Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PUTUSAN

Nomor 76/Pid.Sus/2015/PN.Lsm

KASUS POSISI

IDENTITAS TERGUGGAT;

1. Nama Lengkap : ERNAWATI Binti M.HUSEIN


2. Tempat Lahir : Kuala
3. Umur/Tanggal Lahir : 33 Tahun/13 Mei 1981
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Kebangsaan : Indonesia
6. Tempat Tinggal : Dusun Timur Desa Kuala Kecamatan Blang Mangat , Kota
Lhokseumawe
7. Agama : Islam
8. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

KRONOLOGIS :

Ernawati Binti M.Husein yang selanjutnya disebut sebagai Terdakwa merupakan


tetangga samping rumah dari sdri.Saksi Raudhatul Jannah Binti. Hasan Puteh yang
selanjutnya disebut sebagai Saksi Korban . Terdakwa sering sekali membujuk Saksi untuk
mengajak Saksi berangkat ke Malaysia sekitar sebanyak 9 kali , terakhir kali tahun 2014 tepatnya
akhir Bulan Desember 2014 namun Saksi tidak mau ikut dengan Terdakwa karena tidak
mendapatkan izin dari orang tua korban . Terdakwa juga menjanjikan kepada Saksi bahwa di
Malaysia nanti Saksi akan dipekerjaka di tempat Fotocopy dengan gaji yang besar yaitu
sebanyak Rp.2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) . Lalu akhirnya setelah mendapatkan
bujukan lagi dari Terdakwa , akhirnya Saksi mau untuk diajak pergi ke Malaysia. Saksi akhirnya
berangkat ke Malaysia dengan sembunyi-sembunyi dan tanpa izin dari orang tuanya. Terdakwa
pun sudah pernah meminta izin kepada orang tua saksi untuk memberangkatkan saksi ke
Malaysia , namun tidak diberikan izin dengan alas an saksi ialah seorang anak perempuan dan
nantinya tidak aka nada yang menjaga orang tua saksi.
Lalu setelah setuju untuk berangkat ke Malaysia , saksi lalu bertemu dengan teman
terdakwa yang bernama Kak linda di rumahnya . dan Kak Linda ini lah bersama Terdakwa yang
mengurus surat-surat atau passport keberangkatan Saksi ke Malaysia. Lalu terdakwa dijemput
oleh Kak Linda dan Suaminya dengan mobil untuk pergi ke Kantor Imigrasi Kota Lhokseumawe
guna mengurus pembuatan passport . Namun ketika sudah sampai di kantor Imigrasi Kota
Lhokseumawe , saksi tidak diizinkan untuk turun dari mobil dan diruruh menunggu di mobil
oleh terdakwa . Saksi lalu melihat Terdakwa dan Kak Linda sedang berbicara dengan salah
seorang petugas Imigrasi dan kemudian Terdakwa dan Kak Linda kembali ke mobil dan saksi
berserta yang lain lalu kembali ke rumah.

Pada Bulan Januari Tahun 2015 , terdakwa kembali mengajak Saksi untuk kembali
mendatangi Kantor Imigrasi Kota Lhokseumawe dan sesampainya di Kantor Imigrasi Kota
Lhokseumawe , Saksi bertemu dengan Darwani ayng sudah menunggu di kantor tersebut. Di
Kantor Imigrasi Terdakwa menyuruh saksi dan Darwani di foto oleh petugas imigrasi untuk
kepentingan pembuatan passport. Pada saat pembuatan passport , saksi tidak memiliki KTP
karena saksi masih berusia 16 (enam belas) Tahun. Namun setelah passport itu selesai , passport
tersebut tidak pernah diserahkan kepada saksi karena saksi hanya melihat dan menandatangani
passport tersebut saja.

Terdakwa memberangkatkan 4 orang korban termasuk saksi ke Malaysia dan yang


memegang passport saksi selama perjalanan ialah Kak Linda . Sesampainya di Malaysia, saksi
diserahkan kepada orang China untuk dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga. Saksi
bekerja seperti menyapu dan mengepel rumah , mencuci piring , membersihkan kamar mandi ,
mencuci sepeda motor , menjaga anak majikannya yang berjumlah tiga orang , membersihkan
AC rumahnya ,membersihkan kipas angina dan mengerjakan seluruh pekerjaan rumah kecuali
memasak karena majikannya tersebut selalu makan di luar rumah. Namun saksi tidak pernah
mengerjakan pekerjaan rumah tersebut setiap harinya dan hamper tidak ada waktu untuk saksi
beristirahat . Saksi juga tidak diijinkan untuk mengerjakan shalat di rumahnya dan jika saksi
shalat , majikannya langsung memukul saksi. Terdakwa juga ternyata tidak ikut dengan Saksi ke
Malaysia , terdakwa hanya membujuk saksi berangkat ke Malaysia dengan janji saksi akan
mendapat gaji yang besar.
DAKWAAN :

Jaksa Penuntut Umum Pengadilan Negeri Lhokseumawe menuntut Terdakwa dengan


Dakwaan Alternatif , yaitu diancam Pidana dengan Pasal 2 ayat (1) UU Nomor 21 Tahun 2007
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang atau dengan Pasal 83 UU Nomor 35
Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan Anak.

MENGADILI :

Majelis Hakim dengan memperhatikan fakta-fakta hukum yang ada tersebut langsung
memilih langsung dakwaan kesatu primair yakni melanggar Pasal 2 ayat (1) UU NO.21 Tahun
2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dan menjatuhkan pidana
terhadap terdakwa dengan pidana penjara 5 (Lima) Tahun dan denda sebesar Rp.200.000.000
(dua ratus juta rupiah) subsidair 3 bulan penjara.
ANALISIS

Terdakwa dipastikan melanggar Pasal 2 ayat (1) UU No 21 Tahun 2007 tentang


Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan orang yang berbunyi ,

“Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman,


pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan,
penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan,
penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari
orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut di
wilayah negara Republik Indonesia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun
dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp120.000.000,00
(seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).”

Majelis Hakim langsung memutuskan untuk memilih dakwaan kesatu primair ini karena
Terdakwa dianggap memenuhi unsur-unsur dalam pasal ini . Unsur-unsur dari Pasal 2 ayat (1)
UU No 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang ialah sebagai
berikut:
1. Setiap Orang
Yang dimaksud dengan setiap orang disini ialah orang perseorangan atau korporasi yang
melakukan tindak pidana perdagangan orang.1 Setiap orang disini ialah siapa saja subjek
hukum yang terhadapnya dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana yang dalam
perkara ini yaitu terdakwa Ernawati Binti M.Husen yang membenarkan identitasnya
sebagaimana dalam surat dakwaan dan selama persidanan terhadap diri terdakwa tidak
ditemukan adanya alas an pemaaf atau pembenar , maka kepada terdakwa dapat
dipertanggung jawabkan atas kesalahannya. 2

2. Melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan,


atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan,
penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau
posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun
1
Pasal 1 angka 4 UU No 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang
2
Pertimbangan Majelis Hakim pada Putusan Nomor 76/Pid.Sus/2015/PN.Lsm
memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk
tujuan mengeksploitasi orang tersebut di wilayah negara Republik Indonesia.
Perekrutan adalah tindakan yang meliputi mengajak , mengumpulkan ,
membawa , atau memisahkan seseorang dari keluarga atau komunitasnya. 3 Dalam unsur
ini Terdakwa terbukti telah melakukan perekrutan , dengan cara membujuk saksi terus
menerus dengan iming-iming bayaran yang tinggi hingga akhirnya saksi mau untuk
diajak pergi untuk bekerja di Malaysia . Lalu setelah saksi mau untuk diajak berangkat ke
Malaysia , saksi pun diangkut untuk selanjutnya ditampung terlebih dahulu di rumah
teman terdakwa yaitu Kak Linda sambil menunggu proses pembuatan passport dan surat-
surat lainnya yang dibutuhkan untuk keberangkatannya ke Malaysia . Setelah semua
persyaratan sudah lengkap , maka Saksi beserta 4 orang lainnya di kirim ke Malaysia .
Pengiriman adalah tindakan memberangkatkan atau melabuhkan seseorang dari satu
tempat ke tempat lain.4 Sesampainya di Malaysia , Kak Linda menyerahkan saksi kepada
seorang Cina dan hal ini memenuhi unsur Pemindahan atau penerimaan seseorang.
Lalu setelah Saksi dipindahkan ke tangan majikannya tersebut , saksi pun di
eksploitasi oleh majikannya tersebut dengan cara disuruh mengerjakan seluruh pekerjaan
rumah tanpa diberi waktu untuk beribadah dan juga beristirahat. Eksploitasi yang
dimaksud disini ialah Tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban yang meliputi
tetapi tidak terbatas pada pelacuran, kerja , atau pelayanan paksa , perbdakan atau praktik
serupa, perbudakan , penindasan , pemerasan , pemanfaatan fisik , seksual , organ
reproduksi , atau secara melawan hukum memindahkan atau mentransplantasi organ
dan/atau jaringan tubuh atau memanfaatkan ternaga atau kemampuan seseorang oleh
pihak lain untuk mendapatkan keuntungan baik materiil maupun immaterial. 5
Oleh karena terdakwa mampu bertanggung jawab maka harus dinyatakan bersalah
dan harus dijatuhi pidana , semua unsur dari Pasal 2 ayat (1) UU No.21 tahun 2007
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang telah terpenuhi , maka
terdakwa dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana
sebagaimana didakwakan dalam dakwaan alternative Kesatu .

3
Pasal 1 angka 9 UU No 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
4
Pasal 1 angka 10 UU No 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
5
Pasal 1 angka 7 UU No 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan

Anda mungkin juga menyukai