Anda di halaman 1dari 8

POTENSI AIR DAN METODE PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

DI DAERAH ALIRAN SUNGAI SOWAN PERANCAK KABUPATEN


JEMBRANA

ABSTRAK

Daerah Aliran Sungai (DAS) Sowan berada di Kabupaten Jembrana Provinsi


Bali, saat ini lahan di daerah das sudah banyak yang beralih fungsi, terutama lahan-
lahan pertanian yang berada di muara sungai Sowan, Kabupaten Jembrana. saat ini
sudah banyak berubah dari lahan pertanian menjadi bangunan perumahan dan yang
mendukung kegiatan pariwisata. Permasalahan yang terjadi setelah adanya
perubahan alih fungsi lahan adalah banyaknya sedimen yang mengendap di hilir
sungai akibat adanya erosi di DAS dan air permukaan banyak yang terbuang ke
muara sungai dengan kurangnya resapan air akibat lahan pertanian berubah menjadi
daerah pemukiman. Pengelolaan air permukaan yang dibuang kehilir sungai ini
belum maksimal dilaksanakan dan dilestarikan untuk mendukung kebutuhan air baku
di Provinsi Bali. Bagaimanakah potensi sumber daya air di sungai Badung dan di
sungai Sowan di Bali dengan adanya perubahan fungsi lahan di muara sungai dan
bagaimanakah metode pengelolaan sumber daya air yang masuk ke muara sungai
sehingga sumber daya air menjadi lestari dan rencana penataan daerah hilir sungai
serta manajemen/tata air di daerah hilir sungai Sowan Perancak Kabupaten
Jembrana.
Metode penelitian yang akan digunakan adalah fenomenologi. Hal ini sesuai
dengan prinsip pelestarian objek studi yang banyak berkaitan dengan sistem
pengelolaan sumber daya air dan perencanaan penataan daerah hilir sungai serta
pengelolaan tata air. Hasil yang diperoleh berupa potensi air dan pengelolaan
sumber daya air sungai pasca perubahan fungsi lahan disekitar muara sungai,
berdasarkan data primer dan sekunder.
3
Potensi sumber daya air di DAS Sowan sebesar 194,17 juta m , total
3
ketersediaan untuk RKI sebesar 0,17 m /detik, industri perhotelan sebesar 0,0014
3 3
m /detik dan yang terbuang ke laut melalui muara sungai sebesar 5,42 m /detik.

Kata kunci: potensi air, muara sungai, daerah aliran sungai.


1.PENDAHULUAN
daerah hulu sampai ke hilir sungai.
Provinsi Bali yang merupakan Potensi air di sungai saat musim hujan
daerah tujuan pariwisata, sangat berlimpah, air sungai mengalir
memerlukan banyak fasilitas menuju laut melalui muara sungai,
pendukung untuk melengkapi sarana sangat banyak terbuang sia-sia,
dan prasarana penunjang pariwisata sedangkan saat musim kemarau
seperti hotel, restauran dan villa serta beberapa daerah di Provinsi Bali sudah
perumahan. Lahan yang berada di mulai mengalami krisis air.
kawasan muara sungai di Bali saat ini Pengelolaan sumber daya air
sudah banyak yang beralih fungsi, permukaan yang dibuang kehilir sungai
terutama lahan-lahan pertanian yang saat ini belum maksimal dimanfaatkan
berada di muara sungai Sowan, dan dilestarikan untuk kebutuhan air
Kabupaten Jembrana. saat ini sudah baku di Provinsi Bali. Untuk itu maka
banyak berubah dari lahan pertanian metode pelestarian sumber daya air ini
menjadi bangunan yang mendukung perlu direncanakan secara baik dan
kegiatan pariwisata. penataan kawasan di muara sungai
Perubahan lahan di daerah aliran serta manajemen air seharusnya sudah
sungai (DAS)saat ini sangat mulai diterapkan untuk daerah muara
berdampak pada banyaknya sungai Sowan di Kabupaten Jembrana.
pengikisan/erosi di daerah hulu Berdasarkan kondisi lahan di daerah
sampai ke hilir sungai. Potensi air di Muara Sungai dan potensi sumber daya
sungai saat musim hujan sangat air di muara sungai Sowan.
berlimpah, air sungai mengalir Berdasarkan latar belakang masalah
menuju laut melalui muara sungai, maka dapat
sangat banyak terbuang sia-sia, dirumuskan permasalahan sebagai
sedangkan saat musim kemarau berikut : Bagaimanakah potensi air
beberapa daerah di Provinsi Bali. sumber daya air di DAS sungai Sowan
dan Bagaimanakah tata kelola
Provinsi Bali yang merupakan air/manajemen air untuk DAS Sowan.
daerah tujuan pariwisata,
memerlukan banyak fasilitas
pendukung untuk melengkapi sarana 2 TINJAUAN PUSTAKA
dan prasarana penunjang pariwisata 2.1 Air dan Sumber Air
seperti hotel, restauran dan villa serta
perumahan. Lahan yang berada di Air adalah semua air yang terdapat
kawasan muara sungai di Bali saat ini pada, di atas, ayaupun di bawah
sudah banyak yang beralih fungsi, permukaan tanah, termasuk dalam
terutama lahan-lahan pertanian yang pengertian ini air permukaan, air tanah,
berada di muara sungai Sowan, air hujan dan air laut yang berada di
Kabupaten Jembrana. saat ini sudah darat. Sumber air adalah tempat atau
banyak berubah dari lahan wadah air alami dan/atau buatan yang
terdapat pada, di atas, ataupun di
pertanian menjadi bangunan yang
bawah permukaan tanah. Daya air
mendukung kegiatan pariwisata.
adalah potensi yang terkandung dalam
Perubahan lahan di daerah aliran air dan/atau pada sumber air yang
sungai (DAS) saat ini sangat dapat
berdampak pada banyaknya
pengikisan/erosi di
memberikan manfaat ataupun kerugian air adalah pemanfaatan sumberdaya air
bagi kehidupan dan penghidupan dan prasarananya sebagai media dan
manusia serta lingkungannya. atau materi. Pengembangan sumberdaya
Sumberdaya air adalah air, sumber air, air adalah upaya peningkatan
dan daya air yang terkandung kemanfaatan fungsi sumberdaya air
didalamnya. tanpa merusak keseimbangan
Konservasi sumberdaya air adalah lingkungan.
upaya memelihara keberadaan,
keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi 2.2 Penggunaan Lahan
sumberdaya air agar senantiasa tersedia Luas lahan pemukiman di Daerah
dalam kuantitas dan kualitas yang Aliran Sungai Badung terus bertambah
memadai untuk memenuhi kebutuhan dengan kecepatan perubahan yang
mahluk hidup baik pada waktu sekarang mencapai 46,45 ha/tahun, sedangkan
maupun pada generasi yang akan sawah irigasi terus mengalami
datang. penyusustan dengan laju 38,91 ha/tahun.
Pendayagunaan sumberdaya air Kondisi ini terjadi dari tahun 1992
adalah upaya penatagunaan, penyediaan, sampai tahun 2008, (Abd. Rahman As-
penggunaan, pengembangan, dan syakur dan I.Wayan Sandi Andyana,
pengusahaan sumberdayaair secara 2011). Daerah Aliran Sungai Badung
optimal, berhasilguna dan berdayaguna. (Tukad Badung) memiliki peran dan
Pengendalian dan penanggulangan daya fungsi yang sangat strategis bagi kota
rusak air adalah upaya untuk mencegah Denpasar dan Kabupaten Badung di
dan menanggulangi terjadinya Provinsi Bali. Manusia sebagai salah
kerusakan lingkungan yang disebabkan satu komponen ekosistem memiliki
oleh daya rusak air yang dapat berupa pengaruh yang cukup besar dalam
banjir, lahar dingin, ombak, gelombang mengubah ekosistem Daerah Aliran
pasang, dan lain-lain. Sungai (DAS) seperti mengubah bentuk
Pengelolaan adalah upaya pengunaan lahan. Perubahan
merencanakan, melaksanakan, penggunaan lahan akan mempengaruhi
komponen lainnya di dalam DAS dan
memantau, dan mengevaluasi
dapat menimbulkan perubahan dari
penyelenggaraan konservasi,
pendayagunaan sumberdaya air, dan keadaan alami sehingga terjadi
gangguan keseimbangan atau gangguan
pengendalian daya rusak air.
ekologis yang menunjukkan terjadinya
Penatagunaan sumberdaya air adalah
degradasi DAS.
upaya untuk menentukan zona
pemanfaatan sumber air dan peruntukan
2.3 Muara Sungai
air pada sumber air.
Muara sungai adalah bagian hilir
Penyediaan sumber daya air adalah
dari sungai yang berhubungan dengan
upaya pemenuhan kebutuhan akan air
laut (Bambang Triatmojo,1999), Mulut
dan daya air untuk memenuhi berbagai
sungai adalah bagian paling hilir dari
keperluan dengan kualitas dan kuantitas
muara sungai yang langsung bertemu
yang sesuai. Penggunaan sumberdaya
dengan laut. Muara Sungai berfungsi
sebgai pengeluaran atau pembuangan pada tanah vulkanik sebesar 6-12
debit sungai, terutama pada waktu banjir t/ha/tahun dan pada tanah kapur sebesar
ke laut. Karena letaknya yang berada di 20-60 t/ha/tahun. Sementara itu, laju
ujung hilir,maka debit aliran di muara pembentukan tanah sangat lambat (30-
adalah lebih besar dibanding pada 725 tahun/mm tanah) dan ekstensifikasi
tampang sungai di bagian hulu. Selain pertanian sangat mahal. Hal ini
itu muara sungai juga harus melewati ditambah lagi dengan intensifikasi
debit yang ditimbulkan oleh pasang pertanian yang sudah mencapai taraf
surut air laut. levelling of apabila tidak tidak
Permasalahan yang sering dijumpai ditemukan teknologi baru yang dapat
di daerah muara sungai adalah meningkatkan produktifitas pertanian.
banyaknya endapat sedimen di muara
sungai sehingga tampang aliran kecil, 2.5 Sumber Daya Air
yang dapat menganggu pembuangan Persoalan ketersediaan air dan
debit sungai ke laut. Ketidak lancaran distribusinya selalu menjadi
pembuangan tersebut dapat permasalahan umum. Ketersediaan air
mengakibatkan banjir di daerah sebelah dimusim kemarau menjadi sangat
hulu muara. terbatas, sementara pada musim
penghujan banjir terjadi di mana-mana.
2.4 Sumber Daya Lahan Penurunan Tinggi Muka Air (TMA) di
Persoalan utama dalam pengelolaan beberapa danau dan waduk mengalami
sumber daya lahan (SDL) adalah penurunan akaibat konsumsi dan
penurunan luas lahan pertanian sebagai penggunaan lahan terus meningkat. Di
akibat konversi ke non-pertanian. Pulau Jawa, Jumlah air tersedia
3
Peningkatan konversi lahan pertanian mencapai 142,3 milyar m /tahun dan
menjadi lahan non-pertanian akan kebutuhan air mencapai 77,8 milyarr
mengancam lahan hutan, karena m3/tahun (Kananto etal.,1998). Angka
pertanian akan mermbah kawasan hutan tersebut merupakan jumlah total dalam
untuk dibuka menjadi lahan pertanian. setahun sementara pada bulan-bulan
Hal tersebut disinyalir dari hasil kering jelas penggunaan dan konsumsi
pertanian Abbas (1997), Mulyana lebih tinggi dari pasokannya.
(1998), dan Cahyono(2001). The World Pengembangan teknologi
Bank (1990) memperkirakan 40.000 pengelolaan DAS untuk sumber daya air
ha/tahun lahan pertanian dikonversi ditujukan pada teknologi yang dapat
menjadi lahan non-pertanian di meningkatkan efisiensi penggunaan air
Indonesia. Dalam Satuan DAS, konversi (terutama irigasi) dan konsumsi air.
tersebut sebagian besar terjadi di hilir Selain itu perlu didukung dengan
DAS. pengembangan kelembagaan tradisional
Ditinjau dari aspek kualitas, terjadi seperti Subak di Bali.
penurunan kualitas lahan sebagai akibat Dalam penelitian ini yang akan
erosi yang semakin meningkat. The diteliti adalah perubahan fungsi lahan
Word Bank (1990) mencatat bahwa rata- dari lahan pertanian berubah menjadi
rata erosi lahan pertanian Pulau Jawa bangunan perumahan, ruko ,hotel dan
restouran di hilir sungai sampai ke sistem pengelolaan sumber daya air.
muara sungai yang mengakibatkan Proses penelitian terdiri atas dua
terjadinya peningkatan kebutuhan akan tahapan. Hasil yang diperoleh berupa
air di musim kemarau dan dimusim karakteristik sungai, morfologi muara
hujan, air banyak yang terbuang ke laut sungai pasca perubahan fungsi lahan
secara berlebihan karena lahan penyerap disekitar muara sungai, berdasarkan data
air hujan berkurang, sehinga metode sekunder (laporan Departemen PU
pelestarian sumber daya air yang masuk Provinsi Bali) dan penelitian di
dan tersedia di muara harus dikelola lapangan
dengan baik agar dapat dimanfaatkan (data primer),
secara maksimal, sebagai sumber air Penelitian ini menggunakan
baku untuk kehidupan sehari--hari perangkat lunak sebagai alat analisis.
masyarakat Bali. Penelitian ini menjadi Bahan penelitian sebagian besar berupa
penting/urgen mengingat akhir-akhir ini data primer yang dicari langsung di
masyarakat di Bali pada saat musim lokasi penelitian dan dilengkapi dengan
kemarau mulai kekurangan sumber daya data sekunder yang relevan dari data 5
air untuk air baku dan di musim hujan tahun terakhir.
terjadi banjir/roob dan instrusi air laut di
lingkungan muara sungai Badung, dan 3.1 LokasiPenelitian
muara sungai Sowan, Provinsi Bali yang Penelitian ini mengambil objek di
mana penanganannya belum semua Muara Sungai Sowan yang berlokasi di
dapat diatasi secara tuntas. Pantai Perancak, Kabupaten Jembrana,
Penelitian mengenai pelestarian merupakan salah satu muara sungai
sumber daya air di daerah muara sungai yang ada di Bali, dan dipergunakan
dengan adanya perubahan fungsi lahan sebagai pelabuhan nelayan yang cukup
terutama di muara Sungai Badung dan ramai,
Muara Sungai Sowan diharapkan dapat
melahirkan konsep pengelolaan sumber
daya air, serta karakteristik DAS,
morfologi muara sungai dan debit air
serta kualitas air yang masuk ke muara
sungai ,sehingga konsep ini masih
memiliki fungsi dalam pengelolaan air
di muara sungai yang dapat manfaatkan
sebagai sumber air baku di Provinsi Bali
dan akhirnya sumber air di Bali.

Gambar 1. Lokasi muara sungai


3 METODOLOGI Sowan di Jembrana
Metode penelitian yang akan
digunakan adalah fenomenologi. Hal ini 3.2 Bahan dan Alat
sesuai dengan prinsip pelestarian objek Penelitian kualitatif yang deskriptif
studi yang banyak berkaitan dengan mengutamakan peranan manusia
sebagai alat penelitian (human
instrument) dan
menggunakan perangkat lunak, 3.4 Metode Analisis Data
pengambilan data sebagian besar Data yang diperoleh dari lapangan
dilakukan oleh peneliti, hanya pada dan berdasarkan laporan yang diperoleh
kasus tertentu (pengukuran di muara) akan dianalisis untuk mendapatkan
dibantu oleh tenaga ukur. Tujuan perubahan lahan, debit air dan kualitas
melakukan pengukuran adalah untuk air serta metode pengelolaan sumber
validasi dan bukan untuk kuantifikasi. daya air di daerah hilir sungai/muara
Untuk mengumpulkan data di sungai Sowan.
lapangan digunakan alat quesioner yang
berisi pertanyaan bebas/terbuka selain 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
pertanyaan normatif. Beberapa alat yang
termasuk perangkat keras adalah, rol Potensi sumber daya air di DAS
3
meter, peta topografi, peta Ishoyet Bali, Sowan sebesar 194,17 juta m , total
kertas melimeter, pulpen, penggaris, ketersediaan untuk RKI sebesar 0,17
3
pensil, karet penghapus, perekam suara m /detik, industri perhotelan sebesar
(casette) dan kamera foto. 0,0014 m3/detik dan yang terbuang ke
Bahan atau materi penelitian ini laut melalui muara sungai sebesar 5,42
berupa data primer yang dicari langsung m3/detik. Muara sungai Sowan di pantai
di lokasi penelitian. Selain itu, juga Perancak memiliki lebar mulut muara
dilengkapi dengan data sekunder yang berdasarkan hasil pengukuran pada peta
relevan dari jurnal terbaru atau buku google earth adalah 0,85 km. Kondisi
laporan dari PU yang telah memiliki kualitas air untuk lingkungan muara
data dasar kedua muara tersebut. Bahan sungai Sowan di daerah pantai Perancak
yang dipakai dalam penelitian ini adalah diperoleh data kualitas air menurut
Status Lingkungan Provinsi Bali, tahun
peta, gambar, foto dan kondisi
2012 diperoleh besarnya kadar BOD
lingkungan fisik di muara secara 10,61 mg/l dan kadar COD sebesar
empirik. Bahan-bahan penelitian ini 16,47 mg.
terutama berkaitan dengan cara
pengelolaan sumber air di muara (debit Kondisi lahan di daerah Muara
air, dan sedimen) dan kondisi lahan fisik Sungai Sowan di Perancak Jembrana
saat ini. DAS Sowan dengan luas 205,818 km2.
Curah hujan di wilayah DAS ini sekitar
1.900 mm per tahun dengan kondisi
3.3 Metode Pengumpulan Data aliran sungai tidak sepanjang tahun atau
Data yang dikumpulkan pada semi permanen. Karakteirstik morfologi
penelitian ini adalah data primer dan muara sungai Sowan (Perancak dan
sekitarnya) dipengaruhi oleh pasang
data sekunder yang terdiri dari: kondisi
surut air laut. Kemiringan sungai di
lingkungan di hilir sungai/muara sungai
daerah muara sangat landai dengan
saat ini terkait dengan perubahan lahan,
tingkat pengendapan sedimen di muara
debit air, kualitas air, dan jenis sedimen.
relatif tinggi. Pada musim penghujan
Sedangkan data sukender diperoleh
daerah ini sering terjadi banjir.Untuk
berdasarkan laporan BPS, PU, BLH. tata air di DAS Sowan sampai di daerah
3
muara sungai yang berada di pantai kubik per detik (m /dt). Luas DAS
Perancak di proses dengan software 2
sungai Sowan 205,818 Km , dengan
RIBASIM dengan input data peta curah hujan di wilayah DAS ini sekitar
DAS, daerah irigasi, data hidrologi, 1.900 mm per tahun.
maka setelah diproses diperoleh sistem Pengelolaan sumber daya air di DAS
tata air seperti gambar 2. Keterangan dan muara sungai, dihubungkan dengan
lingkaran menjelaskan penempatan kelestarian sumber daya air, yaitu:
reservoir di daerah muara sungai Kuantitatif: memperbesar suplai air ke
Sowan untuk menampung air di saat dalam tanah sehingga menambah
musim hujan dan dimanfaatkan saat tampungan air tanah dan meningkatkan
musim kemarau. suplai air tanah ke alur sungai yang
berdampak mengurangi fluktuasi debit
limpasan;
Kualitatif: mengurangi kandungan
material tersuspensi aliran sungai
(suspended load). Sebagai akibat
bertambah besarnya air hujan yang
masuk ke dalam tanah sehingga
pengikisan permukaan berkurang;
Dampak lain dari pengelolaan DAS
yang baik adalah peningkatan
produktivitas lahan karena peningkatan
resapan air hujan ke dalam tanah akan
menambah kadar lengas tanah (soil
moisture) yang selain akan
memperbesar ketersediaan air juga
meningkatkan proses disintegrasi dan
dekomposisi regolith dan batuan induk
yang berakibat meningkatnya unsur
Gambar 2. Peta tata air di DAS mineral dan unsur hara tanah yang
Sowan dan muara sungai di pantai dibutuhkan dalam proses pertumbuhan
Perancak tanaman.
Dalam hidrologi dikemukakan,
debit air sungai adalah, tinggi Ditinjau dari pengelolaan kondisi
permukaan air sungai yang terukur fisik DAS terdapat 3 jenis pengelolaan,
oleh alat ukur pemukaan air sungai. yaitu: Secara teknis, yaitu pengelolaan
Pengukurannya dilakukan tiap hari, dengan teknik-teknik konservasi lahan
atau dengan pengertian yang lain debit dengan normalisasi sungai dan membuat
atau aliran sungai adalah laju aliran air konstruksi jetty di muara sungai, secara
(dalam bentuk volume air) yang vegetatif, yaitu dengan penghutanan
melewati suatu penampang melintang kembali lahan, secara kimiawi, yaitu
sungai per satuan waktu. Dalam sistem dengan pemanfaatan zat-zat kimia untuk
satuan SI besarnya debit dinyatakan meningkatkan kualitas lahan. Pada
dalam satuan meter

prinsipnya kebijakan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) merupakan hal


yang sangat penting dalam rangka
mengurangi dan menghadapi permasalahan sumberdaya air baik dari
segi kualitas dan kuantitasnya.
Kebijakan ini oleh karenanya merupakan bagian terintegrasi dari kebijakan
lingkungan yang didasarkan pada data akademis maupun teknis.
Beragamnya kondisi lingkungan pada beberapa daerah di sekitar muara sungai
serta perkembangan ekonomi dan sosial, menjadikan tantangan bagi
perkembangan daerah. Sehingga menuntut juga keberagaman spesifik analisa serta
solusinya. Keberagaman ini
harus diperhitungkan dalam
perencanaan dan pengambilan keputusan untuk memastikan bahwa perlindungan dan
penggunaan DAS secara berkelanjutan ada dalam suatu rangkaian kerangka kerja
(framework).

Anda mungkin juga menyukai