Anda di halaman 1dari 1

Asap

Duhanita A

"Terbang! Terbang dengan cepat sebelum ajal mendekat"

PANGKALAN NYAMUK adalah suatu tempat yang gelap untuk penduduk nyamuk yang
tinggal untuk berkumpul, bersinggah, dan bertelur. Pada siang hari, sisa-sisa ketegangan
masih sangat melekat di hati penduduk nyamuk. Pasalnya, saat mereka mencari setetes
darah untuk bertahan hidup, para manusia mempunyai cara untuk membasmi penduduk
nyamuk. Hal itu menghadirkan rasa sesak yang menekan dan terpancar dari wajah
penduduk. Sesekali masih tercium aroma menyengat dekat cahaya yang berasal dari rumah
besarnya manusia. Masih tercium dan terasa, asap itu adalah sesuatu paling menyiksa
dalam hidup dan aku salah satu yang bisa selamat dalam ancaman itu.

Di Pangkalan Nyamuk, kami diklasifikasi berdasarkan jenis dan kasta mana yang paling
mematikan bagi nyawa manusia. Kasta pertama; keluarga Anopheles, mereka bertanggung
jawab penyebaran malaria pada manusia mereka punya tempat dekat air di Pangkalan
Nyamuk. Kasta kedua; keluarga Aedes, mereka kasta tertinggi kedua karena bisa membuat
para manusia menderita karena gigitannya. Keluarga Aedes bertanggung jawab penyebaran
virus dengue--para manusia menyebutnya dengan demam berdarah-- dan mereka selalu
mencari tetesan darah pada waktu setelah matahari terbit dan sebelum matahari terbit.
Kasta ketiga; aku, keluarga Culex yang menggigit pada malam hari dan biasanya
bersemayam di dalam ruangan manusia sebelum dan setelah menghisap darah.

Para manusia bukan lawan sembarangan bagi penduduk nyamuk. nyamuk juga bukan yang
sepadan untuk manusia, dengan ukuran yang kecil dan dapat terbang, nyamuk dapat
menggigit manusia sebanyak yang ia mau. Manusia berevolusi, pikiran manusia tidak ada
yang bisa dipahami. Dahulu nyamuk berburu dan hanya memiliki resiko akan ditepuk oleh
manusia, namun sekarang tidak. Manusia sudah banyak menciptakan senjata-senjata
pembasmi penduduk nyamuk. Dari bentuk bundar mengeluarkan asap, tabung
mengeluarkan cairan, alat kejut listrik yang mematikan, dan sekarang senjata berisik dan
besar.

Kulepaskan pandanganku sekali lagi ke sekeliling Pangkalan Nyamuk. Kilas balik beberapa
jam sebelum pemusnahan itu terjadi. Banyak penduduk yang terbang ke sana-kemari,
berteriak dan menjerit bahkan ada seorang nyamuk yang menyadarkanku “Terbang!
Terbang dengan cepat sebelum ajal mendekat!” Saat itulah tiba-tiba terdengar suara bising
beserta asap dari arah selatan, disusul kegaduhan yang semula tak begitu jelas, hentakan
kaki para manusia menggendong senjata besar berisi asap. Semakin lama semakin nyata.
Itu adalah suara bising yang berasal dari senjata buatan manusia. Terdengar jeritan
penduduk nyamuk di ambang maut, keras, dan memilukan. Kasta penduduk sudah tidak
ada lagi lenyap sekali lenyap. Manusia mengetahui Pangkalan Nyamuk di mana. Tiba-tiba
aku merasa pusing.

Anda mungkin juga menyukai