Anda di halaman 1dari 30

MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR KM 20 TAHUN 2022
TENTANG
RENCANA INDUK BANDAR UDARA KUFAR
DI KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR PROVINSI MALUKU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 48 ayat (1)


Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 64 Tahun
2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 20 Tahun 2014 tentang Tata
Cara dan Prosedur Penetapan Lokasi Bandar Udara,
bandar udara yang telah ada (eksisting) hanya
memerlukan penetapan rencana induk;
b. bahwa berdasarkan hasil evaluasi terhadap studi
Rencana Induk Bandar Udara Kufar di Kabupaten
Seram Bagian Timur Provinsi Maluku, telah memenuhi
persyaratan administratif dan teknis;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Menteri Perhubungan tentang
Rencana Induk Bandar Udara Kufar di Kabupaten
Seram Bagian Timur Provinsi Maluku;
- 2 -

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang


Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4956);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang
Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup
Bandar Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Negara Nomor 5295);
4. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
5. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);
6. Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor 16 Tahun
2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Maluku Tahun 2013-2033;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur
Nomor 09 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2010-
2030;
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 20 Tahun
2014 tentang Tata Cara dan Prosedur Penetapan Lokasi
Bandar Udara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 757) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor PM 64 Tahun 2018 tentang Tata Cara dan
Prosedur Penetapan Lokasi Bandar Udara (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 842);
- 3 -

9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 39 Tahun


2019 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
594);
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 67 Tahun
2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 1756);
11. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 166 Tahun
2019 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional;

Memperhatikan : 1. Surat Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara


Bandaneira Nomor UM.002/0079/II/UPBU-NDJ-2020
tanggal 7 Februari 2020 tentang Pernyataan Kesesuaian
Lokasi Bandar Udara Kufar sesuai dengan RTRW
Provinsi serta RTRW Kabupaten;
2. Surat Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara
Bandaneira Nomor UM.002/0080/II/UPBU-NDJ-2020
tanggal 7 Februari 2020 perihal Ketersediaan Lahan
untuk Pembangunan dan Pengembangan Bandar Udara
Kufar;
3. Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor
HK.203/2/3/SDJ.KUM-2020 tanggal 27 Desember
2020 tentang Rancangan Keputusan Menteri
Perhubungan tentang Rencana Induk Bandar Udara
Kufar di Kabupaten Seram Bagian Timur Provinsi
Maluku.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
RENCANA INDUK BANDAR UDARA KUFAR DI KABUPATEN
SERAM BAGIAN TIMUR PROVINSI MALUKU.
- 4 -

PERTAMA : Menetapkan Rencana Induk Bandar Udara Kufar yang


terletak di Desa Gah Kabupaten Seram Bagian Timur
Provinsi Maluku, dengan titik ujung landas pacu TH. 31
terletak pada koordinat geografis 03° 27’ 57,633” Lintang
Selatan (LS) 130° 47’ 40,594” Bujur Timur (BT) atau pada
koordinat bandar udara X = 20.000 meter dan Y = 20.000
meter dimana sumbu X berhimpit dengan sumbu landas pacu
yang mempunyai azimuth 311° 00’ 34,100” geografis dan
sumbu Y melalui ujung landas pacu TH. 31 tegak lurus
sumbu X.

KEDUA : Lokasi dan titik ujung landas pacu bandar udara


sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Keputusan Menteri ini.

KETIGA : Rencana Induk sebagaimana dimaksud dalam Diktum


PERTAMA mempunyai titik referensi bandar
udara/Aerodrome Reference Point (ARP) yang ditentukan
lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

KEEMPAT : Rencana Induk Bandar Udara Kufar di Kabupaten Seram


Bagian Timur Provinsi Maluku sebagaimana dimaksud
dalam Diktum PERTAMA tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
Menteri ini, terdiri atas:
a. prakiraan permintaan kebutuhan pelayanan
penumpang dan kargo;
b. kebutuhan fasilitas;
c. tata letak fasilitas;
d. tahapan pelaksanaan pembangunan;
e. kebutuhan dan pemanfaatan lahan; dan
f. kawasan keselamatan operasi penerbangan.
- 5 -

KELIMA : Bandar Udara Kufar di Kabupaten Seram Bagian Timur


Provinsi Maluku dibangun dan dikembangkan dengan luas
lahan sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA
kurang lebih 511,5 Ha (Hektar).

KEENAM : Bandar Udara Kufar di Kabupaten Seram Bagian Timur


Provinsi Maluku sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA merupakan Bandar Udara dengan Hierarki
Pengumpan (spoke) dan diselenggarakan oleh Unit
Penyelenggara Bandar Udara Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara.

KETUJUH : Penyelenggara Bandar Udara Kufar di Kabupaten Seram


Bagian Timur Provinsi Maluku sebagaimana dimaksud
dalam Diktum KEENAM, wajib memenuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan.

KEDELAPAN : Penyelenggara bandar udara sebagaimana dimaksud dalam


Diktum KEEMPAT dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
tahun melengkapi dokumen berupa:
a. daerah lingkungan kerja;
b. daerah lingkungan kepentingan; dan
c. batas kawasan kebisingan.

KESEMBILAN : Dokumen sebagaimana dimaksud dalam Diktum


KEDELAPAN ditetapkan oleh Menteri Perhubungan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

KESEPULUH : Rencana Induk Bandar Udara Kufar di Kabupaten Seram


Bagian Timur Provinsi Maluku sebagaimana dimaksud
dalam Diktum KEEMPAT dengan ketentuan:
a. berlaku untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun;
b. dapat ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun; dan
- 6 -

c. dalam hai terjadi perubahan kondisi lingkungan


strategis, peninjauan kembali Rencana Induk Bandar
Udara Kufar di Kabupaten Seram Bagian Timur Provinsi
Maluku dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5
(lima) tahun.

KESEBELAS : Rencana penggunaan dan pemanfaatan lahan yang tidak


sesuai dan belum diatur di dalam rencana induk
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEEMPAT wajib
memperoleh persetujuan Direktur Jenderal Perhubungan
Udara.

KEDUABELAS Pembiayaan yang timbul atas Rencana Induk Bandar Udara


Kufar di Kabupaten Seram Bagian Timur Provinsi Maluku
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

KETIGABELAS : Direktur Jenderal Perhubungan Udara melakukan


pengawasan terhadap pelaksanaan Keputusan Menteri ini.
- 7 -

KEEMPATBELAS : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 9 Februari 2022

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA

ttd.

BUDI KARYA SUMADI

Lan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:


1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;
2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
3. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
4. Menteri Sekretaris Negara;
5. Menteri Dalam Negeri;
6. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
7. Menteri Keuangan;
8. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
9. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
10. Menteri Badan Usaha Milik Negara;
11. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS;
12 . Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Para Direktur Jenderal dan Para
Kepala Badan di lingkungan Kementerian Perhubungan;
13. Ketua DPRD Provinsi Maluku;
14. Gubernur Maluku;
15. Ketua DPRD Kabupaten Seram Bagian Timur;
16. Bupati Seram Bagian Timur;
17. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Maluku;
18. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Seram Bagian Timur; dan
19. Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Bandaneira.
- 8 -

LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 20 TAHUN 2022
TENTANG RENCANA INDUK BANDAR
UDARA KUFAR DI KABUPATEN SERAM
BAGIAN TIMUR PROVINSI MALUKU

RENCANA INDUK

I. Prakiraan Permintaan Kebutuhan Pelayanan Penumpang dan Kargo


Rencana pembangunan dan pengembangan fasilitas bandar udara untuk
memenuhi kebutuhan operasi penerbangan dan pelayanan bandar udara
dilakukan terutama berdasarkan perkembangan lalu lintas angkutan udara
sebagaimana tercantum pada Tabel I.

Tabel I
PRAKIRAAN PERMINTAAN JASA ANGKUTAN UDARA
BANDAR UDARA KUFAR DI KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR
PROVINSI MALUKU

EKSISTING TAHAPAN
NO ITEM KETERANGAN
(2020) TAHAP I TAHAP II
1 Pergerakan Penumpang Tahunan
- Domestik 5.483 98.884 168.876 penumpang
-Total 5.483 98.884 168.876 penumpang
2 Pergerakan Pesawat Tahunan
- Domestik 186 1.648 2.848 pergerakan
-Total 186 1.648 2.848 pergerakan
3 Pergerakan Penumpang Harian
- Domestik 20 349 597 penumpang
-Total 20 349 597 penumpang
4 Pergerakan Pesawat Harian
- Domestik 2 6 10 pergerakan
-Total 2 6 10 pergerakan
5 Pergerakan Penumpang Jam Sibuk
- Domestik 11 198 338 penumpang
-Total 11 198 338 penumpang
6 Pergerakan Pesawat Jam Sibuk
- Domestik 2 3 5 pergerakan
- 9 -

EKSISTING TAHAPAN
NO ITEM KETERANGAN
(2020) TAH API TAHAP II
-Total 2 3 5 pergerakan
7 Jumlah Pesawaat Jam Sibuk 1 2 3 pesawat
8 Kargo Udara
- Domestik - 6,3 9,0 Ton/Tahun
-Total - 6,3 9,0 Ton/Tahun
9 Rute Terjauh
- Domestik Ambon Fakfak Sorong

II. Kebutuhan Fasilitas


1. Fasilitas bandar udara yang direncanakan untuk dibangun dan
dikembangkan sebagaimana tercantum pada Tabel II.
2. Pelaksanaan pembangunan dan pengembangan fasilitas bandar udara
sebagaimana dimaksud pada angka 1, wajib didahului dengan Kajian
Lingkungan serta berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Menteri
Perhubungan; dan
3. Pembangunan dan pengembangan fasilitas bandar udara
dilaksanakan dengan mempertimbangkan prioritas kebutuhan dan
kemampuan pendanaan sesuai peraturan perundang-undangan.

Tabel II
RENCANA PENGEMBANGAN DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN
BANDAR UDARA KUFAR DI KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR
PROVINSI MALUKU
EKSISTING
NO URAIAN TAH API TAHAP II KETERANGAN
2020
I FASILITAS SISI UDARA
- Aerodome Reference
Code 2C 3C 3C
Non Instrument Non
- Klasifikasi Landas Pacu Non Instrumen
Instrument Presisi
ATR 72-500/600
- Pesawat Terbesar ATR 42-300 ATR 72-500/600 Pesawat
Hercules C-130
- Landas Pacu (R u n w a y) 1.400 x 30 1.600 x 30 1.800 x 30 m2
- Orientasi Landas Pacu 13 - 31 13 - 31 13 - 31
TORÀ

(Take O ffR u n 1.400 1.600 1.800


A va ilable) RW 13 m
RW 31 1.400 1.600 1.800 m
- 10-

EKSISTING
NO URAIAN TAH API TAHAP II KETERANGAN
2020
TODA

(Take O ff
1.400 1.660 1.860
D ista nce

A va ilable) RW 13 m
RW 31 1.400 1.660 1.860 m
LDA

(landing
1.300 1.600 1.800
D ista nce

A va ilable) RW 13 m
RW 31 1.300 1.600 1.800 m
ASD A

(Accelerate
1.400 1.600 1.800
Stop D ista nce

A va ilable) RW 13 m
RW 31 1.400 1.600 1.800 m
- Strip Landas
Pacu 1.520 x 140 1.720 x 140 1.920 x 280
(Runwaystrip) m2
- Stopw ay RW 13 - - -
RW 31 - - -
-R E S A

(Runw ay E n d
90 x 60 2(90 x 60) 2(90 x 60)
A n d Safety

A rea ) RW 13 m2
RW 31 - 90 x 60 90 x 60 m2
- Turning Pad RW 13 945 945 945 m2
RW 31 945 945 945 m2
- Landas
Hubung Exit 193,5 x 15 193,5 x 18 193,5 x 18
(Taxiway) TWY (A) m2
Exit
- - 193,5 x 18
TWY (B) m2
- Landas Parkir Pesawat
85 x 70 124 x 70 243,5 x 70
(Apron) m2
- Kapasitas Parkir Pesawat :
Small Jet (B 737-
- - -
900ER/800NG pesawat
Propeler (ATR 42-500,
1 2 3
ATR 72-500/600) pesawat
Cadangan (Hercules C-
1 1 1
130)
- 11
-

EKSISTING
NO URAIAN TAH API TAHAP II KETERANGAN
2020

Total 2 3 4 pesawat
II FASILITAS SISI DARAT
- Terminal Penumpang 360 2.000 3.600 m2
- Areal Parkir Roda
Empat 900 6.550 11.600 m2
- Areal Parkir Roda Dua - 300 300 m2
- Areal Parkir Taxi - 610 610 m2
- Areal Parkir Bus - 260 260 m2
- Shelter Bus - 20 20 m2
- Bangunan Istirahat
Supir - - 100 m2
- Landmark - 700 700 m2 (lahan)
- Gapura bandara - 60 60 m2
- Fasilitas Ibadah - 200 200 m2 (lahan)
- Areal Pemerintahan - 1.000 1.000 m2 (lahan)
- Kantor Operasi 125 340 550 m2
- Kantor Administrasi 120 500 610 m2
- Gedung EOC - 100 100 m2
- Fas. Airnav (Menara
ATC, Kantor dan
Powerhouse) 450 450 m2 (lahan)
- Gedung PKP-PK 250 540 540 m2
- Bangunan Power
House 52 200 200 m2
- Apron Services
Building - 270 270 m2
- GSE Maintenance
Building - 300 300 m2
- Airport Maintenance
Building - 510 510 m2
- Kantor BMKG - 340 340 m2 (lahan)
- Taman Pengamatan
BMKG - 400 400 m2 (lahan)
- Kantor Keamanan - 200 200 m2
- Poliklinik - - 200 m2
- Bangunan Sumber Air - 160 160 m2
- Gudang 72 72 72 m2
- Rumah Dinas:
Tipe 72 - 1 1 Unit
Tipe 50 - - 4 Unit
Tipe 45 - 2 2 Unit
- 12 -

EKSISTING
NO URAIAN TAH API TAHAP II KETERANGAN
2020
Tipe 36 7 20 40 Unit
- Pos Jaga - 3 6 Unit
- Fasilitas VOR/DME - 40.000 40.000 m2 (Lahan)
- Terminal Kargo - 525 525 m2
- Areal Lahan DPPU - 5.000 5.000 m2 (lahan)
- Areal Lahan Jasa
Boga/Katering - 4.000 4.000 m2 (lahan)
- Tempat Penumpukan
Sampah Sementara - 100 100 m2
- Bangunan STP - 600 600 m2
- Bangunan Pengelolaan
Limbah B3 - 200 200 m2
- Taman Solarceli - 1.500 1.500 m2 (lahan)
- Gedung Serbaguna - 500 500 m2

III FASILITAS NAVIGASI PENERBANGAN


- VOR/DME VOR/DME
PBN PBN
IV ALAT BANTU PENDARATAN VISUAL
PAPI (TH-13 & PAPI (TH-13
PAPI (TH-31)
TH-31 TH-31
Runway Runway
Runway Threshold
Threshold Threshold
Identifier Lights
Identifier Identifier Lights
(RTIL TH-13 &
Lights (RTIL (RTIL TH-13 85
TH-31)
TH-31) TH-31)
Windsock Windsock Windsock
Runway Runway
Runway Designation
Designation Designation
Marking
Marking Marking
Threshold Threshold
Threshold Marking
Marking Marking
Center Line Center Line
Center Line Marking
Marking Marking
Temporary
Displaced
Aiming Point Aiming Point
Thereshold
Marking Marking
Marking

Aiming Point Touchdown Zone Touchdown Zone


Marking Marking Marking
- 13 -

EKSISTING
NO URAIAN TAH API TAHAP II KETERANGAN
2020
Touchdown
Runway Side Strip Runway Side
Zone
Marking Strip Marking
Marking
Runway Side
Runway-Holding Runway-Holding
Strip
Position Marking Position Marking
Marking
Runway-
Taxilane
Holding Taxilane Centerline
Centerline
Position Marking
Marking
Marking
Taxilane
Taxiway Edge Taxiway Edge
Centerline
Marking Marking
Marking
Taxiway Edge Apron Edge
Apron Edge Marking
Marking Marking
Lead-in, Turning & Lead-in, Turning
Apron Edge
Lead-out Line & Lead-out Line
Marking
Marking Marking
Lead-in Line Stop Line
Stop Line Marking
Marking Marking
Aircraft Type
Stop Line Aircraft Type
Designation
Marking Designation Marking
Marking
Aircraft Type
Pedestrian Crossing Pedestrian
Designation
Marking Crossing Marking
Marking
Pedestrian
Runway Edge
Crossing Runway Edge Lights
Lights
Marking
Runway End
Runway End Lights
Lights
Turn Pad Lights Turn Pad Lights
Taxiway Edge
Taxiway Edge Lights
Lights
Apron Edge
Apron Edge Lights
Lights
Apron Flood
Apron Flood Lights Lights

V FASILITAS KOMUNIKASI PENERBANGAN


SSB HF SSB HF SSB
VHF Portable VHF A/G VHF A/G
- 14 -

EKSISTING
NO URAIAN TAH API TAHAP II KETERANGAN
2020
PABX PABX
Tower Set Tower Set
VI PELAYANAN LALU LINTAS UDARA
AFIS ADC ADC
VII FASILITAS KESELAMATAN PENERBANGAN
X-Ray Cabin X-Ray Cabin X-Ray Cabin
X-Ray
X-Ray Baggage X-Ray Baggage
Baggage
Walk Trough
Walk Trough Metal Walk Trough
Metal
Detector Metal Detector
Detector
Hand Metal Handheld Metal Handheld Metal
Detector Detector Detector
Pagar Perimeter
Pagar
Pagar Perimeter dan dan Pembatas
Perimeter
Pembatas Sisi Udara Sisi Udara
Explosive
Explosive Detector Detector
X-Ray Cargo X-Ray Cargo
CCTV CCTV
Kendaraan
Kendaraan Patroli Patroli
Avsec Radio Avsec Radio
Comunication Comunication
Vili PKP-PK
- Tipe PKP-PK Tipe D Tipe C Tipe C
- Kategori PKP-PK Kategori 2 Kategori 5 Kategori 5
IX FASILITAS UTILITAS
- Kapasitas Daya Listrik 35 150 350 Kva
- Kebutuhan Air Bersih 26 97 135 m3/hari
- Kebutuhan
Sambungan Telepon
(dengan PABX) 1 1 Sambungan
- 15
-

III. Tata Letak Fasilitas dan Tahapan Pelaksanaan Pembangunan

Rencana penggunaan dan pemanfaatan lahan untuk keperluan


peningkatan pengoperasian, pelayanan, pengelolaan dan pengusahaan
serta pembangunan dan pengembangan bandar udara sebagaimana
tercantum pada Lampiran gambar 02 dan Lampiran gambar 03 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

IV. Kebutuhan dan Pemanfaatan Lahan

1. Untuk menyelenggarakan kegiatan pengoperasian, pelayanan,


pengelolaan dan pengusahaan serta pengembangan bandar udara
sesuai rencana induk, luas lahan kurang lebih 511,5 Ha (Hektar).

2. Batas kebutuhan lahan sebagaimana dimaksud pada angka 1,


dinyatakan dalam sistem koordinat bandar udara yang posisinya
ditentukan terhadap titik referensi sistem koordinat bandar udara
(perpotongan sumbu X dan sumbu Y) yang terletak pada koordinat
geografis 03° 27’ 57,633” Lintang Selatan (LS) dan 130° 47’ 40,594”
Bujur Timur (BT) atau pada koordinat bandar udara X = 20000,00
meter dan Y = 20000,00 meter dimana sumbu X berhimpit dengan
sumbu landas pacu yang mempunyai azimuth 311° 00’ 34,100”
geografis dan sumbu Y tegak lurus garis sumbu X dan melalui ujung
landas pacu TH.31 tegak lurus sumbu X sebagaimana tercantum pada
Tabel III.

3. Kebutuhan luas lahan sebagaimana yang dimaksud pada angka 1


tercantum pada Lampiran gambar 04 yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
- 16 -

Tabel III
DAFTAR SISTEM KOORDINAT BATAS LAHAN
BANDAR UDARA KUFAR DI KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR
PROVINSI MALUKU
Batas Lahan
K O O R D IN A T B A N D A R K O O R D IN A T B A N D A R K O O R D IN A T G E O G R A F IS

T IT IK UDARA UDARA L IN T A N G U T A R A B U J U R T IM U R
0 ' li 0 II
X (M ) Y (M ) X (M ) Y (M ) '

Al 17640.000 2 0 6 8 7 .5 4 4 6 9 8 0 3 5 .0 8 3 9 6 1 8 7 7 5 .7 2 3 3 26 50.42 130 46 57.39

A2 2 0 7 4 0 .0 0 0 2 0 6 8 4 .5 4 4 7 0 0 3 7 4 .3 9 3 9 6 1 6 7 4 1 .6 0 7 3 27 56.49 130 48 13.30

A3 2 0 7 4 0 .0 0 0 190 37.54 4 6 9 9 2 9 1 .7 1 8 9 6 1 5 4 9 6 .4 9 0 3 28 37.09 130 47 38.30

A4 17640.000 190 37.54 4 6 9 6 9 5 2 .4 0 8 9 6 1 7 5 3 0 .6 0 6 3 27 31.01 130 46 22.39

V. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan


1. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan terdiri atas:
a. Kawasan Ancangan Pendaratan dan Lepas Landas pada Landas
Pacu 31 batas-batas ketinggian ditentukan dengan kemiringan
dan jarak melalui perpanjangan sumbu landas pacu sebagai
berikut:
1) Bagian pertama dengan kemiringan sebesar 2% (dua persen)
arah ke atas dan ke luar dimulai dari ujung Permukaan Utama
pada ketinggian ambang Landas Pacu 31 sampai jarak
mendatar 2.300 m pada ketinggian +46 m di atas ambang
Landas Pacu 31 ;
2) Bagian kedua dengan kemiringan 0% (noi persen) sampai
jarak mendatar tambahan 1.700 m pada ketinggian +46 m di
atas ambang Landas Pacu 31 ;
3) Bagian ketiga dengan kemiringan 5% (lima persen) arah ke
atas dan ke luar sampai jarak mendatar tambahan 1133,33 m
pada ketinggian +102,66 m di atas ambang Landas Pacu 31;
4) Bagian keempat pada bagian tengah dengan kemiringan 2%
(dua persen) arah ke atas dan ke luar sampai jarak mendatar
tambahan 2.366,67 m pada ketinggian +150 m di atas ambang
Landas Pacu 31, pada bagian tepi dengan kemiringan pertama
5% (lima persen) sampai jarak mendatar tambahan 426,67 m
pada ketinggian +124 m di atas ambang Landas Pacu 31,
kemiringan kedua 2,5% (dua setengah persen) sampai jarak
mendatar tambahan 1.040 m serta kemiringan ketiga 0% (noi
- 17
-

persen) sampai jarak mendatar tambahan 900 m pada


ketinggian +150 m di atas ambang Landas Pacu 31 ;
5) Bagian kelima (terakhir) kemiringan 0% (noi persen) sampai
jarak mendatar tambahan 7.500 m pada ketinggian +150 m di
atas ambang Landas Pacu 31 ;
b. Kawasan Ancangan Pendaratan dan Lepas Landas pada Landas
Pacu 13 batas-batas ketinggian ditentukan dengan kemiringan
dan jarak melalui perpanjangan sumbu landas pacu sebagai
berikut:
1) Bagian pertama dengan kemiringan sebesar 2% (dua persen)
arah ke atas dan ke luar dimulai dari ujung Permukaan Utama
pada ketinggian ambang Landas Pacu 13 sampai jarak
mendatar 2.191,95 m pada ketinggian +46 m di atas ambang
Landas Pacu 31 ;
2) Bagian kedua dengan kemiringan 0% (noi persen) sampai
jarak mendatar tambahan 1.808,05 m pada ketinggian +46 m
di atas ambang Landas Pacu 31 ;
3) Bagian ketiga dengan kemiringan 5% (lima persen) sampai
jarak mendatar tambahan 1.205,37 m pada ketinggian
+ 106,26 m di atas ambang Landas Pacu 31;
4) Bagian keempat pada bagian tengah dengan kemiringan 2%
(dua persen) arah ke atas dan ke luar sampai jarak mendatar
tambahan 2.236,58 m pada ketinggian +151 m diatas ambang
Landas Pacu 31, pada bagian tepi dengan kemiringan pertama
5% (lima persen) sampai jarak mendatar tambahan 441,07 m
pada ketinggian +128,32 m di atas ambang Landas Pacu 31,
kemiringan kedua 2,5% (dua setengah persen) sampai jarak
mendatar tambahan 907,12 m pada ketinggian +151 m di atas
ambang Landas Pacu 31 serta kemiringan ketiga 0% (noi
persen) sampai jarak mendatar tambahan 888,39 m pada
ketinggian +151 m di atas ambang Landas Pacu 31 ;
5) Bagian kelima (terakhir) kemiringan 0% (noi persen) sampai
jarak mendatar tambahan 7.558,05 m pada ketinggian +151
m di atas ambang Landas Pacu 31 ;
- 18
-

c. Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan, batas-batas


ketinggian ditentukan oleh kemiringan 2% (dua persen) arah ke
atas dan ke luar dimulai dari ujung Permukaan Utama pada
ketinggian masing-masing ambang Landas Pacu sampai dengan
ketinggian +46 m di atas ambang Landas Pacu 31 sepanjang jarak
mendatar 3.000 m melalui perpanjangan sumbu Landas Pacu.
d. Kawasan Di bawah Permukaan Transisi, batas-batas ketinggian
ditentukan oleh kemiringan 14,3% (empat belas koma tiga persen)
arah ke atas dan ke luar, di mulai dari sisi panjang dan pada
ketinggian yang sama seperti Permukaan Utama serta Permukaan
Ancangan Pendaratan dan Lepas Landas menerus sampai
memotong Permukaan Horizontal Dalam pada ketinggian +46 m
di atas ketinggian ambang batas Landas Pacu 31.
e. Kawasan Di bawah Permukaan Horizontal Dalam, batas-batas
ketinggian ditentukan +46 m di atas ketinggian ambang Landas
Pacu 31.
f. Kawasan Di Bawah Permukaan Kerucut, batas-batas ketinggian
ditentukan oleh kemiringan 5% (lima persen) arah ke atas dan ke
luar dimulai dari tepi luar Kawasan Di Bawah Permukaan
Horizontal Dalam pada ketinggian +46 m sampai memotong
Permukaan Horizontal Luar pada ketinggian +121 m di atas
ketinggian ambang Landas Pacu 31.
g. Kawasan Di bawah Permukaan Horizontal Luar, batas-batas
ketinggian ditentukan +151 m di atas ketinggian ambang Landas
Pacu 31.
h. Titik Koordinat Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan
sebagaimana dimaksud pada butir V angka 1 sebagaimana
tercantum pada Tabel IV.
- 19 -

Tabel IV
TITIK KOORDINAT KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN
BANDAR UDARA KUFAR DI KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR
PROVINSI MALUKU

A. KAWASAN ANCANGAN PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS


K O O R D IN A T G E O G R A F IS
K O O R D IN A T B A N D A R U D A R A
NO. T IT IK L IN T A N G S E L A T A N B U J U R T IM U R

X (M ) Y (M ) 0 1 II 0 l ti

1 A. 1.1 181 4 0 .0 0 0 2 0 1 4 0 .0 0 0 3 27 14.54 130 46 58.02

2 A. 1.2 181 40.00 0 198 60.00 0 3 27 21.43 130 46 52.08

3 A . 1.3 3 1 4 0 .0 0 0 176 00.00 0 3 22 57.29 130 39 56.88

4 A . 1.4 3 1 4 0 .0 0 0 2 2 3 9 0 .0 0 0 3 20 59.44 130 41 38.50

5 A.2.1 2 0 0 6 0 .0 0 0 2 0 1 4 0 .0 0 0 3 27 55.47 130 47 45.03

6 A .2.2 2 0 0 6 0 .0 0 0 19860.000 3 28 2.36 130 47 39.09

7 A .2 .3 3 5 0 6 0 .0 0 0 17610.000 3 34 17.39 130 52 58.7

8 A .2.4 3 5 0 6 0 .0 0 0 2 2 3 9 0 .0 0 0 3 32 19.77 130 54 40.07

B. KAWASAN KEMUNGKINAN BAHAYA KECELAKAAN


K O O R D IN A T G E O G R A F IS
K O O R D IN A T B A N D A R U D A R A
NO. T IT IK L IN T A N G S E L A T A N B U J U R T IM U R
I II
X (M ) Y (M ) 0 ' il 0

1 A . 1.1 181 40.00 0 2 0 1 4 0 .0 0 0 3 27 14.54 130 46 58.02

2 A. 1.2 181 4 0 .0 0 0 198 60.000 3 27 2 1.43 130 46 52.08

3 A . 1.5 151 4 0 .0 0 0 194 08.00 0 3 26 28.61 130 45 29.04

4 A . 1.6 151 40.00 0 2 0 5 9 0 .0 0 0 3 25 59.53 130 45 54.11

5 A.2.1 2 0 0 6 0 .0 0 0 2 0 1 4 0 .0 0 0 3 27 55.47 130 47 45.03

6 A .2.2 2 0 0 6 0 .0 0 0 198 60.00 0 3 28 2.3 6 130 47 39.09

7 A .2 .5 2 3 0 6 0 .0 0 0 194 10.00 0 3 29 17.37 130 48 43.01

8 A .2 .6 2 3 0 6 0 .0 0 0 2 0 5 9 0 .0 0 0 3 28 48.33 130 49 8.04

C. KAWASAN DI BAWAH PERMUKAAN TRANSISI


K O O R D IN A T G E O G R A F IS
K O O R D IN A T B A N D A R U D A R A
NO. T IT IK L IN T A N G S E L A T A N B U J U R T IM U R

X (M ) Y (M ) 0 ' n 0 ’ II

1 A . 1.1 181 40.00 0 2 0 1 4 0 .0 0 0 3 27 14.54 130 46 58.02

2 B .l.l 159 4 8 .0 5 0 2 0 4 6 8 .7 9 3 3 26 19.73 130 46 11.32

3 B. 1.2 2 2 3 6 0 .0 0 0 2 0 4 8 5 .0 0 0 3 28 36 130 48 4 8.67

4 A.2.1 2 0 0 6 0 .0 0 0 2 0 1 4 0 .0 0 0 3 27 55.47 130 47 4 5.03

5 A. 1.2 181 4 0 .0 0 0 198 60.00 0 3 27 21.43 130 46 52.08

6 A .2.2 2 0 0 6 0 .0 0 0 19860.000 3 28 2.3 6 130 47 39.09

7 B .2.2 2 2 3 6 0 .0 0 0 19515.000 3 28 59.87 130 48 28.1

8 B.2.1 159 48.05 0 19529.746 3 26 42.84 130 45 51.4


- 20 -

D. KAWASAN DI BAWAH PERMUKAAN HORIZONTAL DALAM


K O O R D IN A T G E O G R A F IS
K O O R D IN A T B A N D A R U D A R A
NO. T IT IK L IN T A N G S E L A T A N B U J U R T IM U R

0 i H 0 I n
X (M ) Y (M )

1 C .l.l 142 07.16 3 2 0 7 2 9 .9 2 6 3 25 36.2 130 45 34.24

2 C.1.2 181 40.00 0 2 4 0 0 0 .0 0 0 3 25 3 9.57 130 48 19.89

3 C.1.3 2 0 0 6 0 .0 0 0 2 4 0 0 0 .0 0 0 3 26 2 0.49 130 49 6.9

4 C.1.4 2 3 9 9 2 .8 3 7 2 0 7 2 9 .9 2 6 3 29 4.77 130 49 33.85

5 B.1.2 2 2 3 6 0 .0 0 0 2 0 4 8 5 .0 0 0 3 28 36 130 48 48.67

6 B. 1.1 159 48.05 0 2 0 4 6 8 .7 9 3 3 26 19.73 130 46 11.32

7 C.2.1 142 07.63 7 19267.524 3 26 12.19 130 45 3.23

8 B.2.1 159 4 8 .0 5 0 19529.746 3 26 4 2.84 130 45 51.4

9 B .2.2 2 2 3 6 0 .0 0 0 195 15.00 0 3 28 59.87 130 48 28.1

10 C.2.2 2 3 9 9 2 .8 3 7 19270.074 3 29 4 0.69 130 49 2.88

11 C .2.3 2 0 0 6 0 .0 0 0 16000.000 3 29 37.33 130 46 17.22

12 C.2.4 181 40.00 0 16000.000 3 28 56.41 130 45 30.2

E. KAWASAN DI BAWAH PERMUKAAN KERUCUT


K O O R D IN A T G E O G R A F IS
K O O R D IN A T B A N D A R U D A R A
NO. T IT IK L IN T A N G S E L A T A N B U J U R T IM U R
I M I II
X |M ) Y (M) 0 0

1 D .l.l 127 23.11 2 2 0 9 5 2 .5 3 3 3 24 59.09 130 45 2.62

2 D .1.2 1 8 1 40.00 0 2 5 5 0 0 .0 0 0 3 25 2.66 130 48 51.7

3 D .1.3 2 0 0 6 0 .0 0 0 2 5 5 0 0 .0 0 0 3 25 4 3 .5 8 130 49 38.72

4 D .1.4 2 5 4 7 6 .8 8 8 2 0 9 5 2 .5 3 3 3 29 30.92 130 50 14.91

5 C.1.4 2 3 9 9 2 .8 3 7 2 0 7 2 9 .9 2 6 3 29 4.7 7 130 49 33.85

6 C .1.3 2 0 0 6 0 .0 0 0 2 4 0 0 0 .0 0 0 3 26 20.49 130 49 6.9

7 C .1.2 181 4 0 .0 0 0 2 4 0 0 0 .0 0 0 3 25 3 9.57 130 48 19.89

8 C .l.l 142 07.16 3 2 0 7 2 9 .9 2 6 3 25 36.2 130 45 34.24

9 D.2.1 12723.731 190 43.949 3 25 4 6.06 130 44 22.15

10 C.2.1 142 07.63 7 19267.524 3 26 12.19 130 45 3.23

11 C .2.4 181 40.00 0 160 00.00 0 3 28 56.41 130 45 30.2

12 C.2.3 2 0 0 6 0 .0 0 0 160 00.00 0 3 29 3 7.33 130 46 17.22

13 C.2.2 2 3 9 9 2 .8 3 7 19270.074 3 29 4 0.69 130 49 2.88

14 D .2.2 2 5 4 7 6 .8 8 8 19047.467 3 30 17.8 130 49 34.5

15 D .2.3 2 0 0 6 0 .0 0 0 14500.000 3 30 14.24 130 45 45.4

16 D .2.4 181 40.00 0 145 00.00 0 3 29 33.32 130 44 58.39


- 21 -

F. KAWASAN DI BAWAH PERMUKAAN HORIZONTAL LUAR


K O O R D IN A T G E O G R A F IS
K O O R D IN A T B A N D A R U D A R A
NO. T IT IK L IN T A N G S E L A T A N B U J U R T IM U R

Y (M ) 0 t II 0 1 t»
X (M )

1 E. 1.1 3 3 2 7 .1 2 5 223 61.93 1 3 21 4.12 130 41 42.48

2 E. 1.2 181 40.00 0 3 5 0 0 0 .0 0 0 3 21 8.91 130 52 13.18

3 E .1.3 2 0 0 6 0 .0 0 0 3 5 0 0 0 .0 0 0 3 21 49.83 130 53 0.19

4 E .1.4 3 4 8 7 2 .8 7 6 223 61.93 1 3 32 16.47 130 54 34.89

5 D .1.4 2 5 4 7 6 .8 8 8 2 0 9 5 2 .5 3 3 3 29 30.92 130 50 14.91

6 D .1.3 2 0 0 6 0 .0 0 0 2 5 5 0 0 .0 0 0 3 25 4 3.58 130 49 38.72

7 D. 1.2 181 40.00 0 2 5 5 0 0 .0 0 0 3 25 2.66 130 48 51.7

8 D .l.l 127 23.11 2 2 0 9 5 2 .5 3 3 3 24 59.09 130 45 2.62

9 E.2.1 3 3 2 8 .6 6 5 17628.426 3 23 0.61 130 40 2.1

10 D.2.1 12723.731 19043.949 3 25 46.06 130 44 22.15

11 D .2.4 181 40.00 0 145 00.00 0 3 29 33.32 130 44 58.39

12 D .2.3 2 0 0 6 0 .0 0 0 14500.000 3 30 14.24 130 45 45.4

13 D .2.2 2 5 4 7 6 .8 8 8 19047.467 3 30 17.8 130 49 34.5

14 E.2.2 3 4 8 7 2 .8 7 6 17638.069 3 34 12.71 130 52 54.71

15 E.2.3 2 0 0 6 0 .0 0 0 5 0 0 0 .0 0 0 3 34 8 130 42 23.88

16 E.2.4 181 40.00 0 5 0 0 0 .0 0 0 3 33 2 7.07 130 41 36.86

2. Kawasan Di Sekitar Penempatan Alat Bantu Navigasi Penerbangan,


batas-batas ketinggian ditentukan sebagai berikut:
a. batas ketinggian di sekitar alat Very High Frequency Directional
Omni Range (VOR)/Distance Measuring Equipment (DME)
ditentukan oleh kemiringan bidang kerucut dengan sudut 2° (dua
derajat) ke atas dan ke luar titik antena pada ketinggian bidang
counterpoise, dan pada jarak radiai kurang 600 m dilarang adanya
transmisi tegangan tinggi, bangunan metal seperti konstruksi
rangka besi, tiang listrik dan lain-lain melebihi batas ketinggian
sudut tersebut;
b. batas ketinggian pada penempatan Alat Bantu Navigasi
sebagaimana dimaksud pada butir V angka 2 sebagaimana
tercantum pada gambar berikut ini:
Batas-batas di Sekitar Penempatan Very High Frequency
Directional Omni Range (VOR)/Distance Measuring Equipment
(DME)
- 22 -

1) luas tanah dan lokasi perletakan DVOR/DME

Luas Tanah : 200 m x 200 m

2) persyaratan batas-batas ketinggian disekitar VOR/DME


a n te n a V O R a n te n a D M E p e rm uka a n

3) persyaratan bangunan dan benda tumbuh


a) di dalam radius 100 m dari titik tengah lahan: bebas
benda tumbuh dan bangunan;
b) di dalam radius 100-200 m dari titik tengah lahan:
ketinggian bangunan dan benda tumbuh tidak melebihi
bidang Counterpoise;
c) sampai radius 600 m dari titik tengah lahan pada
permukaan kerucut tidak diperkenankan terdapat
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) (> 20 KV);
d) sampai dengan Radius 600 m batas-batas ketinggian
ditentukan oleh permukaan kerucut sebagaimana di
tentukan pada angka 2) di atas;

3. Untuk mendirikan, mengubah atau melestarikan bangunan, serta


menanam atau memelihara benda tumbuh di dalam Kawasan
Keselamatan Operasi Penerbangan harus memenuhi batas-batas
ketinggian sebagaimana dimaksud pada butir V angka 1 dan angka 2.

4. Untuk mendirikan bangunan baru di dalam Kawasan Ancangan


Pendaratan dan Lepas Landas, harus memenuhi batas ketinggian
dengan tidak melebihi kemiringan 1,6% (satu koma enam persen) arah
ke atas dan keluar dimulai ujung permukaan utama pada ketinggian
masing-masing ambang landas pacu 13 dan landas pacu 31.
- 23 -

5. Pada Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan sampai jarak


mendatar 1.100 m ujung-ujung Permukaan Utama hanya digunakan
untuk bangunan yang diperuntukkan bagi keselamatan operasi
penerbangan dan benda tumbuh yang tidak membahayakan
keselamatan operasi penerbangan dengan batas ketinggian
sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri ini.

6. Pada Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan tidak diperkenankan


mendirikan bangunan yang dapat menambah tingkat fatalitas apabila
terjadi kecelakaan pesawat antara lain bangunan SPBU, Pabrik atau
Gudang Kimia Berbahaya, SUTT dan/atau SUTET.

7. Pada lokasi area perbukitan dengan ketinggian permukaan tanah telah


melebihi batas ketinggian Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan
sebagaimana dimaksud pada butir V angka 1 dan angka 2
diperkenankan mendirikan bangunan sepanjang keselamatan operasi
penerbangan terpenuhi.

8. Untuk mempergunakan tanah, perairan atau udara di setiap kawasan


yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri ini, harus mematuhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
a. tidak menimbulkan gangguan terhadap isyarat-isyarat navigasi
penerbangan atau komunikasi radio antar bandar udara dan
pesawat udara;
b. tidak menyulitkan penerbang membedakan lampu-lampu rambu
udara dengan lampu-lampu lain;
c. tidak menyebabkan kesilauan pada mata penerbang yang
mempergunakan bandar udara;
d. tidak melemahkan jarak pandang sekitar bandar udara; dan
e. tidak menyebabkan timbulnya bahaya burung atau dengan cara
lain dapat membahayakan atau mengganggu pendaratan, lepas
landas atau gerakan pesawat udara yang bermaksud
mempergunakan bandar udara.

9. Pengecualian terhadap ketentuan mendirikan, mengubah, atau


melestarikan bangunan sebagaimana dimaksud pada butir V angka 1
sampai dengan angka 7 harus mendapat persetujuan Menteri, dan
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
- 24 -

a. merupakan fasilitas yang mutlak diperlukan untuk operasi


penerbangan;
b. memenuhi kajian khusus aeronautika; dan
c. sesuai dengan ketentuan teknis keselamatan operasi
penerbangan.

10. Terhadap bangunan yang berupa benda tidak bergerak yang sifatnya
sementara maupun tetap yang didirikan atau dipasang oleh orang atau
yang telah ada secara alami, sebelum diterbitkannya Keputusan
Menteri ini antara lain gedung-gedung, menara, cerobong asap,
gundukan tanah, jaringan transmisi, bukit dan gunung yang sekarang
ini menjadi penghalang (obstacle) tetap diperkenankan sepanjang
prosedur keselamatan operasi penerbangan terpenuhi.

11. Pemberian tanda dan/atau pemasangan lampu pada:


a. bangunan-bangunan dan/atau benda-benda sebagaimana
dimaksud dalam angka 10 harus diberi tanda atau dipasangi
lampu;
b. pemberian tanda atau pemasangan lampu, termasuk
pengoperasian dan pemeliharaannya dilaksanakan oleh dan atas
biaya pemilik atau yang menguasainya dan dilaksanakan sesuai
dengan pedoman yang akan diatur lebih lanjut oleh Direktur
Jenderal Perhubungan Udara.

12. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan sebagaimana dimaksud


pada butir V angka 1 tercantum pada Lampiran gambar 05 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
V

Y = 2 0 .5 0 0 - - Y = 2 0 .5 0 0

1520.0x140
RUNWAY STRIP
HUTAN 100.0 1200.0x30 100.0
90.0 60.0 HUTAN 60.0
Displaced Rwy RUNWAY EKSISTING Displaced Rwy

RAWA

Y = 2 0 .0 0 0 -

DATA K00RDINAT THRESHOLD


SISTEM KOORDINAT
SISTEM KOORDINAT UTM SISTEM KOORDINAT GEOGRAFIS WGS-84
Y = 1 9 .5 0 0 - BANDAR UDARA (ACS) - Y = 1 9.5 00
NO TITIK Lintang Selatan Bujur Tlmur
X Y X Y
(meler) (meter) (meler) (meter) • ' - « ' ■

1 TH.31 20.000,000 20.000,000 699.364,835 9.616.708,340 3 27 57,633 130 47 40,594


HUTAN
2 TH.13 18.800,000 20.000,000 698.534,862 9.617.430,083 3 27 34,819 130 47 13,662

KETERANGAN: LEG ENDA


KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Ir—p qJ
1. T e rm in a l P e n u m p a n g
2. K a n lo r O p e ra s i LAMPIRAN
3.
4.
K a n lo r A d m in istras i
P ow er House
l= = j D rainase KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ;K M 20 TAHUN 2022
5. P K P -P K T ilik Poligon
6. R u m a h D in a s EE TANGGAL : 0 9 FEBRUARI2022
7.
8.
G udang
W indsock
r- -3 Runv/ay

9. PAPI
I ... j R aw a RENCANA INDUK BANDAR UDARA KUFAR
10. R u n w a y T h re s h o ld Ide ntifier Lights
n Hulan KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR
Jalan PROVINSI MALUKU
B angunan

NAMA GAMBAR NOMOR JUMLAH LEMBAR

LAYOUT EKSISTING 01 01/06


LEGENDA : K E TERANG AN: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
E K S IS T IN G
1. Terminal Penumpang 18. Gedung EOC 35. Bangunan Istirahat Sopir
TAHAP 1 19 Kantor Operasi 36. Gedung Serbaguna
2. Area ParkirRoda4 LAMPIRAN
TAH AP2 3. Area Parkir Roda 2 20. Kantor Administrasi 37. Windsock KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
4. Fasilitas Ibadah 21. Gedung PKP-PK 38. Fasilitas PAPI NOMOR :K M 20 TAHUN 2022
EE3 PAGAR
5. Landmark 22. Bangunan Power House 39. Lahan Fasilitas VOR ! DME TANGGAL : 0 9 FEBRUARI2022
EQ JA LAN 6. Kantor Keamanan
7. Gapura Bandara
23. Area Rumah Dinas
24. Gudang
40. Runway Threshold Identifier Lights
41. Runway End / Threshold Lights
CD B A N G U N A N E K S IS T IN G
8. Area Parkir Taxi 25. Pos Jaga 42. Runway Edge Lights
RENCANA INDUK BANDAR UDARA KUFAR
d] P E M U K IM A N
9. Area Parkir Bus 26. GSE Maintenance Building 43. Turn Pad Lights
1
__1 KONTUR 10. Apron Service Building 27. Airport Maintenance Building 44. Taxiway Edge Lights
45. Apron Edge Lights
KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR
11. Shelter Bus 28. Tempat Penumpukan Sampah Sementara
SALURAN
12. Fasilitas Airnav (ATC,Kantor,Power House) 29. Bangunan Pengelolaan Limbah B3 46. Apron Flood Lights PROVINSI MALUKU
m
pl'_1
T IT IK P O L IG O N 13. Kantor BMKG
14. Taman Meteo
30. Bangunan Sewage Treatment Plant
31. Bangunan SumberAir
15 Terminal Kargo 32. Areal Pemerintahan
□ 16. Areal Lahan Jasa Boga 33. Taman Solarceli NAMA GAMBAR NOMOR JUMLAH LEMBAR
E23 RAW A 17. Areal Lahan DPPU 34. Poliklinik
R E N C A N A IN D U K 02 0 2 /0 6
BANDAR UDARA
LEGENDA :
E K S IS T IN G
K E TERANG AN: #* KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
1. Terminal Penumpang 18. Gedung EOC 35. Bangunan Istirahat Sopir
TAHAP 1 19. Kantor Operasi 36. Gedung Serbaguna
2 Area Parkir Roda 4 LAMPIRAN
TAHAP2 3. Area Parkir Roda 2 20. Kantor Administrasi 37. Windsock KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
4. Fasilitas Ibadah 21. Gedung PKP-PK 38. Fasilitas PAPI NOMOR : KM 20 TAHUN 2022
|~— | PAGAR
22. Bangunan Pov/er House 39. Lahan Fasilitas VOR / DME
5. landm ark TANGGAL : 0 9 FEBRUARI 2022
| JA L A N 6. Kantor Keamanan 23. Area Rumah Dinas 40. Runway Threshold Identifier Lights
[ B A N G U N A N E K S IS T IN G 7. Gapura Bandara 24. Gudang 41 Runway End / Threshold Lights
8 Area Parkir Taxi 25. Pos Jaga 42. Runway Edge Lights
| | P E M U K If M N
9. Area Parkir Bus 26. GSE Maintenance Building 43. Tum Pad Lights RENCANA INDUK BANDAR UDARA KUFAR
f ~ I1 K O N T U R 10. Apron Service Building 27. Airport Maintenance Building
28. Tempat Penumpukan Sampah Sementata
44. Taxiway Edge Lights
45. Apron Edge Lights
KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR
11. Sheller Bus

| j |
12. Fasilitas Airnav (ATC.Kantor.Power House) 29. Bangunan Pengelolaan Limbah B3 46. Apron Flood Lights PROVINSI MALUKU
T IT IK P O L IG O N 13. Kantor BMKG 30. Bangunan Sewage Treatment Plant
14 Taman Meteo 31. Bangunan Sumber Air
15 Terminal Kargo 32. Areal Pemerintahan
1 1 TPU 16 Areal Lahan Jasa Boga 33. Taman Solarceli NAMA GAMBAR NOMOR JUMLAH LEMBAR
l.-.v .v ] RAW A 17. Areal Lahan DPPU 34. Poliklinik
T A T A LE T A K 03 0 3 /0 6
F A S IL IT A S S IS I D A R A T
Y-20.500- -Y-2 0.500

Y = 1 9.5 00 - - Y = 1 9.5 00

- Y = 1 9.0 00
ITA KOORDINAT THRESHOi
SISTEM KOORDINAT
SISTEM KOORDINAT UTM SISTEM KOORDINAT GEOGRAFIS WGS-84
BANDAR UDARA (ACS)
NO TITIK Lintang Selatan Bujur Timur
X Y X Y
(meter) (meter) (meter) (meter) • • “ » • -

1 TH.31 20.000,000 20.000,000 699.364,835 9,616.708,340 3 27 57,633 130 47 40,594


2 TH.13 18.800,000 20.000,000 698.534,862 9.617.430,083 3 27 34,819 130 47 13,662

KETERANG AN: KEMENTERIAN PERHUBUNGAN


Luas lahan yang akan diperuntukkan bagi pem bangunan dan pengem bangan B andar Udara = 511.5 ha
LAMPIRAN
Luas lahan yang telah dipergunakan untuk kegiatan B andar Udara = 171,03 ha KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : KM 20 TAHUN 2022
TANGGAL : 0 9 FEBRUARI2022

RENCANA INDUK BANDAR UDARA KUFAR


KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR
PROVINSI MALUKU

NAMA GAMBAR NOMOR JUMLAH LEMBAR

KEBUTUHAN l_AHAN 04/06


DATA POKOK

PWISSOt DAFTAR KOORDINAT OBYEK OBSTACLE DI SEKITAR BANDAR UDARA KUFAR - SERAM BAGIAN TIMUR ARAH LAfO AS PACU

K O O R D IN A T B A N D A R A
K O O R D IN A T U T M K O O R D IN A T G E O G R A F IS (W G S -8 4 ) T IN G G I PERSYARATAN PAfUANG LANQAS PAOJ
(A C S ) K E LE B IH A N
NAMA B A TA S
K E T IN G G IA N
OBYEK L IN T A N G S E IA T A N K E T IN G G IA N
(M ) KLASIF1KASI UV<C*S PACU
EASTNG N O R T H IN G K K O P (A E S )

KE TINGO tA N AMBANO
POHON1 19618.5044 20144.6735 699171.8904 9617067.8420
TITIK REFERENTI
Y -3 5 .0 0 0 (TÌT1K SISTEM KOORDINAT
POHON 2 19689.0836 20150.9386 9617026.2568 BANDAR UOARAIK31)
K E P K A f, 40.464 KDPTR
POHON 3 20001.3005 20157.9036 699469.4301 9616826.6408 TITIK REFERENSII (TH13)

Laut Banda POHON4 20133.7700 20119.0584 9616710.4039


TITIK R E FE RE fC III
K E PA RU POHON 5 699571.5036 9616606.2760
20058.5951

= TTTIK OBSTCLE
POHON 6 19890.0994 699041.1922 9616844.1318
KABUPATEN UfltuKU SPASI DAY» K E P.TAKEAR « ZO NA OBSTACLE
IP YAM06NA POHON 7 19882.1023 699002.8618 9616866.8652 30.900

BUKIT 19206.2678 19130.0330 698195.0254 KDPHD

Laut Aratura BUKIT 19038.3506 19326.8785 698197.4818 9616831.4209 KDPHD

WINDSOCK 19260.1403 19916.8979 698752.0058 9617131.1152


PERMUKAAN HQRISONTAL LUAR Y -3 0 .0 0 0
POHON 10 19068.1736 698547.1786 9617188.1173 KDPTR

POHON 11 18991.7839 19861.0229 KDPTR

POHON 12 18688.7909 9617514.0704

POHON 13 18275.3617 20056.4152 698100.4400 9617882.5911

POHON 14 18764.5201 20158.2547 698536.3849 9617638.4613 K0PTR

POHON 15 18931.9585 20164.4279 698666.7848 KDPTR

KPU K AW ASAN PERMUKAAN UTAM A KDPHD KAWASAN PERMUKAAN U TA M A


KDPTR K AW ASAN D IBW A H PERMUKAAN TRANSiSI KKBK KAW ASAN K EM UN GKtNAN 8AMAVA KECELAKAAN

X =25.000
KERUCUT

PERMUKAAN 1AN C AN G A N PEN D A RA TA N DAN IEP/ PER M U KA AN A N C À N G AN FÈNDAR ATAN DAN LEPAS LANDAS,
Y -2 0 .0 0 0
TA B E L K O O R D IN A T
B A TA S K A W A S A N K E S E LA M A T A N OPERASI P ENERBAN GAN
K O O R D IN A T B A N D A R
K O O R D IN A T GEOGRAFIS
U D A R A _________
L IN T A N G SELATAN
(M E TE R ) (M E TE R )

1 8 1 4 0 .0 0 0 2 0 1 4 0 .0 0 0

SONTAL 1 8 1 4 0 .0 0 0 1 9 8 6 0 .0 0 0
3 1 4 0 .0 0 0 1 7 6 0 0 .0 0 0
3 1 4 0 .0 0 0 2 2 3 9 0 .0 0 0
1 5 1 4 0 .0 0 0 1 9 4 0 8 .0 0 0

1 5 1 4 0 .0 0 0
2 0 1 4 0 .0 0 0 4 5 .0 3

1 9 8 6 0 .0 0 0
1 7 6 1 0 .0 0 0
2 2 3 9 0 .0 0 0 1 9 .7 7

2 3 0 6 0 .0 0 0 1 9 4 1 0 .0 0 0
2 0 5 9 0 .0 0 0
1 5 9 4 8 .0 5 0 2 0 4 6 8 .7 9 3

2 0 4 8 5 .0 0 0
1 5 9 4 8 .0 5 0
2 2 3 6 0 .0 0 0 1 9 5 1 5 .0 0 0
1 4 2 0 7 .1 6 3 2 0 7 2 9 .9 2 6
1 8 1 4 0 .0 0 0 24COO.OOO
24COO.OOO 2 0 .4 9 $ K E M E N T E R IA N P E R H U B U N G A N
>MPIRAN
2 0 7 2 9 .9 2 6 Y = 10.000
lEPUTUSAN UENTERI PERHUBUNGAN REPUBUK WOONESA
1 4 2 0 7 .6 3 7 I0H0R : KM 20 TAHUN 2022
1 9 2 7 0 .0 7 4 4 0 .6 9 ANGGAL : 09 FEBRUARI 2022

1 6 0 0 0 .0 0 0
1 8 1 4 0 .0 0 0 1 6 0 0 0 .0 0 0 56 .4 1
BANDAR UDARA KUFAR
1 8 1 4 0 .0 0 0 iABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR
PROV1NSI MALUKU

1 2 7 2 3 .7 3 1
1 9 0 4 7 .4 6 7
1 4 5 0 0 .0 0 0 KAWASAN KESELAMATAN
1 8 1 4 0 .0 0 0 1 4 5 0 0 .0 0 0
OPERASI PENERBANGAN
Y = 5 .0 0 0
1 8 1 4 0 .0 0 0 3 5 0 0 0 .0 0 0
2 0 0 6 0 .0 0 0
16 .4 7 NOUOft G*MBAR JUU1AH LEW8AR
1 7 6 2 8 .4 2 6

5 0 0 0 .0 0 0
1 8 1 4 0 .0 0 0 5 0 0 0 .0 0 0

0 5/0 6

Anda mungkin juga menyukai