik, organisasi, kekuasaan, intelektual dan sosial
budaya), dengan fokus pada: pusat budaya, pusat teknologi , pusat perbelanjaan
industri. Untuk itu memperbaiki kondisi masyarakat yang tidak memiliki
keterampilan agar memperoleh keterampilan yang merupakan prasyarat untuk
menjadi wirausahawan dan mengurangi pengangguran.
Pola konsumsi masyarakat dari waktu ke watu semakin berubah. Manusia
dituntut untuk lebih praktis dan efisien dalam menjalani kehidupan. Namun,
menjadi sangat sulit untuk menemukan semua barang yang dibutuhkan setiap
hari. Bahan makanan langsung langka, belum lagi perlengkapan sanitasi yang
dibutuhkan warga seperti masker, hand sanitizer, bahkan rumah sakit pun
kekurangan alat pelindung diri. Permintaan meningkat setiap hari dan ada
orang yang menimbun barang-barang ini dan menjualnya dengan harga yang
sangat tinggi, itulah sebabnya barang-barang ini sangat langka di pasaran.
Situasi keuangan sedang berubah, dan harga kebutuhan sehari-hari meroket.
Dalam rangka mendukung perekonomian nasional yang mandiri dan
andal, pembangunan ekonomi harus diarahkan pada peningkatan pendapatan
masyarakat dan mengatasi kesenjangan ekonomi dan kesenjangan sosial.
Namun demikian pada tahun 2012, Pegadaian mengalami perubahan
badan hukum dari Perum menjadi Persero tepatnya pada tanggal 1 April 2012
berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 51 Tahun 2011 (PT. Pegadaian,
2020)
Berdasarkan peninjauan penulis di PT Pegadaian cabang Talasalapang
penulis mendapatkan data jumlah nasabah dua bulan sebelum (dua bulan) dan
selama masa pandemi Covid-19, yang dapat dilihat pada gambar dalam tabel
berikut.
Tabel 1.1
Jumlah Nasabah 2 (Dua) Bulan Sebelum
Pandemi
Tabel 1.2