Anda di halaman 1dari 15

•Desi Sekartini

•Devina Komala D.
•Diah Arum K.
•Diana Eliawati
•Disca Sanita Putri

ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF CARE


PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS
Disusun Oleh:
Kelompok 3

1. Desi Sekartini
2. Devina Komala D.
3. Diah Arum K.
4. Diana Eliawati
5. Disca Sanita Putri

AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)


DHARMA WACANA METRO
TAHUN 2016
1
Definisi
Gagal ginjal kronis biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi
ginjal lanjut secara bertahap (Doenges, 1999; 626) Kegagalan
ginjal kronis terjadi bila ginjal sudah tidak mampu
mempertahankan lingkungan internal yang konsisten dengan
kehidupan dan pemulihan fungsi tidak dimulai. Pada
kebanyakan individu transisi dari sehat ke status kronis atau
penyakit yang menetap sangat lamban dan menunggu beberapa
tahun. (Barbara C Long, 1996; 368).

2
Etiologi
Begitu banyak kondisi klinis yang bisa menyebabkan
terjadinya gagal ginjal kronis. Akan tetapi apapun sebabnya,
respon yang terjadi adalah penurunan fungsi ginjal secara
progresif. Kondisi klinis yang memungkinkan dapat
mengakibatkan GGK bisa disebabkan dari ginjal sendiri dan
dari luar ginjal.
1. Penyakit dari ginjal
2. Penyakit umum di luar ginjal
3
Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron
(termasuk glomerulus dan tubulus) diduga utuh
sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh).
Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi
volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi
walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring.
Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk
berfungsi sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban
bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada
yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik
disertai poliuri dan haus.

4
MANIFESTASI KLINIS
Karena pada gagal ginjal kronis setiap sisem tubuh
dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan
memperhatikan sejumlah tanda dan gejala. Keparahan
tanda dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat
kerusakan ginjal, kondisi lain yang mendasari, dan usia
pasien.
Manifestasi kardiovaskuler, pada gagal ginjsl kronis
mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium
dari aktivasi system rennin-angiotenin-aldosteron), gagal
jantung kongestif, dan edema pulmoner (akibat cairan
berlebihan), dan perikarditis (akibat iritasi pada lapisan
pericardial oleh toksin uremik).

5
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
Pemeriksaan diagnostic dilakukan melalui pemeriksaan:
1. Laboratorium :
 Laju Endap Darah
 Ureum dan kreatini

 Hiponatremi dan Hiperkalemia

 Hipokalemia dan hiperfosfatemia

 Phosphate alkaline

 Hipoalbuminemia dan hipokolesterolemia

 Peninggian gula darah

 Hipertrigliserida

 Asidosis metabolic

2. Radiology
3. IIntra Vena Pielografi (IVP)
4. USG
5. EKG
6
PENATALAKSANAAN MEDIS
Adapun penatalaksanaannya yaitu : Penatalaksanaan konservatif,
Meliputi pengaturan diet, cairan dan garam, memperbaiki
ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa, mengendalikan hiperensi,
penanggulangan asidosis, pengobatan neuropati, deteksi dan mengatasi
komplikasi. Dan penatalaksanaan pengganti diantaranya dialysis
(hemodialisis, peritoneal dialysis) transplantasi ginjal.
Selain itu tujuan penatalaksanaan adalah menjaga keseimbangan
cairan dan elektrolit dan mencegah komplikasi yaitu sebagai berikut :
 Dialisis
 Koreksi hiperkalemi
 Koreksi anemia
 Koreksi asidosis.
 Pengendalian hipertensi
 Transplantasi ginjal

7
ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF CARE
PADA KLIEN GAGAL GINJAL KRONIS

Definisi Perawatan Paliatif


Perawatan Paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu yang
bersifat aktif dan menyeluruh, dengan pendekatan
multidisiplin yang terintegrasi. Perawatan paliatif untuk
mencegah, memperbaiki, mengurangi gejala-gejala suatu
penyakit, namun bukan berupaya penyembuhan. Suatu
pendekatan untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan
keluarganya dalam menghadapi penyakit yang mengancam
jiwa, melalui pencegahan, penilaian, pengobatan nyeri dan
masalah-masalah fisik lain, juga masalah psikologis dan
spiritual lainnya.

8
Prinsip Perawatan Paliatif
1. Menghilangkan nyeri & gejala-gejala yang menyiksa lain
2. Menghargai kehidupan & menghormati kematian sebagai
suatu proses normal
3. Tidak bermaksud mempercepat atau menunda kematian
4. Perawatan yang mengintegrasikan aspek psikologis dan
spiritual, sosial, budaya dari pasien dan keluarganya,
termasuk dukungan saat berkabung.
5. Memberi sistim dukungan untuk mengusahakan pasien
sedapat mungkin tetap aktif sampai kematiannya.
6. Memberi sistim dukungan untuk menolong keluarga
pasien melalui masa sakit pasien, dan sewaktu masa
perkabungan

9
Karakteristik Perawatan Paliatif
1. Menggunakan pendekatan tim untuk mengetahui
kebutuhan pasien dan keluarganya, termasuk konseling
kedukaan bila diperlukan.
2. Meningkatkan kwalitas hidup, dan juga secara positif
mempengaruhi perjalanan penyakit.
3. Perawaatan aktif, total bagi pasien yang menderita
penyakit yang tidak dapat disembuhkan
4. Pendekatan holistik : fisik, mental, spiritual, sosial
5. Pendekatan multi-disipliner : medis, non-medis,
keluarga

10
Manfaat Perawatan Paliatif
 Meningkatkan kualitas hidup Pasien GGK dan keluarganya
 Mengurangi penderitaan pasien
 Mengurangi frekuensi kunjungan ke rumah sakit
 Meningkatkan kepatuhan pengobatan

Pelaksana Perawatan Paliatif


 Petugas medis :
 Perawat
 Manajer kasus
 Dokter, fisioterapis, nutrisionis
 Keluarga pasien
 Petugas sosial komunitas : lay support
 Anggota KDS
 Petugas LSM

11
Syarat Perawatan Paliatif Yang Baik
 Menghargai otonomi dan pilihan pasien
 Memberi akses sumber informasi yang adekuat
 Ciptakan hubungan saling menghargai dan mempercayai antara pasien dengan
pemberi perawatan
 Berikan dukungan bagi keluarga, anak, petugas sosial yang memberikan
perawatan.
 Hormati dan terapkan nilai-nilai budaya setempat, kepercayaan / agama, dan
adat istiadat.

Jenis Perawatan Paliatif


 Pengobatan medikamentosa terutama penatalaksanaan nyeri dan gejala-gejala
lain
 Perawatan psikososial berupa :
 psikologis
 sosial
 spiritual
 kedukaan/berkabung

12
Penatalaksanaan
ujuan penatalaksanaan adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal dan
homeostasis selama mungkin. Seluruh factor yang berperan pada gagal
ginjal tahap akhir dan factor yang dapat dipulihkan (mis:obstruksi)
diidentifikasi dan ditangani. Komplikasi potensial gagal ginjal kronis
yang memerlukan pendekatan kolaboratif dalam perawatan mencakup :
 Hiperkalemia
 Perikarditis, efusi pericardial, dan tamponade
 Hipertensi
 Anemia
 Penyakit tulang

13
Penanganan
 Intervensi diet
 Hiperfosfatemia dan hipokalemia
 Hipertensi
 Hiperkalemia
Abnormalitas Neurologi
 Anemia

Terapi GGK
 Terapi Farmakologis
 Terapi konservatif
 Terapi simtomatik
 Terapi pengganti ginjal

14
15

Anda mungkin juga menyukai