Anda di halaman 1dari 12

‫‪Edisi : 029/Tahun II/ 2022‬‬ ‫‪22 Juli 2022 M / 23 Dzulhijjah 1443 H‬‬

‫‪MENJAGA AMANAH‬‬
‫‪Oleh: Ust. Saiful Bahri, S.Ag.‬‬

‫‪Khutbah Pertama‬‬
‫ُعلَيحهمُالح َغ حدرَُ‬ ‫ََ َ َ ح َ ََ َ ح َ‬ ‫ذ‬ ‫َ ح‬
‫أل َمانَ ُِة َ‬
‫‪ُ،‬و َح ذر َم َ‬ ‫ُلَعُال ِعبا ِدُأداءُا‬‫ُاَّليُفرض َ‬ ‫هلل ِ‬ ‫اْلمدُ ُ ِ‬
‫ح‬ ‫َ‬
‫ِ‬
‫َ ح َ َ َ ح َ َ ََ ح َ َ ذ‬ ‫َح َ َ ح َ َ ذ‬ ‫َ حَ َ‬
‫ُل‪ُ،‬وأشهدُأنُ‬ ‫َُشيك ُ‬ ‫اْليان ُِة‪ُ ،‬وأشهدُأنُالُ ِالـهُإالُاهللُوحدهُال ِ‬ ‫و ِ‬
‫َ‬ ‫َ َ ذ َح‬ ‫اُعبحده َ‬ ‫َذ ً َ‬
‫ُو َرسول‪ُ،‬الُن ِِبُبعدهُ‪.‬‬ ‫ُممد‬
‫َ‬ ‫ََ ح َ َ ح ح‬ ‫َ‬ ‫ح‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫َ ذ ّ َ ّ ََ ّح َ َ‬
‫انُ‬ ‫َ‬
‫ُوأصحابِ ِهُومنُت ِبعهمُبِ ِإحس ٍ‬ ‫ُآل ِ‬
‫اللهمُصلُوسلمُلَعُُمم ٍدُولَع ِ ِ‬
‫ح‬ ‫ّ‬ ‫ح‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِإَلُيومِ ُادلينُ ُ‬
‫ادُ اهلل‪ ُ،‬أ حوصيحك حمُ َو َن حفِسُ بتَ حق َوىُ اهللُ َف َق حدُ فَازَُ‬ ‫ّ َح ََ َ َ‬
‫أماُ بعد‪،‬فياُ ِعب‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ح‬ ‫ذ‬ ‫ح‬
‫الـمتقون‪ُ،‬‬
‫ح َ ح َ َٰٓ َ ُّ َ ذ َ َ َ ْ َ َ ْ ذ‬
‫ٱَّللَ‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ََ َ‬ ‫َ َ‬
‫آنُالع ِظي ُِم‪ :‬يأيها ٱَّلِين ءامنوا َل َتونوا‬ ‫قالُاهللُتعاَل ُ ِِفُالقر ِ‬
‫ۡ ََ ۡ َۡ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َ َْ‬
‫َو ذ‬
‫ٱلرسول وَتون ٓوا أمَٰنَٰتِكم وأنتم تعلمون‬
‫‪Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,‬‬
‫‪1‬‬
Kesempurnaan iman dalam Islam ukurannya adalah
kemuliaan akhlak atau budi pekerti, sebagaimana sabda
Rasulullah SAW:
ً ‫ح‬ َ ‫حَ ح ح حَ حَ ً َ ح‬
ُ‫أكملُالمؤ ِم ِنْيُ ِإيماناُأحسنهمُخلقا‬
“Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya
adalah yang paling baik akhlaknya di antara
mereka” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dll.)

Diantara akhlak yang banyak berhubungan dengan


hajat hidup bersama dalam masyarakat adalah sifat
amanah. Kata ini berasal dari bahasa Arab, yakni amina-
ya’manu- amānatan. Kata amanah memiliki arti bisa
dipercaya atau jujur.

Ada tiga kata serupa yang semuanya dibentuk dari


huruf alif, mim dan nun yaitu aman, amanah dan iman.
Ketiganya memiliki hubungan yang erat, yaitu
menunjukkan kepada ketenangan atau tuma’ninah.
Amanah menunjukkan pada kepercayaan, dan
kepercayaan adalah ketenangan, sedang aman adalah
hilangnya rasa takut. Ini juga berarti ketenangan.
Kemudian iman bermakna pembenaran dan ketetapan

2
(iqrar) serta amal perbuatan, yang di dalamnya terdapat
pula ketenangan.

Amanah merupakan salah satu sifat wajib yang


dimiliki para rasul. Nabi Muhammad SAW dalam
pergaulan masyarakat sangat terkenal dengan sifat
utamanya yang selalu bisa dipercaya, sehingga secara
otomatis masyarakatnya (yaitu kaum Quraisy)
memberinya julukan ‘al-amin’, artinya orang yang
terpercaya.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,


Kata ‘amanah’ dalam bahasa Indonesia memiliki
kandungan makna sesuatu yang dititipkan atau
dipercayakan kepada orang lain. Amanah adalah
kepercayaan yang diberikan seseorang untuk dipelihara
dan dijalankan sebaik mungkin. Orang yang diberi
amanah harus menghindari adanya kemungkinan
menyia-nyiakan amanah tersebut, baik karena sengaja
ataupun lalai (lengah). Amanah adalah sifat seseorang
yang mampu menjaga dengan sebaik mungkin
kepercayaan yang diberikan kepadanya di tengah
lingkungan masyarakat atau komunitas sekitarnya.

3
Allah SWT memerintahkan agar umat manusia
menunaikan amanah kepada siapa saja yang memiliki
haknya:
َ ‫ح‬ َ ‫ح‬ ‫ح‬ َ َ َ َ ‫ح‬ َ َ َ َ َ‫ح َ ح َّ ح‬ ‫َّ َّ َ َ ح‬
ُ‫اس‬ ّ َ
ِ َ‫اتُ ِإَلُأه ِلهاُو ِإذاُحكمتمُبْيُال‬ ِ ‫ِإنُاَللُيأمركمُأنُتؤدواُاألمان‬
ً‫يعاُبَصريُا‬ً ‫ُس ُم‬ َ َ َّ َّ
َ ‫َُك َن‬ ‫ح‬ َ َ ّ َ َ ّ َّ ‫ح َ ح‬ ‫َ ح َح‬
ِ ِ ‫أنَُتكمواُبِالعد ِلُ ِإنُاَللُنِ ِعماُي ِعظكمُبِ ِهُ ِإنُاَلل‬
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menunaikan
amanah kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya
Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar
lagi Maha melihat”. (Qs. An Nisa: 58)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,


Arti pentingnya sifat amanah ini ditegaskan dalam
sabda Rasulullah SAW:
َ َ ‫َ َ َ َ ح َ ََ ََ َ َ َ َ َ ح َ َ ح‬
ُ ‫الُ ِدينُلِمنُالُعهد‬
‫ُل‬ ُ ‫الُ ِإيمانُلِمنُالُأمانةُلُو‬
“Tidak sempurna iman seseorang yang tidak
amanah, dan tidak sempurna agama orang yang tidak
menunaikan janji” (Hadis Riwayat Ahmad).

4
Dalam hadis tersebut, ditegaskan bahwa sifat
amanah dijadikan sebagai ukuran (indikator)
kesempurnaan iman dan agama seseorang. Sebab
memang sifat saling percaya itulah yang menjadi pilar
pembentuk ketentraman hidup di masyarakat.
sebaliknya bila di tengah masyarakat sikap saling
percaya sudah terkikis atau habis, maka yang tercipta
pasti hanyalah malapetaka. Keluarga bisa tercerai berai,
masyarakat penuh ketidakpastian, negara dapat diliputi
kekacauan. Na’udzubillahi min dzalika !

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,


Amanah yang ada dalam kehidupan sehari-hari
sangat banyak contohnya, dan pada gilirannya itu
menjadi sebuah kewajiban yang akan
dipertanggungjawabkan. Misalnya: pernikahan,
pekerjaan, jabatan, pengasuhan anak dan sebagainya.
Dalam suatu hadits Rasulullah SAW mengingatkan:
َ ََ ‫ذ‬ َ ‫ُّ ح َ َ ُّ ح َ ح ٌ َ ح َ ذ َ ح‬
ٍ ‫اسُر‬
ُ‫اع‬ ‫ذ‬
ِ ‫ُاَّليُلَعُال‬
ِ ‫ُعنُر ِعي ِت ِهُفاأل ِمري‬
ُ ‫اعُوُككمُمسئول‬ ٍ ‫ُككمُر‬
َ ٌ ‫َ َح ح َ َ َ ح‬
‫ُعنحه ُمح‬‫علي ِهمُوهوُمسئول‬
“Kamu semua adalah pemimpin, dan kamu akan
dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.

5
Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya
dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat
yang dipimpinnya… ” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Pada dasarnya, setiap orang adalah pemimpin atas


dirinya sendiri. Mengapa sifat amanah wajib dimiliki
oleh tiap individu, maka kandungan makna dalam hadis
ini kita temukan. Jika seseorang sudah tidak bisa
menjaga kepercayaan yang diberikan kepada dirinya
sebagai individu, tentu akan bermasalah jika harus
menerima kepercayaan yang menyangkut banyak
orang.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,


Dalam satu riwayat, ada seorang sahabat bernama
Abu Dzar r.a. yang meminta suatu jabatan (pekerjaan)
kepada Nabi SAW, tapi kemudian beliau memberi
nasehat bahwa jabatan itu merupakan amanah :
َ َ َ َ َ َ َ َ ‫ح‬ َ َ َ ‫َ َ َ ذ‬ ‫َ ح َ َ ِّ َ َ ح‬
ُِ‫بُ ِبي ِده‬ ُ ‫ُفَض‬:ُ‫ُاَللُأالُتستع ِمل ِِن؟ُقال‬ ِ ‫ُياُرسول‬:ُ‫عنُأ ِِبُذرُقالُقلت‬
َُ‫ُوإ َن َهاُيَ حوم‬، َ ‫ُوإ َن َهاُأَ َمانَ ٌة‬،
َ ‫ُض ِعيح ٌف‬
َ ‫ك‬َ ‫ذ َ َ َ َ َ َ ِّ ذ‬
‫ن‬ ‫إ‬ ُ‫ر‬‫اُذ‬ ‫ب‬‫اُأ‬ ‫ي‬ ُ :ُ‫ال‬ ‫ُق‬‫م‬‫ُث‬‫ِن‬
‫ََ َح‬
ِ ِ ِ ِ ِ ‫لَعُمن‬
‫ك‬
َُ‫يُعلَيحهُفيحها‬ َ ‫ىُاَّل‬ ‫ح ٌ َ َ َ َ ٌ ذ َ ح َ َ َ َ َ ِّ َ َ َ ذ ذ‬ َ َ ‫ح‬
ِ ِ ِ ‫اُِبقهاُوأد‬ِ ‫ُخزيُوندامةُ ِإالُمنُأخذه‬ ِ ‫ال ِقيام ِة‬

6
Dari Abu Dzar, ia berkata, “Aku berkata, ‘Wahai
Rasulullah! Tidaklah engkau mempekerjakan (dalam
suatu jabatan) kepadaku?’ Ia berkata, ‘Maka beliau
menepuk pundakku dengan tangannya kemudian
bersabda, ‘Hai Abu Dzar, sesungguhnya engkau lemah,
dan sesungguhnya pekerjaan (jabatan) itu adalah
amanah, dan sesungguhnya ia adalah kehinaan dan
penyesalan di hari Kiamat, kecuali orang yang
mengambilnya dengan haknya dan menunaikan
kewajiban padanya” (H.R. Muslim)

Hadits ini mengandung pesan, agar kita jangan suka


meminta suatu jabatan (amanah) bila sebenarnya kita
bukan orang yang memiliki keahlian. Sebab
dikhawatirkan justru akan menyebabkan
terbengkalainya amanah dan menimbulkan kerugian
atau merusak kepentingan yang lebih besar. Dan apabila
hal itu terjadi, maka kita pun akan dinilai sebagai orang
yang tidak amanah.

Orang yang tidak menunaikan amanah merupakan


salah satu pertanda dan perilaku dari orang munafik !
Ingat pesan Nabi SAW:

7
ٌ َ َ َ َ َ َ َ‫َ َح َ َ ذ‬ ‫َ ح َ َ َ ذ ِّ َ ذ‬ َ ‫َ ح‬
ُ:‫ آيةُالمنافِ ِقُثالث‬:‫ال‬ُ ‫عنُأ ِِبُهريرةُع ِنُال ِِبُصَّلُاهللُعلي ِهُوسلمُق‬
َ َ َ ‫َ َ َ َ َ ح ََ َ َ ح‬ َ َ َ َ ‫َ َ ذ‬
ُ‫ُو ِإذاُاؤت ِمنُخان‬،‫ُوإذاُوعدُأخلف‬، ِ ‫ِإذاُحدثُكذب‬
Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW
bersabda, tanda-tanda orang munafik ada tiga, jika
berbicara dia berdusta, jika berjanji dia mengingkari, dan
jika diberi amanah (kepercayaan) dia berkhianat. (HR.
Bukhari dan Muslim)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,


Kita menyaksikan dalam kehidupan ini, bagaimana
mirisnya tindakan khianat justru dilakukan oleh orang-
orang yang semula sangat dihormati di masyarakat. Ada
berbagai kasus yang terjadi, baik di dunia pendidikan,
lembaga sosial kemanusiaan, lembaga pemerintahan
dan bahkan penegak hukum. Fenomena ini
menunjukkan bahwa perilaku amanah ini benar-benar
dalam keadaan darurat, dan harus ditegakkan dalam
kehidupan masyarakat. Bila hal ini terabaikan, maka
kita tidak akan pernah merasa tenang. Kita akan
mengalami kekhawatiran, kepada siapa harus menaruh
kepercayaan dalam urusan hidup sehari-hari. Berjual

8
beli, bertetangga-bermasyarakat, mendidik anak,
berorganisasi dan lain sebagainya ..

Sesungguhnya, orang yang telah mengkhianati


amanah, maka dia akan mengalami kerugian sendiri
secara langsung. Contoh sederhana, misalnya ada
seorang pedagang yang mengkhianati pembelinya;
maka pasti kecurangannya kemudian akan menyebar
dan dikenal luas. Pelanggan yang selama ini ada, pasti
akan berpindah ke tempat lain. Hal ini dengan
sendirinya akan menutup jalan rejekinya. Akan sulit
sekali orang mempercayainya kembali. Ibarat pepatah
mengatakan: “sekali lancung ke ujian, maka selamanya
orang tak akan percaya.”

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,


Dalam hal ini, Allah SWT memerintahkan kita agar
menjadi orang yang menunaikan amanah dan jangan
berkhianat:
َ ‫َ َٰٓ َ ُّ َ ذ َ َ َ ْ َ َ ْ ذ َ َ ذ‬
ۡ‫ول َو ََتون ٓوا ْ أَ َم َٰ َنَٰتِك ۡم َوأَنتم‬‫يأيها ٱَّلِين ءامنوا َل َتونوا ٱَّلل وٱلرس‬
َ ََۡ
‫تعلمون‬

9
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengkhianati Allah dan Rasul; dan janganlah kamu
mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan
kepadamu, sedang kamu mengetahui. (Qs. Al Anfal: 27)

Akhirnya, marilah kita selalu berupaya


menciptakan suasana saling percaya dan hendaknya
kita menjadi masyarakat yang suka menegakkan
(menjaga) amanah dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga Allah SWT senantiasa menjaga kita semua dari
bahaya perilaku khianat. A-miin.
َُ‫ُو ِايِّاك حمُب َماُ ِفيح ِهُ ِمن‬ َ ‫ُولَك حمُِفُالحق حرآنُالح َع ِظيحم‬
َ ‫ُو َن َف َعِن‬. َ ‫ار َكُاهللُِل‬َ َ‫ب‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
‫ََ ذ‬ ‫ح‬ ‫ِّ َ ح‬ َ ‫حَ ح َ َ َ ذ‬ ‫َ ِّ ح‬ َ
ُ‫ُ وتقبلُ اهللُ ِمِنُ و ِمنكمُ تِالوتهُ ِانه‬.‫كي ِم‬ ِ ‫اتُ واَّلك ِرُ اْل‬ ِ ‫اآلي‬
‫االسميحعُالح َعليمُح‬
‫ه َو ذ‬
ِ ِ
Khutbah Kedua
ََ َ َ َ ‫ََ َ َ ذ َ َ ذ َ ََ َ ّ َ َذ ح ح‬ ‫ح‬ َ ‫َ ح‬
ُ‫ُولَع‬،‫ُلَعُس ِي ِدناُُمم ٍدُالمصطَف‬
ُ ‫ُوُالصالةُوالسالم‬، ُ ‫هللُوكَف‬ ِ ُُ‫ْلمد‬ ُ ‫ا‬
َ َ ‫َ ح َ َ َ ح‬ ‫ََ ح َ َ ح حَ َ َ ح َ َ ح ذ َ ذ‬
ُ،‫َُشيكُل‬ ِ ‫ ُأشهدُأنُالُ ِإلُ ِإالُاهللُوحدهُال‬.‫آلُوأص َحابِ ِهُأه ِلُالوفا‬ ِِ
‫ذ‬ َ َ ِّ َ َ َ ِّ َ ‫ذ‬ ‫ح‬ َ َ ‫ح‬ َ ً ‫ََ ح َ ذ َ ّ َ َ َذ‬
ُ‫ اللهمُصلُلَعُسي ِدناُُمم ٍد‬.ُ‫وأشهدُأنُس ِيدناُُممداُعبدهُورسول‬
‫ُو َسلِّ حمُت َ حسليح ًماُك ح‬
ًُ‫ثريا‬ َ ‫ح‬ ََ َ ََ
ِ ِ َ ‫ِولَعُا ِ ِلُوأصحابِ ِه‬

10
‫اعلَمواُح‬ ‫َ حَ ََ َ َ حَ ح َ ذ َ َ َ ح‬ ‫ذ‬ ‫ذ‬ ‫َ‬ ‫َ ذ َ ح َ َ َ ُّ‬
‫ُأماُبعدُفياُايهاُالاسُ ِاتقوااهللُ ِفيماُأمرُوانتهواُعماُنَهُو‬
‫ََ َ‬ ‫ح‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬ ‫َذ َ َََ ح َح َََ ح َح‬
‫أنُاهللُأمركمُبِأم ٍرُبدأُ ِف ُي ِهُبِنف ِس ِهُوثـَنُبِمآلُ ئِك ِت ِهُبِقد ِس ِهُوقالُ‬
‫اُصلُّواُح‬ ‫ُآمن حو َ‬ ‫َ ُّ َ ذ‬
‫اُاَّل حي َن َ‬ ‫ذ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ح‬ ‫ُّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ذ‬ ‫َ ََ‬
‫ُلَعُال ِِبُيآُايه ِ‬ ‫تعاَلُ ِإنُاهللُومآلئِكتهُيصلون َ‬
‫ُو َسلِّم حواُت َ حسليحما‪ً.‬‬ ‫َ‬ ‫َعلَيهح‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ذ‬ ‫َ ِّ َ َ‬ ‫َ َ ح َ َ ِّ ح َ َ َ‬ ‫ذ َ ِّ َ َ َ ِّ َ َ ذ َ ذ‬
‫ُآلُسي ِدناُُمم ٍدُ‬ ‫ُاللهمُصلُلَعُسي ِدناُُمم ٍدُصَّلُاهللُعلي ِهُوسلمُولَع ِ‬
‫َ ح َذ حَ َ ح َ ّ ذ َ ح ََ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ََ َح‬
‫ولَعُان ِبيآئِكُورس ِلكُومآلئِك ِةُالمقربِْيُوارضُاللهمُع ِنُاْللفاءُِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ذ‬ ‫ذ‬ ‫َ‬ ‫ح‬ ‫ََ َ َ‬ ‫َ‬ ‫ح َ َ َ ح َ َ َ ح‬ ‫ذ‬
‫لَعُ وعنُ ب ِقي ِةُ الصحاب ِةُ‬ ‫اش ِدينُ أ ِِبُ بك ٍرُ وعمرُ وعثمانُ و ِ ُ‬ ‫الر ِ‬
‫اُم َعهمُح‬ ‫َ َ ح ِّ ح َ ح َ َ‬
‫ُع ذن َ‬ ‫َ‬ ‫ذ حَ َ ح ح‬ ‫َ ذ حَ ََ‬
‫انُ ِاَلُيومِ ُادلي ِنُوارض‬ ‫ٍ‬ ‫س‬ ‫ح‬ ‫ا‬
‫ِِ‬ ‫ُب‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ُل‬ ‫ْي‬ ‫ع‬ ‫ِِ‬ ‫اب‬ ‫ُاتل‬‫ِع‬ ‫واتلابِ ِعْيُوت ِ ِ‬
‫اب‬
‫اْح حْيَُ‬ ‫ذ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ح‬ ‫َ حَ َ َ َ‬
‫بِرْح ِتكُياُأرحمُالر ِ ِ‬
‫َ َ ح‬ ‫َ‬ ‫ح‬ ‫َح ح حَ َح‬ ‫َ‬ ‫َ ذ ح ح ح ح حَ َح ح‬
‫اتُاالحيآءُ‬ ‫ْيُوالمس ِلم ِ‬ ‫ات ُوالمس ِل ِم ُ‬ ‫ْي ُوالمؤ ِمن ِ ُ‬ ‫ُاللهمُ ُاغ ِفرُ ُلِلمؤ ِم ِن ُ‬
‫َ‬ ‫ح ح َح َح‬
‫اتُ‬ ‫ِمنهمُواالمو ِ‬
‫ادكَُ‬ ‫ذ َ ذ ح ح َ َ َ ح ح ح َ َ َ ذ ِّ ح َ َ ح ح ح َ َ ح ح َ َ‬
‫ِّش ِكْيُوانُصُ ِعب‬ ‫إلسالمُوالمس ِل ِمْيُوأ ِذلُالِّشكُوالم ِ‬ ‫اللهمُأ ِعزُا ِ‬
‫ُد ُِّمرُح‬‫ح َ ِّ ذ َ َ ح ح َ ح َ َ َ ِّ ح َ َ ح ح َ ح َ َ َ ح ح ح َ َ َ‬
‫الموح ِديةُوانُصُمنُنُصُادلينُواخذلُمنُخذلُالمس ِل ِمْيُو‬
‫ح‬ ‫ِّ‬ ‫َ‬ ‫ح‬ ‫َ‬ ‫َ ح َ َ ِّ ح َ ح َ َ َ َ‬
‫ُُكماتِكُ ِإَلُيومُادلي ِن‪ُ.‬‬ ‫أعداءُادلي ِنُواع ِل ِ‬

‫‪11‬‬
‫اْل حْغَُ‬‫ك َرُ َو ح َ‬ ‫ح َ ح َ ذ حَ َ َ َ ح َ َ َ َ حَ َ َ َ حَ ح َ َ َ ح ح َ‬
‫امهللُ ادفعُ عناُ اْلالءُ والغالءُ والوباءُ والفحشاءُ والمن‬
‫ن‪ُ ،‬منُح‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ُّ ح َ ح ح َ َ َ َ ذ َ َ َ ح َ َ َ َ َ َ ح‬
‫والسيوفُالمخت ِلفةُوالشدائِدُوال ِمحن‪ُ،‬ماُظهرُ ِمنهاُوماُبط ُ ِ‬
‫ُك َ ح‬
‫َُش ٍُءُقَ ِديح ُرٌُ‬ ‫ح ح حَ َ ذ ً ذ َ ََ ّ‬ ‫َ‬ ‫ََ َ َ َ َ ذ ً َ ح ح‬
‫انُالمس ِل ِمْيَُعمة‪ِ ُ،‬إنكُلَع ِ‬ ‫َلناُهذاُخاصةُو ِمنُبَل ِ‬
‫ذ َ َح‬
‫ب ِ‬
‫ح حَ َحَ‬ ‫َ‬ ‫َ ح‬ ‫َ‬ ‫حَ ح َ ح ح‬ ‫َ َ‬
‫انُو ِإيتاءُِ ِذيُالقرَبُوينَهُ‬ ‫ِ‬ ‫س‬ ‫ح‬ ‫اإل‬ ‫ُو‬‫ل‬‫ِ‬ ‫د‬ ‫ع‬‫ال‬ ‫ِ‬ ‫ُب‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫أ‬ ‫ُي‬‫ُاهلل‬ ‫‪ُ،‬إن‬ ‫هلل‬
‫ِ‬ ‫ُا‬‫اد‬ ‫ِعب‬
‫ح ََذ ح ََ ذ ح َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ ح َ َ ح ح َ َ َح‬ ‫َ‬
‫ْغ‪ُ،‬ي ِعظكمُلعلكمُتذكرون‪ُ .‬فاذكرواُ‬ ‫اْل‬
‫ِ َ ِ‬ ‫و‬ ‫ُ‬ ‫ر‬ ‫ك‬ ‫ن‬‫م‬ ‫ال‬‫ُِو‬
‫ء‬ ‫ا‬ ‫ش‬‫ح‬ ‫ُالف‬ ‫ن‬
‫ِ‬ ‫ع‬
‫بَ‬ ‫ح‬ ‫َ‬ ‫َ حَ حَ َح ح ح َ ح‬
‫هللُأك ُ‬‫َّلكرُا ِ‬ ‫اهللُالع ِظيمُيذكركمُو ِ‬

‫‪12‬‬

Anda mungkin juga menyukai