Anda di halaman 1dari 2

Studi Kasus Pengantar Manajemen

Pokok Bahasan: Perilaku Organisasi

Studi Kasus 2

Realita Dunia Persilatan

Hati Mayang berbunga-bunga. Ia akhirnya diterima bekerja di PT ABC, kantor yang telah
diimpikannya sejak ia masih duduk di bangku SMA. Dari dulu Mayang sudah mendengar cerita-
cerita luar biasa mengenai kantor ini. Mayang juga tahu bahwa penghasilan dari pegawai kantor
ini, di atas rata-rata pegawai di industri sejenis.

Sebulan bekerja, Mayang merasa dapat memenuhi harapan organisasi atas pegawainya dengan
baik. Mayang selalu dapat memenuhi target yang dibebankan oleh atasannya.

Dua bulan bekerja, atasan Mayang mulai memasang tandem sebagai partner kerja Mayang.
Pekerjaan yang diberikan juga lebih menantang dibandingkan sebelumnya. Sayangnya, Mayang
merasa kadang partnernya ini bersikap cuek dan lebih banyak membiarkan Mayang
menyelesaikan pekerjaannya sendirian, padahal seharusnya itu dilakukan bersama. Mayang juga
menemukan bahwa ketika ia mengajak diskusi tim lain untuk penyelesaian pekerjaannya,
sambutan yang diterimanya kurang mendukung. Tim lain terkesan cuek atau memberikan
jawaban ala kadarnya, bahkan terkesan asal menjawab hanya agar Mayang berhenti bertanya.
Akibatnya Mayang harus berjuang sendirian untuk menyelesaikan pekerjaannya. Mayang berfikir,
“mungkin karena aku masih baru, jadi memang harus lebih banyak yang kupelajari, Caranya ya
mengerjakan lebih banyak dibanding dia. Mungkin caraku bertanya juga kurang baik, akibatnya
tim lain tidak mau menjawab pertanyaanku seperti yang kuharapkan. Baiklah, aku akan bekerja
lebih baik lagi”.

Karena menurut atasan, Mayang mampu bekerja sesuai target yang dibebankan, atasannya
memberikan penugasan yang lebih menantang. Ia dilibatkan dalam tim kerja untuk merumuskan
kebijakan penting perusahaan, sambil tetap memiliki tanggung jawab menyelesaikan pekerjaan
di divisinya sendiri. Karena Mayang termasuk rajin bekerja, atasannya memberikan penugasan
yang sedikit lebih banyak dibanding pegawai lainnya. Awalnya Mayang merasa senang, karena
merasa atasan memberikan kepercayaan lebih. Namun, lama kelamaan Mayang merasa lelah
karena harus bekerja lebih keras dibanding yang lain, sementara dari sisi kompensasi yang
diterima sama saja. Betul, teman-temannya selalu tersenyum dan berterima kasih, tetapi Mayang
merasa itu hanya basa-basi belaka. Mayang sudah pernah menyampaikan keluhannya, tetapi
atasan hanya tersenyum dan memintanya bersabar.

Setelah satu tahun berlalu, Mayang dipindahkan ke divisi lain. Di sana Mayang menemukan hal
yang kurang lebih sama. Meskipun pekerjaan diselesaikan dalam tim-tim kecil, setiap tim
cenderung akan fokus pada targetnya masing-masing dan cenderung tidak peduli dengan
kesulitan tim lain. Di setiap tim juga biasanya ada yang bekerja lebih berat dibanding anggota tim
lainnya. Dalam suatu pembicaraan di waktu istirahat bersama pegawai lain, Mayang mendengar
saran agar bekerja biasa saja, karena kalau kita bekerja sangat baik, niscaya tambahan
pekerjaan semakin banyak. Kalau kita bekerja biasa saja, atasan juga tidak memberikan beban
yang lebih berat. Karena bagaimanapun juga, atasan punya kepentingan agar target divisi
tercapai, agar bisa promosi ke tempat lain. Mayang berfikir, “sepertinya iya, lebih baik memang
tidak usah bekerja terlalu baik, biasa aja, yang penting selesai. Tidak perlu bagus-bagus banget,
yang penting selesai”.

Sejak mendengar saran itu, Mayang menurunkan ritme kerjanya. Kalau biasanya ia sering
memberi masukan, Mayang memilih diam saja. Mayang juga menjadi apatis. Setiap ada
kebijakan baru, ia tidak punya semangat menggebu untuk melaksanakan, dan hanya sebatas
ikut arus saja. Dalam pekerjaan lintas divisi, ia juga menjadi orang yang pasif, hanya menjadi free
rider saja, rapatpun jarang datang. Atasannya melihat perubahan pada diri Mayang, dan
menanyakan apa yang terjadi. Atasannya juga menawarkan Mayang pindah ke divisi lain untuk
penyegaran. Mayang mengatakan semua baik-baik saja, dan diam-diam telah mengajukan
lamaran ke perusahaan lain, karena sudah tidak sanggup bertahan di organisasi tersebut.
Meskipun dipindahkan, Mayang menganggap di divisi baru, juga akan sama saja.

Pertanyaan Diskusi:

1. Bagaimana menurut Anda mengenai budaya organisasi di PT ABC? Melihat selama ini PT
ABC dikenal sebagai perusahaan yang luar biasa, apakah menurut Anda budaya tersebut
memang tepat untuk diterapkan dan dipertahankan?
2. Menurut Anda, apakah ada aspek kepribadian yang harus diperhatikan oleh manajer PT ABC
saat memberikan penugasan atau menempatkan orang? Menurut Anda, apakah tipe
kepribadian seperti Mayang akan sesuai bekerja di perusahaan tersebut? Bagaimana ciri-ciri
kepribadian karyawan yang menurut Anda akan cocok bekerja di PT ABC?
3. Bagaimana cara yang tepat bagi manajer di PT ABC untuk meningkatkan partisipasi
karyawan dan komitmennya terhadap organisasi? Apakah menurut Anda program
peningkatan kompetensi atau acara bersama seprti makrab atau capacity building akan
membantu? Usulkan suatu program yang menurut Anda dapat menjadi cara untuk
meningkatkan partisipasi karyawan dan komitmen terhadap organisasi!

Anda mungkin juga menyukai