Diajukan oleh:
EBEN PAULUS MUAJA, S.H.
NIP. 199606282022041003
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
Mentor Penulis
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi penulis
kekuatan, berkat, dan kesempatan dalam menyelesaikan Tugas Akhir yang dipercayakan kepada
penulis ini. Tugas Akhir ini dibuat adalah sebagai salah satu persyaratan yang diperlukan untuk
memenuhi syarat kelulusan latihan dasar CPNS golongan III.
Penulisan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan bimbingan, bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional;
2. Bapak Dr. Agustyarsyah, S.SiT., S.H., M.P. selaku kepala PPSDM Kementerian
ATR/BPN;
3. Ibu Sri Untari, S.H. selaku coach;
4. Bapak Steven O.K Wowor, S.ST., M.A.P. selaku mentor;
5. Ibu Eni Sulastri Damayanti, S.SiT, M.Si. selaku kepala kantor pertanahan
Kabupaten Bolaang Mongondow;
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi sempurnanya Makalah ini.
Akhir kata, semoga Makalah ini dapat berguna bagi pembaca pada umumnya.
penulis
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI IV
DAFTAR GAMBAR V
BAB I PENDAHULUAN 6
B. Tujuan Penulisan 7
C. Pembatasan Masalah 7
A. Landasan Teori 13
B. Pembahasan 14
BAB IV PENUTUP 31
A. Simpulan 31
B. Saran 32
DAFTAR PUSTAKA 33
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang tugas diawali oleh Tugas Akhir yang merupakan sebagai
pesyaratan kelulusan dalam masa pembelajaran PKTBT yang adalah bagian dari
Latihan Dasar CPNS Tahun 2022.
Undang-Undang No 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Pokok-Pokok Agraria pasal
1 ayat (1) menyatakan bahwa : “Seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan tanah air
dari seluruh rakyat Indonesia, yang bersatu sebagai bangsa Indonesia”, dan pasal 1
ayat (2) yang berbunyi “Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya dalam wilayah Republik Indonesia sebagai karunia
Tuhan Yang Maha Esa adalah bumi, air dan ruang angkasa bangsa Indonesia dan
merupakan kekayaan nasional “. Ini berarti bahwa bumi, air dan ruang angkasa dalam
wilayah Republik Indonesia yang kemerdekaannya diperjuangkan oleh bangsa sebagai
keseluruhan, menjadi hak pula dari bangsa Indonesia, jadi tidak semata-mata menjadi
hak dari dari para pemiliknya saja. Demikian pula tanah-tanah di daerah-daerah dan
pulau-pulau tidaklah semata-mata menjadi hak rakyat asli daerah atau pulau yang
bersangkutan saja. Dengan pengertian demikian maka hubungan bangsa Indonesia
dengan bumi, air dan ruang angkasa Indonesia adalah merupakan semacam hubungan
hak ulayat yang diangkat pada tingkatan yang paling atas, yaitu pada tingkatan yang
mengenai seluruh wilayah Negara.
Adapun hubungan antara bangsa dan dan bumi, air serta ruang angkasa Indonesia
itu adalah hubungan yang bersifat abadi (pasal 1 ayat 3). Ini berarti bahwa selama
rakyat Indonesia yang bersatu sebagai bangsa Indonesia masih ada dan selama bumi,
air serta ruang angkasa Indonesia masih ada pula, dalam keadaan bagaimanapun tidak
ada sesuatu kekuasaan yang akan dapat memutuskan atau meniadakan hubungan
tersebut.
6
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulis dalam menulis karya tulis ini diantaranya:
Indonesia
2. Sebagai salah satu syarat untuk lulus Latsar CPNS Tahun 2022
C. Pembatasan Masalah
Analisis atas Tenurial Pertanahan memiliki cakupan yang cukup luas dan
komprehensif sehingga penulis menyadari perlu adanya pembatasan ruang lingkup /
masalah dalam penulisan Tugas Akhir ini. Maka dari itu, penulis hanya membatasi
permasalahan pada “Pendaftaran dan Pemeliharaan Data Tanah dan Ruang”.
1. Metode Kepustakaan
7
BAB II
DATA DAN FAKTA
a. Deskripsi singkat.
8
b. Visi misi.
Visi : “Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk
Sebesarbesar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem
kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia.”
9
c. Struktur organisasi.
Uraian Tugas Analis Hukum Pertanahan menurut peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2015 ;
a. Menyusun bahan usulan rencana kegiatan dan anggaran di bidang
hukum pertanahan;
b. Mengumpulkan dan mengolah bahan gugatan dari PTUN, Perdata,
Pidana dan Pengadilan Agama;
c. Menyusun dan menganalisis bahan Surat Kuasa;
d. Menyusun dan menganalisis bahan jawaban atas gugatan yang masuk;
e. Menyusun dan menganalisis bahan duplik;
f. Menyiapkan bahan peninjauan lapangan (survei Lokasi);
g. Menyusun dan menganalisis bahan kesimpulan sidang;
10
h. Menyusun dan menganalisis bahan kontra memori banding;
i. Menyusun dan menganalisis bahan kontra memori kasasi;
j. Menyusun dan menganalisis bahan memori kasasi;
k. Menyusun dan menganalisis pembatalan sertifikat;
l. Mengumpulkan bahan dalam rangka mengumpulkan bukti baru untuk
peninjauan kembali;
m. Menyusun dan menganalisis bahan kontra PK;
n. Menyusun bahan laporan pelaksanaan kegiatan di bidang hukum
pertanahan; dan
o. Menyusun konsep naskah kedinasan tentang perkara pertanahan
11
oleh masyarakat terkait dengan persyaratan dan prosedur atau mekanisme dari
layanan pendaftaran tanah sistematis lengkap.
12
BAB III
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Beberapa konsep yang menjadi landasan teori dalam penelitian ini, yaitu
pengertian pendidikan dan pengertian karakter. Penjelasan mengenai konsep-konsep
tersebut antara lain sebagai berikut ;
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan telah didefinisikan oleh beberapa ahli sebagai suatu hal yang
memiliki nilai tinggi. Beberapa ahli yang berpendapat mengenai pendidikan antara
lain adalah John Dewy, serta Mansur. Berikut adalah pengertian pendidikan menurut
kedua ahli tersebut. John Dewey berpendapat bahwa pendidikan merupakan sebuah
proses dari pembentukan kecakapan secara fundamental yang secara intelektual
maupun emosional untuk dapat menuju ke arah alam serta sesama manusia. Lebih
lanjut, John Dewey turut mengungkapkan tujuan dari pembentukan kecakapan yaitu
adalah agar generasi muda dapat mengamalkan nilai moral demi keberlangsungan
hidup serta kehidupan dalam masyarakat. Mansur Muslich (2014) berpendapat,
bahawa pendidikan merupakan sebuah proses dari internalisasi budaya ke dalam diri
seseorang serta masyarakat, sehingga dapat membuat manusia menjadi sosok yang
lebih beradab.
2. Pengertian Karakter
13
individu untuk dapat hidup serta bekerja sama dengan baik. Berdasarkan pemaparan
teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah sebuah
proses yang mampu membuat manusia menjadi sosok yang lebih beradab serta
berkualitas.
B. Pembahasan
14
surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang Tanah, Ruang Atas Tanah, Ruang
Bawah Tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas Satuan Rumah Susun serta
hak-hak tertentu yang membebaninya.
Pengertian pendaftaran Tanah itu sendiri terdapat pada Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, yaitu rangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur,
meliputi pengumpulan, pengolahan, penaskahan, dan penyajian serta pemeliharaan
data fisik dan data yuridis dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang
tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian suatu tanda bukti haknya
bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah
susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.
Menurut pasal 9 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah, disebutkan bahwa objek pendaftaran tanah meliputi: 1. Bidang-
bidang tanah yang dipunyai dengan hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan
dan hak pakai; 2. Tanah hak pengelolaan; 3. Tanah wakaf; 4. Hak milik atas satuan
rumah susun; 5. Hak tanggungan; 6. Tanah Negara.
Pendaftaran tanah Hak Milik dapat dilakukan pada tanah bekas milik adat
dengan proses konversi, penegasan dan pengakuan hak serta pada tanah negara
dengan proses pemberian hak. Secara sederhana tanah bekas milik adat adalah yang
memiliki riwayat jelas dan pengakuan dari pihak lain bahwa tanah yang dimohon
asal usulnya berasal dari masyarakat setempat. Sedangkan proses pemberian hak atas
tanah adalah terhadap tanah – tanah yang merupakan tanah negara bebas dan
dikuasai oleh masyarakat. Pendaftaran tanah untuk hak-hak selain Hak Milik adalah
dengan proses pemberian hak. Dengan kata lain, pendaftaran tanah merupakan
rangkaian kegiatan yang terdiri atas:
a. Pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penyajian data fisik bidang-bidang
tanah tertentu;
b. Pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penyajian data yuridis tertentu;
c. Penerbitan surat tanda bukti haknya; dan
15
d. Pencatatan perubahan-perubahan pada data fisik dan data yuridis yang terjadi
kemudian.
Dalam menyelenggarakan pendaftaran tanah, sebagai kepastian hukum dan
kepastian hak atas tanah, maka yang menjadi suatu pertanyaan adalah kepentingan
siapa saja yang dilindungi. Pernyataan tersebut tergantung kepada kepentingan siapa
saja terhadap hak atas tanah tersebut. Untuk memahami hal ini, berikut pihak yang
berkepentingan atas hak atas tanah:
16
Pertanahan yang bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke Pengadilan
mengenai penguasaan tanah atau penerbitan sertipikat tersebut. Sertipikat hak atas
tanah memuat informasi mengenai:
a. nama pemegang hak atas tanah;
b. jenis hak atas tanah;
c. nomor identifikasi bidang tanah;
d. nomor induk kependudukan/nomor identitas;
e. tanggal berakhir hak (untuk hak atas tanah dengan jangka waktu);
f. kutipan peta pendaftaran;
g. tanggal penerbitan;
h. pengesahan.
Ketentuan sertifikat dalam bentuk, isi, dan format terdapat dalam Lampiran II-
XI Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 7 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Negara
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah.
17
bersangkutan wajib mendaftarkan perubahan kepada Kantor Pertanahan (Pasal 1 PP
No. 24 tahun 1997).
Data yuridis adalah keterangan mengenai status hukum bidang tanah dan satuan
rumah susun yang di daftar, pemegang haknya dan hak pihak lain serta beban-beban
lain yang membebaninya. Perubahan data yuridis berupa:
a. peralihan hak karena jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam
perusahaan,
dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya;
b. peralihan hak karena pewarisan;
c. peralihan hak karena penggabungan atau peleburan perseroan atau koperasi;
d. pembebanan Hak Tanggungan;
e. peralihan Hak Tanggungan;
f. dihapusnya hak atas tanah, Hak Pengelolaan, Hak Milik Atas Satuan Rumah
Susun
dan Hak Tanggungan;
g. pembagian hak bersama;
h. perubahan data pendaftaran tanah berdasarkan putusan pengadilan atau penetapan
Ketua Pengadilan;
i. perubahan nama akibat pemegang hak yang ganti nama;
j. perpanjangan jangka waktu hak atas tanah.
Data fisik adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang tanah dan
satuan rumah susun yang didaftar, termasuk keterangan mengenai adanya bangunan
atau bagian bangunan di atasnya. Perubahan data fisik terjadi kalau diadakan
pemisahan, pemecahan, atau penggabungan bidang-bidang tanah yang sudah
didaftar. Perubahan data yuridis terjadi misalnya kalau diadakan pembebanan atau
pemindahan hak atas bidang tanah yang sudah didaftar.
Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah
secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan,
18
pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data
yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-
satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-
bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta
hak-hak tertentu yang membebaninya (Pasal 1 PP No. 24 tahun 1997).
19
yang dicantumkan sertipikat penggabungan adalah jangka waktu yang akan berakhir
terlebih dahulu. Bidang yang baru tersebut dibuatkan surat-ukur, buku tanah dan
sertipikat dengan menghapus surat ukur, buku tanah dan sertipikat masing-masing.
Mekanisme penggabungan tanah diatur di dalam Peraturan Pemerintah No. 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah adalah sebagai berikut:
a. Bidang-bidang tanah yang telah bersertipikat Hak Milik dapat dimohon
penggabungan tanah dengan ketentuan dimohon penggabungan tanah dengan
ketentuan:
1) Nama pemegang hak harus sama;
b. Bidang-bidang tanah yang telah bersertipikat Hak Guna Bangunan, Hak Guna
c. Bidang tanah yang berbeda jangka waktunya, maka jangka waktu yang
d. Bidang tanah yang belum terdaftar sebelum digabung harus didaftarkan dengan
jenis hak atas tanah yang sama. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam
penggabungan hak perorangan dalam Peraturan Kepala BPN Nomor 1 Tahun
2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan sebagai berikut :
a. Formulir permohonan yang sudah diisi dan ditandatangani pemohon atau
kuasanya di atas materai cukup (dengan keterangan bahwa formulir
permohonan memuat identitas, Luas, Letak dan penguasaan tanah yang
dimohon, penguasaan tidak sengketa, pernyataan tanah dikuasai secara
fisik);
b. Surat Kuasa apabila dikuasakan;
20
c. Fotokopi identitas pemohon (KTP, KK) dan kuasa apabila dikuasakan, yang
telah
d. dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket;
e. Sertipikat asli.
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggabungan hak badan hukum adalah
sebagai berikut:
a. Formulir permohonan yang sudah diisi dan ditandatangani pemohon
atau kuasanya di atas materai cukup (dengan keterangan bahwa
formulir permohonan memuat identitas, luas, letak dan penguasaan
tanah yang dimohon, penguasaan tidak sengketa, pernyataan tanah
dikuasai secara fisik)
b. Surat Kuasa apabila dikuasakan
c. Fotokopi identitas pemohon (KTP, KK) dan kuasa apabila
dikuasakan, yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket
d. Fotokopi Akta Pendirian dan Pengesahan Badan Hukum yang telah
dicocokkan dengan aslinya oleh petugas loket, bagi badan hukum
e. Sertipikat asli
3. Pemisahan
Pengertian pemisahan hak diatur dalam Pasal 49 PMNA/KBPN No.3 tahun
1997, pada ayat (1) yaitu dari satu bidang tanah yang sudah didaftar dapat
dipisahkan sebagian atau beberapa bagian, yang selanjutnya merupakan satuan
bidang baru dengan status hukum yang sama dengan bidang tanah semula. Untuk
satuan bidang baru yang dipisahkan dibuatkan surat-ukur, buku tanah dan sertipikat
sebagai satuan bidang tanah baru dan pada peta pendaftaran, daftar tanah, surat-ukur,
buku tanah dan sertipikat bidang tanah semula dibubuhkan catatan mengenai telah
diadakannya pemisahan tersebut.
Dalam pendaftaran pemisahan bidang, tanah surat ukur, buku tanah dan
sertipikat yang lama tetap berlaku untuk bidang tanah semula setelah dikurangi
bidang tanah yang dipisahkan dan pada nomor surat ukur dan nomor haknya
21
ditambahkan kata "sisa“ dengan tinta merah, sedangkan angka luas tanahnya
dikurangi dengan luas bidang tanah yang dipisahkan. Persyaratan dan prosedur
pendaftaran tanah hasil pemisahan bidang tanah sama dengan pemecahan hak.
22
Dalam keadaan tertentu sebagaimana yang ditentukan oleh Menteri, Kepala
Kantor Pertanahan dapat mendaftar pemindahan hak atas bidang tanah hak milik,
yang dilakukan di antara perorangan warga negara Indonesia yang dibuktikan
dengan akta yang tidak dibuat oleh PPAT, tetapi yang menurut Kepala Kantor
Pertanahan tersebut kadar kebenarannya dianggap cukup untuk mendaftar
pemindahan hak yang bersangkutan.
23
Akta Tanah (PPAT) atau kutipan risalah lelang. Apabila pemegang hak, atau
penerima hak sudah meninggal dunia, permohonan sertipikat pengganti dapat
diajukan oleh ahli warisnya dengan menyerahkan surat tanda bukti sebagai ahli
waris. Penggantian sertipikat dicatat pada buku tanah yang bersangkutan. Sertipikat
yang hilang bila ditemukan harus dimusnahkan untuk menghindari penyalahgunaan.
Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu kepemilikan pemegang hak atas
tanah atas sertipikat tanah terjadi perubahan atau penggantian kebijakan pemerintah
atas sertipikat yang dimiliki oleh pemegang hak atas tanah. Padahal sertipikat tanah
adalah mempunyai nilai lebih yaitu akan memberikan kepastian hukum dan
perlindungan hukum sebab dibandingkan dengan alat bukti tertulis lainnya.
Permasalahan tersebut misalnya kewajiban pembaharuan blanko sertipikat
model lama yang dikeluarkan oleh Departemen Dalam Negeri Direktorat Jenderal
Agraria yang harus diganti dengan blanko sertipikat model baru yang dikeluarkan
oleh Badan Pertahanan Nasional (BPN) dan harus dilakukan proses ukur ulang luas
bidang tanahnya sehingga baru dapat dilakukan peralihan haknya. Dasar
dikeluarkannya aturan mengenai pembaharuan blanko sertipikat telah diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Pasal 57
ayat 1 disebutkan bahwa atas permohonan pemegang hak diterbitkan sertifikat baru
sebagai pengganti sertifikat yang rusak, hilang, masih menggunakan blanko
sertifikat yang tidak digunakan lagi atau yang tidak diserahkan kepada pembeli
lelang dalam suatu lelang eksekusi.
Permohonan sertipikat baru yang diajukan pemegang hak sebagai pengganti
sertipikat lama disebabkan karena: 1. Sertipikat rusak atau sengaja dirusak; 2.
Sertipikat hilang; 3. Penggantian blanko sertipikat lama; 4. Sertipikat lama tidak
diserahkan kepada pembeli lelang dalam suatu lelang eksekusi. Pemohon yang dapat
mengajukan sertipikat pengganti adalah: a) Pihak yang namanya tercantum sebagai
pemegang hak dalam buku yang bersangkutan; b) Pihak lain yang merupakan
penerimaan hak berdasarkan akta PPAT atau kutipan risalah lelang.
Dalam pelaksanaan penerbitan sertipikat pengganti hak atas tanah karena hilang
harus segera dilakukan pengajuan permohonan penerbitan sertipikat pengganti ke
24
Kantor Pertanahan setempat, dimana dalam pengajuan permohonan penerbitan
sertipikat pengganti hak atas tanah karena hilang tersebut harus diajukan oleh
pemilik hak atas tanah yang bersangkutan. Dalam hal ini pemohon harus memenuhi
semua persyaratan yang telah ditetapkan oleh Kantor Pertanahan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah Pasal 59 & 60 menjelaskan bahwa Permohonan penggantian sertifikat yang
hilang harus disertai pernyataan di bawah sumpah dari yang bersangkutan di
hadapan Kepala Kantor Pertanahan atau Pejabat yang ditunjuk mengenai hilangnya
sertifikat hak yang bersangkutan. Jika dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
dihitung sejak hari pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak ada
yang mengajukan keberatan mengenai akan diterbitkannya sertifikat pengganti
tersebut atau ada yang mengajukan keberatan akan tetapi menurut pertimbangan
Kepala Kantor Pertanahan keberatan tersebut tidak beralasan, diterbitkan sertifikat
baru.
Jika keberatan yang diajukan dianggap beralasan oleh Kepala Kantor
Pertanahan, maka ia menolak penerbitkan sertifikat pengganti. Sertifikat pengganti
diserahkan kepada pihak yang memohon diterbitkannya sertifikat tersebut atau orang
lain yang diberi kuasa untuk menerimanya. Penggantian sertifikat hak atas tanah atau
hak milik atas satuan rumah susun yang tidak diserahkan kepada pembeli lelang
dalam lelang eksekusi didasarkan atas surat keterangan dari Kepala Kantor
Pertanahan yang bersangkutan yang memuat alasan tidak dapat diserahkannya
sertifikat tersebut kepada pemenang lelang. Kepala Kantor Pertanahan
mengumumkan telah diterbitkannya sertifikat pengganti untuk hak milik atas tanah
atau hak milik atas satuan rumah susun sebagaimana dimaksud pada pernyataan
sebelumnya dan tidak berlakunya lagi sertifikat yang lama dalam salah satu surat
kabar harian setempat atas biaya pemohon.
Untuk memperkecil kemungkinan pemalsuan, di waktu yang lampau telah
beberapa kali dilakukan penggantian blanko sertifikat, sehubungan dengan itu
apabila dikehendaki oleh pemegang hak, sertifikatnya boleh diganti dengan sertifikat
yang menggunakan blanko baru. Dalam hal hak atas tanah berdasarkan akta yang
25
dibuat oleh PPAT sudah berpindah kepada pihak lain, tetapi sebelum peralihan
tersebut didaftar sertifikatnya hilang, permintaan penggantian sertifikat hilang
dilakukan oleh pemegang haknya yang baru dengan pernyataan dari PPAT bahwa
pada waktu dibuat akta PPAT sertifikat tersebut masih ada.
26
ditempuh apabila dalam permohonan hak yang bersangkutan terdapat cacad hukum
administratif (Pasal 107 PMNA/KBPN No.9/1999) seperti :
1. Terjadi kesalahan prosedur;
2. Terjadi kesalahan penerapan peraturan perundangan;
3. Terjadi kesalahan Subjek hak;
4. Terjadi kesalahan Objek hak;
5. Terjadi kesalahan perhitungan luas;
6. Terjadi kesalahan jenis hak;
7. Terdapat tumpang tindih hak atas tanah;
8. Terdapat data yuridis atau data fisik yang tidak benar, atau;
9. Kesalahan lainnya yang bersifat hukum administratif.
27
Berdasarkan ketentuan Pasal 104 ayat (1) PMNA / Kepala BPN Nomor 9 Tahun
1999, yang menjadi obyek pembatalan hak atas tanah meliputi :
1. Surat keputusan pemberian hak atas tanah.
2. Sertipikat hak atas tanah.
3. Surat keputusan pemberian hak atas tanah dalam rangka pengaturan penguasaan
tanah.
28
andal dan aman serta bertanggung jawab terhadap beroperasinya sistem elektronik.
Jenis layanan Hak Tanggungan yang dapat diajukan melalui Sistem HT-el, meliputi:
1. Pendaftaran Hak Tanggungan;
2. Peralihan Hak Tanggungan;
29
Pengaturan Pertanahan di buat dalam bentuk Dokumen Elektronik seperti identitas
para pihak, Surat Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) dan Akta
Pemberian Hak Tanggungan (APHT). Selain persyaratan tersebut, pemohon
membuat Surat Pernyataan mengenai pertanggungjawaban keabsahan dan kebenaran
data Dokumen Elektronik yang diajukan. Surat Pernyataan tersebut di buat dalam
bentuk Dokumen Elektronik.
Persyaratan berupa Sertipikat Hak Atas Tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah
Susun harus atas nama debitur. Asli dokumen persyaratan permohonan wajib
disimpan oleh pemohon, kecuali APHT dan SKMHT disimpan oleh PPAT. Khusus
APHT disampaikan oleh PPAT dalam bentuk Dokumen Elektronik. Penyampaian
APHT dilakukan melalui sistem elektronik yang terintegrasi dengan Sistem HT-el
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah -penandatanganan APHT (Pasal 13
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah beserta
Benda-Benda yang Berkaitan dengan Tanah).
Permohonan layanan yang telah diterima oleh Sistem HT-el diberikan tanda bukti
pendaftaran permohonan yang diterbitkan oleh sistem. Bukti pendaftaran
permohonan paling sedikit memuat: nomor berkas pendaftaran permohonan; tanggal
pendaftaran permohonan; nama pemohon; dan kode pembayaran biaya layanan.
Layanan Hak Tanggungan dikenakan biaya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada
Kementerian (PP Nomor 128 Tahun 2015).
1. Setelah mendapatkan bukti pendaftaran permohonan sebagaimana, pemohon
melakukan pembayaran biaya melalui bank persepsi paling lambat 3 (tiga) hari
setelah tanggal pendaftaran permohonan.
2. Permohonan diproses setelah data permohonan dan biaya pendaftaran
permohonan
terkonfirmasi oleh sistem elektronik.
3. Dalam hal pembayaran biaya pendaftaran oleh pemohon tidak terkonfirmasi oleh
sistem, pemohon dapat melakukan konfirmasi secara langsung ke Kantor
30
Pertanahan atau Layanan Pengaduan.
4. Dalam hal jangka waktu 3 (tiga) hari sebagaimana dimaksud berakhir dan
Pemohon
tidak melakukan pembayaran maka permohonan dinyatakan batal.
31
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Sertipikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat
pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang
B. Saran
33
Dalam proses pendaftaran tanah para pihak yang terkait haruslah
memahami akan pengertian dan alur dalam pendaftaran tanah, baik
dari pihak pemohon begitu pula dari petugas yang mengelola
dokumen permohonan pendaftaran tanah.
Persyaratan dan alur dalam proses pendaftaran tanah jelas ada
dalam aturan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang
Hak Pengelolaan, Hak atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan
Pendaftaran Tanah.
34
DAFTAR PUSTAKA
Agraria
Tanah.
Dasar Pendaftaran
Penatagunaan Tanah
Nomor 15 Tahun
Nasional Nomor 21
35