Profil Pelajar
Kreatif Moda Pembelajaran Tatap Muka
Pancasila
Fase D Elemen NKRI
11. Peserta didik menganalisis, menyajikan hasil analisis, dan menerima dasar dan
Tujuan
alasan memilih bentuk negara kesatuan bagi Indonesia berdasar pendapat-
Pembelajaran
pendapat para tokoh pendiri negara.
Materi :
Sarana
Ruang kelas dengan pengaturan tempat duduk berkelompok
Prasarana
1
Penyusun : Robianto
Sekolah : SMP Negeri 81 Jakarta
Jenjang : SMP
Kelas :7
Kode Perangkat : PKN . D . YAS . 7.11
Alokasi waktu : 9 JP ( 3 X 120 menit)/ 3 Pertemuan
Tujuan Pembelajaran
Fase :D
Elemen Mapel : Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tujuan Pembelajaran : 11. Peserta didik menganalisis, menyajikan hasil analisis, dan menerima dasar
dan alasan memilih bentuk negara kesatuan bagi Indonesia berdasar
pendapat- pendapat para tokoh pendiri negara.
Indikator Pencapaian: 1. Mensyukuri bentuk negara kesatuan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa
Tujuan Pembelajaran 2. Menunjukkan sikap gotong royong, percaya diri, dan tanggung jawab
3. Mendeskripsikan bentuk negara
4. Menganalisis bentuk negara yang cocok bagi Republik Indonesia
5. Mendeksripsikan pendapat pendiri negara tentang bentuk negara Republik
Indonesia
6. Menganalisis bentuk negara yang cocok bagi Republik Indonesia
berdasarkan pendapat tokoh pendiri negara.
7. Mendeskripikan upaya mempertahankan bentuk negara Republik Indonesia
8. Menyajikan hasil analisis tentang bentuk negara kesatuan menurut
pendapat- pendapat para tokoh pendiri negara.
9. Menyajikan hasil telaah upaya mempertahankan bentuk negara
Kreatif
Sarana Prasarana
Lap top,
Proyektor
2
Target peserta didik
□ Siswa regular/tipikal
□ Siswa dengan hambatan belajar
□ Siswa cerdas istimewa berbakat (CIBI)
□ Siswa dengan ketunaan (tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, tunaganda)
Jumlah siswa
Ketersediaan materi
a. Pengayaan untuk siswa CIBI atau yang berpencapaian tinggi : YA/TIDAK
b. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk siswa yang sulit memahami konsep : YA/TIDAK
Model Pembelajaran
□ Tatap Muka
□ PJJ Daring
□ PJJ Luring
□ Paduan antara tatap muka dan PJJ (blended learning)
Asesmen
□ Project □ Simulasi
□ Eksperimen □ Discovery
3
Materi
Materi Pertemuan I
= Bentuk Negara
1. Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah bentuk suatu negara yang merdeka dan berdaulat, dengan satu
pemerintahan pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah.
2. Negara Serikat
Negara Serikat adalah beberapa negara bagian yang menjadi sebuah negara berdaulat. Negara bagian
tidak memiliki kedaulatan. Negara bagian memiliki kewenangan untuk membuat undang-undang
sendiri akan tetapi tetap harus sesuai dengan Konstitusi dasar negara serikat tersebut.
Tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dan kabinet sendiri untuk menjalankan
pemerintahan di negara bagian tiap negara bagian dapat membuat konstitusi sendiri yang sejalan
dengan konstitusi dasar negara serikat
Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang sangat luas. Pulau-pulau berjumlah lebih 17.500
terdiri dari pulau besar dan kecil. Beberapa di antaranya, yaitu sekitar 6000 pulau tidak bepenghuni.
Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 km2 di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik
dan antara benua Asia dan benua Australia. Luas daratan Indonesia 1.922.570 km2 dan luas
perairannya 3.257.483 km2.
Para pendiri negara menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan yang diwujudkan dalam
kehidupan bangsa Indonesia. Para pendiri negara mewariskan nilai-nilai persatuan dan kesatuan
dalam Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Materi Pertemuan 2
Pandangan para pendiri negara tentang bentuk negara pada dalam sidang-sidang BPUPKI, yaitu:
Pandangan pertama, Muh. Yamin mengemukakan bahwa negara yang akan dibentuk adalah suatu
negara kebangsaan Indonesia atau suatu Nationale Staat dengan peradaban kita dan menurut
susunan dunia sekeluarga di atas dasar kebangsaan dan ke-Tuhanan.
Ir. Soekarno, pada pidato 1 Juni 1945, yang sebetulnya menjawab permintaan dari ketua BPUPKI
Radjiman Widjodiningrat :
Bung Karno mengatakan bahwa yang diminta ketua sebenarnya adalah philosofische gronslag
Indonesia Merdeka. Philosofische gronslag yang dalam bahasa Jerman disebut Weltanschauung,
adalah fundamental, filsafat, pikiran, jiwa dan hasrat yang sedalam-dalamnya bagi didirikannya
4
gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi. Pembentukan suatu bangsa menurut Ir. Soekarno
adalah pertama-tama karena adanya „kesamaan riwayat‟ (nasib) dan kehendak untuk bersatu.
Pandangan Kedua, pandangan negara “integralistik‟ yang dikemukakan oleh Soepomo pada
tanggal 31 Mei 1945 di sidang BPUPKI, dengan memberikan uraian tentang dasar-negara yang
seharusnya dapat digunakan jika negara Indonesia kelak merdeka dikemudian hari. Soepomo
mengemukakan pendapatnya tentang struktur negara yang bergantung pada paham mengenai
negara.
Dalam uraiannya Soepomo menjelaskan 3 (tiga) perspektif mengenai negara dan masyarakat :
(1) Perspektif individualistik dalam perspektif ini negara merupaan masyarakat hukum yang
berdasarkan kontrak;
(2) Perspektif kelas memandang negara sebagai alat golongan yang menguasai sistem ekonomi
untuk menindas golongan lain;
(3) Perspektif integralistik menganggap bahwa fungsi negara tidak untuk menjamin kepentingan
seseorang atau golongan, akan tetapi menjamin kepentingan masyarakat seluruhnya sebagai
persatuan.
Soepomo menegaskan pendiriannya bahwa yang hendak didirikan adalah negara nasional yang
bersatu, yaitu negara yang tidak akan mempersatukan dirinya dengan golongan yang terbesar,
tetapi yang akan mengatasi segala golongan dan akan menghormati keistimewaan dari segala
golongan, baik golongan yang besar maupun golongan yang kecil.
M. Hatta berpijak pada asas kekeluargaan , yang menegaskan bahwa demokrasi Indonesia dasarnya
adalah paham kebersamaan yang berbeda dengan demokrasi barat yang dasarnya adalah
liberalisme dan individualisme. Paham kebersamaan ini adalah sikap bergotong-royong yang saling
tolong menolong mengutamakan kerjasama, bukan mengutamakan persaingan.
Pandangan Keempat, pandangan negara Islam, yang dikemukakan oleh K.H. Sanoesi, Muzakkir, Ki
Bagus Hadikuesoemo.
Inti dari pandangan tokoh-tokoh Islam ini adalah menempatkan agama negara adalah agama Islam
dan bahwa Negara Indonesia baru harus berdasarkan Islam sesuai dengan AlQur‟an dan Sunnah.
Meskipun tuntutan mereka sangat ditentang oleh para pemimpin nasionalis (Soekarno, Hatta, dan
Soepomo), namun pada akhirnya pandangan inilah yang kemudian melahirkan konsep Piagam
Jakarta. Meskipun pada akhirnya, setelah melewati saat-saat yang cukup kritis, maka pada tanggal 18
Agustus 1945, wakil-wakil umat Islam akhirnya menyetujui usul penghapusan beberapa anak kalimat
dari Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila. yaitu sila pertama, sila Ketuhanan mendapat tambahan
menjadi: “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Pertemuan 3
= Jiwa dan semangat para pendiri negara dalam jiwa dan semangat 45 dimaksudkan untuk menjaga
5
tetap tegaknya negara kesatuan Republik Indonesia. Pasal 1 ayat (1) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menyatakan ”Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk
Republik” dan Pasal 37 ayat (5) menegaskan ”Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan”.
Majelis Permusyawaratan Rakyat telah membuat ketetapan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia tidak boleh diganggu gugat. Bentuk negara kesatuan bagi Indonesia sudah dianggap final
Nilai-nilai yang penting dalam dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia saat ini :
1. Kemajuan daerah akan lebih cepat tercapai apabila bangsa Indonesia memiliki nilai
persatuan dan kesatuan.
2. Kekayaan alam merupakan milik bersama seluruh rakyat Indonesia, dan dipergunakan
sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
3. Pengembangan kemajuan dan kemakmuran daerah diarahkan pada kemajuan dan
kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.
4. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama tanpa membedabedakan asal daerah.
Dalam melakukan perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, ada kesepakatan
dasar. Isi dari kesepakatan dasar yang disepakati tersebut ::
1. Tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;
2. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3. Mempertegas sistem pemerintahan presidensial;
4. Penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang memuat
hal-hal normatif akan dimasukkan ke dalam pasal-pasal (batang tubuh);
5. Melakukan perubahan dengan cara adendeum.
Upaya bela negara dan pertahanan keamanan negara ditujukan untuk mempertahankan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan negara. Setiap warga negara, tanpa kecuali sesuai dengan kedudukannya
masing-masing memiliki hak dan kewajiban untuk turut serta dalam upaya mempertahanakna
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk menjaga keutuhan NKRI dibutuhkan sikap :
6
4. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan,
5. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan Nusantara, yaitu semangat
6. Menaati peraturan.
Usaha bela negara diatur dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 ayat (3) dan
Pasal 30 ayat (1).
Persiapan pembelajaran
Guru membaca dan menelaah tentang bentuk negara dan bentuk negara, pendapat pendiri negara tentang
bentuk negara Republik Indonesia dan upaya mempertahankan bentuk negara RI
Guru membuat perangkat Pembelajaran
Guru membuat Lembar Kerja Pesera Didik
Urutan Kegatan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan
Waktu
Pertemuan Pertama
Kegiatan Pendahuluan
a. Persiapan Peserta didik secara fisik dan psikis untuk mengikuti pembelajaran
diawali dengan berdoa, guru menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan dan
kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
b. Memotivasi peserta didik dengan menyanyikan lagu wajib nasional “Dari Sabang
Sampai Merauke”.
c. Melakukan apersepsi dengan tanya-jawab mengenai bentuk Negara Republik 15 Menit
Indonesia
d. Peserta didik menyimak informasi guru tentang tujuan pembelajaran yang akan
dicapai serta teknik dan bentuk serta proses penilaian pembelajaran yang akan
dilakukan.
e. Peserta didik menyimak dan bertanya-jawab tentang manfaat proses pembelajaran.
f. Peserta didik menyimak informasi guru tentang materi ajar dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.
7
Kegiatan Inti
a. Peserta didik menyimak penjelasan singkat dari guru tentang wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu peserta
didik.
b. Peserta didik mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan bentuk Negara
Republik Indonesia.
c. Peserta didik membentuk kelompok dengan bimbingan guru, tiap kelompok
beranggotan 5 sampai 6 orang 90 Menit
Kegiatan Penutup
a. Peserta didik dengan dibimbing guru menyimpulkan materi pembelajaran melalui
tanya jawab secara klasikal.
b. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan
15 menit
dan menentukan tindakan yang akan dilakukan.
c. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil laporan
d. Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan berikutnya
e. Guru menutup kelas dengan memberi salam
8
Pertemuan 2
Kegiatan Pendahuluan
a. Persiapan Peserta didik secara fisik dan psikis untuk mengikuti pembelajaran
diawali dengan berdoa, guru menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan dan
kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
b. Memotivasi peserta didik dengan menyanyikan lagu wajib nasional “ Hari Merdeka
”.
c. Melakukan apersepsi dengan tanya-jawab materi pelajaran minggu lalu 15 Menit
d. Peserta didik menyimak informasi guru tentang tujuan pembelajaran yang akan
dicapai serta teknik dan bentuk serta proses penilaian pembelajaran yang akan
dilakukan.
e. Peserta didik menyimak dan bertanya-jawab tentang manfaat proses
pembelajaran.
f. Peserta didik menyimak informasi guru tentang materi ajar dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.
Kegiatan Inti
a. Peserta didik menyimak penjelasan singkat dari guru tentang wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu peserta
didik.
b. Peserta didik mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan pendapat pendiri
negara tentang bentuk Negara Republik Indonesia
c. Peserta didik membentuk kelompok dengan bimbingan guru, tiap kelompok
beranggotan 5 sampai 6 orang 90 Menit
9
Kegiatan Penutup
a. Peserta didik dengan dibimbing guru menyimpulkan materi pembelajaran melalui
tanya jawab secara klasikal.
b. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan
15 menit
dan menentukan tindakan yang akan dilakukan.
c. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil laporan
d. Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan berikutnya
e. Guru menutup kelas dengan memberi salam
Pertemua ke tiga
Kegiatan Pendahuluan
a. Persiapan Peserta didik secara fisik dan psikis untuk mengikuti pembelajaran
diawali dengan berdoa, guru menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan
dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
b. Memotivasi peserta didik dengan menyanyikan lagu wajib nasional “Bangun
Pemudi Pemuda”.
c. Melakukan apersepsi dengan tanya-jawab mengenai dinamika Negara Kesatuan
15 Menit
Republik Indonesia
d. Peserta didik menyimak informasi guru tentang tujuan pembelajaran yang akan
dicapai serta teknik dan bentuk serta proses penilaian pembelajaran yang akan
dilakukan.
e. Peserta didik menyimak dan bertanya-jawab tentang manfaat proses
pembelajaran.
f. Peserta didik menyimak informasi guru tentang materi ajar dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.
10
Kegiatan Inti
Kegiatan Penutup
a. Peserta didik dengan dibimbing guru menyimpulkan materi pembelajaran melalui
tanya jawab secara klasikal.
b. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses pembelajaran yang telah
15 menit
dilakukan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan.
c. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil laporan
d. Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan berikutnya
e. Guru menutup kelas dengan memberi salam
Refleksi guru
Apakah kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan menyenangkan seperti perencanaan ?
Apa yang harus diperbaiki dari kegiatan pembelajaran hari ini ?
Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran
c. Jenis asesmen:
□ Performa
□ Tertulis
Rubrik Penilaian
Penilaian Keterampilan
Assessmen dilakukan melalui pressentasi kelompok, observasi dan hasil pekerjaan.
Pedoman Penskoran :
Skor penilaian menggunakan skala 1 – 4, yaitu:
• Skor 1, apabila sikap peserta didik tidak pernah sesuai aspek yang dinilai
• Skor 2, apabila sikap peserta didik kadang-kadang sesuai aspek yang dinilai
• Skor 3, apabila sikap peserta didik sering sesuai aspek yang dinilai
• Skor 4, apabila sikap peserta didik selalu sesuai aspek yang dinilai
Skor Maksimal = 12
Nilai = ( Jumlah skor / Skor Maksimal ) X 100
Penilaian Pengetahuan:
12
Bentuk Esai : Terlampir
Penilaian Sikap:
Bentuk Jurnal
Guru dapat menambah bahan materi untuk disampaikan kepada peserta didik dengan membaca
buku dengan link sebagai berikut ini:
1. http://lab.pancasila.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/Negara-Kesatuan-Perspektif-Para-
Pendiri-Negara-dan-Pasca-Perubahan-UUD-Negara-RI-Tahun-19451-Oleh-Dr.-Nuruddin-Hady-
SH.-MH..pdf
2. https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/sidang-bpupki-dinamika-penentuan-
bentuk-dan-wilayah-indonesia-merdeka
3. https://ainamulyana.blogspot.com/2021/01/dinamika-persatuan-dan-kesatuan-bangsa.html
4. http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/15289
5. https://jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/view/1543
13
Alternatif bentuk pengayaan adalah sebagai berikut :
a. Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan pembelajaran tutor
sebaya.
b. Guru memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi kunci dari berbagai
sumber dan mencatat hal-hal penting. Dan menyajikan dalam bentuk laporan tertulis atau
membacakan di depan kelas.
1. Negara
Kesatuan : :.........................................................................................................................................
..
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................
2. Negara Serikat :
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
......................................................................................................
14
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
..............................................................................................................
Ringkasan Pendapat :
1
Nama : Soekarno
Ringkasan Perjuangan :
Nama : M. Yamin
Ringkasan Perjuangan :
15
Nama : Soepomo
Ringkasan Perjuangan :
4 :
Ringkasan Pendapat :
5
Nama
Kelas/No Absensi
Tanggal
Nama No Absensi
Kelas Tanggal
16
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
( Kelompok II dan V)
Nama No Absensi
Kelas Tanggal
17
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
( Kelompok III dan VI )
Nama No Absensi
Kelas Tanggal
"Alat tangkap cantrang dapat merusak ikan dan biota laut lainnya, sehingga akan merugikan
nelayan itu sendiri," kata Ketua nelayan Desa Sepempang, Natuna, Hendri.
Selain itu, kata dia, nelayan Pantura menggunakan kapal yang lebih besar dan peralatan
tangkap modern. Hal ini tentu membuat nelayan Natuna merasa tersaingi, karena armada
mereka saat ini masih kecil dan peralatan tangkap yang ada sangat tradisional, yaitu berupa
pancing ulur.
Mengapa mereka menolak nelayan daerah lain ? Bukankah mereka juga adalah warga negara
Indonesia ?
18
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Nama No Absensi
Kelas Tanggal
Sejak naturalisasi kewarganegaraan yang dijalani Cristian Gonzales pada 2010 dan tampil bagus
bersama Timnas Indonesia di Piala AFF 2010, gelombang naturalisasi pemain sepak bola memang
tidak berhenti dan jumlahnya sudah cukup banyak. Bahkan dalam kurun empat tahun terakhir, ketika
era Liga 1 bergulir, sejumlah pemain asing menjalani proses naturalisasi menjadi Warga Negara
Indonesia (WNI).
Sampai sekarang, sudah ada sekitar 35 pemain yang sah menjadi pemain naturalisasi dengan tujuan
yang jelas, yaitu untuk membela Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui sepak bola. Motifnya
yang disampaikan oleh pemain tersebut adalah karena cinta terhadap Indonesia, ingin
mengharumkan nama Indonesia, fanatisme suporter dan masih banyak lagi.
Bagaimana pendapatmu terhadap banyaknya pemain asing yang naturalisasi menjadi warga negara
Indonesia ?
Bagaimana nasib pesepakbola asli Indonesia jika kita banyak mendatangkan pesepakbola luar negeri
melalui naturalisasi ?
19