INFORMASI UMUM
1 Identitas Umum
a. Nama Penyusun Indah Ayu Lestari
b. Satuan
SMP
Pendidikan
c. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA
d. Fase / Kelas D/7
e. Alokasi Waktu 2 X 40 MENIT (320 menit)
f. Tahun Pelajaran 2023-2024
Peserta didik dapat menjelaskan pengertian Pancasila dan
2 Kompetensi Awal
menyebutkan butir-butir Pancasila
Profil Pelajar
3 Bernalar kritis, gotong royong, berkebhinekaan global
Pancasila
a. Ruang kelas
b. LCD Projektor
c. Laptop/computer/HP
d. Jaringan internet
e. Sumber belajar: Pusat Perbukuan Badan Standar,
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian
4 Sarana Prasarana Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Komplek
Kemdikbudristek. Buku Pendidikan dan Kewarganegaraan.
2021. Penulis Prayoga
f. Kertas
g. Teka-teki silang
h. Tebak gambar
i. Pencarian kata
1. Peserta didik reguler/tipikal
5 Target Peserta Didik 2. Peserta didik dengan hambatan belajar
3. Pesera didik berpencapaian tinggi
KOMPONEN INTI
Capaian
7 Peserta didik mampu menganalisis kronologis lahirnya Pancasila
Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menganalisis latar belakang lahirnya
BPUPKI
2. Peserta didik mampu menjelaskan peran tokoh pendiri negara
8 Tujuan Pembelajaran
dalam merumuskan dasar negara
3. Peserta didik mampu menganalisis proses penetapan Pancasila
sebagai dasar Negara
Kriteria untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran, maka
dilakukan:
9 Asessmen a. Asesmen Dianostik (Terlampir)
b. Asesmen Formatif (Terlampir)
c. Asesmen Sumatif (Terlampir)
Pemahaman Peserta didik mampu menerapkan peran organisasi dalam
10
Bermakna kehidupan sehari-hari.
11 Pertanyaan Pemantik bagaimana kondisi negara jika tidak memiliki dasar negara?
12 Kegiatan Pertemuan 1
Pembelajaran a. Kegiatan Pembukaan (10 menit)
1. Peserta didik menyiapkan diri secara fisik dan
psikis untuk mengikuti pembelajaran diawali
dengan berdoa, guru menanyakan kehadiran peserta
didik, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku
tulis dan sumber belajar.
2. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
peserta didik.
3. Peserta didik menerima memotivasi dengan
menyanyikan lagu wajib nasional “Indonesia
Raya”.
4. Peserta didik menyimak informasi guru tentang
tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta teknik
dan bentuk serta proses penilaian pembelajaran
yang akan dilakukan.
5. Guru memberikan assesmen awal kepada peserta
didik berupa pertanyaan dengan jawaban dari
pertanyaan tersebut ditulis pada selembar kertas.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru menayangkan video materi tentang sejarah
BPUPKI
2. Peserta didik secara mandiri diminta membuat 10
pertanyaan pada selembar kertas. Pertanyaan sesuai
dengan rumus What, Who, Where, When, Why dan
How.
3. Guru dapat membimbing peserta didik menyusun
pertanyaan seperti: a. Mengapa Jepang membentuk
BPUPKI. b. Kapan BPUPKI dibentuk. c. Siapa saja
anggota BPUPKI. d. Apa tujuan BPUPKI. e. Kapan
sidang BPUPKI
4. Pertanyaan dikumpulkan pada guru kemudian
dibagikan kepada peserta didik untuk dijawab
secara acak.
5. Peserta didik menjawab pertanyaan yang telah
didapatkan.
6. Kemudian peserta didik dipersilahkan
mempersentasikan jawaban didepan kelas dan
peserta didik lainnya menyimak.
7. Guru membimbing dan memberikan konfirmasi
terhadap jawaban peserta didik dengan meluruskan
jawaban yang kurang tepat dan memberikan
penghargaan bila jawaban benar dengan pujian atau
tepuk tangan bersama.
c. Penutup (10 menit)
1. Peserta didik dengan dibimbing guru
menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya
jawab secara klasikal.
2. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses
pembelajaran yang telah dilakukan dan menentukan
tindakan yang akan dilakukan.
3. Peserta didik menerima umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan
4. Guru menutup kelas dengan memberi salam.
Pertemuan 2
a. Kegiatan Pembukaan (10 menit)
1. Peserta didik menyiapkan diri secara fisik dan
psikis untuk mengikuti pembelajaran diawali
dengan berdoa, guru menanyakan kehadiran peserta
didik, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku
tulis dan sumber belajar.
2. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
peserta didik.
3. Guru memberikan ice breaking agar peserta didik
lebih bersemangat dalam belajar.
4. Peserta didik menyimak informasi guru tentang
tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta teknik
dan bentuk serta proses penilaian pembelajaran
yang akan dilakukan.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru menayangkan video singkat mengenai sidang
BPUPKI. Sedangkan guru dapat mempersiapkan
peran-peran anggota BPUPKI yang nantinya
dibagikan kepada peserta didik.
2. Guru menjelaskan secara singkat mengenai
perjalanan sidang pertama dan kedua BPUKI.
3. Guru memberikan tugas kepada peserta didik, yakni
simulasi sidang pertama dan kedua BPUPKI yang
akan dijalankan oleh peserta didik yang akan
dipandu oleh guru.
4. Peserta didik diberikan peran masing-masing oleh
guru untuk kegiatan simulasi sidang BPUPKI.
Peran tersebut antara lain: Ketua BPUPKI
Radjiman Wedyodiningrat, Wakil BPUPKI
Ichibangase Yosio (Jepang) dan Raden Pandji
Soeroso, Ir. Soekarno, Soepomo, M. Yamin, serta
tokoh panitia sembilan lainnya.
5. Peserta mempersiapkan diri dan bahan untuk
simulasi.
6. Peserta didik menjalankan simulasi sidang pertama
dan kedua BPUPKI.
7. Guru membimbing peserta dalam proses simulasi
agar terarah.
8. Guru memberikan apresiasi kepada murid atas
keberhasilan simulasi sidang yang telah
dilaksanakan.
c. Penutup (10 menit)
1. Peserta didik dengan dibimbing guru
menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya
jawab secara klasikal.
2. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses
pembelajaran yang telah dilakukan dan menentukan
tindakan yang akan dilakukan.
3. Peserta didik menerima umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan.
4. Guru menugaskan peserta didik mengerjakan
assesmen formatif pada LKPD.
5. Guru menutup kelas dengan memberi salam
Pertemuan 3
a. Kegiatan Pembukaan (10 menit)
1. Peserta didik menyiapkan diri secara fisik dan
psikis untuk mengikuti pembelajaran diawali
dengan berdoa, guru menanyakan kehadiran peserta
didik, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku
tulis dan sumber belajar.
2. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
peserta didik.
3. Peserta didik menerima memotivasi dengan
menyanyikan lagu daerah “Rek ayo rek”
4. Peserta didik menyimak informasi guru tentang
tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta teknik
dan bentuk serta proses penilaian pembelajaran
yang akan dilakukan.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru menunjuk satu peserta didik maju ke depan
kelas untuk menyampaikan pengetahuannya
mengenai PPKI.
2. Guru mejelaskan secara singkat mengenai PPKI dan
Piagam Jakarta.
3. Peserta didik membentuk kelompok berisi 3 orang
yang akan diberikan masing-masing game
pembelajaran yang akan dimainkan. Game tersebut
berupa teka-teki silang, pencarian kata, dan tebak
gambar.
4. Peserta didik diberikan game pembelajaran oleh
guru peserta didik memilih game yang mereka sukai
kemudian dimainkan secara berkelompok.
5. Guru membimbing peserta didik dalam
menjalankan permainan
6. Peserta didik mempersentasikan hasil game yang
telah dimainkan serta menjelaskan salah satu pada
materi game tersebut.
7. Guru membimbing dan memberikan konfirmasi
terhadap jawaban peserta didik dengan meluruskan
jawaban yang kurang tepat dan memberikan
penghargaan bila jawaban benar dengan pujian atau
tepuk tangan bersama.
c. Penutup (10 menit)
1. Peserta didik dengan dibimbing guru
menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya
jawab secara klasikal.
2. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses
pembelajaran yang telah dilakukan dan menentukan
tindakan yang akan dilakukan.
3. Peserta didik menerima umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan.
4. Guru menutup kelas dengan memberi salam
Pertemuan 4
a. Kegiatan Pembukaan (10 menit)
1. Peserta didik menyiapkan diri secara fisik dan
psikis untuk mengikuti pembelajaran diawali
dengan berdoa, guru menanyakan kehadiran peserta
didik, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku
tulis dan sumber belajar.
2. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
peserta didik.
3. Guru mereview materi dalam 3 pekan secara
singkat kepada peserta didik.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru menjelaskan tugas ulangan harian elemen
Pancasila
2. Guru menjelaskan aturan penilaian ulangan harian
yang tidak hanya diambil pada nilai ujian namun
juga pada kedisiplinan dan kejujuran peserta didik
3. Peserta didik mulai mengerjakan asesemen sumatif
pada Lembar Kerja Peserta Didik.
4. Peserta didik mengumpulkan tugas yang telah
dikerjakan.
c. Penutup (10 menit)
1. Guru menanyakan pada peserta didik bagian mana
yang paling sulit
2. Guru berdiskusi dengan peserta didik terkait materi
ulangan harian yang dianggap sulit.
3. peserta didik menerima umpan balik terhadap
proses diskusi materi
4. Guru menutup kelas dengan memberi salam
13 Refleksi
Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran
ini?
Apa yang kamu lakukan untuk memperbaiki hasil
a. Peserta Didik belajarmu?
Jika kamu diminta memberikan tanda bintang 1-5, berapa
bintang yang akan kamu berikan untuk usaha yang sudah
kamu lakukan?
Apakah kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik?
Apa yang harus diperbaiki dari kegiatan pembelajaran?
b. Pendidik
Apakah rencana pembelajaran telah dilaksanakan dengan
runtut dan sistematik ?
14 Kriteria untuk Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran
mengukur dengan:
3. Penilaian Keterampilan
Kriteria Keterampilan Rerata
No. Nama Nilai
Penguas Kemamp Menja
aan uan wab
Materi Argmum pertany
entasi aan
Pedoman Penskoran:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1
Assesmen awal
1. Apa arti Pancasila untuk kamu (peserta didik)?
2. Apakah kamu hafal 5 sila dari Pancasila, coba sebutkan sila tersebut!
3. Apa itu BPUPKI?
4. Apa tujuan BPUPKI?
Lampiran 2
Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 1
Nama pembuat Pertanyaan Jawaban
soal
1.
2.
3.
4.
Nama penjawab 5.
soal
6.
7.
8.
9.
10.
Kelas
Judul materi
Hari :
Tanggal :
Menurun
1.Majelis Permusyawaratan Rakyat
3.Membantu Presiden
4.Konstitusi Negara
6.Dewan Perwakilan Rakyat
Pencarian Kata
B G B R D E I U F S D C C
U P A T R I O T I S M E Y
P I U P O I I I W A D H
E P M P O I O O U E S O D
M S O E K A R N O W D T X
B I H Y O I U T I A C F X
U P H U M E T E Y S X S O
K N A S I O N A L I S M E
A O T Q T A O R T T A F H
A I T W M Y U T R Y S R Y
N U A E E T Y U E U W U U
U Y T R N R R O E I D I Y
P I A G A M J A K A R T A
Clue
1. Tahun 1944 Jepang mulai terdesak oleh tentara Sekutu (Inggris, Amerika Serikat, dan
Belanda) yang melakukan pembalasan. Untuk mengambil hati bangsa Indonesia agar
mau membantu, Jepang menjanjikan akan memberi kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia. Sebagai tindak lanjut dari janjinya tersebut pada 29 April 1945 bersamaan
dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito, secara resmi Jepang membentuk ...
2. Sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki, memberikan perhatian, serta
melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita dengan sungguh-sungguh.
Hal ini disebut ...
3 Perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya yang sangat tinggi dan
berlebihan sehingga memandang rendah terhadap bangsa lain.
4. sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan
kemakmuran tanah air.
5. Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab
itu,............................................
6. Jakarta Charter
7. Bapak Proklamator Indonesia
8. salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) yang dibentuk tanggal 1 Maret 1945 bersama tokoh-tokoh bangsa lainnya.
Ia juga terlibat dalam keanggotaan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
sebagai pengganti BPUPKI.
9. Seorang tokoh perjuangan kemerdekaan indonesia, pahlawan nasional, negarawan
dan ekonomi Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia pertama.
10. Peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda antara lain Soekarni,
Wikana, Aidit, dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng 31" terhadap Soekarno
dan Hatta.
Dengan Revisi Piagam Jakarta ini, PPKI memberikan landasan hukum bagi
pembentukan pemerintahan Indonesia yang baru dan memastikan bahwa presiden dan
wakil presiden memiliki peran yang aktif dan kedudukan yang sama dengan pimpinan
PPKI.
INFORMASI UMUM
1 Identitas Umum
a. Nama Penyusun Indah Ayu Lestari
b. Satuan
SMP
Pendidikan
3 Profil Pelajar 1. Beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
Pancasila berakhlak mulia: peserta didik akan mengembangkan sikap
beriman kepada Tuhan Yang maha Esa serta berakhlak
mulia dengan melakukan pembiasaan selalu berdoa sebelum
melakukan kegiatan pembelajaran sebagai bentuk
pembiasaan dengan tujuan agar ilmu yang didapatkan
bermanfaat.
2. Mandiri : peserta didik akan mengembangkan kemandirian
dengan mengikuti pembelajaran dengan penuh tanggung
jawab serta mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuan
diri.
3. Gotong royong : peserta didik akan mengembangkan
kemampuan gotong royong dengan saling bekerja sama,
berkomunikasi, berdiskusi, dan berkelompok dengan
temannya
4. Bernalar Kritis : peserta didik akan mengembangkan
kemampuan bernalar kritis karena peserta didik akan
diminta memecahkan masalah terhadap fenomena sosial
saat ini yang menyimpang dari UUD NRI 1945
a. Ruang kelas
b. LCD Projektor
c. Laptop/computer/HP
d. Jaringan internet
e. Sumber belajar: Pusat Perbukuan Badan Standar,
4 Sarana Prasarana
Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Komplek
Kemdikbudristek. Buku Pendidikan dan
Kewarganegaraan. 2021. Penulis Prayoga
f. Karton
Pertanyaan Bagaimana kondisi Indonesia jika tidak ada hukum yang berlaku
11
Pemantik di masyarakat?
12 Kegiatan Pertemuan 1
Pembelajaran a. Kegiatan Pembukaan (10 menit)
1. Peserta didik menyiapkan diri secara fisik dan
psikis untuk mengikuti pembelajaran diawali
dengan berdoa, guru menanyakan kehadiran
peserta didik, kebersihan dan kerapian kelas,
kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
2. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
peserta didik.
3. Peserta didik menyimak informasi guru tentang
tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta teknik
dan bentuk serta proses penilaian pembelajaran
yang akan dilakukan.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru memaparkan judul Bab yang akan dipelajari
pada pertemuan saat ini yakni UUD NRI Tahun
1945 sebagai sistem hukum nasional dan
memberikan gambaran penjelasan singkat tentang
kondisi masyarakat jika tidak memiliki hukum
yang mengikat cara hidup masyarakat
2. Guru memberikan 5 pertanyaan dasar sebagai
assesmen awal bagi peserta didik guna mengukur
daya nalar dan kepekaan peserta didik terhadap arti
penting UUD 1945, serta 10 kondisi negara jika
tanpa sebuah hukum yang kuat.
3. peserta didik diberikan waktu 30 menit untuk
mengerjakan tugas tersebut tanpa membuka buku
ataupun gawai. Tugas yang telah dikerjakan akan
dikumpulkan kepada guru untuk diberikan nilai
secara objektif sebagai asesmen awal.
4. Guru menugaskan 3 peserta didik untuk
membacakan jawaban didepan kelas sebagai
representatif hasil pemikiran asesmen awal peserta
didik dalam menjawab tugas.
5. Guru membimbing dan memberikan konfirmasi
terhadap jawaban peserta didik dengan meluruskan
jawaban yang kurang tepat dan memberikan
penghargaan bila jawaban benar dengan pujian
atau tepuk tangan bersama.
c. Penutup
1. Peserta didik dengan dibimbing guru
menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya
jawab secara klasikal.
2. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses
pembelajaran yang telah dilakukan dan
menentukan tindakan yang akan dilakukan.
3. Peserta didik menerima umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan
4. Guru menutup kelas dengan memberi salam.
Pertemuan 2
a. Kegiatan Pembukaan (10 menit)
1. Peserta didik menyiapkan diri secara fisik dan
psikis untuk mengikuti pembelajaran diawali
dengan berdoa, guru menanyakan kehadiran
peserta didik, kebersihan dan kerapian kelas,
kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
2. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
peserta didik.
3. Peserta didik menyimak informasi guru tentang
tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta teknik
dan bentuk serta proses penilaian pembelajaran
yang akan dilakukan.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru menayangkan hasil kegiatan pembelajaran
pertemuan pertama untuk mengingat kembali atau
mereview materi yang lalu.
2. Guru menegaskan kembali fokus materi
pentingnya UUD 145 serta memberikan stimulus
untuk menuju sub materi tentang sejarah
terbentuknya UUD NRI 1945. Selanjutnya guru
memutarkan vidio tentang sejarah terbuntuknya
UUD 1945, periodisasi serta 4 tahap amandemen
UUD 1945.
3. Kemudian peserta didik secara individu
dipersilahkan untuk membuat peta konsep dan
merunutkan kronologis secara runtut proses
terbentuknya UUD 1945 di buku tulis masing
masing.
4. Peserta didik diberikan tabel pernyataan tentang
fakta sejarah terbentuknya UUD 1945 berdasarkan
isi materi video yang telah di putar. Kemudian
peserta didik menjawab apakah pernyataan
tersebut benar atau salah berdasarkan bahan tulisan
dan video yang telah diputarkan.
5. Guru akan mengkoreksi secara bersama dengan
cara menukar hasil pengerjaan peserta didik
dengan peserta didik yang lain.
6. Proses pengkoreksian bersama diseritai dengan
pembahasan berdasarkan cara penjelasan yang
diberikan oleh guru.
c. Penutup (10 menit)
1. Peserta didik dengan dibimbing guru
menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya
jawab secara klasikal.
2. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses
pembelajaran yang telah dilakukan dan
menentukan tindakan yang akan dilakukan.
3. Peserta didik menerima umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan.
4. Guru menutup kelas dengan memberi salam
Pertemuan 3
a. Kegiatan Pembukaan (10 menit)
1. Peserta didik menyiapkan diri secara fisik dan
psikis untuk mengikuti pembelajaran diawali
dengan berdoa, guru menanyakan kehadiran
peserta didik, kebersihan dan kerapian kelas,
kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
2. Guru mengucapkan salam dan menanyakan kabar
peserta didik.
3. Peserta didik menyimak informasi guru tentang
tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta teknik
dan bentuk serta proses penilaian pembelajaran
yang akan dilakukan.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
1. Guru menguji ingatan peserta didik tentang materi
pertemuan lalu dengan cara mencoba membacakan
beberapa pernyataan yang salah dari materi lalu.
Dan menunjuk sisea secara random untuk
membenarkan pernyataan yang salah tersebut
sehingga menjadi pernyataan yang benar
2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mencari isi pasal pasal UUD 1945
dapat mengkaji sebuah fenomena permasalahan di
masyarakat, contoh : guru memutarkan video
permasalahan masyarakat banyaknya gelandangan
yang ada di jalanan, penangkapan aktivis yang
menyuarakan keadilan, kasus Korupsi Kolusi
Nepotisme.
3. Peserta didik diminta untuk mengumpulkan pasal
dalam UUD 1945 dan isinya yang dapat mengkaji
permasalan permasalan tersebut.
4. Setelah itu guru memberikan stimulus untuk
memimpin diskusi bagaimana kondisi yang
semestinya jika UUD 1945 sudah dilaksanakan
secara optimal.
5. Kemudian peserta didik dipersilahkan
mempersentasikan jawaban didepan kelas dan
peserta didik lainnya menyimak.
6. Guru membimbing dan memberikan konfirmasi
terhadap jawaban peserta didik dengan meluruskan
jawaban yang kurang tepat dan memberikan
penghargaan bila jawaban benar dengan pujian
atau tepuk tangan bersama.
c. Penutup (10 menit)
1. Peserta didik dengan dibimbing guru
menyimpulkan materi pembelajaran melalui tanya
jawab secara klasikal.
2. Refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses
pembelajaran yang telah dilakukan dan
menentukan tindakan yang akan dilakukan.
3. Peserta didik menerima umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan.
4. Guru menutup kelas dengan memberi salam
Pertemuan 4
13 Refleksi
a. Peserta Didik Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran
ini?
Apa yang kamu lakukan untuk memperbaiki hasil
belajarmu?
Jika kamu diminta memberikan tanda bintang 1-5, berapa
bintang yang akan kamu berikan untuk usaha yang sudah
kamu lakukan?
Apakah kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan
baik?
b. Pendidik Apa yang harus diperbaiki dari kegiatan pembelajaran?
Apakah rencana pembelajaran telah dilaksanakan dengan
runtut dan sistematik ?
14 Kriteria untuk Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran
mengukur dengan:
6. Penilaian Keterampilan
Kriteria Keterampilan Rerata
No. Nama Nilai
Penguas Kemamp Menja
aan uan wab
Materi Argmum pertany
entasi aan
Pedoman Penskoran:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
LAMPIRAN
Lembar Kerja
15 Terlampir
Peserta Didik
1. Kapan UUD 1945 dibuat? Dan siapakah yang merancang UUD 1945!
2. Bolehkan isi dari UUD 1945 dirubah sewaktu waktu? Sebutkan alasannya!
3. Apa yang membedakan antara UUD 1945 dengan aturan hukum lainnya?
4. Apakah pernah UUD 1945 tidak berlaku di Indonesia?
5. Isilah 10 kondisi negara dan masyarakat jika tidak memiliki dasar hukum?!
No. Kondisi
1
2
3
4
5
6
7
8
Lampiran 2
Nama :
Kelas :
Dari sumber video : https://youtu.be/1dkV0Lau7FU
Peta
Konsep : ......................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
.........................................................................................................
Nama :
Kelas :
1. Menurut pendapatmu apa saja tantangan dalam proses pembuatan UUD 1945 hingga
terbentuklah UUD 1945 hasil amandemen!
2. Bagaimanakah pendapatmu tentang sila pertama yang diganti dalam piagam jakarta?
3. Menurut pendapatmu mengapa pembukaan UUD 1945 tidak boleh dirubah?
4. Dalam pembukaan UUD 1945 apakah ada tujuan negara Indonesia? Jika ada sebutkan
apa saja tujuan bangsa Indonesia dalam teks pembukaan UUD 1945
5. Jelaskan bagaimana pendapat mu mengenai pelaksanaan aturan yang ada di dalam
UUD 1945 di kehidupan sosial masyarakat saat ini?
INFORMASI UMUM
1 Identitas Umum
g. Nama
Indah Ayu Lestari
Penyusun
h. Satuan
SMP
Pendidikan
i. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA
j. Fase / Kelas D/7
k. Alokasi Waktu 2 X 40 MENIT (320 menit)
l. Tahun
2023-2024
Pelajaran
Peserta didik didik dapat menyebutkan beberapa macam agama dan
2 Kompetensi Awal
suku di Indonesia
Profil Pelajar Bertaqwa kepada Tuhan YME, Bernalar kritis, gotong royong,
3
Pancasila berkebhinekaan global
a. Ruang kelas
b. LCD Projektor
c. Laptop/computer/HP
d. Jaringan internet
e. Sumber belajar: Pusat Perbukuan Badan Standar, Kurikulum,
4 Sarana Prasarana dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Komplek
Kemdikbudristek. Buku Pendidikan dan Kewarganegaraan.
2021. Penulis Prayoga
f. Kertas
g. Handphone
9. Penilaian Keterampilan
Kriteria Keterampilan Rerata
No. Nama Nilai
Penguasaan Kemampuan Menjawab
Materi Argmumentasi pertanyaan
Pedoman Penskoran:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
LAMPIRAN
Lembar Kerja
15 Terlampir
Peserta Didik
Lampiran 2
Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 1
1 agama
2 suku
3 ras
4 budaya
1.
2.
Kelas 3.
4.
Hari : 5
Tanggal : 6
6. Keragaman Budaya
Kalian tentu tahu keragaman budaya berhubungan dengan keragaman suku.
Semakin banyak suku di suatu negara, semakin banyak budaya yang dimilikinya.
Itulah yang terjadi di Indonesia yang memiliki ratusan suku yang berbeda.
Maka budayanya pun sangat banyak atau beragam. Banyak hal yang dapat
dimasukkan sebagai budaya. Mulai dari kesenian daerah, tradisi dan upacara,
arsitektur rumah, peralatan rumah tangga serta kerja, hingga adat istiadat seharihari.
Keragaman budaya yang mudah dikenali antara lain adalah kesenian, arsitektur,
hingga tradisi dan upacara.
1) Lagu daerah
Salah satu bentuk kesenian daerah yang mudah ditandai adalah seni suara serta
musik. Setiap daerah memiliki lagu daerahnya masing-masing. Maka di Indonesia
terdapat ratusan lagu daerah yang kalau dipelajari tidak akan segera habis.
Beberapa lagu daerah bahkan terkenal secara nasional. Beberapa lagu daerah dari
Sumatra sangat terkenal. Di antaranya adalah Bungong Jeumpa dari Aceh,
Sinanggar Tulo dari Tapanuli, Kampung Nan Jauh di Mato dari Minang hingga
Lancang Kuning dari Melayu.
Lagu-lagu daerah dari Pulau Jawa antara lain adalah lagu Kicir-Kicir dari
Betawi, Bubuy Bulan dari Sunda, Lir Ilir dari Jawa, hingga Tanduk Majeng dari
Madura. Dari Kalimantan dikenal lagu Ampar-Ampar Pisang, dari Bali lagu
Janger, dari Nusa Tenggara antara lain lagu Bolelebo.
Sementara itu lagu daerah dari Sulawesi seperti lagu Angin Mamiri dari
daerah Bugis dan lagu O Ina Ni Keke dari Minahasa juga sangat terkenal. Orang
Indonesia umumnya juga mengenal lagu Ambon Manise dari Ambon, serta
Yamko Rambe Yamko dari Papua.
Beriringan dengan lagu daerah, terdapat alat-alat musik tradisional. Ada alat
musik gordang dan serunai di Sumatra, angklung di Jawa Barat, gamelan di Jawa
dan Bali, sape’ di Kalimantan, kolintang di Sulawesi, sasando di Nusa Tenggara,
hingga tifa di Papua dan Maluku.
2) Tarian Daerah
Kesenian daerah yang juga banyak ragamnya adalah tarian. Salah satu tarian
daerah di Indonesia yang paling terkenal di dunia adalah tari Saman dari Aceh.
Inilah tari yang dipilih untuk acara pembukaan pesta olahraga Asian Games 2018.
Tari itu dilakukan oleh 1.600 siswa SMA di Jakarta, dan disiarkan secara
langsung ke seluruh negara Asia. Masih terdapat ratusan tari daerah lainnya di
Indonesia.
Yang terkenal antara lain adalah Tor-tor dari Batak, Serampang Dua Belas dari
Melayu, Tari Piring dari Minang, Saman dari Aceh, Jaipong dari Sunda, Serimpi
dari Jawa, Pendet dari Bali, Ajat Temui Datai dari Kalimantan, Pakarena dari
Sulawesi, Cakalele dari Maluku, hingga Tari Cendrawasih dari Papua.
Selain itu, Papua juga menyumbang lagu dan tari Sajojo. Ini salah satu tarian
yang sangat sering dipakai untuk senam pagi bersama-sama di seluruh Indonesia.
Tari daerah lain yang juga terkenal untuk dipakai senam pagi adalah lagu dan tari
Maumere dari Nusa Tenggara.
3) Tradisi dan Upacara
Sangat banyak tradisi dan upacara di Indonesia, mulai dari Papua hingga
Aceh. Salah satu upacara yang terkenal di Papua adalah upacara bakar batu.
Seluruhwarga berkumpul untuk bersyukur atau mengikat perdamaian dengan
berpesta bersama.
Makanannya dimasak menggunakan batu yang dibakar. Di daerah lain upacara
kematian juga mengundang perhatian masyarakat. Suku Dayak mengenal upacara
Tiwah, masyarakat Bali melakukan upacara pembakaran mayat yang disebut
Ngaben.
Sedangkan Suku Toraja di Sulawesi melakukan upacara Rambu Solo untuk
mengantarkan jenazah. Jenazah bukan dikubur tapi disimpan dalam gua di
dinding tebing yang tinggi. Di Madura ada tradisi balapan sapi yang disebut
Karapan, sedangkan masyarakat di Sumatra mengenal budaya balap perahu di
sungai dalam tradisi Pacu Jalur. Di Pulau Nias ada tradisi berabad-abad berupa
lompat batu. Sedangkan di Kalimantan, tepatnya di Banjarmasin terdapat pasar
terapung. Seluruh pedagang berjualan di sungai menggunakan perahu masing-
masing.
Banyak pula tradisi yang juga menarik seperti tradisi Bambu Gila di Maluku,
mencari cacing laut dalam tradisi Bau Nyale di Lombok, upacara Pasola di
Sumba, Kesodo di masyarakat Tengger Jawa Timur, Sekaten di Solo dan Yogya,
hingga upacara Tabuik di Minang. Semua itu menunjukkan kekayaan budaya
Indonesia yang tiada taranya. Sadranan merupakan upacara yang dilaksanakan
oleh masyarakat Jawa Tengah dan menjadi remenisensi dari upacara Sraddha
Hindu yang dilaksanakan pada zaman dahulu.
4) Rumah dan Kampung Adat
Keragaman rumah serta kampung adat juga menunjukkan kebinekaan
Indonesia. Rumah adat di tiga pulau besar yakni Sumatra, Kalimantan, dan
Sulawesi umumnya merupakan rumah panggung.
Lantainya tidak di tanah, melainkan berupa panggung dari kayu untuk berjaga-
jaga dari ancaman banjir dan kemungkinan serangan binatang buas.
Di Sumatra rumah adat Krong Bade, Rumah Bolon, Rumah Gadang, dan
Rumah Limas semuanya berupa rumah panggung dengan tiang tinggi. Begitu
pula Rumah Panjang, Rumah Betang, Rumah Lamin dan Rumah Banjar di
Kalimantan.
Di Sulawesi, rumah Balla dan Rumah Walewangko juga merupakan rumah
panggung. Di beberapa daerah, terdapat rumah adat dengan tiang pendek seperti
di Maluku, Sunda, hingga Nusa Tenggara. Sedangkan rumah adat berlantai di
tanah terdapat di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Di antaranya adalah rumah Joglo di Jawa, rumah Bali, Bale Tani di Lombok
hingga rumah Sasadu di Maluku. Rumah adat berlantai di tanah di Papua
berwujud rumah Honai serta Ebeai di kawasan pegunungan. Rumah tanpa jendela
tersebut beratap bulat dari jerami atau rumbia buat menahan hawa dingin.
Bahan atap semacam itu juga dipakai untuk rumah adat di Nusa Tenggara
seperti Rumah Musalaki serta Mbaru Niang. Rumah ada Mbaru Niang beratap
kerucut meninggi, antara lain terdapat di kampung adat Wae Rebo Flores.
Kampung adat lain yang terkenal adalah Kampung Naga Jawa Barat, Desa
Sade Lombok, Bawomataluo Nias, Ragi Hotang Pulau Samosir, hingga Kete
Kesu di Toraja. Di Kete Kesu terdapat rumah adat yang menarik perhatian banyak
wisatawan, yaitu Rumah Tongkonan.
Atapnya meniru bentuk tanduk kerbau. Atap rumah adat yang juga meniru
bentuk tanduk kerbau lainnya adalah Rumah Gadang Minang. Sedangkan tanduk-
tanduk kerbau sebenarnya dipakai buat penghias rumah-rumah adat Sumba.
Arti penting memahami keberagaman
/Keberagaman masyarakat Indonesia memiliki dampak positif sekaligus
dampak negatif bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Dampak positif
memberikan manfaat bagi perkembangan dan kemajuan, sedangkan dampak negatif
mengakibatkan ketidakharmonisan bahkan kehancuran bangsa dan negara.
Bagi bangsa Indonesia keberagaman suku bangsa, budaya, agama, ras dan
antargolongan merupakan kekayaan bangsa yang sangat berharga. Meskipun berbeda-
beda suku bangsa, adat istiadat, ras, dan agama kita tetap bersatu dalam perjuangan
mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan cita-cita negara yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur.
/Bhinneka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan bangsa Indonesia.
Suhandi Sigit, menyatakan ungkapan Bhinneka Tunggal Ika dapat ditemukan dalam
Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad XIV di masa Kerajaan
Majapahit. Dalam kitab tersebut Mpu Tantular menulis ”Rwaneka dhatu winuwus
Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, Mangka ng Jinatwa
kalawan Siwatatwa tunggal, Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa”
(Bahwa agama Buddha dan Siwa (Hindu) merupakan zat yang berbeda, tetapi nilai-
nilai kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika terdapat pada lambang negara Republik
Indonesia, yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila
mencengkram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika. Kata- kata tersebut
dapat pula diartikan : Berbeda-beda tetapi tetap satu. Bhinneka Tunggal Ika
mengandung makna bahwa walaupun bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam
suku bangsa, adat-istiadat, ras dan agama yang beraneka ragam namun
keseluruhannya merupakan suatu persatuan dan kesatuan.
Bhinneka Tunggal Ika mengandung makna meskipun bangsa Indonesia terdiri
atas beraneka ragam suku bangsa, adat istiadat, ras dan agama namun keseluruhannya
itu merupakan satu kesatuan, yaitu bangsa dan negara Indonesia. Bhinneka Tunggal
Ika merupakan semboyan negara Indonesia sebagai dasar untuk mewujudkan
persatuan dan kesatuan Indonesia, dimana kita harus menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari seperti hidup saling menghargai antara masyarakat yang satu
dengan yang lainnya tanpa memandang suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat,
warna kulit, dan lain- lain.
Upaya persatuan dan kesatuan
Perilaku yang harus dilakukan oleh setiap warga negara dalam kehidupan
beragama ditunjukkan dengan beberapa sikap antara lain:
Melaksanakan ajaran agama yang dianutnya dengan baik dan benar.
Menghormati agama yang diyakini orang lain.
Tidak memaksakan keyakinan agama yang dianutnya kepada orang lain.
Toleran terhadap pelaksanaan ibadah yang dianut pemeluk agama lain.
Suku dan ras yang ada di Indonesia sangat beragam. Hal ini merupakan bagian dari
kesatuan negara Indonesia. Kita harus saling menghormati dan menghargai
keberagaman suku dan ras di Indonesia. Kebahagiaan hidup dapat dicapai apabila
dalam kehidupan terdapat keselarasan, keserasian, dan keseimbangan sesuai yang
diajarkan dalam Pancasila. Upaya-upaya yang harus dilakukan dalam
mengembangkan sikap toleran terhadap keberagaman suku bangsa dan ras di
Indonesia antara lain:
mau bekerja sama dengan orang suku dan ras lain.
mengakui persamaan derajat suku dan ras yang berbeda dengan kita
menjunjung semangat nilai-nilai persaudaraan dan kemanusiaan
melaksanakan hak dan kewajiban yang sam dengan orang suku dan ras yang lain
menghargai dan menghormati budaya, adat, dan kebiasan dari suku dan ras yang
berbeda dengan kita
Keberagaman dalam kehidupan sosial dan budaya bangsa Indonesia merupakan
kekayaan luar biasa sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Sudah semestinya kita
mensyukuri anugerah tersebut, menjaga, melindungi, dan mengelola dengan baik
budaya positif bangsa kita agar menjadi modal sosial yang kuat bagi bangsa
Indonesia untuk membangun di tengah arus globalisasi yang tak terbendung. Bagi
seorang pelajar, perilaku dan semangat kebangsaan dalam menghargai keberagaman
budaya bangsa dapat dilaksanakan dengan:
mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia
mempelajari dan menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat dan
kesenangannya
merasa bangga tehadap budaya bangsa sendiri
menyaring budaya asing yang masuk ke dalam bangsa Indonesia
INFORMASI UMUM
1 Identitas Umum
m. Nama
Indah Ayu Lestari
Penyusun
n. Satuan
SMP
Pendidikan
o. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA
p. Fase / Kelas D/7
q. Alokasi Waktu 2 X 40 MENIT (320 menit)
r. Tahun
2023-2024
Pelajaran
Profil Pelajar
3 Bernalar kritis, gotong royong, berkebhinekaan global
Pancasila
a. Ruang kelas
b. LCD Projektor
c. Laptop/computer/HP
d. Jaringan internet
e. Sumber belajar: Pusat Perbukuan Badan Standar, Kurikulum,
4 Sarana Prasarana dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Komplek
Kemdikbudristek. Buku Pendidikan dan Kewarganegaraan.
2021. Penulis Prayoga
f. Karton
g. Teka-teki silang
Pertanyaan Apa yang akan terjadi jika tidak ada pembatasan wilayah di
11
Pemantik Indonesia?
Pedoman Penskoran:
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
LAMPIRAN
Lembar Kerja
15 Terlampir
Peserta Didik
Lampiran 2
Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 1
Nama Kelompok Nama Peserta Didik No Absensi
1.
2.
Kelas 3.
4.
Hari : 5
Tanggal : 6
Petunjuk
3. Buatlah jawabanmu dengan tulisan yang jelas dan bagus serta beri asesoris yang
menarik
Kelompok 1 & 4
Kelompok 2 & 5
Bagaimana penetapan wilayah Indonesia
Kelompok 3 & 6
1. 1.
2.
3.
2.
4.
3.
4.
Nama kelompok 5.
penjawab soal
1. 6.
2.
3.
7.
4.
8.
9.
10.
Tebak gambar
Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 4
1. Uraikan perbedaan kondisi alam yang dapat menyebabkan keberagaman masyarakat
Indonesia!
2. Menurut kamu mengapa keberagaman masyarakat Indonesia yang bisa menjadi
potensi (kekayaan bangsa)!
3. Berikan 2 nama lain dari gotong royong di Indonesia!
4. Bagaimana caranya untuk menumbuhkan semangat kerjasama di lingkungan sekolah!
5. Uraikan pendampatmu mengenai makna proklamasi kemerdekaan bagi bangsa
Indonesia yang dilihat dari aspek hukum!
Lampiran 3 Bahan Bacaan Peserta Didik
Wilayah Negara Indonesia
Setiap negara punya wilayah atau tempat di mana negara
tersebut berada. Mencakup daerah mana saja yang
menjadi tempat atau wilayah Indonesia? Di zaman
Majapahit, wilayah kekuasaannya mencakup seluruh
daerah di Nusantara ini. Panglima Majapahit bernama
Gajah Mada ber sumpah untuk menyatukan seluruh
daerah Nusantara menjadi satu ke satu an wilayah.
Sumpahnya disebut Sumpah Palapa. Tidak ada negara
yang tanpa wilayah. Maka saat akan mendirikan negara
Indonesia, para pemimpin bangsa pun segera berdiskusi.
Kalau Indonesia menjadi negara, daerah yang menjadi
tempatnya di mana saja? Dalam Sidang Kedua Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
(BPUPK), tanggal 10-17 Juli 1945, soal wilayah ini Gb. 4.1 Gajah mada
didiskusikan khusus. Ada beberapa pendapat yang berkembang dalam diskusi tentang
wilayah Indonesia. Semua pendapat tersebut menyepakati bahwa wilayah negara Indonesia
adalah kawasan kepulauan di sekitar garis khatulistiwa, yang berada di antara Benua Asia dan
Australia seperti sekarang. Daerah mana saja yang masuk di wilayah itu yang masih perlu
didiskusikan.
1. Pembatasan Wilayah
Seperti rumah yang jelas tempatnya, negara pun perlu tempat atau wilayah
yang jelas. Karena itu pada hari pertama dan kedua dalam sidang kedua BPUPK,
tanggal 10-11 Juli 1945, soal wilayah tersebut sudah dibahas atau didiskusikan. Saat
itu beberapa pemimpin memiliki pendapat berbeda soal daerah mana saja yang perlu
menjadi wilayah Indonesia. Muhammad Yamin, salah satu pelopor Gerakan Sumpah
Pemuda, mengusulkan agar wilayah Indonesia mencakup seluruh wilayah kekuasaan
pemerintahan Hindia Belanda yang mencakup Papua ditambah beberapa daerah lain
seperti Timor Portugis (sekarang Timor Leste) serta Borneo Utara dan Malaya.
Menurut Yamin sebagai pakar sejarah, sebagian wilayah Papua dulu termasuk bagian
dari Kesultanan Ternate. Hatta tidak setuju pandangan itu. Wilayah Indonesia
menurutnya tak perlu mencakup wilayah Papua, namun mencakup Borneo Utara dan
Malaya. Soekarno sependapat dengan Yamin. Mengutip Kitab Negarakertagama yang
ditulis Mpu Prapanca sekitar tahun 1365, Soekarno menyebut wilayah kekuasaan
Majapahit juga sampai ke daerah Papua. Karena itu, menurut Soekarno, wilayah
Indonesia mencakup daerah-daerah dari Sumatra hingga Papua.
2. Penetapan Wilayah
Perbedaan pendapat tentang wilayah tersebut terjadi dalam sidang BPUPK.
Karena itu, Ketua BPUPK Radjiman Wedyodiningrat lalu memutuskan melakukan
pemungutan suara untuk menetapkan wilayah negara Indonesia. Ada tiga pilihan yang
harus ditentukan:
a. Pertama, seluruh Hindia Belanda.
b. Kedua, seluruh Hindia Belanda ditambah
Malaya, Borneo Utara, Timor,dan Papua.
c. Ketiga, seluruh Hindia ditambah Malaya
dan Borneo Utara.
Seluruh peserta sidang diminta
memilih tiga pilihan tersebut. Dari seluruh Gb. 4.2 Peta Indonesia
peserta sidang, sebanyak 19 orang peserta memilih pilihan pertama. Lalu sebanyak 39
orang peserta setuju pilihan kedua, dan 6 orang peserta memilih yang ketiga. Selain
itu terdapat juga peserta yang tidak memilih. Maka BPUPK pun memutuskan pilihan
kedua tersebut yang dijadikan wilayah Indonesia. Hasil keputusan BPUPK dijadikan
dasar oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam menetapkan
wilayah Indonesia. Selanjutnya Malaya dan Borneo Utara yang dikuasai Inggris
memutuskan untuk menjadi negara sendiri, sehingga menjadi negara Malaysia,
Brunei, dan Singapura sekarang. Begitu pula Timor Timur yang dikuasai Portugis,
yang kini menjadi negara Timor Leste. Wilayah Indonesia pun mencakup Papua
hingga Sumatra seperti saat ini.
3. Batas wilayah
//Suatu tempat atau wilayah tentu punya batas yang jelas. Seperti wilayah
sekolah kalian masing-masing yang juga memiliki batas-batas yang jelas. Baik batas
di sebelah selatan, timur, utara, maupun barat. Demikian juga wilayah Indonesia
sebagai negara. Ada batasnya pula, baik di selatan, timur, utara, serta barat. Wilayah
selatan Indonesia berupa Laut Indonesia dan Laut Arafuru. Di laut tersebut, Indonesia
berbatasan dengan negara Australia. Di wilayah timur, Indonesia memiliki perbatasan
di Pulau Papua dengan negara Papua Nugini. Di wilayah utara, Indonesia berbatasan
dengan Filipina, Malaysia, dan Singapura. Sedangkan di barat, Indonesia punya
wilayah laut yang berbatasan dengan India.
Untuk mengetahui lebih mendalam tentang wilayah Indonesia, pelajari dengan
melihatnya di globe atau bola dunia. Persis di tengah bola dunia itu terdapat garis
yang melingkar, yang menunjukkan membelah dunia menjadi belahan utara dan
selatan, yang disebut garis khatulistiwa. Wilayah Indonesia dilewati garis khatulistiwa
tersebut. Karena dibelah garis khatulistiwa, maka sebagian wilayah Indonesia terletak
di belahan utara dan sebagian lagi di belahan selatan bumi. Para ahli geograi
menyebut letak itu berada di antara 6 derajat Lintang Utara sampai 11 derajat Lintang
Selatan. Sedangkan dalam pembagian belahan barat atau timur, wilayah Indonesia
berada di belahan timur bumi, atau disebut berada di antara 95 sampai 141 derajat
Bujur Timur. Mengingat luasnya wilayah Indonesia tersebut maka terdapat
daerahdaerah yang jauh dari pusat perkotaan, dan disebut sebagai daerah terpencil.
Sementara itu, terdapat pula daerah-daerah yang paling dekat dengan perbatasan, dan
disebut sebagai daerah terluar. Pulau Sebatik di Kalimantan Utara tersebut termasuk
sebagai daerah terluar yang akan dipelajari lagi pada bagian selanjutnya.
Indonesia merupakan negara dengan luas mencapai sekitar 1,9 juta kilometer
persegi dan memiliki banyak daerah. Ibarat rumah, Indonesia seperti rumah yang
sangat besar dan memiliki banyak ruangan. Menurut kalian, apakah 50 Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VII sebaiknya masing-masing
ruangan itu diatur sendiri-sendiri secara terpisah, atau lebih baik diatur dengan aturan
yang sama yang berlaku bagi semua? Karena begitu banyak daerah yang dipunyai
oleh Indonesia, maka pada tahun 1945, para pemimpin bangsa Indonesia
mendiskusikan masalah tersebut.
Apakah sebaiknya setiap daerah dikelola secara terpisah dengan cara
pengelolaan masing-masing yang bersatu di dalam satu negara? Ataukah semua
daerah dikelola dengan cara pengelolaan yang sama yang diatur oleh pemerintah
pusat? Kalau setiap daerah akan dikelola dengan aturan sendiri-sendiri, maka negara
seperti itu disebut negara serikat atau negara federal. Contohnya adalah negara
Malaysia dan Amerika Serikat. Sebaliknya, kalau semua daerah diatur dengan aturan
yang sama yang ditetapkan pemerintah pusat, maka negara seperti itu merupakan
negara kesatuan, seperti negara Republik Indonesia saat ini.
1. Ciri-ciri Negara Kesatuan
Untuk lebih mengenal tentang negara kesatuan tentu perlu mengenal ciri-
cirinya lebih dahulu. Di antara ciri-ciri negara kesatuan adalah bahwa negara
memiliki:
a. Satu Pemerintahan Pusat yang memegang seluruh kekuasaan.
b. Satu Undang-Undang Dasar yang berlaku di seluruh wilayah negara.
c. Satu Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan untuk seluruh rakyat.
d. Satu Badan Perwakilan yang mewakili seluruh rakyat.
Semua ciri tersebut ada di negara Indonesia. Seluruh pemerintahan di
Indonesia dikoordinasikan oleh pemerintahan yang terpusat, yakni beribukota di
Jakarta. Tidak boleh ada pemerintahan lain di Indonesia selain satu pemerintahan
yang sah. Undang-Undang Dasar atau konstitusi yang berlaku juga satu. Seluruh
undang-undang serta peraturan-peraturan mengacu pada Undang-Undang Dasar yang
berlaku, dalam hal ini adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945. Kepala negara dan kepala pemerintahan juga satu untuk seluruh bangsa. Di
Indonesia kepala negara dan kepala pemerintahan adalah pribadi yang sama, yaitu
Presiden Republik Indonesia. Badan Perwakilan yang mewakili seluruh rakyat di
tingkat pusat juga satu yang berlaku untuk seluruh negara. Badan perwakilan tersebut
berupa satu Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), satu Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) dan satu Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Ciri-ciri itu menunjukkan bahwa
Indonesia merupakan negara kesatuan.
2. Pembahasan Negara Kesatuan
Dalam memutuskan bentuk negara Indonesia, para anggota BPUPK
melakukan diskusi panjang. Dalam sidang BPUPK, Supomo menyebut adanya tata
negara Indonesia yang asli, yaitu “pemimpin bersatu jiwa dengan rakyat”. Selain itu,
menurutnya, antargolongan rakyat diliputi semangat gotong royong dan semangat
kekeluargaan.
Maka Soepomo mengusulkan agar bentuk negara Indonesia adalah negara
integral atau negara kesatuan. Hampir semua setuju pendapat tersebut kecuali
beberapa orang termasuk Muhammad Hatta yang berpendapat sebaiknya Indonesia
merupakan negara federal. Negara federal disebut juga sebagai negara serikat.
Dalam negara federal, setiap daerah menjadi negara bagian yang memiliki
pemerintahan dan diatur dengan undang-undang sendiri. Semuanya bersatu dalam
satu negara. Menurut Hatta, bentuk negara federal atau negara serikat itulah yang
lebih cocok dengan Indonesia yang memiliki suku bangsa dan budaya sangat
beragam. Dengan menjadi negara serikat, setiap daerah akan lebih merdeka mengatur
daerahnya sendiri. Muhammad Yamin dan Soekarno lebih setuju pada pendapat
Soepomo agar bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan. Menurut Yamin,
bentuk negara kesatuan juga merupakan semangat dari Sumpah Pemuda. Selain itu,
bentuk negara serikat juga akan melemahkan negara Indonesia. Para pemimpin yang
berbeda pendapat itu memberikan teladan bagaimana berdiskusi secara baik untuk
mengatasi perbedaan.
Kelahiran Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia menyata kan kemerdekaan
dan membentuk negara Republik Indo nesia. Pernyataan tersebut dilakukan melalui
Proklamasi Kemerdekaan yang di bacakan oleh Soekarno dan Hatta di Jalan
Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta.
Sehari setelah kemerdekaan Indonesia, PPKI mengadakan sidang yang
menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Di dalam Pasal
1 ayat (1) UUD NRI 1945 ditegaskan bahwa bentuk negara adalah “negara kesatuan.”
Maka Indonesia sejak itu menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bentuk negara itu sempat berubah. Untuk mendapatkan pengakuan sebagai
negara, pada tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949, pemerintah Indonesia
berunding dengan Belanda dalam Konferensi Meja Bundar. Negara Indonesia harus
berubah bentuk menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS). Daerah-daerah di
Indonesia menjadi negara-negara bagian. Pada 17 Agustus 1950 pemerintah
menyatakan Indonesia kembali menjadi negara kesatuan. Daerah-daerah yang
menjadi negara bagian, berganti lagi menjadi provinsi-provinsi. Kemudian
amendemen keempat pada tahun 2002 di Pasal 37 UUD NRI 1945 menegaskan:
“Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan
perubahan.”
Makna dan Tujuan Wawasan Nusantara
Secara etimologis, Wawasan Nusantara adalah cara pandang terhadap
kesatuan kepualauan yang terletak antara dua benua yakni asia dan australia dan dua
samudra yakni samudra hindia dan samudra pasifik. Wawasan Nusantara berasal dari
bahasa jawa yaitu Wawas yang berarti “Pandangan, Tinjauan atau Penglihatan
Indrawi“. Kemudian ditambah dengan an, Wawasan ialah cara pandang, cara tinjau,
cara lihat. Sedangkan Nusantara berasal dari 2 kata yaitu nusa dan antara. Nusa berarti
pulau atau kesatuan kepulauan dan Antara yang berarti dua benua dan dua samudra.
Sehingga Nusantara berarti kesatuan kepulauan yang terletak diantara dua benua dan
dua samudra.
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa indonesia
mengenai diri dan bentuk geografi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Menurut Kel. Kerja LEMHANAS (Lembaga Pertahanan Nasional)
1999, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa indonesia
mengenaia diri dan lingkungan yang beragam dan bernilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dan kesatuan wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk
mencapai tujuan nasional.
Menurut Tap MPR Tahun 1993 dan 1998 Tentang GBHN, Wawasan
Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungan dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara
untuk mencapai tujuan nasional.
Tujuan wawasan nusantara adalah mewujudkan nasionalisme yang tingggi
dari segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang mengutamakan kepentingan
nasional daripada kepentingan perorangan, kelompok kelompok, golongan, suku
bangsa atau daerah.
Fungsi Wawasan Nusantara
Secara umum, fungsi wawasan nusantara yaitu sebagai pedoman, motivasi,
dorongan dan rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan,
tindakan dan perbuatan bagi penyelenggaraan negara di pusat dan daerah ataupun
bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Menurut Cristine S.T. Kansil, S.H., MH dkk, Fungsi wawasan nusantara
antara lain membentuk dan membina persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia dan merupakan ajaran dasar nasional yang melandasi kebijakan dan strategi
pembangunan nasional.
Menurut beberapa pandangan lain, fungsi wawasan nusantara antara lain:
Fungsi wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional yakni
wawasan nusantara sebagai konsep dalam pembangunan, pertahanan
keamanan dan kewilahayan
Fungsi wawasan nusantara sebagai pembangunan nasional yaitu wawasan
nusantara mencakup kesatuan politik, sosial dan ekonomi, sosial dan politik,
dan kesatuan pertahanan dan keamanan.
Fungsi wawasan nusantara sebagai pertahanan dan keamanan yaitu pandangan
geopolitik Indonesia sebagai satu kesatuan pada seluruh wilayah dan segenap
kekuatan negara.
Fungsi wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan adalah pembatasan
negara untuk menghindari adanya sengketa antarnegara tetangga.
Asas Wawasan Nusantara
a. Asas Solidaritas: Agar terbentuk hubungan antar sesama yang menimbulkan
rasa percaya, menghormati dan saling berkorban.
Contohnya masyarakat yang saling percaya akan menciptakan persatuan serta
kesatuan suatu negara.
b. Asas Keadilan: Semua masyarakat punya hak masing-masing untuk
mewujudkan cita-cita, tanpa mengutamakan kepentingan kelompok atau
individu. Contohnya hakim yang berlaku adil pada pejabat maupun
masyarakat.
c. Asas Kejujuran: Agar masyarakat berkata dan bertindak sesuai fakta dengan
benar. Contohnya mengerjakan tugas sekolah sendiri tanpa melihat jawaban
orang lain.
d. Asas Kerja Sama: Saling menjaga dan pengertian akan menciptaka kerja
sama yang baik dan mencapai tujuan bersama. Contohnya adalah gotong
royong.
e. Asas Kesamaan Tujuan: Jika tak memiliki kesamaan tujuan, masyarakat
akan mudah terpecah belah. Contohnya masyarakat Indonesia yang
menginginkan kemerdekaan.
f. Asas Kesetiaan: Adanya kesetiaan masyarakat akan mencapai tujuan dan
persatuan dalam kebhinekaan. Contohnya Sumpah Pemuda dan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
BIRU KONTEN
HIJAU PROSES
UNGU PRODUK