16.13.100.21
i
IDENTIFIKASI Microsporum canis PADA KUCING LIAR di Dusun Ringin
Pitu Desa Ngumpul Kecamatan Jogoroto Jombang
ii
ABSTRAK
IDENTIFIKASI Microsporum canis PADA KUCING LIAR
(Studi Di Dusun Ringin Pitu Jogoroto Jombang)
Ika Rofiqotun Nabwiyah
iii
ABSTRACT
IDENTIFICATION OF MICROSPORUM CANIS IN VERSAL CAT (THE
STUDY AT RINGIN PITU VILLAGE, JOGOROTO DISTRICT, JOMBANG
REGENCY)
By:
Ika Rofiqotun Nabwiyah
iv
v
vi
vii
viii
ix
RIWAYAT HIDUP
Tahun 2010 penulis lulus dari SD Negeri 2 Sesetan Denpasar Bali, tahun 2013
penulis lulus dari MTs Midanutta’lim Mayangan Jombang, tahun 2016 penulis
lulus dari MA Negeri 2 Jombang. Pada tahun 2016 lulus seleksi masuk STIKes
“Insan Cendekia Medika” Jombang melalui jalur Test tulis gelombang II. Penulis
memilih program studi DIII Analis Kesehatan dari enam pilihan program studi
yang ada di STIKes “Insan Cendekia Medika” Jombang.
MOTTO
x
Jangan bersedih saat kesusahan menimpamu. Yakinlah bahwa semua yang terjadi
telah direncanakan dengan baik oleh yang Maha Kuasa.
“PERCAYALAH”
PERSEMBAHAN
xi
Ku persembahkan Karya Tulis Ilmiah ini untuk :
Allah SWT
Atas rahmat, kemudahan dan karunia-Nya yang diberikan kepadaku
Selama ini
Kedua Orangtuaku
Kacung Suharno dan Khusnul Khotimah
Yang telah menjadi motivasi dan tujuan hidup terbesarku
Adikku
Kartika Sari Devi Afifah dan Rizky Hidayatullah
Yang telah Menjadi Vitaminku disaat aku Lelah
Yang selalu mendoakanku
dan semua saudaraku
Yang selalu mensuport dan menghiburku
KATA PENGANTAR
xii
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-nya
sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. Judul yang dipilih
dalam penelitian ini adalah “Identifikasi Microsporum canis pada Kucing Liar di
Dusun Ringin Pitu Desa Ngumpul Kecamatan Jogoroto Jombang”. Dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, dapat terwujud karena bantuan dari semua
pihak, maka penulis ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada : H.Imam
Fatoni, S.KM.,MM selaku Ketua STIKes ICMe Jombang, Sri Sayekti,
S.Si.,M.Ked selaku Kaprodi DIII Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang, Lilis
Majidah, S.Pd., M.Kes selaku pembimbing utama yang telah banyak memberi
pengarahan, motivasi dan masukan dalam penyususnan Proposal Karya Tulis
Ilmiah dan Hindyah Ike Suhariati S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing anggota
yang telah banyak memberi motivasi dan pengarahan dan ketelitian dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Kepada Ibu dan Ayahku yang selalu
memberiku do’a dan semangat tiada henti dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
Teman-teman dan sahabat-sahabatku yang membantu dan memberi semangat baik
langsung maupun tidak langsung memberikan saran dan dorongan sehingga
terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini ada
ketidak sempurnaannya, mengingat keterbatasan kemampuan penulis, namun
peneliti berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan, maka dengan
segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
xiii
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN JUDUL DALAM................................................................................ii
ABSTRAK..............................................................................................................iii
ABSTRACT............................................................................................................iv
SURAT PERNYATAAN.........................................................................................v
PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH..........................................................vi
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI..................................................................vii
PERNYATAAN KEASLIAN..............................................................................viii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI....................................................................ix
RIWAYAT HIDUP..................................................................................................x
MOTTO..................................................................................................................xi
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................xii
KATA PENGANTAR...........................................................................................xii
DAFTAR ISI.........................................................................................................xiv
DAFTAR TABEL..................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xvi
DAFTAR SINGKATAN.....................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Microsporum canis.......................................................................................6
2.2 Definisi Kucing..........................................................................................15
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual.................................................................................20
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual...............................................................21
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Waktu dan Tempat.....................................................................................22
4.2 Desain Penelitian........................................................................................22
4.3 Kerangka Kerja...........................................................................................23
4.4 Populasi Sampling dan Sampel..................................................................24
4.5 Definisi Operasional Variabel .................................................................24
xiv
4.6 Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian..................................................24
4.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data................................................28
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN
5.1 Hasil Penelitian..........................................................................................30
5.2 Pembahasan................................................................................................31
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan................................................................................................35
6.2 Saran...........................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
xv
Halaman
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Hasil Identifikasi Microsporum canis Pada Kucing
Liar di Dusun Ringin Pitu......................................................................................33
DAFTAR GAMBAR
xvi
Halaman
DAFTAR SINGKATAN
xvii
% : Persen
° : Derajat
µm : Micrometer
kg : Kilogram
mg : Miligram
SM : Sebelum Masehi
С : Celsius
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
Lampiran 1 Lembar konsultasi Pembimbing I
BAB 1
xix
PENDAHULUAN
merupakan salah satu infeksi jamur yang paling banyak dijumpai di dunia
mampu memecah keratin sehingga dapat hidup pada kulit dalam keadaan
tanah, perawatan yang kurang baik, dan kucing juga suka berkeliaran
xx
untuk mencari makan dan minum. Dimana kondisi ini dapat menjadikan
rumah sakit pendidikan dokter pada tahun 1998 menunjukkan angka yang
bervariasi. Di rumah sakit Dr. M. Djamil Padang, pada tahun 2011 angka
dewasa dibanding kucing betina dan anak kucing. Laporan hasil penelitian
pada semua hewan peliharaan. Terdapat tiga langkah utama yang dapat
pada permukaan keratin, penetrasi antar sel, dan respon imun pejamu.
2
3
jenis jamur. Bulu yang tebal serta panjang pada kucing dan anjing menjadi
disenangi oleh manusia. selain memiliki bentuk wajah yang cantik, kucing
lomba-lomba seperti fasion show hewan. Dengan ini, kebersihan dari kulit,
rambut dan tubuh kucing harus lebih diperhatikan, yang dimana pada
bagian tersebut lebih sering terjangkit oleh penyakit kulit. Kucing sering
menggaruk tubuhnya yang dimana dianggap hal biasa yang dilakukan oleh
kucing. Namun, hal tersebut dapat juga menandakan sebagai gejala awal
kebersihan dari kulit tubuh hewan itu sendiri. Kucing yang telah terinfeksi
dapat dijauhkan dari kucing sehat ataupun manusia kecuali petugas yang
3
bertugas merawat kucing tersebut. Selain kebersihan dari tubuh
hewan juga harus lebih diperhatikan. Dimana kandang kucing juga dapat
diduga sebagai tempat sumber dari spora. Selain hal diatas yang perlu
Apakah pada tubuh kucing liar di Dusun Ringin Pitu Desa Ngumpul
dan sebagai referensi yang bisa digunakan untuk menambah pengetahuan dan
4
5
1. Bagi peneliti
2. Bagi institusi
pelaksanaan penelitian.
3. Bagi masyarakat
5
6
BAB 2
TINJUAN PUSTAKA
salah satu genus yang dapat menyebabkan dermatofitisos atau tinea yang
dapat hidup pada kulit dalam keadaan tidak infasif. Seperti keratinase,
(Soedarto, 2015).
canis merupakan fungi yang umumnya hidup dan tumbuh pada hewan
Microsporum canis ini merupakan fungi yang memiliki hifa yang bersepta,
66
7
rontok. Infeksi oleh spesies ini bisa sering terdeteksi secara klinis
pteridin, yang diproduksi oleh jamur di rambut tumbuh aktif. Rambut yang
sering lampu Wood dalam evaluasi klinis infeksi kurap, diagnosis M. canis
7
8
dengan adanya peradangan pada permukaan kulit yang bila dibiarkan akan
2.1.3 Klasifiksi
8
9
2.1.4 Morfologi
zoofilik yaitu organisme fungi yang menyerang terutama kulit kepala dan
kulit rambut yang umumnya hidup dan tumbuh pada hewan (kucing dan
merupakan fungi dan memiliki hifa yang bersepta, dan maksokonidia serta
strain emas kuning kecoklatan dan pigmen kuning terbalik, tetapi koloni
1937).
9
10
2.1.5 Reproduksi
1. Seksual
dengan fungi yang lain. Askus adalah pembuluh yang berbentuk tabung
seksual yang diproduksi secara meosis. Yang terjadi pada reproduksi ini
10
11
2. Aseksual
satu nucleus dan dapat disebarkan oleh angin, air, dan bulu hewan
2.1.6 Ringworm
yang bersifat keratinofilik pada permukaan kulit atau bagian dari jaringan
lain yang mengandung keratin ( bulu, rambut, dan tamduk) baik pada
tertua di dunia.
2.1.7 Habitat
dari M. canis adalah kucing domestik. Namun spesies ini dapat menjajah
anjing dan kuda juga. Dalam semua kasus, ia berada pada kulit dan bulu.
11
12
Penyebab umum infeksi pada kulit dan rambut kucing, anjing, dan
hewan lain. Selain itu menyebabkan Tinea capitis pada anak-anak. Jamur
ini menyebar secara radial pada lapisan kulit mari berkeratin dengan
jaringan hidup di bawahnya sangat ringan dan hanya terlihat sedikit bagian
dalam jaringan), dan terbentuk gelembung pada bagian tepi yang menjalar;
Gejala klinis yang sering ditimbulkan oleh fungi jenis ini berupa
cincin melingkar pada tempat yang terinfeksi serta kebotan bulu dan
12
13
rambut pada bagian tubuh yang terserang serta bagian tubuh yang
bernanah, dan bulu rontok, terutama paa bagian muka, leher dan
Apabila jamur tumbuh pada lapisan kulit mati bagian dalam (keratin)
(wibowo, 2010).
terjadi dengan cara kontak kulit dengan penderita dan penularan secara
sisir hewan dapat juga tempat tidur hewan yang digunakan secara
terinfeksi atau yang mengandung spora. Spora jamur atau cendawa dapat
peralatan makan dan minum hewan, tempat tidur hewan, dll. Hewan yang
masih muda dan tua rentang terhadap infeksi jamur atau cendawa ini.
13
14
2.1.11 Pengobatan
pemberian obat oral (makan). Pemberian salap dan obat gosok bisa
sifat jamur yang agak bandel obat oral diberikan untuk pengobatan dalam
kurun waktu yang lama. Sebagian besar obat oral memiliki efek samping
reaksi kurang baik dapat muncul setelah pemberian obat oral , oleh karena
itu pemberian obat oral harus diawasi dengan baik oleh dokter hewan
(karagoly, 2014).
Pemberian obat juga dapat dilakukan agar Ringworm tidak menyebar pada
kulit yang tidak terinfeksi. Ada dua cara pengobatan untuk jenis ringworm
yang sedang, yaitu dengan pemberian obat oles dan pemberian obat orang
atau asam salisilat. Untuk perubahan kulit yang akut dapat diberikan obat
14
15
dibersihkan kulit yang terdapat lesi dioleskan obat salap (dawson dkk,
1968).
2.1.12 Pencegahan
tubuh hewan dan kebersihan dari kulit hewan. Hewan penderita harus
dijauhi oleh hewan sehat ataupun manusia kecuali petugas yang merawat
dari penyakit Ringworm. Salah satu vaksin untuk infeksi ringworm yang
15
16
pemberian vaksin pertama dan masa pemberian vaksin ketiga adalah 18-24
setahun sekali).
2.2 Kucing
kehidupan manusia selama ribuan tahun. Kucing telah banyak dipuja dan
juga dianiaya selam periode panjang ini, ada yang mari menyayangi
mereka ada juga yang membenci mereka, baik sebagai bagian dari sebuah
16
17
dijinakkan, tetapi juga dapat merujuk pada “kucing besar” seperti singa,
harimau, dan macan. Kucing telah berbaur dengan manusia paling tidak
sejak 6000 tahun SM, dari kerangka kucing di pulau siprus. Orang mesir
(Remington, 2007).
bersosialisasi dengan manusia lebih dari 9500 tahun. Seperti halnya hewan
burung, kadal, katak, belalang, ikan dan hewan insekta lainnya. Sebagai
tidak semuanya tempat hidupnya sama. Beberapa kucing hidupnya liar dan
ada juga yang dipelihara oleh manusia. Kucing kampung (Felis silvestris
17
18
dan warna bulu yang beraneka ragam. Perawatan dan pemberian makanan
kucing yang hidup liar. Kucing hidup liar adalah kucing yang
terus meningkat, tidak ada pemilik, hidup secara berkeliaran, dan mencari
et al. 2014).
berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Mamalia
Famili : Felidae
Genus : Felis
18
19
dengan manusia. Ada banyak jenis kucing yang dipelihara, seperti kucing
hidup dengan cara dipelihara masyarakat dan kucing hidup secara liar.
19
20
yang bersih, selain itu kesehatan kucing sangat diperhatikan dan diberikan
vaksinasi secara rutin. Biasanya kucing ini, bersifat jinak dan tidak pernah
dari pemiliknya.
20
21
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
(Notoatmodjo, 2012).
Kucing liar
Microsporum canis
Identifikasi
Faktor yang
mempengaruhi
Metode tanam Metode perangkap, pertumbuhan jamur :
langsung pengenceran, dan 1. Faktor lingkungan
semai 2. Tempat tinggal
3. Perawatan
terhadap hewan
Positif
(ditemukanspora dan hifa jamur
microsporum canis) Negatif
(tidak ditemukanspora dan hifa jamur
microsporum canis)
Keterangan :
Diteliti
Tidak diteliti
21
22
dengan hewan penderita dan kontak tidak langsung. Dari hasil penelitian
dikatakan positif terinfeksi apabila terdapat hifa dan spora pada saat
untuk mengetahui ada tidaknya kucing yang terinfeksi oleh jamur ini
22
23
BAB 4
METODE PENELITIAN
sampai penyusunan laporan akhir) pada bulan juli sampai agustus 2019.
23
23
24
pada kucing liar di desa ringin pitu ngumpul kabupaten jombang tertera
sebagai berikut :
Identifikasi Masalah
Populasi
30 kucing yang berada di dusun ringin pitu
Sampling Sampel
Total sampling 7 sampel kucing
Desain Penelitian
Deskriptif
Pengumpulan data
24
25
4.4.1 Populasi
kabupaten Jombang.
4.4.2 Sampling
4.4.3 Sampel
4.5.1 Variabel
sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan
canis.
25
26
rasional
26
27
4.6.1 Alat
1. Objek Glass
2. Cover Glass
3. Jarum Ose
4. Cawan Petri
5. Mikroskop
6. Pinset
7. Api Spirtus
4.6.2 Bahan
1. KOH 30%
2. Alkohol 70%
3. Media SDA
4. Media PDA
A. Secara teknis
27
28
memberontak.
4.6.4 Prosedur
A. Pemeriksaan Langsung
a. Kerokan Kulit
jaringan.
aquades steril.
28
29
kebutuhan.
terinfeksi
tabor
melihat pertumbuhan koloni jamur yang tumbuh pada media SDA yang
29
30
Tabulating.
a. Editing
b. Coding
c. Tabulating
30
31
berikut.
f
P= x 100 %
n
Keterangan :
P : Persentase
f : Frekuensi sampel
n : Jumlah sampel
31
32
kegiatan penelitian antara pihak peneliti dengan pihak yang diteliti dan
32
33
BAB 5
Pitu bagian Utara : Jogoroto, bagian Selatan : Rejoso, bagian Timur : Beji,
Pitu banyak yang bekerja sebagai petani, buruh tani, pemelihara hewan
seperti sapi, kambing, kucing, bebek, dan banyak hewan pelihara lainnya.
yang digunakan dalam penelitian adalah cawan petri, alat ini digunakan
sampel kerokan kulit kucing yang diambil di Dusun Ringin Pitu diperoleh
3333
34
Dari tabel 5.1 diketahui bahwa sebagian besar (60%) kucing liar
5.2 Pembahasan
lokal yang berupa lesi berbentuk melingkar pada bagian kulit dan terdapat
kerontokan bulu disekitar lesi. Lesi ini lebih sering ditemukan pada bagian
tubuh seperti wajah, kaki, ekor, dan telinga. Secara umum faktor yang
Sampel kerokan yang diperoleh berasal dari 7 sampel kucing yang secara
klinis memperlihatkan lesi pada bagian tubuh kucing. Dari 7 sampel kerokan
lainnya negatif.
Microsporum canis yang ditanam pada media SDA. Media SDA digunakan
34
35
karena media ini sangat bagus untuk pertumbuhan jamur Microsporum canis
dan terdapat nutrisi yang dibutuhkan oleh jamur jenis ini. Pengamatan secara
makroskopis dapat melihat koloni yang berbentuk flat atau datar, menyebar,
berwarna putih hingga krem pada permukaan seperti kapas yang padat dapat
Zat warna yang lebih spesifik terhadap bentuk jamur Microsporum canis yang
dimana memiliki hifa bersepta adalah zat warna LPCB, zat warna ini dapat
dilihat dari faktor lingkungan hidup, tempat tinggal (kandang kucing) yang
digunakan dan kebersihan dari perawat yang merawat hewan. Tempat tinggal
hewan yang kotor dapt berpengaruh besar terhadap tumbuhnya spora jamur
maupun bakteri lain yang dapat menginfeksi pada tubuh kucing. Spora jamur
Microsporum canis dapat tumbuh pada suhu ruang dan dapat menyebar pada
koloni yang flat sedikit melipat hampir tampak seperti kapas dengan warna
coklat muda pada bagian sentral koloni dengan tepi berwarna kuning sampai
35
36
bentuk koloni cotton yang berwarna kuning pucat pada bagian tengah dengan
tepi berwarna putih seperti kapas. Pigmen kuning bagian tengah dihasilkan
oleh k koloni baru terlihat pada hari ke-3 sampai 4 setelah penanaman.
dan panjang serta memiliki sel lebih dari enam (Soedarmanto et al, 2014).
Kucing betina, kucing berusia dibawah empat bulan, dan kucing berambut
Microsporum canis. Kucing dengan usia muda memiliki risiko lebih tinggi
Sel keratin lebih banyak pada rambut yang panjang dari pada rambut pendek
panjang dari pada berambut pendek (Hoskins, 2001 dan Soedarmanto, 2017).
36
BAB 6
6.1 Kesimpulan
canis.
6.2 Saran
kucing.
37
DAFTAR PUSTAKA
NIM : 16.131.0021
Liar di Dusun Ringin Pitu di Laboratorium Mikrobiologi prodi DIII Analis Kesehatan
mulai hari Senin, 29 Juli – 5 Agustus 2019 dengan hasil sebagai berikut :
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Menimbang media
SDA ditambahkan
aquades dipanaskan
dan ukur pH
Gambar 1.3
39
Gambar 1.5
Pengamatan
Makroskopis
Gambar 1. 6
Pengamatan
Mikroskopis
dan didapatkan jamur
Microsporum canis
Lampiran 6
40
41