Anda di halaman 1dari 7

BAB II

DAYA GUNA SUNGAI CIMAHI

Sungai Cimahi memiliki hulu di daerah situ Lembang yang terletak di antara Gunung
Burangrang, Gunung Tangkuban Perahu dan Gunung Sunda. Masyarakat di sepanjang sungai
Cimahi menggunakan sungai tersebut untuk melaksanakan aktivitas sehari hari, tak sedikit
masyarakat tersebut yang menggantungkan pendapatan mereka pada sungai tersebut

Gambar 1. Sungai Cimahi, Cisarua, Bandung Barat

Berikut ini penjelasan tentang beberapa daya guna sungai Cimahi :


2.1 Pemanfaatan Vegetasi disekitar Sungai
DAS sebagai sebuah ekosistem umumnya dibagi ke dalam tiga daerah, yaitu
daerah hulu, daerah tengah dan daerah hilir. Ekosistem DAS bagian hulu merupakan
bagian yang penting karena mempunyai fungsi perlindungan fungsi tata air terhadap
seluruh bagian DAS. Keterkaitan daerah hulu dan hilir adalah melalui keterkaitan
biofisik, yaitu melalui siklus hidrologi.
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur
utamanya terdiri dari sumberdaya alam vegetasi, tanah dan air serta sumberdaya manusia
sebagai

pelaku

pemanfaat

sumberdaya

alam.

Pemanfaatan

sumberdaya

alam

mencerminkan pola perilaku, keadaan sosial ekonomi dan tingkat pengelolaan yang
sangat erat kaitannya dengan kelembagaan (tatanan institusional).
Sebagai satu kesatuan unit pengelolaan, maka DAS harus dapat menampung
kepentingan seluruh sektor dalam rangka pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan. Untuk itu perlu dikembangkan pola tata ruang yang dapat menyerasikan tata
guna lahan, air serta sumberdaya lainnya dalam satu kesatuan tata lingkungan yang
harmonis dan dinamis serta ditunjang oleh pola perkembangan kependudukan yang
serasi. Tata ruang perlu dikelola secara terpadu melalui pendekatan wilayah dengan tetap
memperhatikan sifat lingkungan alam dan sosial sesuai dengan karakteristik DAS yang
mendukungnya. Adapun tataguna lahan dikembangkan dengan memberikan perhatian
khusus pada pencegahan penggunaan lahan yang berlebihan terhadap lahan pertanian
produktif yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Dalam mengembangkan tata
air perhatian khusus perlu diberikan pada faktor penyediaan baik secara kuantitas,
kualitas maupun kontinuitas yang meliputi pencegahan banjir dan kekeringan,
pencegahan kemerosotan mutu dan kelestarian air serta penyelamatan Daerah Aliran
Sungai (DAS). Sebagai kesatuan unit perencanaan, berarti DAS mempunyai peranan
yang sangat penting, yakni perencanaan pengelolaan DAS harus dapat menampung dan
saling mendukung dan menjadi acuan bagi perencanaan pembangunan berkelanjutan
yang berwawasan lingkungan.
Terjadinya limpasan air yang besar pada saat musim penghujan menunjukkan bahwa
DAS tidak lagi mampu menyerap curah hujan yang ada sehingga air yang diterima

sebagian besar langsung dialirkan melalui aliran permukaan ke sungai. Terbatasnya


jumlah air yang masuk ke dalam tanah juga berdampak pada sedikitnya jumlah air yang
memasok air tanah, sehingga pada musim kemarau debit air sungai menjadi kecil.
Disamping itu besarnya limpasan permukaan dapat menimbulkan erosi, yang
dicirikan oleh warna air sungai yang keruh. Pada kondisi DAS yang baik, kondisi antara
debit sungai di musim penghujan dan kemarau adalah kecil, karena sebagian besar curah
hujan dapat diserap ke dalam tanah, sehingga aliran permukaan sangat kecil. Oleh karena
itu aliran airnya tampak jernih sebagai indikator bahwa lingkungan di DAS tersebut
dalam kondisi baik. Apabila kerusakan sumberdaya alam DAS tersebut dibiarkan terus
serta tidak ada upaya penanganan yang sungguh-sungguh dari semua pihak yang terkait,
maka bencana alam yang lebih besar dan berdampak lebih luas terhadap tata kehidupan
dan perekonomian masyarakat, akan semakin sulit untuk ditangani.

Gambar 2. Vegetasi DAS di sekitar sungai Cimahi


Kurangnya kepedulian masyarakat akan pentingnya DAS dan juga vegetasi sekitar
membuat banyak sungai kurang terawat bahkan hampir sebagian besar sungai-sungai yang
ada di Indonesia banyak tercemar oleh sampah maupun limbah yang dibuang langsung ke
sungai, seperti limbah dari pabrik dan juga limbah rumah tangga seperti sampah yang banyak
dibuang ke sungai.

Gambar 3. Sampah yang dibuang di pinggiran sungai


2.2 Memancing
Masyarakat di daerah hilir sungai Cimahi juga memanfaatkan sungai
tersebut untuk memancing ikan. Meskipun ikan yang terdapat di sungai tersebut
hanya ikan sapu, lele dumbo dan beberapa ikan kecil lainnya, mereka tetap
memanfaatkan ikan ikan tersebut untuk dijual sebagai mata pencaharian mereka,
dan terkadang mereka membawa hasil tangkapan mereka ke rumah untuk dimakan
bersama keluarga.
2.3 Pengairan
Air pada sungai tersebut juga digunakan untuk mengairi sawah di sekitar
sungai, beberapa penjual tanaman hias di sekitar sungai tersebut juga menggunakan
air sungai untuk menyiram tanaman mereka, meskipun tak jarang mereka juga
membuang air kotoran mereka ke sungai tersebut.

Gambar 3. Pemanfaatan air Sungai Cimahi untuk tanaman dan mengairi sawah
2.4 Sarana Rekreasi
Hulu sungai Cimahi yang terletak di daerah Situ Lembang di gunakan untuk
Sarana rekreasi. Situ Lembang adalah danau yang dikelilingi pegunungan yang
terletak di ketinggian. Situ atau danau ini sendiri merupakan kaldera dari letusan
Gunung Sunda 2-3 juta tahun yang lalu. Terletak di antara Gunung Burangrang,
Gunung Tangkuban Perahu dan Gunung Sunda. Masyarakat sekitar menggunakan situ
Lembang ini sebagai mata pencaharian mereka dengan memanfaatkan keindahan
alam sekitar untuk menarik perhatian wisatawan yang ingin berkunjung mengitari
keindahan sekitar Situ Lembang ini.

Gambar 4. Situ Lembang, Hulu sungai Cimahi yang memiliki keindahan


yang menjadi daya tarik wisatawan
Selain itu disamping memiliki Hulu sungai yamg berasal dari situ lembang
yang memiliki keindahan panoramanya, di aliran sungai Cimahi ini juga terdapat
curug cimahi yang tak kalah indahnya dan banyak dikunjungi para wisatawan.

Curug atau juga Air Terjun Cimahi ini, memiliki ketinggian sekitar 87 m,
merupakan salah satu curug yang tertinggi di wilayah Bandung dan sekitarnya. Nama
Cimahi berasal dari nama sungai yang mengalir di atasnya yaitu Sungai Cimahi yang
berhulu di Situ (danau) Lembang dan mengalir ke Kota Cimahi. Curug ini berada di
ketinggian 1050 m dpl dengan suhu di kawasan ini berkisar 18-22 derajat Celsius.
Jika dilihat dari atas, curug ini memiliki dua tingkat dan termasuk yang unik.
Sesuai namanya cimahi alias air cukup (bahasa Sunda), debit air terjun ini selalu
sama, baik saat musim hujan atau pun kemarau. Namun, dibandingkan puluhan
tahun lalu, debitnya jauh berkurang.
Tak jauh dari Curug Cimahi dapat ditemui juga Curug Bugbrug dan Curug
Panganten yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Curug Cimahi ini.
Curug cimahi berada dibawah pengelolaan PERHUTANI .

Gambar 5. Curug Cimahi yang mengalir dari Sungai Cimahi


FOTO-FOTO HASIL OBSERVASI

Anda mungkin juga menyukai