Anda di halaman 1dari 20

Nama : Vivi Levia Polyta Kusuma

NIM : 2300103911204027

MODUL AJAR

A. INFORMASI UMUM

1. IDENTITAS
Nama : Vivi Levia Polyta Kusuma, S.Pd
Satuan Pendidikan : SMK LABSCHOOL UNESA
Tahun : 2023/2024
Jenjang Sekolah : SMK
Kelas / Fase / Semester : X / Fase E / 1
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

2. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik mampu mengetahui konsep dasar Penelitian Sejarah.

3. PROFIL PELAJAR PANCASILA


Dimensi Profil Pelajar Pancasila yang ingin dicapai antara lain:
1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia. Dilakukan melalui
kegiatan berdoa sebelum belajar.
2) Berkebhinekaan Global. Kegaiatan diskusi membuat peserta didik dapat membangun
komunikasi dan bekerja sama dengan baik saat berinteraksi dengan orang tanpa
memandang asal usul negara atau ras.
3) Bergotong Royong. Kegaiatan diskusi membuat peserta didik mampu melakukan
kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat
berjalan lancar, mudah dan ringan.
4) Bernalar Kritis. Dikembangkan dari aktivitas mencari informasi dan diskusi serta
mampu mengaitkan antara hubungan manusia dan sejarah
4. SARANA DAN PRASARANA
1) Laptop
2) Akses Internet
3) Buku Teks Sejarah
4) Buku tulis
5) Speaker
6) Spidol
7) White borad
8) Lembar kerja
9) LCD Proyektor

5. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik Reguler kelas X Fase E

6. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN


Model : Project Based Learning
Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, Penugasan

B. KOMPETENSI INTI

1. TUJUAN PEMBELAJARAN

CAPAIAN PEMBELAJARAN ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN


Pada akhir fase ini, peserta didik mampu 3.1 Menganalisis keterkaitan dan menerapkan
sejarah lokal dimulai dari lingkungan langkah-langkah penelitian Sejarah terhadap
terdekat (sejarah keluarga, sejarah berbagai peristiwa Sejarah
sekolah, sampai sejarah perjuangan 3.1.1. Menjelaskan langkah-langkah penelitian
daerah); mengumpulkan sumber- Sejarah
sumber primer maupun sekunder 3.1.2. Mendeskripsikan langkah-langkah
melalui sarana lingkungan sekitar, heuristik
perpustakaan, dan internet; melakukan 3.1.3 Membedakan kritik intern dan ekstern
seleksi dan kritik terhadap sumber- 3.1.4Menguraikan pengertian interpretasi
sumber primer maupun sekunder; sumber sejarah
melakukan penafsiran untuk 3.1.5.Melakukan langkah historiografi dalam
mendeskripsikan makna di balik penelitian sejarah
sumber-sumber primer dan sekunder; 4.1 Melakukan penelitian sejarah secara sederhana
dan menuliskan hasil penelitian dalam dan menyajikanya dalam bentuk laporan
bentuk historiografi. penelitian.
4.1.1. Melakukan penelitian sejarah asal usul nama
daerah tempat tinggal siswa

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti pembelajaran dengan model Pembelajran Berbasis project (Team Based
Project) pada lingkup materi Penelitian Sejarah, peserta didik diharapkan mampu:
1. Peserta didik dapat menjelaskan langkah-langkah Historiografi
2. Peserta didik mampu melakukan interpretasi terhadap sumber sejarah
3. Peserta didik mampu menuliskan penelitian sejarah di lingkungan sekitar dalam bentuk
infografis
2. PEMAHAMAN BERMAKNA
1) Sumber sejarah merupakan segala sesuatu yang berwujud dan tidak berwujud, serta berguna bagi
penelitian sejarah sejak zaman purba sampai sekarang.
2) Historiografi merupakan metode ilmu yang memiliki khas tersendiri untuk melakukan
penyusunan peristiwa penting yang penuh arti dan makna di masa lalu.

3. PERTANYAAN PEMANTIK
Guru menampilkan gambar sejarah lokal di Indonesia melalui power point kemudian
mengajukan pertanyaan pemantik, yaitu:
1. Apakah yang kamu lihat pada gambar tersebut diatas?
2. Apa saja sumber sejarah yang pernah kalian temukan terkait dengan gambar diatas?

4. PERSIAPAN PEMBELAJARAN
1) Guru menyiapkan modul ajar sebagai panduan pembelajaran sejarah
2) Guru menyiapkan media dan alat pembelajaran
3) Guru menyiapkan presensi Guru mengkondisikan peserta didik

5. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Alokasi
Waktu

PENDAHULUAN 15 Menit
1. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan peserta
didikmenjawab salam dari guru
2. Salah satu peserta didik memimpin kegiatan berdoa sebelum
pembelajarandimulai sebagai wujud Beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YME
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik
4. Guru menanyakan kondisi peserta didik sebagai diagnositik non
kognitif
5. Peserta didik mengerjakan soal pre-test dengan memainkan “Line
Game” yang diberikan guru sebagai kegiatan asesmen diagnostik
6. Guru memberikan apersepsi dengan menanyakan kepada peserta didik
tentang materi sejarah yang dipelajari sebelumnya dan mengaitkannya
dengan materi pembelajaran pertemuan hari ini
7. Guru memberikan pertanyaan pemantik kepada peserta didik
8. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan hari ini

KEGIATAN INTI

1. Orientasi Siswa pada Masalah 60 Menit


Pada bagian ini, guru menjelaskan secara umum materi mengenai
langkah-langkah penelitian sejarah. Kemudian guru membentuk
kelompok sebanyak 5 kelompok. Lalu, guru mebagikan tema-tema
terkait sejarah lokal dilingkungan siswa. Kemudian siswa mencari
sumber sejarah dan melakukan langkah-langkah historiografi.

2. Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar

a. Setelah tema dibagikan, peserta didik diarahkan untuk duduk


sesuai dengan kelompoknya masing-masing,
b. Guru menjelaskan kepada peserta didik aturan diskusi, yaitu:
a) peserta didik mencari sumber sejarah terkait dengan tema
masing-masing dan mengolah informasi tersebut bersama
kelompok, c) peserta didik menuangkan hasil diskusi dalam
bentuk infografis, d) setelah diskusi selama 20 menit, peserta
didik mempresentasikan hasil diskusinya bersama teman
kelompok.
3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
a. Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam
pengumpulan data/bahan selama proses penyelidikan.
b. Guru membimbing dan mendorong peserta didik agar mampu
mengumpulkan informasi mengenai sumber sejarah yang
sesuai untuk mendapatkan penjelasan mengenai tema sejarah
lokal masing-masing

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


a. Peserta didik menyajikan hasil diskusi di depan kelas.
b. Kelompok lain dipersilahkan untuk menanggapi terkait
hasil diskusikelompok yang sedang tampil.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru memberi apresiasi kepada peserta didik dan mengevaluasi
prosespemecahan masalah yang mereka lalui selama pembelajaran.

PENUTUP

1. Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan materi 15 Menit


pembelajaran yang telah dipelajari
2. Peserta didik mengutarakan kesan dan pesan, kendala dalam belajar,
serta apa yang diperoleh selama proses pembelajaran melalui lembar
refleksi siswa.
3. Guru mengingatkan peserta didik untuk menyiapakan dan membaca
materi pelajaran untuk pertemuan selanjutnya
4. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan ucapan salam.

Mengetahui, Surabaya, 07 November 2023


Kepala SMK LABSCHOOL UNESA Guru Mata Pelajaran

Dian Widyastuti, S.Pd Vivi Levia Polyta Kusuma, S.Pd


6. ASESMEN KETERCAPAIAN DIMENSI PROFIL PELAJAR PANCASILA DAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
1) ASESMEN SIKAP PROFIL PELAJAR PANCASILA
Asesmen dilakukan melalui observasi langsung selama proses pembelajaran
No Dimensi Profil Pelajar Pancasila BT MT MB SB Keterangan
yang ingin dicapai
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan
YME, dan Berakhlak Mulia.
2. Berkebhinekaan Global
3. Bergotong Royong
4. Bernalar Kritis

Keterangan :
BT : Belum Terlihat
MT : Mulai Terlihat
MB : Mulai Berkembang
SB : Sudah Berkembang

2) ASESMEN DIAGNOSTIK
a. Non Kognitif
Melalui tanya jawab dengan peserta didik dan analisis gaya belajar peserta didik
Informasi yang ingin Pertanyaan
digali dari peserta didik
Mengetahui kesejahteraan  Bagaimana perasaan ananda hari ini?
psikologis dan sosial  Apakah ananda masih semangat?
emosional peserta didik
Mengetahui kondisi fisik  Bagaimana keadaan ananda saat ini?
peserta didik  Apakah ananda sudah makan?
Mengetahui minat dan  Belajar seperti apa yang menyenangkan menurut
motivasi peserta didik Ananda?
 Adakah disini yang suka belajar dengan Menonton?
Mendengarkan? Membaca? Dan belajar dengan
menggerakkan tubuh atau berjalan-jalan?
b. Kognitif
Melalui tanya jawab mengenai pengetahuan awal peserta didik
 Apa yang kamu lihat pada gambar di depan?
 Apa saja sumber sejarah yang pernah kalian temukan terkait dengan gambar
diatas?

3) ASESMEN FORMATIF
a. Penilaian Diri (as learning)

INSTRUMEN PENILAIAN DIRI


Nama:
Kelas:

Petujuk: Berikan tanda centang (v) pada bagian skor yang paling tepat dengan
pernyataan berikut!

No Pernyataan Skor
1 2 3 4
1 Saya mampu menjelaskan langkah-
langkah penelitian sejarah

2 Saya mampu membedakan jenis sumber-


sumber sejarah
3 Saya mampu melakukan dan menuliskan penelitian
sejarah sesuai dengan langkah-langkahnya

4 Saya mampu menghormati teman yang berbeda


Pendapat
4 Saya mampu membiasakan diri untuk
bekerjasama, santun dalam berbicara, antusias
dalam kegiatan diskusi tentang penelitian sejarah
Keterangan:
4 = Sangat mampu
3 = Mampu
2 = Cukup mampu
1 = Kurang mampu
4) ASESMEN DALAM KEGIATAN DISKUSI
a. Penilaian Sikap

LEMBAR PENILAIAN SIKAP


Mata pelajaran : Sejarah
Kelas : X Fase E
Topik : Penelitian sejarah
Indikator : Membiasakan diri untuk bekerjasama, santun dalam berbicara,
antusias dalam kegiatan diskusi tentang penelitian sejarah
terkait sejarah lokal disekitar

No Nama Siswa Kerjasama Santun Antusias Keterangan


1

Kolom penilaian sikap diisi dengan angka sesuai dengan kriteria berikut
1 : Kurang Baik
2 : Baik
3: Sangat Baik
b. Penilaian Peforma Presentasi
Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok

LEMBAR PENILAIAN PERFORMA PRESENTASI

Nama Anggota Kelompok :


Nama Kelompok :

No Aspek Kriteria Penilaian Skor


Penilaian 1 2 3 4
1 Penyajian Persiapan
Penyampaian materi benar
2 Sistematika Penggunaan bahasa benar
bahasa Tata bahasa benar
3 Sikap presentasi Cara menyampaikan materi
menarik
Penampilan rapi
Total Keseluruhan

Keterangan:
4 = Sangat mampu
3 = Mampu
2 = Cukup mampu
1 = Kurang mampu

7. PENGAYAAN DAN REMEDIAL

a. PENGAYAAN
Bagi peserta didik dengan capaian tinggi atau yang sudah mencapai tujuan pembelajaran
diberikan pembelajaran pengayaan berupa materi, soal-soal atau praktik melebihi
cakupan materi pembelajaran sebagai pengetahuan tambahan
b. REMEDIAL
Diberikan kepada peserta didik yang membutuhkan bimbingan untuk memahaimateriatau
peserta didik yang belum mencapai beberapa atau semua tujuan pembelajaran yang
dirumuskan maka diberikan pembelajaran ulang, latihan soal-soal yang berkaitan dengan
cakupan materi pembelajaran yang belum tercapai tersebut. Tahapan pembelajaran
remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas
dan diakhiri dengan tes/non tes.

8. REFLEKSI
a. REFLEKSI GURU
1. Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran?
2. Apakah peserta didik bisa menerima materi dengan baik?
3. Berapa persen peserta didik yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran ?
4. Apakah semua peserta didik aktif selama kegiatan pembelajaran?
5. Apakah peserta didik mendapatkan penguatan pendidikan karakter melalui
pembelajaran?
6. Kesulitan apa yang dialami selama proses pembelajaran?
7. Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?

b. REFLEKSI PESERTA DIDIK

LEMBAR REFLEKSI SISWA

Satuan Pendidikan : SMK LABSCHOOL UNESA


Kelas : X Fase E
Mata Pelajaran : Sejarah
Materi : Penelitian Sejarah
Jawablah beberapa pertanyaan refleksi berikut!

1. Apakah ananda memahami materi yang dipelajari hari ini?

2. Pada bagian mana saja yang belum ananda pahami?

3. Apakah penugasan yang diberikan membantu ananda memahami materi hari ini?

4. Pilihlah emoji di bawah ini yang menggambarkan suasana hati mu setelah belajar Sejarah
di pertemuan hari ini
9. GLOSARIUM

a. Heuristik : Kegiatan sejarawan untuk mengumpulkan sumber, jejak-jejak sejarah yang


diperlukan.
b. Historiografi :Pelukisan sejarah, gambaran sejarah tentang peristiwa yang terjadi pada
waktu yang lalu yang disebut sejarah.
c. Kebenaran empiris : Kebenaran yang umumnya menunjuk kepada yang dianggap benar
bila sesuai dengan pengalaman indrawi atau dapat diamati oleh indra.
d. Kebenaran pragmatis : Kebenaran yang menurut teori ini sesuatu dianggap benar bila
terbukti sesuatu itu mendatangkan manfaat.
e. Kebenaran sejarah : Rumusan dari suatu jaringan antar fakta yang saling berkaitan.
f. Kronologi sejarah : Urutan peristiwa sejarah yang terjadi.
10. LAMPIRAN
a. Materi Ajar
b. Media Ajar

Mengetahui, Surabaya, 07 November 2023


Kepala SMK LABSCHOOL UNESA Guru Mata Pelajaran

Dian Widyastuti, S.Pd Vivi Levia Polyta Kusuma, S.Pd


Lampiran 1. Materi Ajar

PRINSIP-PRINSIP DASAR DALAM PENELITIAN SEJARAH

A. Langkah-Langkah Dalam Penelitan Sejarah


Penelitian sejarah merupakan proses mengumpulkan , menguji, menganalisa secara
kritis rekanaman-rekaman, dan peninggalan-peninggalan masa lampau, serta melakukan sintetis
dari data-data masa lampau terebut menjadi kisah sejarah yang dapat dipercaya. Sejarah sebagai
ilmu memiliki metode atau prinsip dalam melaksanakan penelitian sejarah. Prinsip-prinsip
dasar penelitian dapat digambarkan dengan bagan berikut :

1) PEMILIHAN TOPIK

2) HEURISTIK (PENGUMPULAN SUMBER)

3) VERIFIKASI (KRITIK INTERN DAN EKTERN)

4) INTERPRETASI (PENAPSIRAN)

5) HISTORIOGRAFI (PENULISAN SEJARAH)

1. Pemilihan Topik
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penelitian sejarah adalah menetapkan topik yang
akan diteliti. Topik yang diteliti haruslah merupakan topik yang layak untuk dijadikan objek
peneltian. Pemilihan topik ini sangat penting agar penelitian sejarah dapat terarah dan fokus pada
masaalah yang diteliti. Pemelihan topik harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Menarik
Topik yang dipilih harus menarik untuk diteliti. Topik tersebut harus disesuaikan dengan hal-
hal yang diminati.
b. Asli
Topik yang dipilih bukan pengulangan atau duplikasi dari penelitian sebelumya. Akan tetapi,
merupakan hal yang baru sehingga memberikan informasi baru.
c. Ketersediaan sumber
Penelitian sejarah sangat tergantung pada ketersediaan sumber. Meskipun topik penelitian
menarik dan aktual, akan tetapi apabila sumbernya sulit diperoleh akan menyebabkan kendala
dalam penelitian tersebut.
d. Kedekatan emosional
Pemilihan topik yang baik adalah apabila seseorang memiliki kedekatam emosional,
maksudnya adalah seseorang harus merasa senang, tertarik, terpanggil dengan pekerjaan
tentang objek yang akan diteliti.

2. Heuristik (Pengumpulan Sumber)


Setelah menetapkan topik penelitian, langkah berikutnya adalah pengumpulan sumber atau
istilah yang lainnya disebut heuristik . Istilah heuristik berasal dari bahasa Yunani, heuriskein
yang berarti menemukan. Heuristik adalah upaya penelitian yang mendalam untuk
mengumpulkan dokumen-dokumen agar dapat mengatahui segala bentuk peristiwa atau kejadian
bersejarah di masa lampau. Dari informasi masyarakat tentang penemuan benda-benda
bersejarah, seperti peralatan rumah tangga, peralatan kerja, maupun puing-puing bangunan kuno
(masalnya bangunan candi, benteng dan lain-lain). Para peneliti atau sejarawan bisa memperoleh
berbagai informasi yang akurat dan bisa melakukan penelitian lebih lanjut. Informasi yang
diketahui dari masa lampau tersebut disebut dengan sumber sejarah.
Sumber sejarah disebut juga data sejarah. Istilah data berasal dari bahasa Latin, datum berarti
pemberian. Banyak sekali tempat yang dapat dijadikan sebagai tempat sumber sejarah. Tempat
yang dijadikan sebagai pencarian sumber sejarah tergantung pada jenis sumber yang akan
dijadikan objek penelitian. Pencarian sumber tertulis, tempatnya di perpustakaan, kantor arsip,
kantor pemerintah dan tempat-tempat lainnya. Kemudian tempat pencarian sumber yang
berbentuk benda, dapat dicari di situs peninggalan purbakala yang meninggalkan berbagai benda
peninggalan purbakala seperti artefak, bangunan candi, patung, arca dan lainnya. Selain sumber
tulisandan benda, sumber sejarah dapat diketahui dari sumber lisan. Sumber lisan dapat
diperoleh dari orang-orang atau pelaku sejarah yang masih hidup. Dari orang-orang atau para
saksi sejarah yang masih hidup tersebut, dapat dicari informasi tentang peristiwa sejarah yang
telah terjadi. Cara mencari informasi dari para saksi sejarah tersebut dengan cara wawancara.
3. Verifikasi (Kritik sejarah, keabsahan sumber)
Verifikasi merupakan pemeriksaan terhadap kebenaran laporan tentang suatu peristiwa sejarah
baik berupa informasi maupun benda-benda peninggalan. Sebelum sumber-sumber sejarah yang
terkumpul digunakan sebagai pendukung sebuah penelitian sejarah, terlebih dahulu dilakukan
pengujian atau penelitian, baik sumber tulisan, sumber lisan maupun sumber benda. Dalam ilmu
sejarah langkah tersebut dikenal dengan tahap kritik.
Kritik sumber dibagi dua bagian yaitu kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern adalah
kritik yang ingin melihat keaslian atau otentisitas dari sumber tersebut. Kritik ektern bersifat
fisik, bukan isi dari sumber tersebut. Apabila ditemukan sebuah dokumen yang menjadi sumber
sejarah, kritik ekstern yang dilakukan adalah dengan meneliti jenis kertasnya, tintanya, gaya
tulisannya, bahasanya, kalimatnya, ungkapannya, kata-katanya, huruf-hurufnya, dan semua
penampilannya luarnya. Jadi kritik ekstern lebih melihat pada aspek luarnya.
Setelah melakukan langkah pertama dalam menguji sumber sejarah, selanjutnya dilakukan
langkah yang kedua yang disebut dengan kritik intern. Kritik intern adalah kritik terhadap isi
sumber atau kritik terhadap kredibiltas atau kebiasaan dipercayai. dari suatu sumber. Apabila
sumber sejarah sudah dikatakan otentik, kemudian sumber tersebut diteliti apakah dokumen
tersebut dapat dipercayai. Hal-hal yang diuji agar sumber tersebut kredibel atau benar, seperti
dalam sebuah dokumen harus dibuktikan siapa yang membuatnya, untuk siapa dokumen itu
dibuat, kapan waktunya atau ada tidak fotonya. Apabila semuanya benar atau sudah positif maka
dokumen tersebut dinyatakan kredibel.

4. Interpretasi (Analisis dan sintetis)


Setelah memberikan kritik terhadap sumber, langkah berikutnya adalah memberikan penafsiran
atau interpretasi. Interpretasi dilakukan terhadap sumber yang telah dikritik. Pada tahap
interpretasi ini, subjektifitas dapat terjadi. Sering kita lihat, dengan data atau sumber yang sama
biasanya akan melahirkan interpretasi yang berbeda. Kenapa demikian, karena sejarawan atau
penulis memiliki sudut pandang yang berbeda terhadap penafsiran sumber yang ditemukannya.
Selain perbedaan sudut pandang dari penulis atau sejarawan, subjektifitas atau perbedaan
penafsiran juga terjadi disebabkan oleh ditemukannya sumber-sumber baru.
Interpretasi pada dasarnya merupakan langkah yang dilakukan dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan dari topik yang diteliti. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut,
langkah pertama yang dilakukan adalah analisis yang berarti menguraikan. Maksud analisis disini
adalah menguraikan sumber yang telah dipilih. Kadang-kadang sebuah sumber sejarah
mengandung beberapa kemungkinan. Sebuah kemungkinan akan terjadi sangat kecil apabila telah
ditemukan sebuah fakta (fakta berasal dari bahasa
Latin factus atau facere berarti mengerjakan). Langkah kedua yang dilakukan dalam interpretasi
adalah sintetis yang berarti menyatukan. Fakta yang dihasilkan melalui kritik harus dihubungkan
antara satu dengan yang lain, terutama dalam konteks hubungan sebab-akibat (kausalitas) atau
adanya hubungan yang sangat signifikan.
Dalam memberikan penafsiran, sejarawan biasanya akan melihat berbagai faktor yang menjadi
penentu perubahan. Secara garis besar, faktor penentu perubahan dalam sejarah dapat ditentukan
oleh menusia itu sendiri dan faktor di luar manusia. Faktor di luar manusia, seperti lingkungan
fisik atau alam tempat manusia hidup, yaitu iklim, tanah, dan sumber daya alam lainnya.
Subjektivitas dalam interpretasi sejarah mungkin terjadi karena seorang penulis sejarah
memiliki kewenangan untuk memberikan interpretasi terhadap sumber-sumber atau fakta yang
telah ditemukannya. Walaupun demikian seorang sejarawan semaksimal mingkin harus
menghindari subjektivitas yang berlebih-lebihan dalam memberikan interpretasi. Kadar
subjektivitas dalam penulisan ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain :
a) sikap berat sebelah pribadi
b) prasangka kelompok
c) pandangan hidup yang berbeda tentang penggerak sejarah
Cara yang dilakukan untuk menghindari subjektivitas, yaitu dengan menggunakan pendekatan-
pendekatan, konsep-konsep atau teori-teori yang bersifat ilmiah. Dengan cara ini, diharapkan
interpretasi sejarah akan lebih objektif.

5. Historiografi (Penulisan sejarah)


Langkah terakhir dalam penelitian sejarah adalah penulisan sejarah atau historiografi.
Historiografi secara harfiah berasal dari gabungan kata, yaitu history yang berarti sejarah dan grafi
yang berarti deskrispi atau penulisan. Berdasarkan asal katanya, jadi historiografi artinya penulisan
sejarah. Penulisan sejarah merupakan langkah bagaimana seorang sejarawan mengomunikasikan
hasil penelitiannya untuk dibaca oleh umum. Karena dibaca oleh umum maka penulisan sejarah
harus disusun sebaik mungkin. Sehingga pembaca sangat tertarik membaca penulisan sejarah
tersebut.
Dalam penulisan sejarah aspek kronologi sangat penting. Apabila dalam penulisan sosiologi
angka tahun tidak penting, sedangkan dalam penulisan sejarah angka tahun itu sangat penting.
Dalam penulisan sejarah seorang sejarawan merekonstruksi sumber-sumber sejarah yang telah
ditemukannya menjadi suatu cerita sejarah. Cerita sejarah tersebut ibarat konstruksi bangunan
yang dibangun oleh seorang sejarawan. Ketika sumber-sumber itu dalam kondisi terserak-serak,
belum direkontruksi, maka belum bisa bercerita apa-apa. Akan tetapi, ketika sumber-sumber iti
direkonstruksi (disusun kembali) oleh sejarawan, sumber-sumber itu akan menjdi hidup.
Kemampuan menulis merupakan syarat yang penting bagi sejarawan dalam menulis sejarah.
Seorang sejarawan harus memiliki kemampuan berimajinasi dalam menyusun cerita sejarah.
Imajinasi sejarawan berdasartkan pada bukti-bukti sejarah yang digunakannya. Seorang sejarawan
harus mampu masuk ke dalam konteks zaman yang ditulisnya.
Kemampuan berimajinasi dalam penulisan sejarah menunjukan bahwa penulis sejarah
mengandung unsur seni (sejarah sebagai seni). Bahkan apabila tulisan sejarah itu mampu mengajak
pembacanya untuk menerawang ke masa lalu, maka seolah-olah tulisan sejarah itu membawa
pembacanya untuk berimajinasi ke kehidupan masalalu.Tulisan sejarah tidak hanya sebagai karya
akademik, tetapi juga merupakan karya seni. Walaupun demikian unsur-unsur sejarah terjadi
perpaduan antara seni dan ilmu. Bentuk penulisan sejarah diuraikan sebagai berikuit, yaitu : narasi,
deskripsi, dan analisis. Bentuk penulisan mana yang baik, penulisan sejarah yang baik, adalah
menggabungkan antara unsur narasi, deskriptif dan analisis. Model penulisan yang demikian akan
menampilkan unsur cerita, detail sumber, dan analisis unsur detail sumber dan analisis terhadap
peristiwa sejarah. Penulisan sejarah yang demikian tidak akan kering, karena di samping ada
ceritanya, juga ada menuntut suatu sikap kritis. Dengan cara seperti ini, unsur seni dan ilmu dalam
penulisan sejarah dapat digabungkan.
Dalam praktiknya, tahapan-tahapan penelitian sejarah tidaklah kaku. Kita dapat melakukan
tahapan tersebut secara bersamaan, misalnya ketika kita sedang melakukan kritik sesungguhnya,
kita pun sudah melakukan interpretasi. Pada saat itu, kita sudah menentukan mana sumber sejarah
yang cocok dengan topik penelitian. Begitu pula ketika kita sedang melakukan interpretasi, kita
sendiri sudah melakukan penulisan. Ketika kita melakukan penulisan, pada dasarnya kita pun
sedang memberikan penafsiran terhadap sumber-sumber sejarah yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai