Anda di halaman 1dari 82

MODUL AJAR

Sejarah Kronologi Lahirnya Pancasila


Kurikulum Merdeka

INFORMASI UMUM
1 Identitas Umum
a. Nama Penyusun Indah Ayu Lestari
b. Satuan
SMP
Pendidikan
c. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA
d. Fase / Kelas D/7
e. Alokasi Waktu 2 X 40 MENIT (320 menit)
f. Tahun Pelajaran 2023-2024
Peserta didik dapat menjelaskan pengertian Pancasila dan
2 Kompetensi Awal
menyebutkan butir-butir Pancasila
Profil Pelajar
3 Bernalar kritis, gotong royong, berkebhinekaan global
Pancasila
a. Ruang kelas
b. LCD Projektor
c. Laptop/computer/HP
d. Jaringan internet
e. Sumber belajar: Pusat Perbukuan Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian
4 Sarana Prasarana Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Komplek
Kemdikbudristek. Buku Pendidikan dan Kewarganegaraan.
2021. Penulis Prayoga
f. Kertas
g. Teka-teki silang
h. Tebak gambar
i. Pencarian kata
1. Peserta didik reguler/tipikal
5 Target Peserta Didik 2. Peserta didik dengan hambatan belajar
3. Pesera didik berpencapaian tinggi

Model Pembelajaran  Project Based Learning (PjBL)


6  Problem Based Learning (PBL)
yang digunakan
 Discovery Learning (DL)

KOMPONEN INTI
Capaian
7 Peserta didik mampu menganalisis kronologis lahirnya Pancasila
Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menganalisis latar belakang lahirnya
BPUPKI
2. Peserta didik mampu menjelaskan peran tokoh pendiri negara
8 Tujuan Pembelajaran
dalam merumuskan dasar negara
3. Peserta didik mampu menganalisis proses penetapan Pancasila
sebagai dasar Negara
Kriteria untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran, maka
dilakukan:
9 Asessmen a. Asesmen Dianostik (Terlampir)
b. Asesmen Formatif (Terlampir)
c. Asesmen Sumatif (Terlampir)
Pemahaman Peserta didik mampu menerapkan peran organisasi dalam
10
Bermakna kehidupan sehari-hari.

11 Pertanyaan Pemantik bagaimana kondisi negara jika tidak memiliki dasar negara?

12 Kegiatan Pertemuan 1
Pembelajaran a. Kegiatan Pembukaan (10 menit)
1. Peserta didik menyiapkan diri secara fisik dan
psikis untuk mengikuti pembelajaran diawali
dengan berdoa, guru menanyakan kehadiran peserta
didik, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku
tulis dan sumber belajar.
2. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
peserta didik.
3. Peserta didik menerima memotivasi dengan
menyanyikan lagu wajib nasional “Indonesia
Raya”.
4. Peserta didik menyimak informasi guru tentang
tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta teknik
dan bentuk serta proses penilaian pembelajaran
yang akan dilakukan.
5. Guru memberikan assesmen awal kepada peserta
didik berupa pertanyaan dengan jawaban dari
pertanyaan tersebut ditulis pada selembar kertas.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru menayangkan video materi tentang sejarah
BPUPKI
2. Peserta didik secara mandiri diminta membuat 10
pertanyaan pada selembar kertas. Pertanyaan sesuai
dengan rumus What, Who, Where, When, Why dan
How.
3. Guru dapat membimbing peserta didik menyusun
pertanyaan seperti: a. Mengapa Jepang membentuk
BPUPKI. b. Kapan BPUPKI dibentuk. c. Siapa saja
anggota BPUPKI. d. Apa tujuan BPUPKI. e. Kapan
sidang BPUPKI
4. Pertanyaan dikumpulkan pada guru kemudian
dibagikan kepada peserta didik untuk dijawab
secara acak.
5. Peserta didik menjawab pertanyaan yang telah
didapatkan.
6. Kemudian peserta didik dipersilahkan
mempersentasikan jawaban didepan kelas dan
peserta didik lainnya menyimak.
7. Guru membimbing dan memberikan konfirmasi
terhadap jawaban peserta didik dengan meluruskan
jawaban yang kurang tepat dan memberikan
penghargaan bila jawaban benar dengan pujian atau
tepuk tangan bersama.
c. Penutup (10 menit)
1. Peserta didik dengan dibimbing guru
menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya
jawab secara klasikal.
2. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses
pembelajaran yang telah dilakukan dan menentukan
tindakan yang akan dilakukan.
3. Peserta didik menerima umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan
4. Guru menutup kelas dengan memberi salam.
Pertemuan 2
a. Kegiatan Pembukaan (10 menit)
1. Peserta didik menyiapkan diri secara fisik dan
psikis untuk mengikuti pembelajaran diawali
dengan berdoa, guru menanyakan kehadiran peserta
didik, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku
tulis dan sumber belajar.
2. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
peserta didik.
3. Guru memberikan ice breaking agar peserta didik
lebih bersemangat dalam belajar.
4. Peserta didik menyimak informasi guru tentang
tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta teknik
dan bentuk serta proses penilaian pembelajaran
yang akan dilakukan.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru menayangkan video singkat mengenai sidang
BPUPKI. Sedangkan guru dapat mempersiapkan
peran-peran anggota BPUPKI yang nantinya
dibagikan kepada peserta didik.
2. Guru menjelaskan secara singkat mengenai
perjalanan sidang pertama dan kedua BPUKI.
3. Guru memberikan tugas kepada peserta didik, yakni
simulasi sidang pertama dan kedua BPUPKI yang
akan dijalankan oleh peserta didik yang akan
dipandu oleh guru.
4. Peserta didik diberikan peran masing-masing oleh
guru untuk kegiatan simulasi sidang BPUPKI.
Peran tersebut antara lain: Ketua BPUPKI
Radjiman Wedyodiningrat, Wakil BPUPKI
Ichibangase Yosio (Jepang) dan Raden Pandji
Soeroso, Ir. Soekarno, Soepomo, M. Yamin, serta
tokoh panitia sembilan lainnya.
5. Peserta mempersiapkan diri dan bahan untuk
simulasi.
6. Peserta didik menjalankan simulasi sidang pertama
dan kedua BPUPKI.
7. Guru membimbing peserta dalam proses simulasi
agar terarah.
8. Guru memberikan apresiasi kepada murid atas
keberhasilan simulasi sidang yang telah
dilaksanakan.
c. Penutup (10 menit)
1. Peserta didik dengan dibimbing guru
menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya
jawab secara klasikal.
2. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses
pembelajaran yang telah dilakukan dan menentukan
tindakan yang akan dilakukan.
3. Peserta didik menerima umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan.
4. Guru menugaskan peserta didik mengerjakan
assesmen formatif pada LKPD.
5. Guru menutup kelas dengan memberi salam
Pertemuan 3
a. Kegiatan Pembukaan (10 menit)
1. Peserta didik menyiapkan diri secara fisik dan
psikis untuk mengikuti pembelajaran diawali
dengan berdoa, guru menanyakan kehadiran peserta
didik, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku
tulis dan sumber belajar.
2. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
peserta didik.
3. Peserta didik menerima memotivasi dengan
menyanyikan lagu daerah “Rek ayo rek”
4. Peserta didik menyimak informasi guru tentang
tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta teknik
dan bentuk serta proses penilaian pembelajaran
yang akan dilakukan.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru menunjuk satu peserta didik maju ke depan
kelas untuk menyampaikan pengetahuannya
mengenai PPKI.
2. Guru mejelaskan secara singkat mengenai PPKI dan
Piagam Jakarta.
3. Peserta didik membentuk kelompok berisi 3 orang
yang akan diberikan masing-masing game
pembelajaran yang akan dimainkan. Game tersebut
berupa teka-teki silang, pencarian kata, dan tebak
gambar.
4. Peserta didik diberikan game pembelajaran oleh
guru peserta didik memilih game yang mereka sukai
kemudian dimainkan secara berkelompok.
5. Guru membimbing peserta didik dalam
menjalankan permainan
6. Peserta didik mempersentasikan hasil game yang
telah dimainkan serta menjelaskan salah satu pada
materi game tersebut.
7. Guru membimbing dan memberikan konfirmasi
terhadap jawaban peserta didik dengan meluruskan
jawaban yang kurang tepat dan memberikan
penghargaan bila jawaban benar dengan pujian atau
tepuk tangan bersama.
c. Penutup (10 menit)
1. Peserta didik dengan dibimbing guru
menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya
jawab secara klasikal.
2. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses
pembelajaran yang telah dilakukan dan menentukan
tindakan yang akan dilakukan.
3. Peserta didik menerima umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan.
4. Guru menutup kelas dengan memberi salam
Pertemuan 4
a. Kegiatan Pembukaan (10 menit)
1. Peserta didik menyiapkan diri secara fisik dan
psikis untuk mengikuti pembelajaran diawali
dengan berdoa, guru menanyakan kehadiran peserta
didik, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku
tulis dan sumber belajar.
2. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
peserta didik.
3. Guru mereview materi dalam 3 pekan secara
singkat kepada peserta didik.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru menjelaskan tugas ulangan harian elemen
Pancasila
2. Guru menjelaskan aturan penilaian ulangan harian
yang tidak hanya diambil pada nilai ujian namun
juga pada kedisiplinan dan kejujuran peserta didik
3. Peserta didik mulai mengerjakan asesemen sumatif
pada Lembar Kerja Peserta Didik.
4. Peserta didik mengumpulkan tugas yang telah
dikerjakan.
c. Penutup (10 menit)
1. Guru menanyakan pada peserta didik bagian mana
yang paling sulit
2. Guru berdiskusi dengan peserta didik terkait materi
ulangan harian yang dianggap sulit.
3. peserta didik menerima umpan balik terhadap
proses diskusi materi
4. Guru menutup kelas dengan memberi salam
13 Refleksi
 Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran
ini?
 Apa yang kamu lakukan untuk memperbaiki hasil
a. Peserta Didik belajarmu?
 Jika kamu diminta memberikan tanda bintang 1-5, berapa
bintang yang akan kamu berikan untuk usaha yang sudah
kamu lakukan?
 Apakah kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik?
 Apa yang harus diperbaiki dari kegiatan pembelajaran?
b. Pendidik
 Apakah rencana pembelajaran telah dilaksanakan dengan
runtut dan sistematik ?
14 Kriteria untuk Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran
mengukur dengan:

ketercapaian Tujuan  Asessmen Dianostik


 Assesmen Formatif
Pembelajaran  Assessmen Sumatif
Kompetensi dan cara melakukan penilaian :
 Penilaian sikap:
Dilakukan dengan teknik observasi/ mengamati sikap
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, antara lain
dengan pembiasaan salam, berdoa sebelum belajar,
patuh terhadap tata tertib selama kegiatan belajar.
 Penilaian pengetahuan:
Melalui tes Tertulis dan lisan dalam bentuk lisan
 Penilaian keterampilan:
Melalui observasi proses, hasil diskusi dan hasil pekerjaan
melalui pembuatan resume, kegiatan Individu /
kelompok, peserta didik memiliki keterampilan dalam
mengemukakan pendapat
Kriteria Penilaian Pengetahuan
1. Penilaian Pengetahuan (Soal Pilihan Ganda)
Bila jawaban benar diberi skor 4
Bila jawaban salah diberi skor 0
2. Penilaian Pengetahuan (Soal Esay)
Bila jawaban sangat sempurna diberi skor 4
Bila jawaban sempurna diberi skor 3
Bila jawaban kurang sempurna diberi skor 2
Bila jawaban tidak sempurna diberi skor 1
Jumlah perolehan skor
Nilai = -------------------------------- x Nilai ideal
(misalnya 100)
Jumlah skor maksimum
2. Penilaian Sikap
Kriteria Sikap Rerat
No. Nama
a Nilai
Bernalar Gotong Berkebinekaa
kritis royong n Global

3. Penilaian Keterampilan
Kriteria Keterampilan Rerata
No. Nama Nilai
Penguas Kemamp Menja
aan uan wab
Materi Argmum pertany
entasi aan

Pedoman Penskoran:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
LAMPIRAN

15 Lembar Kerja Terlampir


Peserta Didik
Alternatif bentuk pengayaan adalah sebagai berikut:

a. Peserta didik membantu peserta didik lainnya yang belum


tuntas dengan pembelajaran tutor sebaya
b. Guru memberi tugas untuk mempelajari lebih lanjut
tentang materi pokok dari berbagai sumber dan mencatat
Pengayaan dan hal-hal penting. Dan menyajikan dalam bentuk laporan
16
Remideal tertulis atau membacakan di depan kelas.

Alternatif bentuk remedial adalah sebagai berikut:

a. Mengulang materi pokok diluar jam tatap muka bagi


peserta didik yang belum tuntas
b. Memberi penugasan pada peserta didik yang belum tuntas
c. Memberi kesempatan untuk tes perbaikan
17 Bahan Bacaan
a. Peserta Didik Terlampir
b. Pendidik Terlampir
BPUPKI: Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
18 Glosarium Indonesia
PPKI: Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
19 Daftar Pustaka Terlampir

LAMPIRAN
Lampiran 1
Assesmen awal
1. Apa arti Pancasila untuk kamu (peserta didik)?
2. Apakah kamu hafal 5 sila dari Pancasila, coba sebutkan sila tersebut!
3. Apa itu BPUPKI?
4. Apa tujuan BPUPKI?
Lampiran 2
Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 1
Nama pembuat Pertanyaan Jawaban
soal

1.

2.

3.

4.

Nama penjawab 5.
soal

6.

7.

8.

9.

10.

Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 2


Kesimpulan dari Simulasi atau hasil dari
Kegiatan
Simulasi

Kelas

Judul materi

Hari :

Tanggal :

Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 3


Teka-teki silang
Mendatar
2. Dokuritsu Junbi Inkai
5. ‘Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya”
diubah menjadi
7. Piagam Jakarta
8. Wakil Presiden yang pertama

Menurun
1.Majelis Permusyawaratan Rakyat
3.Membantu Presiden
4.Konstitusi Negara
6.Dewan Perwakilan Rakyat
Pencarian Kata

B G B R D E I U F S D C C
U P A T R I O T I S M E Y
P I U P O I I I W A D H
E P M P O I O O U E S O D
M S O E K A R N O W D T X
B I H Y O I U T I A C F X
U P H U M E T E Y S X S O
K N A S I O N A L I S M E
A O T Q T A O R T T A F H
A I T W M Y U T R Y S R Y
N U A E E T Y U E U W U U
U Y T R N R R O E I D I Y
P I A G A M J A K A R T A

Clue

1. Tahun 1944 Jepang mulai terdesak oleh tentara Sekutu (Inggris, Amerika Serikat, dan
Belanda) yang melakukan pembalasan. Untuk mengambil hati bangsa Indonesia agar
mau membantu, Jepang menjanjikan akan memberi kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia. Sebagai tindak lanjut dari janjinya tersebut pada 29 April 1945 bersamaan
dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito, secara resmi Jepang membentuk ...
2. Sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki, memberikan perhatian, serta
melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita dengan sungguh-sungguh.
Hal ini disebut ...
3 Perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya yang sangat tinggi dan
berlebihan sehingga memandang rendah terhadap bangsa lain.
4. sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan
kemakmuran tanah air.
5. Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab
itu,............................................
6. Jakarta Charter
7. Bapak Proklamator Indonesia
8. salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) yang dibentuk tanggal 1 Maret 1945 bersama tokoh-tokoh bangsa lainnya.
Ia juga terlibat dalam keanggotaan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
sebagai pengganti BPUPKI.
9. Seorang tokoh perjuangan kemerdekaan indonesia, pahlawan nasional, negarawan
dan ekonomi Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia pertama.
10. Peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda antara lain Soekarni,
Wikana, Aidit, dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng 31" terhadap Soekarno
dan Hatta.

Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 4


A. PILIHLAH JAWABAN YANG 7. Sebutkan 5 dasar usulan Ir. Soekarno,
DIANGGAP PALING BENAR kecuali...
1. BPUPKI dibentuk pertama kali oleh a. Kebangsaan Indonesia atau
pemerintah Jepang pada 1 Maret 1945 Nasionalisme
yang beranggotakan 67 orang yang b. Peri kemanusiaan atau internasional
diketuai Dr. Kanjeng Raden c. Mufakat atau demokrasi
Tumenggung (K.R.T.) Radjiman d. Keseimbangan lahir dan batin
Wedyodiningrat. Kepanjangan BPUPKI 8. Pada tanggal 18 Agustus 1945 sila
adalah .... pertama Pancasila diganti karena...
a. Badan Pembantu Usaha Usaha a. Masyarakat Indonesia bagian timur
Persiapan Kemerdekaan Indonesia sebagian besar non muslim
b. Badan Penyelidik Usaha Usaha b. Ingin membentuk negara muslim
Panitia Kemerdekaan Indonesia c. Pada saat itu presiden Indonesia
c. Badan Penyelidik Usaha Usaha beragama islam
Persiapan Kemerdekaan Indonesia d. Suatu hal yg tidak bisa dijelaskan
d. Badan Penyelidik Usaha Usaha 9. Kapan pelaksanaan sidang BPUPKI
Pemerintah Kaisar Indonesia yang pertama ...
2. Tugas BPUPKI adalah mempelajari dan a. 28 Mei - 30 Mei
menyelidiki hal-hal yang berkaitan b. 29 Mei - 1 Juni
dengan aspek-aspek politik, ekonomi, c. 1 Juni - 3 Mei
tata pemerintahan, serta hal-hal yang d. 25 Mei - 1 Juni
diperlukan dalam usaha .... 10. Pancasila merupakan hasil kesepakatan
a. pembentukan pemerintahan Jepang bersama para pendiri bangsa yang
di Indonesia kemudian sering disebut sebagai
b. pembentukan negara Indonesia sebuah...
merdeka a. Dasar Negara
c. pembentukan kekuatan militer di b. Landasan idiil
Indonesia c. Ideologi Negara
d. pembentukan gerakan 3 A d. Perjanjian luhur
3. Lambang negara Indonesia adalah ... 11. Padi dan kapas merupakan lambang
a. Bhineka Tunggal Ika pada perisai pancasila sila ke ...
b. Garuda Pancasila a. Satu
c. Pancasila b. Tiga
d. UUD 1945
c. Sepuluh
4. Kapan lahir istilah Pancasila yang
dikemukakan Ir. Soekarno ...
d. Lima
12. Pohon beringin merupakan lambang
a. 1 Mei 1945
pada ruang perisai Pancasila yang
b. 1 September 1945 melambangkan sila...
c. 10 Oktober 1945 a. Pertama
d. 1 Juni 1945 b. Kedua
5. Dibawah ini yg merupakan anggota
c. Ketiga
panitia sembilan adalah ...
d. Keempat
a. A.A Maramis
13. Rumusan Pancasila yg sah dan benar
b. Sultan Hasanuddin terdapat dalam ...
c. Ki Hajar Dewantara a. Pembukaan UUDS
d. Soepomo b. Piagam Jakarta
6. Sidang BPUPKI pertama bertujuan
c. Pembukaan UUD 1945
untuk ...
d. Pembukaan RIS
a. Penentuan proklamasi
14. Apa kepanjangan dari PPKI ...
b. Mengusir penjajah a. Petugas Persiapan Kemerdekaan
c. Merancang dasar Negara Indonesia
d. Menetapkan wilayah RI
b. Panitia Persiapan Kemerdekaan a. 21
Indonesia b. 26
c. Panitia Penyelenggara c. 27
Kemerdekaan Indonesia d. 28
d. Petugas Penyelidik Kemerdekaan 22. Pancasila merupakan hasil kesepakatan
Indonesia bersama para pendiri bangsa yang
15. Yang merancang Pancasila adalah kemudian disebut sebagai sebuah ....
BPUPKI, siapa yang menetapkan a. Dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara ... b. Landasan idiil
a. PKI c. Ideologi negara
b. PPKI d. Perjanjian luhur
c. BPUPKI 23. Tokoh yang mengemukakan bahwa
d. Panitia Sembilan negara Indonesia merdeka bukanlah
16. Dalam bahasa Jepang PPKI disebut .. negara yang mempersatukan dirinya
a. Dokuritsu Junbi Cosakai dengan golongan terbesar dalam
masyarakat dan tidak mempersatukan
b. Dokuritsu inkai junbi
dirinya dengan golongan yang paling
c. Dokuritsu Junbi Inkai kuat (golongan politik atau ekonomi
d. Dokuritsu cosakai inkai yang paling kuat). Akan tetapi
17. Salah satu kelengkapan suatu negara mengatasi segala golongan dan segala
yang berdiri dan berdaulat adalah... paham perorangan, mempersatukan diri
a. Mempunyai tujuan nasional dengan segala lapisan rakyat adalah ....
b. Memilih presiden a. Mr. Soepomo
c. Mendirikan kelembagaan Negara b. Mr. Mohammad Yamin
d. Mempunyai dasar Negara c. Ir. Soekarno
18. Dibawah ini yang merupakan kerajaan- d. D. A.A Maramis
kerajaan yg ada di Indonesia, kecuali ... 24. Perhatikan tokoh- tokoh berikut ini,
a. Samudra Pasai 1) Ir. Soekarno
b. Majapahit 2) Drs. Mohammad Hatta
c. Kutai 3) K.H.A Wahid Hasyim
d. Jawa 4) Mr. Soepomo
19. Berikut merupakan tokoh perumus 5) Abdulkahar Muzakir
Pancasila, kecuali ... 6) Dr. K.R.T. Radjiman
Wedyodiningrat
a. Mr. Muh Yamin
7) Drs Moh Yamin
b. Ir. Soekarno 8) H Agus Salim
c. Soepomo 9) Ahmad Subarjo
d. Moh. Hatta 10) Abikusno Cokrosuyoso
20. Jepang membentuk Badan Penyelidik 11) A.A Maramis
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Tokoh- tokoh yang bukan merupakan
Indonesia (BPUPKI). Siapa ketua anggota sembilan ditunjukkan nomor ....
BPUPKI...
a. Ir Soekarno a. (3) dan (4)
b. Radjiman Wedyoningrat b. (4) dan (5)
c. Muh. Yamin c. (4) dan (6)
d. Moh. Hatta d. (7) dan (9)
21. Setelah menyelesaikan tugas BPUPKI 25. Untuk meyakinkan rakyat Indonesia
dibubarkan, dan sebagai gantinya pada
dalam membantu Jepang ,maka
tanggal 7 Agustus 1945 Jepang
pemerintah Jepang pada tanggal 29
mengumumkan pembentukan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia April 1945 mengumumkan
(PPKI) atau Dokuritsu Zyunbi Iinkai. pembentukan BPUPKI yang diketuai
Berapakah jumlah anggota PPKI pada oleh…
saat di bentuk? a. Drs.Moh.Hatta
b. K.r.t. Radjiman Wedyodiningrat d. Mr.Muh.Yamin
c. Ir.Soekarno
Lampiran 3 Bahan Bacaan Peserta Didik
1. Latar Belakang Pembentukan BPUPKI
Posisi Jepang yang semakin terdesak karena Perang Asia Pasifik pada akhir
1944 melatarbelakangi dibentuknya BPUPKI. Ketika posisi Jepang terdesak, rakyat
Indonesia pun semakin gencar melakukan pemberontakan untuk menuntut
kemerdekaan. Dalam kondisi tersebut, Jepang pun memutuskan membentuk BPUPKI
sebagai wujud memenuhi janji untuk memberikan kemerdekaan kepada rakyat
Indonesia. Namun, Jepang sebenarnya memiliki motif lain dalam pembentukan
BPUPKI, yaitu menarik simpati rakyat Indonesia dan mempertahankan sisa-sisa
kekuatan mereka. Dengan membentuk BPUPKI, Jepang berupaya membuat pribumi
percaya bahwa mereka adalah pembebas Indonesia dari penjajahan pemerintah
kolonial Belanda dan Sekutu. Bukan hanya itu, Jepang juga masih berharap Indonesia
bersedia membantu mereka dalam Perang Asia Pasifik melawan Sekutu.
2. Tujuan BPUPKI
Pembentukan BPUPKI oleh Jepang memiliki tujuan berikut ini:
a. Menarik simpati rakyat Indonesia untuk membantu Jepang dalam melawan sekutu.
Kala itu, Jepang menjanjikan kemerdekaan dan melaksanakan politik kolonial pada
1 Maret 1945.
b. Mempelajari dan menyelidiki sesuatu yang berhubungan dengan pembentukan
negara Indonesia merdeka atau mengenai tata pemerintahan Indonesia merdeka.
Anggota BPUPKI
BPUPKI beranggotakan 67
orang yang terdiri dari 60
orang Indonesia dan tujuh
orang Jepang sebagai
pengawas. Adapun BPUPKI
terdiri dari dua badan, yakni
Badan Perundingan atau
Badan Persidangan dan
Kantor Tata Usaha atau
Sekretariat. Badan
perundingan diisi oleh
seorang kaico (ketua), dua
orang fuku kaico (ketua
muda atau wakil ketua), dan
60 orang iin atau anggota. Gb. 1.1 Anggota BPUPKI
Ketua BPUPKI
adalah Radjiman Wedyodiningrat, sedangkan jabatan wakil ketua dipegang oleh
Hibangase Yosio (Jepang) dan Soeroso. Adapun dalam perjalanannya, BPUPKI
membentuk panitia sembilan dengan diketuai Sukarno. Anggota panitia sembilan ini
diambil dari panitia kecil yang dibentuk dalam sidang pertama BPUPKI.
Anggota panitia sembilan terdiri dari:
Ir. Sukarno (ketua) Drs. Mohammad Hatta
(wakil ketua) Mr. Alexander Andries Maramis
(anggota) Abikoesno Tjokrosoejoso (anggota)

Gb. 1.2 Panitia Sembilan


Abdoel Kahar Moezakir (anggota) H. Agus Salim (anggota) Mr. Achmad Soebardjo
(anggota) Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim (anggota) Mr. Mohammad Yamin (anggota)
Baca juga: Sjafruddin Prawiranegara dan Assaat, Presiden Indonesia yang Kerap
Terlupa.
3. Tugas BPUPKI
Tugas utama BPUPKI adalah mempelajari dan menyelidiki hal penting yang
berhubungan dengan berbagai hal menyangkut pembentukan negara Indonesia. Selain
itu, BPUPKI juga memiliki beberapa tugas lain, meliputi:
a. Membahas Dasar Negara Indonesia. Sesudah sidang pertama, BPUPKI
membentuk reses selama satu bulan.
b. Membentuk Panitia Kecil (panitia delapan) yang bertugas menampung saran-
saran dan konsepsi dari para anggota.
c. Membantu panita sembilan bersama panita kecil.
d. Panita sembilan menghasilkan Jakarta Charter atau Piagam Jakarta.
Sejak berdiri, BPUPKI telah menggelar sidang sebanyak dua kali, yang
masing-masingnya dilanjutkan dengan pembentukan panitia. Dua panitia tersebut
adalah Panitia Kecil atau Panitia Delapan dan Panitia Sembilan. Meskipun kedua
panitia ini dibentuk oleh organisasi yang sama, yaitu BPUPKI, tetapi tetap ada
perbedaan di antara keduanya.
Lantas, apa perbedaan Panitia Kecil dan Panitia Sembilan? Tanggal
Pembentukan Perbedaan pertama antara Panitia Kecil dan Panitia Sembilan bisa
dilihat dari kapan kedua panitia ini dibentuk. Panitia Kecil Panitia Kecil dibentuk
setelah sidang pertama BPUPKI berakhir pada 1 Juni 1945. Setelah hari terakhir
sidang dilakukan, Ketua BPUPKI, Dr. Radjiman Wediodiningrat membentuk Panitia
Kecil atau Panitia Delapan yang diketuai oleh Soekarno. Panitia Kecil ditugaskan
untuk menampung dan mengidentifikasi rumusan dasar negara pada sidang BPUPKI
Panitia Sembilan Panitia Sembilan juga dibentuk oleh BPUPKI. Namun, Panitia
Sembilan terbentuk pada sidang kedua BPUPKI (10-17 Juli 1945). Panitia Sembilan
dibentuk sebagai pengganti dari Panitia Kecil atau Panitia Delapan yang sebelumnya
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah rumusan dasar negara.

4. Hasil Sidang BPUPKI Pertama


Pada sidang BPUPKI pertama, tiga tokoh Indonesia mengusulkan dasar
negara, yakni M. Yamin pada 29 Mei 1945, Prof. Dr. Mr. Soepomo pada 31 Mei 1945,
dan Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945. Berikut rumusan konstitusi usulan Moh. Yamin
secara tertulis:
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Persatuan kebangsaan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Adapun usulan dasar negara dari Soepomo adalah sebagai berikut:


1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan social

Usulan rumusan dasar negara oleh Soekarno, yakni:


1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan social
5. Ketuhanan yang Maha Esa

5. Hasil Sidang BPUPKI Kedua


Sidang BPUPKI kedua menghasilkan rumusan dasar negara dan rancangan
Undang-Undang Dasar (UUD). Panitia ini menyetujui Rancangan Preambul, yakni
Piagam Jakarta yang sudah ditandatangani pada 22 Juni 1945. Panitia ini juga
membentuk Panitia Kecil pada 11 Juli 1945 yang bertugas menyempurnakan dan
menyusun kembali UUD yang sudah disepakati. Pada 13 Juli 1945, Panitia Perancang
UUD membahas hasil kerja Panitia Kecil atau Panitia Sembilan.
Panitia Perancang UUD dari BPUPKI pada 14 Juli 1945 melaporkan hasil
kerja berupa rancangan penyataan Indonesia merdeka atau Declaration of
Independence.
Kemudian dihasilkan juga rancangan pembukaan UUD yang konsepnya diambil dari
alinea keempat Piagam Jakarta yang memuat dasar negara. Pada sidang kedua,
BPUPKI juga menerima hasil kerja 23 anggota Panitia Pembela Tanah Air yang
diketuai Abokoesno Tjokrosoejoso dan 23 anggota Panitia Soal Keuangan dan
Ekonomi yang diketuai oleh Moh. Hatta.
Panitia Sembilan merumuskan kembali hasil sidang BPUPKI I berupa
sumbangan-sumbangan pemikiran para pembicara. Anggota Panitia Sembilan
dianggap mewakili golongan kebangsaan dan golongan Islam. Panitia Sembilan
terdiri dari ketua, yakni Soekarno sebagai ketua dan anggotanya yakni Moh. Hatta, M.
Yamin, Ahmada Soebardjo, A.A Maramis, H Agus Salim, Abikoesno Tjokrosoejoso,
K.H Abdul Kahar Muzakir, dan K.H. Wachid Hasjim.
Rumusan yang dinamai sebagai Piagam Jakarta (Jakarta Charter) memuat
rumusan Pancasila, yakni:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
6. PPKI
Setelah sidang kedua BPUPKI, pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI resmi
dibubarkan. BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah berhasil dalam menyelesaikan
tugasnya untuk menyusun rancangan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. Setelah
pembubaran BPUPKI, barulah dibentuk PPKI atau Panitia Persiapan Kemerdekan Indonesia.
PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan beranggotakan 21 orang yang terdiri dari berbagai etnis
di Indonesia.
PPKI sendiri diberikan tugas untuk meresmikan pembukaan dan batang tubuh
Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu, PPKI juga diberikan tugas untuk melanjutkan hasil
kerja BPUPKI seperti memindahkan kekuasaan dari pihak pemerintah Jepang kepada
pemerintah Indonesia dan juga bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan
dengan ketatanegaraan Indonesia yang baru.
1. Hasil Sidang PPKI Pertama
Hasil Sidang PPKI Pertama (18 Agustus 1945)
A. UUD 1945 disahkan Dalam sidang pertamanya, PPKI membentuk kesepakatan
yaitu pengesahan Undang-Undang Dasar 1945. UUD 1945 dianggap sebagai
landasan penting yang harus disahkan guna memajukan Indonesia. Oleh sebab itu,
PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai konstitusi negara dan menjadikannya
acuan dalam membentuk peraturan-peraturan di Indonesia.
B. Merevisi Piagam Jakarta Selain mengesahkan UUD 1945, PPKI juga membenahi
sebagian dari isi Piagam Jakarta. Salah satu kalimat dalam Piagam Jakarta yang
berbunyi, "Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi
Pemeluk-pemeluknya" diubah menjadi, "Ketuhanan Yang Maha Esa", karena
tidak semua rakyat Indonesia ialah Muslim.
C. Soekarno dan Moh Hatta diangkat sebagai presiden dan wakil presiden Dalam
sidang pertama PPKI juga dibahas mengenai pengangkatan Soekarno dan Moh
Hatta sebagai presiden dan wakil presiden pertama Indonesia. Pengusulan
Soekarno dan Moh Hatta disampaikan oleh Otto Iskandardinata, salah satu
pahlawan nasional Indonesia. Usulan tersebut disampaikan dengan cara aklamasi
atau pemilihan umum (pemilu). Setelah banyak yang menyetujui usulan tersebut,
Soekarno dan Moh Hatta segera dilantik sebagai presiden dan wakil presiden
Indonesia secara sah.
D. Membentuk Komite Nasional Hasil sidang PPKI 18 Agustus 1945 menyatakan
bahwa presiden akan dibantu oleh Komite Nasional. Alasan Komite Nasional
dibentuk karena belum ada DPR ataupun MPR pada awal kemerdekaan.

2. Revisi Piagam Jakarta


Piagam Jakarta merupakan cikal bakal Undang-Undang Dasar (UUD)
Republik Indonesia. Piagam Jakarta adalah dokumen yang berisi pokok-pokok ajaran
dan dasar negara yang diterima dan disepakati oleh para tokoh bangsa Indonesia pada
saat itu.
Piagam Jakarta diterbitkan pada 22 Juni 1945 dan menjadi landasan bagi
pembentukan pemerintahan Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan. Revisi
Piagam Jakarta termasuk dalam hasil sidang PPKI pertama.
Revisi Piagam Jakarta memuat beberapa perubahan penting terkait dengan
kedudukan dan tugas presiden dan wakil presiden serta tugas dan fungsi PPKI. Revisi
Piagam Jakarta ini menjadi dasar hukum bagi pembentukan pemerintahan Indonesia
yang baru dan merupakan bagian integral dari hasil sidang PPKI pertama. Berikut
adalah beberapa perubahan penting dalam Revisi Piagam Jakarta.
a. Kedudukan Presiden dan Wakil Presiden: Dalam Piagam Jakarta asli, presiden
dan wakil presiden memiliki kedudukan yang lebih rendah daripada pimpinan
PPKI. Namun, dalam Revisi Piagam Jakarta, presiden dan wakil presiden
memiliki kedudukan yang sama dengan pimpinan PPKI.
b. Tugas Presiden dan Wakil Presiden: Dalam Piagam Jakarta asli, tugas
presiden dan wakil presiden hanya bersifat pelaksana. Namun, dalam Revisi
Piagam Jakarta, tugas presiden dan wakil presiden juga memiliki peran yang
aktif dalam pembentukan pemerintahan yang baru.
c. Tugas dan Fungsi PPKI: Dalam Piagam Jakarta asli, tugas dan fungsi PPKI
hanya bersifat sementara. Namun, dalam Revisi Piagam Jakarta, tugas dan
fungsi PPKI ditetapkan sebagai lembaga yang permanen.
d. Kedudukan Pimpinan PPKI: Dalam Piagam Jakarta asli, pimpinan PPKI
memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada presiden dan wakil presiden.
Namun, dalam Revisi Piagam Jakarta, pimpinan PPKI memiliki kedudukan
yang sama dengan presiden dan wakil presiden.

Dengan Revisi Piagam Jakarta ini, PPKI memberikan landasan hukum bagi
pembentukan pemerintahan Indonesia yang baru dan memastikan bahwa presiden dan
wakil presiden memiliki peran yang aktif dan kedudukan yang sama dengan pimpinan
PPKI.

LAMPIRAN 4 DAFTAR PUSTAKA


Tim CNN, “Hasil Sidang BPUPKI Pertama dan Kedua Dilengkapi Sejarah Singkat”, diakses 03 Mei
2023, https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230221091619-569-915682/hasil-sidang-
bpupki-pertama-dan-kedua-dilengkapi-sejarah-singkat.
Pierre Lavender, “Hasil Sidang PPKI Pertama hingga Ketiga” diakses pada 03 Mei 2023,
https://mediaindonesia.com/humaniora/499040/hasil-sidang-ppki-pertama-hingga-ketiga
http://asnic.utexas.edu/asnic/countries/indonesia/ConstIndonesia.html Constitution of Indonesia
Jimly Asshiddiqie. "Konsolidasi naskah UUD 1945. Penerbit: Yarsif Watampone, Jakarta, Indonesia.
2003
MODUL AJAR
Periodisasi pemberlakuan dan perubahan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
Kurikulum Merdeka

INFORMASI UMUM
1 Identitas Umum
a. Nama Penyusun Indah Ayu Lestari
b. Satuan
SMP
Pendidikan

c. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA

d. Fase / Kelas D/7


e. Alokasi Waktu 2 X 40 MENIT (320 menit)
f. Tahun Pelajaran 2023-2024

2 Kompetensi Awal Peserta didik dapat menjelaskan pengertian undang-undang

3 Profil Pelajar 1. Beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
Pancasila berakhlak mulia: peserta didik akan mengembangkan sikap
beriman kepada Tuhan Yang maha Esa serta berakhlak
mulia dengan melakukan pembiasaan selalu berdoa sebelum
melakukan kegiatan pembelajaran sebagai bentuk
pembiasaan dengan tujuan agar ilmu yang didapatkan
bermanfaat.
2. Mandiri : peserta didik akan mengembangkan kemandirian
dengan mengikuti pembelajaran dengan penuh tanggung
jawab serta mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuan
diri.
3. Gotong royong : peserta didik akan mengembangkan
kemampuan gotong royong dengan saling bekerja sama,
berkomunikasi, berdiskusi, dan berkelompok dengan
temannya
4. Bernalar Kritis : peserta didik akan mengembangkan
kemampuan bernalar kritis karena peserta didik akan
diminta memecahkan masalah terhadap fenomena sosial
saat ini yang menyimpang dari UUD NRI 1945
a. Ruang kelas
b. LCD Projektor
c. Laptop/computer/HP
d. Jaringan internet
e. Sumber belajar: Pusat Perbukuan Badan Standar,
4 Sarana Prasarana
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Komplek
Kemdikbudristek. Buku Pendidikan dan
Kewarganegaraan. 2021. Penulis Prayoga
f. Karton

1. Peserta didik reguler/tipikal


Target Peserta
5 2. Peserta didik dengan hambatan belajar
Didik
3. Pesera didik berpencapaian tinggi
Model
- Discovery Learning
6 Pembelajaran yang - Inquiry Learning
digunakan - Project Based Learning
KOMPONEN INTI
Peserta didik memahami periodisasi pemberlakuan dan
Capaian
7 perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Pembelajaran
Tahun 1945;

1. Peserta didik mampu menjelaskan latar belakang sejarah


UUD 1945
Tujuan 2. Peserta didik mampu menyebutkan naskah UUD 1945
8
Pembelajaran 3. Peserta didik mampu memahami pemberlakuan UUD
1945
4. Peserta didik mampu menjelaskan perubahan UUD 1945

Kriteria untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran, maka


dilakukan:
9 Asessmen a. Asesmen Dianostik (Terlampir)
b. Asesmen Formatif Proses (Terlampir)
c. Asesmen Sumatif (Terlampir)
10 Pemahaman Peserta didik dapat mengembangkan kemampuan bernalar kritis
Bermakna dengan memecahkan masalah terhadap fenomena sosial saat ini
yang menyimpang dari UUD NRI 1945.

Pertanyaan Bagaimana kondisi Indonesia jika tidak ada hukum yang berlaku
11
Pemantik di masyarakat?

12 Kegiatan Pertemuan 1
Pembelajaran a. Kegiatan Pembukaan (10 menit)
1. Peserta didik menyiapkan diri secara fisik dan
psikis untuk mengikuti pembelajaran diawali
dengan berdoa, guru menanyakan kehadiran
peserta didik, kebersihan dan kerapian kelas,
kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
2. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
peserta didik.
3. Peserta didik menyimak informasi guru tentang
tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta teknik
dan bentuk serta proses penilaian pembelajaran
yang akan dilakukan.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru memaparkan judul Bab yang akan dipelajari
pada pertemuan saat ini yakni UUD NRI Tahun
1945 sebagai sistem hukum nasional dan
memberikan gambaran penjelasan singkat tentang
kondisi masyarakat jika tidak memiliki hukum
yang mengikat cara hidup masyarakat
2. Guru memberikan 5 pertanyaan dasar sebagai
assesmen awal bagi peserta didik guna mengukur
daya nalar dan kepekaan peserta didik terhadap arti
penting UUD 1945, serta 10 kondisi negara jika
tanpa sebuah hukum yang kuat.
3. peserta didik diberikan waktu 30 menit untuk
mengerjakan tugas tersebut tanpa membuka buku
ataupun gawai. Tugas yang telah dikerjakan akan
dikumpulkan kepada guru untuk diberikan nilai
secara objektif sebagai asesmen awal.
4. Guru menugaskan 3 peserta didik untuk
membacakan jawaban didepan kelas sebagai
representatif hasil pemikiran asesmen awal peserta
didik dalam menjawab tugas.
5. Guru membimbing dan memberikan konfirmasi
terhadap jawaban peserta didik dengan meluruskan
jawaban yang kurang tepat dan memberikan
penghargaan bila jawaban benar dengan pujian
atau tepuk tangan bersama.
c. Penutup
1. Peserta didik dengan dibimbing guru
menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya
jawab secara klasikal.
2. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses
pembelajaran yang telah dilakukan dan
menentukan tindakan yang akan dilakukan.
3. Peserta didik menerima umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan
4. Guru menutup kelas dengan memberi salam.
Pertemuan 2
a. Kegiatan Pembukaan (10 menit)
1. Peserta didik menyiapkan diri secara fisik dan
psikis untuk mengikuti pembelajaran diawali
dengan berdoa, guru menanyakan kehadiran
peserta didik, kebersihan dan kerapian kelas,
kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
2. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
peserta didik.
3. Peserta didik menyimak informasi guru tentang
tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta teknik
dan bentuk serta proses penilaian pembelajaran
yang akan dilakukan.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru menayangkan hasil kegiatan pembelajaran
pertemuan pertama untuk mengingat kembali atau
mereview materi yang lalu.
2. Guru menegaskan kembali fokus materi
pentingnya UUD 145 serta memberikan stimulus
untuk menuju sub materi tentang sejarah
terbentuknya UUD NRI 1945. Selanjutnya guru
memutarkan vidio tentang sejarah terbuntuknya
UUD 1945, periodisasi serta 4 tahap amandemen
UUD 1945.
3. Kemudian peserta didik secara individu
dipersilahkan untuk membuat peta konsep dan
merunutkan kronologis secara runtut proses
terbentuknya UUD 1945 di buku tulis masing
masing.
4. Peserta didik diberikan tabel pernyataan tentang
fakta sejarah terbentuknya UUD 1945 berdasarkan
isi materi video yang telah di putar. Kemudian
peserta didik menjawab apakah pernyataan
tersebut benar atau salah berdasarkan bahan tulisan
dan video yang telah diputarkan.
5. Guru akan mengkoreksi secara bersama dengan
cara menukar hasil pengerjaan peserta didik
dengan peserta didik yang lain.
6. Proses pengkoreksian bersama diseritai dengan
pembahasan berdasarkan cara penjelasan yang
diberikan oleh guru.
c. Penutup (10 menit)
1. Peserta didik dengan dibimbing guru
menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya
jawab secara klasikal.
2. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses
pembelajaran yang telah dilakukan dan
menentukan tindakan yang akan dilakukan.
3. Peserta didik menerima umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan.
4. Guru menutup kelas dengan memberi salam
Pertemuan 3
a. Kegiatan Pembukaan (10 menit)
1. Peserta didik menyiapkan diri secara fisik dan
psikis untuk mengikuti pembelajaran diawali
dengan berdoa, guru menanyakan kehadiran
peserta didik, kebersihan dan kerapian kelas,
kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
2. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
peserta didik.
3. Peserta didik menyimak informasi guru tentang
tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta teknik
dan bentuk serta proses penilaian pembelajaran
yang akan dilakukan.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru menguji ingatan peserta didik tentang materi
pertemuan lalu dengan cara mencoba membacakan
beberapa pernyataan yang salah dari materi lalu.
Dan menunjuk sisea secara random untuk
membenarkan pernyataan yang salah tersebut
sehingga menjadi pernyataan yang benar
2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mencari isi pasal pasal UUD 1945
dapat mengkaji sebuah fenomena permasalahan di
masyarakat, contoh : guru memutarkan video
permasalahan masyarakat banyaknya gelandangan
yang ada di jalanan, penangkapan aktivis yang
menyuarakan keadilan, kasus Korupsi Kolusi
Nepotisme.
3. Peserta didik diminta untuk mengumpulkan pasal
dalam UUD 1945 dan isinya yang dapat mengkaji
permasalan permasalan tersebut.
4. Setelah itu guru memberikan stimulus untuk
memimpin diskusi bagaimana kondisi yang
semestinya jika UUD 1945 sudah dilaksanakan
secara optimal.
5. Kemudian peserta didik dipersilahkan
mempersentasikan jawaban didepan kelas dan
peserta didik lainnya menyimak.
6. Guru membimbing dan memberikan konfirmasi
terhadap jawaban peserta didik dengan meluruskan
jawaban yang kurang tepat dan memberikan
penghargaan bila jawaban benar dengan pujian
atau tepuk tangan bersama.
c. Penutup (10 menit)
1. Peserta didik dengan dibimbing guru
menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya
jawab secara klasikal.
2. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses
pembelajaran yang telah dilakukan dan
menentukan tindakan yang akan dilakukan.
3. Peserta didik menerima umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan.
4. Guru menutup kelas dengan memberi salam
Pertemuan 4

a. Kegiatan Pembukaan (10 menit)


1. Peserta didik menyiapkan diri secara fisik dan
psikis untuk mengikuti pembelajaran diawali
dengan berdoa, guru menanyakan kehadiran
peserta didik, kebersihan dan kerapian kelas,
kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
2. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
peserta didik.
3. Peserta didik menyimak informasi guru tentang
tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta teknik
dan bentuk serta proses penilaian pembelajaran
yang akan dilakukan.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru memberikan kesempatan peserta didik
membaca seluruh catatan dan tugas selama 3
pertemuan terakhir sebagai bahan refleksi
pembelajaran selama 15 menit.
2. Guru bersama peserta didik akan review dan
menjelaskan secara global materi tentang Bab
UUD NRI Tahun 1945 sebagai sistem hukum
nasional.
3. Selanjutkan Guru akan melaksanakan penilaian
harian secara lisan kepada peserta didik untuk
mengukur tingkat pemahaman peserta didik
terhadap materi dengan cara meminta 5 peserta
didik untuk maju secara bergantian, pertanyaan
sejumlah 5 soal akan diberikan secara acak secara
lisan kepada peserta didik secara bergantian di
depan meja guru.
c. Penutup
1. Peserta didik dengan dibimbing guru
menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya
jawab secara klasikal.
2. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses
pembelajaran yang telah dilakukan dan
menentukan tindakan yang akan dilakukan.
3. Peserta didik menerima umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan.
4. Guru menutup kelas dengan memberi salam

13 Refleksi
a. Peserta Didik  Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran
ini?
 Apa yang kamu lakukan untuk memperbaiki hasil
belajarmu?
 Jika kamu diminta memberikan tanda bintang 1-5, berapa
bintang yang akan kamu berikan untuk usaha yang sudah
kamu lakukan?
 Apakah kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan
baik?
b. Pendidik  Apa yang harus diperbaiki dari kegiatan pembelajaran?
 Apakah rencana pembelajaran telah dilaksanakan dengan
runtut dan sistematik ?
14 Kriteria untuk Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran
mengukur dengan:

ketercapaian  Asessmen Dianostik


 Assesmen Formatif
Tujuan  Assessmen Sumatif
Pembelajaran Kompetensi dan cara melakukan penilaian :
 Penilaian sikap :
Dilakukan dengan teknik observasi/ mengamati sikap
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, antara lain
dengan pembiasaan salam, berdoa sebelum belajar,
patuh terhadap tata tertib selama kegiatan belajar.
 Penilaian pengetahuan:
Melalui tes Tertulis dan lisan dalam bentuk lisan
 Penilaian keterampilan:
Melalui observasi proses, hasil diskusi dan hasil pekerjaan
melalui pembuatan resume, kegiatan Individu /
kelompok, peserta didik memiliki keterampilan dalam
mengemukakan pendapat
Kriteria Penilaian Pengetahuan
4. Penilaian Pengetahuan (Soal Pilihan Ganda)
Bila jawaban benar diberi skor 4
Bila jawaban salah diberi skor 0
5. Penilaian Pengetahuan (Soal Esay)
Bila jawaban sangat sempurna diberi skor 4
Bila jawaban sempurna diberi skor 3
Bila jawaban kurang sempurna diberi skor 2
Bila jawaban tidak sempurna diberi skor 1
Jumlah perolehan skor
Nilai = -------------------------------- x Nilai ideal
(misalnya 100)
Jumlah skor maksimum
3. Penilaian Sikap
Kriteria Sikap Rerat
No. Nama
a Nilai
Bernalar Gotong Berkebinekaa
kritis royong n Global

6. Penilaian Keterampilan
Kriteria Keterampilan Rerata
No. Nama Nilai
Penguas Kemamp Menja
aan uan wab
Materi Argmum pertany
entasi aan

Pedoman Penskoran:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
LAMPIRAN
Lembar Kerja
15 Terlampir
Peserta Didik

Pengayaan dan Alternatif bentuk pengayaan adalah sebagai berikut:


16
Remideal
a. Peserta didik membantu peserta didik lainnya yang
belum tuntas dengan pembelajaran tutor sebaya
b. Guru memberi tugas untuk mempelajari lebih lanjut
tentang materi pokok dari berbagai sumber dan mencatat
hal-hal penting. Dan menyajikan dalam bentuk laporan
tertulis atau membacakan di depan kelas.

Alternatif bentuk remedial adalah sebagai berikut:

a. Mengulang materi pokok diluar jam tatap muka bagi


peserta didik yang belum tuntas
b. Memberi penugasan pada peserta didik yang belum tuntas
c. Memberi kesempatan untuk tes perbaikan
17 Bahan Bacaan
a. Peserta Didik Terlampir
b. Pendidik Terlampir
18 Glosarium UU: Undang-undang
19 Daftar Pustaka Terlampir
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 1

1. Kapan UUD 1945 dibuat? Dan siapakah yang merancang UUD 1945!
2. Bolehkan isi dari UUD 1945 dirubah sewaktu waktu? Sebutkan alasannya!
3. Apa yang membedakan antara UUD 1945 dengan aturan hukum lainnya?
4. Apakah pernah UUD 1945 tidak berlaku di Indonesia?
5. Isilah 10 kondisi negara dan masyarakat jika tidak memiliki dasar hukum?!
No. Kondisi
1
2
3
4
5
6
7
8

Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 2

Lampiran 2

Nama :
Kelas :
Dari sumber video : https://youtu.be/1dkV0Lau7FU
Peta
Konsep : ......................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.........................................................................................................

Pernyataan benar & salah


Pernyataan Benar Salah
Pembentukan panitia 9 dilakukan pada tanggal 10
Juli 1945
Pembukaan UUD 1945 disahkan tgl 18 Agustus
1945
Pembahasan UUD 1945 dilaksanakan pada sidang
ke dua pada tgl 10 - 18 juni 1945
Konstitusi RIS berlaku bentuk pemerintahan
presidensial
Konstitusi RIS berlaku bentuk negara federal
UUDS1945 menganut demokrasi liberan
Dekrit Presiden 5 Juli 1958
Kekuasaan tertinggi di masa orde Baru adalah di
tangan Presiden
Amandemen UUD 1945 dilakukan dalam rentang
tahun 1998-2002
Bagian yang tidak boleh dirubah dalam UUD
1945 adalah bagian penutup

Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 3

Nama :

Kelas :

Tabel Latihan Kompetensi:

No. Jenis permasalahan Pasal dalam UUD Isi Pasal


1945 yang mengatur
Sumber video : https://youtu.be/7XtBv9UnySw ( dan bisa ditambah sesuai pengamatan
individu di lapangan atau di masyarakat)

Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 4

1. Menurut pendapatmu apa saja tantangan dalam proses pembuatan UUD 1945 hingga
terbentuklah UUD 1945 hasil amandemen!
2. Bagaimanakah pendapatmu tentang sila pertama yang diganti dalam piagam jakarta?
3. Menurut pendapatmu mengapa pembukaan UUD 1945 tidak boleh dirubah?
4. Dalam pembukaan UUD 1945 apakah ada tujuan negara Indonesia? Jika ada sebutkan
apa saja tujuan bangsa Indonesia dalam teks pembukaan UUD 1945
5. Jelaskan bagaimana pendapat mu mengenai pelaksanaan aturan yang ada di dalam
UUD 1945 di kehidupan sosial masyarakat saat ini?

Lampiran 3 Bahan Bacaan Peserta Didik

 UUD NRI TAHUN 1945


A. UUD NRI Tahun 1945 sebagai sistem hukum nasional
Konstitusi sendiri memiliki arti salah satu norma hukum dibawah dasar
negara. Dalam arti yang luas: konstitusi adalah hukum tata negara, yaitu keseluruhan
aturan dan ketentuan (hukum) yang menggambarkan sistem ketatanegaraan suatu
negara. Dalam arti tengah: konstitusi adalah hukum dasar, yaitu keseluruhan aturan
dasar, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Dalam arti sempit: konstitusi
adalah Undang-Undang Dasar, yaitu satu atau beberapa dokumen yang memuat
aturan-aturan yang bersifat pokok. Dengan demikian, konstitusi bersumber dari dasar
Negara. Isi norma tersebut bertujuan mencapai cita-cita yang terkandung dalam dasar
Negara.
Sebagai konstitusi, artinya UUD NRI Tahun 1945 adalah hukum tertinggi
yang menjadi patokan untuk mencapai dan mewujudkan tujuan tertinggi dalam
negara, yaitu menghadirkan keadilan (justice); memberi ketertiban (order); dan
mewujudkan nilai-nilai ideal, seperti kebebasan (freedom) serta kemakmuran dan
kesejahteraan (prosperity and welfare) bersama.
Dan juga negara Indonesia sebagai negara yang berdasar atas hukum
(rechtsstaat, etat de droit), tentu saja eksistensi UUD 1945 sebagai konstitusi di
Indonesia mengalami sejarah yang panjang hingga akhirnya dapat diterima
(acceptable) sebagai landasan hukum (juridische gelding) bagi implementasi
ketatanegaraan di Indonesia.
Sebelum diterapkan amendemen, UUD 1945 terdiri atas Pembukaan, Batang
Tubuh (16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri dari
1 ayat dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih), 4 pasal
Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan Tambahan), serta Penjelasan.
Setelah diterapkan 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki 16 bab, 37 pasal,
194 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan, dan 2 pasal Aturan Tambahan. Dalam Risalah
Sidang Tahunan MPR Tahun 2002, diterbitkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah, sebagai Naskah Perbantuan dan
Kompilasi Tanpa Hadir Opini.
B. Sejarah UUD NRI 1945
Latar belakang terbentuknya konstitusi (UUD’45) bermula dari janji Jepang
untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia di kemudian hari yang
diwujudkan dengan pembetukan BPUPKI. Janji tersebut antara lain berisi “sejak dari
dahulu, sebelum pecahnya peperangan asia timur raya, Dai Nippon sudah mulai
berusaha membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan pemerintah hindia belanda.
Tentara Dai Nippon serentak menggerakkan angkatan perangnya, baik di darat, laut,
maupun udara, untuk mengakhiri kekuasaan penjajahan Belanda”.
Sejak saat itu Dai Nippon Teikoku memandang bangsa Indonesia sebagai
saudara muda serta membimbing bangsa Indonesia dengan giat dan tulus ikhlas di
semua bidang, sehingga diharapkan kelak bangsa Indonesia siap untuk berdiri sendiri
sebagai bangsa Asia Timur Raya. Namun janji hanyalah janji, penjajah tetaplah
penjajah yang selalu ingin lebih lama menindas dan menguras kekayaan bangsa
Indonesia. Setelah Jepang dipukul mundur oleh sekutu, Jepang tak lagi ingat akan
janjinya. Setelah menyerah tanpa syarat kepada sekutu, rakyat Indonesia lebih bebas
dan leluasa untuk berbuat dan tidak bergantung pada Jepang sampai saat kemerdekaan
tiba.
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang
diwujudkan pada tanggal 29 April 1945 adalah badan yang menyusun rancangan
UUD 1945. Pada masa sidang pertama yang berlaku dari tanggal 28 Mei sampai 1
Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan argumen tentang "Dasar Negara" yang diberi
nama Pancasila. Pada tanggal 22 Juni 1945, 38 bagian BPUPKI membentuk Panitia
Sembilan yang terdiri dari 9 orang untuk merancang Piagam Jakarta calon naskah
Pembukaan UUD 1945. Setelah dihilangkannya anak kalimat "dengan kewajiban
menjalankan syariah Islam untuk pemeluk-pemeluknya" maka naskah Piagam Jakarta
menjadi naskah Pembukaan UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pengesahan UUD 1945
dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang pada
tanggal 29 Agustus 1945. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada masa
Sidang Kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). Nama
Badan ini tanpa kata "Indonesia" karena hanya diperuntukkan untuk tanah Jawa saja.
Di Sumatera hadir BPUPKI untuk Sumatera. Masa Sidang Kedua tanggal 10-17 Juli
1945. Tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia.Periode berlakunya UUD 1945 (18 Agustus 1945 -
27 Desember 1949)
Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak mampu dilakukan
sepenuhnya karena Indonesia sedang disibukkan dengan perjuangan mempertahankan
kemerdekaan. Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945
memutuskan bahwa kekuasaan legislatif diserahkan kepada KNIP , karena MPR dan
DPR belum terbentuk. Tanggal 14 November 1945 diwujudkan Kabinet Semi-
Presidensial ("Semi-Parlementer") yang pertama, sehingga peristiwa ini adalah
perubahan pertama dari sistem pemerintahan Indonesia terhadap UUD 1945.
Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 - 17 Agustus
1950)
Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer. Wujud
pemerintahan dan wujud negaranya federasi yaitu negara yang di dalamnya terdiri
dari negara-negara bagian yang masing masing negara bagian memiliki kedaulatan
sendiri untuk mengurus urusan dalam negerinya. Ini adalah perubahan dari UUD 1945
yang mengamanatkan bahwa Indonesia adalah Negara Kesatuan.
Periode UUDS 1950 (17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959)
Pada periode UUDS 1950 ini diberlakukan sistem Demokrasi Parlementer
yang sering dinamakan Demokrasi Liberal. Pada periode ini pula kabinet selalu
berganti-ganti, dampaknya pembangunan tidak berlaku lancar, masing-masing partai
semakin memperhatikan kebutuhan partai atau golongannya. Setelah negara RI
dengan UUDS 1950 dan sistem Demokrasi Liberal yang dialami rakyat Indonesia
selama nyaris 9 tahun, maka rakyat Indonesia sadar bahwa UUDS 1950 dengan
sistem Demokrasi Liberal tidak cocok, karena tidak berlandaskan dengan jiwa
Pancasila dan UUD 1945.
Periode kembalinya ke UUD 1945 (5 Juli 1959 - 1966)
Perangko "Kembali ke UUD 1945" dengan nominal 50 sen. Karena situasi
politik pada Sidang Konstituante 1959 dimana banyak saling tarik ulur kebutuhan
partai politik sehingga gagal menghasilkan UUD baru, maka pada tanggal 5 Juli 1959,
Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah satu pokoknya
memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai undang-undang dasar, menggantikan
Undang-Undang Dasar Sementara 1950 yang berlaku pada waktu itu.
Pada masa ini, terdapat beragam kelainan UUD 1945, di antaranya:
 Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta
Wakil Ketua DPA menjadi Menteri Negara
 MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup
 Periode UUD 1945 masa orde baru (11 Maret 1966 - 21 Mei 1998)
 Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyalakan akan
menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen.
 Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat
"sakral", di selang melalui sejumlah peraturan:
- Ketentuan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyalakan bahwa
MPR berkekuatan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak
berkehendak akan melaksanakan perubahan terhadapnya
- Ketentuan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang
selang lain menyalakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah
UUD 1945, terlebih dahulu harus minta argumen rakyat melalui
referendum.
- Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang
adalah pelaksanaan Ketentuan MPR Nomor IV/MPR/1983.
C. Periode Pemberlakuan UUD 1945
1. Periode berlakunya UUD 1945 (18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949)
Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak mampu dilakukan sepenuhnya
karena Indonesia sedang disibukkan dengan perjuangan mempertahankan
kemerdekaan. Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945
memutuskan bahwa kekuasaan legislatif diserahkan kepada KNIP , karena MPR
dan DPR belum terbentuk. Tanggal 14 November 1945 diwujudkan Kabinet Semi-
Presidensial ("Semi-Parlementer") yang pertama, sehingga peristiwa ini adalah
perubahan pertama dari sistem pemerintahan Indonesia terhadap UUD 1945.
2. Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 - 17 Agustus
1950)
Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer. Wujud
pemerintahan dan wujud negaranya federasi yaitu negara yang di dalamnya terdiri
dari negara-negara bagian yang masing masing negara bagian memiliki
kedaulatan sendiri untuk mengurus urusan dalam negerinya. Ini adalah perubahan
dari UUD 1945 yang mengamanatkan bahwa Indonesia adalah Negara Kesatuan.
3. Periode UUDS 1950 (17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959)
Pada periode UUDS 1950 ini diberlakukan sistem Demokrasi Parlementer yang
sering dinamakan Demokrasi Liberal. Pada periode ini pula kabinet selalu
berganti-ganti, dampaknya pembangunan tidak berlaku lancar, masing-masing
partai semakin memperhatikan kebutuhan partai atau golongannya. Setelah negara
RI dengan UUDS 1950 dan sistem Demokrasi Liberal yang dialami rakyat
Indonesia selama nyaris 9 tahun, maka rakyat Indonesia sadar bahwa UUDS 1950
dengan sistem Demokrasi Liberal tidak cocok, karena tidak berlandaskan dengan
jiwa Pancasila dan UUD 1945.
4. Periode kembalinya ke UUD 1945 (5 Juli 1959 - 1966)
Perangko "Kembali ke UUD 1945" dengan nominal 50 sen. Karena situasi politik
pada Sidang Konstituante 1959 dimana banyak saling tarik ulur kebutuhan partai
politik sehingga gagal menghasilkan UUD baru, maka pada tanggal 5 Juli 1959,
Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah satu pokoknya
memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai undang-undang dasar, menggantikan
Undang-Undang Dasar Sementara 1950 yang berlaku pada waktu itu.
Pada masa ini, terdapat beragam kelainan UUD 1945, di antaranya:
a. Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil
Ketua DPA menjadi Menteri Negara
b. MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidu
c. Periode UUD 1945 masa orde baru (11 Maret 1966 - 21 Mei 1998)
d. Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyalakan akan menjalankan
UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen.
e. Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat
"sakral", di selang melalui sejumlah peraturan:
1. Ketentuan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyalakan bahwa MPR
berkekuatan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan
melaksanakan perubahan terhadapnya
2. Ketentuan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang selang
lain menyalakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945,
terlebih dahulu harus minta argumen rakyat melalui referendum.
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang adalah
pelaksanaan Ketentuan MPR Nomor IV/MPR/1983
D. Amandemen UUD NRI 1945
Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah diterapkannya perubahan (amendemen)
terhadap UUD 1945. Latar balik tuntutan perubahan UUD 1945 selang lain karena
pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya
bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat mulia pada Presiden, keadaan pasal-
pasal yang terlalu "luwes" (sehingga mampu menimbulkan multitafsir), serta
kenyataan ciri utama UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara yang belum
cukup didukung ketentuan konstitusi.
Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti
tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara
demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang berlandaskan dengan
perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan
kesepakatan di selangnya tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap
mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau pengahabisan
semakin dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta
mempertegas sistem pemerintahan presidensial.
Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 merasakan 4 kali perubahan
(amendemen) yang diputuskan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:
1. Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 → Perubahan Pertama
UUD 1945
Perubahan pertama ada 9 Pasal yang diubah secara mendasar. Ada dua perubahan
fundamental yang dilakukan, yaitu (1) pergeseran kekuasaan membentuk undang-
undang dari Presiden ke DPR; dan (2) pembatasan masa jabatan presiden selama 5
tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya
untuk satu kali masa jabatan.
2. Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 → Perubahan Kedua
UUD 1945
Perubahan kedua ada 25 Pasal perubahan/tambahan dan perubahan dan perubahan
5 Bab. Perubahan fundamental terpenting berkaitan dengan 8 hal, yaitu (1)
otonomi daerah/desentralisasi; (2) pengakuan serta penghormatan terhadap satuan
pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa dan terhadap
kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya; (3) penegasan
fungsi dan hak DPR; (4) penegasan NKRI sebagai sebuah negara kepulauan yang
berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan
dengan undang-undang; (5) perluasan jaminan konstitusional hak asasi manusia;
(6) sistem pertahanan dan keamanan Negara; (7) pemisahan struktur dan fungsi
TNI dengan Polri; dan (8) pengaturan bendera, bahasa, lambang Negara, dan lagu
kebangsaan.
3. Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 → Perubahan Ketiga
UUD 1945
Perubahan ada 23 Pasal perubahan/tambahan dan 3 Bab tambahan. Perubahan
ketiga ini merupakan perubahan yang paling luas mencakup 25 Pasal dan 3 Bab
tambahan. Perubahan mendasar meliputi 10 hal, yaitu (1) penegasan Indonesia
sebagai negara demokratis berdasar hukum berbasis konstitusionalisme; (2)
perubahan struktur dan kewenangan MPR; (3) pemilihan Presiden dan wakil
Presiden langsung oleh rakyat; (4) mekanisme pemakzulan Presiden dan/atau
Wakil Presiden; (5) kelembagaan Dewan Perwakilan Daerah; (6) pemilihan
umum; (7) pembaharuan kelembagaan Badan Pemeriksa Keuangan; (8) perubahan
kewenangan dan proses pemilihan dan penetapan hakim agung; (9) pembentukan
Mahkamah Konstitusi; dan (10) pembentukan Komisi Yudisial.
4. Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 → Perubahan Keempat
UUD 1945
Perubahan keempat meliputi 13 pasal, 3 pasal aturan peralihan, 2 pasal aturan
tambahan dan perubahan 2 bab. Perubahan mendasar meliputi 12 hal, yaitu (1)
perubahan susunan MPR menjadi terdiri dari anggota DPR dan anggota DPD
yang dipilih melalui pemilihan umum; (2) melengkapi aturan pemilihan Presiden
dan Wakil Presiden; (3) pelaksana tugas kepresidenan; (4) Dewan Pertimbangan
Presiden menggantikan Dewan Pertimbangan Agung yang dihapuskan; (5) bank
sentral; (6) hak mendapat pendidikan bagi setiap warga negara dan prioritas
anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20%; (7) negara memajukan
kebudayaan nasional, menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai
kekayaan budaya nasional; (8) negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
selusuh rakyat dan bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak; (9) syarat perubahan
Undang-Undang Dasar; (10) tenggat waktu pembentukan Mahkamah Konstitusi
paling lambat 17 Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala kewenangannya
dilakukan oleh Mahkamah Agung; (11) penugasan kepada MPR untuk melakukan
peninjauan terhadap materi dan status hukum ketetapan MPRS dan ketetapan
MPR untuk diambil putusan pada sidang MPR tahun 2003; dan (12) dengan
ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal.
LAMPIRAN 4 DAFTAR PUSTAKA
http://asnic.utexas.edu/asnic/countries/indonesia/ConstIndonesia.html Constitution of
Indonesia
Jimly Asshiddiqie. "Konsolidasi naskah UUD 1945. Penerbit: Yarsif Watampone, Jakarta,
Indonesia. 2003.
Surya Saputra, Lukman. dkk. 2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTs
Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
MODUL AJAR
Keberagaman suku, agama, ras dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika
Kurikulum Merdeka

INFORMASI UMUM
1 Identitas Umum
g. Nama
Indah Ayu Lestari
Penyusun
h. Satuan
SMP
Pendidikan
i. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA
j. Fase / Kelas D/7
k. Alokasi Waktu 2 X 40 MENIT (320 menit)
l. Tahun
2023-2024
Pelajaran
Peserta didik didik dapat menyebutkan beberapa macam agama dan
2 Kompetensi Awal
suku di Indonesia
Profil Pelajar Bertaqwa kepada Tuhan YME, Bernalar kritis, gotong royong,
3
Pancasila berkebhinekaan global
a. Ruang kelas
b. LCD Projektor
c. Laptop/computer/HP
d. Jaringan internet
e. Sumber belajar: Pusat Perbukuan Badan Standar, Kurikulum,
4 Sarana Prasarana dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Komplek
Kemdikbudristek. Buku Pendidikan dan Kewarganegaraan.
2021. Penulis Prayoga
f. Kertas
g. Handphone

1. Peserta didik reguler/tipikal


Target Peserta
5 2. Peserta didik dengan hambatan belajar
Didik
3. Pesera didik berpencapaian tinggi
Model
Project Based Learning
6 Pembelajaran yang Discovery Learning
digunakan Ptoblem Based Learning
KOMPONEN INTI
Capaian Peserta didik mampu mengidentifikasi keberagaman suku, agama,
7
Pembelajaran ras dan antargolongan dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika
1. Peserta didik mampu menjelaskan faktor penyebab keberagaman
2. Peserta didik mampu mengidentifkasi keberagaman
Tujuan dilingkungan sekitar
8
Pembelajaran 3. Peserta didik mampu menjelaskan makna Bhineka Tunggal Ika
4. Peserta didik mampu menjelaskan upaya persatuan dan kesatuan
keberagaman
Kriteria untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran, maka
dilakukan:
9 Asessmen a. Asesmen Dianostik (Terlampir)
b. Asesmen Formatif (Terlampir)
c. Asesmen Sumatif (Terlampir)
Peserta didik dapat memahami dan menghormati perbedaan dari
Pemahaman
10 segala aspek baik perbedaaan fisik, agama, suku dan ras yang
Bermakna
menyatukan negara menjadi harmonis dalam kehidupan sehari-hari.

Pertanyaan Mengapa di Indonesia terdapat banyak bahasa daerah yang berbeda-


11
Pemantik beda?

12 Kegiatan 2. Peserta Didik Melakukan Analisis Materi terkait dari


Pembelajaran Video dan Power Point yang disampaikan oleh guru
tentang Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat
Indonesia
3. Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk
melihat, mengamati, membaca dan menuliskannya
kembali. Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan
terkait materi Keberagaman dalam Masyarakat
Indonesia; Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat
Indonesia.
4. Guru memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, dimulai
dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan
dengan materi Keberagaman dalam Masyarakat
Indonesia; Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat
Indonesia.
5. Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
mendiskusikan, mengumpulkan informasi,
mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi
mengenai keberagaman yang ada dilingkungan sekitar
dan sampaikan penyebab keberagaman tersebut.
6. Guru membimbing peserta didik dan memberikan
stimulus dalam mencari keberagaman yang ada
dimasyarakat sekitar sekolah dan rumah peserta didik.
7. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi masing-
masing kelompok secara bergantian
8. Guru memberikan umpan balik mengenai hasil analisis
peserta didik.
c. Penutup (10 menit)
1. Peserta didik dengan dibimbing guru menyimpulkan
materi pembelajaran melalui tanya jawab secara
klasikal.
2. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses
pembelajaran yang telah dilakukan dan menentukan
tindakan yang akan dilakukan.
3. Peserta didik menerima umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan.
4. Peserta didik membentuk kelompok secara acak dan
setiap kelompok membawa 1 handphone yang
digunakan untuk pembelajaran minggu depan.
5. Guru menutup kelas dengan memberi salam.
Pertemuan 2
a. Kegiatan Pembukaan (10 menit)
1. Peserta didik menyiapkan diri secara fisik dan psikis
untuk mengikuti pembelajaran diawali dengan
berdoa, guru menanyakan kehadiran peserta didik,
kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis
dan sumber belajar.
2. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
peserta didik.
3. Peserta didik menyimak informasi guru tentang
tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta teknik
dan bentuk serta proses penilaian pembelajaran yang
akan dilakukan.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru menayangkan video singkat mengenai arti
penting memahami keberagaman.
2. Guru memberikan kesempatan untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
dipahami sebelum penugasan dilakukan oleh peserta
didik
3. Guru menjelaskan penugasan terhadap peserta didik,
yakni peserta didik melakukan analisis terhadap video
yang akan ditayangkan secara berkelompok. Analisis
dapat berupa situasi dan kondisi, siapa, kapan,
bagaimana, dan penyebabnya.
4. Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok
untuk menganalisis video yang ditayangkan oleh guru
dengan seksama.
5. Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan
analisis permasalahan dalam video.
6. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi masing-
masing kelompok secara bergantian.
7. Guru memberikan apresiasi kepada murid atas
keberhasilan kegiatan yang telah dilaksanakan.
c. Penutup (10 menit)
1. Peserta didik dengan dibimbing guru menyimpulkan
materi pembelajaran melalui tanya jawab secara
klasikal.
2. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses
pembelajaran yang telah dilakukan dan menentukan
tindakan yang akan dilakukan.
3. Peserta didik menerima umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan.
4. Guru menugaskan peserta didik mengerjakan
assesmen formatif pada LKPD.
5. Guru menutup kelas dengan memberi salam
Pertemuan 3
a. Kegiatan Pembukaan (10 menit)
1. Peserta didik menyiapkan diri secara fisik dan psikis
untuk mengikuti pembelajaran diawali dengan
berdoa, guru menanyakan kehadiran peserta didik,
kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis
dan sumber belajar.
2. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
peserta didik.
3. Peserta didik menyimak informasi guru tentang
tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta teknik
dan bentuk serta proses penilaian pembelajaran yang
akan dilakukan.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru Menyampaikan Materi Pembelajaran Lewat
Power Point
2. Peserta Didik Melakukan Analisis Materi terkait dari
Video dan Power Point yang disampaikan oleh guru
tentang Upaya persatuan dan kesatuan dalam
keberagaman.
3. Guru memberikan kesempatan untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
dipahami sebelum penugasan dilakukan oleh peserta
didik.
4. Guru memberikan umpan balik terhadap
ketidakpahaman materi kepada peserta didik
5. Guru menjelaskan penugasan kepada peserta didik
yakni, membuat video mengenai upaya atau kegiatan
persatuan dan kesatuan dalam keberagaman baik
agama, suku, ras dan budaya.
6. Pembuatan video dilakukan diarea sekitar sekolah
untuk pengeditan dapat dilakukan dirumah.
7. Guru membimbing peserta didik dalam pembuatan
video berupa kegiatan yang persatuan dimasyarakat.
c. Penutup (10 menit)
1. Peserta didik dengan dibimbing guru menyimpulkan
materi pembelajaran melalui tanya jawab secara
klasikal.
2. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses
pembelajaran yang telah dilakukan dan menentukan
tindakan yang akan dilakukan.
3. Peserta didik menerima umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan.
4. Guru menutup kelas dengan memberi salam
Pertemuan 4
a. Kegiatan Pembukaan (10 menit)
1. Peserta didik menyiapkan diri secara fisik dan psikis
untuk mengikuti pembelajaran diawali dengan berdoa,
guru menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan
dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber
belajar.
2. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
peserta didik.
3. Guru mereview materi dalam 3 pekan secara singkat
kepada peserta didik.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru menjelaskan tugas ulangan harian elemen
Bhineka Tunggal Ika
2. Guru menjelaskan aturan penilaian ulangan harian
yang tidak hanya diambil pada nilai ujian namun juga
pada kedisiplinan dan kejujuran peserta didik
3. Penilaian dilakukan secara lisan yang mana peserta
didik maju satu persatu pada guru.
c. Penutup (10 menit)
1. Guru menanyakan pada peserta didik bagian mana
yang paling sulit
2. Guru berdiskusi dengan peserta didik terkait materi
ulangan harian yang dianggap sulit.
3. peserta didik menerima umpan balik terhadap proses
diskusi materi
4.
Guru menutup kelas dengan memberi salam
13 Refleksi
 Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini?
 Apa yang kamu lakukan untuk memperbaiki hasil
belajarmu?
a. Peserta Didik
 Jika kamu diminta memberikan tanda bintang 1-5, berapa
bintang yang akan kamu berikan untuk usaha yang sudah
kamu lakukan?
 Apakah kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik?
 Apa yang harus diperbaiki dari kegiatan pembelajaran?
b. Pendidik
 Apakah rencana pembelajaran telah dilaksanakan dengan
runtut dan sistematik ?
14 Kriteria untuk Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran
mengukur dengan:

ketercapaian  Asessmen Dianostik


 Assesmen Formatif
Tujuan  Assessmen Sumatif
Pembelajaran Kompetensi dan cara melakukan penilaian :
 Penilaian sikap :
Dilakukan dengan teknik observasi/ mengamati sikap
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, antara lain
dengan pembiasaan salam, berdoa sebelum belajar,
patuh terhadap tata tertib selama kegiatan belajar.
 Penilaian pengetahuan:
Melalui tes Tertulis dan lisan dalam bentuk lisan
 Penilaian keterampilan:
Melalui observasi proses, hasil diskusi dan hasil pekerjaan
melalui pembuatan resume, kegiatan Individu /
kelompok, peserta didik memiliki keterampilan dalam
mengemukakan pendapat
Kriteria Penilaian Pengetahuan
7. Penilaian Pengetahuan (Soal Pilihan Ganda)
Bila jawaban benar diberi skor 4
Bila jawaban salah diberi skor 0
8. Penilaian Pengetahuan (Soal Esay)
Bila jawaban sangat sempurna diberi skor 4
Bila jawaban sempurna diberi skor 3
Bila jawaban kurang sempurna diberi skor 2
Bila jawaban tidak sempurna diberi skor 1
Jumlah perolehan skor
Nilai = -------------------------------- x Nilai ideal
(misalnya 100)
Jumlah skor maksimum
4. Penilaian Sikap
Kriteria Sikap Rerat
No. Nama
a Nilai
Bernalar Gotong Berkebinekaan
kritis royong Global

9. Penilaian Keterampilan
Kriteria Keterampilan Rerata
No. Nama Nilai
Penguasaan Kemampuan Menjawab
Materi Argmumentasi pertanyaan
Pedoman Penskoran:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
LAMPIRAN
Lembar Kerja
15 Terlampir
Peserta Didik

Alternatif bentuk pengayaan adalah sebagai berikut:

a. Peserta didik membantu peserta didik lainnya yang belum


tuntas dengan pembelajaran tutor sebaya
b. Guru memberi tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang
materi pokok dari berbagai sumber dan mencatat hal-hal
Pengayaan dan penting. Dan menyajikan dalam bentuk laporan tertulis atau
16
Remideal membacakan di depan kelas.

Alternatif bentuk remedial adalah sebagai berikut:

a. Mengulang materi pokok diluar jam tatap muka bagi peserta


didik yang belum tuntas
b. Memberi penugasan pada peserta didik yang belum tuntas
c. Memberi kesempatan untuk tes perbaikan
17 Bahan Bacaan
c. Peserta Didik Terlampir
d. Pendidik Terlampir
18 Glosarium
19 Daftar Pustaka Terlampir
LAMPIRAN
Lampiran 1
Assesmen awal
1. Apa yang dimaksud dengan keberagaman?
2. Apa saja suku yang ada di Indonesia?
3. Apa saja Agama yang diakui di Indonesia?
4. Bagaimana kalian sebagai peserta didik menanggapi perbedaan yang ada di masyarakat?

Lampiran 2
Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 1

Nama peserta didik Keberagaman Hasil identifikasi

1 agama

2 suku

3 ras

4 budaya

Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 2


Hari/tanggal: video: video:
Indahnya Toleransi, Ratusan Perang suku, puluhan rumah di
korban banjir dipersilahkan Nabire dibakar
mengungsi dan sholat di Gereja https://www.youtube.com/watch?
https://www.youtube.com/ v=HlmvKubCwH4 \
watch?v=TBOzMwJ6GJ4
Nama peserta
Hasil Analisis video 1 Hasil Analisis Video 2
didik
1

Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 3


Nama Kelompok Nama Peserta Didik No Absensi Materi video

1.

2.

Kelas 3.

4.

Hari : 5

Tanggal : 6

Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 4


Asesmen sumatif
1. Mengapa penting sekali memahami keberagaman dalam masyarakat Indonesia?
2. Jelaskan dampak positif dan negatif dari keberagaman?
3. Sebutkan 6 agama yang diakui di Indonesia!
4. Jelaskan struktur masyarakat Indonesia menurut Syarief Moeis?
5. Jelaskan pengertian suku bangsa menurut Koentjaraningrat?
6. Jelaskan pengertian ras?
7. Sebutkan ciri-ciri mendasar yang membedakan suku bangsa?
8. Sebutkan keberagaman agama yang terjadi dilingkungan sekitar!
9. Sebutkan keberagaman suku yang terjadi dilingkungan sekitar!
10. Sebutkan keberagaman ras yang terjadi dilingkungan sekitar!
11. Sebutkan keberagaman budaya yang terjadi dilingkungan sekitar!
12. Bagaimana cara penyelesaian konflik yang terjadi di masyarakat?
13. Bagaimana konflik dapat memecah persatuan dan kesatuan?
14. Bagaimana upaya kesatuan dan persatuan dalam keberagaman agama?
15. Sebutkan 10 suku yang ada di Indonesia!
Lampiran 3 Bahan Bacaan Peserta Didik
1. Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat Indonesia
Keberagaman masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik
yang datang dari dalam maupun luar masyarakat. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor
alam, diri sendiri, dan masyarakat. Secara umum keberagaman masyarakat Indonesia
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.
a. Letak strategis wilayah Indonesia
Letak Indonesia yang strategis, yaitu
diantara dua Samudera Pasifik dan Samudra
Indonesia, serta dua benua Asia dan
Australia mengakibatkan wilayah kita
menjadi jalur perdagangan internasional.
Lalu lintas perdagangan tidak hanya
membawa komoditas dagang, namun juga
pengaruh kebudayaan mereka terhadap
budaya Indonesia. Kedatangan bangsa asing Gb. 3.1 Posisi Silang Indonesia

yang berbeda ras, kemudian menetap di Indonesia mengakibatkan kemajemukkan


ras, agama dan bahasa.
b. Kondisi negara kepulauan
Negara Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau yang secara fisik terpisah-pisah.
Keadaan ini menghambat hubungan antarmasyarakat dari pulau yang berbeda-
beda. Setiap masyarakat di kepulauan mengembangkan budaya mereka masing-
masing, sesuai dengan tangkat kemajuan dan lingkungan masing-masing. Hal ini
mengakibatkan perbedaan suku bangsa, bahasa, budaya, serta peranan laki-laki
dan perempuan.
c. Perbedaan kondisi alam
Kondisi alam yang berbeda seperti daerah pantai, pegunungan, daerah subur,
padang rumput, pegunungan, dataran rendah, rawa, dan laut mengakibatkan
perbedaan masyarakat.
d. Keadaan transportasi dan komunikasi
Kemajuan sarana transportasi dan komunikasi juga memengaruhi perbedaan
masyarakat Indonesia.
e. Penerimaan masyarakat terhadap perubahan
Sikap masyarakat terhadap sesuatu yang baru baik yang datang dari dalam
maupun luar masyarakat membawa pengaruh terhadap perbedaan masyarakat
Indonesia.
2. Keberagaman Suku
Suku bangsa sering juga disebut etnik. Menurut Koentjaraningrat, suku
bangsa berarti sekelompok manusia yang memiliki kesatuan budaya dan terikat oleh
kesadaran dan identitas tersebut. Ciri-ciri
mendasar yang membedakan suku bangsa satu
dengan lainnya, antara lain bahasa daerah, adat
istiadat, sistem kekerabatan, kesenian daerah,
dan tempat asal.
Keberagaman bangsa Indonesia,
diakibatkan oleh jumlah suku bangsa yang
mendiami wilayah Indonesia sangat banyak dan
tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Setiap
suku bangsa mempunyai ciri atau karakter
Gb 3.2 Suku Indonesia
tersendiri, baik dalam aspek sosial maupun
budaya. Menurut penelitian Badan Pusat Statistik yang dilaksanakan tahun 2010, di
Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa. Antarsuku bangsa di Indonesia memiliki
berbagai perbedaan dan itulah yang membentuk keanekaragaman di Indonesia.
Beberapa suku bangsa di Indonesia berdasarkan asal daerah tempat tinggal
antara lain di Pulau Sumatra terdapat suku Aceh, Gayo Alas, Batak, Minangkabau,
dan Melayu. Di Pulau Jawa terdapat suku Jawa, Sunda, Badui, Samin, sedangkan di
Kalimantan terdapat suku Dayak. Di Sulawesi terdapat suku Bugis, Manado,
Gorontalo, Makasar. Kawasan Maluku terdapat suku Ambon, Sangir Talaud, Ternate.
Kawasan Bali dan Nusa Tenggara antara lain suku Bali, Lombok, Bima, dan Timor.
Sedangkan di Papua terdapat suku Asmat, dan suku Dani.
3. Keberagaman Agama dan Kepercayaan
Ajaran agama Hindu dan Budha dibawa oleh bangsa India yang sudah lama
berdagang dengan Indonesia. Ajaran agama Islam dibawa oleh pedagang Gujarat dan
Parsia sekitar abad ke- 13. Kedatanagn bangsa Eropa membawa ajaran agama Kristen
dan Katolik, sedangkan pedagang dari Cina menganut agama Kong Hu Chu. Berbagai
ajaran agama diterima oleh bangsa Indonesia karena masyarakat sudah mengenal
kepercayaan seperti animisme dan dinamisme.
a. //Islam
Islam adalah agama mayoritas masyarakat Indonesia dengan jumlah penganut
mencapai 87,2 persen atau berkisar 207 juta penduduk di Indonesia. Tempat
ibadah umat Islam adalah masjid. Kitab suci agama Islam adalah Al Quran.
b. Kristen Protestan
Agama Kristen muncul di Indonesia sejak era penjajahan dan merupakan
denominasi dari agama Kristen yang tersebar di seluruh dunia. Jumlah penganut
agama Kristen di Indonesia berkisar 6,9 persen dari total populasi. Tempat ibadah
umat Kristen adalah gereja. Kitab suci agama Kristen adalah Alkitab.
c. Katolik
Seperti halnya Kristen, Katolik juga merupakan agama yang dibawa oleh para
pendatang dari bangsa Eropa, tepatnya Portugis di Maluku. Jumlah penganut
agama Katolik di Indonesia berkisar 2,9 persen dari total populasi. Tempat ibadah
umat Katolik adalah gereja. Kitab suci agama Katolik adalah Alkitab.
d. Hindu
Hindu merupakan agama dengan sejarah terpanjang di Indonesia karena disebut
masuk lebih dulu sejak era sebelum penjajahan. Penganut agama ini berkisar 1,7
persen dari total populasi Indonesia. Bali merupakan provinsi dengan jumlah
penganut agama Hindu terbesar di Indonesia. Tempat ibadah umat Hindu adalah
pura. Kitab suci agama Hindu adalah Veda/Weda.
e. Buddha
Seperti halnya Hindu, agama Buddha juga merupakan agama tertua di Indonesia
dan berasal dari India. Jumlah penganutnya berkisar 0,7 persen di Indonesia.
Tempat ibadah umat Buddha adalah vihara. Kitab suci agama Buddha adalah
Tripitaka.
f. Konghucu
Konghucu merupakan agama yang paling akhir diakui di Indonesia meski
penganutnya sudah ada sejak dulu. Penyebaran agama ini berasal dari penduduk
keturunan Tionghoa. Jumlah penganutnya berkisar 0,05 persen dari total populasi
Indonesia. Tempat ibadah umat Konghucu adalah klenteng. Kitab suci agama
Konghucu adalah Shishu Wujing.
4. Keberagaman Ras
Ras (dari bahasa Prancis race, yang sendirinya dari bahasa Latin radix, "akar")
adalah suatu sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengkategorikan
manusia dalam populasi atau kelompok besar dan berbeda melalui ciri fenotipe, asal-
usul geografis, tampang jasmani dan kesukuan yang terwarisi. Di awal abad ke-20
istilah ini sering digunakan dalam arti biologis untuk menunjuk populasi manusia
yang beraneka ragam dari segi genetik dengan anggota yang
memiliki fenotipe (tampang luar) yang sama. Arti "ras" ini masih digunakan
dalam antropologi forensik (dalam menganalisis sisa tulang),
penelitian biomedis dan kedokteran berdasarkan asal-usul.
Pada dasarnya, manusia diciptakan dalam kelompok ras yang berbeda-beda
yang merupakan hak mutlak Tuhan Yang Maha Esa. Istilah ras berasal dari Bahasa
Inggris, race. Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan
Diskriminasi Ras dan Etnis, menyebutkan bahwa ras adalah golongan bangsa
berdasarkan ciri-ciri fisik dan garis keturunan.
Masyarakat Indonesia memiliki keberagaman ras. Hal ini disebabkan oleh
kedatangan bangsa asing ke wilayah Indonesia, sejarah penyebaran ras di dunia, serta
letak dan kondisi geografis wilayah Indonesia. Beberapa ras yang ada dalam
masyarakat Indonesia antara lain sebagai berikut.
 /Ras Malayan-Mongoloid yang ada di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat,
Kalimantan, dan Sulawesi.
 /Ras Melanesoid yang mendiami daerah Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara
Timur.
 Ras Asiatic Mongoloid seperti orang Tionghoa, Jepang, dan Korea. Ras ini
tersebar di seluruh Indonesia.
 Ras Kaukasoid, yaitu orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa dan Amerika.
5. Keberagaman Antargolongan
Manusia hidup bukan hanya dalam keberagaman suku, agama, dan ras, tetapi
juga dalam keberagaman masyarakat. Keberagaman masyarakat di Indonesia dapat
dilihat dari struktur masyarakatnya. Struktur masyarakat Indonesia menurut Syarif
Moeis (2008) ditandai dengan dua ciri atau dua titik pandang. Pertama, secara
horizontal ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan
perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, adat istiadat, dan kedaerahan. Secara
vertikal, ditandai dengan adanya lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
Dalam sosiologi, adanya lapisan dalam masyarakat itu disebut”Social
Stratification” atau kelas sosial. Adanya perbedaan kelas dalam lapisan masyarakat
menyebabkan terjadinya penggolongan kelas-kelas secara bertingkat. Hal itu
diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas sedang, dan kelas rendah dengan ditandai oleh
adanya ketidakseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban individu dan
kelompok di dalam suatu sistem sosial.
Selain dilihat dari lapisan masyarakat atau kelas sosial, keberagaman
masyarakat ditandai adanya segmentasi dalam bentuk kelompok-kelompok yang
memiliki kebudayaan yang berbeda satu sama lain. Kelompok- kelompok tersebut
dapat berupa kesatuan-kesatuan sosial dan organisasi kemasyarakatan. Adanya kelas
sosial dan kesatuan sosial membentuk golongan-golongan di masyarakat.
Keberagaman antargolongan tidak boleh menyebabkan terjadinya perselisihan
dan perpecahan di masyarakat. Adanya keberagaman antargolongan harus menjadi
pendorong terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa, dan pendorong tumbuhnya
kesadaran setiap warga negara akan pentingnya pergaulan demi memperkokoh
persatuan dan kesatuan bangsa misalnya golongan kelas tinggi membantu golongan
kelas rendah.

6. Keragaman Budaya
Kalian tentu tahu keragaman budaya berhubungan dengan keragaman suku.
Semakin banyak suku di suatu negara, semakin banyak budaya yang dimilikinya.
Itulah yang terjadi di Indonesia yang memiliki ratusan suku yang berbeda.
Maka budayanya pun sangat banyak atau beragam. Banyak hal yang dapat
dimasukkan sebagai budaya. Mulai dari kesenian daerah, tradisi dan upacara,
arsitektur rumah, peralatan rumah tangga serta kerja, hingga adat istiadat seharihari.
Keragaman budaya yang mudah dikenali antara lain adalah kesenian, arsitektur,
hingga tradisi dan upacara.
1) Lagu daerah
Salah satu bentuk kesenian daerah yang mudah ditandai adalah seni suara serta
musik. Setiap daerah memiliki lagu daerahnya masing-masing. Maka di Indonesia
terdapat ratusan lagu daerah yang kalau dipelajari tidak akan segera habis.
Beberapa lagu daerah bahkan terkenal secara nasional. Beberapa lagu daerah dari
Sumatra sangat terkenal. Di antaranya adalah Bungong Jeumpa dari Aceh,
Sinanggar Tulo dari Tapanuli, Kampung Nan Jauh di Mato dari Minang hingga
Lancang Kuning dari Melayu.
Lagu-lagu daerah dari Pulau Jawa antara lain adalah lagu Kicir-Kicir dari
Betawi, Bubuy Bulan dari Sunda, Lir Ilir dari Jawa, hingga Tanduk Majeng dari
Madura. Dari Kalimantan dikenal lagu Ampar-Ampar Pisang, dari Bali lagu
Janger, dari Nusa Tenggara antara lain lagu Bolelebo.
Sementara itu lagu daerah dari Sulawesi seperti lagu Angin Mamiri dari
daerah Bugis dan lagu O Ina Ni Keke dari Minahasa juga sangat terkenal. Orang
Indonesia umumnya juga mengenal lagu Ambon Manise dari Ambon, serta
Yamko Rambe Yamko dari Papua.
Beriringan dengan lagu daerah, terdapat alat-alat musik tradisional. Ada alat
musik gordang dan serunai di Sumatra, angklung di Jawa Barat, gamelan di Jawa
dan Bali, sape’ di Kalimantan, kolintang di Sulawesi, sasando di Nusa Tenggara,
hingga tifa di Papua dan Maluku.
2) Tarian Daerah
Kesenian daerah yang juga banyak ragamnya adalah tarian. Salah satu tarian
daerah di Indonesia yang paling terkenal di dunia adalah tari Saman dari Aceh.
Inilah tari yang dipilih untuk acara pembukaan pesta olahraga Asian Games 2018.
Tari itu dilakukan oleh 1.600 siswa SMA di Jakarta, dan disiarkan secara
langsung ke seluruh negara Asia. Masih terdapat ratusan tari daerah lainnya di
Indonesia.
Yang terkenal antara lain adalah Tor-tor dari Batak, Serampang Dua Belas dari
Melayu, Tari Piring dari Minang, Saman dari Aceh, Jaipong dari Sunda, Serimpi
dari Jawa, Pendet dari Bali, Ajat Temui Datai dari Kalimantan, Pakarena dari
Sulawesi, Cakalele dari Maluku, hingga Tari Cendrawasih dari Papua.
Selain itu, Papua juga menyumbang lagu dan tari Sajojo. Ini salah satu tarian
yang sangat sering dipakai untuk senam pagi bersama-sama di seluruh Indonesia.
Tari daerah lain yang juga terkenal untuk dipakai senam pagi adalah lagu dan tari
Maumere dari Nusa Tenggara.
3) Tradisi dan Upacara
Sangat banyak tradisi dan upacara di Indonesia, mulai dari Papua hingga
Aceh. Salah satu upacara yang terkenal di Papua adalah upacara bakar batu.
Seluruhwarga berkumpul untuk bersyukur atau mengikat perdamaian dengan
berpesta bersama.
Makanannya dimasak menggunakan batu yang dibakar. Di daerah lain upacara
kematian juga mengundang perhatian masyarakat. Suku Dayak mengenal upacara
Tiwah, masyarakat Bali melakukan upacara pembakaran mayat yang disebut
Ngaben.
Sedangkan Suku Toraja di Sulawesi melakukan upacara Rambu Solo untuk
mengantarkan jenazah. Jenazah bukan dikubur tapi disimpan dalam gua di
dinding tebing yang tinggi. Di Madura ada tradisi balapan sapi yang disebut
Karapan, sedangkan masyarakat di Sumatra mengenal budaya balap perahu di
sungai dalam tradisi Pacu Jalur. Di Pulau Nias ada tradisi berabad-abad berupa
lompat batu. Sedangkan di Kalimantan, tepatnya di Banjarmasin terdapat pasar
terapung. Seluruh pedagang berjualan di sungai menggunakan perahu masing-
masing.
Banyak pula tradisi yang juga menarik seperti tradisi Bambu Gila di Maluku,
mencari cacing laut dalam tradisi Bau Nyale di Lombok, upacara Pasola di
Sumba, Kesodo di masyarakat Tengger Jawa Timur, Sekaten di Solo dan Yogya,
hingga upacara Tabuik di Minang. Semua itu menunjukkan kekayaan budaya
Indonesia yang tiada taranya. Sadranan merupakan upacara yang dilaksanakan
oleh masyarakat Jawa Tengah dan menjadi remenisensi dari upacara Sraddha
Hindu yang dilaksanakan pada zaman dahulu.
4) Rumah dan Kampung Adat
Keragaman rumah serta kampung adat juga menunjukkan kebinekaan
Indonesia. Rumah adat di tiga pulau besar yakni Sumatra, Kalimantan, dan
Sulawesi umumnya merupakan rumah panggung.
Lantainya tidak di tanah, melainkan berupa panggung dari kayu untuk berjaga-
jaga dari ancaman banjir dan kemungkinan serangan binatang buas.
Di Sumatra rumah adat Krong Bade, Rumah Bolon, Rumah Gadang, dan
Rumah Limas semuanya berupa rumah panggung dengan tiang tinggi. Begitu
pula Rumah Panjang, Rumah Betang, Rumah Lamin dan Rumah Banjar di
Kalimantan.
Di Sulawesi, rumah Balla dan Rumah Walewangko juga merupakan rumah
panggung. Di beberapa daerah, terdapat rumah adat dengan tiang pendek seperti
di Maluku, Sunda, hingga Nusa Tenggara. Sedangkan rumah adat berlantai di
tanah terdapat di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Di antaranya adalah rumah Joglo di Jawa, rumah Bali, Bale Tani di Lombok
hingga rumah Sasadu di Maluku. Rumah adat berlantai di tanah di Papua
berwujud rumah Honai serta Ebeai di kawasan pegunungan. Rumah tanpa jendela
tersebut beratap bulat dari jerami atau rumbia buat menahan hawa dingin.
Bahan atap semacam itu juga dipakai untuk rumah adat di Nusa Tenggara
seperti Rumah Musalaki serta Mbaru Niang. Rumah ada Mbaru Niang beratap
kerucut meninggi, antara lain terdapat di kampung adat Wae Rebo Flores.
Kampung adat lain yang terkenal adalah Kampung Naga Jawa Barat, Desa
Sade Lombok, Bawomataluo Nias, Ragi Hotang Pulau Samosir, hingga Kete
Kesu di Toraja. Di Kete Kesu terdapat rumah adat yang menarik perhatian banyak
wisatawan, yaitu Rumah Tongkonan.
Atapnya meniru bentuk tanduk kerbau. Atap rumah adat yang juga meniru
bentuk tanduk kerbau lainnya adalah Rumah Gadang Minang. Sedangkan tanduk-
tanduk kerbau sebenarnya dipakai buat penghias rumah-rumah adat Sumba.
 Arti penting memahami keberagaman
/Keberagaman masyarakat Indonesia memiliki dampak positif sekaligus
dampak negatif bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Dampak positif
memberikan manfaat bagi perkembangan dan kemajuan, sedangkan dampak negatif
mengakibatkan ketidakharmonisan bahkan kehancuran bangsa dan negara.
Bagi bangsa Indonesia keberagaman suku bangsa, budaya, agama, ras dan
antargolongan merupakan kekayaan bangsa yang sangat berharga. Meskipun berbeda-
beda suku bangsa, adat istiadat, ras, dan agama kita tetap bersatu dalam perjuangan
mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan cita-cita negara yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur.
/Bhinneka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan bangsa Indonesia.
Suhandi Sigit, menyatakan ungkapan Bhinneka Tunggal Ika dapat ditemukan dalam
Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad XIV di masa Kerajaan
Majapahit. Dalam kitab tersebut Mpu Tantular menulis ”Rwaneka dhatu winuwus
Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa
kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa”
(Bahwa agama Buddha dan Siwa (Hindu) merupakan zat yang berbeda, tetapi nilai-
nilai kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika terdapat pada lambang negara Republik
Indonesia, yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila
mencengkram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika. Kata- kata tersebut
dapat pula diartikan : Berbeda-beda tetapi tetap satu. Bhinneka Tunggal Ika
mengandung makna bahwa walaupun bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam
suku bangsa, adat-istiadat, ras dan agama yang beraneka ragam namun
keseluruhannya merupakan suatu persatuan dan kesatuan.
Bhinneka Tunggal Ika mengandung makna meskipun bangsa Indonesia terdiri
atas beraneka ragam suku bangsa, adat istiadat, ras dan agama namun keseluruhannya
itu merupakan satu kesatuan, yaitu bangsa dan negara Indonesia. Bhinneka Tunggal
Ika merupakan semboyan negara Indonesia sebagai dasar untuk mewujudkan
persatuan dan kesatuan Indonesia, dimana kita harus menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari seperti hidup saling menghargai antara masyarakat yang satu
dengan yang lainnya tanpa memandang suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat,
warna kulit, dan lain- lain.
 Upaya persatuan dan kesatuan
Perilaku yang harus dilakukan oleh setiap warga negara dalam kehidupan
beragama ditunjukkan dengan beberapa sikap antara lain:
 Melaksanakan ajaran agama yang dianutnya dengan baik dan benar.
 Menghormati agama yang diyakini orang lain.
 Tidak memaksakan keyakinan agama yang dianutnya kepada orang lain.
 Toleran terhadap pelaksanaan ibadah yang dianut pemeluk agama lain.
Suku dan ras yang ada di Indonesia sangat beragam. Hal ini merupakan bagian dari
kesatuan negara Indonesia. Kita harus saling menghormati dan menghargai
keberagaman suku dan ras di Indonesia. Kebahagiaan hidup dapat dicapai apabila
dalam kehidupan terdapat keselarasan, keserasian, dan keseimbangan sesuai yang
diajarkan dalam Pancasila. Upaya-upaya yang harus dilakukan dalam
mengembangkan sikap toleran terhadap keberagaman suku bangsa dan ras di
Indonesia antara lain:
 mau bekerja sama dengan orang suku dan ras lain.
 mengakui persamaan derajat suku dan ras yang berbeda dengan kita
 menjunjung semangat nilai-nilai persaudaraan dan kemanusiaan
 melaksanakan hak dan kewajiban yang sam dengan orang suku dan ras yang lain
 menghargai dan menghormati budaya, adat, dan kebiasan dari suku dan ras yang
berbeda dengan kita
Keberagaman dalam kehidupan sosial dan budaya bangsa Indonesia merupakan
kekayaan luar biasa sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Sudah semestinya kita
mensyukuri anugerah tersebut, menjaga, melindungi, dan mengelola dengan baik
budaya positif bangsa kita agar menjadi modal sosial yang kuat bagi bangsa
Indonesia untuk membangun di tengah arus globalisasi yang tak terbendung. Bagi
seorang pelajar, perilaku dan semangat kebangsaan dalam menghargai keberagaman
budaya bangsa dapat dilaksanakan dengan:
 mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia
 mempelajari dan menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat dan
kesenangannya
 merasa bangga tehadap budaya bangsa sendiri
 menyaring budaya asing yang masuk ke dalam bangsa Indonesia

LAMPIRAN 4 DAFTAR PUSTAKA


Surya Saputra, Lukman. dkk. 2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTs
Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
https://pjj.smpn18sinjai.sch.id/2021/02/mengidentifikasi-keberagaman-suku-agama.html
https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/keberagaman-suku-agama-ras-dan-
antargolongan-dalam-bingkai-bhineka-tunggal-ika/
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230125150834-569-904737/keanekaragaman-
agama-di-indonesia-dan-sejarahnya
MODUL AJAR
Wilayah NKRI Sebagai Satu Kesatuan Utuh Dan Wawasan Nusantara
Kurikulum Merdeka

INFORMASI UMUM
1 Identitas Umum
m. Nama
Indah Ayu Lestari
Penyusun
n. Satuan
SMP
Pendidikan
o. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA
p. Fase / Kelas D/7
q. Alokasi Waktu 2 X 40 MENIT (320 menit)
r. Tahun
2023-2024
Pelajaran

2 Kompetensi Awal Peserta didik dapat mengetahui pengertian NKRI

Profil Pelajar
3 Bernalar kritis, gotong royong, berkebhinekaan global
Pancasila
a. Ruang kelas
b. LCD Projektor
c. Laptop/computer/HP
d. Jaringan internet
e. Sumber belajar: Pusat Perbukuan Badan Standar, Kurikulum,
4 Sarana Prasarana dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Komplek
Kemdikbudristek. Buku Pendidikan dan Kewarganegaraan.
2021. Penulis Prayoga
f. Karton
g. Teka-teki silang

1. Peserta didik reguler/tipikal


Target Peserta
5 2. Peserta didik dengan hambatan belajar
Didik
3. Pesera didik berpencapaian tinggi
Model
6 Pembelajaran Discovery Learning
Inquiry Learning
yang digunakan
KOMPONEN INTI
Peserta didik mampu mengidentifikasi wilayah Negara Kesatuan
Capaian
7 Republik Indonesia sebagai satu kesatuan utuh dan wawasan
Pembelajaran
nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi daerah tempat
tinggalnya sebagai bagian wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia
2. Peserta didik mampu menjelaskan wawasan nusantara dalam
Tujuan
8 konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pembelajaran
3. Peserta didik mampu mengidentifikasi wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan utuh dan
wawasan nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Kriteria untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran, maka
dilakukan:
9 Asessmen d. Asesmen Dianogtif (Terlampir)
e. Asesmen Formatif (Terlampir)
f. Asesmen Sumatif (Terlampir)
Pemahaman Peserta didik mampu menerapkan sikap persatuan dan kesatuan
10
Bermakna dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari

Pertanyaan Apa yang akan terjadi jika tidak ada pembatasan wilayah di
11
Pemantik Indonesia?

12 Kegiatan 6. Peserta didik dalam kelompok memajang hasil kerja


Pembelajaran kelompok di meja kelas
7. Dengan bimbingan guru, tiap kelompok melakukan
perbelanjaan :
a. Tiap kelompok membagi anggotanya, ada yang
bertugas menjaga stand, dan yang berbelanja ke
kelompok lain
b. Pengunjung menerima penjelasan singkat dari
penjaga stand
c. Pengunjung memberi tanda tangan di lembar
mind mapping kelompok yang dikunjungi
d. Setelah selesai berbelanja, tiap kelompok
memberi laporan hasil belanjanya
c. Penutup
1. Peserta didik dengan dibimbing guru menyimpulkan
materi pembelajaran melalui tanya jawab secara
klasikal.
2. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses
pembelajaran yang telah dilakukan dan menentukan
tindakan yang akan dilakukan.
3. Peserta didik menerima umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan
4. Guru menutup kelas dengan memberi salam
Pertemuan 2
a. Kegiatan Pembukaan (10 menit)
1. Peserta didik mempersiapkan diri secara fisik dan psikis
untuk mengikuti pembelajaran diawali dengan berdoa,
guru menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan
dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber
belajar.
2. Melakukan apersepsi dengan tanya-jawab tentang materi
minggu lalu
3. Peserta didik menyimak informasi guru tentang tujuan
pembelajaran yang akan dicapai serta teknik dan bentuk
serta proses penilaian pembelajaran yang akan dilakukan.
4. Peserta didik menyimak informasi guru tentang materi
ajar dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
peserta didik.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru menayangkan video materi tentang Indonesia
sebagai negara kesatuan.
2. Peserta didik secara mandiri diminta membuat 10
pertanyaan pada selembar kertas. Pertanyaan sesuai
dengan rumus What, Who, Where, When, Why dan
How.
3. Guru dapat membimbing peserta didik menyusun
pertanyaan seperti: a. Bagaimana ciri-ciri negara
kesatuan b. Mengapa Indonesia menganut negara
kesatuan. c. Sejak kapan negara kesatuan terbentuk. d.
Apa tujuan negara kesatuan.
4. Pertanyaan dikumpulkan pada guru kemudian
dibagikan kepada peserta didik untuk dijawab secara
acak.
5. Peserta didik menjawab pertanyaan yang telah
didapatkan.
6. Kemudian peserta didik dipersilahkan
mempersentasikan jawaban didepan kelas dan peserta
didik lainnya menyimak.
7. Guru membimbing dan memberikan konfirmasi
terhadap jawaban peserta didik dengan meluruskan
jawaban yang kurang tepat dan memberikan
penghargaan bila jawaban benar dengan pujian atau
tepuk tangan bersama.
c. Penutup (10 menit)
1. Peserta didik dengan dibimbing guru menyimpulkan
materi pembelajaran melalui tanya jawab secara klasikal.
2. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses
pembelajaran yang telah dilakukan dan menentukan
tindakan yang akan dilakukan.
3. Peserta didik menerima umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan.
4. Guru menutup kelas dengan memberi salam
Pertemuan 3
a. Kegiatan Pembukaan (10 menit)
1. Peserta didik menyiapkan diri secara fisik dan psikis
untuk mengikuti pembelajaran diawali dengan berdoa,
guru menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan
dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber
belajar.
2. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
peserta didik.
3. Peserta didik menyimak informasi guru tentang tujuan
pembelajaran yang akan dicapai serta teknik dan
bentuk serta proses penilaian pembelajaran yang akan
dilakukan.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru menunjuk satu peserta didik maju ke depan kelas
untuk menyampaikan pengetahuannya mengenai
wawasan nusantara.
2. Guru mejelaskan secara singka wawasan nusantara
dalam konteks NKRI.
3. Peserta didik membentuk kelompok berisi 3 orang yang
akan diberikan masing-masing game pembelajaran yang
akan dimainkan. Game tersebut berupa teka-teki silang,
pencarian kata, dan tebak gambar.
4. Peserta didik diberikan game pembelajaran oleh guru
secara acak yang kemudian dimainkan secara
berkelompok.
5. Guru membimbing peserta didik dalam menjalankan
permainan
6. Peserta didik mempersentasikan hasil game yang telah
dimainkan serta menjelaskan salah satu pada materi
game tersebut.
7. Guru membimbing dan memberikan konfirmasi terhadap
jawaban peserta didik dengan meluruskan jawaban yang
kurang tepat dan memberikan penghargaan bila jawaban
benar dengan pujian atau tepuk tangan bersama.
c. Penutup
1. Peserta didik dengan dibimbing guru menyimpulkan
materi pembelajaran melalui tanya jawab secara klasikal.
2. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses
pembelajaran yang telah dilakukan dan menentukan
tindakan yang akan dilakukan.
3. Peserta didik menerima umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan.
4. Guru menutup kelas dengan memberi salam
Pertemuan 4
a. Kegiatan Pembukaan (10 menit)
1. Peserta didik menyiapkan diri secara fisik dan psikis
untuk mengikuti pembelajaran diawali dengan berdoa,
guru menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan
dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan sumber
belajar.
2. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
peserta didik.
3. Guru mereview materi dalam 3 pekan secara singkat
kepada peserta didik.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru menjelaskan tugas ulangan harian bab Wilayah
NKRI
2. Guru menjelaskan aturan penilaian ulangan harian
yang tidak hanya diambil pada nilai ujian namun juga
pada kedisiplinan dan kejujuran peserta didik
3. Peserta didik ujian dengan sistem lisan maju kedepan
kelas satu persatu.
4. Guru memilih pertanyaan sesuai dengan kemampuan
peserta didik.
c. Penutup (10 menit)
1. Guru menanyakan pada peserta didik bagian mana
yang paling sulit
2. Guru berdiskusi dengan peserta didik terkait materi
ulangan harian yang dianggap sulit.
3. peserta didik menerima umpan balik terhadap proses
diskusi materi
4. Guru menutup kelas dengan memberi salam
13 Refleksi
 Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini?
 Apa yang kamu lakukan untuk memperbaiki hasil
belajarmu?
a. Peserta Didik
 Jika kamu diminta memberikan tanda bintang 1-5, berapa
bintang yang akan kamu berikan untuk usaha yang sudah
kamu lakukan?
 Apakah kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik?
 Apa yang harus diperbaiki dari kegiatan pembelajaran?
b. Pendidik
 Apakah rencana pembelajaran telah dilaksanakan dengan
runtut dan sistematik ?
14 Kriteria untuk Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran
mengukur dengan:

ketercapaian  Asessmen Dianostik


 Assesmen Formatif
Tujuan  Assessmen Sumatif
Pembelajaran Kompetensi dan cara melakukan penilaian :
 Penilaian sikap :
Dilakukan dengan teknik observasi/ mengamati sikap
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, antara lain
dengan pembiasaan salam, berdoa sebelum belajar,
patuh terhadap tata tertib selama kegiatan belajar.
 Penilaian pengetahuan:
Melalui tes Tertulis dan lisan dalam bentuk lisan
 Penilaian keterampilan:
Melalui observasi proses, hasil diskusi dan hasil pekerjaan
melalui pembuatan resume, kegiatan Individu /
kelompok, peserta didik memiliki keterampilan dalam
mengemukakan pendapat
Kriteria Penilaian Pengetahuan
10. Penilaian Pengetahuan (Soal Pilihan Ganda)
Bila jawaban benar diberi skor 4
Bila jawaban salah diberi skor 0
11. Penilaian Pengetahuan (Soal Esay)
Bila jawaban sangat sempurna diberi skor 4
Bila jawaban sempurna diberi skor 3
Bila jawaban kurang sempurna diberi skor 2
Bila jawaban tidak sempurna diberi skor 1
Jumlah perolehan skor
Nilai = -------------------------------- x Nilai ideal
(misalnya 100)
Jumlah skor maksimum
5. Penilaian Sikap
Kriteria Sikap Rerat
No. Nama
a Nilai
Bernalar Gotong Berkebinekaan
kritis royong Global

12. Penilaian Keterampilan


Kriteria Keterampilan Rerata
No. Nama Nilai
Penguasaan Kemampuan Menjawab
Materi Argmumentasi pertanyaan

Pedoman Penskoran:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
LAMPIRAN
Lembar Kerja
15 Terlampir
Peserta Didik

Alternatif bentuk pengayaan adalah sebagai berikut:

a. Peserta didik membantu peserta didik lainnya yang belum


tuntas dengan pembelajaran tutor sebaya
b. Guru memberi tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang
materi pokok dari berbagai sumber dan mencatat hal-hal
Pengayaan dan penting. Dan menyajikan dalam bentuk laporan tertulis atau
16
Remideal membacakan di depan kelas.

Alternatif bentuk remedial adalah sebagai berikut:

a. Mengulang materi pokok diluar jam tatap muka bagi peserta


didik yang belum tuntas
b. Memberi penugasan pada peserta didik yang belum tuntas
c. Memberi kesempatan untuk tes perbaikan
17 Bahan Bacaan
e. Peserta Didik Terlampir
f. Pendidik Terlampir

a. NKRI : Negara Kesatuan Republik Indonesia


18 Glosarium b. BPUPKI : Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia
c. PPKI: Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
19 Daftar Pustaka Terlampir
LAMPIRAN
Lampiran 1 Asesmen awal
1. Apa kepanjangan dari NKRI?
2. Apa bentuk negara Indonesia?
3. Apa bentuk pemerintahan Indonesia?
4. Apa yang kalian ketahui tentang Indonesia

Lampiran 2
Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 1
Nama Kelompok Nama Peserta Didik No Absensi

1.

2.

Kelas 3.

4.

Hari : 5

Tanggal : 6

Petunjuk

1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar.

2. Buatlah jawabanmu pada kertas karton yang disediakan

3. Buatlah jawabanmu dengan tulisan yang jelas dan bagus serta beri asesoris yang
menarik

Jawablah secara tepat pertayaan dibawah ini!

Kelompok 1 & 4

Bagaimana penentuan wilayah Indonesia

Kelompok 2 & 5
Bagaimana penetapan wilayah Indonesia

Kelompok 3 & 6

Jelaskan batasan-batasan wilayah Indonesia

Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 2


Nama kelompok Pertanyaan Jawaban
pembuat soal

1. 1.
2.
3.
2.
4.

3.

4.

Nama kelompok 5.
penjawab soal

1. 6.
2.
3.
7.
4.

8.

9.

10.

Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 3


Teka – Teki Silang
Across 6. Cinta tanah air
7. ketua BPUPKI
5. pulau terbesar Indonesia 8. dasar persatuan dan kesatuan
11. Bentuk Negara 9. Kepala Negara dan Kepala
17. Ibukota Indonesia Pemerintahan
19. Peringatan 20 Mei 10. Organisasi pelopor gerakan
20. Bapak Pendidikan Indonesia kebangsaan Indoneisa
Down 12. Contoh sikap persatuan
13. Dewan Perwakilan Rakyat
1. ancaman persatuan dan kesatuan 14. Semangat para pejuang pendiri
2. Lambang Negara bangsa
3. nilai persatuan dan kesatuan 15. hak asasi manusia
4. kumpulan beberapa bagian 16. Hukum tertulis
menjadi satu 18. Pengetik naskah proklamasi

Tebak gambar
Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 4
1. Uraikan perbedaan kondisi alam yang dapat menyebabkan keberagaman masyarakat
Indonesia!
2. Menurut kamu mengapa keberagaman masyarakat Indonesia yang bisa menjadi
potensi (kekayaan bangsa)!
3. Berikan 2 nama lain dari gotong royong di Indonesia!
4. Bagaimana caranya untuk menumbuhkan semangat kerjasama di lingkungan sekolah!
5. Uraikan pendampatmu mengenai makna proklamasi kemerdekaan bagi bangsa
Indonesia yang dilihat dari aspek hukum!
Lampiran 3 Bahan Bacaan Peserta Didik
Wilayah Negara Indonesia
Setiap negara punya wilayah atau tempat di mana negara
tersebut berada. Mencakup daerah mana saja yang
menjadi tempat atau wilayah Indonesia? Di zaman
Majapahit, wilayah kekuasaannya mencakup seluruh
daerah di Nusantara ini. Panglima Majapahit bernama
Gajah Mada ber sumpah untuk menyatukan seluruh
daerah Nusantara menjadi satu ke satu an wilayah.
Sumpahnya disebut Sumpah Palapa. Tidak ada negara
yang tanpa wilayah. Maka saat akan mendirikan negara
Indonesia, para pemimpin bangsa pun segera berdiskusi.
Kalau Indonesia menjadi negara, daerah yang menjadi
tempatnya di mana saja? Dalam Sidang Kedua Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
(BPUPK), tanggal 10-17 Juli 1945, soal wilayah ini Gb. 4.1 Gajah mada
didiskusikan khusus. Ada beberapa pendapat yang berkembang dalam diskusi tentang
wilayah Indonesia. Semua pendapat tersebut menyepakati bahwa wilayah negara Indonesia
adalah kawasan kepulauan di sekitar garis khatulistiwa, yang berada di antara Benua Asia dan
Australia seperti sekarang. Daerah mana saja yang masuk di wilayah itu yang masih perlu
didiskusikan.
1. Pembatasan Wilayah
Seperti rumah yang jelas tempatnya, negara pun perlu tempat atau wilayah
yang jelas. Karena itu pada hari pertama dan kedua dalam sidang kedua BPUPK,
tanggal 10-11 Juli 1945, soal wilayah tersebut sudah dibahas atau didiskusikan. Saat
itu beberapa pemimpin memiliki pendapat berbeda soal daerah mana saja yang perlu
menjadi wilayah Indonesia. Muhammad Yamin, salah satu pelopor Gerakan Sumpah
Pemuda, mengusulkan agar wilayah Indonesia mencakup seluruh wilayah kekuasaan
pemerintahan Hindia Belanda yang mencakup Papua ditambah beberapa daerah lain
seperti Timor Portugis (sekarang Timor Leste) serta Borneo Utara dan Malaya.
Menurut Yamin sebagai pakar sejarah, sebagian wilayah Papua dulu termasuk bagian
dari Kesultanan Ternate. Hatta tidak setuju pandangan itu. Wilayah Indonesia
menurutnya tak perlu mencakup wilayah Papua, namun mencakup Borneo Utara dan
Malaya. Soekarno sependapat dengan Yamin. Mengutip Kitab Negarakertagama yang
ditulis Mpu Prapanca sekitar tahun 1365, Soekarno menyebut wilayah kekuasaan
Majapahit juga sampai ke daerah Papua. Karena itu, menurut Soekarno, wilayah
Indonesia mencakup daerah-daerah dari Sumatra hingga Papua.
2. Penetapan Wilayah
Perbedaan pendapat tentang wilayah tersebut terjadi dalam sidang BPUPK.
Karena itu, Ketua BPUPK Radjiman Wedyodiningrat lalu memutuskan melakukan
pemungutan suara untuk menetapkan wilayah negara Indonesia. Ada tiga pilihan yang
harus ditentukan:
a. Pertama, seluruh Hindia Belanda.
b. Kedua, seluruh Hindia Belanda ditambah
Malaya, Borneo Utara, Timor,dan Papua.
c. Ketiga, seluruh Hindia ditambah Malaya
dan Borneo Utara.
Seluruh peserta sidang diminta
memilih tiga pilihan tersebut. Dari seluruh Gb. 4.2 Peta Indonesia
peserta sidang, sebanyak 19 orang peserta memilih pilihan pertama. Lalu sebanyak 39
orang peserta setuju pilihan kedua, dan 6 orang peserta memilih yang ketiga. Selain
itu terdapat juga peserta yang tidak memilih. Maka BPUPK pun memutuskan pilihan
kedua tersebut yang dijadikan wilayah Indonesia. Hasil keputusan BPUPK dijadikan
dasar oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam menetapkan
wilayah Indonesia. Selanjutnya Malaya dan Borneo Utara yang dikuasai Inggris
memutuskan untuk menjadi negara sendiri, sehingga menjadi negara Malaysia,
Brunei, dan Singapura sekarang. Begitu pula Timor Timur yang dikuasai Portugis,
yang kini menjadi negara Timor Leste. Wilayah Indonesia pun mencakup Papua
hingga Sumatra seperti saat ini.
3. Batas wilayah
//Suatu tempat atau wilayah tentu punya batas yang jelas. Seperti wilayah
sekolah kalian masing-masing yang juga memiliki batas-batas yang jelas. Baik batas
di sebelah selatan, timur, utara, maupun barat. Demikian juga wilayah Indonesia
sebagai negara. Ada batasnya pula, baik di selatan, timur, utara, serta barat. Wilayah
selatan Indonesia berupa Laut Indonesia dan Laut Arafuru. Di laut tersebut, Indonesia
berbatasan dengan negara Australia. Di wilayah timur, Indonesia memiliki perbatasan
di Pulau Papua dengan negara Papua Nugini. Di wilayah utara, Indonesia berbatasan
dengan Filipina, Malaysia, dan Singapura. Sedangkan di barat, Indonesia punya
wilayah laut yang berbatasan dengan India.
Untuk mengetahui lebih mendalam tentang wilayah Indonesia, pelajari dengan
melihatnya di globe atau bola dunia. Persis di tengah bola dunia itu terdapat garis
yang melingkar, yang menunjukkan membelah dunia menjadi belahan utara dan
selatan, yang disebut garis khatulistiwa. Wilayah Indonesia dilewati garis khatulistiwa
tersebut. Karena dibelah garis khatulistiwa, maka sebagian wilayah Indonesia terletak
di belahan utara dan sebagian lagi di belahan selatan bumi. Para ahli geograi
menyebut letak itu berada di antara 6 derajat Lintang Utara sampai 11 derajat Lintang
Selatan. Sedangkan dalam pembagian belahan barat atau timur, wilayah Indonesia
berada di belahan timur bumi, atau disebut berada di antara 95 sampai 141 derajat
Bujur Timur. Mengingat luasnya wilayah Indonesia tersebut maka terdapat
daerahdaerah yang jauh dari pusat perkotaan, dan disebut sebagai daerah terpencil.
Sementara itu, terdapat pula daerah-daerah yang paling dekat dengan perbatasan, dan
disebut sebagai daerah terluar. Pulau Sebatik di Kalimantan Utara tersebut termasuk
sebagai daerah terluar yang akan dipelajari lagi pada bagian selanjutnya.
Indonesia merupakan negara dengan luas mencapai sekitar 1,9 juta kilometer
persegi dan memiliki banyak daerah. Ibarat rumah, Indonesia seperti rumah yang
sangat besar dan memiliki banyak ruangan. Menurut kalian, apakah 50 Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VII sebaiknya masing-masing
ruangan itu diatur sendiri-sendiri secara terpisah, atau lebih baik diatur dengan aturan
yang sama yang berlaku bagi semua? Karena begitu banyak daerah yang dipunyai
oleh Indonesia, maka pada tahun 1945, para pemimpin bangsa Indonesia
mendiskusikan masalah tersebut.
Apakah sebaiknya setiap daerah dikelola secara terpisah dengan cara
pengelolaan masing-masing yang bersatu di dalam satu negara? Ataukah semua
daerah dikelola dengan cara pengelolaan yang sama yang diatur oleh pemerintah
pusat? Kalau setiap daerah akan dikelola dengan aturan sendiri-sendiri, maka negara
seperti itu disebut negara serikat atau negara federal. Contohnya adalah negara
Malaysia dan Amerika Serikat. Sebaliknya, kalau semua daerah diatur dengan aturan
yang sama yang ditetapkan pemerintah pusat, maka negara seperti itu merupakan
negara kesatuan, seperti negara Republik Indonesia saat ini.
1. Ciri-ciri Negara Kesatuan
Untuk lebih mengenal tentang negara kesatuan tentu perlu mengenal ciri-
cirinya lebih dahulu. Di antara ciri-ciri negara kesatuan adalah bahwa negara
memiliki:
a. Satu Pemerintahan Pusat yang memegang seluruh kekuasaan.
b. Satu Undang-Undang Dasar yang berlaku di seluruh wilayah negara.
c. Satu Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan untuk seluruh rakyat.
d. Satu Badan Perwakilan yang mewakili seluruh rakyat.
Semua ciri tersebut ada di negara Indonesia. Seluruh pemerintahan di
Indonesia dikoordinasikan oleh pemerintahan yang terpusat, yakni beribukota di
Jakarta. Tidak boleh ada pemerintahan lain di Indonesia selain satu pemerintahan
yang sah. Undang-Undang Dasar atau konstitusi yang berlaku juga satu. Seluruh
undang-undang serta peraturan-peraturan mengacu pada Undang-Undang Dasar yang
berlaku, dalam hal ini adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945. Kepala negara dan kepala pemerintahan juga satu untuk seluruh bangsa. Di
Indonesia kepala negara dan kepala pemerintahan adalah pribadi yang sama, yaitu
Presiden Republik Indonesia. Badan Perwakilan yang mewakili seluruh rakyat di
tingkat pusat juga satu yang berlaku untuk seluruh negara. Badan perwakilan tersebut
berupa satu Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), satu Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) dan satu Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Ciri-ciri itu menunjukkan bahwa
Indonesia merupakan negara kesatuan.
2. Pembahasan Negara Kesatuan
Dalam memutuskan bentuk negara Indonesia, para anggota BPUPK
melakukan diskusi panjang. Dalam sidang BPUPK, Supomo menyebut adanya tata
negara Indonesia yang asli, yaitu “pemimpin bersatu jiwa dengan rakyat”. Selain itu,
menurutnya, antargolongan rakyat diliputi semangat gotong royong dan semangat
kekeluargaan.
Maka Soepomo mengusulkan agar bentuk negara Indonesia adalah negara
integral atau negara kesatuan. Hampir semua setuju pendapat tersebut kecuali
beberapa orang termasuk Muhammad Hatta yang berpendapat sebaiknya Indonesia
merupakan negara federal. Negara federal disebut juga sebagai negara serikat.
Dalam negara federal, setiap daerah menjadi negara bagian yang memiliki
pemerintahan dan diatur dengan undang-undang sendiri. Semuanya bersatu dalam
satu negara. Menurut Hatta, bentuk negara federal atau negara serikat itulah yang
lebih cocok dengan Indonesia yang memiliki suku bangsa dan budaya sangat
beragam. Dengan menjadi negara serikat, setiap daerah akan lebih merdeka mengatur
daerahnya sendiri. Muhammad Yamin dan Soekarno lebih setuju pada pendapat
Soepomo agar bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan. Menurut Yamin,
bentuk negara kesatuan juga merupakan semangat dari Sumpah Pemuda. Selain itu,
bentuk negara serikat juga akan melemahkan negara Indonesia. Para pemimpin yang
berbeda pendapat itu memberikan teladan bagaimana berdiskusi secara baik untuk
mengatasi perbedaan.
Kelahiran Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia menyata kan kemerdekaan
dan membentuk negara Republik Indo nesia. Pernyataan tersebut dilakukan melalui
Proklamasi Kemerdekaan yang di bacakan oleh Soekarno dan Hatta di Jalan
Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta.
Sehari setelah kemerdekaan Indonesia, PPKI mengadakan sidang yang
menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Di dalam Pasal
1 ayat (1) UUD NRI 1945 ditegaskan bahwa bentuk negara adalah “negara kesatuan.”
Maka Indonesia sejak itu menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bentuk negara itu sempat berubah. Untuk mendapatkan pengakuan sebagai
negara, pada tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949, pemerintah Indonesia
berunding dengan Belanda dalam Konferensi Meja Bundar. Negara Indonesia harus
berubah bentuk menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS). Daerah-daerah di
Indonesia menjadi negara-negara bagian. Pada 17 Agustus 1950 pemerintah
menyatakan Indonesia kembali menjadi negara kesatuan. Daerah-daerah yang
menjadi negara bagian, berganti lagi menjadi provinsi-provinsi. Kemudian
amendemen keempat pada tahun 2002 di Pasal 37 UUD NRI 1945 menegaskan:
“Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan
perubahan.”
Makna dan Tujuan Wawasan Nusantara
Secara etimologis, Wawasan Nusantara adalah cara pandang terhadap
kesatuan kepualauan yang terletak antara dua benua yakni asia dan australia dan dua
samudra yakni samudra hindia dan samudra pasifik. Wawasan Nusantara berasal dari
bahasa jawa yaitu Wawas yang berarti “Pandangan, Tinjauan atau Penglihatan
Indrawi“. Kemudian ditambah dengan an, Wawasan ialah cara pandang, cara tinjau,
cara lihat. Sedangkan Nusantara berasal dari 2 kata yaitu nusa dan antara. Nusa berarti
pulau atau kesatuan kepulauan dan Antara yang berarti dua benua dan dua samudra.
Sehingga Nusantara berarti kesatuan kepulauan yang terletak diantara dua benua dan
dua samudra.
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa indonesia
mengenai diri dan bentuk geografi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Menurut Kel. Kerja LEMHANAS (Lembaga Pertahanan Nasional)
1999, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa indonesia
mengenaia diri dan lingkungan yang beragam dan bernilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dan kesatuan wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk
mencapai tujuan nasional.
Menurut Tap MPR Tahun 1993 dan 1998 Tentang GBHN, Wawasan
Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungan dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara
untuk mencapai tujuan nasional.
Tujuan wawasan nusantara adalah mewujudkan nasionalisme yang tingggi
dari segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang mengutamakan kepentingan
nasional daripada kepentingan perorangan, kelompok kelompok, golongan, suku
bangsa atau daerah.
Fungsi Wawasan Nusantara
Secara umum, fungsi wawasan nusantara yaitu sebagai pedoman, motivasi,
dorongan dan rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan,
tindakan dan perbuatan bagi penyelenggaraan negara di pusat dan daerah ataupun
bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Menurut Cristine S.T. Kansil, S.H., MH dkk, Fungsi wawasan nusantara
antara lain membentuk dan membina persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia dan merupakan ajaran dasar nasional yang melandasi kebijakan dan strategi
pembangunan nasional.
Menurut beberapa pandangan lain, fungsi wawasan nusantara antara lain:
 Fungsi wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional yakni
wawasan nusantara sebagai konsep dalam pembangunan, pertahanan
keamanan dan kewilahayan
 Fungsi wawasan nusantara sebagai pembangunan nasional yaitu wawasan
nusantara mencakup kesatuan politik, sosial dan ekonomi, sosial dan politik,
dan kesatuan pertahanan dan keamanan.
 Fungsi wawasan nusantara sebagai pertahanan dan keamanan yaitu pandangan
geopolitik Indonesia sebagai satu kesatuan pada seluruh wilayah dan segenap
kekuatan negara.
 Fungsi wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan adalah pembatasan
negara untuk menghindari adanya sengketa antarnegara tetangga.
Asas Wawasan Nusantara
a. Asas Solidaritas: Agar terbentuk hubungan antar sesama yang menimbulkan
rasa percaya, menghormati dan saling berkorban.
Contohnya masyarakat yang saling percaya akan menciptakan persatuan serta
kesatuan suatu negara.
b. Asas Keadilan: Semua masyarakat punya hak masing-masing untuk
mewujudkan cita-cita, tanpa mengutamakan kepentingan kelompok atau
individu. Contohnya hakim yang berlaku adil pada pejabat maupun
masyarakat.
c. Asas Kejujuran: Agar masyarakat berkata dan bertindak sesuai fakta dengan
benar. Contohnya mengerjakan tugas sekolah sendiri tanpa melihat jawaban
orang lain.
d. Asas Kerja Sama: Saling menjaga dan pengertian akan menciptaka kerja
sama yang baik dan mencapai tujuan bersama. Contohnya adalah gotong
royong.
e. Asas Kesamaan Tujuan: Jika tak memiliki kesamaan tujuan, masyarakat
akan mudah terpecah belah. Contohnya masyarakat Indonesia yang
menginginkan kemerdekaan.
f. Asas Kesetiaan: Adanya kesetiaan masyarakat akan mencapai tujuan dan
persatuan dalam kebhinekaan. Contohnya Sumpah Pemuda dan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

LAMPIRAN 4 DAFTAR PUSTAKA


Direktoratk2krs.kemsos.go.id/direktoratk2krs.kemsos (2020), www.alamy.com/UtCon
Collection (2020), www. sejarahjakarta.com/ejarahjakarta (2019)
Buku Paket Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas VII Edisi Revisi
Kurikulum 2013
Modul 1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan setara SMP/MTs, MGMP SMP
Muhammadiyah Surabaya, 2022
Zaim Uchrowi dan Ruslinawati, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP
Kelas VII, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbudristek, Jakarta 2021
https://kids.grid.id/read/473206047/materi-pkn-kelas-11-hal-204-makna-wawasan-nusantara-
bagi-bangsa-indonesia?page=2

BIRU KONTEN
HIJAU PROSES
UNGU PRODUK

Anda mungkin juga menyukai