Anda di halaman 1dari 12

UAS REKAYASA SUMBER DAYA AIR

Nama : Zikru Akbar Isnain


Kelas : TRPBS 2020
NIM : 20/464384/SV/18703

SOAL
1. Jelaskan terkait Potensi sumber daya air, permasalahan sumber daya air, dan rencana
pengembangan sumber daya air sesuai pembagian tugas kemarin.
2. Rekayasa dan infrastruktur SDA yang diperlukan dan diterapkann guna menyelesaikan
permasalahan yang ada pada wilayah sungai tersebut
3. Jelaskan mengenai pengertian dan penerapan restorasi sungai di Indonesia dan dunia?
Pengertian dan penerapan sponge city?

JAWABAN
1. Potensi, permasalahan, dan rencana SDA pada wilayah sungai Serayu Bogowonto
Potensi SDA Permasalahan SDA Rencana PSDA
1. Aspek Konservasi Sumber Daya Air 1. Aspek Konservasi Sumber Daya Air 1. Aspek Konservasi Sumber Daya Air
 Adanya potensi dukungan  Erosi Kegiatan konservasi dilakukan di semua
dana/program kegiatan dari  Lahan Kritis kabupaten di WS Serayu Bogowonto,
pemerintah pusat, terkait dengan  Kondisi Kualitas Air diantaranya dengan melakukan kegiatan fisik
kegiatan Rehabilitasi Lahan dan dan non fisik, meliputi :
Konservasi Tanah  Kegiatan konservasi dilakukan di semua
 Adanya potensi dukungan dari kabupaten di WS Serayu Bogowonto
WS pemerintah daerah kabupaten yang meliputi vegetatif dan teknik
Serayu dan/ atau provinsi, dinas, balai, (check dam).
Bogowonto terkait kegiatan program  Rehabilitasi sarana dan prasarana
konservasi lahan, konservasi konservasi.
sipil teknis, penghijauan,  Pembangunan Waduk Bener, Waduk
pembuatan terasering, Wanadadi, dan Waduk Gintung
pembuatan tampungan air,  Pembangunan dan pengelolaan IPAL
konservasi mata air, saat ini di  Public campaign menjaga kelestarian
beberapa kabupaten sudah dan kesehatan lingkungan
melaksanakan program
konservasi mata air.
 Adanya program revisi
penyusunan RTRW secara
berkala
 Sudah adanya aturan yang
mewajibkan kegiatan
pembuatan sumur resapan
 Adanya potensi dukungan
masyarakat terkait dengan
kegiatan konservasi
2. Aspek Pendayagunaan Sumber Daya 2. Aspek Pendayagunaan Sumber Daya 2. Aspek Pendayagunaan Sumber Daya Air
Air
Air  Membangun waduk Bener di Kabupaten
 Penurunan kinerja sistem irigasi
 Adanya potensi penambahan Purworejo untuk mencukupi kebutuhan
akibat kerusakan jaringan
sumber air baku dengan air DI Guntur, DI Loning Kragilan, DI
 Kekurangan air untuk air irigasi
memanfaatkan (ekploitasi) Bandung, DI Bandung Sudagaran, DI
dan air baku
sumber air Kedungputri, DI Siwatu, dan DI Boro.
 Adanya potensi untuk pengaturan  Waduk Wanadadi di Kabupaten
/ memperbaiki sistem jaringan air Banjarnegara untuk mencukupi
irigasi kebutuhan air DI Liangan, DI
 Adanya potensi untuk menambah Pesanggrahan, DI Gambarsari, DI
kebututuhan air bersih di daerah Kebasen.
pengembangan dengan
memanfaatan sumber-sumber air  Waduk Kemit di Kabupaten Kebumen
dari intake Kamijoro dan Bendung untuk mencukupi kebutuhan air DI
Sapon Sempor
 Adanya potensi peningkatan  Waduk Gintung di Kabupaten
pelayanan PDAM Kabupaten/ Purbalingga untuk mencukupi
Kota kebutuhan air DI Punggelan, DI Slinga,
 Adanya potensi untuk melakukan DI Pesanggrahan, DI Gambarsari, dan
intensifikasi dan ekstensifikasi DI Kebasen
lahan pertanian pantai  Waduk Tulis di Kabupaten Wonosobo
untuk mencukupi kebutuhan air DI
Singomerto, DI Limbangan, DI
Banjarcahyana, DI Kalisapi, DI
Gambarsari, DI Pesanggrahan, dan DI
Kebasen.
3. Aspek Pengendalian Daya Rusak Air 3. Aspek Pengendalian Daya Rusak Air 3. Aspek Pengendalian Daya Rusak Air
 Adanya potensi/program  Banjir  Pembangunan waduk untuk menurunkan
rehabilitasi bangunan sungai  Pencemaran banjir meliputi Waduk Bener, Waduk
 Adanya potensi/program  Galian C Wanadadi, Waduk Gintung, Waduk Tulis
perbaikan sistem drainasi lahan dan Waduk Kemit.
 Adanya potensi/program  Operasi dan pemeliharaan sungai dan
penetapan zona rawan banjir drainase
 Adanya potensi/program untuk  Pemasangan flood warning system
membatasi/ melarang  Penetapan kawasan fungsi lindung
pembangunan daerah  Relokasi penduduk dari lokasi rawan
bantaran/sempadan sungai longsor
 Adanya potensi/program  Menyusun standar operasi banjir
pembangunan kolam retensi  Pelaksanaan sistem tanggap darurat
 Restorasi sungai
4. Aspek Sistem Informasi Sumber 4. Aspek Sistem Informasi Sumber Daya 4. Aspek Sistem Informasi Sumber Daya Air
Daya Air Air  Terbentuknya database pengelolaan
 Adanya amanat Undang – undang  Informasi data tidak lengkap dan sumber daya air yang dapat diakses sistem
Nomor 7 Tahun 2004 (Pasal 65) tidak berkelanjutan website
dan Peraturan Pemerintah 42  Informasi data yang kadang  Mengembangkan jaringan sistem
Tahun 2008 yang menyebutkan berbeda dari sumber yang berbeda informasi sumber daya air
bahwa Pemerintah dan pemerintah  Kualitas informasi data kadang  Mengelola dan mengembangkan sistem
daerah menyelenggarakan kurang akurat data base WS Serayu Bogowonto
pengelolaan sistem informasi  Kurang memahaminya  Sosialisasi sistem database agar dapat
sumber daya air sesuai dengan metodologi penggunaan informasi bermanfaat bagi semua stakeholder
kewenangannya  Faktor sekuritas data informasi  Penyusunan prosedur akses data dan
 Sudah adanya rencana program  Lemahnya kerja sama antar informasi sumber daya air oleh
role sharing antar institusi lembaga/ instansi pengelola data masyarakat, swasta dan dunia usaha
pengelola sumber daya air informasi
 Sudah adanya instansi yang  Masalah prosedural untuk  Melakukan pelatihan bagi para operator
selama ini sudah melakukan mendapatkan data informasi, sistem database
pengumpulan data dan penyebaran dimana prosedur untuk  Mengembangkan partisipasi masyarakat
informasi secara rutin mendapatkan data dan faktor dalam memberikan informasi tentang
 Adanya semangat bersama yang sekuritas data informasi tidak sumber daya air
mendukung pengembangan sistem standar
informasi sumber daya air yang  Mahalnya biaya pengambilan data
terpadu dan sharing data informasi informasi.
antar institusi pengelola data
informasi
5. Aspek Pemberdayaan dan 5. Aspek Pemberdayaan dan 5. Aspek Pemberdayaan dan Peningkatan Peran
Peningkatan Peran Masyarakat dan Peningkatan Peran Masyarakat dan Masyarakat dan Dunia Usaha
Dunia Usaha Dunia Usaha  Sosialisasi terhadap pentingnya
 Berlakunya Undang – Undang  Masih rendahnya peran serta pemeliharaan lingkungan
Sumber Daya Air Nomor 7 Tahun masyarakat (pemberdayaan  Sosialisasi peraturan yang berkaitan
2004 dan Peraturan Pemerintah masyarakat) dan swasta dalam dengan sumber daya air
Nomor 42 Tahun 2008, yang perencanaan, pelaksanaan, dan  Pemantapan tugas dan fungsi Dewan
mengamanatkan perlunya pengawasan pengelolaan sumber Sumber Daya Air Provinsi Jawa Tengah
pengelolaan sumber daya air daya air.  Pemantapan koordinasi dalam TKPSDA
berdasarkan asas desentralisasi,  Masih rendahnya kesadaran  Pelibatan peran serta swasta dalam
dan memberi peran yang cukup masyarakat untuk ikut menjaga lingkungan hidup melalui
kepada masyarakat dan swasta berpartisipasi dalam program CSR (Corporate Social
dalam pengelolaan sumberdaya air pemeliharaan lingkungan. Responsibility)
 Adanya potensi meningkatnya  Masih lemahnya penegakan  Fasilitator dalam kegiatan masyarakat
kesadaran masyarakat untuk ikut hukum terhadap para pelanggar
berpartisipasi dalam pemeliharaan lingkungan
lingkungan, melalui wadah-wadah  Adanya krisis koordinasi yang
kemasyarakatan dialami oleh para pemilik
 Sudah adanya aturan hukum dan kepentingan, khususnya dipihak
sangsi terhadap tindakan para regulator dan operator
pelanggar lingkungan  Adanya otonomi daerah dalam
 Sudah terbentuknya Dewan Air pemerintahan dan pembangunan
Provinsi Jawa Tengah dimana daerah berlomba
 Sudah terbentuknya Tim memacu meningkatkan
Koordinasi Pengelola Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Daya Air WS Serayu Bogowonto dengan memanfaatkan sumber
daya alam yang ada
2. Rekayasa dan Infrastruktur SDA pada wilayah sungai Serayu Bogowonto
a. Embung Tlogoguwo

Embung Tlogoguwo Sumber : Website BBWS Serayu Opak


Pembangunan Embung Tlogoguwo bertujuan untuk pemanfaatan irigasi pertanian
kurang lebih 1,30 hektar dan pemanfaatan air baku untuk 1948 jiwa. Tubuh Embung
Tlogoguwo mengunakan tipe timbunan tanah homogen dengan cover, tinggi dari dasar
embung 4,50 m, panjang 544.88 m, lebar puncak 4.00 m, elevasi puncak +684,50 m,
elevasi dasar +680,00 m (kolam). Untuk pelimpah embung menggunakan tipe ogee,
dengan elevasi mercu +683,00 m, Panjang mercu 2 m, tinggi 1 m. Untuk intake embung
sendiri menggunakan tipe corongan pipa D 4 Inch dilengkapi pintu sorong, elevasi
intake +682,50 m, dan dimensi pintu sorong 0,30 x 0,40 m.

b. Pengaman Muara Sungai Bogowonto

Pengaman Muara Sungai Bogowonto Sumber : Website BBWS Serayu Opak


Tujuan dari pembangunan muara sungai Bogowonto adalah untuk pengendali banjir di
Kawasan Strategis Yogyakarta International Airport dan juga kedepan akan
bermanfaat untuk melindungi dan mengamankan Kawasan Strategis Yogyakarta
International Airport dari banjir seluas 600 hektar dan kawasan pertanian dan
pemukiman di Kecamatan Temon, Panjatan, Wates Kabupaten Purworejo dan
Kecamatan Purwodadi, Kecamatan Bagelen dan Kecamatan Ngombol di Kabupaten
Purworejo seluas 2.000 hektar.
c. Bendungan Wadaslintang

Bendungan Wadaslintang Sumber : Website BBWS Serayu Opak


Manfaat utama dari Bendungan Wadaslintang adalah penyedia air suplesi irigasi
untuk lahan persawahan teknis seluas 31.100 Hektar. Manfaat lainnya yaitu dapat
membangkitkan tenaga listrik lebih dari 92.000.000 KWH/tahun, dimulai sejak tahun
1998. Menyediakan kebutuhan air baku dan industri 800 liter/detik dan berfungsi
sebagai pengendalian banjir. Di samping itu juga untuk perikanan darat bebas maupun
dengan keramba, untuk juga untuk mengembangkan pariwisata / olah raga air.

d. Daerah Irigasi Kedungputri

Daerah Irigasi Kedungputri Sumber : Website BBWS Serayu Opak


Daerah Irigasi Kedungputri mendapatkan air dari Daerah Aliran Sungai (DAS)
Bogowonto dengan sistem pengambilan air melalui Intake Bendung Kedungputri.
Lokasi daerah irigasi ini berada di Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah.
Daerah Irigasi Kedungputri memiliki batas-batas sepanjang sungai pada bagian
selatan adalah Daerah Irigasi Boro sedangkan bagian barat adalah Daerah Irigasi
Wadaslintang. Pertama kali dibangun tahun 1896 dengan luas potensi dan luas
fungsional 4.341 hektar. Memiliki bangunan utama berupa bendung tetap, panjang
saluran induk 9.63 km, panjang saluran sekunder 59.56 km dan panjang saluran tersier
868.20 km. Manfaat Daerah Irigasi Kedungputri untuk pemenuhan kebutuhan pokok
sehari-hari dan irigasi bagi pertanian rakyat. Di harapkan produksi padi petani bisa
mencapai kondisi ideal sebesar 5 ton perhektar, 54,262.00 ton pertahun dan nilai total
ekonomis 244.18 milyar pertahun.

e. Penyediaan Air Baku Kesugihan

Penyediaan Air Baku Kesugihan Sumber : Website BBWS Serayu Opak


Wilayah Sungai Serayu-Bogowonto terdiri dari 9 (sembilan) Daerah Pengaliran
Sungai seluas 7.525 km2 yang meliputi: Kabupaten Wonosobo, Banjarnegara,
Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen dan Kabupaten Purworejo. Jumlah
penduduk sesuai data statistik tahun 1995 sebanyak 6.498.977 jiwa dengan tingkat
pertumbuhan 0,908% pertahun, yang diperkirakan jumlah penduduk pada tahun 2015
mencapai 8.389.784 jiwa, sehingga kebutuhan air dan kebutuhan pangan akan
meningkat dengan pesat namun laju peningkatan ketersediaan air baku dan sarana
jaringan irigasi masih kurang. Defisit air baku di Sungai Serayu dan sumber air yang
lain yang berpotensi untuk penyediaan air baku di wilayah Kesugihan dan sekitarnya,
terjadi salah satunya karena minimnya ketersediaan infrastruktur air baku.
Kekurangan sarana dan prasaranan air baku terjadi di bagian hulu dan hilir terutama
di Kabupaten Banjarnegara, Banyumas, dan Purbalingga. Salah satu lokasi yang
masih kekurangan adalah di Kecamatan Kesugihan dan sekitarnya di Kabupaten
Cilacap, Propinsi Jawa Tengah sehingga diperlukan perhatian untuk mengatasinya

3. Pengertian dan Penerapan restorasi sungai di Indonesia dan Dunia!. Pengertian dan
Penerapan Sponge City!
a. Restorasi Sungai adalah upaya renaturalisasi sungai dari sungai-sungai yang telah
dibangun pada dekade-dekade sebelumnya, ini adalah sebuah konsep pembangunan
sungai dimana sungai harus dibangun dengan wawasan lingkungan yang
memperhatikan faktor biotik dan abiotik yang ada di wilayah sungai. Contoh upaya-
upaya dalam naturalisasi sungai antara lain meningkatkan daerah retensi sungai baik
sungai kecil maupun sungai besar, meningkatkan ruang resistensi bantaran banjir
alamiah, membiarkan proses dinamik sungai secara alamiah, Membelok-belokkan
sungai yang telah diluruskan, Membuka kembali wilayah sungai yang terisolir,
menstabilisasi muka air tanah, mengimplementasikan metode teknik biologi dalam
pengelolaan sungai, membuat bangunan kemenerusan sistem sungai, mengatur
pembagian debit sungai, mengurangi amplitudo gelombang kapal pada transportasi
sungai, dan implementasi konsep eko-hidraulik dengan mengharmoniskan konstruksi
hidraulik, metodologi, dan ekologi sungai.

Banyak negara sudah melakukan restorasi sungai pada wilayah sungainya, contohnya
Kallang River dan Yangtze River di China, Nakdonggang River dan Cheonggyecheon
di Korea Selatan, Sungai Murasaki dan Sumida di Jepang, di Indonesia sendiri upaya
restorasi sungai sudah dilakukan pada sungai Cimanuk-Cisanggarung, Camp Ground
Area pada Desa Wisata Potrobayan, DJI Mavic Air 2 Sriharjo Kali Oyo, Sungai
Winongo dan beberapa sungai lainnya, daerah di sekitar sungai dilakukan penghijauan
dan banyak aktivitas manusia di sekitar sungai tersebut untuk menjaga kelestarian dan
konsep eko-hidraulik pada wilayah sungai.

b. Sponge city adalah sebuah konsep dalam tata kelola sebuah perkotaan bagaimana kita
mengelola air sebaik-baiknya, air yang turun ke permukaan bumi disimpan di
dalam tanah, dan kemudian bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Sponge City
akan membuat sebanyak mungkin air hujan yang turun ke permukaan diserap oleh
kota dan digunakan untuk keperluan air minum, air bersih, irigasi dan sebagainya,
sebelum terbuang ke laut

Anda mungkin juga menyukai