Anda di halaman 1dari 5

MENGUKUR BALANCE CAIRAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS. HAJI JAKARTA

SPO/PROKEP/030 02 1/ 5

Ditetapkan
Tanggal Terbit
Direktur Utama RS. Haji Jakarta
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

30 Juni 2020
dr. Andi Wahyuningsih Attas, Sp. An, KIC., MARS

Pengertian Mengukur balance cairan adalah melakukan monitoring intake dan


output cairan dengan cara menghitung intake cairan yang meliputi
semua cairan yang diberikan melalui oral, feeding tube dan parenteral
air, metabolisme serta output yang meliputi urine, diare, muntah, cairan
lambung dan cairan drainage.
Tujuan 1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
tindakan mengukur balance cairan
2. Mengetahui status cairan tubuh
Kebijakan SK Direksi Rumah Sakit Haji Jakarta Nomor 130/2020 tentang Pedoman
Pelayanan Bidang Keperawatan.
Prosedur 1. Perawat/Bidan melakukan cuci tangan 6 langkah
2. Perawat/Bidan yang memonitor intake dan output mempersiapkan
alat sebagai berikut:
a. Alat pengukur
b. Gelas ukur 180-240 cc untuk mengukur intake cairan.
c. Gelas ukur 1000 cc untuk mengukur output.
d. Urinal/pispot.
e. Hand scoen.
3. Perawat/Bidan melakukan senyum, salam dan sapa.
4. Perawat/Bidan melakukan identifkikasi pasien dengan menanyakan
nama lengkap pasien dan tanggal lahir pasien yang kemudian
mencocokan dengan gelang idenitas.
5. Perawat/Bidan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada
pasien bila sadar atau keluarga.
MENGUKUR BALANCE CAIRAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS. HAJI JAKARTA

SPO/PROKEP/030 02 2/ 5

6. Perawat/Bidan membaca Basmallah setelah melakukan tindakan.


7. Perawat/Bidan yang akan memonitor intake dan output cairan
melakukan tahapan pengkajian yang meliputi :
5.1. Identifikasi therapi obat yang mempengaruhi urine output,
seperti :
6.1.1. Diuretik, menyebabkan peningkatan ekskresi urine, sodium
dan potassium.
6.1.2. Steroid (prednison, kortison) menyebabkan retensi air dan
sodium dan ekskresi potassium sehingga akan
menurunkan output.
5.2. Monitor nilai Hematokrit.
5.3. Peningkatan nilai hematokrit menunjukkan adanya defisit
volume cairan dan penurunan nilai hematokrit menunjukkan
adanya kelebihan volume cairan.
5.3.1. Timbang BB dengan menggunakan timbangan yang
sama, pakaian yang sama dan pada waktu yang sama.
BB > 2 %  defisit volume cairan.
Penambahan BB > 2 %  kelebihan volume cairan.
5.3.2. Kaji tanda dan gejala adanya dehidrasi dan kelebihan
volume cairan.
5.3.3. Kaji pengetahuan pasien dan keluarga terhadap
pengukuran intake dan output dan kemampuannya
dalam berpartisipasi aktif selama pengukuran.
8. Perawat/Bidan yang memonitor intake dan output cairan melakukan
tahapan implementasi sebagai berikut:
6.1. Jelaskan pada pasien dan keluarga bahwa pengukuran intake
dan output yang akurat penting untuk mengidentifikasi
kemungkinan terjadinya defisit maupun kelebihan volume
cairan.
MENGUKUR BALANCE CAIRAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS. HAJI JAKARTA

SPO/PROKEP/030 02 3/ 5

6.3. Ukur dan catat semua intake cairan yang meliputi:


6.3.1. Cairan yang terdapat pada makanan seperti kuah sayuran.
6.3.2.Obat-obatan cairan seperti antasid dan obat-obat yang
dicampur dengan air.
6.3.3. Intake nutrisi per oral termasuk melalui feeding tube.
6.3.4. Cairan intra vena.
6.4. Perawat/Bidan menganjurkan pasien dan keluarga untuk
Memanggil Perawat/Bidan pada saat mengosongkan
urinal/pispot/urine bag, agar dapat dihitung output dengan
akurat.
6.5. Perawat/Bidan mengosongkan dan catat output dari folley
catheter shift.
6.5.1. Perawat/Bidan mengobservasi warna dan karakteristik
urine yang terdapat pada folley catheter (urine bag).
Pengeluaran urine kurang dari 30ml/jam menunjukkan
adanya penurunan perfusi ginjal.
6.5.2 Perawat/Bidan mengukur dan catat semua output yang
meliputi urine, muntah, sekresi NGT dan drainage luka.
6.5.3. Perawat/Bidan menggunakan hand scoen pada saat
menghitung output cairan.
6.6. Perawat/Bidan yang memonitor intake dan output cairan
melakukan evaluasi sebagai berikut :
6.6.1. Evaluasi intake dan output pada setiap shift dan jumlah
total per 24 jam.
6.6.2. Monitor nilai HT.
6.6.3.Bandingkan BB harian, catat adanya peningkatan atau
penurunan yang lebih dari 2% dalam 24 jam.
6.7 Perawat/Bidan yang memonitor intake dan output cairan
memonitor terhadap hasil yang diharapkan maupun hasil yang
MENGUKUR BALANCE CAIRAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS. HAJI JAKARTA

SPO/PROKEP/030 02 4/ 5

tidak diharapkan.
6.7.1. Hasil yang diharapkan :
Konsentrasi urine dengan BJ 1,01-1,025.
Nilai Hematokrit 40%-54% untuk pria dan 38-47% untuk
wanita.
Pasien mempertahankan BB kurang lebih 2% dari BB normal.
6.7.2. Hasil yang tidak diharapkan :
Pasien mengalami kelebihan cairan, ditandai dengan intake
melebihi output, BB naik > 2% pada 24-48 jam dan terjadi
penurunan nilai Hematokrit. Intervensi yang dilakukan :
Kaji tanda dan gejala kelebihan cairan.
Kolaborasi dalam pemberian therapi diuretik dan
pembatasan cairan oral maupun intra vena.
Pasien mengalami deficit volume cairan yang ditandai
dengan output lebih besar dari intake, kehilangan BB > 2 %
pada 24 jam, terdapat peningkatan Ht. Intervensi yang
dilakukan :
Kaji tanda dan gejala defisit volume cairan.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan peroral
maupun intra vena.
9. Perawat/Bidan merapihkan pasien dan peralatan yang digunakan.
10. Perawat/Bidan mengakhiri pekerjaan dengan membaca Hamdallah.
11. Perawat/Bidan mengakhiri pekerjaan dengan mengucapkan Salam.
12. Perawat/Bidan melakukan cuci tangan 6 langkah.
13. Perawat/Bidan mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
danRespon pasien setelah diberikan tindakan pada lembar catatan
Perawat/Bidan.
Unit terkait - Rawat inap
MENGUKUR BALANCE CAIRAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


RS. HAJI JAKARTA

SPO/PROKEP/030 02 5/ 5

Anda mungkin juga menyukai