Bab 4
Bab 4
id 32
digilib.uns.ac.id
BAB IV
pemberian ranitidin injeksi terhadap aktivitas analgetik dari tramadol injeksi pada
Mencit yang digunakan adalah mencit jantan galur Balb/c. Mencit jantan
galur Balb/c ini dapat digunakan untuk menguji efek analgetik sentral dengan
injeksi yang akan diberikan adalah 0,18 mg/20 gram mencit. Sedangkan dosis
Ranitidin injeksi adalah 0,13 mg/20 gram mencit. Dengan volume pemberian
injeksi adalah 0,5 ml. Karena dosis sediaan tramadol injeksi yang ada adalah 100
mg/2 ml sehingga tramadol injeksi yang digunakan adalah 0,0036 ml. Jumlah ini
terlalu kecil sehingga perlu dilakukan pengenceran. Begitu pula dengan tanitidin,
karena dosis sediaan tanitidin injeksi yang tersedia adalah 50 mg/2 ml maka
masing mencit yang akan dilakukan uji coba. Perhitungan pengenceran dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
rangsang panas. Metode yang sering dikenal dengan nama hot plate ini
temperatur. Rangsang nyeri yang digunakan pada metode ini berupa lempeng
panas yang dipaparkan pada telapak kaki mencit. Respon yang terjadi, mencit
akan merasakan nyeri panas yang ditandai dengan menjilatinya dan melompat
melompat dari tabung pembatas. Respon yang diamati adalah lamanya waktu
yang diperlukan sejak mencit diletakkan diatas hot plate sampai mencit menjilati
kakinya dan melompat dari tabung pembatas. Metode ini cepat, sederhana, dan
hasilnya reproduktif. Mencit atau tikus diberi rangsangan panas pada kakinya
dengan suhu 55 C dan respons yang ditunjukkan oleh mencit adalah menjilat kaki,
mengangkat kaki dengan cepat dari hot plate, menyembunyikan kakinya, dan
panas dengan cara meletakkan mencit dalam panci alumunium diatas hotplate
yang telah diatur suhunya sebesar dan kemudian diamati perilaku mencit
menjilat kaki dan melompat dari menit ke 15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, hingga 120
Suhu yang digunakan adalah suhu konstan 55oC, karena suhu kritis rata-
rata sebesar 45oC saat seseorang mulai merasakan sakit dan reseptor panas
mempunyai respon terhadap suhu 30-45oC, suhu di atas 45oC mulai terjadi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
kerusakan jaringan akibat panas dan sensasinya berubah menjadi nyeri. Jadi, rasa
nyeri yang disebabkan oleh panas sangat erat hubungannya dengan kemampuan
panas untuk merusak jaringan (Guyton, 1994). Metode rangsang panas digunakan
karena metode ini cocok untuk evaluasi analgesik sentral (Gupta et al, 2003)
karena obat Tramadol merupakan obat analgesik yang bekerja secara sentral
(Indra,2013).
Efek analgetik diamati dari jumlah mencit menjilat kaki dan melompat
setelah diberi perlakuan. Hal ini dikarenakan telapak kaki mencit merupakan
bagian tubuh yang terpapar langsung dengan hotplate sebagai perangsang panas,
sehingga mencit akan merasakan rasa panas yang cukup mengganggu dan
menyebabkan nyeri. Mencit akan refleks menjilat kaki yang terasa nyeri tersebut.
Semakin banyak mencit menjilat kaki dan melompat, maka efek analgetiknya
1. Kontrol Negatif
Hasil pengamatan uji kelompok kontrol negatif dapat dilihat pada tabel II berikut:
Tabel II. Hasil Pengamatan Respon Kelompok Kontrol Negatif (Aqua p.i.)
ada efek analgetik yang ditimbulkan, dalam hal ini kontrol negatif yang
diberikan adalah aqua pro injection dengan volume pemberian 0,5 ml.
Setelah aqua p.i. diinjeksikan pada mencit, dapat dilihat pada rata-rata
jumlah jilatan dan lompatan mencit. Pada kelompok uji kontrol negatif, mencit
melakukan jilatan dan lompatan dengan jumlah antara 89 – 303 kali. Jilatan
dan lompatan paling sedikit terjadi pada menit ke 15 dan paling banyak terjadi
pada menit ke 120. Rata-rata jumlah jilatan dan lompatan mencit bertambah
terus secara berkala hingga akhir waktu pengujian. Hal ini menunjukkan
bahwa kadar nyeri yang dialami oleh mencit terus bertambah seiring dengan
merata atau tidak. Metode Shapiro-Wilk ini digunakan karena jumlah data
yang ada berjumlah kurang dari 50 data. Data yang persebarannya normal
dapat dilihat pada hasil signifikansi yang menunjukkan angka >0.05. Dari
masih berada >0.05 sehingga dapat dikatakan bahwa persebaran data tersebut
signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih
kelompok data adalah sama sehingga analisis One Way ANOVA dapat
dilakukan.
2. Kontrol Positif
Hasil pengamatan pada uji kelompok kontrol positif dapat dilihat pada
efek analgetik pada perlakuan. Pada kontrol positif yang digunakan adalah
aqua pro injection yang merupakan salah satu obat analgetik yang dapat
tramadol. Hal ini bertujuan untuk mengetahui onset atau waktu tramadol
berefek yang ditandai dengan perubahan jumlah jilatan dan lompatan mencit
jumlah jilatan dan lompatan mencit. Pada kelompok uji kontrol positif, rata-
rata jumlah jilatan dan lompatan mencit berkisar antara 8 – 89 kali. Rata-rata
jumlah jilatan dan lompatan mencit pada 15 menit sebelum diberikan obat
bahwa obat tramadol telah bereaksi dan memberikan efek analgetik pada 15
menit pertama.
Jumlah ini terus mengalami penurunan hingga pada menit ke 105, pada
menit tersebut merupakan waktu puncak efek analgetik dari tramadol karena
rata-rata jumlah jilatan dan lompatan dari mencit adalah paling sedikit yakni
29.5 ± 15.63. Kemudian jumlah jilatan dan lompatan mencit bertambah pada
menit ke 120 yakni 40.25 ± 16.48 yang menandakan bahwa efek analgetik
tramadol mulai mengalami penurunan pada menit ke 120 meski jumlah respon
2016), tramadol mulai memberikan efek setelah 1 jam pemberian dan kadar
puncaknya berada pada waktu 1,5 jam. Dari penelitian Wardani (2016)
menunjukkan waktu untuk onset tramadol yang diberikan secara peroral pada
onset di menit ke 90. Perbedaan ini dapat disebabkan karena rute pemberian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
melalui intravena yang tidak melalui fase absorbsi sehingga obat yang
dimasukkan melalui satu pembuluh darah langsung bereaksi menuju sel dan
merata atau tidak. Data yang persebarannya normal dapat dilihat pada hasil
signifikansi yang menunjukkan angka >0.05. Dari hasil uji metode Shapiro-
Wilk didapatkan signifikansi 0.075 - 0.832 yang masih berada >0.05 sehingga
dapat dikatakan bahwa persebaran data tersebut telah normal, sehingga data
signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih
kelompok data adalah sama sehingga analisis One Way ANOVA dapat
dilakukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
3. Perlakuan
tabel IV berikut:
tramadol dan ranitidin. Hal ini bertujuan untuk mengetahui onset atau waktu
obat berefek yang ditandai dengan perubahan jumlah jilatan dan lompatan
mencit sebelum dan sesudah diinjeksikan obat. Setelah tramadol dan ranitidin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
diinjeksikan pada mencit, dapat dilihat pada rata-rata jumlah jilatan dan
lompatan mencit.
mencit berkisar antara 62 - 108 kali. Rata-rata jumlah jilatan dan lompatan
mencit pada 15 menit sebelum diberikan obat adalah 75.75 ± 4.79, kemudian
bereaksi dan memberikan efek analgetik pada 15 menit pertama. Jumlah ini
hingga menit ke 120. Hal ini disebabkan oleh penghambatan kerja isoenzim
merata atau tidak. Data yang persebarannya normal dapat dilihat pada hasil
signifikansi yang menunjukkan angka >0.05. Dari hasil uji metode Shapiro-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
Wilk didapatkan signifikansi 0.366 - 0.937 yang masih berada >0.05, dapat
signifikansi > 0,05 dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok
data adalah sama sehingga analisis One Way ANOVA dapat dilakukan.
Tramadol
Data dari rata-rata jumlah jilatan dan lompatan mencit pada kontrol
negatif, kontrol positif, dan perlakuan serta signifikansi ANOVA dapat dilihat
One Way ANOVA. Pada menit ke 15 hingga 120, terdapat perbedaan yang
signifikan antara jumlah jilatan dan lompatan mencit kelompok kontrol negatif,
kontrol positif, dan perlakuan. Hal ini ditandai dengan nilai signifikansi yang
signifikan antar kelompok. Hal ini dimungkinkan pada menit ke 15, obat sudah
mulai bereaksi atau menimbulkan efek baik pada kontrol positif maupun pada
perlakuan. Ini menunjukkan onset waktu obat yang cukup cepat (<15 menit). Ini
kurang sesuai dengan literatur (Medscape, 2016) bahwa obat mulai berefek pada
waktu 1 jam setelah pemakaian dan mempunyai kadar puncak pada waktu 1,5 jam
setelah pemakaian. Hal ini dapat disebabkan karena rute pemberian melalui
intravena yang tidak melalui fase absorbsi sehingga obat yang dimasukkan
melalui satu pembuluh darah langsung bereaksi menuju sel dan jaringan, sehingga
Dari hasil analisis yang dilakukan, dapat dilihat bahwa kadar puncak
tramadol pada mencit terdapat pada menit ke 105, pada menit tersebut jumlah
jilatan dan lompatan mencit berjumlah paling sedikit yang berarti efek analgetik
berada dalam kondisi maksimum. Dan dapat dilihat pula bahwa pada kelompok
perlakuan efek analgetik dari tramadol injeksi mulai menurun dari menit ke 15
hingga akhir waktu pengujian yakni pada menit ke 120. Ini menunjukkan bahwa
commit
pereda nyeri dan ranitidin sebagai terapito simtomatik
user untuk mengatasi keluhan
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
dimetabolisme oleh demetilasi N dan O via sitokrom P450 isoenzim CYP2D6 dan
(Ajartha, 2007).
menghambat sekresi asam lambung dengan cara kompetisi dengan histamin untuk
dapat menghambat kerja dari isoenzym CYP2D6 (Chisholm-Burns, 2008). Hal ini
analgetik tidak bisa maksimal dihasilkan. Hal ini dapat menyebabkan kadar
ini disebabkan karena interaksi obat pada fase metabolisme. Sebaiknya untuk
commit
penanganan keluhan penyakit yang to user kelebihan asam lambung, obat
disebabkan
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
golongan H2 bloker diganti dengan obat golongan lain yang memiliki efek yang
commit to user