dengan anestesi umum mengalami sakit tenggorokan pada saat bangun tidur atau tidak dengan
sampel yang diambil sebanyak 35 pasien. Dimana faktor yang akan diteliti adalah lama operasi
(dalam menit) dan jenis perangkat atau alat yang digunakan untuk mengamankan jalan napas
(laryngeal mask airway dan trachea tube). Data disajikan sebagai berikut:
Tabel 1. Data Pasien yang Menjalani Operasi dengan Anestesi Umum
No. Y X1 X2 No. Y X1 X2
1 0 45 0 21 1 60 0
2 0 15 0 22 0 61 0
3 1 40 0 23 1 65 0
4 1 83 1 24 0 15 1
5 1 90 1 25 0 20 1
6 1 25 1 26 1 45 0
7 1 35 0 27 0 15 1
8 1 65 0 28 1 25 0
9 1 95 0 29 0 15 1
10 1 35 0 30 1 30 0
11 1 75 0 31 1 40 0
12 1 45 1 32 0 15 1
13 0 50 1 33 1 135 1
14 1 75 1 34 0 20 1
15 0 30 0 35 0 40 1
16 1 25 0
17 0 20 1
18 1 60 1
19 1 70 1
20 1 30 0
Keterangan:
Y : pasien mengalami sakit tenggorokan (0 = tidak; 1 = ya)
X1 : lama operasi (dalam menit)
X2 : alat pernapasan (0 = laryngeal mask airway; 1 = trachea tube)
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dan memperoleh model dari data diatas maka akan
dilakukan pengolahan data dengan bantuan aplikasi SPSS dengan langkah sebagai berikut:
1. Masukkan data dengan nama variabel dan values-nya masing-masing.
4. Jika pada variabel bebas/independen (X) terdapat variabel dengan skala data kualitatif
maka klik Categorical, kemudian masukkan variabel dengan skala data kualitatif tersebut
pada kolom Categorical Covariates sebagai contoh pada kasus ini adalah variabel X2 yaitu
alat pernapasan dan Reference Category yaitu First kemudian klik Continue.
Note: jika tidak ada variabel X yang berkategori maka lewatkan langkah ini
5. Klik Option sehingga muncul kotak dialog untuk Options dan beri centang (√) pada
Classification Plots dan Hosmer-Lemeshow godness-of-fit kemudian Continue.
Frekuensi Persen
Sakit Tidak 13 37.14
Tenggorokan
Ya 22 62.86
Total 35 100.00
Berdasarkan Tabel 2, diperoleh bahwa dari 35 sampel yang digunakan yang tidak
sakit tenggorokan sebanyak 37,14 % atau 13 sampel dan yang sakit tenggorokan sebanyak
62,86 % atau 22 sampel. Artinya sampel yang memiliki sakit tenggorokan lebih banyak
dari pada yang tidak sakit tenggorokan.
3. Alat Pernapasan
Tabel 4. Frekuensi Alat pernapasan
Frekuensi Persen
Laryngeal Mask
Alat 18 51.43
Airway
Pernapasan
Tracheal Tube 17 48.57
Total 35 100.00
Berdasarkan Tabel 4, diperoleh bahwa dari 35 sampel yang menggunakan alat bantu
pernapasan laryngeal mask airway sebanyak 51,43 % atau 18 sampel dan yang
menggunakan alat bantu pernapasan tracheal tube sebanyak 48,57 % atau 17 sampel. Dari
35 sampel tersebut, yang menggunakan alat bantu pernapasan laryngeal mask airway dan
tracheal tube hampir sama banyaknya, hanya selisih 1.
Hipotesis
H0 : 𝛽1 = 0 (Lama operasi (X1) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sakit
tenggorokan pada pasien setelah operasi)
H1 : 𝛽1 ≠ 0 (Lama operasi (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap sakit
tenggorokan pada pasien setelah operasi)
Taraf Signifikansi (α) = 5% = 0,05
Statistik Uji
𝛽̂𝑗
𝑊𝑎𝑙𝑑 (𝑊 ) =
𝑆𝐸𝛽̂𝑗
Daerah Penolakan
H0 ditolak jika |𝑊 | > 𝑍𝛼⁄2 = 𝑍0.025 = 1.96 atau Sig. < α
Keputusan
Karena |𝑊 |(6,964) > 𝑍0,025(1.96) dan Sig. (0.008) < 0.05 maka H0 ditolak.
Kesimpulan
Lama operasi (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap sakit tenggorokan pada
pasien setelah operasi.
Hipotesis
H0 : 𝛽2 = 0 (Alat Pernapasan (X2) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sakit
tenggorokan (Y) pada pasien setelah operasi)
H1 : 𝛽2 ≠ 0 (Alat Pernapasan (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap sakit
tenggorokan (Y) pada pasien setelah operasi)
Taraf Signifikansi (α) = 5% = 0,05
Statistik Uji
𝛽̂𝑗
𝑊𝑎𝑙𝑑 (𝑊 ) =
𝑆𝐸𝛽̂𝑗
Daerah Penolakan
H0 ditolak jika |𝑊 | > 𝑍𝛼⁄2 = 𝑍0.025 = 1.96
Keputusan
Karena |𝑊 |(3.369) > 𝑍0,025(1.96) maka H0 ditolak.
Kesimpulan
Alat Pernapasan (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap sakit tenggorokan (Y)
pada pasien setelah operasi.
Hipotesis
H0 : 𝜷 = 𝟎 (Lama operasi (X1) dan alat pernapasan (X2) tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap sakit tenggorokan (Y) pada pasien setelah operasi)
H1 : 𝜷 ≠ 𝟎 (Minimal ada satu variabel prediktor yaitu lama operasi (X1) dan alat
pernapasan (X2) yang berpengaruh secara signifikan terhadap sakit
tenggorokan (Y) pada pasien setelah operasi)
Taraf Signifikansi (α) = 5% = 0,05
Statistik Uji
n
G Likelihood Ratio Test 2 y i ln ˆπx i 1 y i ln 1 ˆπx i
i 1
n1ln n1 n0ln n0 nln n
Daerah Penolakan
2 2
H0 ditolak jika 𝐺 > 𝜒(𝛼;𝑣) = 𝜒(0,05;2) = 19,675
Keputusan
2
Karena G(30.138) >𝜒(0.05;2) (5.991) maka H0 ditolak.
Kesimpulan
Minimal ada satu variabel prediktor yaitu lama operasi (X1) dan alat pernapasan (X2)
yang berpengaruh secara signifikan terhadap sakit tenggorokan (Y) pada pasien setelah
operasi.
Dan untuk mengetahui variabel prediktor mana yang berpengaruh maka dilakukan pengujian
signifikansi parameter secara parsial sebagai berikut:
Variables in the Equation
Hipotesis
Lama Operasi (X1):
H0 : 𝛽1 = 0 (Lama operasi (X1) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sakit
tenggorokan pada pasien setelah operasi)
H1 : 𝛽1 ≠ 0 (Lama operasi (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap sakit
tenggorokan pada pasien setelah operasi)
Alat Pernapasan (X2):
H0 : 𝛽2 = 0 (Alat Pernapasan (X2) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sakit
tenggorokan (Y) pada pasien setelah operasi)
H1 : 𝛽2 ≠ 0 (X5 (Alat Pernapasan (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap sakit
tenggorokan (Y) pada pasien setelah operasi)
Taraf Signifikansi (α) = 5% = 0,05
Statistik Uji
𝛽̂𝑗
𝑊𝑎𝑙𝑑 (𝑊 ) =
𝑆𝐸𝛽̂𝑗
Daerah Penolakan
H0 ditolak jika |𝑊 | > 𝑍𝛼⁄2 = 𝑍0,025 = 1,96
Keputusan
Lama Operasi (X1):
Karena |𝑊 |(6.761) > 𝑍0,025(1,96) maka H0 ditolak.
Alat Pernapasan (X2):
Karena |𝑊 |(3.231) > 𝑍0,025(1,96) maka H0 ditolak.
Kesimpulan
Lama operasi (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap sakit tenggorokan pada
pasien setelah operasi.
Alat Pernapasan (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap sakit tenggorokan (Y)
pada pasien setelah operasi.
Berdasarkan uji hipotesis signifikansi parameter secara parsial diketahui bahwa kedua variabel
prediktor berpengaruh secara signifikan bersama-sama terhadap sakit tenggorokan pasien setelah
operasi.
3. Uji Kesesuaian Model
1 5.285 6 .508
Hipotesis
H0 : Model sesuai (tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pengamatan
dengan kemungkinan hasil prediksi model)
H1 : Model tidak sesuai (terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pengamatan
dengan kemungkinan hasil prediksi model)
Taraf Signifikansi (α) = 5% = 0,05
Statistik Uji
J o m '
2
Cˆ
j j j
j 1 m j j 1 j
Daerah Penolakan
Untuk variabel lama operasi (X1), semakin lama pasien menjalani operasi maka
kecenderungan pasien tersebut mengalami sakit tenggorokan setelah operasi akan meningkat.
Untuk variabel alat pernapasan (X2), kecenderungan pasien yang menggunakan alat bantu
pernapasan Tracheal Tube untuk mengalami sakit tenggorokan setelah operasi adalah 5.254
kalinya dibandingkan pasien yang menggunakan alat bantu pernapasan Laryngeal Mask
Airway.