Anda di halaman 1dari 9

HOW TO BE A HIGH CLASS LEADER

Selamat sore, Sobat! Bagaimananya kabar hari ini? Semoga selalu sehat dan selalu
diberi kemudahan dalam beraktivitas.
Pada pertemuan kali ini, saya akan mengajak kalian untuk diskusi lagi nih. Masih
tentang marketing. But, diskusi kali ini beda dengan sebelumnya.
Oke langsung saja. Sebelumnya, saya mau tanya nih? Kalian pernah jadi pemimpin
nggak? Mungkin waktu sekolah atau kuliah dulu pernah jadi ketua kelas? Atau saat ini
khusus agan-agan ada yang udah jadi pemimpin rumah tangga? Heuheu.
Bicara soal pemimpin nih? Pasti yang muncul di dalam benak kalian adalah seseorang
yang mengepalai sebuah organisasi atau kelompok. Iya kan? Yups, memang benar. Pemimpin
adalah orang yang mengemban tugas atau tanggung jawab untuk mengorganisir dan bisa
memengaruhi orang-orang yang dipimpinnya.
Pemimpin sangat berpengaruh bagi kemajuan sebuah kelompok atau organisasi,
termasuk sebuah perusahaan. Dengan menjadi pemimpin, kalian harus siap untuk mengambil
bagian dalam menyejahterakan orang-orang yang berada di bawah kepemimpinan kalian.
Contoh kecil aja nih ya, waktu sekolah dulu kalian pasti punya ketua kelas kan? Nah,
coba lihat ketua kelas kalian dulu? Kalo lupa, coba diingat-ingat, keberhasilan suatu kelas
tersebut akan bergantung pada ketua yang memimpin. Apakah dia bisa mengorganisasi
kawan-kawan satu kelasnya atau tidak. Jika tidak, bisa dipastikan bahwa kawan-kawan
sekelasnya tidak akan betah berada di kelas tersebut.
Jika ketua kelas kalian sering bersikap bodo amat terhadap anak buahnya, siap-siap
aja kelas kalian bakal tidak terorganisir dan tidak akan pernah bisa kompak.
Begitu halnya sebuah komunitas atau perusahaan. Tanpa seorang pemimpin,
komunitas atau perusahaan tersebut tidak akan pernah mencapai tujuan. Jangankan mencapai
tujuan, bekerja sama pun tidak akan terlaksana karena tidak ada yang mengomando.
Dalam pembahasan soal pemimpin kali ini, saya akan mengajak kalian diskusi tentang
gimana jadi pemimpin yang baik. Lebih tepatnya, How to be a high clas leader? Bagaimana
sih jadi pemimpin yang profesional?
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), profesional memiliki makna
‘memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Simpelnya nih ya, profesional
adalah orang yang memiliki profesi atau pekerjaan dengan kemampuan tinggi dan berpegang
teguh kepada nilai moral yang mengarahkan serta mendasari perbuatan.
Setiap kelompok atau komunitas pasti menginginkan seorang pemimpin yang
profesional. Tidak ada yang tidak. Profesionalitas seorang pemimpin akan diketahui ketika
sebuah kelompok atau komunitas tersebut mendapat sebuah konflik atau masalah.
Ketika ada masalah, bisa nggak pemimpin itu menyelesaikan dengan bijak tanpa
harus mengorbankan pihak lain? Nah, dari situ terlihatlah kadar kepemimpinan yang ada
pada seorang ketua.
Profesionalitas seseorang tidak bisa terlahir begitu saja. Seorang direktur perusahaan
yang memiliki tingkat profesionalitas di atas rata-rata, belum tentu keturunannya juga bersifat
demikian. Perlu pengalaman yang tidak sedikit untuk menuju tingkat profesional tersebut.
Selain profesional, seorang pemimpin diharapkan memiliki kualitas yang mumpuni
dalam memimpin. Lalu, gimana ciri-ciri pemimpin yang berkualitas tersebut? Nih, saya kasih
tahu, bukan tempe. Eheheh.
1. Memiliki Antusiasme

Seorang pemimpin dalam dunia bisnis harus mampu menunjukkan sikap antusias
dalam bekerja. Sikap antusias akan memengaruhi mood karyawan. Jika pemimpin terlihat
memiliki semangat tinggi, karyawan akan menjadi ikut bersemangat dalam melakukan
pekerjaan.
Jadi nih ya, pemimpin dan karyawan memiliki sinergi dalam bekerja. Setiap orang
yang berada pada satu tempat kerja akan memiliki hubungan profesional yang produktif dan
harmonis, sehingga setiap pekerjaan dapat berhasil dikerjakan dengan baik dan tujuan utama
akan semakin dekat.
Dalam sikap antusias ini, pemimpin dapat memberikan motivasi kepada setiap
karyawan. Motivasi tersebut secara tidak langsung akan memengaruhi pikiran karyawan
untuk semakin bersemangat dalam bekerja.
Motivasi yang bagaimana yang dibutuhkan oleh kebanyakan karyawan?
Pemimpin bisa memberikan penjelasan mengenai jenjang karir. Jika kalian jadi
pemimpin, berikan harapan kepada karyawan kalian jika mereka mampu memberikan
kontribusi lebih bagi perusahaan.
Contohnya, di sebuah studio desain microstock yang memiliki goal menghasilkan 80
aset grafis/bulan, lalu ada seorang karyawan yang bisa menghasilkan 100 lebih aset grafis
dalam sebulan, maka dia akan diberikan bonus tambahan
Udah lelah-lelah kerja demi perusahaan, tapi nggak dapet apa-apa? Yakin deh, lama
kelamaan bakal resign tu karyawan. Hihi.
Motivasi selanjutnya, bangun kepercayaan. Layaknya menjalin hubungan rumah
tangga, hubungan antara pemimpin dan karyawan juga nggak boleh lepas dari rasa saling
percaya. Hal tersebut sangat penting untuk membangun suatu perusahaan dengan tim yang
solid.
Pemimpin memiliki andil dalam pengondisian karyawan. Sebagai contoh, sebuah
perusahaan yang dominasi memiliki karyawan perempuan, pemimpin harus mempertegas
untuk tidak membolehkan dalam hal menggosip.
Terciptanya lingkungan kerja yang rukun akan memengaruhi kenyamanan karyawan
dan membuat karyawan semakin betah bekerja. Kenyamanan itu nomor satu guys.
Kemudan, beri apresiasi kepada karyawan kalian sekalipun itu hal kecil. Seorang
atasan meminta karyawan bekerja terus-menerus tanpa ada apresiasi? Plis guys, ini jaman
modern, udah nggak jaman kerja rodi kayak jaman jepang dulu.
Bentuk apresiasi ini, walaupun kecil, akan membuat karyawan termotivasi untuk
selalu meningkatkan kinerjanya.
Lalu, apresiasi yang bagaimana?
Kalian bisa memberikan doorprize menarik setiap bulan bagi karyawan yang selalu
datang lebih awal. Doorprize bergantung pada pemimpin perusahaan. Tidak harus mahal,
yang penting bisa dijadikan acuan karyawan untuk lebih memperbaiki kinerjanya.
2. Memiliki integritas

Sikap integritas sangat penting untuk dimiliki oleh seorang pemimpin. Integritas
adalah selarasnya hati dengan ucapan dan tindakan. Jika selarasnya hati dengan ucapan saja
biasanya disebut jujur, sedangkan selarasnya ucapan dengan tindakan disebut komitmen.
Pada dasarnya, memulai itu lebih mudah dari pada mempertahankan. Bener kan guys?
Seperti halnya mencari pasangan itu lebih mudah lho dari pada bersikap setia. Eh.
Orang yang berintegritas tinggi biasanya punya kekuatan untuk meyakinkan karyawan
dengan tidak perlu banyak bicara. Sebaliknya nih ya, pemimpin yang berintegritas rendah
tidak akan berpengaruh besar kepada karyawannya.
Integritas seseorang bisa dilihat melalui apa yang dibicarakan dan seberapa baik ia
memegang setiap kalimat yang keluar dari mulutnya. Caranya adalah buat janji dengan diri
sendiri, lalu penuhi! Misalnya, kalian berjanji akan membaca satu buku dalam satu minggu.
Selanjutnya, tepati janji itu! Usahakan kalian memang membaca satu buku dalam satu
minggu.
Setelah terbiasa menepati janji pada diri sendiri, biasakan buat janji dnegan orang
lain. Dan tentunya, tetap tepati janji tersebut.
Contoh gampangnya, jika kalian sebagai seorang pemimpin perusahaan akan
mengajak karyawan untuk senam jam enam pagi, usahakan kalian sudah datang sebelum jam
enam pagi. Kalian yang buat janji, makan kalian harus menepati.
Udah nggak jamannya ya guys ketua itu datang telat. Jika kalian jadikan jabatan untuk
alasan datang terlambat, siap-siap aja sikap seperti itu akan mendarah daging pada karyawan
kalian. Mereka akan beralasan, “pemimpinnya aja telat, aku datang telat aja.”
Budaya seperti itu yang harus dimusnahkan. Jangan sampai jam karet menjadi ciri
khas perusahaan kalian.
Menjadi pemimpin berintegritas harus taat terhadap peraturan. Poin ini masih
berhubungan dengan poin yang sebelumnya.
Contohnya, jika pemimpin membuat aturan mengenai jam kerja yang harus ditaati,
maka seorang pemimpin juga harus menaati aturan yang telah dibuat tersebut. Jangan
mentang-mentang jadi pemimpin terus dateng telat seenak jidat ya guys.
Sebagai pemimpin, kalian juga harus bertanggung jawab atas bisnis yang dijalankan.
Bertanggung jawab memang berat karena harus menanggung semua risiko yang ada. Jangan
sampai seorang pemimpin memiliki sifat lempar batu sembunyi tangan, alias mudah
menyalahkan karyawannya. Itu bukan pemimpin yang baik guys!
Integritas merupakan hal yang penting dalam kemajuan karier dan bisnis. Latih
integritas kalian sebagai pemimpin perusahaan, setelah itu mulai latih karyawan kalian untuk
memiliki sikap integritas tinggi.
Jadi, jaga terus integritas kalian dalam segala hal sehingga nama baik dan
kepercayaan karyawan maupun orang luar akan tetap terjaga. Tentunya, hal itu akan
mendatangkan hal baik bagi kalian, khususnya bagi perusahaan.

3. Memiliki Wibawa
Selain harus punya sikap antusias dan integritas, penting bagi seorang pemimpin
untuk bersikap wibawa sehingga disukai bawahan. Bawahan butuh diperlakukan secara adil,
tidak diforsir terus dalam bekerja, dan sebagainya.
Selama keinginan karyawan tidak berlebihan, seorang pemimpin wajib untuk
memenuhi kebutuhan tersebut karena bawahan sudah kerja keras dalam memajukan
perusahaan. So, jangan egois ya guys. Seorang pemimpin dan karyawan harus saling
menguntungkan, alias simbiosis mutualisme.
Gimana caranya agar berwibawa tapi tetap disukai oleh karyawan?
Saya kasih contoh nih!
Sebagai pemimpin, kalian sebaiknya menjalin komunikasi terbuka bersama karyawan.
Gunakan waktu luang pada saat istirahat untuk membicarakan selain masalah kerjaan.
Komunikasi tidak melulu soal kerjaan guys, pusing donk!!
Perbincangan ringan tersebut tujuannya untuk mendekatkan pemimpin dengan
bawahan. Tapi, tetap ada batasan ya guys!
Dalam pembicaraan itu, usahakan tidak mengandung SARA (Suku, Agama. Dan
Ras). SARA merupakan hal yang sensitif. Indonesia memiliki beragam suku, ras, dan agama.
Berbeda-beda tetapi tetap satu jua, begitu semboyan negara kita/
So, sebagai pemimpin, bersikaplah adil tanpa melihat suku, agama, dan ras tertentu.
Tapi, guys! Meskipun harus menciptakan kedekatan dengan karyawan, seorang
pemimpin tetap harus menegaskan kepada karyawan untuk menjalankan pekerjaan sesuai
aturan.
Tak hanya menegaskan kepada merekan, tapi juga pada diri sendiri. Beri contoh yang
baik untuk karyawan kalian.
Ketaatan yang dilakukan secara kontinyu, baik oleh atasan maupun bawahan, akan
berdampak positif bagi kemajuan perusahaan.

4. Memiliki Kehangatan

Selama tidak berlebihan, membangun kehangatan bersama karyawan akan membuat


hubungan pemimpin dengan karyawan menjadi lebih cair. Tujuannya adalah karyawan
merasakan lebih nyaman untuk berkomunikasi dan menyampaikan gagasannya kepada
pemimpin.
Membangun kehangatan ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Contohnya,
jadwalkan untuk refreshing bersama karyawan. Semacam family gathering gitu guys.
Jadwal bisa diatur bergantung pada kesesuaian atau padatnya pekerjaan yang
dilakukan. Mungkin bisa senam bulan sekali atau setahun sekali. Jadwalkan di tempat
berbeda setiap tahun.
Karyawan juga manusia guys, kalo dipaksa kerja terus ya bosen. Kebosanan akan
berpengaruh negatif pada kinerja perusahaan. So, ajak mereke refreshing!
Seorang pemimpin pasti akan selalu butuh yang namanya kinerja maksimal dari
karyawan untuk memajukan perusahaan. Jadi, sudah wajib bagi kalian sebagai pemimpin
untuk memberikan feedback bagi karyawan kalian.
Untuk tempat refreshing, tidak harus jauh guys. Yang terpenting adalah untuk
menumbuhkan kedekatan antar karyawan dan juga pimpinan.
Jaga hubungan sosial dengan karyawan. Di kantor, memang ada sebuah jabatan untuk
menjalankan jobdesk masing-masing. Namun, bukan berarti itu membuat seorang pemimpin
dan karyawan memiliki kerentanan dalam hubungan sosial.
Menjaga hubungan sosial ini bertujuan agar karyawan selalu terbuka dengan
pemimpin dan tidak sungkan jika ingin mengutarakan ide atau gagasan tertentu.

5. Memiliki ketenangan
Sikap ketenangan seorang pemimpin adalah bagian dari keteladanan. Seorang
pemimpin harus tenang dalam menghadapi permasalahan yang mungkin terjadi dalam dunia
kerja.
Ketenangan yang dimaksud adalah tenang dalam memutuskan permasalahan,
mengambil kebijakan, menetapkan program yang harus dijalankan, dan lain sebagainya.
Semua memerlukan pertimbangan yang panjang, cerdas, dan ikhlas.
Contohnya, jika dalam sebuah perusahaan mengalami penurunan penjualan, seorang
pemimpin tidak boleh grusa-grusu dalam menentukan jalan. Pemimpin harus bisa
mengambil kebijakan yang tidak merugikan salah satu pihak. Pemimpin juga dapat
melakukan musyawarah dengan karyawan.
Jika terjadi perbedaan pendapat dalam musyarawah tersebut, pemimpin tetap harus
tenang. Ia harus mampu memilih jalan tengah yang kemungkinan terburuknya lebih kecil.
Sekalipun pekerjaan seorang pemimpin itu penuh tekanan, sikap tenang tetaplah harus
dimiliki. Sikap tersebut akan membuat karyawan merasa nyaman meskipun dengan beban
kerja yang cukup berat. Sehingga segala hal bisa dikerjakan dengan optimal.

Nah, itu tadi ciri-ciri pemimpin yang berkualitas ya guys. Gimana? Paham, kan?
Jadi intinya, tugas pemimpin itu berat guys! Kamu nggak akan kuat. Hihi. Pemimpin
adalah tombak dari sebuah organisasi. Biasanya, bentuk kinerja sebuah organisasi atau
perusahaan itu bisa dilihat siapa dan bagaimana pemimpinnya.
Eits, tapi tunggu dulu!
Di era milenial seperti saat ini, pemimpin tidak cukup memiliki sikap-sikap di atas.
Zaman terus berubah, secara tidak langsung manusia pun juga dituntut untuk menyesuaikan
dengan segala perubahannya.
Seorang pemimpin masa kini harus memiliki digital mindset. Ia harus mampu
memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menghadirkan proses kerja yang efektif dan efisien
di lingkungan kerja.
Misal nih ya, karena kesibukan masing-masing yang tidak memungkinkan untuk
mengajak seluruh karyawan untuk bertemu guna membicarakan hal penting, pemimpin bisa
mengadakan rapat via WA. Pemimpin bisa mengganti surat undangan tertulis dengan
undangan email atau cara online yang lain.
Gimana guys? Usia boleh beranjak tua, tapi jiwa tetap harus muda donk!
Pemimpin di era milenial harus bisa jadi observer dan pendengar aktif bagi anggota
tim. Kaum milenial tumbuh dengan hadirnya media sosial yang membuat mereka kecanduan
untuk diperhatikan. Jadi, beri kesempatan karyawan milenial tersebut untuk mengemukakan
keluh kesahnya selama bekerja.
Namun, karyawan pun nggak ragu buat nuangin kekesalannya terhadap perusahaan
melalui sosial media. Jadi, kalian sebagai pemimpin jangan terbur-buru untuk menghakimi
kinerja buruk karyawan tanpa tahu alasan yang sebenarnya.
Untuk jadi observer dan pendengar yang baik, nggak ada salahnya kalian melakukan
pendekatan lewat sosial media milik karyawan, seperti facebook, instagram, dan sosial
media yang lan.
Gitu ya guys! Jadi, pendekatan itu emang penting. Nggak Cuma PDKT sama doi,
sama bawahan juga harus dilakukan. Hihi.
Pemimpin milenial harus cerdas melihat peluang, cepat dalam beradaptasi, dan cepat
dalam memfasilitasi perubahan. Kalian sebagai pemimpin harus mampu melihat peluang
pasar ya guys. Kembangkan produk sesuai kebutuhan masyarakat.
Kemudian, ajak semua karyawan untuk cepat beradaptasi dengan perubahan yang ada.
Di era modern seperti sekarang ini, banyak sekali informasi yang semakin mudah
diakses oleh siapapun, dimanapun, dan kapanpun sehingga pola pikir masyarakat pun akan
berbeda-beda. Nah, seorang pemimpin harus memiliki cara pandang yang kompleks, tidak
melihat sesuatu hanya dari satu sisi.
Pemimpin yang baik harus mampu menghargai perbedaan pendapat dan menghargai
setiap pemikiran yang ada. Gunanya apa? Kembali lagi ke tujuan awal guys, untuk mencapai
tujuan organisasi.
Contohnya nih ya, orang yang mudah menjelek-jelekan produk lain, nah itu nggak
layak jadi pemimpin.
Pemimpin seharusnya berani untuk berbeda dengan yang lain. Dalam hal ini tentunya
seorang pemimpin harus punya pemikiran yang matang. Soalnya guys, ambil keputusan
yang berbeda dengan yang lain itu nggak semudah tepuk jidat. Pemimpin harus
mempertimbangkan baik buruknya bagi perusahaan, serta harus siap dengan semua risiko
yang ada.
Itu tadi sikap yang harus dimiliki oleh pemimpin milenial melihat perkembangan
zaman yang sudah semakin pesat.
Tapi, ada yang lain nih guys. Ada beberapa kesalahan umum yang sering terdapat
pada jiwa seorang pemimpin. Yang secara tidak langsung hal tersebut akan menghambat
proses kemajuan sebuah organisasi atau perusahaan.
Apa aja?
Nih!
Masih banyak ditemui seorang pemimpin yang suka memerintah. Jika sikap ini masih
dominan dimiliki oleh pemimpin maka akan menyebar ke segala yang kalian sentuh sebagai
pemimpin.
Misalnya, di sebuah perusahaan pasti terdapat bagian-bagian tertentu. Nah, bagian-
bagian itu pasti punya koordinator. Kalo pemimpin utama perusahaan masih suka
memerintah koordinator bagian tersebut, maka koordinator itu pasti akan melakukan hal
yang sama ke bawahannya.
Kenapa masih banyak pemimpin yang terperangkap ke dalam sikap memerintah? Ada
beberapa alasan, yaitu sudah tradisi, paling umum, paling mudah, dan alami.
Jadi, mulai sekarang, hindari mindset itu. Jauhi! Karena kita udah hidup di zaman
milenial, segalanya berubah. Jangan samakan dengan zaman dulu.
Sebagai pemimpin, mari mulai membiasakan yang benar, jangan membenarkan yang
biasa.
Kesalahan yang lain yaitu masih banyak pemimpin yang kurang tegas dalam
kinerjanya. Ini masih banyak saya temui ya! Curhat nih.
Sikap tegas itu penting. Tegas ya! Bukan galak. Karena tegas dan galak merupakan
dua hal yang jauh berbeda, dari tulisannya aja udah beda kan? Hihi.
Sebagai contoh, seorang pemimpin memiliki karyawan yang merupakan saudaranya
sendiri atau teman dekat. Ketika karyawan itu melakukan kesalahan, pemimpin tersebut
cenderung untuk memaklumi dan mudah memaafkan. Parahnya lagi, nggak ada konsekuensi.
Nah, ini yang harus diperhatikan.
Siapapun dia, apapun hubungannya dengan pemimpin, seorang pemimpin harus tegas
menegakkan keadilan. Jauhi sikap KKN yang sekarang sudah mulai mengakar di banyak
perusahaan.
Ini bersinergi dengan yang saya bahas tadi. Pemimpin harus berani beda. Kalo
perusahan-perusahan lain masih cenderung menyimpan sikap KKN, kalian sebagai
pemimpin harus berani mengambil keputusan berbeda, asalkan positif dan berpengaruh baik
bagi perusahaan.
Seorang pemimpin hendaknya menjauhi sifat diktator. Pemimpin yang diktator
seolah-olah tahu mana keputusan yang bak bagi perusahaan tanpa mau mendengarkan
pendapat dari bawahan.
Seorang diktator dalam bersikap biasanya selalu menumpuk keputusan kemudian
memutuskan sendiri dalam kekosongan tanpa sepengetahuan karyawan. Ia akan membatasi
keputusan pada sebuah kelompok.
Mayoritas dan hampir semua karyawan tidak suka bos dengan sikap seperti ini guys.
Ingat! Ini udah mau 2020. Udah bukan jamannya romusha.
Selanjutnya, pemimpin yang tidak mampu berkomunikasi yang baik akan
berpengaruh bagi kenyamanan karyawan. Komunikasi merupakan hal penting dalam
kehidupan perusahaan.
Pemimpin yang tidak terbuka dengan bawahan juga tidak akan membawa perusahaan
pada tujuan utama. Karena mungkin karyawan akan merasa canggung untuk
mengungkapkan pendapat. Padahal, bisa jadi pendapat dari karyawan tersebut akan
membawa perusahaan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Seorang pemimpin juga dilarang memandang rendah yang dikatakan oleh karyawan.
Kembali lagi di poin sebelum-sebelumnya bahwa pemimpin harus bisa memandang sesuatu
dari segala sisi. Jangan otoriter!
Jadilah pemimpin yang fokus ke masa depan. Banyak pemimpin yang masih bingung
menentukan rencana jangka panjang. Pada hal ini, pemimpin harus bertanggung jawab atas
perencanaan tersebut. Ia harus mampu mengembangkan sasaran-sasaran organisasi dengan
segara strategi untuk tujuan tertentu.
Misalnya, perusahaan yang bergerak di bidang kuliner. Seorang pemimpin harus
mampu melihat kondisi pasar ke depan dan mulai merencanakan pengembangan produk agar
tetap mampu bersaing.
Itu tadi penjelasan saya mengenai pemimpin perusahaan guys. Jadi intinya, seorang
pemimpin harus memiliki sikap-sikap tertentu guna kemajuan sebuah organisasi yang
dipimpin. Hindari egoisme karena banyak kehidupan karyawan yang bergantung pada
seorang pemimpin.
Saya ingin mengutip semboyannya Ki Hadjar Dewantara yang berbahasa jawa, yaitu
ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
Ing ngarsa sung tuladha memiliki arti di depan memberi contoh. Maknanya adalah
bahwa seorang pemimpin harus bisa memberi gambaran atas pekerjaan yang harus dilakukan
karyawan. Tak hanya memerintah, tapi juga harus mampu bertindak.
Ing madya mangun karsa memiliki arti di tengah memberi semangat. Maknanya
adalah bahwa seorang pemimpin harus mampu memberi motivasi untuk seluruh karyawan
agar tercipta kenyamanan. Seperti yang sudah saya jelaskan di atas tadi.
Tut wuri handayani memiliki di belakang memberi dorongan. Maknanya adalah
bahwa seorang pemimpin harus mampu mengajak karyawannya untuk meningkatkan
kinerja bersama-sama.
Sebuah organisasi atau perusahaan pasti punya bagian masing-masing. Dan setiap
bagian memiliki tugas yang sangat berpengaruh bagi kesatuan tujuan perusahaan. So,
sebagai seorang pemimpin kalian harus menyadarkan itu kepada seluruh karyawan bahwa
semua bagian itu sangat penting.

Anda mungkin juga menyukai