Anda di halaman 1dari 23

Oleh Kelompok PPKN SMP

SUB RAYON BEKRI


MODUL AJAR

Nama Ida Rosmaini, S.Pd Jenjang/Kelas SMP/7 PKN.YAS .7. 1

Asal SMPN 2 BEKRI Mapel PPKn


Sekolah

Alokasi 120 Menit Jumlah 32


Waktu 1 x Pertemuan Peserta didik

Profil Bernalar Kritis, Gotong Moda Tatap Muka


Pelajar Royong, Berkebhinekaan Pembelajaran
Pancasila Global

Fase D Elemen Pancasila

Tujuan Peserta didik menjelaskan, menyajikan laporan, dan


Pembelajaran
menghargai proses perumusan dan penetapan Pancasila
sebagai dasar negara

Konsep Perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara


Utama

Deskripsi Moda pembelajaran yaitu Tatap Muka


Umum
Pembelajaran a. Peserta didik mengamati gambar didalam buku paket atau
cetak, mencatat hal penting dalam buku tersebut, mengajukan
pertanyaan terkait dengan pembahasan materi.
b. Peserta didik membaca sumber bahan ajar yang diberikan guru
materi tentang pembentukan BPUPKI, menjelaskan kembali
pembentukan BPUPKI dengan materi yang ada, sikap/perilaku
Peserta didik dapat diamati saat berdiskusi bagi siswa yang
melakukan moda pembelajaran tatap muka maupun yang
melaksanakan moda pembelajaran daring dapat dilihat saat
diskusi menyampaikan presentasi hasil laporan.
c. Peserta didik mengerjakan tugas mandiri secara individu dalam
menyusun laporan hasil identifikasi proses perumusan dan
penetapan Pancasila sebagai dasar negara untuk pertemuan
berikutnya.
Materi Ajar, 1. Pembentukan BPUPKI
alat, dan
2. Tujuan pembentukan BPUPKI
bahan
3. Jumlah anggota BPUPKI

Alat dan bahan:

a. Gambar-gambar gedung perumusan pancasila.


b. Gambar tokoh pengusul perumusan dasar negara
c. Gunting
d. Karton
e. Kertas Manila
f. Lem

Sarana a. Ruang kelas dengan pengaturan tempat untuk bermain peran


Prasarana b. Gawai/laptop (opsional)
c. Jaringan internet (opsional)
MODUL AJAR
Informasi Umum Perangkat Ajar

Penyusun : Kelompok PPKN(SUB RAYON 03.24)


Jenjang : SMP
Kelas : 7 (tujuh)
Alokasi Waktu : 80 menit (1 x Pertemuan)
Tahun 2023

Tujuan Pembelajaran

Fase : Fase D
Elemen : Pancasila
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik menjelaskan, menyajikan laporan, dan
menghargai proses perumusan dan penetapan Pancasila
sebagai dasar negara
Indikator Capaian
Tujuan Pembelajaran : Setelah pembelajaran diharapkan peserta didik mampu :
a. Menghargai proses perumusan dan
penetapan Pancasila sebagai dasar negara
b. Menjelaskan proses pembentukan BPUPKI
c. Mendeskripsikan tujuan pembentukan BPUPKI
d. Menyajikan laporan tentang pembentukan BPUPKI

Konsep Utama : Perumusan dan Penetapan Pancasila sebagai dasar


negara
 Keterampilan :
 Keterampilan untuk memahami Pembentukan BPUPKI
 Keterampilan menyajikan hasil proses pembentukan
BPUPKI

 Pertanyaan Esensial :
 Bagaimana kronologis pembentukan BPUPKI?
 Apa saja tujuan pembentukan BPUPKI ?

Profil Pelajar Pancasila


Bernalar kritis

Gotong Royong

Berkebhinekaan Global

Sarana dan Prasarana


 Ruang kelas dengan pengaturan tempat untuk bermain peran
 Gawai/laptop (opsional)
 Jaringan internet (opsional)
Target Peserta Didik
 Peserta didik reguler/tipikal
 Peserta didik dengan hambatan belajar
 Peserta didik berpencapaian tinggi
 Peserta didik dengan ketunaan

Jumlah Peserta Didik


Maksimum 32 peserta didik

Ketersediaan Materi
Alternatif penjelasan, metode, atau aktifitas, untuk Peserta didik yang sulit
memahami konsep : YA/Tidak

Moda Pembelajaran
 Tatap Muka
 PJJ Daring
 PJJ Tatap Muka
 Paduan antara tatap muka dan PJJ (bended learning)

Assemen
Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran
a. Asessmen individu
b. Asesmen kelompok
Jenis asesmen:
a. Perfoma
b. Tertulis : Berbentuk tes esay
Kegiatan Pembelajaran
Pengaturan Peserta didik : Metode :
 Individu
 Individu  Tanya Jawab  Eksplorasi
 Berpasangan  Presentasi  Permanen
 Berkelompok (>2 orang)  Demontrasi  Ceramah
 Project  Simulasi
 Eksprerimen

MATERI AJAR

PEMBENTUKAN BPUPK

Perjuangan bangsa Indonesia untuk memerdekakan bangsa ini


dilakukan melalui perjuangan yang sangat hebat. Terbentuklah Badan Penyidik
Usaha- usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) merupakan sebuah badan
yang dibentuk oleh Jepang. Pembentukan BPUPK awalnya untuk
mendapatkan dukungan dari Indonesia dalam membantu Jepang dengan
menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia. Pada tanggal 7 September 1944,
Perdana Menteri Kyoso memberikan janji bahwa Indonesia akan merdeka di
kemudian hari.

Sumber : https://images.app.goo.gl/AH1NvPGwAnrtPf4m9
Pendirian BPUPK telah diumumkan pada tanggal 1 Maret 1945. Namun
BPUPKI baru diresmikan pada tanggal 29 April 1945 yang bertepatan dengan
hari ulang tahun Kaisar Hirohito. BPUPK memiliki nama dalam bahasa Jepang
yang bernama Dokuritsu Junbi Cosakai.
BPUPK memiliki 67 anggota di mana 60 orang adalah Indonesia dan
7 orang dari Jepang yang bertugas untuk mengawasi. BPUPK diketuai oleh
Dr. Radjiman Wedyodiningrat dan Wakil Hibangase Yosia dari Jepang dan
Raden Pandji Soeroso.

TUJUAN BPUPK

Tujuan utama dibentuknya BPUPK ialah untuk mengkaji, mendalami,


serta menyelidiki bentuk dasar yang cocok guna kepentingan sistem
pemerintahan negara Indonesia setelah kemerdekaan. Jadi, BPUPK dibentuk
untuk mempersiapkan proses kemerdekaan Indonesia.
Sedangkan bagi Jepang, tujuan dibentuknya BPUPK adalah untuk
menarik simpati rakyat Indonesia agar membantu Jepang dalam perang
melawan Sekutu dengan cara memberikan janji kemerdekaan kepada
Indonesia. Saat itu, Jepang terlibat dalam Perang Dunia II melawan tentara
Sekutu sehingga pihak Jepang membutuhkan banyak dukungan. Oleh karena
itu, dibentuknya BPUPI oleh Jepang tidak 100 persen tulus untuk memberi
kemerdekaan Indonesia, tetapi juga untuk mendapat dukungan dan
melaksanakan politik kolonialnya.

Alat dan bahan dan perkiraan biaya untuk 32 Peserta Didik yang
diperlukan
a. Gambar bangunan pondasi rumah
b. Gambar gambar ilustrasi tentang suasana sidang BPUPK
c. Gambar tokoh-tokoh perumus dasar negara
d. Gawai/laptop
e. Jaringan internet
f. Buku Teks
g. Spidol
h. Papan tulis
Perkiraan biaya untuk 32 Peserta Didik
a. Karton = Rp. 3.000
b. Print gambar suasana sidang BPUPKI @ 2,000
c. Spidol = Rp.7.000
(Harga menyesuaikan HET setempat)

Persiapan Pembelajaran
1. Mempersiapkan gambar sebuah pondasi membuat rumah
2. Mempersiapkan gambar sidang BPUPKI
3. Mempersiapkan materi pembentukan BPUPKI
4. Mempersiapkan Buku paket PPKn
5. Mempersiapkan buku UUD 1945

Proses kegiatan Belajar

Kegiatan Pertemuan 1

Pendahuluan Kegiataan Awal 20 Menit

a. Persiapan Peserta didik secara fisik dan psikis untuk mengikuti


pembelajaran diawali dengan berdoa, guru menanyakan kehadiran peserta
didik, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber
belajar.
b. Memotivasi peserta didik dengan menyanyikan lagu wajib nasional “Garuda
Pancasila”.
c. Peserta didik secara bergiliran membaca sila-sila Pancasila, untuk
memotivasi pembelajaran berikutnya
d. Apersepsi dengan menstimulus peserta didik dengan menanyakan siapa
yang membuat nama peserta didik, apakah ibu, ayah atau saudara lainnya,
peserta didik saling bertanya kepada teman sebangkunya.
e. Melakukan apersepsi dengan tanya-jawab pembentukan Sidang BPUPKI
f. Peserta didik menyimak informasi guru tentang tujuan pembelajaran yang
akan dicapai serta teknik dan bentuk serta proses penilaian pembelajaran
yang akan dilakukan.

Kegiatan Inti 85 Menit


a. Peserta didik membentuk kelompok bersama guru agar kelompok
yang terpilih sesuai dengan kebutuhan siswa.
b. Masing-masing kelompok diberi gambar tentang sebuah pondasi rumah dan
gambar sidang BPUPKI tiap kelompok mengamati dan menjawab
pertanyaan sesuai dengan gambar tersebut.
c. Peserta didik mengumpulkan informasi berkaitan dengan Tugas
Kelompok dengan membaca buku, browsing di internet (kalau
memungkinkan) dengan bimbingan dan arahan guru.
d. Peserta didik secara berkelompok mengerjakan tugas yang telah
diberikan, dengan membagi tugas masing-masing kepada anggota
kelompok. Siapa yang mencari informasi dibuku tentang, Kapan dibentuk
BPUPKI, siapa saja anggota dan berapa jumlah anggota BPUKPI,
bagaimana suasana pembentukan BPUPKI dan bagaimana susunan
organisasi BPUPKI
e. Peserta didik dibimbing guru menyusun laporan tertulis hasil telaah
tentang pembentukan BPUPKI
f. Peserta didik dalam kelompok menyajikan hasil kerja kelompok,
kelompok lain diberi kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan atau
pendapat terhadap hasil kelompok penyaji.
Kegiatan Penutup 15 Menit

a. Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran,dan refleksi.


b. Peserta didik menyimak rencana pembelajaran yang akan datang. Pertemuan
berikutnya tentang sidang BPUPKI
c. Pembelajaran diakhiri dengan bersama-sama berdoa dan memberi salam
kepada guru.

Refleksi Guru
 Apakah kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik?
 Apa yang harus diperbaiki dari kegiatan pembelajaran?
 Apakah peserta didik dapat memahami gambar yang diberikan guru?
 Apakah peserta didik mampu mengidentifikasi pembentukan BPUPKI?
 Apakah peserta didik mampu memahami proses perumusan dan penetapan
Pancasila sebagai dasar negara?
 Apakah rencana pembelajaran telah dilaksanakan dengan runtut
dan sistematik ?

Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran


Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran :
 Asessmen Individu
 Assessmen kelompok
 Keduanya
Kompetensi dan cara melakukan penilaian :
 Penilaian sikap : Dilakukan dengan teknik observasi/ mengamati
sikap peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
baik secara Tatap Muka dengan pembiasaan
salam, berdoa sebelum belajar, patuh terhadap tata
tertib selama kegiatan belajar .
 Penilaian pengetahuan: Melalui tes Tertulis dan lisan dalam bentuk lisan
 Penilaian keterampilan: Melalui observasi proses, hasil diskusi dan hasil
pekerjaan melalui pembuatan tugas menganalisis
gambar sidang BPUPK kegiatan
Individu/kelompok, siswa memiliki keterampilan
dalam mengemukakan pendapat

Kriteria Penilaian Pengetahuan


1. Penilaian Pengetahuan( Soal Esay)
Bila jawaban sangat sempurna diberi skor 4
Bila jawaban sempurna diberi skor 3
Bila jawaban kurang sempurna diberi skor 2
Bila jawaban tidak sempurna diberi skor 1
Jumlah perolehan skor
Nilai = x Nilai ideal (misalnya 100)
Jumlah skor maksimum

2. Penilaian Sikap

No. Nama Kriteria Sikap Rata-Rata


Mandiri Bernalar Kreatif Nilai
Kritis

3. Penilaian Keterampilan
Kriteria Keterampilan
No. Nama Rata-
Penguasaan Kemampuan Menjawab Rata
Materi Argmumentasi pertanyaan Nilai

Pedoman Penskoran:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang

Pertanyaan refleksi untuk Peserta Didik


 Bagiamana menurutmu yang paling sulit dari materi memahami pembentu
BPUPKI?
 Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?
 Bagaimana kamu memahami pentingnya memahami konsep usulan dasar
negara dari tokoh pendiri bangsa?

Daftar Pustaka
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas VII, Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Balitbang Kemdikbud.
Brata, Ida Bagus. Lahirnya Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia. Jurnal
Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017.
Ilyas. Islam dan Kebangsaan: Pergumulan dalam BPUPKI, PPKI, dan Piagam
Jakarta, Buletin Al-Turas Vol. 26 No. 1 January 2020, Jakarta.
Setialaksana, Nana. Peranan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (Bpupki) 1945 Dalam Proses Menuju Kemerdekaan
Indonesia, Jurnal Artefak, Vol. 4 No. 2.Tasikmalaya. 2017. Di akses pada
tanggal 27 April 2021.
https://www.suara.com/news/2020/12/09/130226/sejarah-pembentukan-
bpupki, diakses pada tanggal 25 April 2021.
https://www.bola.com/ragam/read/4375997/tujuan-dibentuknya-bpupki-ketahui-
tugas-utamanya#, diakses pada tanggal 25 April 2021.

Materi Pengayaan

Alternatif bentuk pengayaan adalah sebagai berikut :


a. Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan
pembelajaran tutor sebaya.
b. Guru memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi pokok
dari berbagai sumber dan mencatat hal-hal penting. Dan menyajikan dalam
bentuk laporan tertulis atau membacakan di depan kelas.
Remidial

Alternatif program remedial antara lain:


a. Mengulang materi pokok di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang
belum tuntas
b. Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas
Memberikan kesempatan untuk tes perbaikan

Daftar kata Glosarium


1. Tutor sebaya : kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang siswa
kepada siswa lainnya
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1
Nama Kelompok Anggota Kelompok
1
2.
3
4.
5.
6

Amatilah gambar dibawah ini :

Sumber : https://images.app.goo.gl/NKwCMmYBMdgQX5CR8

Sumber : https://images.app.goo.gl/Gm77xqqWJmiwj3dh6

Setelah peserta didik mengamati gambar Jawablah pertanyaan dibawah ini!


No Pertanyaan Jawaban

1 Mengapa untuk mendirikan sebuah


rumah yang kokoh harus memiliki
pondasi yang kuat
2 Apa yang terjadi jika sebuah negara
tidak memiliki sebuah dasar negara
3 Apakah penting dasar negara dalam
mendirikan sebuah negara
Kunci Jawaban Lembar kerja siswa 1

No Pertanyaan Jawaban

1 Mengapa untuk mendirikan Agar kedudukan bangunan di atas


sebuah rumah yang kokoh tana
harus memiliki pondasi yang
berdiri dengan kokoh, stabil dan goya
kuat
ketika diterpa angin kencang
2 Apa yang terjadi jika sebuah Apabila suatu negara tidak memeli
negara tidak memiliki sebuah
sebuah dasar negara maka dipastika
dasar negara
akan mudah runtuh, karena jika tida
memilikinya ibarat juga tidak memili
tujuan dan cita-cita sehingga aka
mudah untuk dihancurkan oleh negar
lain
3 Apakah penting dasar negara Dasar negara merupakan pedoman yan
dalam mendirikan sebuah
penting dalam mengatu
negara
penyelenggaraan negara, sumbe
inspirasi, motivasi, sumber hukum da
juga cita-cita moral adalah negara
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2

Nama Kelompok Anggota Kelompok


1
2.
3
4.
5.
6.

Analisislah gambar dibawah ini :

Sumber : https://images.app.goo.gl/AH1NvPGwAnrtPf4m9

Setelah kalian mengamati gambar Jawablah pertanyaan dibawah ini


No Uraian Jawaban

1 Suasana sidang BPUPK

2 Tujuan BPUPK didirikan

3 Jumlah anggota BPUPK

4 Siapa Ketua BPUPK


Kunci Jawaban Lembar kerja siswa 2

No Uraian Jawaban

1 Suasana sidang Dengan suasana tertib, cukup ramai,


BPUPK menegangkan dan tegang dalam sidang
namun tetap menghargai pendapat orang lain
mengutamakan adanya mufakat dan
kekeluargaan serta musyawarah
2 Tujuan BPUPK Untuk mengkaji, mendalami serta menyelidiki
didirikan bentuk dasar negara yang cocok guna
kepentingan sistem pemerintahan negara
Indonesia setelah kemerdekaan.
3 Jumlah anggota Jumlah anggota BPUPK
BPUPK 9 dari Jepang, dan 60 dari Indonesia sehingga
berjumlah 69 orang
4 Siapa Ketua BPUPK Dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat
Lampiran 2

Bahan Bacaan Peserta didik

PEMBENTUKAN BPUPK
Perjuangan bangsa Indonesia untuk memerdekakan bangsa ini dilakukan
melalui perjuangan yang sangat hebat. Terbentuklah Badan Penyidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) merupakan sebuah badan yang
dibentuk oleh Jepang. Pembentukan BPUPK awalnya untuk mendapatkan
dukungan dari Indonesia dalam membantu Jepang dengan menjanjikan
kemerdekaan bagi Indonesia. Pada tanggal 7 September 1944, Perdana
Menteri Kyoso memberikan janji bahwa Indonesia akan merdeka di
kemudian hari.

Sumber : https://images.app.goo.gl/AH1NvPGwAnrtPf4m9

Pendirian BPUPK telah diumumkan pada tanggal 1 Maret 1945.


Namun BPUPKI baru diresmikan pada tanggal 29 April 1945 yang bertepatan
dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito. BPUPK memiliki nama dalam
bahasa Jepang yang bernama Dokuritsu Junbi Cosakai.
BPUPK memiliki 67 anggota di mana 60 orang adalah Indonesia dan
7 orang dari Jepang yang bertugas untuk mengawasi. BPUPK diketuai oleh
Dr. Radjiman Wedyodiningrat dan Wakil Hibangase Yosia dari Jepang dan
Raden Pandji Soeroso.
Bahan Bacaan Guru

Pada awal tahun 1945, Indonesia masih dijajah oleh Jepang. Jepang menjajah
Indonesia selama tiga tahun. Jepang menjajah Indonesia sejak tahun 1942.
Penjajahan itu dimulai setelah mereka berhasil mengusir Belanda. Jepang juga
berhasil menjajah beberapa negara di Asia Tenggara. Beberapa negara tersebut
antara lain Filipina, Burma (Myanmar), dan Vietnam. Saat itu, tentara Jepang
termasuk yang paling kuat di dunia.

Selama tahun 1945, keadaan berbalik. Tentara Jepang mulai mengalami


kekalahan di berbagai medan pertempuran. Pada Perang Pasifik, pasukan
Jepang dikalahkan oleh Amerika. Jepang juga dikalahkan oleh Sekutu pimpinan
Inggris di kawasan Indocina.

Kekalahan tersebut mengancam kekuasaan Jepang di negara-negara


jajahannya. Di Indonesia, Jepang juga harus menghadapi perlawanan rakyat.
Terlebih lagi, Belanda masih ingin kembali menjajah Indonesia. Pada waktu itu,
Belanda bergabung dengan Sekutu. Perlawanan rakyat dan usaha Belanda
menjadikan kedudukan Jepang kian lemah.

Akhirnya, Jepang terpaksa menjanjikan kemerdekaan kepada rakyat Indonesia.


Janji tersebut bertujuan untuk meredam gejolak dan perlawanan rakyat
Indonesia. Selain itu juga dimaksudkan untuk memberi kesan bahwa Jepang-lah
yang memerdekaan Indonesia. Dengan janji tersebut, rakyat Indonesia
diharapkan bersedia membantu Jepang menghadapi Sekutu.

Tanggal 1 Maret 1945 Jepang mengemukakan akan membentuk “Badan


Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia”(BPUPKI). Badan
ini baru terbentuk tanggal 29 April 1945 dan dilantik tanggal 28 Mei 1945
kemudian mulai bekerja tanggal 29 Mei 1945. Badan ini beranggotakan 60 0rang
dengan ketua Dr. Radjiman Widiodiningrat. Dengan dibentuknya BPUPKI,
bangsa Indonesia dapat secara legal mempersiapkan diri menjadi negara
merdeka, merumuskan persyaratan yang harus dipenuhi bagi sebuah negara
merdeka. Hal yang pertama kali dibahas dalam sidang BPUPKI adalah
permasalahan “Dasar Negara”. Sidang BPUPKI dibagi menjadi dua bagian,
yaitu:sidang pertama berlangsung tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945, hasil
sidang pertama ini akan dibahas dalam sidang kedua yang akan dilaksanakan
pada tanggal 14 sampai 16 Juli 1945. Sidang BPUPKI pertama berlangsung
selama empat hari, secara berturut-turut tiga tokoh yang tampil berpidato
menyampaikan gagasan/usulan sebagai calon dasar negara. Pada hari pertama
tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muh. Yamin yang diberi kesempatan untuk
menyampaikan pidatonya, tanggal 31 Mei 1945 pidato disampaikan oleh Mr.
Soepomo, sementara pada hari terakhir tepatnya tanggal 1 Juni 1945
kesempatan diserahkan kepada Ir. Soekarno untuk menyampaikan pidato
tentang rencana calon dasar negara.

Pemerintah Militer Jepang di Indonesia pada tanggal 29 April 1945 membentuk


suatu badan. Badan itu diberi nama Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan, disingkat BPUPK). Sepanjang sejarah,
BPUPKI hanya mengadakan sidang dua kali, yaitu:
a. Masa Sidang I tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945
b. Masa Sidang II tanggal 10 Juli - 16 Juli 1945

Badan ini telah membentuk beberapa panitia kerja yang di antaranya ialah:
a. Panitia Perumus dengan anggota 9 orang. Panitia ini disebut juga Panitia
Sembilan. Diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia Sembilan itu adalah:
1) Ir. Soekarno
2) Drs. Mohammad Hatta
3) Mr. A. A. Maramis
4) Abikusno Cokrosuyoso
5) Abdulkahar Muzakir
6) Haji Agus Salim
7) Mr. Ahmad Subarjo
8) K. H. A. Wachid Hasyim
9) Mr. Mohammad Yamin

b. Panitia perancang Undang Undang Dasar diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia
ini kemudian membentuk Panitia Kecil Perancang Undang Undang Dasar
yang diketuai oleh Prof. Mr. Dr. Soepomo.
c. Panitia Ekonomi dan Keuangan, diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta.
d. Panitia Pembelaan Tanah Air, diketuai oleh Abikusno Cokrosuyoso.

Dalam melaksanakan tugasnya, kedua panitia telah menghasilkan hal-hal


sebagai berikut:
a. Panitia Perumus berhasil menyusun naskah Rancangan Pembukaan Undang
Undang Dasar pada tanggal 22 Juni 1945.
Rancangan Pembukaan UUD ini kemudian dikenal dengan nama "Piagam
Jakarta" Piagam Jakarta terdiri dari empat alinea. Dalam alinea empat
terdapat rumusan Pancasila sebagai dasar negara.
b. Panitia perancang UUD berhasil menyusun Rancangan UUD Indonesia pada
tanggal 16 Juli 1945.

Dalam sidang pertama BPUPK, beberapa anggota memberikan pidatonya, yaitu:


a. Pidato Mr. Mohammad Yamin, berjudul Azas dan Dasar Negara
Kebangsaan Republik Indonesia pada tanggal 29 Mei 1945.
b. Pidato Prof. Dr. Soepomo, pada tanggal 31 Mei 1945.
c. Pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945.

Setelah menyelesaikan tugasnya, BPUPK dibubarkan. Sebagai gantinya


dibentuk badan baru yang dinamakan Dokuritsu Junbi Inkai (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia, disingkat PPKI). PPKI dibentuk tanggal 9 Agustus
1945. Badan ini diketuai oleh Ir. Soekarno. Sebagai wakilnya adalah Drs.
Mohammad Hatta.

Susunan Pengurus BPUPK


Ketua : dr. Radjiman Wedyodiningrat
Wakil Ketua : Ichibangase Yosio dan RP. Suroso
Anggota Berjumlah 60 Orang yakni: Abikoesno Tjokrosoejoso, Haji A. Sanusi, Kh
Abdul Halim, Prof. Dr. Asikin Widjajakoesoemo, M.Aris, Abdul Kadir, Dr. R.
Boentaran Martoatmodjo, BPH Bintarto, Ki Hadjar Dewantara, AM. Dasaad, Prof,
Dr. PAH Djajadingrat, Drs. Moh. Hatta, Ki Bagoes Hadikoesoemo, Mr. R.
Hindromartono, Mr.Muh Yamin, RAA Soemitro Kolopaking Probonegoro, Mr. Dr.
R Koesoemah Atmadja, Mr. J Latuharhary, R. Margono Djojohadikoesoemo, Mr.
AA Maramis, KH Masjkoer, KHM Mansoer, Moenandar, AK Moezakir, R. Otto
Iskandar Dinata, Parada Harahap, BPH Poeroebojo, R. Abdoelrahim
Pratalykrama, R. Roeslan Wongsokoesoemo, Prof. Ir. R Rooseno, H. Agoes
Salim, Dr. Sambsi, Mr. RM Sartono, Mr. R Samsoedin, Mr. R Sastromoeljono,
Mr.
R. Singgih, Ir. R Soekarno. R. Soediman, R. Soekardjo Wiryopranoto, Dr.
Soekiman, Mr. A. Subardjo, Prof. Mr. Dr. soepomo, Ir. RMP Soerahman,
Sutardjo Tjokroadisoerjo Kartohadikoesoemo, R MTA Soeryo, Mr. Soesanto, Mr.
Soewandi,Drs. KRMA Sosrodiningrat, KHA Wachid Hasjim, KRM TH
Woerjaningrat, RAA Wiranatakoesoema, Mr. KRMT Wongsonagoro, Ny. Mr
Maria Ulfa Santoso, Ny. RSS Mangoenpoespito, Oei Tjong Hauw, Oei Tiang
Tjoei, Liem Koen Hian, Mr. Tan Eng Hoa, PF Dahler, dan A. Baswedan.
Anggota Tambahan Sebanyak 6 Orang: KH. Abdul Fatah Hasan, R. Asikin
Natanegara, BKPA Soerjo Hamidjoyo, Ir. M Pangeran M. Noer, Mr. M Besar,
Abdul Kaffar.

Masa Persidangan Pertama BPUPK (29 Mei–1 Juni 1945)


BPUPKI setelah terbentuk segera mengadakan persidangan. Masa persidangan
pertama BPUPKI dimulai pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni 1945.
Pada masa persidangan ini, BPUPKI membahas rumusan dasar negara untuk
Indonesia merdeka. Pada persidangan dikemukakan berbagai pendapat tentang
dasar negara yang akan dipakai Indonesia merdeka. Pendapat tersebut
disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir. Sukarno.

1) Mr. Mohammad Yamin


Mr. Mohammad Yamin menyatakan pemikirannya tentang dasar negara
Indonesia merdeka dihadapan sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945.
Pemikirannya diberi judul ”Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik
Indonesia”. Mr. Mohammad Yamin mengusulkan dasar negara Indonesia
merdeka yang intinya sebagai berikut:
a) Peri Kebangsaan;
b) Peri Kemanusiaan;
c) Peri Ketuhanan;
d) Peri Kerakyatan;
e) Kesejahteraan Rakyat.

2) Mr. Supomo
Mr. Supomo mendapat giliran mengemukakan pemikirannya di hadapan
sidang BPUPKI pada tanggal 31 Mei 1945. Pemikirannya berupa penjelasan
tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan dasar negara Indonesia
merdeka. Negara yang akan dibentuk hendaklah negara integralistik yang
berdasarkan pada hal-hal berikut ini:
a) Persatuan;
b) Kekeluargaan;
c) Keseimbangan Lahir dan Batin;
d) Musyawarah;
e) Keadilan sosial.

3) Ir. Sukarno
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Sukarno mendapat kesempatan
untuk mengemukakan dasar negara Indonesia merdeka. Pemikirannya terdiri
atas lima asas berikut ini:
a) Kebangsaan Indonesia;
b) Internasionalisme atau Perikemanusiaan;
c) Mufakat atau Demokrasi;
d) Kesejahteraan Sosial;
e) Ketuhanan Yang Maha Esa.

Kelima asas tersebut diberinya nama Pancasila sesuai saran teman yang ahli
bahasa. Untuk selanjutnya, tanggal 1 Juni kita peringati sebagai hari Lahir Istilah
Pancasila.

Masa Persidangan Kedua BPUPK (10–16 Juli 1945)


Masa persidangan pertama BPUPK berakhir, tetapi rumusan dasar negara untuk
Indonesia merdeka belum terbentuk. Padahal, BPUPKI akan reses (istirahat)
satu bulan penuh. Untuk itu, BPUPKI membentuk panitia perumus dasar negara
yang beranggotakan sembilan orang sehingga disebut Panitia Sembilan. Tugas
Panitia Sembilan adalah menampung berbagai aspirasi tentang pembentukan
dasar negara Indonesia merdeka. Anggota Panitia Sembilan terdiri atas Ir.
Soekarno (ketua), Abdul Kahar Muzakir, Drs. Moh. Hatta, K.H. Wachid Hasyim,
Moh. Yamin,
H. Agus Salim, Ahmad Soebardjo, Abikoesno Tjokrosoejoso, dan A. A. Maramis.

Tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan berhasil merumuskan dasar negara


untuk Indonesia merdeka. Rumusan itu oleh Mr. Moh. Yamin diberi nama
Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Dalam piagam inilah termuat lima dasar
negara Indonesia.

Pada tanggal 10 sampai dengan 16 Juli 1945, BPUPKI mengadakan sidang


kedua. Pada masa persidangan ini, BPUPK membahas rancangan undang-
undang dasar. Untuk itu, dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar
yang diketuai Ir. Sukarno.

Panitia tersebut juga membentuk kelompok kecil yang beranggotakan tujuh


orang yang khusus merumuskan rancangan UUD. Kelompok kecil ini diketuai
Mr. Supomo dengan anggota Wongsonegoro, Ahmad Subarjo, Singgih, H. Agus
Salim, dan Sukiman. Hasil kerjanya kemudian disempurnakan kebahasaannya
oleh Panitia Penghalus Bahasa yang terdiri atas Husein Jayadiningrat, H. Agus
Salim, dan Mr. Supomo.

Ir. Sukarno melaporkan hasil kerja Panitia Perancang Undang-Undang pada


sidang BPUPKI tanggal 14 Juli 1945. Pada laporannya disebutkan tiga hal
pokok, yaitu pernyataan Indonesia merdeka, pembukaan undang-undang dasar,
dan undang-undang dasar (batang tubuh).

Pada tanggal 15 dan 16 Juli 1945 diadakan sidang untuk menyusun UUD
berdasarkan hasil kerja Panitia Perancang Undang-Undang Dasar. Pada tanggal
17 Juli 1945 dilaporkan hasil kerja penyusunan UUD. Laporan diterima sidang
pleno BPUPKI.

Selesai menjalankan tugasnya, BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus


1945. Sebagai gantinya, dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia). Dalam bahasa Jepang, PPKI disebut Dokuritsu Junbi Inkai. PPKI-Iah
yang mengesahkan Pembukaan UUD 1945 yang rumusannya diambil dari
Piagam Jakarta.
Susunan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) Ketua : Soekarno
Wakil Ketua : Mohammad Hatta
Anggota: Soepomo, Radjiman Widyodiningrat, RP Suroso, Sutardjo, Wachid
Hasjim, Ki Bagoes Hadikoesoemo, Otto Iskandar Dinata, Abdul Kadir,
Soerjohamidjojo, Poeroebojo, Yap Tjawn Bing, J Latuharhary, Amir, Abdul Abas,
Mohamad Hasan, Hamidhan, GSJJ Ratulangi, Andipangeran, I Gusti Ktut Pudja.
Anggota Tambahan: Wiranatakoesoema, Ki Hadjar Dewantara, Mr. Kasman,
Sajuti, Koesoema Soemantri, Subardjo.

Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


Jepang membubarkan BPUPKI pada 7 Agustus 1945 sebelum terjadinya
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kemudian, untuk melengkapi alat-alat
perlengkapan negara setelah terjadinya proklamasi kemerdekaan, maka
dibentuklah panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi Inkai)
sebagai penggantinya.

PPKI dipimpin oleh Ir. Sukarno, wakilnya Drs. Moh. Hatta, dan penasihatnya
Ahmad Subarjo. PPKI beranggotakan 21 orang yang mewakili seluruh lapisan
masyarakat Indonesia. Mereka terdiri atas 12 orang wakil dari Jawa, 3 orang
wakil dari Sumatera, 2 orang wakil dari Sulawesi, dan seorang wakil dari Sunda
Kecil, Maluku serta penduduk Cina.

Anda mungkin juga menyukai