Anda di halaman 1dari 21

MODUL AJAR

Nama Devi Tri Anita, S.Pd Jenjang/Kelas SMP/VII 7. 1


Asal Sekolah SMPN 3 Sudimoro Mapel PPKn
Alokasi Waktu 90 Menit (1 x Pertemuan) Jumlah Peserta didik 34
Profil Pelajar Pancasila Bernalar Kritis Moda Pembelajaran Tatap Muka
Fase D Elemen Pancasila

Tujuan Peserta didik menjelaskan, menyajikan laporan, dan menghargai proses


Pembelajaran perumusan dan penetapan Pancasila
sebagai dasar negara
Konsep Perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara
Utama
Deskripsi Moda pembelajaran yaitu Tatap Muka
Umum a. Peserta didik menonton tayangan video atau mengamati gambar, mencatat
Pembelajaran hal penting dalam video, mengajukan pertanyaan terkait dengan video dan
gambar tersebut baik tatap muka.
b. Peserta didik membaca sumber bahan ajar yang diberikan guru materi
tentang pembentukan PBUPK, menjelaskan kembali pembentukan BPUPK
dengan materi yang ada, sikap/perilaku Peserta didik dapat dapat diamati
saat berdiskusi bagi siswa yang moda tatap muka maupun yang
melaksanakan moda daring dapat dilihat saat diskusi menyampaikan
presentasi hasil laporan
c. Peserta didik mengerjakan tugas mandiri secara individu dalam menyusun
laporan hasil identifikasi proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai
dasar negara untuk pertemuan berikutnya.
Materi Ajar, 1. Pembentukan BPUPK
alat, dan bahan 2. Tujuan pembentukan BPUPK
3. Jumlah anggota BPUPK
Alat dan bahan:
a. Video/Gambar bangunan rumah
b. Gambar tokoh pengusul perumusan dasar negara
pembelajaran
c. Gunting
d. Karton
e. Kertas Manila
f. Lem

Sarana a. Ruang kelas dengan pengaturan tempat untuk bermain peran


Prasarana b. Gawai/laptop (opsional)
c. Jaringan internet (opsional)
MODUL AJAR
1. Informasi Umum Perangkat Ajar

Penyusun : Devi Tri Anita, S.Pd


Sekolah : SMPN 3 Sudimoro
Jenjang : SMP
Kelas : VII (tujuh)
Alokasi Waktu : 90 menit (1 x Pertemuan)
Tahun : 2022

2. Tujuan Pembelajaran

Fase : Fase D
Elemen : Pancasila
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik menjelaskan, menyajikan laporan, dan menghargai
proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara

Indikator Capaian
Tujuan Pembelajaran : Setelah pembelajaran diharapkan peserta didik mampu :
a. Menghargai proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai
dasar negara
b. Menjelaskan proses pembentukan BPUPK
c. Mendeskripsikan tujuan pembentukan BPUPK
d. Menyajikan laporan tentang pembentukan BPUPK

Konsep Utama : Perumusan dan Penetapan Pancasila sebagai dasar negara


 Keterampilan :
 Keterampilan untuk memahami Pembentukan BPUPK
 Keterampilan menyajikan hasil proses pembentukan
BPUPK

 Pertanyaan Esensial :
 Bagaimana kronologis pembentukan BPUPKI?
 Apa saja tujuan pembentukan BPUPKI ?

3. Profil Palajar Pancasila


Bernalar kritis

4. Sarana dan Prasarana


 Ruang kelas dengan pengaturan tempat untuk bermain peran
 laptop (opsional)
 Jaringan internet (opsional)
5. Target Peserta Didik
V Peserta didik reguler/tipikal
 Peserta didik dengan hambatan belajar
 Peserta didik berpencapaian tinggi
 Peserta didik dengan ketunaan

6. Jumlah Peserta Didik


Maksimum 32 peserta didik

7. Ketersediaan Materi
Alternatif penjelasan, metode, atau aktifitas, untuk Peserta didik yang sulit memahami
konsep : YA/Tidak

8. Moda Pembelajaran
 Tatap Muka
 PJJ Daring
 PJJ Tatap Muka
 Paduan antara tatap muka dan PJJ (bended learning)

9. Assemen
Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran
a. Asessmen individu
b. Asesmen kelompok
c. Keduanya.
Jenis asesmen:
a. Perfoma
b. Tertulis : Berbentuk tes esay

10. Kegiatan Pembelajaran


Pengaturan Peserta didik : Metode :
 Individu  Tanya Jawab  Eksplorasi
 Berpasangan  Presentasi  Permanen
 Berkelompok (>2 orang)  Demontrasi  Ceramah
 Project  Simulasi
 Eksprerimen
11. Materi Ajar

PEMBENTUKAN BPUPKI

Perjuangan bangsa Indonesia untuk memerdekakan bangsa ini dilakukan melalui


perjuangan yang sangat hebat. Terbentuklah Badan Penyidik Usaha- usaha Persiapan
Kemerdekaan (BPUPK) merupakan sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang.
Pembentukan BPUPK awalnya untuk mendapatkan dukungan dari Indonesia dalam
membantu Jepang dengan menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia. Pada tanggal 7
September 1944, Perdana Menteri Kyoso memberikan janji bahwa Indonesia akan
merdeka di kemudian hari.
Sumber : https://images.app.goo.gl/AH1NvPGwAnrtPf4m9

Pendirian BPUPK telah diumumkan pada tanggal 1 Maret 1945. Namun


BPUPKI baru diresmikan pada tanggal 29 April 1945 yang bertepatan dengan hari
ulang tahun Kaisar Hirohito. BPUPK memiliki nama dalam bahasa Jepang yang
bernama Dokuritsu Junbi Cosakai.
BPUPK memiliki 67 anggota di mana 60 orang adalah Indonesia dan 7
orang dari Jepang yang bertugas untuk mengawasi. BPUPK diketuai oleh Dr.
Radjiman Wedyodiningrat dan Wakil Hibangase Yosia dari Jepang dan Raden Pandji
Soeroso.

TUJUAN BPUPKI
Tujuan utama dibentuknya BPUPK ialah untuk mengkaji, mendalami, serta
menyelidiki bentuk dasar yang cocok guna kepentingan sistem pemerintahan negara
Indonesia setelah kemerdekaan. Jadi, BPUPK dibentuk untuk mempersiapkan proses
kemerdekaan Indonesia.
Sedangkan bagi Jepang, tujuan dibentuknya BPUPK adalah untuk menarik
simpati rakyat Indonesia agar membantu Jepang dalam perang melawan Sekutu
dengan cara memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia. Saat itu, Jepang terlibat
dalam Perang Dunia II melawan tentara Sekutu sehingga pihak Jepang membutuhkan
banyak dukungan. Oleh karena itu, dibentuknya BPUPKI oleh Jepang tidak 100
persen tulus untuk memberi kemerdekaanIndonesia.
12. Alat dan bahan dan perkiraan biaya untuk 32 Peserta Didik yang
diperlukan
a. Gambar bangunan pondasi rumah
b. Gambar gambar ilustrasi tentang suasana sidang BPUPK
c. Gambar tokoh-tokoh perumus dasar negara
d. Gawai/laptop
e. Jaringan internet
f. Buku Teks
g. Spidol
h. Papan tulis

13. Perkiraan biaya untuk 32 Peserta Didik

a. Karton = Rp. 3.000.00


b. Print gambar suasana sidang BPUPKI @ 2,000,00
c. Spidol = Rp.7.000,00
(Harga menyesuaikan HET setempat)

14. Persiapan Pembelajaran


1. Mempersiapkan gambar sebuah pondasi membuat rumah
2. Mempersiapkan gambar sidang BPUPK
3. Mempersiapkan materi pembentukan BPUPK
4. Mempersiapkan Buku paket PPKn
5. Mempersiapkan buku UUD 1945
15. Proses kegiatan Belajar

Kegiatan Pertemuan 1
Pendahuluan Kegiataan Awal 20 Menit

a. Persiapan Peserta didik secara fisik dan psikis untuk mengikuti pembelajaran
diawali dengan berdoa, guru menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan dan
kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
b. Memotivasi peserta didik dengan menyanyikan lagu wajib nasional “Garuda
Pancasila”.
c. Peserta didik secara bergiliran membaca sila-sila Pancasila, untuk memotivasi
pembelajaran berikutnya
d. Apersepsi dengan menstimulus peserta didik dengan menanyakan siapa yang
membuat nama peserta didik, apakah ibu, ayah atau saudara lainnya, peserta didik
saling bertanya kepada teman sebangkunya.
e. Melakukan apersepsi dengan tanya-jawab pembentukan Sidang BPUPKI
f. Peserta didik menyimak informasi guru tentang tujuan pembelajaran yang akan
dicapai serta teknik dan bentuk serta proses penilaian pembelajaran yang akan
dilakukan.
Kegiatan Inti 85 Menit

a. Peserta didik membentuk kelompok bersama guru agar kelompok yang terpilih
sesuai dengan kebutuhan siswa.
b. Masing-masing kelompok diberi gambar tentang sebuah pondasi rumah dan gambar
sidang BPUPK tiap kelompok mengamati dan menjawab pertanyaan sesuai dengan
gambar tersebut.
c. Peserta didik mengumpulkan informasi berkaitan dengan Tugas Kelompok dengan
membaca buku, browsing di internet (kalau memungkinkan) dengan bimbingan dan
arahan guru.
d. Peserta didik secara berkelompok mengerjakan tugas yang telah diberikan, dengan
membagi tugas masing-masing kepada anggota kelompok. Siapa yang mencari
informasi dibuku tentang, Kapan dibentuk BPUPKI, siapa saja anggota dan berapa
jumlah anggota BPUKPI, bagaimana suasana pembentukan BPUPKI dan
bagaimana susunan organisasi BPUPKI
e. Peserta didik dibimbing guru menyusun laporan tertulis hasil telaah tentang
pembentukan BPUPKI
f. Peserta didik dalam kelompok menyajikan hasil kerja kelompok,
kelompok lain diberi kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan atau pendapat
terhadap hasil kelompok penyaji.

Kegiatan Penutup 15 Menit

a. Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran,dan refleksi.


b. Peserta didik menyimak rencana pembelajaran yang akan datang. Pertemuan
berikutnya tentang sidang BPUPK
c. Pembelajaran diakhiri dengan bersama-sama berdoa dan memberi salam kepada guru.
16. Refleksi Gurukegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik?
IApakah
 Apa yang harus diperbaiki dari kegiatan pembelajaran?
 Apakah peserta didik dapat memahami gambar yang diberikan guru?
 Apakah peserta didik mampu mengidentifikasi pembentukan BPUPKI?
 Apakah peserta didik mampu memahami proses perumusan dan penetapan
Pancasila sebagai dasar negara?
 Apakah rencana pembelajaran telah dilaksanakan dengan runtut dan
sistematik ?

Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran


Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran :
 Asessmen Individu
 Assessmen kelompok
 Keduanya
Kompetensi dan cara melakukan penilaian :
 Penilaian sikap : Dilakukan dengan teknik observasi/ mengamati sikap peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran baik secara Tatap Muka dengan pembiasaan salam,
berdoa sebelum belajar, patuh terhadap tata tertib selama kegiatan belajar .
 Penilaian pengetahuan: Melalui tes Tertulis dan lisan dalam bentuk lisan
 Penilaian keterampilan: Melalui observasi proses, hasil diskusi dan hasil pekerjaan
melalui pembuatan tugas menganalisis gambar sidang BPUPK kegiatan
Individu/kelompok, siswa memiliki keterampilan dalam mengemukakan pendapat

Kriteria Penilaian Pengetahuan

1. Penilaian Pengetahuan( Soal Esay)


Bila jawaban sangat sempurna diberi skor 4
Bila jawaban sempurna diberi skor 3
Bila jawaban kurang sempurna diberi skor 2
Bila jawaban tidak sempurna diberi skor 1

Jumlah perolehan skor


Nilai = x Nilai ideal (misalnya 100)
Jumlah skor maksimum
2. Penilaian Sikap

No. Nama Kriteria Sikap Rata-Rata


Mandiri Bernalar Kreatif Nilai
Kritis

3. Penilaian Keterampilan

Kriteria Keterampilan Rata-


No. Nama
Penguasaan Kemampuan Menjawab Rata
Materi Argmumentasi pertanyaan Nilai

Pedoman Penskoran: 4
= sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang

Pertanyaan refleksi untuk Peserta Didik


 Bagiamana menurutmu yang paling sulit dari materi memahami pembentu
BPUPK?
 Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?
 Bagaimana kamu memahami pentingnya memahami konsep usulan dasar negara
dari tokoh pendiri bangsa?
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas VII, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang
Kemdikbud.
Brata, Ida Bagus. Lahirnya Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia. Jurnal Santiaji
Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017.
Ilyas. Islam dan Kebangsaan: Pergumulan dalam BPUPKI, PPKI, dan Piagam Jakarta,
Buletin Al-Turas Vol. 26 No. 1 January 2020, Jakarta.
Setialaksana, Nana. Peranan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (Bpupki) 1945 Dalam Proses Menuju Kemerdekaan Indonesia, Jurnal
Artefak, Vol. 4 No. 2.Tasikmalaya. 2017. Di akses pada tanggal 27 April 2021.
https://www.suara.com/news/2020/12/09/130226/sejarah-pembentukan- bpupki,
diakses pada tanggal 25 April 2021.
https://www.bola.com/ragam/read/4375997/tujuan-dibentuknya-bpupki-ketahui- tugas-
utamanya#, diakses pada tanggal 25 April 2021.
Materi Pengayaan

Alternatif bentuk pengayaan adalah sebagai berikut :


a. Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan pembelajaran
tutor sebaya.
b. Guru memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi pokok dari
berbagai sumber dan mencatat hal-hal penting. Dan menyajikan dalam
bentuk laporan tertulis atau membacakan di depan kelas.
Remidial

Alternatif program remedial antara lain:


a. Mengulang materi pokok di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang belum
tuntas
b. Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas
Memberikan kesempatan untuk tes perbaikan

Daftar kata Glosarium


1. Tutor sebaya : kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang siswa kepada siswa
lainnya
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1

Nama Kelompok Anggota Kelompok


1
2.
3
4.
5.
6

Amatilah gambar dibawah ini :

Sumber : https://images.app.goo.gl/NKwCMmYBMdgQX5CR8

Sumber : https://images.app.goo.gl/Gm77xqqWJmiwj3dh6
Setelah peserta didik mengamati gambar Jawablah pertanyaan dibawah ini!

No Pertanyaan Jawaban

1 Mengapa untuk mendirikan sebuah rumah


yang kokoh harus memiliki pondasi yang
kuat
2 Apa yang terjadi jika sebuah negara tidak
memiliki sebuah dasar negara
3 Apakah penting dasar negara dalam
mendirikan sebuah negara
Kunci Jawaban Lembar kerja siswa 1

No Pertanyaan Jawaban

1 Mengapa untuk mendirikan Agar kedudukan bangunan di atas tana


sebuah rumah yang kokoh harus
berdiri dengan kokoh, stabil dan goya
memiliki pondasi yang kuat
ketika diterpa angin kencang
2 Apa yang terjadi jika sebuah Apabila suatu negara tidak memeli sebuah
negara tidak memiliki sebuah
dasar negara maka dipastika akan mudah
dasar negara
runtuh, karena jika tida memilikinya ibarat
juga tidak memili tujuan dan cita-cita
sehingga aka mudah untuk dihancurkan
oleh negar
lain
3 Apakah penting dasar negara Dasar negara merupakan pedoman yan
dalam mendirikan sebuah negara
penting dalam mengatu
penyelenggaraan negara, sumbe inspirasi,
motivasi, sumber hukum da
juga cita-cita moral adalah negara
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2

Nama Kelompok Anggota Kelompok


1
2.
3
4.
5.
6.

Analisislah gambar dibawah ini :

Sumber : https://images.app.goo.gl/AH1NvPGwAnrtPf4m9

Setelah kalian mengamati gambar Jawablah pertanyaan dibawah ini

No Uraian Jawaban

1 Suasana sidang BPUPK

2 Tujuan BPUPK didirikan

3 Jumlah anggota BPUPK

4 Siapa Ketua BPUPK


Kunci Jawaban Lembar kerja siswa 2

No Uraian Jawaban

1 Suasana sidang Dengan suasana tertib, cukup ramai, menegangkan


BPUPK dan tegang dalam sidang namun tetap menghargai
pendapat orang lain mengutamakan adanya
mufakat dan
kekeluargaan serta musyawarah
2 Tujuan BPUPK Untuk mengkaji, mendalami serta menyelidiki
didirikan bentuk dasar negara yang cocok guna kepentingan
sistem pemerintahan negara
Indonesia setelah kemerdekaan.
3 Jumlah anggota Jumlah anggota BPUPK
BPUPK 9 dari Jepang, dan 60 dari Indonesia sehingga
berjumlah 69 orang
4 Siapa Ketua BPUPK Dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat
Lampiran 2

Bahan Bacaan Peserta didik

PEMBENTUKAN BPUPK
Perjuangan bangsa Indonesia untuk memerdekakan bangsa ini dilakukan melalui
perjuangan yang sangat hebat. Terbentuklah Badan Penyidik Usaha- usaha Persiapan
Kemerdekaan (BPUPK) merupakan sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang.
Pembentukan BPUPK awalnya untuk mendapatkan dukungan dari Indonesia dalam
membantu Jepang dengan menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia. Pada tanggal 7
September 1944, Perdana Menteri Kyoso memberikan janji bahwa Indonesia akan
merdeka di kemudian hari.

Sumber : https://images.app.goo.gl/AH1NvPGwAnrtPf4m9

Pendirian BPUPK telah diumumkan pada tanggal 1 Maret 1945. Namun


BPUPKI baru diresmikan pada tanggal 29 April 1945 yang bertepatan dengan hari ulang
tahun Kaisar Hirohito. BPUPK memiliki nama dalam bahasa Jepang yang bernama
Dokuritsu Junbi Cosakai.
BPUPK memiliki 67 anggota di mana 60 orang adalah Indonesia dan 7 orang
dari Jepang yang bertugas untuk mengawasi. BPUPK diketuai oleh Dr. Radjiman
Wedyodiningrat dan Wakil Hibangase Yosia dari Jepang dan Raden Pandji Soeroso.
Bahan Bacaan Guru

Pada awal tahun 1945, Indonesia masih dijajah oleh Jepang. Jepang menjajah
Indonesia selama tiga tahun. Jepang menjajah Indonesia sejak tahun 1942. Penjajahan itu
dimulai setelah mereka berhasil mengusir Belanda. Jepang juga berhasil menjajah
beberapa negara di Asia Tenggara. Beberapa negara tersebut antara lain Filipina, Burma
(Myanmar), dan Vietnam. Saat itu, tentara Jepang termasuk yang paling kuat di dunia.

Selama tahun 1945, keadaan berbalik. Tentara Jepang mulai mengalami kekalahan di
berbagai medan pertempuran. Pada Perang Pasifik, pasukan Jepang dikalahkan oleh
Amerika. Jepang juga dikalahkan oleh Sekutu pimpinan Inggris di kawasan Indocina.

Kekalahan tersebut mengancam kekuasaan Jepang di negara-negara jajahannya. Di


Indonesia, Jepang juga harus menghadapi perlawanan rakyat. Terlebih lagi, Belanda
masih ingin kembali menjajah Indonesia. Pada waktu itu, Belanda bergabung dengan
Sekutu. Perlawanan rakyat dan usaha Belanda menjadikan kedudukan Jepang kian lemah.

Akhirnya, Jepang terpaksa menjanjikan kemerdekaan kepada rakyat Indonesia. Janji


tersebut bertujuan untuk meredam gejolak dan perlawanan rakyat Indonesia. Selain itu
juga dimaksudkan untuk memberi kesan bahwa Jepang-lah yang memerdekaan
Indonesia. Dengan janji tersebut, rakyat Indonesia diharapkan bersedia membantu Jepang
menghadapi Sekutu.

Tanggal 1 Maret 1945 Jepang mengemukakan akan membentuk “Badan Penyelidik


Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia”(BPUPKI). Badan ini baru terbentuk
tanggal 29 April 1945 dan dilantik tanggal 28 Mei 1945 kemudian mulai bekerja tanggal
29 Mei 1945. Badan ini beranggotakan 60 0rang dengan ketua Dr. Radjiman
Widiodiningrat. Dengan dibentuknya BPUPKI, bangsa Indonesia dapat secara legal
mempersiapkan diri menjadi negara merdeka, merumuskan persyaratan yang harus
dipenuhi bagi sebuah negara merdeka. Hal yang pertama kali dibahas dalam sidang
BPUPKI adalah permasalahan “Dasar Negara”. Sidang BPUPKI dibagi menjadi dua
bagian, yaitu:sidang pertama berlangsung tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945, hasil
sidang pertama ini akan dibahas dalam sidang kedua yang akan dilaksanakan pada
tanggal 14 sampai 16 Juli 1945. Sidang BPUPKI pertama berlangsung selama empat
hari, secara berturut-turut tiga tokoh yang tampil berpidato menyampaikan
gagasan/usulan sebagai calon dasar negara. Pada hari pertama tanggal 29 Mei 1945 Mr.
Muh. Yamin yang diberi kesempatan untuk menyampaikan pidatonya, tanggal 31 Mei
1945 pidato disampaikan oleh Mr. Soepomo, sementara pada hari terakhir tepatnya
tanggal 1 Juni 1945 kesempatan diserahkan kepada Ir. Soekarno untuk menyampaikan
pidato tentang rencana calon dasar negara.

Pemerintah Militer Jepang di Indonesia pada tanggal 29 April 1945 membentuk suatu
badan. Badan itu diberi nama Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan, disingkat BPUPK). Sepanjang sejarah, BPUPKI hanya
mengadakan sidang dua kali, yaitu:
a. Masa Sidang I tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945
b. Masa Sidang II tanggal 10 Juli - 16 Juli 1945

Badan ini telah membentuk beberapa panitia kerja yang di antaranya ialah:
a. Panitia Perumus dengan anggota 9 orang. Panitia ini disebut juga Panitia
Sembilan. Diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia Sembilan itu adalah:
1) Ir. Soekarno
2) Drs. Mohammad Hatta
3) Mr. A. A. Maramis
4) Abikusno Cokrosuyoso
5) Abdulkahar Muzakir
6) Haji Agus Salim
7) Mr. Ahmad Subarjo
8) K. H. A. Wachid Hasyim
9) Mr. Mohammad Yamin

b. Panitia perancang Undang Undang Dasar diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia ini
kemudian membentuk Panitia Kecil Perancang Undang Undang Dasar yang diketuai
oleh Prof. Mr. Dr. Soepomo.
c. Panitia Ekonomi dan Keuangan, diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta.
d. Panitia Pembelaan Tanah Air, diketuai oleh Abikusno Cokrosuyoso.

Dalam melaksanakan tugasnya, kedua panitia telah menghasilkan hal-hal sebagai berikut:
a. Panitia Perumus berhasil menyusun naskah Rancangan Pembukaan Undang Undang
Dasar pada tanggal 22 Juni 1945.
Rancangan Pembukaan UUD ini kemudian dikenal dengan nama "Piagam Jakarta"
Piagam Jakarta terdiri dari empat alinea. Dalam alinea empat terdapat rumusan
Pancasila sebagai dasar negara.
b. Panitia perancang UUD berhasil menyusun Rancangan UUD Indonesia pada tanggal
16 Juli 1945.

Dalam sidang pertama BPUPK, beberapa anggota memberikan pidatonya, yaitu:


a. Pidato Mr. Mohammad Yamin, berjudul Azas dan Dasar Negara Kebangsaan
Republik Indonesia pada tanggal 29 Mei 1945.
b. Pidato Prof. Dr. Soepomo, pada tanggal 31 Mei 1945.
c. Pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945.

Setelah menyelesaikan tugasnya, BPUPK dibubarkan. Sebagai gantinya dibentuk badan


baru yang dinamakan Dokuritsu Junbi Inkai (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia,
disingkat PPKI). PPKI dibentuk tanggal 9 Agustus 1945. Badan ini diketuai oleh Ir.
Soekarno. Sebagai wakilnya adalah Drs. Mohammad Hatta.

Susunan Pengurus BPUPK


Ketua : dr. Radjiman Wedyodiningrat Wakil
Ketua : Ichibangase Yosio dan RP. Suroso
Anggota Berjumlah 60 Orang yakni: Abikoesno Tjokrosoejoso, Haji A. Sanusi, Kh
Abdul Halim, Prof. Dr. Asikin Widjajakoesoemo, M.Aris, Abdul Kadir, Dr. R. Boentaran
Martoatmodjo, BPH Bintarto, Ki Hadjar Dewantara, AM. Dasaad, Prof, Dr. PAH
Djajadingrat, Drs. Moh. Hatta, Ki Bagoes Hadikoesoemo, Mr. R. Hindromartono,
Mr.Muh Yamin, RAA Soemitro Kolopaking Probonegoro, Mr. Dr. R Koesoemah
Atmadja, Mr. J Latuharhary, R. Margono Djojohadikoesoemo, Mr.
AA Maramis, KH Masjkoer, KHM Mansoer, Moenandar, AK Moezakir, R. Otto
Iskandar Dinata, Parada Harahap, BPH Poeroebojo, R. Abdoelrahim Pratalykrama, R.
Roeslan Wongsokoesoemo, Prof. Ir. R Rooseno, H. Agoes Salim, Dr. Sambsi, Mr. RM
Sartono, Mr. R Samsoedin, Mr. R Sastromoeljono, Mr.
R. Singgih, Ir. R Soekarno. R. Soediman, R. Soekardjo Wiryopranoto, Dr. Soekiman, Mr.
A. Subardjo, Prof. Mr. Dr. soepomo, Ir. RMP Soerahman, Sutardjo Tjokroadisoerjo
Kartohadikoesoemo, R MTA Soeryo, Mr. Soesanto, Mr. Soewandi,Drs. KRMA
Sosrodiningrat, KHA Wachid Hasjim, KRM TH Woerjaningrat, RAA
Wiranatakoesoema, Mr. KRMT Wongsonagoro, Ny. Mr Maria Ulfa Santoso, Ny. RSS
Mangoenpoespito, Oei Tjong Hauw, Oei Tiang Tjoei, Liem Koen Hian, Mr. Tan Eng
Hoa, PF Dahler, dan A. Baswedan.
Anggota Tambahan Sebanyak 6 Orang: KH. Abdul Fatah Hasan, R. Asikin Natanegara,
BKPA Soerjo Hamidjoyo, Ir. M Pangeran M. Noer, Mr. M Besar, Abdul Kaffar.

Masa Persidangan Pertama BPUPK (29 Mei–1 Juni 1945)


BPUPKI setelah terbentuk segera mengadakan persidangan. Masa persidangan pertama
BPUPKI dimulai pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni 1945. Pada masa
persidangan ini, BPUPKI membahas rumusan dasar negara untuk Indonesia merdeka.
Pada persidangan dikemukakan berbagai pendapat tentang dasar negara yang akan
dipakai Indonesia merdeka. Pendapat tersebut disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin,
Mr. Supomo, dan Ir. Sukarno.

1) Mr. Mohammad Yamin


Mr. Mohammad Yamin menyatakan pemikirannya tentang dasar negara Indonesia
merdeka dihadapan sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945. Pemikirannya diberi
judul ”Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia”. Mr. Mohammad
Yamin mengusulkan dasar negara Indonesia merdeka yang intinya sebagai berikut:
a) Peri Kebangsaan;
b) Peri Kemanusiaan;
c) Peri Ketuhanan;
d) Peri Kerakyatan;
e) Kesejahteraan Rakyat.

2) Mr. Supomo
Mr. Supomo mendapat giliran mengemukakan pemikirannya di hadapan sidang
BPUPKI pada tanggal 31 Mei 1945. Pemikirannya berupa penjelasan tentang
masalah-masalah yang berhubungan dengan dasar negara Indonesia merdeka. Negara
yang akan dibentuk hendaklah negara integralistik yang berdasarkan pada hal-hal
berikut ini:
a) Persatuan;
b) Kekeluargaan;
c) Keseimbangan Lahir dan Batin;
d) Musyawarah;
e) Keadilan sosial.

3) Ir. Sukarno
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Sukarno mendapat kesempatan untuk
mengemukakan dasar negara Indonesia merdeka. Pemikirannya terdiri atas lima asas
berikut ini:
a) Kebangsaan Indonesia;
b) Internasionalisme atau Perikemanusiaan;
c) Mufakat atau Demokrasi;
d) Kesejahteraan Sosial;
e) Ketuhanan Yang Maha Esa.

Kelima asas tersebut diberinya nama Pancasila sesuai saran teman yang ahli bahasa.
Untuk selanjutnya, tanggal 1 Juni kita peringati sebagai hari Lahir Istilah Pancasila.

Masa Persidangan Kedua BPUPK (10–16 Juli 1945)


Masa persidangan pertama BPUPK berakhir, tetapi rumusan dasar negara untuk
Indonesia merdeka belum terbentuk. Padahal, BPUPKI akan reses (istirahat) satu bulan
penuh. Untuk itu, BPUPKI membentuk panitia perumus dasar negara yang
beranggotakan sembilan orang sehingga disebut Panitia Sembilan. Tugas Panitia
Sembilan adalah menampung berbagai aspirasi tentang pembentukan dasar negara
Indonesia merdeka. Anggota Panitia Sembilan terdiri atas Ir. Soekarno (ketua), Abdul
Kahar Muzakir, Drs. Moh. Hatta, K.H. Wachid Hasyim, Moh. Yamin,
H. Agus Salim, Ahmad Soebardjo, Abikoesno Tjokrosoejoso, dan A. A. Maramis.

Tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan berhasil merumuskan dasar negara untuk
Indonesia merdeka. Rumusan itu oleh Mr. Moh. Yamin diberi nama Piagam Jakarta atau
Jakarta Charter. Dalam piagam inilah termuat lima dasar negara Indonesia.

Pada tanggal 10 sampai dengan 16 Juli 1945, BPUPKI mengadakan sidang kedua. Pada
masa persidangan ini, BPUPK membahas rancangan undang- undang dasar. Untuk itu,
dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai Ir. Sukarno.

Panitia tersebut juga membentuk kelompok kecil yang beranggotakan tujuh orang yang
khusus merumuskan rancangan UUD. Kelompok kecil ini diketuai Mr. Supomo dengan
anggota Wongsonegoro, Ahmad Subarjo, Singgih, H. Agus Salim, dan Sukiman. Hasil
kerjanya kemudian disempurnakan kebahasaannya oleh Panitia Penghalus Bahasa yang
terdiri atas Husein Jayadiningrat, H. Agus Salim, dan Mr. Supomo.

Ir. Sukarno melaporkan hasil kerja Panitia Perancang Undang-Undang pada sidang
BPUPKI tanggal 14 Juli 1945. Pada laporannya disebutkan tiga hal pokok, yaitu
pernyataan Indonesia merdeka, pembukaan undang-undang dasar, dan undang-undang
dasar (batang tubuh).

Pada tanggal 15 dan 16 Juli 1945 diadakan sidang untuk menyusun UUD berdasarkan
hasil kerja Panitia Perancang Undang-Undang Dasar. Pada tanggal 17 Juli 1945
dilaporkan hasil kerja penyusunan UUD. Laporan diterima sidang pleno BPUPKI.

Selesai menjalankan tugasnya, BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945.


Sebagai gantinya, dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Dalam
bahasa Jepang, PPKI disebut Dokuritsu Junbi Inkai. PPKI-Iah yang mengesahkan
Pembukaan UUD 1945 yang rumusannya diambil dari Piagam Jakarta.
Susunan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Ketua
: Soekarno
Wakil Ketua : Mohammad Hatta
Anggota: Soepomo, Radjiman Widyodiningrat, RP Suroso, Sutardjo, Wachid Hasjim,
Ki Bagoes Hadikoesoemo, Otto Iskandar Dinata, Abdul Kadir,
Soerjohamidjojo, Poeroebojo, Yap Tjawn Bing, J Latuharhary, Amir, Abdul Abas,
Mohamad Hasan, Hamidhan, GSJJ Ratulangi, Andipangeran, I Gusti Ktut Pudja.
Anggota Tambahan: Wiranatakoesoema, Ki Hadjar Dewantara, Mr. Kasman, Sajuti,
Koesoema Soemantri, Subardjo.

Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


Jepang membubarkan BPUPKI pada 7 Agustus 1945 sebelum terjadinya proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Kemudian, untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara
setelah terjadinya proklamasi kemerdekaan, maka dibentuklah panitia persiapan
kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi Inkai) sebagai penggantinya.

PPKI dipimpin oleh Ir. Sukarno, wakilnya Drs. Moh. Hatta, dan penasihatnya Ahmad
Subarjo. PPKI beranggotakan 21 orang yang mewakili seluruh lapisan masyarakat
Indonesia. Mereka terdiri atas 12 orang wakil dari Jawa, 3 orang wakil dari Sumatera, 2
orang wakil dari Sulawesi, dan seorang wakil dari Sunda Kecil, Maluku serta penduduk
Cina.

Anda mungkin juga menyukai