Anda di halaman 1dari 28

M ENTERI PE R H U B U N G A N

R E P U B L IK IN D O N ESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR KM 201 TAHUN 2021
TENTANG
PENETAPAN LOKASI BANDAR UDARA
DI KABUPATEN KAYONG UTARA DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

DENGAN RAH MAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009


tentang Penerbangan dan Pasal 40 Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 20 Tahun 2014 tentang Tata
Cara dan Prosedur Penetapan Lokasi Bandar Udara
sebagaimana telah diubah dengan PM 64 Tahun 2018,
diatur bahwa penetapan lokasi bandar udara
ditetapkan oleh Menteri Perhubungan setelah
memenuhi aspek administrasi dan teknis;
b. bahwa berdasarkan basil studi dan evaluasi yang
dilakukan, lokasi Bandar Udara di Kabupaten Kayong
Utara Provinsi Kalimantan Barat telah memenuhi
persyaratan administratif dan teknis untuk ditetapkan
sebagai lokasi bandar udara;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Menteri Perhubungan tentang
Penetapan Lokasi Bandar Udara di Kabupaten Kayong
Utara Provinsi Kalimantan Barat;
- 2 -

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang


Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
2. Undang-Undang 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4956);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang
Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup
Bandar Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Negara Nomor 5295);
4. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
5. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);
6. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 10
Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014-2034;
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 20 Tahun
2014 tentang Tata Cara dan Prosedur Penetapan
Lokasi Bandar Udara (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 757) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
PM 64 Tahun 2018 tentang Tata Cara dan Prosedur
Penetapan Lokasi Bandar Udara (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 842);
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 39 Tahun
2019 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
594);
-3-

9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 67 Tahun


2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 873);
10. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 166
Tahun 2019 tentang Tatanan Kebandarudaraan
Nasional;

Memperhatikan : 1. Surat Rekomendasi Gubernur Kalimantan Barat


tanggal 16 Januari 2019 Nomor 553/0251/Dishub-A
tentang Persetujuan Rencana Lokasi Bandar Udara
Sukadana Kabupaten Kayong Utara Provinsi
Kalimantan Barat;
2. Surat Bupati Kayong Utara Nomor 553/0232/HUB-
2019 tanggal 29 Januari 2019 perihal Permohonan
Usulan Penetapan Lokasi Bandar Udara Sukadana;
3. Surat Bupati Kayong Utara Nomor 553/0229/HUB-
2019 tanggal 29 Januari 2019 tentang Kesanggupan
Penyediaan Lahan untuk Pembangunan Bandar Udara
Sukadana;
4. Surat Bupati Kayong Utara Nomor 553/0228/HUB-
2019 tanggal 29 Januari 2019 perihal Pernyataan
Kesesuaian Lokasi Bandar Udara Sukadana dengan
RTRW dan Tatrawil Provinsi serta RTRW dan Tatralok
Kabupaten;
5. Surat Bupati Kayong Utara Nomor 553/0230/HUB-
2019 tanggal 29 Januari 2019 perihal Pernyataan
Lokasi Bandar Udara Sukadana tidak Terletak di
Kawasan Hutan Lindung;
6. Surat Bupati Kayong Utara Nomor 553/0231/HUB-
2019 tanggal 29 Januari 2019 perihal Kesanggupan
untuk Mengamankan dan Mengendalikan Tata Guna
Lahan Sekitar Bandar Udara;
7. Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor
HK.203/ 1/8/DRJU.KUM-2021 tanggal 28 Agustus
2021 perihal Penyampaian Rancangan Keputusan
Menteri Perhubungan tentang Penetapan Lokasi
-4-

Bandar Udara di Kabupaten Kayong Utara Provinsi


Kalimantan Barat.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
PENETAPAN LOKASI BANDAR UDARA DI KABUPATEN
KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT.

PERTAMA : Menetapkan Lokasi Bandar Udara yang terletak di Desa


Desa Riam Berasap dan Desa Simpang Tiga Kecamatan
Sukadana Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan
Barat sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
Menteri ini, memuat:
a. referensi titik koordinat arah landas pacu bandar
udara terletak pada koordinat geografis 01° 20’ 57,152”
Lintang Selatan (LS) 110° 05’ 29,428” Bujur Timur (BT)
atau pada koordinat bandar udara X = 20.000 meter
dan Y = 20.000 meter, dimana sumbu X berhimpit
dengan sumbu landas pacu yang mempunyai azimuth
339° 15’ 48,544” geografis dan sumbu Y melalui
eksisting ujung landas pacu TH. 34 tegak lurus sumbu
X; dan
b. titik referensi bandar udara /Aerodrome Reference Point
(ARP\ Bandar Udara di Kabupaten Kayong Utara
Provinsi Kalimantan Barat ditentukan lebih lanjut oleh
Direktur Jenderal Perhubungan Udara sesuai
peraturan perundang-undangan.

KEDUA : Rencana Induk Bandar Udara di Kabupaten Kayong Utara


Provinsi Kalimantan Barat, sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Menteri ini, terdiri atas:
a. prakiraan permintaan kebutuhan pelayanan
penumpang dan kargo;
b. kebutuhan fasilitas;
c. tata letak fasilitas;
-5-

d. tahapan pelaksanaan pembangunan;


e. kebutuhan dan pemanfaatan lahan; dan
f. kawasan keselamatan operasi penerbangan.

KETIGA : Pemerintah Kabupaten Kayong Utara selaku Pemrakarsa


berkewajiban untuk:
a. menyediakan lahan untuk pembangunan Bandar
Udara di Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan
Barat sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
b. menyusun rancangan teknik terinci fasilitas pokok
bandar udara;
c. menyusun analisa dampak lingkungan terhadap
pembangunan dan pengoperasian bandar udara;
d. menyediakan aksesibilitas ke bandar udara; dan
e. melakukan pembangunan bandar udara paling lambat
5 (lima) tahun sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

KEEMPAT : Dalam hal Pemrakarsa tidak melakukan kewajiban


sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETIGA, penetapan
lokasi ditinjau kembali.

KELIMA : Bandar Udara di Kabupaten Kayong Utara Provinsi


Kalimantan Barat dibangun dan dikembangkan dengan
luas lahan sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA kurang lebih 195,282 Hektar (Ha).

KEENAM : Bandar Udara di Kabupaten Kayong Utara Provinsi


Kalimantan Barat sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA merupakan Bandar Udara dengan Hierarki
Pengumpan (spoke).

KETUJUH : Penyelenggara Bandar Udara di Kabupaten Kayong Utara


Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KEENAM, wajib memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan.
- 6 -

KEDELAPAN : Penyelenggara bandar udara sebagaimana dimaksud


Diktum KETUJUH dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
tahun melengkapi dokumen berupa:
a. daerah lingkungan kerja;
b. daerah lingkungan kepentingan; dan
c. batas kawasan kebisingan.

KESEMBILAN : Dokumen sebagaimana dimaksud dalam Diktum


KEDELAPAN ditetapkan oleh Menteri Perhubungan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
Menteri ini.

KESEPULUH : Rencana Induk Bandar Udara di Kabupaten Kayong Utara


Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KEDUA dengan ketentuan:
a. berlaku untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun;
b. dapat ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun; dan
c. dalam hal terjadi perubahan kondisi lingkungan
strategis, peninjauan kembali Rencana Induk Bandar
Udara di Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan
Barat dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5
(lima) tahun.

KESEBELAS : Rencana penggunaan dan pemanfaatan lahan yang tidak


sesuai dan belum diatur di dalam rencana induk
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA wajib
memperoleh persetujuan Direktur Jenderal Perhubungan
Udara.

KEDUABELAS : Pembiayaan yang timbul atas Penetapan Lokasi Bandar


Udara di Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan
Barat dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

KETIGABELAS : Direktur Jenderal Perhubungan Udara melakukan


pengawasan terhadap pelaksanaan Keputusan Menteri ini.
-7-

KEEMPATBELAS Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 September 2021

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

BUDI KARYA SUMADI

Salinan Keputusan Menter ini disampaikan kepada:


1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia;
2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
3. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
4. Menteri Sekretaris Negara;
5. Menteri Dalam Negeri;
6. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
7. Menteri Keuangan;
8. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
9. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
10. Menteri Badan Usaha Milik Negara;
11. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS;
12. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Para Direktur Jenderal dan Para
Kepala Badan di lingkungan Kementerian Perhubungan;
13. Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Barat;
14. Gubernur Provinsi Kalimantan Barat;
15. Ketua DPRD Kabupaten Kayong Utara;
16. Bupati Kayong Utara;
17. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Barat; dan
18. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Kayong Utara.

Salinan sesuai dengan aslinya


Ladang Ladang

Tegalan

Y-20.500- Y-20.500

R U N W A ^ T A H A P III ( 2 5 0 0 X 4 5 )
Ladang

R U N W A Y T A H A P II ( 2 0 0 0 X 3 0 )

R U N W A Y TA H A P I (1 4 0 0 X 30)
i o q o o o o o o o o o n

P5AINA5E.RENCANA RUNWAY S I RIP (2620 X 280) .QRAIMS.E RJ.«ana

Y=20.000- -Y=20.000

TAXIWAY i^ A V IN D S H O Cl£?\,

DRAINA5E RENCANA
JALAN INSPEKS!
RUNWAY STRIP (2620X290) 9, ■-% DRAINASE RENCANA

Belukar
BANDARA

Belukar
PAGAR BANDARA

Ladanc
Belukar
Kebun S i -Y=19.500

tiiiuiin
m it w iii
iiiHiiUl PAGAR BANDARA

Kebun Sawit

Belukar

Ladang

Belukar

Ladang Ladang
Belukar Belukar

Y - 19.000 Y - 19.000
Ca Riam Berasap J a ia

Beukar Belukar

Ladanj

Ladang

L A M P I R A N II.A
Legenda: Kelerangan:
1. Terminal Penumpang Umum dan VIP 15. Workshop / Bengkel 29. Hanggar
K E P U T U S A N M E N T E R I P E R H U B U N G A N R E P U B L I K IN D O N E S I A
NOMOR : K M 2 01 T A H U N 2 02 1
^ KEMENTERIAN PERH UBUNGAN
□ = TAHAPI
2. Parkar Mobil 16. Tempat Pengolahan Sampah 30. Pounding (Tandon Air) ^ t r -'^Salinan sesuai dengan aslinya TANGGAL :1 6 S E P T E M B E R 2021
3. Parkar Motor 17. Kantor Keamanan Lapangan Olahraga , ^ L £ ^ \ K E P A L A BIRO HUKUM,
4. Parkar Bus 18. AreaPujasera Rumah Pompa
| | = TAHAP II
PENETAPAN LOKASI
5. Parkar Taksi 19. Terminal Kargo Komersil (Lahan)
MENTERI PERHUBUNGAN BANDAR UDARA
6. Kantor Operasional 20. Parkir Kargo Fasilitas TNI AU (lahan)
□ = TAHAP III
7. Kantor Administrasi (AIRNAV) 21. DPPU
REPUBLIK INDONESIA, DI KABUPATEN KAYONG UTARA
SALURAN / DRAINASE 8. Menara Pengawas (AIRNAV) 22. Bangunan Ibadah PROVINSI KALIMANTAN BARAT
9. Rumah Genset (Power House) 23. Rumah Dinas
PAGAR BANDARA 10. P KP -P K (Fire Station) 24. Bangunan STP Ttd.
NAMA GAM BAR NOMOR JU M LA H
11. Klinik Kesehatan 25. Pos Jaga (Keamanan)
JALAN 12. Parkar G SE 26. Pintu Gerbang Kawasan — ’ ^ W H A R Y KRISWANTO
13. Kantor Meteorologi 27. Fasilitas Umum (Aula) RENCANA IN D U K
14. Taman Meteorologi 28. Fasilitas Karantina BUDI KARYA SUM ADI BANDAR UDARA 02 02/06
-Y=20.000

P A P i:

TAXIWAY
.W INDSHOCK
DRAIN
RUNW AY STRIP (2620 X 280)

Y - 1 9.800- Y= 19.800

PAGAR BAND/

Wmim
immm
Y= 19.600- -Y=19.600

mm
a m ---- 32
V vi W

iiS H lH i PAGAR BANDARA


23

>awit

B e ukar

Lad an g

Y=19.200
200 M

L A M P I R A N II.B
Leg end a: Keterangan:
1. Terminal Penumpang Umum dan VIP 15. Workshop / Bengkel 29. Hanggar
K E P U T U S A N M E N T E R I P E R H U B U N G A N R E P U B L I K IN D O N E S I A

NOMOR : K M 201 T A H U N 2 02 1
ft® KEMENTERIAN PERH UBUNGAN
□ = TAHAPI
2. Parkar Mobil 16. Tempat Pengolahan Sampah 30. Pounding (Tandon Air) sesuai dengan aslinya TANGGAL :1 6 S E P T E M B E R 2021
3. Parkar Motor 17. Kantor Keamanan Lapangan Olahraga
4. Parkar Bus 18. Area Pujasera Rumah Pompa
ALA BIRO HUKUM,
I I = TAHAP II
PENETAPAN LOKASI
5. Parkar Taksi 19. Terminal Kargo Komersil (Lahan) MENTERI PERHUBUNGAN BANDAR UDARA
6. Kantor Operasional 20. Parkir Kargo Fasilitas TNI AU (lahan)
□ = TAHAP III REPUBLIK INDONESIA, DI KABUPATEN KAYONG UTARA
7. Kantor Administrasi (AIRNAV) 21. DPPU
salu r an / d r a in a s e 8. Menara Pengawas (AIRNAV) 22. Bangunan Ibadah PROVINSI KALIMANTAN BARAT
9. Rumah Genset (Power House) 23. Rumah Dinas
PAGAR BANDARA 10. P KP -P K (Fire Station) 24. Bangunan STP Ttd.
NAMA GAM BAR NOMOR JU M LA H
11. Klinik Kesehatan 25. Pos Jaga (Keamanan)
JALAN 12. Parkar G SE 26. Pintu Gerbang Kawasan :^ -< n% ary KRISWANTO
13. Kantor Meteorologi 27. Fasilitas Umum (Aula) TATA LETAK F A S IL IT A S S IS I D A R A T

14. Taman Meteorologi 28. Fasilitas Karantina BUD I KARYA SUM ADI BANDAR UDARA 03 03/06
r DATA POKOK
TITIK REFERENSI 01° 20' 57.152" LS
BANDAR U DARA (TH 34) 110° 05' 29.428" BT
KETINGGIAN 38,000 m (MSL)
BANDAR UDARA
159° 15'48 544"
ARAH LANDAS PACU 339” 15'48 544"

PAN JAN G LAND AS PACU 2.500 m

INSTRUMEN NON PRESISI


- Y-35.000 KLASIFIKASI LAND AS PACU
C O D E N U M B ER 4
16 = 0,000 m (AES) / 38,000 m(MSL)
KETINGGIAN AMBANG
34 = 0,000 m (AES) / 38.000 m(MSL)
.O K A SI: BANDAR UDAI TITIK R EFEREN SI 1 X = 17500 000m M 10” 05'0.815“ BT
TH 16 Y = 20000.000m /01° 19'41 001" LS

TITIK R EFER E N S I II X = 20000 000m / 110’ 05' 29.428" BT


TH 34 Y = 20000 000m / 01” 20' 57.152" LS

D AFTAR K O O R DIN AT B A T A S -B A T A S
KORDINAT BANDARA KOORDINAT CEOGRAFIS WGS'84
TITIK X Y LINTANG SELATAN BUJUR TIMUR
METER METER 0 " 0 "
A 11 17440 000 20140 000 1 19 37 560 110 5 4 365
A 12 17440 000 16860.000 1 19 40 785 110 4 55.891
A 13 2440 000 17610.000 1 12 29 801 110 0 56120
Y -30 .0 00 — Y-30.000 A 14 2440 OCO 22390 000 1 11 34 736 110 3 20 776
A.1 5 14440 000 19410000 1 18 14 588 110 4 7 936
A 16 14440 000 20590 000 1 18 0 995 110 4 43 648
A 2.1 20060 000 20140 OCO 1 20 57 367 110 5 34 362
A 22 36060 000 22390000 1 28 8 362 110 9 34 138
A 23 35060 000 17610 000 1 29 3 423 110 7 9 460
A 24 20060.000 19860.000 1 21 0 592 110 5 25878
A25 23060 000 20590 000 1 22 23 565 110 6 22 308
A 26 23060 000 19410 000 1 22 37 158 110 5 46 594
B 1.1 15160 000 20477.500 1 18 25.136 110 4 49 827
B 12 17440 OCO 20455 000 1 16 33 931 110 5 13 898
B 13 20C60 000 20455 000 1 20 53 738 110 5 43 885
B 12 22310 000 20477 500 1 22 2015 110 6 10319
B21 15190 000 19522 500 1 18 36 137 110 4 19 924
B22 22310000 19522 500 1 22 13 016 110 5 41 415
B 23 20060 000 19545 000 1 21 4 221 110 5 16 344
B24 17440 000 19545 000 1 16 44414 110 4 46 357
C.1.1 13507.163 20729.926 1 17 30 968 110 4 37 206
KAWASAN Dl BAWAH PERMUKAAN KERU( Y-25.000 1.187
C 12 17440 000 24000 COO 1 18 53 094 110 7
C 1.3 20C60 000 24000,000 1 20 12 901 110 7 31 176
20729 926 1 22 50 368 110 6 37 220

o o
23992 537
13507.163 19270 074 1 17 47.785 110 3 63 024
C 22 23992 837 19270 074 1 23 7 185 110 5 53 036
C 23 20060000 16000 000 1 21 45 055 110 3 29 054
C 24 17440 000 16000 000 1 20 25 249 110 2 59 068
D11 11528 500 21026 725 1 16 27 278 110 4 23 541
KAWASAN Dl BAWAH PERMUKAAN HORIZONTAL D/ D 12 17440,000 26000.000 1 18 30 053 110 8 1 717
D 13 20060 000 26000 000 1 19 49 860 110 8 31 706
D 1.4 25971 500 21026 725 1 23 47 221 110 7 8.850
D 21 11528 500 18973 275 1 10 50 933 110 3 21.396
KAWASAN Dl BAWAH
D22 25971 500 18973 275 1 24 10 875 110 6 6 700
PERMUKAAN TRANSISI D2 3 20060 000 14000.000 1 22 8 093 110 2 28 523
0.2 4 17440 000 14000 000 1 20 48 286 110 1 58 538
E 1.1 2627 125 22361 931 1 11 40.759 110 3 22 069
E 1.2 17440 000 35000 000 1 16 46 364 110 12 34 099
KAWASAN ANCANGAN PENDARATAN KAWASAN ANCANGAN PENDARATAN
Y-20.000 E 13 20060 000 35000.000 1 18 6 172 110 13 4 091
Y—20.000—
DAN LEPAS LANDAS DAN LEPAS LANDAS E 14 34872 875 22361 931 1 28 2 965 110 9 31 147
E 21 2627.125 17638.069 1 12 35 177 110 0 59 111
E 22 34872 875 17638 069 1 28 57 400 110 7 8 168
E 23 20060 C00 5000 000 1 23 51 751 109 57 56.134
E 24 17440 000 6000 000 1 22 31 945 109 57 26153
LCOCHU/K
KEMUNGKII A.1.1 £ : Titik BalasKKOP : Garis Kontur : Garis UnsurJalan
tk KECELAKAAI i0 « : Titik Duga Obstacle ^ : obstacle Rupa Bumi : Garis Betas Pemukirr,an
^ 6} :Tlnggl AES : Garis Unsur Air : Garis Bates Vegetasi
KAWASAN Dl PERMUKAAN) fAL DALAM

Salinan sesuai dengan aslinya


KEPALA BIRO HUKUM,

KAWASAN Dl BAWAH PERMUKAAN KERUCUT

KAWASAN Dl BAWAH PERMUKAAN HORIZONTAL LUAR


MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
KOORPINAT ELEVASI KELEBIHAN POSISI
OBYEK BANDARA GEOG RAFIS WGS-84 PUNCAK OBYEK PERM.KKOP T1NGGI PADA
LINTANG SELATAN (OBSTACLE) KAWASAN
Ttd.
OBSTACLE
KKOP
G .Lobang Tedong KDPHL
KDPHL BUDI KARYA SUMADI
G.Palung 10142 30048 KDPHL
G.Seberuaog 19684 30375 KDPHL PENETAPAN LOKASI
17408 KD PKR
28473 KDPHL BANDAR UDARA
16185 KDPHL Dl KABUPATEN KAYONG UTARA
KDPHL
KDPHL
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
17325
KDPHL
NAMA G AM BAR :
KDPHL
32773 KDPHL
KAW ASAN KESELAM ATAN O PERASI PEN ER BAN G AN
20631 31477 KDPHL
KDPHL
KDPHL
KDPHL N OMOR G AM B AR JUMLAH LEM BAR
11032 KDPHL

5 5/6
J V___ _____________ ________________ J
-9-

LAMPIRAN II
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 201 TAHUN 2021
TENTANG PENETAPAN LOKASI BANDAR
UDARA DI KABUPATEN KAYONG UTARA
PROVINSI KALIMANTAN BARAT

RENCANAINDUK

I. Prakiraan Permintaan Kebutuhan Pelayanan Penumpang dan Kargo

Rencana pembangunan dan pengembangan fasilitas bandar udara untuk


memenuhi kebutuhan operasi penerbangan dan pelayanan bandar udara
dilakukan terutama berdasarkan perkembangan lalu lintas angkutan
udara sebagaimana tercantum pada Tabel I.

Tabel I
PRAKIRAAN PERMINTAAN JASA ANGKUTAN UDARA
BANDAR UDARA DI KABUPATEN KAYONG UTARA
PROVINSI KALIMANTAN BARAT

NO URAIAN TAHAPI TAHAP II TAHAP III KET.

1 Pergerakan Penumpang
a. Tahunan 87.600 160.600 335.800 Penumpang
b. Harian 240 440 920 Penumpang
c. Jam Sibuk 120 200 460 Penumpang
2 Pergerakan Pesawat
a. Tahunan 1.460 2.190 2.920 Pergerakan
b. Harian 4 6 8 Pergerakan
c. Jam Sibuk 2 2 6 Pergerakan
3 Kargo (ton) 182 1.826 3.993 Ton/Tahun
Jumlah Pesawat Jam
4 1 1 3 Ton/Tahun
Sibuk
Sejenis
Sejenis
Pesawat terbesar yang Sejenis B737- B737-
5 ATR 72- Pesawat
dilayani 800 (Terbatas) 800NG/900
500/600
ER
5 Rute Terjauh Pontianak Putussibau Jakarta
- 10 -

II. Kebutuhan Fasilitas

1. Fasilitas bandar udara yang direncanakan untuk dibangun dan


dikembangkan sebagaimana tercantum pada Tabel II.
2. Pelaksanaan pembangunan dan pengembangan fasilitas bandar
udara sebagaimana dimaksud pada angka 1, wajib didahului dengan
Kajian Kelayakan Lingkungan serta berdasarkan standar yang
ditetapkan oleh Menteri Perhubungan; dan
3. Pembangunan dan pengembangan fasilitas bandar udara
dilaksanakan dengan mempertimbangkan prioritas kebutuhan dan
kemampuan pendanaan sesuai peraturan perundang-undangan.

Tabel II
RENCANA PENGEMBANGAN DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN
BANDAR UDARA DI KABUPATEN KAYONG UTARA
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
NO URAIAN TAHAPI TAHAP II TAHAP III KET
Sejenis ATR 72- Sejenis B737- Sejenis B737-
I PESAWAT TERBESAR 500/600 800 (Terbatas) 800/900
II KODE REFERENSI BANDARA 3C 3C 4C
Instrument Instrument Instrument
III KATEGORI OPERASI R U N W A Y Non Presisi Non Presisi Non Presisi
IV FASILITAS SISI UDARA
1. Runway 1400x30 2000 x 30 2500 x 45 m2

2. Runw ay Strip 1420x280 2120 x 280 2620 x 280 m2

3. Runway End Safety Area 2(90 x 60) 2(\90 x 90) 2(90 x 90) m2
4. Declared Distance
□ TORA
RW. 16D 1400 x 30 2000 x 30 2500 x 45 m
RW. 34 1400 x 30 2000 x 30 2500 x 45 m
□ TODA
RW. 16D 1460 x 30 2060 x 30 2560 x 45 m
RW. 34 1460 x 30 2060 x 30 2560 x 45 m
□ ASDA
RW. 16D 1400 x 30 2000 x 30 2500 x 45 m
RW. 34 1400 x 30 2000 x 30 2500 x 45 m
□ LDA
RW. 16D 1400 x 30 2000 x 30 2500 x 45 m
RW. 34 1400 x 30 2000 x 30 2500 x 45 m
5. Taxiway
• Perpendicular Taxiway 194,5 x 18 172 x 18 2 (172 x 23) m2
6. Apron
ATR-72 1 - 1 Pesawat
CRJ 1000 - 1 1 Pesawat
B 737-300/400/500 - - - Pesawat
B-737-900ER - - 1 Pesawat
- 11 -

NO URAIAN TAHAPI TAHAP II TAHAP III KET


Cadangan 1 1 1

Total 2 2 4 Pesawat
Dimensi 110x75 110x90 160 X 90 m2
7. Helipad - - 2 (63 x 60) m2
V FASILITAS PENUNJANG
1 Kategori PKP-PK 5 6 7
2 Pelayanan Lalu Lintas Udara AFIS ADC ADC/APP

3 Fasilitas Navigasi GPS/PBN GPS/PBN GPS/PBN

HF-SSB, VHF- HF-SSB, VHF- HF-SSB, VHF-


TRANSCEIVER, TRANSCEIVER, TRANSCEIVER,
AMSC, DIRECT AMSC, DIRECT AMSC, DIRECT
4 Fasilitas Komunikasi Penerbangan
SPEECH, VHF- SPEECH, VHF- SPEECH, VHF-
ER, UHF ER, UHF ER, UHF
POWER SET POWER SET POWER SET
Signal Signal Signal
Windsock, Windsock, Windsock,
Apron Flood Apron Flood Apron Flood
Light Light Light
Rotating Beacon Rotating Beacon Rotating Beacon
PAPI PAPI PAPI
R/W Edge Light R/W Edge Light R/W Edge Light
T/W Edge Light T/W Edge Light T/W Edge Light
5 Alat Bantu Pendaratan Visual T/H Light T/H Light T/H Light
Apron Edge Apron Edge Apron Edge
Light Light Light
X-Ray Cabin, X-Ray Cabin, X-Ray Cabin,
Walk Through, Walk Through, Walk Through,
Hand Held MD, Hand Held MD, Hand Held MD,
Fasilitas Peralatan Keamanan
6 HT, X-Ray HT, X-Ray HT, X-Ray
Penerbangan
Baggage, Motor Baggage, Motor Baggage, Motor
Mobil Patroli, 86 Mobil Patroli, 85 Mobil Patroli,
Pagar Bandara Pagar Bandara Pagar Bandara
V FASILITAS SISI DARAT
Fasilitas Publik
1. Bangunan terminal penumpang
1.950 2.800 6.440 m2
umum dan VIP
2. Tempat parkir kendaraan
a. Parkir Mobil 2.415 3.500 3.780 m2
b. Parkir Taksi 725 1.050 1.134 m2
c. Parkir Bis 345 500 540 m2
d. Parkir Motor 248 360 389 m2
d. Parkir Cargo 320 460 620 m2
3. Bangunan Ibadah 92 92 250 m2
4. Bangunan Kargo 800 1800 6000 m2
Fasilitas Teknis
1. Fasilitas Airnav
a. Menara Pengawas 123 123 245 Lahan
b. Bangunan Genset 24 144 224 Lahan
c. Kan tor Administrasi 90 140 180 Lahan
2. Gedung Administrasi 209 209 865 m2
3. Kantor Operasi 330 330 450 m2
4. Gedung PKP-PK (Fire Station) 438 438 556 m2
5. Fasilitas Meteorologi
- 12 -

NO URAIAN TAHAPI TAHAP II TAHAP III KET


a. Kantor Meteorologi 150 150 365 Lahan
b. Taman Meteorologi 900 900 900 Lahan
6. Rumah Pompa (Pum p H ouse) 50 50 152 m2
7. Bangunan Pemeliharaan/
Bengkel 206 206 m2
8. Parkir GSE (Ground Support
Equipment) 100 10 0 200 m2
9. ME dan Rumah Genset (Pow er
House) 270 455 455 m2

Fasilitas Penunjang
1. Rumah Dinas
Type 50/120 12 0 480 960 Lahan
Type 36/100 1000 3000 6000 Lahan
2. DPPU (Depot Pengisian Pesawat
Udara) 5000 5000 5000 Lahan
3. Kantor Keamanan 320 320 320 m2
4. Area Pujasera (Kantin Karyawan) 252 252 252 m2
5. Bangunan STP (Sew age Treatment
Plant) 156 156 156 Lahan
6. Tempat Pengolahan Sampah 400 400 400 Lahan
7. Hanggar 2320 2320 6000 Lahan
8. Aula 520 520 520 m2
9. Fasilitas Karantina 400 400 400 Lahan
10 Klinik Kesehatan 210 210 210 m2
11. Pos Jaga 36 36 36 m2
12. Fasilitas TNI AU 60.000 60.000 60.000 Lahan

III. Tata Letak Fasilitas dan Tahapan Pelaksanaan Pembangunan

Rencana penggunaan dan pemanfaatan lahan untuk keperluan


peningkatan pengoperasian, pelayanan, pengelolaan dan pengusahaan
serta pembangunan dan pengembangan bandar udara sebagaimana
tercantum pada Lampiran II. A dan Lampiran II. B yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
-13-

IV. Kebutuhan dan Pemanfaatan Lahan

1. Untuk menyelenggarakan kegiatan pengoperasian, pelayanan,


pengelolaan dan pengusahaan serta pengembangan bandar udara
sesuai rencana induk, total kebutuhan lahan bandara seluas kurang
lebih ±195,282 Ha (Hektar).
2. Batas kebutuhan lahan sebagaimana dimaksud pada Sub Bagian IV
Angka 1, dinyatakan dalam sistem koordinat bandar udara yang
posisinya ditentukan terhadap titik referensi sistem koordinat bandar
udara (perpotongan sumbu X dan sumbu Y) yang terletak pada
koordinat geografis pacu bandar udara terletak pada koordinat
geografis 01° 20’ 57,152” Lintang Selatan (LS) 110° 05’ 29,428” Bujur
Timur (BT) atau pada koordinat bandar udara X = 20.000 meter dan
Y = 20.000 meter dimana Sumbu X berhimpit dengan sumbu landas
pacu yang mempunyai azimuth 339° 15’ 48,544” geografis dan
sumbu Y melalui eksisting ujung landas pacu TH. 34 tegak lurus
sumbu X sebagaimana tercantum pada Tabel III.
3. Kebutuhan luas lahan sebagaimana yang dimaksud pada Sub Bagian
IV Angka 1 seperti yang tercantum pada Lampiran II.C yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

TABEL III
KOORDINAT BATAS LAHAN
BANDAR UDARA DI KABUPATEN KAYONG UTARA
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
KOORDINAT GEOGRAFIS WGS'84
SISTEM ACS SISTEM UTM
TITIK LINTANG SELATAN BUJUR TIMUR
X (M) Y (M) X (M) Y (M) 0 ' " 0 1
"
SI 17088.831 20182.465 398071.027 9853639.919 1 19 26.374 110 5 1.631
S2 17088.513 19822.465 397734.235 9853512.751 1 19 30.512 110 4 50.732
S3 18222.625 19821.501 398134.890 9852451.767 1 20 5.068 110 5 3.683
S4 18335.767 19330.195 397715.472 9852171.998 1 20 14.174 no 4 50.109
S5 18768.332 19368.568 397904.518 9851781.042 1 20 26.908 no 4 56.221
S6 19477.436 19366.657 398153.804 9851117.198 1 20 48.530 no 5 4.279
S7 19477.505 19447.559 398229.489 9851145.778 1 20 47.600 no 5 6.728
S8 20234.766 19763.407 398793.000 9850549.406 1 21 7.028 no 5 24.954
S9 20267.512 19666.259 398713.740 9850484.384 1 21 9.145 no 5 22.389
S10 20294.133 19533.682 398599.177 9850412.546 1 21 11.483 no 5 18.681
S ll 20292.847 19573.926 398636.359 9850427.998 1 21 10.980 no 5 19.885
S12 20293.556 19584.342 398646.351 9850431.023 1 21 10.882 no 5 20.208
S13 20297.843 19605.629 398667.777 9850434.551 1 21 10.767 no 5 20.901
-14-

KOORDINAT GEOGRAFIS WGS'84


SISTEM ACS SISTEM UTM
TITIK LINTANG SELATAN BUJUR TIMUR
X (M) Y (M) X (M) Y (M) 0 l " 0 1 "
S14 20303.152 19628.388 398690.941 9850437.644 1 21 10.667 110 5 21.651
S15 20308.078 19647.775 398710.816 9850439.902 1 21 10.594 110 5 22.294
S16 20313.161 19667.778 398731.323 9850442.230 1 21 10.518 no 5 22.957
S17 20315.397 19685.099 398748.314 9850446.272 1 21 10.387 no 5 23.507
S18 20317.167 19706.868 398769.299 9850452.325 1 21 10.190 no 5 24.186
S19 20316.364 19727.460 398788.273 9850460.367 1 21 9.928 no 5 24.800
S20 20311.063 19758.423 398815.353 9850476.287 1 21 9.410 no 5 25.677
S21 20303.198 19801.873 398853.204 9850499.027 1 21 8.670 no 5 26.902
S22 20296.974 19836.924 398883.781 9850517.259 1 21 8.077 no 5 27.891
S23 20293.042 19861.314 398905.198 9850529.572 1 21 7.676 no 5 28.585
S24 20291.773 19886.354 398928.167 9850539.624 1 21 7.349 no 5 29.328
S25 20294.133 19915.386 398956.154 9850547.697 1 21 7.086 no 5 30.234
S26 20301.884 19953.068 398994.139 9850553.790 1 21 6.888 no 5 31.463
S27 20312.291 19981.971 399024.854 9850554.291 1 21 6.872 no 5 32.457
S28 20320.373 19997.591 399042.324 9850552.263 1 21 6.939 no 5 33.022
S29 20336.085 20027.106 399075.490 9850548.019 1 21 7.077 no 5 34.095
S30 20350.603 20053.469 399105.286 9850543.776 1 21 7.216 no 5 35.059
S31 20365.729 20080.833 399136.233 9850539.319 1 21 7.361 no 5 36.060
S32 20377.730 20101.971 399160.251 9850535.579 1 21 7.483 no 5 36.837
S33 20390.105 20124.692 399185.881 9850532.051 1 21 7.599 no 5 37.667
S34 20263.117 20179.765 399192.424 9850670.312 1 21 3.096 no 5 37.880
S35 17699.890 20182.030 398286.978 9853068.292 1 19 44.992 no 5 8.612
S36 17699.759 20482.108 398567.570 9853174.663 1 19 41.532 no 5 17.692
S37 17500.000 20482.000 398496.740 9853361.443 1 19 35.448 no 5 15.402
S38 17482.007 20182.116 398209.912 9853272.090 1 19 38.355 no 5 6.120
-15-

V. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan

1. Penetapan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan terdiri atas:

a. kawasan ancangan pendaratan dan lepas landas pada ujung


landas pacu 16. Batas ketinggian ditentukan dengan kemiringan
dan jarak melalui perpanjangan landas pacu sebagai berikut:

1) Bagian pertama dengan kemiringan sebesar 2% (dua


per sen) arah ke atas dan ke luar dimulai dari ujung
permukaan utama pada ketinggian ambang landas pacu 16
sampai jarak mendatar 2250 m pada ketinggian 45 m di
atas ambang landas pacu 16;
2) Bagian kedua dengan kemiringan 0% (nol persen) sampai
jarak mendatar tambahan 1750 m pada ketinggian 45 m di
atas ambang landas pacu 16;
3) Bagian ketiga dengan kemiringan 5% (lima persen) arah ke
atas dan ke luar sampai jarak mendatar tambahan 1167 m
pada ketinggian 103 m di atas ambang landas pacu 16;
4) Bagian keempat pada bagian tengah dengan kemiringan 2%
(dua persen) arah ke atas dan ke luar sampai jarak
mendatar tambahan 2333 m pada ketinggian 150 m di atas
ambang landas pacu 16, pada bagian tepi dengan
kemiringan pertama 5% (lima persen) sampai jarak
mendatar tambahan 433 m pada ketinggian 125 m di atas
ambang landas pacu 16, kemiringan kedua 2,5% (dua koma
lima persen) sampai jarak mendatar tambahan 1.000 m
pada ketinggian 150 m di atas ambang landas pacu 16 serta
kemiringan ketiga 0% (nol persen) sampai jarak mendatar
tambahan 900 m pada ketinggian 150 m di atas ambang
landas pacu 16; dan
5) Bagian kelima (terakhir) kemiringan 0% (nol persen) sampai
jarak mendatar tambahan 7500 m pada ketinggian 150 m
di atas ambang landas pacu 16.
b. kawasan ancangan pendaratan dan lepas landas pada ujung
landas pacu 34. Batas ketinggian ditentukan dengan kemiringan
dan jarak melalui perpanjangan sumbu landas pacu sebagai
berikut:
-16-

1) Bagian pertama dengan kemiringan sebesar 2% (dua


per sen) arah ke atas dan ke luar dimulai dari ujung
Permukaan Utama pada ketinggian ambang landas pacu 34
sampai jarak mendatar 2250 m pada ketinggian 45 m di
atas ambang landas pacu 16;
2) Bagian kedua dengan kemiringan 0% (nol persen) sampai
jarak mendatar tambahan 1750 m pada ketinggian 45 m di
atas ambang landas pacu 16;
3) Bagian ketiga dengan kemiringan 5% (lima persen) sampai
jarak mendatar tambahan 1167 m pada ketinggian 103 m
di atas ambang landas pacu 16;
4) Bagian keempat pada bagian tengah dengan kemiringan 2%
(dua persen) arah ke atas dan ke luar sampai jarak
mendatar tambahan 2333 m pada ketinggian 150 m di atas
ambang landas pacu 16, pada bagian tepi dengan
kemiringan pertama 5% (lima persen) sampai jarak
mendatar tambahan 433 m pada ketinggian 125 m di atas
ambang landas pacu 16, kemiringan kedua 2,5% (dua koma
lima persen) sampai jarak mendatar tambahan 1.000 m
pada ketinggian 150 m di atas ambang landas pacu 16 serta
kemiringan ketiga 0% (nol persen) sampai jarak mendatar
tambahan 900 m pada ketinggian 150 m di atas ambang
landas pacu 16; dan
5) Bagian kelima (terakhir) kemiringan 0% (nol persen) sampai
jarak mendatar tambahan 7500 m pada ketinggian 150 m
di atas ambang landas pacu 16.
c. Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan
Batas-batas ketinggian ditentukan oleh kemiringan 2% (dua
persen) arah ke atas dan ke luar dimulai dari ujung permukaan
utama pada ketinggian masing-masing ambang landas pacu
sampai dengan ketinggian 45 m di atas ambang landas pacu 16
sepanjang jarak mendatar 4000 m melalui perpanjangan sumbu
landas pacu.
d. Kawasan di Bawah Permukaan Transisi
Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan
transisi ditentukan oleh kemiringan 14,3% (empat belas koma
tiga persen) arah ke atas dan ke luar, dimulai dari sisi panjang
-17-

dan pada ketinggian yang sama seperti permukaan utama serta


permukaan ancangan pendaratan dan lepas landas menerus
sampai memotong permukaan horizontal dalam pada ketinggian
45 m di atas ketinggian ambang batas landas pacu 16.
e. Kawasan di Bawah Permukaan Horizontal Dalam
Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan
horizontal dalam ditentukan 45 m di atas ketinggian ambang
landas pacu 16.
f. Kawasan di Bawah Permukaan Kerucut
Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan
kerucut ditentukan oleh kemiringan 5% (lima persen) arah ke
atas dan ke luar dimulai dari tepi luar kawasan di bawah
permukaan horizontal dalam pada ketinggian 45 m di atas
ketinggian ambang landas pacu 16 sampai batas sisi luar
permukaan kerucut pada ketinggian 145 m di atas ketinggian
ambang landas pacu 16.
g. Kawasan di Bawah Permukaan Horizontal Luar
Batas-batas ketinggian pada kawasan di bawah permukaan
horisontal luar ditentukan 150 m di atas ketinggian ambang
landas pacu 16.
h. Titik Koordinat Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan
sebagaimana dimaksud pada Sub Bagian V Angka 1
sebagaimana tercantum pada Tabel IV.
-18-

Tabel IV
TITIK KOORDINAT KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN
BANDAR UDARA BARU DI KABUPATEN KAYONG UTARA PROVINSI
KALIMANTAN BARAT

A. KAWASAN ANCANGAN PENDARATAN DAN LEPAS LANDAS


KOORDINAT GEOGRAFIS WGS'84
KOORDINAT BANDARA KOORDINAT UTM LINTANG
TITIK
SELATAN BUJUR TIMUR

X (m) Y(m ) X (m) Y (m) ° ’ " ° ' "

A. 1.1 17440.000 20140.000 398155.651 9853296.464 1 19 37.560 110 5 4.365


A.1.2 17440.000 19860.000 397893.790 9853197.324 1 19 40.785 110 4 55.891
A. 1.3 2440.000 17610.000 390478.484 9866428.943 1 12 29.801 110 0 56.120
A.1.4 2440.000 22390.000 394948.829 9868121.402 1 11 34.736 11 0 3 20.776
A.2.1 20060.000 20140.000 399083.317 9850846.191 1 20 57.367 no 5 34.352
A.2.2 35060.000 22390.000 406498.623 9837614.573 1 28 8.362 no 9 34.138
A.2.3 35060.000 17610.000 402028.278 9835922.113 1 29 3.423 no 7 9.460
A.2.4 20060.000 19860.000 398821.456 9850747.052 1 21 0.592 no 5 25.878

B. KAWASAN KEMUNGKINAN BAHAYA KECELAKAAN


KOORDINAT GEOGRAFIS WGS’84
KOORDINAT BANDARA KOORDINAT UTM
TITIK LINTANG SELATAN BUJUR TIMUR

X (m) Y(m ) X (m) Y(m ) o ' M o ' "

A.1.1 17440.000 20140.000 398155.651 9853296.464 1 19 37.560 11 0 5 4.365


A. 1.2 17440.000 19860.000 397893.790 9853197.324 1 19 40.785 110 4 55.891
A.1.5 14440.000 19410.000 396410.729 9855843.648 1 18 14.588 110 4 7.936
A. 1.6 14440.000 20590.000 397514.287 9856261.452 1 18 0.995 no 4 43.648
A.2.1 20060.000 20140.000 399083.317 9850846.191 1 20 57.367 no 5 34.352
A.2.5 23060.000 20590.000 400566.378 9848199.868 1 22 23.565 no 6 22.308
A.2.6 23060.000 19410.000 399462.821 9847782.064 1 22 37.158 no 5 46.594
A.2.4 20060.000 19860.000 398821.456 9850747.052 1 21 0.592 no 5 25.878
-19-

C. KAWASAN DI BAWAH PERMUKAAN TRANSISI


KOORDINAT GEOGRAFIS WGS'84
KOORDINAT BANDARA KOORDINAT UTM
TITIK LINTANG SELATAN BUJUR TIMUR

X (m) Y (m) X (m) Y (m)


o * " o 1 "

A.1.1 17440.000 20140.000 398155.651 9853296.464 1 19 37.560 110 5 4.365


B.1.1 15190.000 20477.500 397674.628 9855520.205 1 18 25.136 110 4 48.827
B.1.2 17440.000 20455.000 398450.245 9853407.996 1 19 33.931 110 5 13.898
B. 1.3 20060.000 20455.000 399377.911 9850957.724 1 20 53.738 110 5 43.885
B. 1.4 22310.000 20477.500 400195.613 9848861.449 1 22 2.015 110 6 10.319
A.2.1 20060.000 20140.000 399083.317 9850846.191 1 20 57.367 11 0 5 34.352
A. 1.2 17440.000 19860.000 397893.790 9853197.324 1 19 40.785 11 0 4 55.891
A.2.4 20060.000 19860.000 398821.456 9850747.052 1 21 0.592 110 5 25.878
B.2.2 22310.000 19522.500 399302.479 9848523.311 1 22 13.016 11 0 5 41.415
B.2.3 20060.000 19545.000 398526.862 9850635.519 1 21 4.221 11 0 5 16.344
B.2.4 17440.000 19545.000 397599.196 9853085.792 1 19 44.414 11 0 4 46.357
B.2.1 15190.000 19522.500 396781.494 9855182.067 1 18 36.137 no 4 19.924

D. KAWASAN DI BAWAH PERMUKAAN HORIZONTAL DALAM


KOORDINAT GEOGRAFIS WGS'84
KOORDINAT ACS KOORDINAT UTM LINTANG
TITIK
SELATAN BUJUR TIMUR

X (m) Y (m) X (m) Y (m) o ' " o


' "

B.1.1 15190.000 20477.500 397674.628 9855520.205 1 18 25.136 110 4 48.827


C.1.1 13507.163 20729.926 397314.858 9857183.402 1 17 30.968 110 4 37.206
C.1.2 17440.000 24000.000 401765.595 9854663.178 1 18 53.094 no 7 1.187
C. 1.3 20060.000 24000.000 402693.261 9852212.905 1 20 12.901 no 7 31.176
C. 1.4 23992.837 20729.926 401027.530 9847377.005 1 22 50.368 no 6 37.220
B.1.4 22310.000 20477.500 400195.613 9848861.449 1 22 2.015 no 6 10.319
B.1.3 20060.000 20455.000 399377.911 9850957.724 1 20 53.738 no 5 43.885
B.1.2 17440.000 20455.000 398450.245 9853407.996 1 19 33.931 no 5 13.898
B.2.1 15190.000 19522.500 396781.494 9855182.067 1 18 36.137 no 4 19.924
B.2.4 17440.000 19545.000 397599.196 9853085.792 1 19 44.414 no 4 46.357
B.2.3 20060.000 19545.000 398526.862 9850635.519 1 21 4.221 no 5 16.344
B.2.2 22310.000 19522.500 399302.479 9848523.311 1 22 13.016 no 5 41.415
C.2.2 23992.837 19270.074 399662.250 9846860.114 1 23 7.185 no 5 53.036
C.2.3 20060.000 16000.000 395211.512 9849380.338 1 21 45.055 no 3 29.054
C.2.4 17440.000 16000.000 394283.846 9851830.610 1 20 25.249 no 2 59.068
C.2.1 13507.163 19270.074 395949.577 9856666.511 1 17 47.785 no 3 53.024
-20-

E. KAWASAN DI BAWAH PERMUKAAN KERUCUT


KOORDINAT GEOGRAFIS WGS'84
KOORDINAT BANDARA KOORDINAT UTM
TITIK LINTANG SELATAN BUJUR TIMUR

X (m) Y(m ) X (m) Y (m) o 1 " o 1 1!

C.1.1 13507.163 20729.926 397314.858 9857183.402 1 17 30.968 110 4 37.206

D.1.1 11528.500 21026.725 396891.843 9859138.972 1 16 27.278 no 4 23.541

D. 1.2 17440.000 26000.000 403636.032 9855371.320 1 18 30.053 no 8 1.717

D.1.3 20060.000 26000.000 404563.698 9852921.047 1 19 49.860 no 8 31.706


D.1.4 25971.500 21026.725 402005.689 9845631.611 1 23 47.221 no 7 8.850
C. 1.4 23992.837 20729.926 401027.530 9847377.005 1 22 50.368 no 6 37.220
C.1.3 20060.000 24000.000 402693.261 9852212.905 1 20 12.901 no 7 31.176
C. 1.2 17440.000 24000.000 401765.595 9854663.178 1 18 53.094 no 7 1.187
C.2.1 13507.163 19270.074 395949.577 9856666.511 1 17 47.785 no 3 53.024

C.2.4 17440.000 16000.000 394283.846 9851830.610 1 20 25.249 no 2 59.068


C.2.3 20060.000 16000.000 395211.512 9849380.338 1 21 45.055 no 3 29.054
C.2.2 23992.837 19270.074 399662.250 9846860.114 1 23 7.185 no 5 53.036
D.2.2 25971.500 18973.275 400085.265 9844904.543 1 24 10.875 no 6 6.700
D.2.3 20060.000 14000.000 393341.075 9848672.196 1 22 8.093 no 2 28.523
D.2.4 17440.000 14000.000 392413.409 9851122.468 1 20 48.286 no 1 58.538
D.2.1 11528.500 18973.275 394971.418 9858411.905 1 .6 50.933 no 3 21.396

F. KAWASAN DI BAWAH PERMUKAAN HORIZONTAL LUAR


KOORDINAT GEOGRAFIS WGS'84
KOORDINAT BANDARA KOORDINAT UTM
TITIK LINTANG SELATAN BUJUR TIMUR

X (m) Y (m) X (m) Y (m) o ' " o 1 "

D.1.1 11528.500 21026.725 396891.843 9859138.972 1 16 27.278 no 4 23.541


D. 1.2 17440.000 26000.000 403636.032 9855371.320 1 18 30.053 no 8 1.717
D.1.3 20060.000 26000.000 404563.698 9852921.047 1 19 49.860 no 8 31.706
D.1.4 25971.500 21026.725 402005.689 9845631.610 1 23 47.221 no 7 8.850
E.1.4 34872.875 22361.931 406406.117 9837779.637 1 28 2.985 no 9 31.147
E. 1.3 20060.000 35000.000 412980.665 9856107.686 1 18 6.172 no 13 4.091
E. 1.2 17440.000 35000.000 412052.999 9858557.958 1 16 46.364 no 12 34.099
E. 1.1 2627.125 22361.931 394988.834 9867936.461 1 11 40.759 no 3 22.069
D.2.1 11528.500 18973.275 394971.418 9858411.905 1 16 50.933 no 3 21.396
D.2.4 17440.000 14000.000 392413.409 9851122.468 1 20 48.286 no 1 58.538
D.2.3 20060.000 14000.000 393341.075 9848672.196 1 22 8.093 no 2 28.523
D.2.2 25971.500 18973.275 400085.265 9844904.543 1 24 10.875 no 6 6.700
E.2.2 34872.875 17638.069 401988.274 9836107.055 1 28 57.400 no 7 8.168
E.2.3 20060.000 5000.000 384924.108 9845485.557 1 23 51.751 109 57 56.134
E.2.4 17440.000 5000.000 383996.442 9847935.830 1 22 31.945 109 57 26.153
E.2.1 2627.125 17638.069 390570.990 9866263.879 1 12 35.177 no 0 59.111
-21-

2. Untuk mendirikan, mengubah atau melestarikan bangunan, serta


menanam atau memelihara benda tumbuh di dalam Kawasan
Keselamatan Operasi Penerbangan harus memenuhi batas-batas
ketinggian sebagaimana dimaksud dalam Sub Bagian V Angka 1.

3. Untuk mendirikan bangunan baru di dalam Kawasan Ancangan


Pendaratan dan Lepas Landas, harus memenuhi batas ketinggian
dengan tidak melebihi kemiringan 1,6% (satu koma enam persen)
arah ke atas dan ke luar dimulai ujung Permukaan Utama pada
ketinggian masing-masing ambang landas pacu 16 dan landas pacu
34.

4. Pada Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan sampai jarak


mendatar 1100 m ujung-ujung Permukaan Utama hanya digunakan
untuk bangunan yang diperuntukan bagi keselamatan operasi
penerbangan dan benda tumbuh yang tidak membahayakan
keselamatan operasi penerbangan dengan batas ketinggian
sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri ini.

5. Pada Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan tidak


diperkenankan mendirikan bangunan yang dapat menambah tingkat
fatalitas apabila terjadi kecelakaan pesawat antara lain bangunan
SPBU, Pabrik atau Gudang Kimia Berbahaya, SUTT dan/atau
SUTET.

6. Untuk mempergunakan tanah, perairan atau udara di setiap


kawasan yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri ini, harus
mematuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
a. tidak menimbulkan gangguan terhadap isyarat-isyarat navigasi
penerbangan atau komunikasi radio antar bandar udara dan
pesawat udara;
b. tidak menyulitkan penerbang membedakan lampu-lampu rambu
udara dengan lampu-lampu lain;
c. tidak menyebabkan kesilauan pada mata penerbang yang
mempergunakan bandar udara;
d. tidak melemahkan jarak pandang sekitar bandar udara;
-22-

e. tidak menyebabkan timbulnya bahaya burung atau dengan cara


lain dapat membahayakan atau mengganggu pendaratan, lepas
landas atau gerakan pesawat udara yang bermaksud
mempergunakan bandar udara.

7. Pengecualian terhadap ketentuan mendirikan, mengubah, atau


melestarikan bangunan sebagaimana dimaksud pada Sub Bagian V
angka 1 sampai dengan angka 5 harus mendapat persetujuan
Menteri, dan memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. merupakan fasilitas yang mutlak diperlukan untuk operasi
penerbangan;
b. memenuhi kajian khusus aeronautika; dan
c. sesuai dengan ketentuan teknis keselamatan operasi
penerbangan.

8. Terhadap bangunan yang berupa benda tidak bergerak yang sifatnya


sementara maupun tetap yang didirikan atau dipasang oleh orang
atau yang telah ada secara alami, sebelum diterbitkannya
Keputusan Menteri ini antara lain pegunungan dan perbukitan yang
sekarang ini menjadi penghalang (obstacle) tetap diperkenankan
sepanjang prosedur keselamatan operasi penerbangan terpenuhi.

9. Pemberian tanda dan/atau pemasangan lampu


a. bangunan-bangunan dan/atau benda-benda sebagaimana
dimaksud dalam Angka 8 harus diberi tanda atau dipasangi
lampu; dan
b. pemberian tanda atau pemasangan lampu, termasuk
pengoperasian dan pemeliharaannya dilaksanakan oleh dan atas
biaya pemilik atau yang menguasainya dan dilaksanakan sesuai
dengan pedoman yang akan diatur lebih lanjut oleh Direktur
Jenderal Perhubungan Udara.
-23-

10. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan sebagaimana dimaksud


pada Sub Bagian V angka 1 tercantum pada Lampiran II.D dan
Lampiran II.E yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Menteri ini.

MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

BUDI KARYA SUMADI

Salinan sesuai dengan aslinya


epala Biro Hukum,

Kriswanto

Anda mungkin juga menyukai