Sumber gambar:
https://www.pinterest.com/pin/824721750489449556/
MODUL AJAR
Nama Tia Setiawati, S.Sos., M.Pd. Jenjang/Kelas SMP/7 PKN.D.YAS.7.2
Deskripsi
Umum a. Peserta didik membaca referensi tentang usulan dasar negara dari para
Pembelajaran pendiri negara.
b. Peserta didik berkelompok menyusun kata-kata yang sudah dipotong-
potong menjadi kalimat yang sesuai dengan usulan salah satu pendiri
negara.
c. Peserta didik menyusun gambar yang sudah dipotong-potong menjadi
gambar utuh, yang merupakan gambar salah satu tokoh pendiri negara
d. Peserta didik memahami suasana kebatinan para pendiri negara berkaitan
dengan usulan dasar negara yang disampaikannya
e. Peserta didik berdiskusi untuk menyusun laporan tentang usulan dasar
negara dari tokoh pendiri negara berdasarkan gambar dan kalimat yang telah
disusun.
f. Peserta didik menyajikan laporan usulan dasar negara dari para tokoh pendiri
negara
2. Tujuan Pembelajaran
Fase : Fase D
Elemen : Pancasila
Tujuan : 7.2
Pembelajaran Peserta didik mengidentifikasi, menyajikan laporan, dan menghargai
usulan konsep rumusan dasar negara yang disampaikan para pendiri
negara.
Indikator Capaian a. Menyusun rumusan dasar negara dari para tokoh pendiri negara.
Tujuan b. Mengidentifikasi gambar tokoh pendiri negara yang mengusulkan
Pembelajaran rumusan dasar negara
c. Menjelaskan suasana kebatinan dalam pengusulan rumusan dasar
negara
d. Menyajikan laporan tentang usulan rumusan dasar negara dari para
tokoh pendiri negara
Kata Kunci Rumusan Dasar Negara
Pertanyaan Inti Bagaimana rumusan dasar negara dari para tokoh pendiri negara?
Keterampilan yang Keterampilan untuk mengidentifikasi
perlu dimiliki Keterampilan untuk menyajikan
7. Ketersediaan materi
a. Pengayaan untuk peserta didik CIBI atau yang berpencapaian tinggi : YA/ TIDAK
b. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk peserta didik yang sulit memahami
konsep : YA/ TIDAK
8. Moda pembelajaran
a. Tatap muka
b. PJJ Daring
c. PJJ Luring
d. Paduan antara tatap muka dan PJJ (blended learning)
9. Asesmen
Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran
a. Asessmen individu
b. Asesmen kelompok
c. Keduanya
Jenis asesmen:
a. Perform
a
b. Tertulis : Berbentuk tes esai
10. Kegiatan Pembelajaran Utama
Pengaturan peserta didik : Metode :
a.Individu a. Diskusi
b.Berpasangan b. Presentasi
c.Berkelompok (>2 orang) c. Demonstrasi
d. Project
e. Eksperimen
f. Eksplorasi
g. Permainan
h. Ceramah
i. Kunjungan lapangan
j. Simulasi
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Sosial
Sumber gambar:
http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
Sumber gambar:
https://en.wikipedia.org/wiki/So
Soepomo juga me
mempersatukan dirinya den
nya dengan golongan yang
tetapi mengatasi segala gol
lapisan rakyat.
Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 menyampaikan pidato tentang dasar negara Indonesia
merdeka. Usulannya berbentuk philosophische grondslag atau weltanschauung. Philosophische
Grondslag atau Weltanschauung adalah fundamen, filsafat, pikiran, jiwa, hasrat yang sedalam-
dalamnya untuk diatasnya didirikan Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi. Negara Indonesia
yang kekal abadi itu dasarnya adalah Pancasila. Rumusan dasar negara yang diusulkan olehnya
adalah sebagai berikut.
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
Irsebut bukan dinamakan Panca Dharma. Atas petunjuk seorang teman ahli bahasa,
rumusan dasar negara tersebut dinamakan Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di
atas kelima dasar itulah mendirikan Negara Indonesia yang kekal dan abadi.
Sumber bacaan:
Saputra, Lukman Surya, dkk. 2016. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan, SMP Kelas
VII halaman 21-23 ,Balitbang Kemdikbud, Jakarta
a. Peserta didik duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang sudah dibentuk.
b. Peserta didik membaca materi berkaitan dengan rumusan dasar negara dari para
tokoh pendiri negara.
c. Peserta didik menandai materi bacaan yang dianggap penting.
d. Peserta didik mengajukan pertanyaan berdasarkan materi yang dibacanya.
e. Guru atau peserta didik lain menjawab pertanyaan yang diajukan.
f. Guru menjelaskan materi pelajaran secara singkat sebagai stimulus bagi peserta
didik.
g. Peserta didik secara kelompok menerima pembagian puzzle gambar dan
potonggan rumusan dasar negara dari guru.
h. Secara berkelompok peserta didik diminta untuk menyusun kalimat rumusan
dasar negara dan puzzle gambar tokoh pendiri negara.
i. Peserta didik mencocokan antara kalimat rumusan dasar negara yang berhasil
disusun dengan potongan puzzle gambar yang berhasil disusun, apakah memiliki
keterkaitan atau tidak?
j. Jika gambar tokoh dengan rumusan dasar negara tidak memiliki keterkaitan, maka
peserta didik harus mencari ke kelompok lain agar menemukan gambar tokoh
yang sesuai dengan rumusan dasar negaranya.
k. Kalimat rumusan dasar negara dan puzzle gambar tokoh pendiri negara yang telah
berhasil disusun, ditempel pada kertas manila.
l. Peserta didik menuangkan penjelasan pada kertas manila, dan menghiasnya agar
lebih menarik.
m. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, peserta didik lain
menyimak, bertanya, menjawab, memberi saran dan mengkritik atas presentasi
kelompok
n. Guru mengapresiasi peserta didik yang aktif selama pembelajaran, dan
mengapresiasi kelompok dengan kinerja terbaik
o. Guru memberikan penguatan terhadap materi yang telah dipelajari
p. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan jika ada materi
pembelajaran yang belum dipahami.
Kegiatan Penutup (30 Menit)
Pedoman Penskoran:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
Peserta didik dinyatakan tuntas jika memiliki nilai sikap minimal Baik (3)
(*Kriteria ketuntasan ini silakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-
masing)
2. Penilaian Pengetahuan
Bila jawaban sangat sempurna diberi skor 4
Bila jawaban sempurna diberi skor 3
Bila jawaban kurang sempurna diberi skor 2
Bila jawaban tidak sempurna diberi skor 1
Jumlah perolehan skor
Nilai = x Nilai ideal (misalnya 100)
Jumlah skor maksimum
3. Penilaian Keterampilan
Kriteria Keterampilan
No. Nama Rerata
Penguasaan Kemampuan Tata Bahasa Nilai
Materi Argmumentasi
Pedoman Penskoran:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
Peserta didik dinyatakan tuntas jika memiliki nilai keterampilan minimal Baik (3)
(*Kriteria ketuntasan ini silakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-
masing)
1. Tuliskan rumusan dasar negara yang disampaikan oleh para tokoh pendiri negara!
2. Bagimana suasana kebatinan pada saat pengusuluan rumusan dasar negara tersebut?
KUNCI JAWABAN
(Rumusan Dasar Negara)
1. Rumusan dasar negara dari para tokoh pendiri negara adalah sebagai berikut:
No. Mr. Moh. Yamin Mr. Soepomo Ir. Soekarno
1. Ketuhanan Yang Maha Esa Persatuan Kebangsaan Indonesia
2. Kebangsaan persatuan Kekeluargaan Internasionalisme atau
Indonesia perikemanusiaan
3. Rasa kemanusiaan yang adil Keseimbangan lahir Mufakat atau demokrasi
dan beradab batin
4. Kerakyatan yang dipimpin Musyawarah Kesejahteraan sosial
oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh Keadilan rakyat Keruhanan yang
rakyat Indonesia berkebudayaan
2. Suasana kebatinan perumusan dasar negara yakni bahwa suasana kebatinan diartikan sebagai
sebuah situasi atau kondisi yang dihadapi ketika perumusan dasar negara dan hukum dasar
negara di susun. Hal ini menyangkut konteks filosofis yakni nilai dasar bernegara maup un
sosiologis yaitu nilai-nilai dan norma dasar yang hidup dalam masyarakat Indonesia. Sela in
itu konteks sosio-politis berhubungan dengan cita-cita dan harapan pendirian negara serta
historis yakni perjalanan bangsa tentu turut mempengaruhi para pendiri bangsa dala m
menyusun dasar negara dan hukum dasar negara.
Pada saat perumusan dasar negara suasana kebatinan tersebut tercermin dari semangat pada
pendiri negara yang mengusulkan rumusan dasar dengan mengedepankan nilai-nilai persatuan,
kesatuan, dan nasionalisme. Para pendiri negara dalam merumuskan dasar negara dilandasi
oleh rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia. Oleh karena itu nilai-nilai yang lahir dala m
dasar negara berasal dari bangsa Indonesia sendiri. Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaa n,
persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial adalah nilai-nilai yang berasal dan digali dari jati
diri bangsa Indonesia.
(*Jawaban bisa bervariasi, namun tetap memiliki substansi yang sama)
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sudah final. Final artinya, Pancasila telah
menjadi kesepakatan nasional (konsensus) yang diterima secara luas oleh seluruh rakyat Indonesia.
Konsensus Pancasila sebagai dasar negara, telah diperkuat dengan Ketetapan MPR Nomor XVIII/
MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR RI Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar
Negara. Pada pasal 1 isi ketetapan MPR tersebut yaitu ”Pancasila sebagaimana dimaksud dalam
Pembukaan UUD 1945 adalah dasar negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia harus
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara”.
Dasar negara Pancasila merupakan hasil kesepakatan bersama para pendiri bangsa yang
dikenal dengan perjanjian luhur bangsa Indonesia. Pengertian Pancasila sebagai dasar negara
terdapat dalam alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pengertian kata ”…dengan berdasar kepada…” secara yuridis memiliki makna sebagai dasar
negara. Walaupun dalam kalimat terakhir Pembukaan UUD 1945 tidak tercantum kata ”Pancasila”
secara eksplisit namun anak kalimat ”… dengan berdasar kepada …” ini memiliki makna dasar
negara adalah Pancasila. Hal ini didasarkan atas penafsiran historis sebagaimana ditentukan oleh
BPUPKI bahwa dasar ne ara Indonesia itu disebut dengan istilah Pancasila.
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara oleh PPKI, dianggap sebagai penjelmaan
kehendak seluruh rakyat Indonesia yang merdeka. Penetapan Pancasila dalam sidang PPKI pada
dasarnya merupakan konsensus nasional semua golongan masyarakat Indonesia yang tergabung
dalam keanggotaan PPKI. Hal itu karena anggota-anggota PPKI, berasal dari wakil-wakil
masyarakat Indonesia yang telah bersepakat untuk membentuk sebuah bangsa dengan dasar
Pancasila.
Dasar negara Pancasila adalah ikatan yang membentuk negara Indonesia yang berkeadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal itu dilakukan juga melalui proses pengambilan keputusan
bersama secara demokratris berdasarkan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan per wakilan, dengan menjunjung komitmen persatuan Indonesia, dengan
berperilaku yang berkemanusiaan yang adil dan beradab.
Menerima Pancasila sebagai dasar negara yang dibentuk oleh semangat konsensus para
pendiri negara merupakan bagian dari tanggung jawab setiap warga negara Indoenesia. Setiap
warga negara harus memiliki kesetiaan kepada dasar negara Pancasila dalam bentuk sikap dan
perilaku nyata di kehidupan sehari-hari sebagai wujud tanggung jawab menghayati dan
mengamalkan Pancasila. Menerima tanggung jawab untuk mempertahankan dasar negara
Pancasila adalah tanda kesadaran dan rasa cinta tanah kita kepada bangsa dan negara Indonesia.
Perumusan Pancasila sebagai dasar dalam prosesnya diliputi oleh suasana kebatinan yang
menunjukkan keluhuran jiwa para pendiri negara. Suasana kebatinan tersebut tercermin dari sikap
sebagai berikut:
a. Mengutamakan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme. Pendiri negara memiliki
semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme yang tinggi. Hal ini diwujudkan dalam
bentuk mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
b. Adanya rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia. Para pendiri negara dalam me rumus kan
dasar negara Pancasila dilandasi oleh rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia. Oleh karena
itu, nilai-nilai yang lahir dalam Pancasila berasal dari bangsa Indonesia sendiri. Nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musya warah, dan keadilan sosial adalah nilainilai yang
berasal dan digali dari bangsa Indonesia.
Sumber bacaan:
Saputra, Lukman Surya, dkk. 2016. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan, SMP Kelas
VII halaman 21-23 ,Balitbang Kemdikbud, Jakarta.