Anda di halaman 1dari 26

Oleh : Parjio,S.

Pd
MODUL AJAR

Nama Aslamiah, S.Pd Jenjang/Kelas SMP/7 PKN.YAS .7. 2

Asal SMPN 1 Muara Mapel PPKn


Sekolah TElang

Alokasi 120 Menit Jumlah 32


Waktu 1 x Pertemuan Peserta didik

Profil Bernalar Kritis Moda Tatap Muka


Pelajar Pembelajaran
Pancasila

Fase D Elemen Pancasila

Tujuan Peserta didik Mengindentifikasi, menyajikan laporan dan


Pembelajaran
menghargai usulan konsep rumusan dasar negara yang
disampaikan para pendiri negara

Konsep Perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara


Utama

Deskripsi Moda pembelajaran yaitu Tatap Muka


Umum
Pembelajaran a. Melalui aktifitas peserta didik menonton video tokoh perumus
pancasila sebagai dasar negara dan mengamati gambar para
tokoh perumus Pancasila sebagai dasar negara, peserta didik
mencatat hal penting dalam gambar tersebut dengan
mengajukan pertanyaan terkait dengan video dan gambar
tersebut
b. Peserta didik membaca sumber bahan ajar yang diberikan guru
materi tentang usulan dasar negara dari tokoh perumus dasar
negara, menjelaskan kembali siapa saja tokoh yang perumus
dasar negara dengan materi yang ada, sikap/perilaku Peserta
didik dapat dapat diamati saat berdiskusi dan menyampaikan
presentasi hasil laporan
c. Peserta didik mengerjakan tugas secara berkelompok dalam
menyusun laporan hasil usulan konsep rumusan dasar negara
yang disampaikan para pendiri negara
Materi Ajar, a. Tokoh perumus Pancasila sebagai dasar negara
alat, dan b. Usulan konsep rumusan dasar negara yang disampaikan para
bahan pendiri negara

Alat dan bahan:

a. Video dan Gambar tokoh perumus dasar negara


b. Usulan dasar negara yang disampaikan para pendiri negara
c. Gawai/laptop
d. Jaringan internet
e. Buku Teks
f. Spidol
g. Kertas karton, kertas manila
h. Gunting
i. Lem

Sarana a. Ruang kelas dengan pengaturan tempat berkelompok


Prasarana b. Gawai/laptop (opsional)
c. Jaringan internet (opsional)
MODUL AJAR

Penyusun : Parjio,S.Pd
Jenjang : SMP
Kelas : 7 (tujuh)
Alokasi Waktu : 120 menit (1 x Pertemuan)
Tahun 2021

Fase : Fase D
Elemen : Pancasila
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mengindentifikasi, menyajikan laporan, dan
menghargai usulan dasar negara yang disampaikan para
pendiri negara.

Indikator Capaian
Tujuan Pembelajaran : Setelah pembelajaran diharapkan peserta didik mampu :
a. Melakukan aktifitas pembelajaran tentang usulan konsep
rumusan dasar negara yang disampaikan para pendiri
negara secara kreatif
b. Mengindentifikasi usulan konsep rumusan dasar negara
yang disampaikan para pendiri negara
c. Menyusun laporan hasil kajian tentang konsep
rumusan dasar negara yang disampaikan para pendiri
negara
Konsep Utama : Perumusan dan Penetapan Pancasila sebagai dasar
negara
 Keterampilan :
 Keterampilan untuk memahami usulan konsep rumusan
dasar negara yang disampaikan para pendiri negara
 Keterampilan menyajikan hasil usulan rumusan dasar
negara yang disampaikan para pendiri negara

 Pertanyaan Esensial :
 Siapa saja tokoh yang mengusulkan konsep
rumusan dasar negara?
 Apa saja rumusan dasar negara yang dirumuskan
para pendiri negara?

Bernalar kritis
 Ruang kelas dengan pengaturan tempat untuk bermain peran
 Gawai/laptop (opsional)
 Jaringan internet (opsional)

 Peserta didik reguler/tipikal


 Peserta didik dengan hambatan belajar
 Peserta didik berpencapaian tinggi
 Peserta didik dengan ketunaan

Maksimum 32 peserta didik

Alternatif penjelasan, metode, atau aktifitas, untuk Peserta didik yang sulit
memahami konsep : YA/Tidak

 Tatap Muka
 PJJ Daring
 PJJ Tatap Muka
 Paduan antara tatap muka dan PJJ (blended learning)

Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran


a. Asesmen individu
b. Asesmen kelompok
c. Keduanya.
Jenis asesmen:
a. Perfoma
b. Tertulis : Berbentuk tes esay

Pengaturan Peserta didik : Metode :


 Individu  Tanya Jawab  Eksplorasi
 Berpasangan  Presentasi  Permanen
 Berkelompok (>2 orang)  Demontrasi  Ceramah
 Project  Simulasi
 Eksprerimen
MATERI AJAR

PERUMUSAN DASAR
NEGARA
Dasar negara adalah Suatu falsafah negara. Dasar negara bisa pula disebut
sebagai fondasi yang menjadi acuan dasar bagi sistem nilai, hukum, tata
tertib dan lain sebagainya.
Tokoh yang merumuskan dasar negara
Ketua BPUPK dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat pada pidato awal
sidang pertama, menyatakan bahwa untuk mendirikan Indonesia merdeka
diperlukan suatu dasar negara. Untuk menjawab permintaan Ketua BPUPK,
beberapa tokoh pendiri negara mengusulkan rumusan dasar negara.
Rumusan yang diusulkan memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Namun
demikian, rumusan-rumusan tersebut memiliki persamaan dari segi materi
dan semangat yang menjiwainya. Pandangan para pendiri negara tentang
rumusan dasar negara disampaikan berdasarkan sejarah perjuangan
bangsa dan dengan melihat pengalaman bangsa lain. Meskipun diilhami
oleh gagasan- gagasan besar dunia, tetapi tetap berakar pada kepribadian
dan gagasan besar dari bangsa Indonesia sendiri.
Usulan mengenai dasar Indonesia merdeka dalam sidang pertama
BPUPK secara berurutan dikemukakan oleh Muhammad Yamin, Soepomo,
dan Ir. Soekarno. Pada sidang BPUPK tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad
Yamin, saat mengusulkan rancangan dasar negara Indonesia mengatakan
bahwa :
”...rakyat Indonesia mesti mendapat dasar negara yang berasal daripada
peradaban kebangsaan Indonesia; orang timur pulang kepada kebudayaan
timur.”
”... kita tidak berniat, lalu akan meniru sesuatu susunan tata negara negeri
haram. Kita bangsa Indonesia masuk yang beradab dan kebudayaan kita
beribu-ribu tahun umurnya. (Risalah Sidang, halaman 12)
Muhammad Yamin mengusulkan secara lisan lima dasar bagi negara
Indonesia merdeka, yaitu sebagai berikut:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Sosial

Sumber gambar:
http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Muhammad_Yamin

Setelah selesai berpidato, Muhammad Yamin menyampaikan konsep


mengenai dasar negara Indonesia merdeka secara tertulis kepada ketua
sidang, konsep yang disampaikan berbeda dengan isi pidato sebelumnya.
Asas dan dasar Indonesia merdeka secara tertulis menurut Muhammad
Yamin adalah sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selanjutnya, pada tanggal 31 Mei 1945, Soepomo menyampaikan
pidatonya tentang dasar negara. Menurut Soepomo, dasar negara Indonsia
merdeka adalah sebagai berikut:

1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat

Sumber gambar: https://en.wikipedia.org/wiki/Soepomo

Soepomo juga menekankan bahwa negara Indonesia merdeka


bukanlah negara yang mempersatukan dirinya dengan golongan terbesar
dalam masyarakat dan tidak mempersatukan diri nya dengan golongan yang
paling kuat (golongan politik atau ekonomi yang paling kuat). Akan tetapi
mengatasi segala golongan dan segala paham perorangan, mempersatukan
diri dengan segala lapisan rakyat.

Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 menyampaikan pidato tentang


dasar negara Indonesia merdeka. Usulannya berbentuk philosophische
grondslag atau weltanschauung. Philosophische Grondslag atau
Weltanschauung adalah fundamen, filsafat, pikiran, jiwa, hasrat yang
sedalam- dalamnya untuk diatasnya didirikan Indonesia Merdeka yang kekal
dan abadi. Negara Indonesia yang kekal abadi itu dasarnya adalah
Pancasila.
Rumusan dasar negara yang diusulkan olehnya adalah sebagai berikut.

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau peri
kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial

Sumber gambar: https://daerah.sindonews.com/artikel/jatim/7867/nama-soekarno-diabadikan-jadi-


nama-tempat-dan-perangko-di-6- negara-ini?showpage=all

Ir. Soekarno dalam sidang itu pun me nyampaikan bahwa kelima dasar
Negara tersebut bukan dinamakan Panca Dharma. Atas petunjuk seorang
teman ahli bahasa, rumusan dasar negara tersebut dinamakan Pancasila.
Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah mendirikan
Negara Indonesia yang kekal dan abadi.

Sumber bacaan:
Saputra, Lukman Surya, dkk. 2016. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaaraan, SMP Kelas VII halaman 21-23 ,Balitbang Kemdikbud,
Jakart

Alat dan bahan dan perkiraan biaya untuk 32 Peserta Didik yang diperlukan
a. Video tentang tokoh perumus dasar
b. Gambar tokoh- perumus dasar negara
c. Gawai/laptop
d. Jaringan internet
e. Buku Teks
f. Spidol
g. Kertas Karton
h. Kertas Manila
i. Gunting
j. Papan tulis
Perkiraan biaya untuk 32 Peserta Didik
● Kertas karton yang dibagi 2 @ Rp. 4000,- (bisa juga karton bekas atau kertas
gambar)
● Print gambar tokoh @2.000,-
● Gunting untuk anak-anak @ 10.000.-
● Lem kertas @ Rp. 3.000,-
● Pinsil warna @ Rp. 8.000,-
● Print materi dan copy @ Rp. 300

Persiapan pembelajaran
1. Mempersiapkan Gambar tokoh perumus dasar negara dan usulan dasar
negaranya
2. Mempersiapkan materi usulan dari tokoh perumus dasar negara
3. Mempersiapkan Buku paket PPKn
4. Mempersiapkan buku UUD 1945

Proses kegiatan Belajar

Kegiatan Pertemuan 1

Pendahuluan Kegiataan Awal 20 Menit


a. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar peserta didik, memeriksa
kebersihan kelas serta kehadiran peserta didik kemudian membaca doa
sebelum memulai pembelajaran.
b. Menyanyikan lagu “Garuda Pancasila”
c. Apersepsi dengan menstimulus peserta didik dengan menanyakan perasaan
pada hari ini dengan menggambarkan sebuah gambar yang mengungkapkan
perasaan, hal ini dilakukan untuk meningkatkan semangat dalam
pembelajaran berikutnya.
d. Peserta didik ditunjuk secara acak untuk menyebutkan sila-sila dalam
Pancasila, kemudian yang telah selesai menyebutkan, kembali menunjuk
temannya untuk menyebutkan sila-sila Pancasila silih berganti.
e. Peserta didik mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru
tentang konsep rumusan dasar negara yang diusulkan para pendiri
negara
Kegiatan Inti 85 Menit
a. Peserta didik membentuk kelompok bersama guru agar kelompok yang
terpilih sesuai dengan kebutuhan siswa.
b. Peserta didik diberi sebuah amplop yang berisi guntingan gambar tokoh
serta guntingan kertas tentang usulan dari tokoh tersebut.
c. Peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru tentang tugas yang
akan dikerjakan.
d. Tiap kelompok menyusun guntingan kertas sehingga menjadi satu antara
tokoh perumus dengan usulan yang disampaikannya.
e. Tiap kelompok menyusun di kertas karton, setelah selesai masing-masing
kelompok menempelkan di dinding, tiap kelompok saling mengunjungi dan
bertanya tentang tentang tugas yang telah dikerjakan, kemudian memberikan
tanda bintang sebagai bentuk apresiasi. Guru juga berkeliling mendatangi tiap
kelompok serta memberi apresiasi bagi kelompok yang terbaik, dengan tetap
mengapresiasi semua kelompok.
f. Peserta didik diberi kesempatan mengajukan pertanyaan jika ada materi yang
belum dipahami.

Kegiatan Penutup 15 Menit


a. Peserta didik bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran,dan refleksi.
b. Peserta didik menyimak rencana pembelajaran yang akan datang. Pertemuan
berikutnya tentang rumusan dasar negara yang terdapat di dalam Pembukaan
UUD 1945 dan di dalam Piagam Jakarta.
c. Pembelajaran diakhiri dengan bersama-sama berdoa dan memberi salam
kepada guru.
Refleksi Guru
 Apakah kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik?
 Apa yang harus diperbaiki dari kegiatan pembelajaran?
 Apakah peserta didik dapat memahami gambar yang diberikan guru?
 Apakah peserta didik mampu mengidentifikasi usulan dasar negara dari tokoh
pendiri bangsa?
 Apakah rencana pembelajaran telah dilaksanakan dengan runtut dan sistematik ?
Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran :
 Asessmen Individu
 Assessmen kelompok
 Keduanya
Kompetensi dan cara melakukan penilaian :
 Penilaian sikap : Dilakukan dengan teknik observasi/ mengamati
sikap peserta didik dalam kegiatan pembelajaran baik
secara mandiri maupun secara kelompok saat tatap
muka pembiasaan salam, berdoa sebelum belajar,
patuh terhadap tata tertib selama kegiatan belajar .
 Penilaian pengetahuan: Melalui tes Tertulis dan lisan dalam bentuk lisan
 Penilaian keterampilan: Melalui observasi proses, hasil diskusi dan hasil
pekerjaan melalui pertanyaan yang divisualisasikan
dengan gambar yang menarik tentang usulan dasar
negara dari tokoh pendiri negara di dalam kegiatan
kelompok, siswa memiliki keterampilan dalam
mengemukakan pendapat

Kriteria Penilaian Pengetahuan

a. Komptensi yang dinilai


1) Kompetensi sikap yang menunjukkan kemandirian, kreatifitas dan
sikap bernalar kritis
2) Kompetensi pengetahuan: kemampuan untuk menganalisis usulan
dasar negara dari tokoh perumus dasar negara.
3) Kompetensi keterampilan: Kemampuan kerja dalam kelompok serta
kemampuan menyampaikan gagasan dengan tepat.

b. Bagaimana asesmen dilakukan


1) Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi/
mengamati sikap peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran.
2) Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis
3) Penilaian keterampilan melalui kinerja di dalam kelompok
c. Kriteria Penilaian
1) Penilaian Sikap

No Nama Kreteria Sikap Rata-Rata


Nilai
Bernalar Kreatif Mandiri
Krits
Konsep
usulan dasar
negara dari
para tokoh
pendiri
negara

Pedoman Penskoran:
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Peserta didik dinyatakan tuntas jika memiliki nilai sikap minimal Baik
(3) (*Kriteria ketuntasan ini silakan disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan masing- masing)

2. Penilaian Pengetahuan
Bila jawaban sangat sempurna diberi skor 4
Bila jawaban sempurna diberi skor 3
Bila jawaban kurang sempurna diberi skor 2
Bila jawaban tidak sempurna diberi skor 1
Peserta didik dinyatakan tuntas jika memiliki nilai pengetahuan minimal 70
(*Kriteria ketuntasan ini silakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
masing- masing)
3. Penilaian Keterampilan
Kriteria Keterampilan
No. Nama Rerata
Penguasaan Kemampuan Menjawab Nilai
Materi Argumentasi pertanyaan

Pedoman Penskoran:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang

Pertanyaan refleksi untuk Peserta Didik


 Bagiamana menurutmu yang paling sulit dari materi memahami konsep
usulan dasar negara yang dirumuskan para tokoh pendiri negara?
 Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?
 Bagaimana kamu memahami pentingnya memahami konsep usulan dasar
negara dari tokoh pendiri bangsa?

Daftar Pustaka

Ainamulyana.blogspot.com/2016/08/perumusan-dan-penetapan-pancasila.html yang
diakses pada tanggal 25 April 2021

Saputra, Lukman Surya, dkk. 2016. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan,


SMP Kelas VII, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang Kemdikbud, Jakarta

https://kumparan.com/berita-update/pancasila-sebagai-dasar-negara-dan-sejarah-
perumusannya-1uiQj3WDyNt#
Materi Pengayaan

Alternatif bentuk pengayaan adalah sebagai berikut :


a. Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan
pembelajaran tutor sebaya.
b. Guru memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi pokok
dari berbagai sumber dan mencatat hal-hal penting. Dan menyajikan dalam
bentuk laporan tertulis atau membacakan di depan kelas.
Remidial

Alternatif program remedial antara lain:


a. Mengulang materi pokok di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang
belum tuntas
b. Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas
Memberikan kesempatan untuk tes perbaikan

Daftar kata Glosarium


1. Tutor sebaya : kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang siswa
kepada siswa lainnya
LAMPIRAN
LAMPIRAN
1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
PERUMUSAN USULAN DASAR NEGARA

Nama Kelompok Anggota Kelompok


1 4.
2. 5.
3 6

Amatilah gambar dibawah ini :


Sesuaikan nama tokoh dibawah ini dengan gambar yang tersedia
 Muhammaf Yamin
 Mr. Soepomo
 Ir. Soekarno

Kemudian Susunlah usulan rumusan dasar negara dibawah ini menurut


usulan tokoh perumus dasar negara dari para pendiri negara

Ketuhanan Yang Kebangsaan Kerakyatan yang dipimpin


Maha Esa Indonesia oleh hikmat kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/perwakilan

Peri Ketuhanan Kesejahteraan Sosial Keseimbangan Lahir dan Batin


Ketuhanan yang
Berkebudayaan
Peri Kerakyatan Internasionalisme Kebangsaan persatuan
atau Indonesia
Perikemanusiaan
Kesejahteraan Persatuan Rasa kemanusiaan yang adil
Sosial. dan beradab
Keadilan sosial bagi Kekeluargaan Musyawarah
seluruh rakyat
Indonesia

KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Muhammad Yamin Mr. Soepomo Ir. Soekarno

Usulan rumusan dasar negara para pendiri negara

Muhamamd Yamin Mr. Soepomo Ir. Soekarno


Ketuhanan yang Maha Esa Persatuan; Kebangsaan Indonesia;
Kebangsaan Persatuan Kekeluargaan; Internasionalisme atau
Indonesia Perikemanusiaan;
Rasa Kemanusian yang adil Keseimbangan Mufakat atau Demokrasi;
dan beradap Lahir dan Batin;
Kerakyatan yang dipimpin Musyawarah; Kesejahteraan Sosial;
oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan
perwakilan
Ketuhanan yang Maha Esa Keadilan sosial Ketuhanan Yang Maha
Esa.
Lampiran Penilaian Pengetahuan :
Jawablah dengan singkat !
1. Siapa saja tokoh yang mengusulkan rumusan dasar negara?
2. Apa isi usalan dasar negara dari Ir. Soekarno !
3. Sebutkan isi naskah rumusan dasar negara pada alenia
keempat Piagam Jakarta ?

Jawaban
No Kunci Jawaban Score Maks Min
1 Muhammad Yamin, Soepomo  Benar 3 =2
dan Ir. Soekarno  Jawaban salah = 1 2 0
 Tidak menjawab = 0
2 1. Kebangsaan Indonesia Jawaban tepat = 4
2. Internasionalisme atau Peri
Kemanusiaan Jawaban salah = 1
3. Mufakat atau Demokrasi Tidak menjawab = 0 4 0
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang
Berkebudayaan

3 1. Ketuhanan dengan Jawaban tepat = 4


menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya Jawaban salah = 1
2. Kemanusiaan yang adi dan Tidak menjawab = 0
beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin 4 0
oleh hikmat kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia

Nilai : Jumlah Skor x 10


Lampiran 2

Bahan Bacaan Peserta didik

Masa Persidangan Pertama BPUPK (29 Mei–1 Juni 1945)


BPUPK setelah terbentuk segera mengadakan persidangan. Masa persidangan
pertama BPUPK dimulai pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni
1945. Pada masa persidangan ini, BPUPK membahas rumusan dasar negara
untuk Indonesia merdeka. Pada persidangan dikemukakan berbagai pendapat
tentang dasar negara yang akan dipakai Indonesia merdeka. Pendapat tersebut
disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir. Sukarno.

1) Mr. Mohammad Yamin


Mr. Mohammad Yamin menyatakan pemikirannya tentang dasar negara
Indonesia merdeka dihadapan sidang BPUPK pada tanggal 29 Mei 1945.
Pemikirannya diberi judul ”Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik
Indonesia”. Mr. Mohammad Yamin mengusulkan dasar negara Indonesia
merdeka yang intinya sebagai berikut:
a) Peri Kebangsaan;
b) Peri Kemanusiaan;
c) Peri Ketuhanan;
d) Peri Kerakyatan;
e) Kesejahteraan Rakyat.

Usulan dasar negara tertulis dari Muhammad Yamin


a. Ketuhanan yang Maha Esa
b. Kebangsaan Persatuan Indonesia
c. Rasa Kemanusian yang adil dan beradap
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan

2) Mr. Supomo
Mr. Supomo mendapat giliran mengemukakan pemikirannya di hadapan
sidang BPUPK pada tanggal 31 Mei 1945. Pemikirannya berupa penjelasan
tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan dasar negara
Indonesia merdeka. Negara yang akan dibentuk hendaklah negara
integralistik yang berdasarkan pada hal-hal berikut ini:
a) Persatuan;
b) Kekeluargaan;
c) Keseimbangan Lahir dan Batin;
d) Musyawarah;
e) Keadilan sosial.

3) Ir. Sukarno
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Sukarno mendapat kesempatan
untuk mengemukakan dasar negara Indonesia merdeka. Pemikirannya terdiri
atas lima asas berikut ini:
a) Kebangsaan Indonesia;
b) Internasionalisme atau Perikemanusiaan;
c) Mufakat atau Demokrasi;
d) Kesejahteraan Sosial;
e) Ketuhanan Yang Maha Esa.

Kelima asas tersebut diberinya nama Pancasila sesuai saran teman yang ahli
bahasa. Untuk selanjutnya, tanggal 1 Juni kita peringati sebagai hari Lahir
Istilah Pancasila.

Masa Persidangan Kedua BPUPK (10–16 Juli 1945)


Masa persidangan pertama BPUPK berakhir, tetapi rumusan dasar
negara untuk Indonesia merdeka belum terbentuk. Padahal, BPUPK akan reses
(istirahat) satu bulan penuh. Untuk itu, BPUPK membentuk panitia perumus
dasar negara
Bahan Bacaan Peserta Guru
Pada awal tahun 1945, Indonesia masih dijajah oleh Jepang. Jepang menjajah
Indonesia selama tiga tahun. Jepang menjajah Indonesia sejak tahun 1942.
Penjajahan itu dimulai setelah mereka berhasil mengusir Belanda. Jepang juga
berhasil menjajah beberapa negara di Asia Tenggara. Beberapa negara
tersebut antara lain Filipina, Burma (Myanmar), dan Vietnam. Saat itu, tentara
Jepang termasuk yang paling kuat di dunia.

Selama tahun 1945, keadaan berbalik. Tentara Jepang mulai mengalami


kekalahan di berbagai medan pertempuran. Pada Perang Pasifik, pasukan
Jepang dikalahkan oleh Amerika. Jepang juga dikalahkan oleh Sekutu pimpinan
Inggris di kawasan Indocina.

Kekalahan tersebut mengancam kekuasaan Jepang di negara-negara


jajahannya. Di Indonesia, Jepang juga harus menghadapi perlawanan rakyat.
Terlebih lagi, Belanda masih ingin kembali menjajah Indonesia. Pada waktu itu,
Belanda bergabung dengan Sekutu. Perlawanan rakyat dan usaha Belanda
menjadikan kedudukan Jepang kian lemah.

Akhirnya, Jepang terpaksa menjanjikan kemerdekaan kepada rakyat Indonesia.


Janji tersebut bertujuan untuk meredam gejolak dan perlawanan rakyat
Indonesia. Selain itu juga dimaksudkan untuk memberi kesan bahwa Jepang-
lah yang memerdekaan Indonesia. Dengan janji tersebut, rakyat Indonesia
diharapkan bersedia membantu Jepang menghadapi Sekutu.

Pemerintah Militer Jepang di Indonesia pada tanggal 29 April 1945 membentuk


suatu badan. Badan itu diberi nama Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan, disingkat BPUPK). Sepanjang sejarah,
BPUPK hanya mengadakan sidang dua kali, yaitu:
a. Masa Sidang I tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945
b. Masa Sidang II tanggal 10 Juli - 16 Juli 1945

Badan ini telah membentuk beberapa panitia kerja yang di antaranya ialah:
a. Panitia Perumus dengan anggota 9 orang. Panitia ini disebut juga Panitia
Sembilan. Diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia Sembilan itu adalah:
1) Ir. Soekarno
2) Drs. Mohammad Hatta
3) Mr. A. A. Maramis
4) Abikusno Cokrosuyoso
5) Abdulkahar Muzakir
6) Haji Agus Salim
7) Mr. Ahmad Subarjo
8) K. H. A. Wachid Hasyim
9) Mr. Mohammad Yamin

b. Panitia perancang Undang Undang Dasar diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia
ini kemudian membentuk Panitia Kecil Perancang Undang Undang Dasar
yang diketuai oleh Prof. Mr. Dr. Soepomo.
c. Panitia Ekonomi dan Keuangan, diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta.
d. Panitia Pembelaan Tanah Air, diketuai oleh Abikusno Cokrosuyoso.
Dalam melaksanakan tugasnya, kedua panitia telah menghasilkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Panitia Perumus berhasil menyusun naskah Rancangan Pembukaan
Undang Undang Dasar pada tanggal 22 Juni 1945.
Rancangan Pembukaan UUD ini kemudian dikenal dengan nama "Piagam
Jakarta" Piagam Jakarta terdiri dari empat alinea. Dalam alinea empat
terdapat rumusan Pancasila sebagai dasar negara.
b. Panitia perancang UUD berhasil menyusun Rancangan UUD Indonesia pada
tanggal 16 Juli 1945.

Dalam sidang pertama BPUPK, beberapa anggota memberikan pidatonya, yaitu:


a. Pidato Mr. Mohammad Yamin, berjudul Azas dan Dasar Negara
Kebangsaan Republik Indonesia pada tanggal 29 Mei 1945.
b. Pidato Prof. Dr. Soepomo, pada tanggal 31 Mei 1945.
c. Pidato Ir. Soekarno tanggal 1 Juni 1945.

Setelah menyelesaikan tugasnya, BPUPK dibubarkan. Sebagai gantinya


dibentuk badan baru yang dinamakan Dokuritsu Junbi Inkai (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia, disingkat PPKI). PPKI dibentuk tanggal 9 Agustus
1945. Badan ini diketuai oleh Ir. Soekarno. Sebagai wakilnya adalah Drs.
Mohammad Hatta.

Susunan Pengurus BPUPK


Ketua : dr. Radjiman Wedyodiningrat
Wakil Ketua : Ichibangase Yosio dan RP. Suroso
Anggota Berjumlah 60 Orang yakni: Abikoesno Tjokrosoejoso, Haji A. Sanusi,
Kh Abdul Halim, Prof. Dr. Asikin Widjajakoesoemo, M.Aris, Abdul Kadir, Dr. R.
Boentaran Martoatmodjo, BPH Bintarto, Ki Hadjar Dewantara, AM. Dasaad,
Prof, Dr. PAH Djajadingrat, Drs. Moh. Hatta, Ki Bagoes Hadikoesoemo, Mr. R.
Hindromartono, Mr.Muh Yamin, RAA Soemitro Kolopaking Probonegoro, Mr.
Dr. R Koesoemah Atmadja, Mr. J Latuharhary, R. Margono Djojohadikoesoemo,
Mr. AA Maramis, KH Masjkoer, KHM Mansoer, Moenandar, AK Moezakir, R.
Otto Iskandar Dinata, Parada Harahap, BPH Poeroebojo, R. Abdoelrahim
Pratalykrama, R. Roeslan Wongsokoesoemo, Prof. Ir. R Rooseno, H. Agoes
Salim, Dr. Sambsi, Mr. RM Sartono, Mr. R Samsoedin, Mr. R Sastromoeljono,
Mr. R. Singgih, Ir. R Soekarno. R. Soediman, R. Soekardjo Wiryopranoto, Dr.
Soekiman, Mr. A. Subardjo, Prof. Mr. Dr. soepomo, Ir. RMP Soerahman,
Sutardjo Tjokroadisoerjo Kartohadikoesoemo, R MTA Soeryo, Mr. Soesanto,
Mr. Soewandi,Drs. KRMA Sosrodiningrat, KHA Wachid Hasjim, KRM TH
Woerjaningrat, RAA Wiranatakoesoema, Mr. KRMT Wongsonagoro, Ny. Mr
Maria Ulfa Santoso, Ny. RSS Mangoenpoespito, Oei Tjong Hauw, Oei Tiang
Tjoei, Liem Koen Hian, Mr. Tan Eng Hoa, PF Dahler, dan A. Baswedan.
Anggota Tambahan Sebanyak 6 Orang: KH. Abdul Fatah Hasan, R. Asikin
Natanegara, BKPA Soerjo Hamidjoyo, Ir. M Pangeran M. Noer, Mr. M Besar,
Abdul Kaffar.

Masa Persidangan Pertama BPUPK (29 Mei–1 Juni 1945)


BPUPK setelah terbentuk segera mengadakan persidangan. Masa persidangan
pertama BPUPK dimulai pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni
1945. Pada masa persidangan ini, BPUPK membahas rumusan dasar negara
untuk
Indonesia merdeka. Pada persidangan dikemukakan berbagai pendapat
tentang dasar negara yang akan dipakai Indonesia merdeka. Pendapat tersebut
disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir. Sukarno.

1) Mr. Mohammad Yamin


Mr. Mohammad Yamin menyatakan pemikirannya tentang dasar negara
Indonesia merdeka dihadapan sidang BPUPK pada tanggal 29 Mei 1945.
Pemikirannya diberi judul ”Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik
Indonesia”. Mr. Mohammad Yamin mengusulkan dasar negara Indonesia
merdeka yang intinya sebagai berikut:
a) Peri Kebangsaan;
b) Peri Kemanusiaan;
c) Peri Ketuhanan;
d) Peri Kerakyatan;
e) Kesejahteraan Rakyat.

Usulan tertulis Muhammad Yamin


a. Ketuhanan yang Maha Esa
b. Kebangsaan Persatuan Indonesia
c. Rasa Kemanusian yang adil dan beradap
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan

2) Mr. Supomo
Mr. Supomo mendapat giliran mengemukakan pemikirannya di hadapan
sidang BPUPK pada tanggal 31 Mei 1945. Pemikirannya berupa penjelasan
tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan dasar negara
Indonesia merdeka. Negara yang akan dibentuk hendaklah negara
integralistik yang berdasarkan pada hal-hal berikut ini:
a) Persatuan;
b) Kekeluargaan;
c) Keseimbangan Lahir dan Batin;
d) Musyawarah;
e) Keadilan sosial.

3) Ir. Sukarno
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Sukarno mendapat kesempatan
untuk mengemukakan dasar negara Indonesia merdeka. Pemikirannya terdiri
atas lima asas berikut ini:
a) Kebangsaan Indonesia;
b) Internasionalisme atau Perikemanusiaan;
c) Mufakat atau Demokrasi;
d) Kesejahteraan Sosial;
e) Ketuhanan Yang Maha Esa.

Kelima asas tersebut diberinya nama Pancasila sesuai saran teman yang ahli
bahasa. Untuk selanjutnya, tanggal 1 Juni kita peringati sebagai hari Lahir
Istilah Pancasila.
Masa Persidangan Kedua BPUPK (10–16 Juli 1945)
Masa persidangan pertama BPUPK berakhir, tetapi rumusan dasar negara
untuk Indonesia merdeka belum terbentuk. Padahal, BPUPK akan reses
(istirahat) satu bulan penuh. Untuk itu, BPUPK membentuk panitia perumus
dasar negara yang beranggotakan sembilan orang sehingga disebut Panitia
Sembilan. Tugas Panitia Sembilan adalah menampung berbagai aspirasi
tentang pembentukan dasar negara Indonesia merdeka. Anggota Panitia
Sembilan terdiri atas Ir. Soekarno (ketua), Abdul Kahar Muzakir, Drs. Moh.
Hatta, K.H. Wachid Hasyim, Moh. Yamin, H. Agus Salim, Ahmad Soebardjo,
Abikoesno Tjokrosoejoso, dan
A. A. Maramis.

Tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan berhasil merumuskan dasar negara


untuk Indonesia merdeka. Rumusan itu oleh Mr. Moh. Yamin diberi
nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Dalam piagam inilah termuat lima
dasar negara Indonesia.

Pada tanggal 10 sampai dengan 16 Juli 1945, BPUPK mengadakan sidang


kedua. Pada masa persidangan ini, BPUPK membahas rancangan undang-
undang dasar. Untuk itu, dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar
yang diketuai Ir. Sukarno.

Panitia tersebut juga membentuk kelompok kecil yang beranggotakan tujuh


orang yang khusus merumuskan rancangan UUD. Kelompok kecil ini diketuai
Mr. Supomo dengan anggota Wongsonegoro, Ahmad Subarjo, Singgih, H.
Agus Salim, dan Sukiman. Hasil kerjanya kemudian disempurnakan
kebahasaannya oleh Panitia Penghalus Bahasa yang terdiri atas Husein
Jayadiningrat, H. Agus Salim, dan Mr. Supomo.

Ir. Sukarno melaporkan hasil kerja Panitia Perancang Undang-Undang pada


sidang BPUPK tanggal 14 Juli 1945. Pada laporannya disebutkan tiga hal
pokok, yaitu pernyataan Indonesia merdeka, pembukaan undang-undang
dasar, dan undang-undang dasar (batang tubuh).

Pada tanggal 15 dan 16 Juli 1945 diadakan sidang untuk menyusun UUD
berdasarkan hasil kerja Panitia Perancang Undang-Undang Dasar. Pada
tanggal 17 Juli 1945 dilaporkan hasil kerja penyusunan UUD. Laporan diterima
sidang pleno BPUPK.

Selesai menjalankan tugasnya, BPUPK dibubarkan pada tanggal 7 Agustus


1945. Sebagai gantinya, dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia). Dalam bahasa Jepang, PPKI disebut Dokuritsu Junbi Inkai. PPKI-
Iah yang mengesahkan Pembukaan UUD 1945 yang rumusannya diambil dari
Piagam Jakarta.

Susunan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


Ketua : Soekarno
Wakil Ketua : Mohammad Hatta
Anggota: Soepomo, Radjiman Widyodiningrat, RP Suroso, Sutardjo, Wachid
Hasjim, Ki Bagoes Hadikoesoemo, Otto Iskandar Dinata, Abdul Kadir,
Soerjohamidjojo, Poeroebojo, Yap Tjawn Bing, J Latuharhary, Amir, Abdul
Abas, Mohamad Hasan, Hamidhan, GSJJ Ratulangi, Andipangeran, I Gusti Ktut
Pudja.
Anggota Tambahan: Wiranatakoesoema, Ki Hadjar Dewantara, Mr. Kasman,
Sajuti, Koesoema Soemantri, Subardjo.

Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


Jepang membubarkan BPUPK pada 7 Agustus 1945 sebelum terjadinya
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kemudian, untuk melengkapi alat-alat
perlengkapan negara setelah terjadinya proklamasi kemerdekaan, maka
dibentuklah panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi Inkai)
sebagai penggantinya.

PPKI dipimpin oleh Ir. Sukarno, wakilnya Drs. Moh. Hatta, dan penasihatnya
Ahmad Subarjo. PPKI beranggotakan 21 orang yang mewakili seluruh lapisan
masyarakat Indonesia. Mereka terdiri atas 12 orang wakil dari Jawa, 3 orang
wakil dari Sumatera, 2 orang wakil dari Sulawesi, dan seorang wakil dari Sunda
Kecil, Maluku serta penduduk Cina.

Sumber : https://ainamulyana.blogspot.com/2016/08/perumusan-dan-
penetapan-pancasila.html

Anda mungkin juga menyukai