CONTOH MANAJEMEN RISIKO BERDASARKAN KATEGORI RISIKO
KATEGORI KEGIATAN DEFINISI OPERASIONAL
DAN CONTOH Ketersediaan dan Kapasitas Pembayaran klaim BPJS Sumber Daya terhambat Penggunaan dana melebihi perencanaan Persaingan layanan Perhitungan unit cost tidak relevan Kekosongan perbekalan farmasi Kekurangan alat medis Pemeliharaan Alat dan Sistem Bertambahnya usia alat Teknologi Informasi Penggunaan alat melebihi kapasitas alat Financial ( Menjaga Aset) Staf atau pegawai baru yang belum terlatih Patensi alat menurun Kalibrasi terlambat Keamanan integritas teknologi dan akses IT Program Retensi Pegawai Tidak adanya system automatis untuk pengurusan jenjang karir Retensi pegawai rendah karena tawaran yang lebih menggiurkan di luar Budaya menyalahkan yang masih tinggi Beban kerja yang semakin tinggi Tidak terdistribusinya pekerjaan dengan merata Bekerja tanpa fasilitas dan system keamanan yang memadai Kepatuhan terhadap Undang – Tuntutan hokum Undang Desain alat dan ruangan tidak ____________________________ memenuhi ketentuan regulasi Kepatuhan terhadap Peraturan yang berlaku Pemerintah Pembangunan gedung tidak sesuai dengan perencanaan dan tidak memenuhi Compliance (Kepatuhan peraturan yang berlaku di RS terhadap Hukum dan Kepatuhan terhadap Kebijakan Tugas tanpa panduan yang Peraturan) dan SPO yang ada di RS jelas Kebijakan dan SPO tanpa distribusi dan diseminasi yang jelas Staf baru belum sempat mendapatkan pelatihan atau sertifikat kadaluarsa Anggota tim baru tanpa system supervisi yang jelas System penilaian kinerja tidak ada Tidak adanya umpan balik Survey Budaya Budaya melapor masih rendah Korupsi dan gratifikasi Fraud dalam pelayanan Staf melanggar peraturan tanpa konsekuensi Survey Pegawai dan Pelanggan Tidak adanya sitem medical Internal check up yang regular dan sistem dukungan terhadap Reputation masalah kesehatan staf Identifikasi risiko kerja dan penyakit akibat kerja tidak komprehensif tidak ada tindak lanjut Survey Kepuasan dan Komplain Pegawai / peserta didik baru Pelanggan Eksternal (Peserta turn over tinggi Didik dan Pasien) Tidak adanya sanksi administrative yang tegas bagi para pelanggar Semakin banyak pasien kelas ekonomi rendah kendala untuk untuk berobat Semakin banyak pasien kelas ekonomi tinggi tuntutan tinggi Penilaian risiko tidak Terlaksananya Rencana Strategis ditindaklanjuti Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana pengembangan tidak Rencana Pengembangan sinergis Penyusunan dan Pelaksanaan Sulitnya koordinasi tim Program Kerja (Pelayanan karena tugas yang multiple Penyusunan dan Pelaksanaan Pembagian tugas tidak jelas Program Mutu tidak ada yang Penurunan atau Pencegahan mengerjakan Operasional Perubahan regulasi dan Insiden Keselamatan terhadap Pasien dan Staf standar (pemerintah, akreditasi, tuntutan internasional) Banyaknya staf yang pensiun dan belum ada perekrutan baru, sedikit yang berminat, kualifikasi terlalu tinggi Efektifitas kerja belum terukur Pemanfaatan media social Masyarakat semakin teredukasi, memiliki pilihan terbaik Komunikasi dan Kontinuitas Serah terima pasien tidak Pelayanan dilakukan sesuai standar Alat komunikasi tidka aman System jaringan komunikasi tidak tersambung dengan baik Kelengkapan pemberian instruksi medis Disposisi tidka jelas Ketersediaan Prosedur Pelayanan Kecelakaan teknis sentinel Pemenuhan Kebutuhan Pasien kompleks Berdasarkan asesmen Pasien membutuhkan manajemen dalam tim multidiplin Penyakit katastrofik merupakan penyakit berbiaya Pelayanan Pasian besar dan potensi pasien dirawat lebih lama atau re- admisi cukup besar Peningkatan jumlah pasien resisten terhadap terapi Jumlah staf tidak bertambah namun tugas pelayanan semakin banyak Ketersediaan Informasi Banyak pasien peserta JKN belum paham jika harus melewati pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama Kesenjangan komunikasi dengan pasien dan keluarga waktu, media komunikasi Kurangnya penanda atau petunjuk untuk system layanan Pencapaian Visi dan Misi Kebijakan baru BPJS, Strategi Kementerian Kesehatan Capaian Indikator Perubahan pimpinan atau keanggotaan Perubahan struktur organisasi Kementerian Kesehatan Terlalu banyak “hidden agenda” Tugas tanpa panduan yang jelas Kebijakan, SPO, PPK, tidak ada atau kadaluarsa Tidak ada system pemantauan pelaksanaan Regulasi tanpa ditunjang sumber daya yang memadai Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Ancaman virus atau perusak Teknologi Informasi system teknologi Ketersediaan penunjang IT yang tidak sejalan dengan rencana pengembangan Ketersediaan ahli IT di Rumah Sakit Ketidakmampuan users untuk menerjemahkan kebutuhan IT Penjualan berbagai aplikasiyang tidak sesuai dengan kebutuhan atau mengancam integritas