Managemen Sirosis Hepatis
Managemen Sirosis Hepatis
Manajemen Sirosis
Hepatis
Kerja Kelompok bersama Ibu Ns. Nuri Nazari M.Kep
Pengertian Sirosis Hepatis
Sirosis hepatis adalah penyakit yang
ditandai dengan adanya peradangan
difus dan membrane pada hati, diikuti
dengan proliferasi jaringan ikat,
degenerasi dan regresi sel-sel hati,
sehingga timbul kekacauan dalam
susunan parenkim hati.
t o mi dan f is io lo g i
Ana
Hati terletak di sudut kanan atas perut, terdiri dari lobus kanan dan kiri. Lobus
kanan lebih besar dan lobus kiri yang lebih kecil. Permukaan atas berbentuk
cembung dan terletak di bawah diafragma; permukaan bawah tidak rata dan
memperlihatkan lekukan, fisura transversus.
Etiologi
Keluhan pasien :
1. Pruritis
2. Urin berwarna gelap
3. Ukuran lingkar pinggang meningkat
4. Turunya selera makan dan berat badan
5. Ikterus (kuning pada kulit dan mata)
Tanda klasik :
1. Telapak tangan merah
2. Pelabaran pembuluh darah
3. Onset enselopati hepatitis dengan gagal hati
kronik lebih lambat dan lemah.
4. Peningkatan waktu protombin adalah tanda yang lebih khas
Patofisiologi
Hati pada awal perjalanan penyakitnya cenderung
membesar dan sel-selnya dipenuhi oleh lemak-lemak.
Hati tersebut menjadi keras dan dapat diketahui
melalui palpasi. Nyeri abdomen dapat terjadi akibat
pembesaran hati yang cepat sehingga menyebabkan
regangan pada selubung fibrosa hati (kapsule
glissoni). Pada perjalanan penyakit yang lebih lanjut
ukuran hati akan mengecil setelah jaringan parut
menyebabkan pengerutan jaringan. Apabila dapat
dipalpasi maka permukaan hati akan teraba benjol-
benjol.
Pathway
Pemeriksaan Penunjang
Pengkajian
Pengkajian Keperawatan menurut Brunner & Suddart, 2022 yaitu
berfokus pada awitan gejala dan faktor-faktor pencetus khususnya
penyalah gunaan alcohol dalam waktu yang lama.
a. Identitas Klien
b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
c. Pemeriksaan Fisik
Diagnosa
a. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan
intake yang tidak adekuat sekunder terhadap anorexia.
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan
berat
badan.
d. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan
ekspansi paru
e. Risiko kerusakan integritsa kulit berhubungan dengan imobilitas
sekunder
terhadap kelemahan
f. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme
regulasi, retensi natrium, hematemesis, melena.
perencanaan
Implementasi
Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien dengan
tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan, dengan melibatkan pasien,keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Brunner
& Suddart. 2002)