BAB II TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI
II.1 Karya Ilmiah Sejenis Sebelumnya
Pengendalian motor induksi di industri sangat diperlukan dan mengarah pada
pengembangan suatu sistem yang dapat memenuhi kebutuhan akan pengaturan
putar motor induksi dengan effisiensi tinggi. Beberapa metode pengaturan
diperlukan untuk menjalankan kecepatan suatu motor AC antara lain pengaturan
jumlah kutub stator pada belitan stator motor, pengaturan tegangan yang
mensuplai belitan motor tersebut pada frekuensi tetap ataupun dengan mengatur
frekuensi kerja motor tersebut dengan tegangan tetap, dan bisa juga dilakukan
dengan pengaturan frekuensi dan tegangan secara bersamaan. Pengaturan kutub
pada kondisi operasional kerja motor jelas tidak mungkin karena jumlah kutub
sudah ditentukan pada saat perancangan belitan stator motor sedangkan dengan
hanya mengubah frekuensi sumber saja tidak cukup, karena pengendalian motor
AC harus menjaga keseimbangan kerapatan fluks.
Perancangan sistem yang diusulkan ini merupakan pilihan terbaik dalam sistem
pengendalian motor saat ini yaitu dengan mengendalikan frekuensi dan tegangan
keluaran inverter secara berimbang dan bersama-sama untuk mengendalikan
kecepatan motor induksi. Dalam perkembangan elektronika daya sistem seperti ini
umumnya dinamakan Variable Speed Drive (VSD). Beberapa penelitian tentang
pengaturan kecepatan motor sudah banyak dilakukan antara lain:
4
2. Ambarita,novenri (2016), “Pengaruh penggunaan inverter Variable Speed
Drive terhadap kinerja motor induksi” penelitian ini dilakukan untuk
Dari beberapa referensi yang telah dibuat tentang pengendalian motor induksi
pompa air bersih menggunakan Variable Speed Drive, maka penulis menjadikan
referensi tersebut sebagai tinjauan pustaka. Penulis melakukan perubahan pada
penggunaan pompa, sensor, sistem kontrol yang berbeda yaitu kontrol secara
manual dan kontrol secara otomatis. Sehingga tidak ada kesamaan dalam
pembuatan Alat Tugas Akhir ini.
5
1. Cara tradisional:
Cara ini pada umumnya lebih menggunakan perangkat mekanik sebagai pengatur
i. Menggunakan Gearbox
Gearbox berfungsi untuk menyalurkan tenaga atau daya mesin ke salah satu
bagian mesin lainnya, sehingga unit tersebut dapat bergerak menghasilkan sebuah
pergerakan baik putaran maupun pergeseran. Gearbox merupakan suatu alat khus
yang diperlukan untuk menyesuaikan daya atau torsi dari motor yang berputar,
gearbox juga adalah alat pengubah daya dari motor yang berputar menjadi tenaga
yang lebih besar.
Kopling hidrolik adalah kopling yang bekerja dengan sistem hidrolis. Kopling ini
mengandalkan cairan minyak. Minyak akan ditempatkan pada wadah yang
berputar sehingga minyak akan tersalurkan.
6
lebih besar, presisi kecepatan, menambah fungsi baru (kemampuan berhubungan
dengan perangkat lain), menambah kemampuan monitoring dan keamanan yang
lebih terjaga.
Variabel speed drive atau bisa disebut dengan inverter adalah peralatan yang
digunakan untuk mengatur kecepatan putaran motor. Penggunaan VSD bisa untuk
mengaplikasikan motor AC maupun DC. Akan tetapi istilah inverter sering
digunakan untuk aplikasi motor AC. Inverter menggunakan frekuensi tegangan
masuk untuk mengatur kecepatan putaran motor. Jadi dengan memainkan
perubahan frekuensi tegangan yang masuk pada motor, maka kecepatan putaran
motor akan berubah. Karena itu inverter disebut juga Variable Speed Drive.
Kecepatan putaran sinkron dapat di ditentukan dengan menggunakan rumus:
ns = 120 . f / p (II.1)
Dimana :
ns = Kecepatan putaran sinkron
120 = Konstanta f = Ferekuensi ( Hz )
P = Jumlah Kutub Motor ( Pole )
Untuk mengubah tegangan AC menjadi DC dibutuhkan penyearah (converter AC-
DC) dan biasanya menggunakan penyearah tidak terkendali (rectifier dioda)
namun juga ada yang menggunakan penyearah terkendali (thyristor rectifier).
Setelah tegangan sudah diubah menjadi DC maka diperlukan perbaikan kualitas
tegangan DC dengan menggunakan tandon kapasitor sebagai perata tegangan.
Kemudian tegangan DC diubah menjadi tegangan AC kembali oleh inverter
dengan teknik PWM (Pulse Width Modulation). Dengan teknik PWM ini bisa
didapatkan amplitudo dan frekuensi keluaran yang diinginkan. Selain itu teknik
PWM juga menghasilkan harmonisa yang jauh lebih kecil dari pada teknik yang
lain serta menghasilkan gelombang sinusoidal, dimana kita tahu bahwa harmonisa
ini akan menimbulkan rugi-rugi pada motor yaitu cepat panas. Maka dari itu
teknik PWM inilah yang biasanya dipakai dalam mengubah tegangan DC menjadi
7
AC (Inverter). Pada umumnya VSD (Variable Speed Drive) digunakan untuk
melakukan berikut ini:
1. Menyesuaikan kecepatan pengendali dengan keperluan kecepatan proses.
2. Menyesuaikan torque (kopel/torsi) pengendali dengan keperluan kopel
proses.
3. Menghemat energi dan meningkatkan efisiensi.
II.2.2 Prinsip kerja Variable Speed Drive
Prinsip kerja dari Variable Speed Drive dapat dilihat pada Gambar II.1.
8
II.2.3 Jenis – jenis Variable Speed Drive
1. Variable Voltage Inverter (VVI)
Jenis inverter ini menggunakan konverter jembatan SCR untuk mengubah
tegangan input AC ke DC. SCR adalah komponen elektronika daya yang memiliki
kemampuan untuk mengatur nilai tegangan DC mulai dari 0 hingga mendekati
600 VDC. Induktor L1 sebagai choke dengan kapasitor C1 membentuk bagian
dengan istilah DC-link yang membantu memperhalus kualitas tegangan DC hasil
konversi. Bagian inverter sendiri terdiri dari kumpulan divais penyaklaran seperti:
thyristor, transistor bipolar, MOSFET atau IGBT. Gambaran berikut
menunjukkan inverter yang menggunakan transistor bipolar. Pengatur logika,
biasanya dalam bentuk kartu elektronik, yang memiliki komponen utama sebuah
mikroprosesor akan mengatur kapan waktu transistor-transistor inverter hidup
atau mati untuk menghasilkan tegangan dan frekuensi yang bervariasi untuk
dilanjutkan ke motor sesuai bebannya.
Rangkaian didalam Variable Voltage Inverter (VVI) dapat dilihat pada Gambar
II.2.
9
operasi kecepatan rendah seiring variasi putaran motor. Istilah teknis dari putaran
yang bervariasi ini adalah cogging. Selain itu, bentuk gelombang sinyal keluaran
10
logic dan sebuah inverter. Biasanya konverter yang digunakan adalah tipe tidak
terkontrol (dioda biasa) namun juga ada yang menggunakan setengah terkontrol
atau kontrol penuh. Skematik PWM dapat dilihat pada gambar II.4.
11
akan diperpendek hingga pembentukan arus dan tegangan motor akan lambat.
Dengan memperpanjang durasi penyaklaran, pembentukan arus dan tegangan
akan cukup lama hingga mencapai nilai yang maksimal dibandingkan waktu yang
lebih pendek. Dengan banyaknya inverter akan menghasilkan step yang lebih
halus sehingga fungsi filter dapat diminimalisasikan. Walaupun demikian
kelemahan sistem inverter ini adalah dengan banyaknya inverter yang digunakan
akan menghasilkan sinyal sinus yang baik namun biaya yang dibutuhkan untuk
membuat inverter ini menjadi berlipat-lipat tergantung dari jumlah inverter yang
digunakan. Yang menjadi titik berat pada tipe inverter ini adalah pada bagian
osilator dan kontrolnya karena pada bagian ini akan menghasilkan trigger- trigger
bagi SCR-SCR yang berfungsi sebagai inverter tersebut dengan perioda yang
disesuaikan antara yang satu dengan yang lainnya sehingga dapat membentuk
sinyal stair case up/down dengan frekuensi yang sesuai dengan frekuensi yang
diinginkan.
Pengaturan lebar pulsa modulasi atau PWM merupakan salah satu teknik yang
digunakan dalam sistem kendali (control system) saat ini. Pengaturan lebar
modulasi dipergunakan di berbagai bidang yang sangat luas, salah satu
diantaranya adalah speed control (kendali kecepatan). Modulasi lebar pulsa
(PWM) diperoleh dengan bantuan sebuah gelombang kotak yang mana siklus
kerja (duty cycle) gelombang dapat diubah-ubah untuk mendapatkan sebuah
tegangan keluaran yang bervariasi yang merupakan nilai rata-rata dari gelombang
tersebut. Bentuk gelombang dapat dilihat pada Gambar II.6.
12
II.2.4 Pengaturan Frekuensi pada Variable Speed Drive (VSD)
Frekuensi dikontrol dengan berbagai macam cara yaitu : melalui keypad (local),
dengan external potensiometer, Input 0 ~ 10 VDC , 4 ~ 20 mA atau dengan preset
memori. Semua itu bisa dilakukan dengan mengisi parameter program yang
sesuai. Beberapa parameter yang umum dipergunakan adalah sebagai berikut:
1. Display : Untuk mengatur parameter yang ditampilkan.
2. Control : Untuk menentukan jenis control local/remote.
13
II.2.5 Pengontrolan Variable Speed Drive (VSD)
Kontrol start/stop pada pengendalian Variable Speed Drive dapat direalisasikan
dalam beberapa cara yaitu:
14
iii. VSD yang dipilih memiliki nilai arus listrik yang lebih tinggi dengan nilai
arus listrik motor.
15
II.3 Motor Induksi
II.3.1 Pengertian Motor Induksi
Motor listrik adalah sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi
listrik menjadi energi gerak (mekanik). Energi mekanik ini digunakan untuk
kebutuhan beban seperti, memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan
kompresor, mengangkat bahan dan lain–lain. Bagian pada motor induksi dapat
dilihat pada Gambar II.9.
Motor listrik berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik
yang berupa tenaga putar. Motor listrik terdiri dari dua bagian yang sangat penting
yaitu stator atau bagian yang diam dan rotor atau bagian berputar. Pada motor AC,
kumparan rotor tidak menerima energi listrik secara langsung, tetapi secara
induksi seperti yang terjadi pada energi kumparan transformator. Oleh karena itu
motor AC dikenal dengan motor induksi. Dilihat dari kesederhanaannya,
konstruksinya yang kuat dan kokoh serta mempunyai karekteristik kerja yang
baik, motor induksi tiga fasa yang cocok dan paling banyak digunakan dalam
bidang industri.
Motor asinkron atau biasa disebut motor induksi merupakan motor yang paling
umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena
rancangannya yang sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat langsung
16
disambungkan ke sumber daya AC. Motor induksi memiliki dua komponen listrik
utama yaitu :
1. Stator
Stator merupakan bagian dari mesin yang tidak berputar. Stator dibuat dari
sejumlah kumparan dengan slots sebagai tempat gulungan tiga fasa. Gulungan-
gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub tertentu. Gulungan diberi spasi
geometri sebesar 120 derajat.
2. Rotor
Bagian rotor merupakan bagian yang berputar. Ada 2 jenis rotor motor induksi:
i. Rotor sangkar terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan dalam
petak – petak slots paralel. Batang–batang tersebut dihubungkan padakedua
ujungnya dengan menggunakan ring. Sebagian besar rotor motor induksi
yang digunakan adalah jenis rotor sangkar tupai (squirrel cage).
ii. Rotor belitan (wound rotor) memiliki gulungan tiga fasa, lapisan ganda dan
terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub stator.
Jenis rotor pada motor induksi dapat dilihat pada Gambar II.10.
Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu motor induksi
satu fasa dan tiga fasa. Motor induksi satu fasa hanya memiliki satu gulungan
stator, beroperasi dengan sumber daya satu fasa. Sejauh ini motor induksi satu
fasa merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah
17
tangga, seperti kipas angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk
penggunaan dari 3 sampai 4 Hp.
Sedangkan motor induksi tiga fasa memiliki medan magnet yang berputar yang
dihasilkan oleh sumber daya tiga fasa yang seimbang. Motor ini memiliki
kemampuan daya yang tinggi dan dapat melakukan penyalaan sendiri.
Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis motor ini,
sebagai contoh penggunaan motor induksi tiga fasa ini biasanya digunakan untuk
memutar pompa, kompresor, belt conveyor, chain hoist dan grinder. Motor
induksi tiga fasa ini tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan HP.
Penggunaan motor induksi yang banyak dipakai di kalangan industri mempunyai
keuntungan dan kerugian sebagai berikut :
Pada dasarnya ada beberapa prinsip penting pada motor induksi yaitu :
18
2. Medan putar sinkron tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
3. Akibatnya pada kumparan rotor timbul induksi (ggl) sebesar :
E2 =4,44.f2.N2.ɸm (II.2)
4. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup, ggl (E) akan
menghasilkan arus.
5. Adanya arus didalam medan magnet menimbulkan gaya pada motor.
6. Kopel mula dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk memikul
kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar sinkron.
7. Tegangan induksi timbul karena terpotongnya batang konduktor oleh medan
putar stator. Tegangan terinduksi diperlukan adanya perbedaan relatif antara
kecepatan medan putar sinkron (ns) dengan kecepatan berputar rotor (nr).
8. Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (s) dinyatakan dengan:
ns – nr
S= x 100% (II.3)
Ns
9. Bila nr = ns , tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada
kumparan jangkar (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel
motor akan ditimbulkan apabila nr lebih kecil dari ns.
Pada saat kecepatan putar rotor sama dengan kecepatan medan putar stator,
tegangan induksi tidak ada dan arus rotor tidak timbul, sehingga torsi tidak
dihasilkan. Gambar II.11 menunjukan grafik torque-speed motor induksi AC tiga
fasa. Pada saat motor mulai menyala terdapat arus nyala awal (starting) yang
tinggi dan torque yang rendah (pull-up torque). Saat mencapai 80% kecepatan
penuh, torque berada pada tingkat tertinggi (pull-out torque) dan arus mulai turun.
Dan pada kecepatan penuh atau kecepatan sinkron, arus stator dan torque turun ke
nol.
19
II.4 Pompa
II.4.1 Pengertian Pompa dan Klasifikasi Pompa
Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh suatu sumber tenaga
yang digunakkan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat
lain, dimana cairan tersebut hanya mengalir apabila terdapat perbedaan tekanan.
Pompa juga dapat diartikan sebagai alat untuk memindahkan energi dari suatu
pemutar atau penggerak ke cairan ke bejana yang bertekanan yang lebih tinggi.
Selain dapat memindahkan cairan, pompa juga berfungsi untuk meningkatkan
kecepatan, tekanan, dan ketinggian cairan.
Pompa diklasifikasikan menurut prinsip dan cara kerjanya. Pompa tersebut secara
umum dibagi menjadi dua kelompok yaitu pompa positive displacement dan
pompa dinamic pump. Selanjutnya diklasifikasikan lagi jenis pompa menjadi
pompa reciprocating, rotary, sentrifugal, aksial dan spesial effect. Untuk pompa
jenis rotary memilki beberapa tipe yaitu gear pump, screw pump, dan rotary vane
pump. Dan untuk pompa jenis spesial effect memiliki beberapa tipe yaitu pompa
jet eductor, gas lift pump, hydraulic pump dan pompa electromagnetic.
a. Pompa Reciprocating
Pada pompa jenis reciprocating, sejumlah volume fluida masuk kedalam silinder
melalui valve inlet pada saat langkah masuk dan selanjutnya dipompa keluar
dibawah tekanan positif melalui valve outlet pada langkah maju.
20
1. Mempunyai tekanan yang tinggi, sehingga bisa dioperasikan pada sistem
dengan head yang tinggi.
Kekurangan pompa reciprocating:
1. Aliran tidak kontinyu (berpulsa).
2. Aliran tidak steady.
3. Apabila perpindahan dilakukan oleh maju mundurnya jarum piston, pompa
ini hanya digunakan untuk pemompaan cairan kental dan sumur minyak.
b. Pompa Rotary
21
c. Pompa Screw
Pompa ini menggunakan dua ulir yang bertemu dan berputar untuk menghasilkan
aliran fluida sesuai dengan yang diinginkan. Pompa screw ini digunakan untuk
menangani cairan yang mempunyai viskositas tinggi, heterogen, sensitif terhadap
geseran dan cairan yang mudah berbusa. Cara kerja screw pumps adalah zat cair
masuk pada lubang isap, kemudian ditekan di ulir yang mempunyai bentuk
khusus. Dengan bentuk ulir tersebut, zat cair masuk ke ruang antara ulir-ulir,
ketika ulir berputar, zat cair terdorong ke arah lubang pengeluaran.
Vane rotary pump memiliki prinsip yang serupa dengan kompresor scroll, yang
menggunakan rotor silindrik yang berputar secar harmonis menghasilkan tekanan
fluida tertentu. Prinsip kerjanya baling-baling menekan lubang rumah pompa oleh
gaya sentrifugal bila motor diputar. Fluida yang terjebak diantara dua bolang-
baling dibawa berputar dan dipaksa keluar dari sisi buang pompa.
22
Kerugian Rotary Vane Pumps:
1. Tidak cocok untuk fluida dengan viskositas tinggi.
2. Tidak cocok untuk tekanan yang tinggi.
2. Pompa Dinamik
a. Pompa Sentrifugal (pompa rotor-dinamik)
b. Pompa Aksial
Pompa aksial lihat adalah salah satu pompa yang berfungsi untuk mengalirkan
fluida dari potensial rendah ke potensial yang lebih tinggi dengan menggunakan
gerak putaran dari blades dan mempunyai arah aliran yang sejajar dengan sumbu
porosnya. Prinsip kerja pompa aksial adalah energi mekanik yang dihasilkan oleh
sumber penggerak ditansmisikan melalui poros impeller untuk menggerakkan
impeller pompa. Putaran impeller memberikan gaya aksial yang mendorong fluida
sehingga menghasilkan energi kinetik pada fluida kerja tersebut.
3. Pompa Special-Effect
a. Pompa Jet-Eductor (injector)
23
Eductor menggunakan nozzle yang bekerja sesuai efek venturi sehingga
mengkonversi energi tekan pada fluida menjadi energi gerak dan sisi suction
Gas Lift Pump adalah salah satu bentuk sistem pengangkatan buatan yang lazim
digunakan untuk mengangkut fluida dari sumur-sumur minyak bumi. Sistem ini
bekerja dengan menginjeksikan gas bertekanan tinggi kedalam anulus (ruang
antara tubing dan casing), dan kemudian kedalam tubing produksi sehingga
terjadi proses aerasi (aeration) yang mengakibatkan berkurangnya berat kolom
fluida dan tubing. Sehingga tekanan recervoir mampu mengalirkan fluida dari
lubang sumur menuju fasilitas produksi dipermukaan.
Pompa Hydraulic Ram adalah pompa air siklik dengan menggunakan tenaga hidro
(hydropower). Prinsip kerja dari Hydraulic Ram adalah dengan menggunakan
energi kinetik dari cairan dan energi tersebut diubah menjadi energi tekan dengan
memberikan tekanan dengan tiba-tiba.
24
Kekurangan pompa Hydraulic Ram:
1. Klep pembuangan membuka karena beban klep terlalu ringan
2. Klep pembungan menutup karena beban klep berlebihan.
3. Perawatan harus rutin.
4. Masih tergantung dari keadaan alam yang berubah-ubah.
d. Pompa Elektromagnetik
Pompa sentrifugal adalah suati mesin kinetis yang mengubah energi mekanik
menjadi energi fluida menggunakan gaya sentrifugal. Pompa merupakan
salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu
tempat ke tempat yang diinginkan. Pompa memiliki dua kegunaan utama :
25
II.4.3 Bagian Utama Pompa Sentrifugal
Bagian utama dari pompa sentrifugal dapat dilihat pada gambar II.12.
26
7. Bearing atau Bantalan berfungsi untuk menumpu atau menahan beban dari
poros agar dapat berputar. Bearing juga berfungsi untuk memperlancar
putaran poros dan menahan poros agar tetap pada tempatnya, sehingga
kerugian gesek dapat diperkecil.
8. Eye of impeller adalah bagian masuk pada arah hisap impeller.
II.4.4 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal
pompa menggunakan prinsip gaya sentrifugal dimana terdapat benda berputar
maka akan menghasilkan gaya ke arah luar sebagai fungsi massa benda, kecepatan
putar dan jari-jari kelengkungan. Secara detail, berikut adalah proses kerja yang
terjadi pada pompa sentrifugal:
1. Fluida memasuki pompa lalu dialirkan dari suction nozle menuju impeler.
Dalam keadaan awal masuk, fluida masih dalam tekanan atmosfer.
2. Kecepatan putar dari impeller memberikan gaya sentrifugal pada fluida. Gaya
tersebut akan menggerakkan fluida sepanjang impeller vane (baling-baling
impeller) dan keluar menuju sisi sempit dimana fluida memiliki gaya yang
melawan dinding volute yang kemudian keluar melalui discharge nozzle.
3. Karena terjadi reduksi tekanan pada saat fluida masuk, maka fluida dialirkan
ke pompa harus pada kondisi yang kontinu.
4. Bentuk dari volute yang semakin melebar ketika menuju discharge nozzle
dari pada posisi awal fluida memasuki volute. Ketika fluda dari impeller
menabrak sisi volute maka kecepatan dari fluida tersebut akan meningkat.
Percepatan yang terjadi pada kondisi ini sangat berhubungan dengan energi
kinetiknya.
5. Kemudian bentuk volute yang lebar pada posisi keluar fluida dari impeller
akan memperlambat gerakan dari fluida. Sesaat ketika fluida mencapai poisisi
akhir volute, energi kinetik akan ditransformasikan menjadi tekanan. Tekanan
ini lah yang akan menggerakkan fluida keluar dari pompa melalui discharge
nozzle yang kemudian mengalir menuju pipa keluaran.
27
II.4.5 Sistem Pemompaan
Komponen utama sistem pemompaan dapat dilihat pada Gambar II.13.
28
Pengukuran flow rate cukup akurat pada kondisi kerja normal dimana tidak ada
udara yang terjebak dalam aliran fluida. Jika terdapat udara pada aliran fluida
maka akurasi dari flow meter turbin menjadi tidak akurat. Bagian pada turbin
meter dapat dilihat pada Gambar II.14.
29
Prinsip kerja turbin meter adalah ketika fluida gas mengalir melalui pipa
diasumsikan profil aliran yang diinginkan bergerak seragam dengan kecepatan
terbesar dekat pusat pipa profile aliran swirl turbulensi dan asimetri yang tidak
dikehendaki sebelum gas mencapai rotating turbin. Fluida gas melalui meter
berbenturan dengan turbin blade yang bebas berputar pada suatu poros sepanjang
garis pusat dari turbin housing. Dynamic force dari gas yang mengalir
menyebabkan rotor berputar. Turbin wheel dipasang di shaft utama dengan
bantalan khusus, presisi dan friksinya rendah. Turbin wheel mempunyai helical
blades yang besudut tertentu dengan arah flow. Gas terkondisi dan terakselerasi
menggerakan turbin wheel dengan angular velocity yang proporsional dengan gas
velocity. Rotasi turbin wheel pada akhirnya menggerakan mechanical counter di
index head yang dihubungkan secara mekanis. Rotasi turbin wheel . juga bisa
menggerakan pulse transmitter dan menghasilkan pulsa untuk setiap putaran
turbin blade. Dengan mengakumulasikan pulsa maka total volume dari fluida
dapat dihitung.
II.6 MCB
II.6.1 Pengertian MCB
MCB adalah pengaman rangkaian yang dilengkapi dengan pengaman thermis
(bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relai elektromagnetik
untuk pengaman hubung singkat. MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit
satu phasa dan tiga phasa. Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara
termis dan elektromagnetis, pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus
beban lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan
jika terjadi hubung singkat.
Termis, prinsip kerjanya berdasarkan pada pemuaian atau pemutusan dua jenis
logam yang koefisien jenisnya berbeda. Jika arus yang melalui bimetal tersebut
melebihi arus nominal yang diperkenankan maka bimetal tersebut akan
melengkung dan memutuskan aliran listrik Magnetik, prinsip kerjanya adalah
memanfaatkan arus hubung singkat yang cukup besar untuk menarik sakelar
mekanik dengan prinsip induksi elektromagnetis.
30
Penentuan MCB ditentukan berdasar PUIL 2011 ayat 433.1 yaitu tentang
koordinasi antara konduktor dan gawai proteksi hubung pendek (GPHP). Secara
Adapun untuk lebih memahami tentang spesifikasi dan karakteristik MCB, kita
dapat menguraikan data yang terdapat pada nameplate MCB. Dapat dilihat pada
gambar II.17 contoh nameplate yang tertera pada MCB.
Keterangan :
1. Kode Pabrikan model MCB
2. Jenis Tripping curve MCB
3. Rating arus pengaman MCB
4. Tegangan kerja MCB
5. Breaking Capacity MCB
6. Standar MCB
7. Simbol proteksi MCB
8. Karakteristik arus MCB
31
II.6.2 Kurva Karakteristik Pemutusan
Kurva karakteristik pemutusan MCB mempengaruhi kecepatan pemutusan
magnetik atau magnetic tripping (Im) ketika terjadi hubung singkat. Jika mengacu
pada standar PUIL 2011 [6], kurva karakteristiknya terbagi menjadi tiga kurva
yaitu kurva B, C, dan D.
1. Kurva B
Miniature Circuit Breaker (MCB) jenis ini biasanya digunakan untuk kontrol dan
proteksi baik di industri maupun di perumahan. Karakteristik dari jenis ini
memiliki magnetic trip 3-5 x In, maksudnya untuk perumahan dengan besar arus
tiga sampai lima kali arus nominal akan membuat MCB (Miniature Circuit
Breaker) bekerja.
2. Kurva C
Miniature Circuit Breaker (MCB) jenis ini biasanya digunakan untuk kontrol dan
proteksi baik di industri maupun di perumahan. Karakteristik dari jenis ini
memiliki magnetic trip 5-10 x In, maksudnya untuk perumahan dengan besar arus
lima sampai sepuluh kali arus nominal akan membuat MCB (Miniature Circuit
Breaker) bekerja.
3. Kurva D
Miniature Circuit Breaker (MCB) jenis ini lebih dikhususkan untuk dipakai dalam
instalasi dengan arus masuk yang tinggi. Karakteristik dari jenis ini memiliki
magnetic trip 10-50 x In, maksudnya untuk perumahan dengan besar arus sepuluh
sampai lima puluh kali arus nominal akan membuat MCB (Miniature Circuit
Breaker) bekerja.
Gambar II.17 menunjukan kurva karakteristik pemutusan pada MCB.
32
33
Gambar II. 19 Kontaktor
Berdasarkan fungsinya, kontak-kontak pada kontaktor dapat dilihat pada gambar
II. 19:
1. Kontak Utama
Kontak utama adalah kontak yang menghubungkan dan memutuskan arus listrik
yang menuju ke beban atau motor. Simbol Input dan Output dapat dilihat pada
tabel II.1.
34
2. Kontak Bantu
Kontak Bantu (auxiliary contactor) yaitu kontak yang di pakai untuk inter
lock rangkain kontrol yang lain,kontak bantu terdiri dari 2 jenis :
i. Kontak NO (normally open )
ii. Kontak NC ( normally closed)
3. Koil
Coil yaitu kumparan yang menggerakkan atau menarik kontak utama dan kontak
bantu untuk memutus dan membuka , coil ini mempunyai teganga kerja 220 Volt
AC. Dengan frekwensi 50 Hz.
II.7.2 Pemilihan Kontaktor
Untuk pemilihan jenis kontaktor sendiri harus memperhatikan data-data utama
yang tertera pada nameplate sebuah kontaktor. adapun beberapa parameter yang
ada pada nameplate kontaktor dapat dilihat pada Gambar II.21 :
keterangan:
Merek Kontaktor
Katagori Kontaktor
kapasitas Daya kontaktor
Tegangan kerja kontaktor
Kemampuan hantar arus (kontaknya)
Tegangan Koil Kontaktor
II.8 GPAL
II.8.1 Pengertian GPAL
GPAL singkatan dari gawai proteksi arus lebih. GPALmerupakan komponen yang
digunakan untuk mengamankan motor dari gangguan beban lebih pada motor,
pemilihan rating arus GPAL yang tepat dapat menjadikan motor aman dalam
35
beroperasi pada saat keadaan normal maupun saat terjadi gangguan. Cara kerja
dari GPAL menggunakan prinsip bimetal, dimana saat terjadi gangguan beban
lebih akan memanaskan kontak bimetal sehingga bimetal akan melengkung dan
memutus arus yang mengalir ke motor.
II.8.2 Menentukan Rating GPAL
Penentuan rating GPAL yang akan digunakan dipengaruhi dengan ada service
factor (SF) yang terdapat pada nameplate motor. Kebanyakan service factor
motor adalah 1 atau 1,15. Jika pada nameplate motor tidak tertera basarnya
service factor maka motor tersebut memiliki service faktor sama dengan 1. Jika
service factor sama dengan 1,0 maka motor tersebut tidak boleh di bebani
melebihi arus baban penuh nya (Full Load Amp). Untuk service factor 1,15 berarti
motor dapat dioperasikan pada daya yang sama dengan daya nimonal dikalikan
service factor tanpa menyebabkan kerusakan yang serius pada isolasi lilitan stator
motor.
Untuk SF = 1, rating GPAL dapat diketahui dengan persamaan:
𝐼𝑛 = (80% − 100%) . 𝐼𝑏 (II-6)
Sedangkan untuk SF > 1, rating GPAL dapat diketahui dengan persamaan:
𝐼𝑛 = 𝑆𝐹 . 𝐼𝑏 (II-7)
Gambar II.22 menunjukan konstruksi dari Gawai Pengaman Arus Lebih.
36
II.8.3 Pemilihan GPAL
Dalam pemilihan komponen GPAL sebagai pengaman motor dari gangguan
memilih kelas yang berbeda maka kecepatan trip GPAL pun akan berbeda pula.
Kelas pada GPAL terbagi menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
1. Kelas 10 : waktu trip antara 4-10 detik
2. Kelas 20 : waktu trip antara 6-20 detik
3. Kelas 30 : waktu trip antara 9-30 detik
II.9 Penghantar
Penghantar yang digunakan untuk pengasutan dirrect online dan variable speed
drive motor induksi 3 fasa 0,75 HP sebagai penggerak motor ini adalah
penghantar yang dilindungi dengan isolasi atau disebut kabel. Untuk
mempermudah identifikasi dari jenis kabel yang ada, maka diadakan penandaan
dari huruf maupun angka. Kode pengenal yang sering digunakan dijelaskan pada
tabel II.2 dan II.3 :
Tabel II. 2 Kode pengenalan dan penandaan identifikasi konduktor
Kode Keterangan
Penghantar:
N Penghantar berinti tembaga
NA Penghantar berinti alumunium
Isolasi:
Y Isolasi PVC (Poli Vinil Chloride)
2Y Isolasi XLPE (Cross Linkage Poltethiline)
Selubung Dalam:
37
G Selubung karet
Kode Keterangan
2G Selubung karet dari butyl
K Selubung dari timah hitam
KL Selubung alumunium dengan permukaan licin
KWK Selubung dari XLPE
Kode Keterangan
Y Selubung dari PVC
2Y Selubung dari Polytelin
Z Selubung dari pita seng
Spiral:
Gb Spiral dari pita baja
D Spiral anti tekan
Selubung Luar:
A Selubung dari Yute
Y Selubung dari PVC
Bentuk Penghantar Kabel :
Rm Bulat Serabut
Re Bulat pejal
Se Sektor pejal
1. Kabel NYA
Penghantar jenis ini merupakan penghantar berinti tembaga tunggal yang
berbentuk pejal dan berselubung PVC. Penghantar jenis ini sering diaplikasikan
pada instalasi rumah tinggal. Pada pemasangannya dalam instalasi listrik,
penghantar NYA harus dilindungi dengan pipa union maupun PVC.
2. Kabel NYM
Penghantar jenis ini merupakan penghantar yang berinti banyak, secara umum
jumlah intinya adalah 2, 3 maupun 4 dan dilengkapi isolasi luar sebagai proteksi.
Penghantar jenis ini serupa dengan penghantar NYA, yakni sering diaplikasikan
pada instalasi rumah tinggal. Tetapi pada pemasangannya dalam instalasi listrik,
38
penghantar NYM tidak harus dilindungi oleh pelindung pipa. Walaupun
demikian, tetap dalam pemasangannya sangat direkomendasikan untuk
Menurut PUIL 2011 pasal 510.5.3.1 menjelaskan bahwa konduktor sirkit akhir
yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125%
arus pengenal beban penuh. Disamping itu, untuk jarak jauh diperlukan konduktor
yang cukup ukurannya sehingga tidak terjadi drop voltage yang berlebihan.
Konduktor sirkit akhir untuk motor dengan berbagai daur kerja dapat
menyimpang dari persyartan diatas asalkan jenis dan penampang serta
pemasangannya disesuaikan dengan daur kerja tersebut.
39
Jika KHA telah diketahui, maka untuk menentukan luas penampang dipilih kabel
yang memiliki nilai yang diatasnya. Untuk kabel daya diperhatikan juga rating
MCB yang dipilih. Jika nilai KHA masih dibawah rating MCB, maka tetapkan
rating MCB sebagai nilai KHA minimal yang digunakan. Dengan tujuan apabila
terjadi gangguan, kabel masih dapat menghantarkan arus sebelum MCB
memutuskan rangkaian.
Warna Penggunaan
Merah Selubung Phasa R / L1
Kuning Phasa S / L2
Hitam Phasa T / L3
Biru Netral / N
Kuning – Hijau Loreng Pentanahan (PE)
Warna lainnya Kontrol
40