Anda di halaman 1dari 16

PKN_D_NUR_7.

Oleh
NURWIDATI, S.Pd
SMP Negeri 1 Godean, Kabupaten Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta
https://sites.google.com/site/pkndismu/bendera-ri-1
MODUL AJAR

Nama Nurwidati,S.Pd. Jenjang/Kelas SMP/7 PKN.D.NUR.7.1

Asal SMPN 1 Godean, kab. Mapel PPKn


Sekolah Sleman, D I Yogyakarta

Alokasi 240 Menit Jumlah 32


Waktu 3 X Pertemuan ( 6 JP) Peserta didik

Profil Bernalar Kritis Moda Moda Daring dan Tatap


Pelajar Pembelajaran Muka (Blended Learning )
Pancasila

Fase D Elemen Mapel Pancasila

Tujuan
Pembelajaran
Peserta didik menjelaskan, menyajikan laporan, dan menghargai
proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara
sebagai dasar negara
Kata Kunci Perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara

Deskripsi Moda pembelajaran yaitu Tatap Muka dan Daring


Umum ( Moda Kombinasi )
Pembelajaran
Pertemuan 1:
 Peserta didik menyimak tayangan video atau mengamati gambar,
mencatat hal penting dalam video, mengajukan pertanyaan terkait
dengan video baik secara daring maupun pesrta didik yang
melaksanakan moda tatap muka.
 Peserta didik membaca sumber bahan ajar yang diberikan guru
materi tentang sejarah pembentukan BPUPKI,
 Peserta didik menunjukkan Rumusan Dasar Negara menurut
beberapa tokoh
 Peserta didik menelaah tentang usulan konsep rumusan dasar
negara pendapat beberapa tokoh

 Penilaian sikap peserta didik dapat dapat diamati saat

2
berdiskusi bagi peserta didik yang moda tatap muka dan
bagi peserta didik yang melaksanakan moda daring dapat
dilihat saat keaftifan dalam kegiatan pembelajaran.
 Peserta didik mengerjakan tugas mandiri secara individu
dalam menyusun laporan hasil identifikasi usulan konsep
rumusan dasar negara pendapat beberapa tokoh untuk
pertemuan berikutnya.

Materi Ajar, 1. Sejarah Pembentukan BPUPKI


alat, dan
2. Rumusan Dasar Negara Pendapat para Tokoh
bahan
Alat dan bahan:

a. Video/foto tokoh pengusul Dasar negara dan Panitia Sembilan


b. Buku/artikel kisah tokoh inspiratif
c. Perlengkapan untuk bermain peran

Sarana a. Ruang kelas dengan pengaturan tempat untuk bermain peran


Prasarana b. Gawai/laptop (opsional)
c. Jaringan internet (opsional)

MODUL AJAR
I, INFORMASI UMUM

1. IDENTITAS

Penyusun : NURWIDATI, S.Pd.


(SMP Negeri 1 Godean, Kab. Sleman)
Jenjang : SMP
Kelas : 7 (tujuh)
Elemen : Pancasila
Alokasi Waktu : 240 menit (3 x Pertemuan)
Tahun : 2021
2. KOMPETENSI AWAL
 Menjelaskan sejarah lahirnya Pancasila.
 Kegiatan Literasi – Membaca dan memperhatikan Biografi Soekarno Lengkap
3. PROFIL PELAJAR PANCASILA
 Bernalar Kritis

3
4.SARANA DAN PRASARANA
 Ruang kelas dengan pengaturan tempat duduk sesuai kelompok
 Gawai/laptop (opsional)
 Jaringan internet (opsional)
5. TARGET PESERTA DIDIK
 Peserta didik reguler/tipikal
 Peserta didik dengan hambatan belajar
 Peserta didik berpencapaian tinggi
Peserta didik dengan ketunaan

Jumlah Peserta didik


Maksimum : 32 Peserta Didik

6. MATERI UTAMA ATAU KONTEN INTI


Fase : Fase D
Elemen :Pancasila
Kata kunci : Perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara
Tujuan Pembelajaran : 7.1 Peserta didik menjelaskan, menyajikan laporan, dan menghargai
proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara
Indikator Capaian Tujuan Pembelajaran :
Pertemuan 1
 Megidentifikasi sejarah lahirnya Pancasila
 Menunjukkan Rumusan Dasar Negara menurut beberapa tokoh
 Menelaah tentang usulan konsep rumusan dasar negara pendapat beberapa tokoh
 Menyimpulkan komitmen para tokoh perumus negara dalam Penetapan Pancasila
sebagai Dasar Negara
7. Ketersediaan Materi
Alternatif penjelasan, metode, atau aktifitas, untuk Peserta didik yang sulit memahami
konsep : YA/Tidak
8. Moda Pembelajaran
 Tatap Muka
 PJJ Daring

4
 PJJ Tatap Muka
 Paduan antara tatap muka dan PJJ (blended learning)
9. Model Pembelajaran
Discovery Learning dengan media Kuis Puzzle ( Pertemuan 1 dan 2 )

10. Assesmen
Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran
a. Asessmen individu
b. Asesmen kelompok
c. Keduanya.
Jenis asesmen:
a. Perfoma
b. Tertulis : Berbentuk tes esai
10. Kegiatan Pembelajaran
Pengaturan Peserta didik : Metode :
 Individu  Tanya Jawab  Eksplorasi
 Berpasangan  Presentasi  Permanen
 Berkelompok (>2 orang)  Demontrasi  Ceramah
 Project  Simulasi
 Eksprerimen
II. KOMPETENSI INTI

1. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik menjelaskan, menyajikan laporan, dan menghargai proses perumusan
dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara

2. Pemahaman Bermakna

Rumusan Dasar Negara


Dasar negara merupakan pondasi berdirinya sebuah negara. Ibarat sebuah bangunan,
tanpa pondasi yang kuat tentu tidak akan berdiri dengan kokoh. Oleh karena itu, dasar negara
sebagai pondasi harus disusun sekuat mungkin sebelum suatu negara berdiri.

5
Ketua BPUPKI dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat pada pidato awal sidang pertama,
menyatakan bahwa untuk mendirikan Indonesia merdeka diperlukan suatu dasar negara. Untuk
menjawab permintaan Ketua BPUPKI, beberapa tokoh pendiri negara mengusulkan rumusan
dasar negara. Rumusan yang diusulkan memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Namun
demikian, rumusan-rumusan tersebut memiliki persamaan dari segi materi dan semangat yang
menjiwainya. Pandangan para pendiri negara tentang rumusan dasar negara disampaikan
berdasarkan sejarah perjuangan bangsa dan dengan melihat pengalaman bangsa lain. Meskipun
diilhami oleh gagasan- gagasan besar dunia, tetapi tetap berakar pada kepribadian dan gagasan
besar dari bangsa Indonesia sendiri.

3. Pertanyaan Pemantik

1. Masa pendudukan Jepang pada 1942 sampai 1945 menjadi catatan sejarah kelam dalam
perjuangan bangsa Indonesia. Ironisnya, di awal kedatangannya, Jepang disambut
gembira oleh rakyat Indonesia. Mengapa demikian, jelaskan ?
Jawab :
.....................................................................................................................................
2. Naskah “Mukadimah” yang ditandatangani oleh Sembilan orang anggota Panitia
Sembilan, dikenal dengan sebutan „‟Jakarta Charter‟‟ atau „‟Piagam Jakarta” di dalamnya
terdapat rumusan dasar negara. Tuliskan secara urut rumusan dasar negara tersebut !
Jawab

3. Jiwa solidaritas dan kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat merupakan salah
satu wujud jiwa dan semangat 45. Berikan contoh sikap jiwa dan semangat tersebut
seandainya di lingkungan tempat tinggal kalian ada anggota masyarakat yang terpapar
covid-19. Jelaskan jawaban kalian?
Jawab
4. Kegiatan Pembelajaran ( Materi Utama atau Konten Inti )

MATERI UTAMA : PERTEMUAN 1

A. Sejarah Pembentukan BPUPKI


Pada tanggal 7 September 1944 di dalam Sidang Istimewa ke-85 Parlemen Jepang di
Tokyo, Perdana Menteri Koiso (pengganti Perdana Menteri Tojo) mengumumkan
tentang pendirian Pemerintah kemaharajaan Jepang, bahwa daerah Hindia Timur

6
(Indonesia) diperkenankan merdeka kelak dikemudian hari. Sebenarnya yang
menyebabkan dikeluarkan pernyataan tersebut adalah karena semakin terjepitnya
Angkatan Perang Jepang. Dalam bulan Juli 1944, Kepulauan Saipan yang letaknya
sangat dekat dengan kepulauan Jepang jatuh ke tangan Amerika, yang menimbulkan
keguncangan dalam masyarakat Jepang.

Situasi Jepang semakin memburuk di dalam bulan Agustus 1944. Terbukti bahwa
moril masyarakat mulai mundur, produksi perang merosot, yang mengakibatkan
kurangnya persediaan senjata dan amunisi, ditambah dengan timbulnya soal-soal logistik
karena hilangnya sejumlah besar kapal angkut dan kapal perang.
Faktor-faktor yang tidak menguntungkan tersebut menyebabkan jatuhnya Kabinet Tojo
dan diangkatnya Jenderal Kuniaki Koiso sebagai penggantinya. Salah satu langkah yang
diambilnya guna mempertahankan pengaruh Jepang diantara penduduk negeri yang
didudukinya ialah dengan cara mengeluarkan pernyataan “Janji Kemerdekaan Indonesia
di Kemudian Hari”.
Untuk memenuhi janjinya, Jepang membentuk BPUPKI yang dalam bahasa Jepang
disebut Dokuritsu Junbi Cosakai. BPUPKI merupakan singkatan dari Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. BPUPKI dibentuk pada tanggal 1
Maret 1945. BPUPKI bertugas menyelidiki kesiapan bangsa Indonesia dalam
menyongsong kemerdekaan dan membentuk pemerintahan sendiri. Kepengurusan
BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 oleh Letnan Jenderal Kumakici Harada di
gedung Cuo Sangi In di Jalan Pejambon, Jakarta. Jepang menunjuk dr.Radjiman
Wedyodiningrat sebagai ketua BPUPKI. Adapun wakil ketuanya adalah
R.P. Soeroso dan seorang Jepang bernama Ichibangase Yosio. Anggota BPUPKI
berjumlah 67 orang terdiri atas 60 orang Indonesia yang mewakili hampir seluruh
wilayah Indonesia ditambah 7 orang Jepang tanpa hak suara. Tokoh Indonesia yang
menjadi anggota BPUPKI antara lain Ir.Soekarno, Drs.Moh.Hatta, Ki Hajar Dewantara,
K.K Mas Mansyur, K.H Wahid Hasyim, K.H Agus Salim, Soepomo, dan Muh. Yamin.
Pembentukan BPUPKI inilah yang menjadi awal lahirnya Pancasila sebagai dasar negara
Republik Indonesia.
Setelah terbentuk, BPUPKI mengadakan dua kali sidang, yaitu sidang I dan II. Sidang I

7
BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945. Pada sidang I ini dibahas
tentang Dasar Negara. Sidang II BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 10 – 17 Juli 1945.
Pada sidang II ini dibahas tentang rancangan Undang-Undang Dasar.

B. Rumusan Dasar Negara pendapat beberapa tokoh


Perumusan dasar negara dibahas pada sidang pertama BPUPKI ( 29 Mei – 1 Juni 1945).
Ketua BPUPKI dr.K.R.T Radjiman Wedyodiningrat pada awal sidang pertama, menyatakan
bahwa untuk mendirikan Indonesia merdeka diperlukan suatu dasar Negara. Untuk
menjawab permintaan ketua BPUPKI, beberapa tokoh pendiri Negara mengusulkan rumusan
dasar Negara. Usulan mengenai dasar Indonesia merdeka dalam sidang pertama BPUPKI
secara berurutan dikemukakan oleh Muhammad Yamin, Soepomo, dan Ir. Soekarno.
1) Muhammad Yamin (29 Mei 1945)
Muhammad Yamin mengusulkan secara lisan lima dasar negara Indonesia merdeka,
yaitu sebagai berikut,
1. Peri Kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan Sosial
Kemudian secara tertulis, Muhammad Yamin menyampaikan bahwa asas dan dasar
Indonesia adalah sebagai berikut,
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2). Soepomo (31 Mei 1945)


Menurut Soepomo, dasar negara Indonesia merdeka adalah sebagai berikut,
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat

3). Ir. Soekarno (1 Juni 1945)


Rumusan dasar negara yang diusulkan olehnya adalah sebagai berikut.
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan

8
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Kelima usulan dasar negara sesuai urutan di atas itu dikemudian beliau beri nama Pancasila
(Panca = lima, Sila = asas/dasar). Pembahasan mengenai dasar negara kemudian
dilanjutkan dalam tim kecil yang dibentuk BPUPKI.

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

PERTEMUAN 1

KEGIATAN PENDAHULUAN ( 10 Menit )


o Salam pembuka, dan berdoa.
o Memeriksa kebersihan kelas, memeriksa kebersihan dan kerapian peserta didik,
memeriksa kehadiran peserta didik.
o Menyanyikan salah satu lagu wajib nasional : Garuda Pancasila
o Apersepsi dengan pertanyaan apakah kalian mengetahui bahwa rumusan Pancasila
awalnya tidak seperti sekarang? Seperti apa yang kalian ketahui tentang rumusan awal
dasar negara tersebut?
o Menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah kegiatan pembelajaran.

KEGIATAN INTI ( 60 Menit )


 Peserta didik duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang sudah dibentuk.
 Peserta didik membaca materi berkaitan dengan Sejarah Pembentukan BPUPKI
 Peserta didik menandai materi bacaan yang dianggap penting.
 Peserta didik mengajukan pertanyaan berdasarkan materi yang dibacanya.
 Guru beserta peserta didik lain menjawab pertanyaan yang diajukan.
 Guru menjelaskan materi pelajaran secara singkat sebagai stimulus bagi peserta didik.
 Peserta didik secara kelompok menerima pembagian puzzle gambar dan potonggan
rumusan dasar negara pendapat beberapa tokoh dan kertas manila.
 Secara berkelompok peserta didik diminta untuk menyusun kalimat rumusan dasar negara
dan puzzle gambar tokoh perumus dasar negara.
 Peserta didik mencocokan antara kalimat rumusan dasar negara yang berhasil disusun
dengan potongan puzzle gambar yang berhasil disusun, apakah memiliki keterkaitan atau
tidak?
 Jika gambar tokoh dengan rumusan dasar negara tidak memiliki keterkaitan, maka peserta
didik harus mencari ke kelompok lain agar menemukan gambar tokoh yang sesuai dengan
rumusan dasar negaranya.
 Kalimat rumusan dasar negara dan puzzle gambar tokoh perumus negara yang telah

9
berhasil disusun, ditempel pada kertas manila.
 Peserta didik menuangkan penjelasan pada kertas manila, dan menghiasnya agar lebih
menarik.
 Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, peserta didik lain menyimak,
bertanya, menjawab, memberi saran dan mengkritik atas presentasi

KEGIATAN PENUTUP ( 10 Menit )

o Menyimpulkan materi pembelajaran, tes tertulis dan refleksi


o Guru menjelaskan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya yakni meminta
peserta didik untuk menelaah konsep usulan rumusan dasar negara penadapat beberapa
tokoh.
o Pembelajaran diakhiri dengan bersama-sama berdoa dan memberi salam kepada guru.

5. ASESMEN
Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran :
 Asessmen Individu
 Assessmen kelompok
 Keduanya
Kompetensi dan cara melakukan penilaian :
 Penilaian sikap :
Dilakukan dengan teknik observasi/ mengamati sikap peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran baik secara Tatap Muka maupun daring antara lain dengan pembiasaan
salam, berdoa sebelum belajar, patuh terhadap tata tertib selama kegiatan belajar .
 Penilaian pengetahuan: Melalui tes Tertulis dan lisan dalam bentuk lisan
 Penilaian keterampilan:
Melalui observasi proses, hasil diskusi dan hasil pekerjaan melalui pembuatan resume
tentang penetapan dan perumusan pancasila sebagai dasar negara. di dalam kegiatan
Individu/kelompok, siswa memiliki keterampilan dalam mengemukakan pendapat

Kriteria Penilaian Pengetahuan

10
1. Penilaian Pengetahuan( Soal Pilihan Ganda)
Bila jawaban benar diberi skor 4
Bila jawaban salah diberi skor 0
Jumlah perolehan skor
Nilai = x Nilai ideal (misalnya 100)
Jumlah skor maksimum

2. Penilaian Sikap

No. Nama Kriteria Sikap Rerata Nilai


Gotong Bernalar Kreatif
royong Kritis

3. Penilaian Keterampilan
Kriteria Keterampilan
No. Nama Rerata
Penguasaan Kemampuan Menjawab Nilai
Materi Argmumentasi pertanyaan

Pedoman Penskoran:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang

11
6. REFLEKSI SISWA DAN GURU
a. Refleksi Siswa

 Apakah pengalaman baru yang kalian dapatkan dari pembelajaran ini?


 Sebutkan bagian kegiatan pembelajaran yang paling kalian senangi? Mengapa?
 Sebutkan bagian kegiatan pembelajaran tidak kalian senangi? Mengapa?
 Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?

b. Refleksi Guru
o Apakah kegiatan pembelajaran terlaksana sesuai rencana?
o Apakah peserta didik dapat mengikuti kegiatan pembelajaran ini dengan baik?
o c. Apa kelebihan yang dimiliki dari kegiatan pembelajaran ini?
 d. Apa yang harus diperbaiki dari kegiatan pembelajaran?

2. BAHAN BACAAN GURU DAN SISWA


BAHAN BACAAN GURU :
Guru dapat menambah bahan materi untuk disampaikan kepada peserta didik dengan
membaca buku dengan link sebagai berikut ini:
https://drive.google.com/file/d/1Y0_Ur2j3sDmV7nfXxQhHA95n9GFfBiF-
/view?usp=sharing

BAHAN BACAAN SISWA


Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sudah final. Final artinya, Pancasila telah
menjadi kesepakatan nasional (konsensus) yang diterima secara luas oleh seluruh
rakyat Indonesia. Konsensus Pancasila sebagai dasar negara, telah diperkuat dengan
Ketetapan MPR Nomor XVIII/ MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR RI
Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan
Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara. Pada pasal 1 isi
ketetapan MPR tersebut yaitu ”Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan
UUD 1945 adalah dasar negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia harus
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara”.

12
Dasar negara Pancasila merupakan hasil kesepakatan bersama para pendiri bangsa
yang dikenal dengan perjanjian luhur bangsa Indonesia. Pengertian Pancasila sebagai
dasar negara terdapat dalam alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Pengertian kata ”…dengan berdasar kepada…” secara yuridis
memiliki makna sebagai dasar negara. Walaupun dalam kalimat terakhir Pembukaan
UUD 1945 tidak tercantum kata ”Pancasila” secara eksplisit namun anak kalimat ”…
dengan berdasar kepada …” ini memiliki makna dasar negara adalah Pancasila. Hal
ini didasarkan atas penafsiran historis sebagaimana ditentukan oleh BPUPKI bahwa
dasar ne ara Indonesia itu disebut dengan istilah Pancasila. Penetapan Pancasila
sebagai dasar negara oleh PPKI, dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh
rakyat Indonesia yang merdeka. Penetapan Pancasila dalam sidang PPKI pada
dasarnya merupakan konsensus nasional semua golongan masyarakat Indonesia yang
tergabung dalam keanggotaan PPKI. Hal itu karena anggota-anggota PPKI, berasal
dari wakil-wakil masyarakat Indonesia yang telah bersepakat untuk membentuk
sebuah bangsa dengan dasar Pancasila. Dasar negara Pancasila adalah ikatan yang
membentuk negara Indonesia yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Hal itu dilakukan juga melalui proses pengambilan keputusan bersama secara
demokratris berdasarkan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan per wakilan, dengan menjunjung komitmen persatuan Indonesia,
dengan berperilaku yang berkemanusiaan yang adil dan beradab. Menerima Pancasila
sebagai dasar negara yang dibentuk oleh semangat konsensus para pendiri negara
merupakan bagian dari tanggung jawab setiap warga negara Indoenesia. Setiap warga
negara harus memiliki kesetiaan kepada dasar negara Pancasila dalam bentuk sikap
dan perilaku nyata di kehidupan sehari-hari sebagai wujud tanggung jawab
menghayati dan mengamalkan Pancasila. Menerima tanggung jawab untuk
mempertahankan dasar negara Pancasila adalah tanda kesadaran dan rasa cinta tanah
kita kepada bangsa dan negara Indonesia. Perumusan Pancasila sebagai dasar dalam
prosesnya diliputi oleh suasana kebatinan yang menunjukkan keluhuran jiwa para
pendiri negara. Suasana kebatinan tersebut tercermin dari sikap sebagai berikut: a.
Mengutamakan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme. Pendiri negara
memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme yang tinggi. Hal ini

13
diwujudkan dalam bentuk mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
b. Adanya rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia. Para pendiri negara dalam me
rumus kan dasar negara Pancasila dilandasi oleh rasa memiliki terhadap bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, nilai-nilai yang lahir dalam Pancasila berasal dari bangsa
Indonesia sendiri. Nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musya warah, dan
keadilan sosial adalah nilainilai yang berasal dan digali dari bangsa Indonesia. Sumber
bacaan: Saputra, Lukman Surya, dkk. 2016. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaaraan, SMP Kelas VII halaman 21-23 ,Balitbang Kemdikbud, Jakarta.
20. Sumber
3. PENGAYAAN DAN PERBAIKAN
a. Pengayaan
Alternatif bentuk pengayaan adalah sebagai berikut :
 Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan
pembelajaran tutor sebaya.

 Guru memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi pokok dari
berbagai sumber dan mencatat hal-hal penting. Dan menyajikan dalam bentuk laporan
tertulis atau membacakan di depan kelas.
b. Remidial
Alternatif program remedial antara lain:
 Mengulang materi pokok di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang belum
tuntas
 Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas
 Memberikan kesempatan untuk tes perbaikan
4. GLOSARIUM
Apatis : Apatis adalah istilah psikologi untuk keadaan cuek atau acuh
tak acuh; di mana seseorang tidak tanggap atau "cuek"
terhadap aspek emosional, sosial, atau kehidupan fisik
Google form : merupakan salah satu aplikasi Fomulir online yang diberikan
oleh Google Secara gratis dan realtime
Tutor sebaya : kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang siswa
kepada siswa lainnya

14
5. .Daftar Pustaka

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016


2. Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia ,Sejarah Nasional Indonesia VI , Zaman
Jepang dan Zaman Republik, Balai Pustaka, 2010
3. Asshiddiqie, Jimly, (2006). Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid I.Jakarta:
Mahkamah Konstitusi RI.
4. Kansil, CST, dan Sr. Kansil, Christine. (1997). Hukum Tata Negara RI.Jakarta: Rineka
Cipta.
5. Zainy Z, Hasan (1985). Pengantar Hukum Tata Negara. Bandung: Alumni.
6. Budiardjo, Miriam. (1983). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.

Internet :
1. https://komunitasgurupkn.blogspot.com

2. Mulyana W. Kusumah - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


3. Post-Reformasi Merekontruksi Semangat Pancasila dan Reformasi Berbasis Online
(2019) karya Cakti Indra Gunawan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Nilai Semangat Pendiri Bangsa
“.
4. https://duniapendidikan.co.id/tujuan-norma/
5. Cecepgaos.com

BIODATA PENULIS

15
16

Anda mungkin juga menyukai