Anda di halaman 1dari 15

34

JEECOM, Vol. 1, No. 1, Oktober 2019

REDESAIN SPEED CONTROL SUBMERGED


SCRAPER CONVEYOR (SSC) BOTTOM ASH
MENGGUNAKAN AC DRIVE
Faizal Riza1), Ilmi Rizki Imaduddin2)
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Nurul Jadid
Karanganyar Paiton Probolinggo
Email : faizpjb07@gmail.com 1), Ilmirizki@gmail.com2)

ABSTRAK
Sistem kontrol penggerak Submerged Scrapper Conveyor (SSC) mempunyai peran yang
sangat vital dalam proses kerja transportasi material limbah abu berat (bottom-ash) yang
merupakan sisa hasil pembakaran batubara di boiler. Sistem kontrol penggerak SSC bekerja
secara kontinyu 24 jam untuk menjaga agar material bottom ash tidak menumpuk di boiler
hopper . Sistem ini harus selalu dijaga kehandalannya, karena apabila bermasalah maka akan
berdampak langsung pada keberlangsungan operasi boiler di pembangkit yaitu menyebabkan
derating.
Sistem kontrol penggerak eksisting pada SSC menggunakan speed variator. Speed
variator bekerja secara mekanis untuk mengatur kecepatan dari SSC yaitu dengan sistem
hidrolik transmisi. Kecepatan perlu diatur untuk mengendalikan laju material bottom ash
akibat variasi beban pembangkit. Apabila beban tinggi, maka material bottom ash akan lebih
banyak dibanding pada beban rendah. Sistem penggerak SSC di PLTU Paiton Unit 1 dan 2
dengan speed variator dewasa ini banyak mengalami permasalahan. Mulai dari overheating,
kerusakan inner part, hingga spare part yang sudah tidak tersedia (obsolete), selain itu
penurunan nilai kalori batubara yang dipakai pada boiler juga menambah beban pada SSC
dikarenakan limbah bottom ash yang semakin banyak.
Untuk memaksimalkan kehandalan SSC di PLTU Paiton, maka dilakukan redesain
speed control SSC. Redesain ini dilakukan dengan mengganti sistem kontrol penggerak SSC
yang lama, yaitu speed variator dengan VFD (variable frequency drive) atau motor drive AC
(Alternating Current). Redesain tersebut terdiri dari beberapa tahap, antara lain: (i) melakukan
penggantian peralatan pada sistem kontrol penggerak SSC antara lain motor SSC serta
mengganti speed variator dengan VFD, (ii) memodifikasi wiring dan logic pada PLC sistem
untuk mengontrol kecepatan SSC, (iii) melakukan modifikasi panel kontrol sehingga operasi
SSC dapat dimonitor di CCR Fly Ash HMI Human Machine Interface dan local control
station baik secara auto atau lokal.

Kata kunci: speed variator, variable frequency drive (motor drive AC), sistem kontrol
penggerak SSC

Faizal Riza : Redesain Speed Control Submerged … ISSN: 2715-0410


35
JEECOM, Vol. 1, No. 1, Oktober 2019

1. PENDAHULUAN Pada kondisi eksisting, SSC digerakkan


1.1 Latar Belakang Masalah oleh sebuah motor dengan daya 37 kW. Motor
PLTU Paiton Unit 1 & 2 merupakan ini ter-couple dengan sebuah alat dinamakan
sebuah pembangkit listrik berbahan bakar speed variator. Speed variator adalah sebuah
batubara yang berlokasi di desa Bhinor, alat yang digunakan untuk mengatur putaran
kecamatan Paiton, kabupaten Probolinggo, motor dengan menggunakan prinsip transmisii
yang menyuplai energi listrik ke PLN sebesar hidrostatik dengan media oli. Untuk mengatur
2 x 400 MW, dan berperan penting dalam kecepatan motor, pada speed variator
proses supply energi listrik di jaringan terpasang sebuah motor servo yang digerakkan
transmisi Jawa-Bali. oleh input sinyal 4-20 mA dari MCC. Motor
Dalam proses operasi PLTU, bahan servo ini menggerakkan swash plate yang
bakar berupa batubara dicampur dengan udara kemudian merubah posisi dari piston pump
dan dibakar di dalam boiler untuk yang menjadikan tekanan oli berubah sehingga
menghasilkan energi panas. Energi panas ini mempengaruhi putaran dari motor. Kecepatan
digunakan untuk mengubah air menjadi uap air putar dari SSC perlu diatur untuk
dan digunakan untuk memutar turbin. Hasil menyesuaikan dengan kondisi beban unit.
dari putaran turbin inilah yang selanjutnya Ketika unit pada kondisi beban penuh, maka
memutar generator yang di-couple dengan SSC akan dinaikkan kecepatannya dikarenakan
generator, sehingga dihasilkan energi listrik konsumsi batu bara tinggi, sehingga hasil
yang dialirkan ke sistem jaringan transmisi pembakaran (bottom ash) akan lebih banyak.
Jawa-Bali. Sebaliknya, ketika beban rendah SSC akan
Pada unit PLTU terdapat sebuah diturunkan kecepatannya dari sebelumnya
equipment dinamakan SSC (Submerged beban penuh, karena konsumsi batu bara lebih
Scraper Conveyor). SSC digunakan untuk sedikit, sehingga hasil pembakaran (bottom
menampung material hasil pembakaran berupa ash) akan juga akan jauh lebih sedikit. Kondisi
deposit atau jelaga dari dalam boiler. Material material hasil pembakaran harus selalu dijaga
hasil pembakaran ini dinamakan dengan agar efisiensi dan keberlangsungan operasi
bottom ash. Bottom ash harus selalu di buang boiler ikut terjaga.
agar tidak menumpuk dan mengganggu operasi Kondisi aktual saat ini, speed variator
dan kinerja dari boiler. SSC mengirim bottom sering mengalami masalah dan banyak
ash menuju bottom ash conveyor yang ditemukan ketidaknormalan ketika beroperasi.
selanjutnya dimasukkan dan di tampung di Permasalahan tersebut antara lain adalah:
bottom ash silo. Dari bottom ash silo, material a. Speed variator sering mengalami overheat
bottom ash secara periodik akan di unload pada olinya. Bahkan ketika telah
serta dibuang di disposal area menggunakan dilakukan penggantian oli, temperatur
dump truck. SSC merupakan equipment yang pada speed variator masih tinggi. Salah
penting karena SSC harus selalu beroperasi satunya adalah kejadian pada tanggal 24
untuk membuang material bottom ash. Apabila Maret 2014, ketika setelah dilakukan
SSC berhenti beroperasi pada beban penuh penggantian oli, dilakukan pengukuran
lebih dari 4 jam, maka unit harus turun beban temperatur, dan hasilnya temperatur
(derating) sebesar 25%. Hal ini bertujuan mencapai 103o Celcius. Hal tersebut
untuk mengurangii konsumsi bahan bakar agar dikhawatirkan akan merusak inner part
material hasil pembakaran juga tidak terlalu dari speed variator dan kemacetan pada
banyak. Dengan diturunkannya beban ini, speed variator.
maka unit akan mengalami kerugian tiap b. Ketersediaan part dari speed variator juga
waktunya. terbatas. Hal ini dikarenakan speed

Faizal Riza : Redesain Speed Control Submerged … ISSN: 2715-0410


36
JEECOM, Vol. 1, No. 1, Oktober 2019

variator sudah tidak diproduksi lagi atau Manfaat yang diperoleh dari penelitian
sudah obsolete sehingga proses ini adalah sebagai berikut :
maintenance pun ikut terkendala serta juga a. Meningkatkan kehandalan produksi listrik
akan memakan cost yang tinggi karena PJB Unit Pembangkitan Paiton
dibutuhkan biaya tambahan untuk b. Mencegah derating produksi listrik PJB
modifikasi part. Unit Pembangkitan Paiton 1 dan 2 akibat
c. Dari kinerjanya yang kurang optimal, gangguan pada sistem penggerak SSC.
speed variator ini pada akhirnya c. Mengurangi permasalahan atau gangguan
membutuhkan konsumsi daya yang besar. pada sistem penggerak SSC.
Dengan operasi SSC yang terus menerus d. Mengurangi biaya recovery saat terjadi
atau kontinyu, maka dapat dipastikan cost gangguan sistem penggerak SSC.
yang dibutuhkan juga tinggi dan e. Meningkatkan kehandalan sistem
penggunaan daya listrik yang besar. penggerak SSC.
1.2 Rumusan Masalah f. Mencegah potensi kecelakaan kerja saat
Dari latar belakang masalah yang ada di proses recovery gangguan sistem
atas, maka rumusan masalah yang dapat penggerak SSC.
diambil adalah sebagai berikut: g. Mempermudah dalam pengoperasian dan
a. Pengaruh kerusakan Submerged Scraper pemeliharaan sistem penggerak SSC.
Conveyor (SSC) terhadap produksi listrik
PJB Unit Pembangkitan Paiton 1 dan 2 ? 2. KAJIAN PUSTAKA
b. Apa pengaruh overheat pada speed 2.1. Penelitian Terdahulu
variator terhadap kinerja Submerged
Penelitian terdahulu yang dilakukan
Scraper Conveyor (SSC) ?
meliputi penggunaan motor drive untuk
c. Langkah penyelesaian yang harus
pengaturan kecepatan lainnya, yaitu
dilakukan untuk menekan biaya gangguan
diantaranya Penerapan variable frequency
speed variator SSC yang terus berulang ?
drive pada motor fuel screw feeder untuk
d. Dampak Besarnya resiko kerja saat proses
bahan bakar pada sistem boiler, Volume 2, No.
recovery gangguan SSC ?
1, Januari 2014, Ishak Effendi. Pada
1.3 Tujuan Penelitian
pembahasan ini (VFD) Variable Frequency
Tujuan dari penelitian ini adalah :
Drive atau motor drive AC (Alternating
a. Mengkaji penyebab kerusakan speed
Current) dimanfaatkan pada penggerak fuel
variator pada saat SSC beroperasi.
screw feeder. VFD ini digunakan untuk
b. Melakukan pemilihan alternatif solusi
mengatur putaran dari motor fuel screw feeder,
yang paling efektif untuk mengatasi
putaran motor yang di atur ini berfungsi
permasalahan pada sistem penggerak
mengatur flowrate dari batubara yang akan
(speed control) SSC.
masuk ke boiler.
c. Mendesain sistem penggerak (speed
Penelitan selanjutnya adalah Pengujian
control) SSC yang handal, memudahkan
unjuk kerja variable speed drive VF-S9 dengan
operator dalam melakukan pengoperasian,
beban 3 fasa 1 horse power, artikel ilmiah,
serta memudahkan dalam maintenance.
Deni Nurul Huda. Pada penelitian ini motor
d. Mengimplementasikan alternatif solusi
drive AC yang bertype VF-S9 ini hanya di uji
pada sistem penggerak (speed control)
performance nya pada motor induksi 3 fasa.
SSC yang dipilih untuk memastikan
Hasil penelitan ini menjelaskan hanya cara
kehandalan peralatan pembangkit.
kerja dan hasil pengukuran dari motor drive
1.4 Manfaat Penelitian AC yang dihubungkan pada motor 3 fasa 1
horse power.

Faizal Riza : Redesain Speed Control Submerged … ISSN: 2715-0410


37
JEECOM, Vol. 1, No. 1, Oktober 2019

Penelitan yang lain dari penggunaan


variable frequency drive adalah Implementasi
sistem kendali variable speed drive pada
inverter 3 fasa menggunakan mikrokontroller
AT89S52, Volume 9, No. 1, April 2018,
Emmanuel Agung Nugroho. Pada penelitian ini
membahas tentang bagaimana cara membuat
variable frequency drive dengan menggunakan
microcontroller yang dihubungkan dengan Gambar 2.1 Bottom ash system
motor induksi 3 fasa. Pengaturan frequency (Sumber : Manual Book O&M Ash Handling
nya di program pada microcontroller AT89S52, System PLTU Paiton)
dimana frequency dihasilkan dari IC LM 331.
Dari penelitian terdahulu diatas, penulis 2.2.2 Submerged Scrapper Conveyor (SSC)
mengembangkan pemanfaatan Variable Merupakan equipment yang
Frequency Drive (VFD) atau motor drive AC berfungsi untuk membawa material
untuk system control speed Submerged bottom ash hasil pembakaran batu bara
Scrapper Conveyor (SSC) pada bottom ash pada furnace di dalam boiler menuju ke
PLTU Paiton Unit 1 dan 2. bottom ash silo melalui bottom ash
conveyor. Hasil pembakaran yang di
bawa oleh SSC merupakan material
2.2 Dasar Teori
batu bara yang tidak terbakar serta
2.2.1 Bottom Ash System
Bottom Ash System adalah sistem residu hasil proses pembersihan furnace
aliran material limbah hasil (soot blowing) yang jatuh ke dalam
pembakaran batubara di boiler yang SSC. SSC berupa bak besar berisi air
dimulai dari boiler hopper sampai ke yang terletak tepat di bawah boiler
bottom ash silo. Aliran limbah batubara dimana terdapat scraper conveyor di
hasil pembakaran di boiler keluar dalamnya. Air tersebut merendam
melalui boiler hopper, turun menuju ke bagian mulut bawah boiler serta
Submerged Scraper Conveyor (SSC) conveyor yang ada di dalam SSC.
dan dialirkan ke bottom ash chute, Fungsi dari air tersebut adalah sebagai
kemudian dikirim oleh bottom ash seal dari lubang mulut boiler serta
conveyor ke bottom ash silo. Di dalam sebagai pendingin material hasil
bottom ash chute ini terdapat crusher pembakaran yang jatuh secara gravitasi.
grinder yang berfungsi untuk Material hasil pembakaran yang jatuh
menghancurkan material limbah dari dalam boiler sebelum di bawa oleh
batubara yang berukuran besar menjadi scraper conveyor, terlebih dahulu
lebih kecil agar mudah diangkut dan ditampung oleh hopper SSC sebanyak
tidak merusak conveyor. Material 6 buah. Hopper tersebut
limbah yang sudah halus ini selanjutnya mengkondisikan material yang jatuh
dialirkan dan ditampung ke bottom ash agar tepat berada di dalam SSC. SSC
silo untuk selanjutnya dibuang ke memiliki sistem penggerak (driving
disposal area. Diagram dari bottom ash mechanism) ekisting yang terdiri atas
system ditunjukkan pada gambar 2.1 motor, speed variator, gear reducer,
dibawah ini. sprocket serta scraper conveyor itu
sendiri. Sistem penggerak tersebut
beroperasi secara terus menerus untuk
menjaga agar bottom ash selalu

Faizal Riza : Redesain Speed Control Submerged … ISSN: 2715-0410


38
JEECOM, Vol. 1, No. 1, Oktober 2019

terdistribusi dengan baik, sehingga berdasarkan gerakan dari swash plate.


tidak ada penumpukan material bottom Ketika motor diputar, maka piston
ash. Pada gambar 2.2 dibawah ini pump akan ikut berputar. Apabila
merupakan bak submerged scrapper swash plate ada di posisi tengah, maka
conveyor, sedangkan pada gambar 2.3 tidak ada oli yang dipompa, dengan
merupakan sistem penggerak existing kata lain oli akan diam, tekanan ekual,
SSC yang menggunakan speed variator sehingga tidak menghasilkan putaran.
sebagai pengaturan kecepatan. Apabila swash plate diarahkan ke
kanan, maka piston pump akan
memompa oli. Hal ini terjadi akibat
pump motion dari piston pump yang
berputar menghasilkan perbedaan
tekanan, sehingga oli akan mengalir.
Jika swash plate semakin diarahkan ke
kanan, maka piston pump akan
memompa lebih kuat, tekanan semakin
besar, sehingga menghasilkan torsi
yang lebih besar serta putaran yang
semakin kencang. Hal tersebut bekerja
pada arah sebaliknya.
Pada speed variator, terdapat
Gambar 2.2 Foto Submerged Scrapper servo motor yang mendapatkan sinyal
Conveyor dari control station untuk
( Sumber : Dokumen foto PLTU Unit 1 & 2 ) menggerakkan swash plate. Swash
plate tersebut terkopel pada hydraulic
Motor
piston pump. Swash plate inilah yang
menentukan berapa bukaan dari
Speed Gambar hydraulic piston pump untuk mengatur
Variator 2.3 kecepatan putar serta posisinya pada
Scraper Conveyor
Sistem forward atau reverse. Pada speed
Speed variator terdapat pula sebuah feedback,
Variator yaitu speed indicator untuk memastikan
apakah motor sudah beroperasi pada
Submerged Scrapper Conveyor RPM yang diinginkan. Pada
( Sumber : Google Images) instalasinya, speed variator terkopel
satu set langsung dengan motor.
2.2.3 Speed Variator Gambar 2.5 dibawah ini merupakan
Speed variator adalah sebuah Speed Variator existing SSC.
peralatan mekanis untuk merubah
kecepatan putar motor maupun arah
putaran motor SSC (Submerged
Scrapper Conveyor). Speed variator
yang digunakan mengaplikasikan
transmisi hidrostatik untuk variasi
kecepatan motor. Transmisi hidrostatik
bekerja dengan fluida oli. Oli bergerak

Faizal Riza : Redesain Speed Control Submerged … ISSN: 2715-0410


39
JEECOM, Vol. 1, No. 1, Oktober 2019

Speed atau bagian berputar. Pada motor AC,


Variator kumparan rotor tidak menerima energi
Motor listrik secara langsung, tetapi secara
induksi seperti yang terjadi pada energi
kumparan transformator. Oleh karena
itu motor AC dikenal dengan motor
induksi. Motor induksi ini mempunyai
keuntungan sebagai berikut:
a) Bentuknya yang sederhana dan
memiliki konstruksi yang kuat
SERVO
dan hampir tidak pernah
mengalami kerusakan yang
Gambar 2.5 Speed variator existing berarti.
( Sumber : Dokumen foto PLTU Unit 1 & 2 ) b) Harga relatif murah dan dapat
2.2.4 Motor Submerged Scrapper Conveyor diandalkan.
(SSC) c) Efisiensi tinggi pada keadaan
Merupakan penggerak utama berputar normal, tidak
SSC. Motor yang digunakan adalah memerlukan sikat
jenis motor induksi 3 phasa dengan sehingga rugi – rugi daya yang
tegangan kerja 400 Volt, frekwensi 50 diakibatkannya dari gesekan dapat
Hz, dan daya 37 kW. Motor ini dikurangi.
memiliki range RPM 0 - 1470/min. d) Perawatan waktu mulai
Namun pada kondisi normal hanya beroperasi tidak memerlukan
dioperasikan pada kisaran RPM 300 starting tambahan khusus dan
/min. Motor ini memiliki 4 pole dan cos tidak harus sinkron.
phi 0.87 dengan arus 66 A. Pada Namun disamping memiliki
gambar 2.6 dibawah ini merupakan kelebihan, terdapat pula faktor – faktor
motor yang digunakan pada SSC PLTU kerugian yang tidak menguntungkan
Paiton unit 1 dan 2. dari motor induksi yaitu sebagai berikut
:
a) Pengaturan kecepatan dari motor
induksi sangat mempengaruhi
MOTOR efesiensinya.
b) Kecepatan motor induksi akan
menurun seiring dengan
bertambahnya beban, tidak
seperti motor DC atau motor
shunt.
c) Kopel awal mutunya rendah
dibandingkan dengan motor DC
shunt.
Gambar 2.6 Motor Submerged Scrapper Pada motor induksi dapat
Conveyor berputar atau mengalirkan arus pasti
( Sumber : Dokumen foto PLTU Unit 1 & 2 ) memerlukan tegangan induksi, agar
Motor induksi SSC ini terdiri dari tegangan terinduksi diperlukan adanya
dua bagian yang sangat penting yaitu perbedaan relatif antara kecepatan
stator atau bagian yang diam dan Rotor

Faizal Riza : Redesain Speed Control Submerged … ISSN: 2715-0410


40
JEECOM, Vol. 1, No. 1, Oktober 2019

medan putar stator (ns) dengan


kecepatan berputar rotor (nr).
Perbedaan kecepatan pada motor
induksi ini disebut juga Slip (S), Slip ini
dapat dinyatakan dengan :
ns - nr
Slip (S) = X100% …….. (1)
ns
Dimana motor SSC memiliki kecepatan MAIN GEAR AUX. GEAR
REDUCER REDUCER
medan putar stator (ns) sebesar 1500
rpm dan kecepatan berputar rotor (nr)
sebesar 1470 rpm, maka motor SSC Gambar 2.7 Main dan aux gear reducer
memiliki Slip motor sebesar : Submerged Scrapper Conveyor
1500 - 1470 ( Sumber : Dokumen foto PLTU Unit 1 & 2 )
Slip (S) = X 100% = 2% 2.2.6 Programmable Logic Control (PLC)
1500
Pusat dari pengaturan dan
pengontrolan sistem Bottom Ash
berupa Programmable Logic Controller
atau biasa yang disingkat dengan PLC.
2.2.5 Gear Reducer
PLC secara hirarki sebagai sistem
Sebuah peralatan yang berfungsi control yang berfungsi untuk
untuk mereduksi putaran motor SSC mengendalikan suatu proses di dalam
(Submerged Scrapper Conveyor). Gear industri. PLC selayaknya seperti
reducer SSC ini terdiri atas gear yang personal computer yang memiliki
memiliki rasio tertentu. Perbandingan Central Processing Unit, Processor,
rasio gear di dalam gear reducer ini dan Memory (RAM). PLC adalah
akan menghasilkan perbedaan putaran pengembangan dari relay konvensional.
antara input gear box dan output gear PLC dapat disusun dari fungsi yang
reducer. Terdapat 2 buah gear reducer sederhana hingga komplek. Pada
pada SSC, pertama adalah main gear umumnya output dari PLC
reducer dan yang kedua adalah dihubungkan dengan relay atau
auxiliary gear reducer (aux gear komponen utama lain. Secara unum
reducer ini ada setelah dilakukan diagram PLC dapat digambarkan pada
redesain dari speed variator menjadi gambar 2.8 dibawah ini.
Variable Frequency Drive). Rasio
reduksi total dari main gear reducer
SSC adalah 1350/8,43 = 160,095.
Sedangkan rasio dari auxiliary gear
reducer adalah 1 : 1,36. Auxiliary gear
reducer dipasang untuk menyesuaikan
spesifikasi motor yang baru dengan
spesifikasi sistem eksisting. Pada
gambar 2.7 dibawah ini merupakan
gear reducer dan aux gear reducer
yang digunakan pada SSC.

Faizal Riza : Redesain Speed Control Submerged … ISSN: 2715-0410


41
JEECOM, Vol. 1, No. 1, Oktober 2019

Gambar 2.8 Diagram umum PLC Dalam melakukan rancangan penelitian


( Sumber : Google Images) ini, penulis mengajukan judul penelitian
redesain speed control Submerged
Pada sistem PLC ash handling Scrapper Conveyor (SSC) dengan
menggunakan PLC Modicon Quantum menggunakan motor drive di PLTU
Schneider. Central Processing Unit Paiton unit 1 dan 2. Pada penelitian ini
(CPU) PLC ash handling ini bekerja penulis melakukan perubahan pada
secara redundant hot standby, dimana penggerak atau speed control Submerged
apabila salah satu CPU fault atau off Scrapper Conveyor (SSC) yang awalnya
maka otomatis CPU yang satunya menggunakan speed variator dengan
mengambil alih proses datanya. Pada sistem hidrolik transmisi menjadi
sisi input dan outputnya terdiri dari 5 menggunakan penggerak atau speed
drop input output yang semua drop control motor drive AC ( Alternating
input outputnya dikomunikasikan Current ). Pada penggerak speed variator
menggunakan kabel fiber optic secara sistem hidrolik ini, motor berputar
redundant ring yang bisa komunikasi konstan di putaran 1500 rpm dan untuk
dua arah. Apabila fiber optic putus, pengaturan kecepatannya dengan
maka komunikasi data tetap normal. mengatur swash plate. Swash plate
Untuk bisa terhubung dengan drop mengatur tekanan minyak sehingga dpat
input output dan CPU, fiber optic ini diatur kecepatnnya yang diatur oleh
dikonversi ke ethernet oleh manage servo motor. Sedangkan pada desain
switch. Gambar 2.9 dibawah ini adalah baru menggunakan motor drive,
sistem arsitektur komunikasi pada PLC pengaturan kecepatannya dengan
ash handling. merubah ubah kecepatan dari motor yang
diatur oleh motor drive AC. Desain ulang
dilakukan karena seringnya terjadi
Hot
abnormal atau macet pada penggerak
Standby
Redunda SSC. Gangguan ini menyebabkan potensi
nt FO derating dan MWH (Mega Watt Hours)
losses pada PLTU Paiton unit 1 dan 2.
Selain seringnya gangguan macet pada
penggerak SSC, spare part dari speed
variator ini sudah obsolete sehingga
apabila selama ini ada kerusakan hanya
dilakukan repair yang potensi
kerusakannya bisa berulang. Adapun
St
at diagram alir atau flowchart dari proses
us redesain penggerak speed control SSC
Gambar 2.9 Sistem arsitektur PLC Ash ini dijelaskan pada gambar 3.1 dibawah
Handling ini.
( Sumber : Human machine interface ash
handling PLTU Paiton 1 & 2)

3. METODE PENELITIAN
3.1. RANCANGAN PENELITIAN

Faizal Riza : Redesain Speed Control Submerged … ISSN: 2715-0410


42
JEECOM, Vol. 1, No. 1, Oktober 2019

START drive AC yang akan dijelaskan sebagai


berikut :
1. Start
IDENTIFIKASI Frekuensi gangguan speed variator
MASALAH yang terjadi.
2. Identifikasi masalah
Setelah melakukan analisa dan
PENENTUAN
TUJUAN breakdown, gangguan yang sering
terjadi di Submerged Scrapper
Conveyor adalah overheating pada
PENGUMPULAN speed variator yang menggunakan
DATA sistem hydroulic transmission.
3. Penentuan tujuan
Berusaha untuk menurunkan
VALIDA
TIDAK permasalahan gangguan abnormal
SI DATA atau macet pada penggerak
Submerged Scrapper Conveyor
YA (SSC) dan menurunkan jumlah work
order gangguan Submerged
ANALISA MASALAH
Scrapper Conveyor (SSC) yang
dapat berpotensi menimbulkan
derating atau MWH losses.
PENYELESAIAN 4. Pengumpulan data
MASALAH
Mengumpulkan data gangguan
dilakukan mulai tahun 2010.
IMPLEMENTASI 5. Validasi data
Data yang diperoleh dari identifikasi
dan perbaikan sesuai work order
EVALUASI pada SSC valid disebabkan oleh
gangguan pada speed control speed
variator SSC yang overheat.
6. Analisa masalah
TIDAK
BERHASI Penyebab penggerak speed control
L
SSC abnormal atau macet
YA disebabkan seringnya overheat pada
speed variator SSC, sistem transmisi
END
hidrolik sebagai penggerak SSC
Gambar 3.1 Flowchart redesain speed kurang optimal seiring dengan
control Submerged Scrapper Conveyor banyaknya material bottom ash dan
bottom ash spare part yang dipakai untuk
perbaikan speed variator hasil dari
Pada gambar 3.1 dijelaskan repair yang kurang bagus, repair ini
bahwa terdapat beberapa tahap dan dilakukan karena spare part sudah
langkah dalam melakukan redesain speed obsolete.
control SSC dengan menggunakan motor 7. Penyelesaian masalah

Faizal Riza : Redesain Speed Control Submerged … ISSN: 2715-0410


43
JEECOM, Vol. 1, No. 1, Oktober 2019

Melakukan desain ulang pada 1. Manual book thermokimik


penggerak speed control SSC ash handling system
menggunakan motor drive AC yang 2. Manual book variable
lebih handal dan effisien dalam frequency drive
konsumsi dayanya serta motor drive 3. Data pengukuran speed
AC ini memiliki berbagai macam variator
fitur untuk proteksi. 4. Data tarikan work order
8. Implementasi ellips
Pembuatan Engineering Change 5. Laporan harian operator
Proposal ( ECP ) dikarenakan 6. Manual book Programable
merubah desain eksisting. Setelah Logic Control (PLC)
ECP disetujui, redesain speed modicon quantum schneider
control Submerged Scrapper 2. Observasi
Conveyor (SSC) dilaksanakan pada Observasi merupakan kegiatan
saat overhoul di unit 2 terlebih pemuatan penelitian terhadap suatu
dahulu pada tahun 2015. objek. Apabila dilihat pada proses
9. Evaluasi pelaksanaan pengumpulan data,
Setelah dilakukan redesain speed observasi dibedakan menjadi partisipan
control Submerged Scrapper dan non-partisipan. Jenis observasi
Conveyor menggunakan motor drive yang digunakan pada penelitian ini
AC ini, gangguan dan permaslahan adalah observasi non-partisipan. Dalam
SSC macet menurun bahkan tidak melakukan observasi, peneliti memilih
pernah terjadi. hal-hal yang diamati dan mencatat hal-
10. Berhasil hal yang berkaitan dengan penelitian.
Redesain speed control SSC dengan Adapun hal – hal yang perlu di
motor drive AC ini berhasil observasi adalah seringnya muncul
menurunkan dan menghilangkan work order pada submerged scrapper
gangguan SSC yang macet atau conveyor dan overheat pada speed
abnormal pada sistem penggeraknya. variator dan kuantitas limbah botom
11. End ash.
Selesai dan dapat diterapakan pada 3. Studi Literatur
penggerak atau speed control Studi literatur dengan cara
Submerged Scrapper Conveyor yang melakukan kajian teori melalui internet
lainnya yang masih menggunakan (jurnal). Jurnal sebagai acuan dan
sistem hidrolik transmisi. mempelajari penelitian yang akan
diterapkan di PLTU UP Paiton yakni
3.1. Teknik Pengumpulan Data mencegah dan mengurangi gangguan
1. Dokumentasi pada Submerged Scrapper Conveyor
Dokumentasi adalah salah satu (SSC) dengan melakukan redesign
metode pengumpulan data kualitatif sistem penggerak submerged scrapper
dengan melihat atau menganalisis conveyor menggunakan variable
dokumen-dokumen yang dibuat oleh frequency drive atau motor drive AC ,
subjek sendiri atau oleh orang lain dengan mempertimbangkan jurnal –
tentang subjek. Adapun dalam sumber jurnal serta informasi yang ada di
data dalam penelitian ini adalah : internet, serta informasi dari pihak

Faizal Riza : Redesain Speed Control Submerged … ISSN: 2715-0410


44
JEECOM, Vol. 1, No. 1, Oktober 2019

manufaktur untuk mendapatkan hasil


yang baik.

Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan hal
terpenting dalam penulis melakukan
penelitan. Desain penelitian yang
dilakukan dalam redesain speed control
Submerged Scrapper Conveyor (SSC)
bottom ash menggunakan motor drive AC
(Alternating Current) agar bisa beroperasi
dengan baik adalah :
Gambar 4.1 Diagram speed control SSC yang
4. HASIL DAN PEMBAHASAN lama
4.1 Penyajian Data ( Sumber : Faizal, 2015 )
1. Penggerak Submerged Scrapper Pada gambar 4.1 dijelaskan
Conveyor (SSC) Sebelum Redesain bahwa sinyal kontrol dari PLC
Sebelum dilakukan redesain, digunakan untuk memberikan
awalnya speed control penggerak SSC command pada motor melalui Motor
menggunakan speed variator dengan Control Centre ( MCC ) breaker dan
sistem hydroulic transmission. Untuk sinyal pengaturan ke servo motor. Input
pengaturan kecepatannya dan arah PLC menerima sinyal status running
putaran dikontrol oleh servo motor motor dari MCC breaker untuk diolah
yang berfungsi mengatur pergerakan di logic program PLC sebagai permit
swash plate, swash plate tersebut yang dan interlock, sedangkan servo motor
mengatur tekanan minyak untuk menerima sinyal dari PLC untuk
pengaturan kecepatan dan arah putaran mengatur arah dan kecepatan dari speed
SCC. Servo motor ini dikendalikan oleh variator yang digunakan untuk
Programmable Logic Control (PLC) menggerakkan SSC. Untuk mengetahui
ash handling. Dalam sistem ini kecepatan putaran dari speed variator,
kecepatan motor konstan atau tetap PLC menerima sinyal dari speed
yaitu 1500 rpm. Gambar 4.1 dibawah variator yang kemudian ditampilkan
ini merupakan diagram speed control pada indikator speed. Kecepatan saat
SSC sebelum dilakukannya redesign. operasi normal di keluaran speed
variator yang menuju ke gearbox
adalah 1000 rpm, sedangkan kecepatan
Submerged Scrapper Conveyor (SSC)
adalah 1.2 meter per menit.
2. Permasalahan Abnormal Atau Macet
Pada Speed Variator
Submerged Scrapper Conveyor
(SSC) ini beroperasi secara terus
menerus selama 24 jam penuh dalam
setahun sehingga diperlukan
kehandalan pada SSC ini, akan tetapi
sistem speed variator yang lama ini

Faizal Riza : Redesain Speed Control Submerged … ISSN: 2715-0410


45
JEECOM, Vol. 1, No. 1, Oktober 2019

selain sudah obsolete spare part besar mempengaruhi kehandalan dari


materialnya juga sering mengalami SSC, maka dari itu diperlukan
overheat atau panas berlebih pada perubahan design penggerak SSC.
minyak hidroliknya. Overheat ini
menyebabkan SSC menjadi abnormal 3. Penambahan Oil Cooler Pada Speed
atau macet. Hal ini dapat Variator
mengakibatkan transportasi limbah Dari banyaknya gangguan
padat bottom ash pada boiler terganggu permasalahan sistem penggerak
sehingga menimbulkan potensi derating Submerged Scrapper Conveyor (SSC)
daya listrik pada pembangkit listrik yang menggunakan speed variator
PLTU Paiton Unit 1 & 2 apabila hidrolik transmisi yang disebabkan dari
perbaikannya melebihi 4 jam. Dampak overheating, maka sebagai langkah
derating ini sangat merugikan pada awal untuk mendinginkan overheat
perusahaan. Tabel 4.1 dibawah ini tersebut ditambahkanlah oil cooler
merupakan sebagian atau sample work untuk mendinginkan minyak hidrolik
order atau pekerjaan kerusakan pada transmisinya. Dari hasil pengujian,
SSC yang dibuat operator di kedua unit langkah ini ternyata tidak efektif karena
yaitu unit 1 & 2 yang disebabkan oleh saat speed variator masih tidak
overheat. berbeban, temperature speed variator
cenderung tinggi dan apabila di
Tabel 4.1 Work order kerusakan speed operasikan tanpa beban lebih dari 10
variator jam speed variator mulai macet lagi.
Number Work Work Order Description Tahun Gambar 4.2 dibawah ini adalah
Order
00049255 SSC unit 1 alarm trip di panel CCR 2010-02-02
penanganan awal dengan penambahan
00050147 Chain SSC#1 kendor 2010-03-04 oil cooler.
00052342 SSC #1 trip dan scrapper lepas 2 buah 2010-05-03
00058030 Speed Variator #1 Ada Kebocoran Oil 2010-10-27
00058252 SSC #1 Muncul Alarm Trip 2010-11-02
00059650 SSC#1 rantai kendor 2010-12-13
00061565 SSC #2 sering trip 2011-02-02
Submerged Scrapper Conveyor System #2
00062548 abnormal 2011-03-03
00062775 Chain SSC#2 kendor 2011-03-09
00063734 SSC #2 putaran lambat 2011-04-07
00060562 Indikasi SSC Trip Unit-1 nyala terus 2011-01-03
00062276 SSC # 1 rantai kendor 2011-02-22
00070127 SSC #1 Macet Motor Gear Box Slip 2011-10-08
00070135 SSC #1 Guide Scrapper putus 2011-10-10
00072823 Repair SpeedVariator eks SSC#1 2011-12-23
00073769 Penormalan SSC #1 2012-01-18
00074278 SSC #1 speed tidak bisa di adjust 2012-01-31
00075018 SSC #1 sering trip chain breakage 2012-02-23
Gambar 4.2 Penambahan oil cooler
00075719 SSC #1 abnormal 2012-03-09 pada speed variator
00076949 SSC#1 rantai kendor 2012-04-19
00085315 Penggantian speed variator SSC #1 2012-12-26
Dari hasil penambahan oil cooler
00088059 BasaltTile & Speed Variator SSC#1 abnormal 2013-03-18
00098119 speed variator SSC#1 oli bocor 2013-12-23 pada speed variator, temperature pada
00118645 Seal speed variator SSC #1 bocor 2015-03-03 speed variator cenderung ada
00120487 Speed variator SSC #1 oil rembes 2015-04-02
peningkatan yang cukup signifikan,
padahal pada saat pengujian dan
Dari data kerusakan pada tabel pengamatan speed variator masih dalam
4.1 dampak dari overheating sangat posisi tidak ada beban SSC atau no

Faizal Riza : Redesain Speed Control Submerged … ISSN: 2715-0410


46
JEECOM, Vol. 1, No. 1, Oktober 2019

load. Tabel 4.2 dibawah ini merupakan signal ini diolah menggunakan program
hasil pengukuran temperature pada ledder diagram oleh CPU 671 60.
speed variator yang sudah dilakukan Minimum speed saat start awal adalah
penambahan oil cooler. 75 rpm, saat operasi normal tanpa
sootblower di boiler diatur pada
4.2 Pembahasan kecepatan 250 rpm, sedangkan saat
a. Desain Speed Control Submerged kegiatan sootblower di boiler diatur
Scrapper Conveyor (SSC) kecepatannya menjadi 300 rpm.
Menggunakan Motor Drive AC Kenaikan rpm ini diatur oleh tombol
Seringnya terjadi overheat pada increase dan decrease yang merupakan
speed variator, maka penulis signal digital dari tombol. Signal
melakukan perubahan desain dengan digital ini masuk ke digital input DAI
merubah penggerak speed control 543 00, begitu juga dengan status dari
Submerged Scrapper Conveyor (SSC) kondisi drive yang sedang running
pada PLTU Paiton unit 1 & 2 forward, running reverse dan status
menggunakan Variable Frequency stop. Sinyal digital output dari VFD
Drive (VFD) atau motor drive AC mengirimkan sinyal digital ke modul
(Alternating Current). Gambar 4.14 digital input PLC DAI 543 00. Pada
dibawah ini merupakan diagram saat speed minimum dan saat speed
perubahan design Submerged Scrapper nominal tanpa sootblower maupun
Conveyor (SSC) menggunakan dengan sootblower dapat dihitung
Variable Frequency Drive (VFD) atau dengan rumus :
motor drive AC.
Output Arus mA= {[(indikasi – zero)
x span)] / Range} + 4.............(3)

Dimana pada kecepatan minimum


speed 75 rpm dapat dketahui nilai
output analog mA arusnya, yaitu :
Zero analog = 0 mA, Span analog = 20
mA – 4 mA = 16 mA
Range = 1500 rpm
Output Arus mA = {[(75 – 0) x 16)] /
1500} + 4
= 0.8 + 4
= 4.8 mA
Pada kecepatan nominal speed tanpa
sootblower sebesar 250 rpm dapat
Gambar 4.3 Diagram speed control diketahui nilai output analog mA
SSC menggunakan motor drive (VFD) arusnya, yaitu :
Output Arus mA = {[(250 – 0) x 16)] /
Untuk pengaturan kecepatannya, modul 1500} + 4
analog input VFD menerima signal 4 = 2.67 + 4
mA sampai 20 mA dari modul analog = 6.67 mA
output PLC modicon quantum Pada kecepatan nominal speed dengan
Schneider dengan type ACO 020 00, sootblower sebesar 300 rpm dapat

Faizal Riza : Redesain Speed Control Submerged … ISSN: 2715-0410


47
JEECOM, Vol. 1, No. 1, Oktober 2019

diketahui nilai output analog mA kemudahan pemeliharaan, serta ramah


arusnya, yaitu : lingkungan.
Output Arus mA = {[(300 – 0) x 16)] /
1500} + 4 5.2. Saran
= 3.2 + 4 Adapun saran yang dapat disampaikan
= 7.2 mA terkait dengan redesain ini adalah sebagai
Sedangkan alur pemrosesan sinyal berikut:
analog pada Programable Logic 1. Perlu dibuatkan jadwal pemeliharaan rutin
Control (PLC) ini dapat digambarkan (preventive maintenance) untuk VFD dan
dan dijelaskan pada gambar 4.15. peralatan pendukung.
Untuk alur proses sinyal digital input 2. Diperlukan penambahan harmonic filter
dijelaskan pada gambar 4.16. untuk mengurangi total harmonic
distortion.
3. Untuk menambah kehandalan diperlukan
spare VFD.
4. Redesain ini bisa diterapkan pada
penggerak Submerged Scrapper Conveyor
(SSC) di unit pembangkit PLTU batubara
lainnya.
Gambar 4.4 Alur proses sinyal analog
output DAFTAR PUSTAKA
Corporation, Termokimik. 1993. Ash
Handling Digital System Manual Book 1.
5. PENUTUP Probolinggo: s.n., 1993.
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Corporation, Termokimik. 1993. Ash
penyusunan redesain ini, adalah sebagai Handling Manual Maintenance Part 1.
berikut: Probolinggo: s.n., 1993.
1. Permasalahan pada speed variator
disebabkan oleh nilai kalor batu bara yang Corporation, Termokimik. 1993. Ash
semakin menurun dan overheat. Handling Manual Operation Part 1.
2. Untuk mengatasi permasalahan pada speed Probolinggo: s.n., 1993.
variator, maka dilakukan redesain speed
control Submerged Scrapper Conveyor Siemens. 2013. Sinamics G120 Inverter
(SSC) dengan mengganti speed variator Operating Instruction. Germany : s.n., 2013.
menjadi motor drive .
3. Hasil implementasi dari motor drive ABB Drive. 2014. ACS550 – 01 – 087A – 4
(Variable Frequency Drive) menunjukkan User Manual. English : s.n., 2014.
bahwa selain handal, juga efisien. Terbukti
dangan jarang terjadi masalah pada motor Industrial System, General Electric.
drive , serta kemudahan dalam 2007. Drive Basic System. USA : s.n.,
mengoperasikan dan maintenance. 2007.
4. Redesain ini memberikan manfaat
diantaranya peningkatan kehandalan dan Ishak Effendi, Penerapan Variable
efisiensi, keselamatan kerja, kemudahan Frequency Drive Pada Motor Fuel
pengoperasian, energy saving, dan Screw Feeder Untuk Bahan Bakar Pada

Faizal Riza : Redesain Speed Control Submerged … ISSN: 2715-0410


48
JEECOM, Vol. 1, No. 1, Oktober 2019

Sistem Boiler, Januari 2014, Volume 2,


No. 1.

Deni Nurul Huda, Pengujian Unjuk


Kerja Variable Speed Drive VF-S9
Dengan Beban 3 Fasa 1 Horse Power,
artikel ilmiah, 2012.

Emmanuel Agung Nugroho,


Implementasi Sistem Kendali Variable
Speed Drive Pada Inverter 3 Fasa
Menggunakan Mikrokontroller AT89S52,
April 2018, Volume 9, No. 1.

Schneider. 2013. Modicon Quantum


User Manual. English : s.n., 20013

Faizal Riza : Redesain Speed Control Submerged … ISSN: 2715-0410

Anda mungkin juga menyukai