PENDAHULUAN
ditemui pada wanita (NCI, 2012). Menurut World Health Organization (WHO,
45 kasus per hari. Menurut Departemen Kesehatan RI (2005), lebih dari 70%
kasus datang ke rumah sakit dalam keadaan stadium lanjut, sehingga sering
Sel kanker serviks (sel HeLa) terjadi akibat infeksi Human Papilloma
Virus (HPV) tipe 18 sehingga mempunyai sifat yang berbeda dengan sel leher
rahim normal. Sel kanker serviks yang diinfeksi HPV diketahui mengekspresikan
2 onkogen, yaitu E6 dan E7. Kedua onkogen tersebut merupakan protein yang
dapat menghambat ekspresi gen p53 yaitu gen penekan kanker. Gen p53 berperan
penting dalam pengaturan siklus sel, yaitu sebagai materi antiproliferasi dan
ekspresi gen p53 yaitu protein onkogenik E6 bekerjasama dengan protein E6AP
sebagai E3 ubikutin ligase yang memediasi degradasi dari p53. Pada peristiwa ini
jumlah onkogen lebih tinggi dibandingkan p53 sehigga proliferasi sel kanker
menjadi tidak terkendali (Scheffner et al., 1993; Goodwin dan DiMaio, 2000;
Prayitno, 2005).
1
2
Pengobatan ini ditujukan untuk membunuh sel kanker sehinga tidak berkembang
terhadap kemoterapi. Selain itu pengobatan medis memerlukan biaya yang tinggi
(Katzung, 2001). Hal ini mendorong usaha penemuan obat antikanker baru
sebagai antikanker, salah satunya adalah daun sirsak (Annona muricata L.). Di
dalam sebuah studi disebutkan bahwa terdapat senyawa dalam sirsak yang mampu
membunuh sel kanker pada kolon secara selektif lebih kuat dibanding
Adriamycin, obat yang digunakan pada kemoterapi (Rieser et al., 1996). Tanaman
daun, batang, kulit, dan biji buah. Senyawa ini mempunyai kemampuan
antikanker dan selektifitas dalam melawan beberapa tipe sel kanker tanpa melukai
menunda siklus sel. Senyawa steroid dapat menghambat kerja enzim DNA
3
topoisomerase yang berperan dalam proses replikasi dan proliferasi sel kanker
(Harfia, 2006). Senyawa terpenoid dapat memblok siklus sel pada fase G2/M
menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirsak memiliki aktivitas sitotoksik dan
daun dari tanaman lain anggota Annonaceae yaitu srikaya (Annona squamosa)
fraksi kloroformnya lebih bersifat sitotoksik terhadap sel HeLa yaitu sebesar
7,6948 µg/mL sedangkan fraksi etanol 70% sebesar 4,5467 µg/mL. Hasil
ekstrak etanol daun sirsak (A. muricata L.) lebih bersifat sitotoksik terhadap sel
kanker payudara T47D dengan IC50 sebesar 120,718 µg/mL dibandingkan dengan
Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan uji sitotoksisitas dan efek
antiproliferatif fraksi kloroform dari daun sirsak terhadap sel HeLa secara in vitro
B. Perumusan Masalah
berikut :
1. Bagaimanakah efek sitotoksisitas fraksi kloroform daun sirsak (A. muricata L.)
sirsak (A. muricata L.) terhadap sel HeLa secara in vitro melalui uji doubling
time?
C. Tujuan
1. Mengetahui efek sitotoksisitas fraksi kloroform daun sirsak (A. muricata L.)
sirsak (A. muricata L.) terhadap sel HeLa secara in vitro melalui uji doubling
time.
D. Manfaat
senyawa kimia daun sirsak yang berpotensi paling aktif sebagai ko-kemoterapi
kanker serviks.