PENDAHULUAN
1.1. SISTEM
Istilah sistem berasal dari bahasa YUNANI, yaitu : “SYSTEMA”, yang
mengandung arti keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian yang berarti pula
hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen-komponen secara
teratur.
Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan bagian yang mempunyai kaitan satu
sama lain yang bersama-sama beraksi menurut pola tertentu terhadap suatu INPUT atau
masukan dengan tujuan menghasilkan output atau keluaran.
Istilah sistem dipergunakan antara lain untuk menunjukkan suatu himpunan
bagian, ide-ide, prinsip, hipotesis, teori, metode, tata cara (prosedur) atau skema dan
lain-lain.
Secara garis besar istilah sistem mengandung dua makna, yaitu : sebagai suatu
wujud benda dan sebagai metode.
Sebagai METODE : sistem dikenal dengan pendekatan sistem yang pada dasarnya
merupakan penerapan metode ilmiah dalam pemecahan masalah.
Sebagai WUJUD BENDA : sistem dapat didefinisikan sebagai suatu sistem tertentu
yang menunjukkan unsur-unsur sistem, tujuan sistem, kegiatan yang dilakukan sistem
untuk mencapai tujuan dan apa yang diproses oleh sistem itu serta apa hasilnya beserta
ukuran keberhasilan pemrosesan tersebut.
Contoh Sistem :
1) Pesawat Penerima Radio (Sistem Elektrik)
Komponen : resistor, kondensator, transistor, induktor dan lain-lain
Kerja-sama : dalam bentuk rangkaian listrik
Tujuan : menerima sinyal dari pemancar radio
2) Sistem Peredam Getaran Untuk Mobil (Sistem Mekanis)
Komponen : pegas, viscous damper dan lain-lain
Kerja-sama : dalam bentuk rangkaian mekanis
Tujuan : meredam getaran pada mobil
3). Sistem Pendidikan (ITN)
Komponen : mahasiswa, dosen, gedung, peraturan, pegawai, lab dan lain-lain
Kerja-sama : mahasiswa mengikuti kuliah yang diberikan dosen dan lain-lain
Tujuan : mendidik mahasiswa menjadi ……………
BLOK
INPUT ATAU OUTPUT
PLANT
DIAGRAM BLOK
Definisi : yaitu suatu pernyataan gambar yang ringkas dari hubungan sebab dan
akibat antara masukan dan keluaran dari suatu sistem fisis.
Bagian dalam dari segi empat menyatakan blok tersebut dan biasanya berisi uaraian
atau nama elemen atau simbol untuk operasi matematis yang harus dilakukan pada
masukan untuk menghasilkan keluaran atau obyek fisik yang harus diatur
Tanda panah menyatakan arah informasi unilateral atau aliran isyarat.
Contoh :
CALON
SEKOLAH LULUSAN
SISWA
Prasarana
Kurikulum
Sarana
Pengajar
Tenaga
Tenaga
CALON
SISWA PROSES PENDIDIKAN LULUSAN
d dx
X y
dt dt
X XY
X X YZ
2. Sistem Untaian Tertutup (Closed Loop), adalah suatu sistem yang tindakan
pengendaliannya tergantung pada keluarannya.
Input Output
SISTEM
UMPAN
BALIK
Set Level
Poin
t
Pompa Tangki
Pabrik
Bila Proses Variable > set point, hasil error negatif, operator mengurangi flow
Bila Proses Variable < set point, hasil error positif, operator menambah flow
Pemakaian air
(di pabrik)
Level
Valve Tangki
Gambar 1.2 : Diagram Kotak dari Gambar 1.1
Pada gambar 1.2, kotak valve mempunyai input posisi bukaan valve, sedang
kotak tangki dengan input berupa flow air yang masuk ke tangki dan outputnya berupa
level. Kotak yang lain adalah kotak yang mewakili beban (LOAD). Kotak ini
menunjukkan bahwa load juga mempengaruhi besarnya proses variable. Pada contoh ini
load adalah banyaknya pemakaian air oleh pabrik. Bila pemakaian air bertambah,
permukaan air dalam tangki akan turun demikian sebaliknya. Tanda positif menyatakan
bahwa level akan bertambah bila aliran air yang masuk ke tangki bertambah dan level
akan turun bila pemakaian air bertambah.
Diagram kotak seperti pada gambar 1.2 disebut : diagram kotak simbolis. Bila
diagram kotak atau blok ini digambar secara matematis, masing-masing kotak akan
berisi matematik yang menyatakan hubungan antara input dan output. Fungsi
matematik tersebut disebut : Transfer Function.
X B
Sales
X A Y
B
input dan output atau transfer function adalah A . Jadi gaya Y akan selalu sama
B
dengan A kali X.
B
LOAD
v r e Control m
Masukan Proses
Unit Controlled
variable
Measured
CONTROLLER variable
Transmitter
Sensing
atau
Element
Transducer
v r e m C
GV G1 G2
Measured
CONTROLLER Variable (b)
H1 H
Keterangan :
1) SET POINT (v)
Adalah harga yang diinginkan bagi variable yang dikontrol selama pengontrolan.
Harga ini tidak tergantung dari keluaran.
2) MASUKAN (Referensi Input Elemen / GV)
Elemen ini berfungsi untuk mengubah besaran yang dikontrol menjadi sinyal
masukan acuan (r) bagi sistem kontrol.
3) MASUKAN ACUAN (r)
Sinyal aktual yang masuk ke dalam sistem kontrol. Sinyal ini diperoleh dengan
menyeting harga v melalui GV, Controller akan selalu berusaha menyamakan
controlled variable dengan set point.
4) KESALAHAN (Error actuating signal / e)
Adalah selisih antara r dan sinyal b. Sinyal ini adalah sinyal yang dimasukkan ke
elemen pengontrol (G1) dan harga yang diinginkan sekecil mungkin. Sinyal e ini
menggerakkan unit pengontrol untuk menghasilkan keluaran pad suatu harga yang
diinginkan.
5) PENGONTROL (Control Unit, G1)
Berfungsi untuk memproses kesalahan (error, e) yang terjadi dan setelah kesalahan
tersebut dilewatkan (dimasukkan) melalui elemen pengontrol akan dihasilkan sinyal
yang berfungsi sebagai pengontrol proses.
T
EP Elemen Pemanas
B Baterai
R Ruangan
B EP
T Temperatur e
Ruangan
Arus Listrik + Suhu Ruang
Elemen Yang Terjadi
Pemanas
S EP Elemen Pemanas
B Baterai
B EP R Ruangan
T Temperatur e
S Switch
R
Diagram Blok
Operator
Suhu yang Dan Switch Controller Ruangan Suhu yang
Diinginkan Error Rangk. Arus + Terjadi
INPUT + Detector Listrik listrik Elemen OUTPUT
Pemanas
Sinyal feedback
OPERATOR
Keterangan :
Operator sebagai suatu cara untuk mengembalikan hasil keluaran ke operator itu
sendiri agar dapat memberikan perbandingan terhadap harga yang diinginkan sehingga
output mempengaruhi input.
Ruang
Lampu
Photocell
Kontak
+ Plant
–
r1 ON + m c
Photocel Lamp Ruang
e = r1 – r2 OFF
l
On-off dari lampu tergantung pada intensitas cahaya ruangan akibat sinar matahari.
Terdapat 2 (dua) input :
a. r1 = intensitas cahaya kamar referensi minimum
b. r2 = intensitas cahaya kamar akibat sinar matahari
Terdapat 1(satu) output :
C = intensitas cahaya ruang yang terjadi
Pedal Kecepatan
Gas
Kendaraan
Speedometer
Katup Pneumatik
Kontroler
Aliran
masuk
Aliran ke
luar
Pelampung
Mata
dx d 2 x2 dx1
a. x 2 a1 1 b. x 3 x1 c. x4 x3dt
dt dt 2 dt
Penyelesaian :
a.
dx1
x1 d dt x2 dx1
a1 maka : x 2 a1 Benar
dt dt
x1 a1 x1 d x2 d
a1 maka : x 2 (a1 x1 ) Salah
dt dt
c.
x3 x4
dt
SISTEM/PROSES/
PLANT
ANALISA MATEMATIK
SOLUSI/
PENYELESAIAN
MATEMATIS
TESTING
PERFORMANCE
PERFORMANCE
APAKAH TIDAK
MEMUASKAN
YA
SELESAI
X1(t) Y1(t)
SISTEM
LINIER
X2(t) Y2(t)
Hubungan linier ini berlaku secara terbatas, karena tahanan listrik maupun pegas
akan memiliki sifat linier yang terbatas. Dari contoh keadaan-keadaan ini dapat
disimpulkan bahwa linieritas suatu sistem terjadi pada daerah yang terbatas pula.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa semua sistem adalah tak linier,
tetapi karena kesulitan dalam analisa matematisnya, maka biasanya dibuat model sistem
linier yang ekivalen dengan aslinya (tak linier) dengan cara linierisasi (matematis dan
grafis).
Langkah pertama dalam menganalisi sistem kontrol adalah menurunkan model
matematik sistem. Setelah model diperoleh, maka kita dapat menggunakan berbagai
metode untuk menganalisis performansi sistem.
Dalam praktek, sinyal masukan sistem kontrol tidak dapt diketahui sebelumnya,
tetapi mempunyai sifat acak sehingga masukan sesaat tidak dapat dinyatakan secara
analitis, hanya pada beberapa kasus khusus sinyal masukan dapat diketahui terlebih
dahulu sehingga dapat dinyatakan secara analitis atau dengan kurva.
A r A untuk t 0
Jika A = 1, maka bentuk fungsi tersebut
menjadi :
r 0 untuk t 0
0 t
r 1 untuk t 0
0 t1 t
r
r 0 untuk t 0 r Kt untuk t 0
Arah dari k
0 t
d) FUNGSI SEGITIGA
Fungsi ini sering digunakan untuk pendekatan terhadap fungsi tanjak (ramp),
sebab dengan fungsi ini amplitudo sinyal dapat dibatasi pada suatu harga A. Periode
gelombang dipilih sedemikian rupa sehingga setiap peralihan (transient) akan hilang
sebelum fungsi tanjak berubah arah.
r
A
0 t
0 t
f) FUNGSI PARABOLA
r
r 0 untuk t 0
r at 2 untuk t 0
A A
0 t