Penyusun : ……..
(SMP Negeri………..)
Jenjang : SMP
Kelas : 7 (tujuh)
Alokasi Waktu : 120 menit (1 x Pertemuan)
Tahun 2022
Tujuan Pembelajaran
Fase : Fase D
Elemen : Pancasila
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik menjelaskan, menyajikan laporan, dan
menghargai proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai
dasar negara
Indikator Capaian
Tujuan Pembelajaran : Setelah pembelajaran diharapkan peserta didik mampu :
a. Menghargai proses perumusan dan penetapan
Pancasila sebagai dasar negara
b. Menjelaskan proses pembentukan BPUPK
c. Mendeskripsikan tujuan pembentukan BPUPK
d. Menyajikan laporan tentang pembentukan BPUPK
Pertanyaan Esensial :
Bagaimana kronologis pembentukan BPUPKI?
Apa saja tujuan pembentukan BPUPKI ?
Ketersediaan Materi
Alternatif penjelasan, metode, atau aktifitas, untuk Peserta didik yang sulit memahami
konsep : YA/Tidak
Moda Pembelajaran
Tatap Muka
PJJ Daring
PJJ Tatap Muka
Paduan antara tatap muka dan PJJ (bended learning)
Assemen
Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran
a. Asessmen individu
b. Asesmen kelompok
c. Keduanya.
Jenis asesmen:
a. Perfoma
b. Tertulis : Berbentuk tes esay
Kegiatan Pembelajaran
Pengaturan Peserta didik : Metode :
Individu Tanya Jawab Eksplorasi
Berpasangan Presentasi Permanen
Berkelompok (>2 orang) Demontrasi Ceramah
Project Simulasi
Eksprerimen
MATERI AJAR
PEMBENTUKAN BPUPK
Perjuangan bangsa Indonesia untuk memerdekakan bangsa ini dilakukan melalui
perjuangan yang sangat hebat. Terbentuklah Badan Penyidik Usaha- usaha Persiapan
Kemerdekaan (BPUPK) merupakan sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang.
Pembentukan BPUPK awalnya untuk mendapatkan dukungan dari Indonesia dalam
membantu Jepang dengan menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia. Pada tanggal 7
September 1944, Perdana Menteri Kyoso memberikan janji bahwa Indonesia akan
merdeka di kemudian hari.
Sumber : https://images.app.goo.gl/AH1NvPGwAnrtPf4m9
Pendirian BPUPK telah diumumkan pada tanggal 1 Maret 1945. Namun
BPUPKI baru diresmikan pada tanggal 29 April 1945 yang bertepatan dengan hari
ulang tahun Kaisar Hirohito. BPUPK memiliki nama dalam bahasa Jepang yang
bernama Dokuritsu Junbi Cosakai.
BPUPK memiliki 67 anggota di mana 60 orang adalah Indonesia dan 7
orang dari Jepang yang bertugas untuk mengawasi. BPUPK diketuai oleh Dr.
Radjiman Wedyodiningrat dan Wakil Hibangase Yosia dari Jepang dan Raden Pandji
Soeroso.
TUJUAN BPUPK
Tujuan utama dibentuknya BPUPK ialah untuk mengkaji, mendalami, serta
menyelidiki bentuk dasar yang cocok guna kepentingan sistem pemerintahan negara
Indonesia setelah kemerdekaan. Jadi, BPUPK dibentuk untuk mempersiapkan proses
kemerdekaan Indonesia.
Sedangkan bagi Jepang, tujuan dibentuknya BPUPK adalah untuk menarik
simpati rakyat Indonesia agar membantu Jepang dalam perang melawan Sekutu
dengan cara memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia. Saat itu, Jepang terlibat
dalam Perang Dunia II melawan tentara Sekutu sehingga pihak Jepang membutuhkan
banyak dukungan. Oleh karena itu, dibentuknya BPUPI oleh Jepang tidak 100 persen
tulus untuk memberi kemerdekaan Indonesia, tetapi juga
untuk mendapat dukungan dan
melaksanakan politik kolonialnya.
Alat dan bahan dan perkiraan biaya untuk 32 Peserta Didik yang
diperlukan
a. Gambar bangunan pondasi rumah
b. Gambar gambar ilustrasi tentang suasana sidang BPUPK
c. Gambar tokoh-tokoh perumus dasar negara
d. Gawai/laptop
e. Jaringan internet
f. Buku Teks
g. Spidol
h. Papan tulis
Perkiraan biaya untuk 32 Peserta Didik
a. Karton = Rp. 3.000.00
b. Print gambar suasana sidang BPUPK @ 2,000,00
c. Spidol = Rp.7.000,00
(Harga menyesuaikan HET setempat)
Persiapan Pembelajaran
1. Mempersiapkan gambar sebuah pondasi membuat rumah
2. Mempersiapkan gambar sidang BPUPK
3. Mempersiapkan materi pembentukan BPUPK
4. Mempersiapkan Buku paket PPKn
5. Mempersiapkan buku UUD 1945
Kegiatan Pertemuan 1
a. Persiapan Peserta didik secara fisik dan psikis untuk mengikuti pembelajaran
diawali dengan berdoa, guru menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan dan
kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
b. Memotivasi peserta didik dengan menyanyikan lagu wajib nasional “Garuda
Pancasila”.
c. Peserta didik secara bergiliran membaca sila-sila Pancasila, untuk memotivasi
pembelajaran berikutnya
d. Apersepsi dengan menstimulus peserta didik dengan menanyakan siapa yang
membuat nama peserta didik, apakah ibu, ayah atau saudara lainnya, peserta didik
saling bertanya kepada teman sebangkunya.
e. Melakukan apersepsi dengan tanya-jawab pembentukan Sidang BPUPKI
f. Peserta didik menyimak informasi guru tentang tujuan pembelajaran yang akan
dicapai serta teknik dan bentuk serta proses penilaian pembelajaran yang akan
dilakukan.
Refleksi Guru
Apakah kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik?
Apa yang harus diperbaiki dari kegiatan pembelajaran?
Apakah peserta didik dapat memahami gambar yang diberikan guru?
Apakah peserta didik mampu mengidentifikasi pembentukan BPUPKI?
Apakah peserta didik mampu memahami proses perumusan dan penetapan
Pancasila sebagai dasar negara?
Apakah rencana pembelajaran telah dilaksanakan dengan runtut dan
sistematik ?
2. Penilaian Sikap
3. Penilaian Keterampilan
Kriteria Keterampilan Rata-
No. Nama
Penguasaan Kemampuan Menjawab Rata
Materi Argmumentasi pertanyaan Nilai
Pedoman Penskoran: 4
= sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
Daftar Pustaka
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas VII, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang
Kemdikbud.
Brata, Ida Bagus. Lahirnya Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa Indonesia. Jurnal
Santiaji Pendidikan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2017.
Ilyas. Islam dan Kebangsaan: Pergumulan dalam BPUPKI, PPKI, dan Piagam
Jakarta, Buletin Al-Turas Vol. 26 No. 1 January 2020, Jakarta.
Setialaksana, Nana. Peranan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (Bpupki) 1945 Dalam Proses Menuju Kemerdekaan
Indonesia, Jurnal Artefak, Vol. 4 No. 2.Tasikmalaya. 2017. Di akses pada tanggal 27
April 2021.
https://www.suara.com/news/2020/12/09/130226/sejarah-pembentukan- bpupki,
diakses pada tanggal 25 April 2021.
https://www.bola.com/ragam/read/4375997/tujuan-dibentuknya-bpupki-ketahui- tugas-
utamanya#, diakses pada tanggal 25 April 2021.
Materi Pengayaan
Sumber : https://images.app.goo.gl/NKwCMmYBMdgQX5CR8
Sumber : https://images.app.goo.gl/Gm77xqqWJmiwj3dh6
No Pertanyaan Jawaban
Sumber : https://images.app.goo.gl/AH1NvPGwAnrtPf4m9
No Uraian Jawaban
PEMBENTUKAN BPUPK
Perjuangan bangsa Indonesia untuk memerdekakan bangsa ini dilakukan melalui
perjuangan yang sangat hebat. Terbentuklah Badan Penyidik Usaha- usaha Persiapan
Kemerdekaan (BPUPK) merupakan sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang.
Pembentukan BPUPK awalnya untuk mendapatkan dukungan dari Indonesia dalam
membantu Jepang dengan menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia. Pada tanggal 7
September 1944, Perdana Menteri Kyoso memberikan janji bahwa Indonesia akan
merdeka di kemudian hari.
Sumber : https://images.app.goo.gl/AH1NvPGwAnrtPf4m9
Pada awal tahun 1945, Indonesia masih dijajah oleh Jepang. Jepang menjajah
Indonesia selama tiga tahun. Jepang menjajah Indonesia sejak tahun 1942. Penjajahan itu
dimulai setelah mereka berhasil mengusir Belanda. Jepang juga berhasil menjajah
beberapa negara di Asia Tenggara. Beberapa negara tersebut antara lain Filipina, Burma
(Myanmar), dan Vietnam. Saat itu, tentara Jepang termasuk yang paling kuat di dunia.
Selama tahun 1945, keadaan berbalik. Tentara Jepang mulai mengalami kekalahan di
berbagai medan pertempuran. Pada Perang Pasifik, pasukan Jepang dikalahkan oleh
Amerika. Jepang juga dikalahkan oleh Sekutu pimpinan Inggris di kawasan Indocina.
Pemerintah Militer Jepang di Indonesia pada tanggal 29 April 1945 membentuk suatu
badan. Badan itu diberi nama Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan, disingkat BPUPK). Sepanjang sejarah, BPUPKI hanya
mengadakan sidang dua kali, yaitu:
a. Masa Sidang I tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945
b. Masa Sidang II tanggal 10 Juli - 16 Juli 1945
Badan ini telah membentuk beberapa panitia kerja yang di antaranya ialah:
a. Panitia Perumus dengan anggota 9 orang. Panitia ini disebut juga Panitia
Sembilan. Diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia Sembilan itu adalah:
1) Ir. Soekarno
2) Drs. Mohammad Hatta
3) Mr. A. A. Maramis
4) Abikusno Cokrosuyoso
5) Abdulkahar Muzakir
6) Haji Agus Salim
7) Mr. Ahmad Subarjo
8) K. H. A. Wachid Hasyim
9) Mr. Mohammad Yamin
b. Panitia perancang Undang Undang Dasar diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia ini
kemudian membentuk Panitia Kecil Perancang Undang Undang Dasar yang diketuai
oleh Prof. Mr. Dr. Soepomo.
c. Panitia Ekonomi dan Keuangan, diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta.
d. Panitia Pembelaan Tanah Air, diketuai oleh Abikusno Cokrosuyoso.
Dalam melaksanakan tugasnya, kedua panitia telah menghasilkan hal-hal sebagai berikut:
a. Panitia Perumus berhasil menyusun naskah Rancangan Pembukaan Undang Undang
Dasar pada tanggal 22 Juni 1945.
Rancangan Pembukaan UUD ini kemudian dikenal dengan nama "Piagam Jakarta"
Piagam Jakarta terdiri dari empat alinea. Dalam alinea empat terdapat rumusan
Pancasila sebagai dasar negara.
b. Panitia perancang UUD berhasil menyusun Rancangan UUD Indonesia pada tanggal
16 Juli 1945.
2) Mr. Supomo
Mr. Supomo mendapat giliran mengemukakan pemikirannya di hadapan sidang
BPUPKI pada tanggal 31 Mei 1945. Pemikirannya berupa penjelasan tentang
masalah-masalah yang berhubungan dengan dasar negara Indonesia merdeka. Negara
yang akan dibentuk hendaklah negara integralistik yang berdasarkan pada hal-hal
berikut ini:
a) Persatuan;
b) Kekeluargaan;
c) Keseimbangan Lahir dan Batin;
d) Musyawarah;
e) Keadilan sosial.
3) Ir. Sukarno
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Sukarno mendapat kesempatan untuk
mengemukakan dasar negara Indonesia merdeka. Pemikirannya terdiri atas lima asas
berikut ini:
a) Kebangsaan Indonesia;
b) Internasionalisme atau Perikemanusiaan;
c) Mufakat atau Demokrasi;
d) Kesejahteraan Sosial;
e) Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kelima asas tersebut diberinya nama Pancasila sesuai saran teman yang ahli bahasa.
Untuk selanjutnya, tanggal 1 Juni kita peringati sebagai hari Lahir Istilah Pancasila.
Tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan berhasil merumuskan dasar negara untuk
Indonesia merdeka. Rumusan itu oleh Mr. Moh. Yamin diberi nama Piagam Jakarta atau
Jakarta Charter. Dalam piagam inilah termuat lima dasar negara Indonesia.
Pada tanggal 10 sampai dengan 16 Juli 1945, BPUPKI mengadakan sidang kedua. Pada
masa persidangan ini, BPUPK membahas rancangan undang- undang dasar. Untuk itu,
dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai Ir. Sukarno.
Panitia tersebut juga membentuk kelompok kecil yang beranggotakan tujuh orang yang
khusus merumuskan rancangan UUD. Kelompok kecil ini diketuai Mr. Supomo dengan
anggota Wongsonegoro, Ahmad Subarjo, Singgih, H. Agus Salim, dan Sukiman. Hasil
kerjanya kemudian disempurnakan kebahasaannya oleh Panitia Penghalus Bahasa yang
terdiri atas Husein Jayadiningrat, H. Agus Salim, dan Mr. Supomo.
Ir. Sukarno melaporkan hasil kerja Panitia Perancang Undang-Undang pada sidang
BPUPKI tanggal 14 Juli 1945. Pada laporannya disebutkan tiga hal pokok, yaitu
pernyataan Indonesia merdeka, pembukaan undang-undang dasar, dan undang-undang
dasar (batang tubuh).
Pada tanggal 15 dan 16 Juli 1945 diadakan sidang untuk menyusun UUD berdasarkan
hasil kerja Panitia Perancang Undang-Undang Dasar. Pada tanggal 17 Juli 1945
dilaporkan hasil kerja penyusunan UUD. Laporan diterima sidang pleno BPUPKI.
PPKI dipimpin oleh Ir. Sukarno, wakilnya Drs. Moh. Hatta, dan penasihatnya Ahmad
Subarjo. PPKI beranggotakan 21 orang yang mewakili seluruh lapisan masyarakat
Indonesia. Mereka terdiri atas 12 orang wakil dari Jawa, 3 orang wakil dari Sumatera, 2
orang wakil dari Sulawesi, dan seorang wakil dari Sunda Kecil, Maluku serta penduduk
Cina.