0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2 tayangan1 halaman
Skripsi ini membahas tentang tindak pidana penggelapan dalam jabatan secara bersama-sama berdasarkan Perkara Nomor 657/Pid.B/2021/PN.Jkt.Brt. Ringkasannya adalah tiga orang terdakwa yaitu Dewi Susanti, Risyani, dan Lim Desy terbukti bersalah melakukan penggelapan barang milik orang lain secara bersama-sama dan dijatuhi hukuman penjara selama dua tahun en
Skripsi ini membahas tentang tindak pidana penggelapan dalam jabatan secara bersama-sama berdasarkan Perkara Nomor 657/Pid.B/2021/PN.Jkt.Brt. Ringkasannya adalah tiga orang terdakwa yaitu Dewi Susanti, Risyani, dan Lim Desy terbukti bersalah melakukan penggelapan barang milik orang lain secara bersama-sama dan dijatuhi hukuman penjara selama dua tahun en
Skripsi ini membahas tentang tindak pidana penggelapan dalam jabatan secara bersama-sama berdasarkan Perkara Nomor 657/Pid.B/2021/PN.Jkt.Brt. Ringkasannya adalah tiga orang terdakwa yaitu Dewi Susanti, Risyani, dan Lim Desy terbukti bersalah melakukan penggelapan barang milik orang lain secara bersama-sama dan dijatuhi hukuman penjara selama dua tahun en
Didi Indra Muhadi, Tindak Pidana Penggelapan Dalam Jabatan Secara Bersama- Sama. “Skripsi”. Banten : Program Studi Ilmu Hukum. Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Painan. 2022.
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kebutuhan dan kegiatan tersendiri,
untuk mendapatkan kedua hal tersebut dibutuhkan biaya dalam memenuhinya sehari- hari. Di dalam memenuhi kebutuhan kehidupannya tentu haruslah bekerja, pekerjaan merupakan profesi. Namun seiring perkembangan zaman kebutuhan seseorang semakin meningkat dan gaji atau upah pekerja tersebut tidaklah mencukupi kebutuhannya, sehingga kemungkinan akan menimbulkan adanya niat seseorang untuk melakukan perbuatan curang. Dalam hal ini tentu saja kecurangan tersebut merupakan pelanggaran atau peristiwa pidana. Pada dasarnya perbuatan seseorang yang memiliki jabatan atau kedudukan yang menggunakan kewenangan atau hak yang ia miliki secara menyimpang bertentangan dengan maksud dan tujuan dari diberikannya wewenang dari jabatan tersebut, serta melakukan perbuatan yang melawan hukum sehingga perbuatan tersebut merugikan orang lain ataupun instansi dengan cara menggelapkan baik berupa surat, barang, uang dan dokumen. Maka perbuatan tersebut dapat dikatakan penggelapan dalam jabatan. Tindak pidana penggelapan dalam jabatan biasa dikenal dengan penggelapan dalam pemberatan, dan diatur dalam Pasal 374 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Tindak pidana penggelapan dalam jabatan secara bersama-sama dalam Perkara Nomor : 657 / Pid.B / 2021 / PN.Jkt.Brt., adalah : Terdakwa 1. Dewi Susanti Binti Udin Sail dan Terdakwa 2. Risyani serta Terdakwa 3. Lim Desy pada hari Rabu tanggal 03 Juni 2021 sekitar jam 10.00 WIB atau pada waktu lain setidak-tidaknya dalam bulan Juni tahun 2021 bertempat di Komplek Pergudangan Nusa Indah Kapuk Poglar Jl. Kapuk Raya Rt.003/01 No.92H Kel. Kapuk Kec. Cengkareng Jakarta Barat atau setidak-tidaknya di tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Barat berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini, yang melakukan yang menyuruh melakukan, dan yang turut melakukan perbuatan dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan, yang dilakukan oleh orang yang penguasaannya terhadap barang karena ada hubungan kerja atau karena pencarian atau karena mendapat upah untuk itu. Menyatakan Terdakwa I Dewi Susanti Binti Udin Sail, Terdakwa II Lim Risyani, Terdakwa III Lim Desy, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana penggelapan dalam jabatan secara bersama-sama. Menjatuhkan pidana terhadap Para Terdakwa dengan pidana penjara masing-masing selama 2 (dua) tahun dan 6 (enam) bulan. Perlu adanya sosialisasi dalam pemindakan pelaku tindak penggelapan dalam jabatan secara bersama-sama. Misalnya dapat dilakukan dengan memberikan sanksi berupa ganti kerugian yang jumlahnya lebih besar dari nilai yang digelapkan, sehingga dapat memberikan efek jera terhadap para pelaku tindak pidana penggelapan.