Anda di halaman 1dari 48

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena dengan rahmat-Nya kami dapat menyelisaikan Dokumen Laporan

Eksplorasi ini. Dokumen ini disusun sebagai salah satu syarat dan

kewajiban sebagai pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi

untuk meningkatkan ketahap IUP Operasi Produksi.

Dokumen eksplorasi ini disusun berpedoman kepada Keputusan

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 555.K/26/MEM/1995

Tentang Pedoman Pelaksanaan Penyusunan, Evaluasi, Persetujuan

Rencana Kerja Dan Anggaran Biaya, Serta Laporan Pada Kegiatan Usaha

Pertambangan Mineral Dan Batubara. Maksud dari penyusunan dokumen

ini adalah untuk menghitung besarnya potensi sumber daya Pasir Kuarsa

pada lokasi Izin Usaha Pertambangan, sehingga secara ekonomis, teknis

dan lingkungan Pasir kuarsa pada lokasi tersebut dapat diusahakan.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut

memberikan bantuan dan pengarahan yang diperlukan sehingga

terselesaikan dokumen ini.

Tamiang Layang, Desember 2009


CV. Betung

RINAWATI
Direktur

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR LAMPIRAN vi
BAB I PENDAHULUAN I-1

I.1. Latar Belakang I-1


I.1.1. Perizinan I-1
I.1.2. Status dan Kegunaan Lahan I-1
I.2. Maksud dan Tujuan I-2
I.3. Lokasi Daerah Penyelidikan I-2
I.3.1. Administratif dan Geografis I-2
I.3.2. Kesampaian Daerah I-5
I.4. Keadaan Umum Lingkungan I-7
I.5. Waktu Pelaksanaan I-10
I.6. Metoda dan Peralatan I-10
I.7. Pelaksana I-11
BAB II GEOLOGI II-1

II.1. Geologi Regional II-1


II.1.1. Geomorfologi II-3
II.1.2. Litologi II-4
II.1.3. Struktur II-6
BAB III. KEGIATAN PENYELIDIKAN III-1
III.1. Penyelidikan Sebelum Lapangan III-1
III.2. Penyelidikan Lapangan III-3
III.2.1. Pemetaan Geologi III-3
III.2.2. Pengeboran III-7
III.3. Penyelidikan Laboratorium Fisika III-10
BAB IV. HASIL PENYELIDIKAN............................................................... IV-1
IV.1. Pemetaan Geologi ............................................................................ IV-1
IV.2. Pengeboran....................................................................................... IV-6
IV.3. Karakteristik Batuan........................................................................... IV-7
IV.4. Estimasi Sumber Daya Mineral.......................................................... IV-8

ii
BAB V. LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN.......... V-1
V.1. Lingkungan........................................................................................ V-1
V.2. Keselamatan Pertambangan............................................................. V-2
BAB VI. KEUANGAN................................................................................. VI-1
VI.1. Biaya Langsung................................................................................. VI-1
VI.2. Biaya Tidak Langsung........................................................................ VI-2
VI.3. Penerimaan Negara........................................................................... VI-3
BAB VII. KESIMPULAN............................................................................. VII-1

iii
DAFTAR TABEL

1.1. Titik Koordinat Wilayah IUP Eksplorasi CV. BETUNG................... I-3


1.2. Waktu Pelaksanaan Eksplorasi ..................................................... I-10
3.1. Koordinat Lokasi Pengamatan Singkapan..................................... III-5
3.2. Koordinat Lokasi Pengeboran ....................................................... III-7
3.3. Hasil Analisa Laboratorium.............................................................III-10
4.1. Pengeboran.................................................................................... IV-6
4.2. Perhitungan Sumberdaya............................................................... IV-9
5.1. Nama dan Jumlah APD.................................................................. V-3
6.1. Biaya Langsung.............................................................................. VI-1
6.2. Biaya Administrasi.......................................................................... VI-1
6.3. Biaya Pembelian Peralatan............................................................ VI-1
6.4. Biaya Mobilisasi.............................................................................. VI-2
6.5. Biaya Tidak Langsung.................................................................... VI-2
6.6. Gaji Karyawan................................................................................ VI-2
6.7. Makan Harian................................................................................. VI-3
6.8. Analisa Laboratorium...................................................................... VI-3

iv
DAFTAR GAMBAR

1.1. Peta Wilayah IUP Eksplorasi CV. BETUNG I-4


1.2. Peta Kesampaian Daerah I-6

2.1. Peta Geologi Lembar Buntok II-2


2.2. Korelasi Satuan Peta Geologi Lembar Buntok II-5
3.1. Peta Geologi Lembar Buntok III-2
3.2. Peta Geologi Regional III-4
3.3. Peta Lokasi Pengamatan Singkapan III-6
3.4. Peta Lokasi Pengeboran III-9
4.1. Pasir Kuarsa Tersingkap di Jalan Hauling PT. BNJM IV-4
4.2. Peta Geologi Regional IV-5
4.3. Peta Sebaran Sumberdaya IV-11

v
DAFTAR LAMPIRAN

1. Peta Kesampaian Lokasi


2. Peta Wilayah Izin Usaha Pertambangan
3. Peta Geologi Regional
4. Peta Pengamatan Singkapan
5. Peta Lokasi Pengeboran
6. Peta Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
7. Peta Sebaran Sumberdaya

vi
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

CV. Betung merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam

penambangan di Propinsi Kalimantan Tengah. CV. Betung saat ini telah memiliki

Izin Usaha Pertambangan (IUP) tahapan eksplorasi di Kali Napu CV. Betung

Kabupaten Barito Timur Propinsi Kalimantan Tengah. Komoditas yang rencana

akan ditambang adalah komoditas Pasir Kuarsa yang mana di wilayah Desa Kali

Napu CV. Betung merupakan wilayah yang mempunyai potensi pasir kuarsa

yang cukup baik.

I.1.1. Perizinan

Dalam melaksanakan kegiatan penambangan, CV. Betung telah

memegang Izin Usaha Pertambangan tahapan eksplorasi yang dikeluarkan oleh

Kepala Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Barito Timur dengan

Nomor : 329 Tahun 2009 tentang Persetujuan Izin Usaha Pertambangan

Eksplorasi Bahan Galian Pasir Kuarsa atas nama CV. Betung, IUP tersebut

memiliki luas ± 1.636 Hektar di Desa kali Napu CV. Betung Kabupaten Barito

Timur. IUP Eksplorasi yang dimiliki CV. Betung berlaku 5 (lima) tahun sejak

tanggal 20 Agustus 2009 sampai dengan 20 Agustus 2014.

I.1.2. Status dan Kegunaan Lahan

Lahan di dalam wilayah IUP eksplorasi CV. Betung merupakan lahan

yang dimiliki oleh masyarakat. Lahan yang nantinya berdasarkan kegiatan

eksplorasi mempunyai potensi bahan galian pasir kuarsa dan akan digunakan

I-1
sebagai sarana prasarana penunjang kegiatan, akan dilakukan negosiasi

pembebasan lahan dengan pemilik lahan dengan metode pembebasan sesuai

kesepakatan dengan pemilik lahan. Lahan yang berada didalam wilayah IUP

CV. Betung merupakan lahan yang belum dikelola sehingga masih ditumbuhi

tanaman liar dan alang-alang.

I.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari kegiatan eksplorasi adalah untuk mengetahui secara kualitas

dan kuantitas Pasir kuarsa yang ada di lokasi lzin Usaha Pertambangan (IUP)

CV. Betung seluas 1.636 hektar melalui metode pemetaan geologi permukaan,

test pit (sumuran) dan analisa sampel. Tujuan kegiatan eksplorasi adalah untuk

menghitung besarnya potensi sumber daya Pasir Kuarsa pada lokasi tersebut,

sehingga secara ekonomis, teknis dan lingkungan Pasir kuarsa pada lokasi

tersebut dapat diusahakan.

I.3. Lokasi Daerah Penyelidikan

I.3.1. Administratif dan Geografis

Lokasi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi CV. Betung secara

administratif terletak pada wilayah Desa Kali Napu, Kabupaten Barito Timur

Propinsi Kalimantan Tengah. Secara geografis, lokasi WIUP pertambangan Pasir

kuarsa CV. Betung disajikan dalam Tabel 1.1.

I-2
Tabel 1.1
Titik Koordinat Wilayah IUP Eksplorasi CV. BETUNG
Koordinat Geografis
Garis Bujur Timur Garis Lintang Selatan
No Longitude Latitude
     
1 114 56 53.35 02 6 38.26
2 114 56 53.35 02 10 51.62
3 114 55 35.93 02 10 51.62
4 114 55 35.93 02 8 35.81
5 114 55 43.04 02 8 35.81
6 114 55 43.04 02 7 49.81
7 114 56 04.74 02 7 49.81
8 114 56 04.74 02 6 38.26

I-3
Gambar 1.1. Peta Wilayah IUP Eksplorasi CV. Betung

I-4
I.3.2. Kesampaian Daerah

Lokasi tersebut dapat dicapai dari Jakarta menuju Banjarmasin melalui

perjalanan udara selama ± 1 jam 45 menit, kemudian dilanjutkan perjalanan

darat selama ± 6 Jam melalui jalan utama Banjarmasin - Tamiang Layang - Kali

Napu.

I-5
Gambar 1.2. Peta Kesampaian Daerah

I-6
I.4. Keadaan Umum Lingkungan

Kecamatan Paju Epat merupakan salah satu kecamatan yang terletak di

bagian selatan Kabupaten Barito Timur dengan Ibu Kota Tamiang Layang.

Kecamatan Paju Epat terletak di dataran rendah dan berdekatan langsung

dengan sungai napu anak Sungai Barito. Kecamatan Paju Epat mempunyai luas

1.921 kilometer persegi. Dilihat dari batas wilayahnya, Kecamatan Paju Epat

memiliki letak wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Dusun Timur

b. Sebelah Selatan Kecamatan Benua Lima dan Kecamatan Jenamas

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Awang

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Dusun Hilir

Secara administrasi, Desa Kali Napu Kecamatan Paju Epat Kabupaten

Barito Timur mempunyai luas 122 kilometer persegi dan berjarak 400 km dari

Palangkaraya.

Berdasarkan data penduduk sementara tahun 2008, Kecamatan Paju

Epat memiliki jumlah penduduk sebanyak 55.495 dengan jumlah penduduk laki-

laki sebanyak 29.040 orang dan penduduk perempuan sebanyak 26.455 orang.

Kota Tamiang Layang memiliki jumlah penduduk tertinggi dibanding

kelurahan/desa lain yaitu sebanyak 8.945 orang. Sedangkan Kelurahan lainnya

memiliki kepadatan penduduk tertinggi yaitu 450 orang per 1 km2. Rasio jenis

kelamin adalah perbandingan penduduk laki-laki dan penduduk perempuan. Jika

nilai rasio diatas 100 berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari

penduduk perempuan, jika nilai rasio dibawah 100 berarti jumlah penduduk

perempuan lebih banyak dari jumlah penduduk laki-laki. Pada tahun 2008, desa

yang memiliki rasio jenis kelamin dibawah 100 adalah Desa Kali Napu, sumur,

I-7
Jaweten dan Murutuwu, ini berarti jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari

jumlah penduduk laki-laki. Sedangkan untuk desa/kelurahan lain memiliki angka

rasio jenis kelamin diatas 100. Untuk wilayah Desa Jaweten memiliki jumlah

penduduk sebanyak 3.820 orang dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak

1.949 orang dan penduduk perempuan sebanyak 1.871 orang dengan rasio jenis

kelamin 104.

Berdasarkan data Kementerian Agama, distribusi Kecamatan Paju Epat

berdasarkan agama yang dianut menunjukkan bahwa mayoritas penduduk

beragama Kristen dan Islam. Hal tersebut berpengaruh pada ketersediaan

sarana ibadah yang merupakan salah satu fasilitas sosial yang penting dalam

masyarakat.

Jumlah Masjid yang terdapat di Kecamatan Paju Epat tahun 2010

sebanyak 37 masjid. Di desa Kali Napu terdapat 2 buah masjid dan 5 buah

musholla. Desa Kali Napu terdapat 1 buah sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs)

swasta dengan guru sebanyak 12 orang dan murid sebanyak 43 orang.

Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki kontribusi besar

terhadap perekonomian di Paju Epat. Komoditas yang dominan di kecamatan ini

adalah tanaman perkebunan. Tanaman Kelapa sawit dan karet merupakan

komoditas yang banyak diusahakan karena nilai ekonomi dan kecocokannya

dengan kondisi tanah di Kumai. Peternakan merupakan sub sektor pertanian

yang cukup banyak menunjang ekonomi masyarakat. Ayam kampung, itik, babi

dan sapi merupakan jenis ternak yang diusahakan, tetapi yang paling banyak

diusahakan di Kecamatan Paju Epat yaitu ternak ayam. Meskipun ruang lingkup

pemasaran ternak ini hanya sampai level kecamatan, namun cukup berperan

besar dalam perekonomian masyarakat Paju Epat. Pada sektor perikanan di

I-8
Kecamatan Paju Epat, produksi perikanan budidaya masih lebih besar daripada

ikan perairan umum. Khusus wilayah Desa Jaweten tanaman perkebunan kelapa

sawit dan karet mendominasi perkebunan di Desa Murutuwu.

Perkembangan industri pengolahan di Kecamatan Paju Epat mengalami

kemajuan dari tahun ke tahun. Jumlah unit usaha yang banyak dikelola yaitu

industri makanan dan minuman, industri dari kayu, industri gerabah/keramik/batu,

industri anyaman, dan industri lainnya yang tersebar di beberapa desa

Kecamatan Paju Epat. Sarana perdagangan yang ada di Kecamatan Paju Epat

yaitu pasar umum. Jalan sebagai sarana penunjang transportasi memiliki peran

penting khususnya untuk transportasi darat. Untuk mendukung transportasi

darat, pemerintah daerah telah membangun jalan sepanjang 2.462 km jalan

kabupaten. Sepanjang 1.033 km diantaranya termasuk jalan desa. Dari total

panjang jalan yang ada, hanya 28 persen jalan yang sudah diaspal, sementara

sisanya (72 persen) belum diaspal.

lklim daerah Kecamatan Paju Epat secara umum beriklim tropis yang

dipengaruhi oleh musim kemarau/kering dan musim hujan. Curah hujan tertinggi

terjadi pada bulan Desember yaitu 375,8 mm, dengan Jumlah hari hujan pada

tahun 2017 tercatat 244 hari dan bulan Februari merupakan bulan dengan hari

hujan terbanyak yaitu 25 hari. Suhu udara maksimum berkisar antara 32,1C -

33,1C dan suhu minimum antara 23,1°C - 24,2°C dan kecepatan angin

maksimal 20 knot.

I-9
I.5. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan kegiatan eksplorasi CV. Betung dimulai pada

03 Juni 2009 sampai dengan tanggal 28 September 2009 dengan kegiatan

tahap persiapan, kegiatan lapangan, analisa data, penyusunan dokumen.

Tabel 1.2.

Waktu Pelaksanaan Eksplorasi

Juni Juli Agustus September


2009 2009 2009 2009
03-06 09 10-23 24 1-28
1 Tahap Persiapan

a. Penyediaan Data Sekunder

b. Penyediaan Alat Lapangan

c. Sosialisasi

2 Tahap Pengambilan data primer

a. Pemetaan geologi permukaan

b. Pemboran

3 Analisa data

4 Penyusunan Dokumen

I.6. Metoda dan Peralatan

Pada kegiatan eksplorasi Pasir kuarsa ini metode yang digunakan adalah

pemetaan geologi permukaan dan Pengeboran dengan peralatan yang

digunakan yang umum digunakan dalam kegiatan eksplorasi meliputi:

1. GPS

2. Palu Geologi

3. Kompas Geologi

4. Pita

5. Loupe

6. Alat Ukur Meteran

I-10
7. Linggis

8. Cangkul

9. Bor Tangan (Hand Auger)

10. Kamera Digital

11. Clipboard

12. ATK

I.7. Pelaksana

Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan eksplorasi komoditas

Pasir kuarsa ini terdiri dari :

1. Tenaga ahli geologist 2 orang

2. Tenaga kerja lokal 10 orang

I-11
BAB II

GEOLOGI

II.1. Geologi Regional

Geologi Kalimantan Tengah tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian

yang tak terpisahkan dari kesatuan geologi Kalimantan secara umum.

Kalimantan Tengah terbentuk dari endapan atau batuan yang terjadi dalam

cekungan-cekungan sedimen dan daerah-daerah pegunungan yang terbentuk

oleh kegiatan magma ataupun proses malihan (metamorfosa). Cekungan-

cekungan yang ada di Kalimantan Tengah terdiri dari :

1. Cekungan Melawi (perbatasan dengan Kalimantan Barat)

2. Cekungan Barito (bagian Tengah - Selatan - Timur Kalimantan Tengah)

3. Cekungan Kutai (bagian Utara - Timur Laut Kalimantan Tengah)

Stratigrafi (susunan urutan batuan) di Kalimantan Tengah, tersusun dari

batuan yang berumur tua ke muda, sebagai berikut :

· Batuan Malihan : terdiri dari filit, sekis, genes, kuarsit dan kristalin. Batuan ini

berumur Paleozoikum – Mesozoikum yang dlikelompokan dalam formasi

· Batuan Beku : terdiri dari granit, granodiorit, diorit, tonalit, gabro dan

monzonit. Batuan ini berumur Perm – Trias

· Batuan Sedimen : terdiri dari sedimen klastik pada Formasi Batuayau, formasi

Tanjung, Formasi Warukin, Formasi Dahor, serta sedimen biotik seperti

batugamping Formasi Berai.

· Batuan Volkanik : terdiri dari breksi, aliran lava, batupasir tufaan dan intrusi-

intrusi kecil andesit basaltis.

· Alluvial : Endapan ini termuda, terdiri dari pasir, lempung, gambut dan lumpur.

Batuan ini berumur Pleistosen.

II-1
Gambar 2.1
Peta Geologi Lembar Buntok

II-2
II.1.1. Geomorfologi

Satuan geomorfologi yang terdapat di Kabupaten Barito Timur

dikelompokkan kedalam 5 satuan fisiografi, yaitu :

a. Daerah dataran alluvial

Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk oleh endapan sungai dan

endapan laut akibat pengaruh pasang surut. Dataran ini dijumpai 2 – 5 Km

kiri kanan sepanjang Sungai Barito. Daerah ini biasanya mempunyai drainase

yang jelek.

b. Dataran Gambut

Dataran gambut atau dome terbentuk dari endapan bahan organik dalam

kondisi drainase yang terhambat. Dataran ini dapat dijumpai di daerah Kali

Napu daerah belakang sungai.

c. Daerah teras-teras

Daerah teras-teras ditemukan setelah dataran gambut dan daerah belakang

sungai, terbentuk dari endapan tua dengan formasi material penyusun batuan

pasir. Dataran ini banyak ditemukan pada sekitar anak sungai dan di daerah

Kali Napu dan Tamiang Layang.

d. Daerah Dataran

Dataran ini merupakan daerah peralihan antara dataran teras-teras dengan

daerah perbukitan. Dataran ini dijumpai mulai dari batas Tamiang Layang ke

utara dan dari selatan Kecamatan Paju Epat hingga Kecamatan Awang.

e. Daerah Perbukitan

Daerah perbukitan merupakan daerah patahan dan lipatan yang terbentuk

dari batuan beku dengan material penyusun granit dan batuan pasir serta

terbentuk dari endapan dengan bahan induk batuan liat, lempung dan pasir.

II-3
Bentuk wilayah berbukit hingga bergunung. Daerah ini ditemukan sekitar

perbatasan Kabupaten Barito Timur dan Kabupaten Tanjung Tabalong.

II.1.2. Litologi

Ditinjau dari beberapa aspek geologi terutama lingkungan pengendapan,

ciri litologi dan umur dari formasi, diperkirakan kondisi yang memungkinkan untuk

terbentuknya endapan bitumen padat adalah pada Formasi Tanjung, Formasi

Montalat dan Formasi Warukin. Uraian stratigrafi daerah penyelidikan mulai dari

batuan tua ke muda adalah sebagai berikut :

ü Formasi Tanjung

Terdiri atas perselingan batupasir kuarsa, batulempung dan batulanau.

Batupasir, berwarna kuning muda – kelabu, berbutir sedang, terpilah baik,

struktur sedimen laminasi paralel, komponen utama kuarsa, mengandung

glaukonit dan muskovit. Batulempung, kelabu kehijauan, lunak, mudah

hancur, berlaminasi, kadang menyerpih. Batulanau, kelabu, berlaminasi.

Formasi ini diendapkan di lingkungan laut dangkal terbuka.

ü Formasi Berai

Formasi ini terdiri atas batugamping, putih – kelabu kecoklatan, berbutir

keras, kompak, berlapis mengandung foraminifera, bersisipan batu

lempung, gampingan dan lingkungan, pengendapan formasi ini adalah laut

dangkal tertutup atau laguna.

ü Formasi Montalat

Formasi ini terdiri atas batupasir kuarsa dan batulempung bersisipan

batulanau, serpih dan batubara. Batupasir, kuning muda-kelabu, berbutir

halus-sedang, kuarsa dominan, kekompakan sedang, struktur sedimen

II-4
cross-bedding, laminasi paralel dan bioturbasi. Batulempung, kelabu–

kehijauan, lunak, plastis, masif-berlaminasi, mengandung sisipan

batulanau, lempung berkarbon, serpih dan batubara. Batulanau, kelabu,

getas, berlaminasi, setempat berkarbon. Serpih, coklat-kehitaman, lunak,

getas, kaya kandungan organik, mengindikasikan bitumen padat.

Batubara, hitam, banded, keras, getas. Formasi Montalat diperkirakan

diendapkan di lingkungan laut dangkal.

ü Formasi Warukin

Terdiri atas batupasir kuarsa, bersisipan batulempung, batulanau,

batubara. Batupasir, kuning muda, berbutir sedang-kasar, kongiomeratan,

kuarsa dominan, kurang kompak. Batulempung, kelabu, lunak, setempat

mengandung sisipan lempung berkarbon dan terindikasi bitumen padat.

Batulanau, kelabu, berlaminasi, setempat mengandung sisa organik.

Batubara, hitam kecoklatan, kusam, getas. Formasi ini diendapkan pada

lingkungan paralik.

Gambar 2.2
Korelasi Satuan Peta Geologi Lembar Buntok

II-5
II.1.3. Struktur

Struktur geologi Kalimantan Tengah, khususnya dibagian Tengah-Utara,

mempunyai struktur yang rumit, berupa sesar (patahan), perlipatan dan kekar-

kekar, sedangkan bagian Selatan-Barat Daya relatif stabil. Potensi bahan galian/

sumberdaya mineral yang berada di Kalimantan Tengah, tidak lepas dari

kejadian geologi yang terjadi di Kalimantan Tengah, misalnya endapan emas,

keberadaannya dapat dipengaruhi oleh gejala geologi seperti patahan (sesar)

dan intrusi, sedangkan batubara proses pematangannya juga dipengaruhi oleh

gejala-gejala tersebut diatas.

Pola struktur geologi yang terbentuk di daerah penyelidikan adalah lipatan

dan sesar. Lipatan berupa antiklin berarah timur laut-barat daya yang menunjam

ke arah barat daya. Sesar diperkirakan dengan arah relatif barat laut-tenggara,

terdeteksi di bagian tenggara daerah penyelidikan.

II-6
BAB III

KEGIATAN PENYELIDIKAN

III.1. Penyelidikan Sebelum Lapangan

Pada kegiatan eksplorasi Pasir kuarsa ini persiapan yang dilakukan tidak

terlalu lama dan data-data sekunder yang dipersiapkan cukup banyak. Hal ini

didasarkan pada luas area eksplorasi dan komoditas bahan galian yang

dilakukan eksplorasi berupa mineral batuan jenis Pasir kuarsa, sehingga untuk

kegiatan eksplorasi baik metode maupun peralatan yang digunakan cukup

sederhana.

Persiapan yang dilakukan sebelum kegiatan eksplorasi pasir kuarsa

antara lain persiapan peralatan, persiapan peta dan pertemuan dengan kepala

Desa Kali Napu dan Camat Paju Epat.

Peralatan yang digunakan untuk kegiatan eksplorasi, menggunakan

peralatan yang telah dimiliki perusahaan sebelumnya, sehingga tidak terdapat

pembelian peralatan yang baru.

Untuk peta yang digunakan dilapangan pada saat pemetaan adalah dari

peta rupa bumi skala 1 : 50.000 yang dilakukan pembesaran menjadi skala 1 :

2.000. Setelah persiapan peta dan peralatan lapangan selesai selanjutnya dibuat

jadwal kegiatan agar kegiatan eksplorasi dapat optimal dengan hasil yang

maksimal sesuai rencana.

Selain persiapan alat, kegiatan yang dilakukan sebelum melaksanakan

kegiatan adalah melakukan sosialisasi dengan kepala desa dengan tujuan

meminta izin untuk memasuki wilayah yang akan dilakukan kegiatan eksplorasi,

sekaligus dengan pencarian tenaga kerja lokal yang akan diikutkan dalam

kegiatan eksplorasi. Sosialisasi dengan masyarakat luas belum dilakukan dan

direncanakan akan dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan operasi produksi.

III-1
Gambar 3.1. Peta Geologi Lembar Buntok

III-2
III.2. Penyelidikan Lapangan

Pasca tahap persiapan selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah

penyelidikan lapangan dalam rangka pengambilan data primer. Pada

penyelidikan lapangan eksplorasi pasir kuarsa ini metode yang digunakan adalah

pemetaan geologi permukaan dan pengeboran.

III.2.1. Pemetaan Geologi

Pemetaan geologi permukaan dilakukan pada wilayah IUP Eksplorasi

yang dimiliki oleh CV. Betung dengan komoditas bahan galian mineral bukan

logam jenis Pasir kuarsa. Kegiatan yang dilakukan pada pemetaan geologi

permukaan adalah pengamatan langsung dilapangan pada beberapa lokasi

pengamatan yang terdapat singkapan batuan yang dijumpai yang masuk dalam

lokasi IUP Eksplorasi.

Pada setiap lokasi pengamatan singkapan batuan dilakukan beberapa

kegiatan meliputi :

1. Ploting koordinat lokasi pengamatan dengan menggunakan GPS pada peta

dasar;

2. Deskripsi batuan;

3. Pengambilan sampel batuan dan diberi kode pada buku lapangan serta label

pada kantong sampel;

4. Pengambilan dokumentasi;

5. Pembuatan sketsa/gambar setiap lokasi pengamatan;

Pada pemetaan geologi permukaan ini lintasan pengamatan tidak dibuat

diawal, tetapi dibuat berdasarkan dijumpainya singkapan batuan dipermukaan

pada saat pemetaan dan tidak dilakukan pengukuran stratigrafi karena batuan

yang dijumpai hanya satu jenis batuan (homogen).

III-3
Gambar 3.2. Peta Geologi Regional

III-4
Tabel 3.1.
Koordinat Lokasi Pengamatan Singkapan

LOKASI GARIS BUJUR (BT) GARIS LINTANG (LS)


PENGAMATAN      
OC-R-01 114 58 38.31 -2 10 1.01
OC-R-02 114 58 36.06 -2 10 17.28
OC-R-03 114 58 42.21 -2 10 33.56
OC-R-04 114 58 33.00 -2 10 49.82
OC-R-05 114 58 31.11 -2 11 6.10
OC-R-06 114 58 28.75 -2 11 22.37
OC-R-07 114 58 31.41 -2 11 38.64
OC-R-08 114 58 25.31 -2 11 54.91
OC-R-09 114 59 23.93 -2 10 1.00
OC-R-10 114 59 16.53 -2 10 17.27
OC-R-11 114 59 11.53 -2 10 33.57
OC-R-12 114 59 8.01 -2 10 49.84
OC-R-13 114 59 14.62 -2 11 6.09
OC-R-14 114 59 17.93 -2 11 22.37
OC-R-15 114 59 16.71 -2 11 38.64
OC-R-16 114 59 13.65 -2 11 54.95
OC-R-17 114 59 11.72 -2 12 11.22
OC-R-18 114 59 0.51 -2 12 25.002

III-5
III.2.2. Pengeboran

Metode lain yang digunakan pada kegiatan eksplorasi Pasir kuarsa ini

selain pemetaan geologi permukaan dilakukan pengeboran. Pengeboran

dilakukan untuk melihat dan mengetahui sebaran vertikal bahan Pasir kuarsa

pada lokasi eksplorasi.

Jarak antar titik bor sepasi 500 m. Penentuan titik bor didapatkan setelah

memperoleh hasil pemetaan geologi permukaan dan pengamatan singkapan di

permukaan. Pada kegiatan ini alat yang digunakan adalah menggunakan metode

hand auger. Total titik pemboran yang dilakukan pada kegiatan eksplorasi adalah

15 titik dengan kedalaman bervariasi 5 - 6 meter.

Tabel 3.2

Koordinat Lokasi Pengeboran

No
Titik derajat menit detik derajat menit detik
1 114 56 14.56 2 6 47.8
2 114 56 26.11 2 6 56.69
3 114 56 13.13 2 7 3.7
4 114 56 23.25 2 7 9.8
5 114 55 59.24 2 8 9.4
6 114 56 8.5 2 8 17.9
7 114 55 58 2 8 38.2
8 114 55 51.58 2 9 1.59
9 114 55 44.3 2 9 26.13
10 114 55 50.4 2 10 24.55
11 114 55 45.2 2 10 45.8
12 114 56 8.8 2 10 40.78
13 114 56 26.11 2 10 42.9
14 114 55 40.85 2 9 54.87
15 114 55 43.16 2 8 45.96

III-6
Gambar 3.4. Peta Lokasi Pengeboran

III-7
III.3. Penyelidikan Laboratorium Fisika

Analisa fisika diketahui guna mendukung data-data yang telah terkumpul

agar lebih akurat dan detail dalam penyampaian laporan meliputi jenis material,

bentuk butir, ukuran butir, dan lain-lain yang berhubungan dengan kenampakan

secara fisik. Pada kegiatan eksplorasi ini CV. Betung telah melakukan analisa

LAB sebagai berikut.

Tabel 3.3.
Hasil Analisa Laboratorium

No Parameter Unit Test Result Test Method


1 SiO2 % wt 98.53 Gravimetric
2 TiO2 % wt 0.13 ICP
3 Fe2O3 % wt 0.20 ICP
4 Al2O3 % wt 0.11 ICP
5 Cr2O3 % wt 0.02 ICP
6 CaO % wt 0.06 ICP
7 MgO % wt 0.01 ICP
8 Fe Total % wt 0.14 ICP
9 LOI % wt 0.12 Gravimetric
10 K2 O % wt 0.05 ICP
11 MaO2 % wt 0.01 ICP
12 Na2O % wt 0.08 ICP

III-8
BAB IV

HASIL PENYELIDIKAN

IV.1. Pemetaan Geologi

Luas area IUP Eksplorasi 1.636 hektar namun untuk potensi di luasan

1.636 hektar. Secara topografi lokasi eksplorasi menempati formasi dahor yang

didomonasi batupasir, konglomerat dan perselingan lempung yang mengandung

sisipan lignit dengan lingkungan pengendapan peralihan. Metode yang

digunakan pada kegiatan eksplorasi ini adalah pemetaan geologi permukaan dan

pengeboran. Hal ini didasarkan komoditas bahan galian yang dilakukan

eksplorasi adalah mineral bukan logam jenis Pasir kuarsa, sehingga dengan

metode tersebut cukup relevan dalam mengetahui sebaran dan cadangan bahan

galian pada lokasi tersebut.

Pada pemetaan geologi permukaan ini dilakukan pengamatan singkapan

pada beberapa lokasi pengamatan yang terclapat singkapan batuan (outcroup),

sebagaimana kami sampaikan deskripsi pada masing-masing lokasi pengamatan

di bawah ini:

Di bawah ini kami sampaikan hasil pemetaan geologi permukaan pada 18

lokasi pengamatan singkapan batuan:

1. Lokasi Pengamatan 1 (OC-R-01), Koordinat 114° 58' 38,31" BT – 2° 10'

01,01" LS. Tersingkap Pasir kuarsa, secara megaskopis Pasir kuarsa

berwarna putih susu, berukuran pasir – kerikil, tersebar dipermukaan.

2. Lokasi Pengamatan 2 (OC-R-02), Koordinat 114° 58' 36,06" BT – 2° 10'

17,28" LS Tersingkap batuan Pasir kuarsa, secara megaskopis Pasir kuarsa

berwarna putih susu, berukuran pasir - kerikil, tersebar dipermukaan.

IV-1
3. Lokasi Pengamatan 3 (OC-R-03), Koordinat 114° 58' 42,21" BT – 2° 10'

33,56" LS. tersingkap tumpukan Pasir kuarsa berwarna putih susu,

berukuran pasir halus (50%) dan pasir kasar (50%).

4. Lokasi Pengamatan 4 (OC-R-04), Koordinat 114° 58' 33,00" BT – 2°

10'49,82" LS, tersingkap Pasir kuarsa dominan berukuran pasir, berwarna

putih kusam – putih susu.

5. Lokasi Pengamatan 5 (OC-R-05), Koordinat 114° 58' 31,11 " BT – 2° 11'

06,10" LS, tersingkap Pasir kuarsa berwarna putih susu – putih kusam,

berukuran pasir – kerikil.

6. Lokasi Pengamatan 6 (OC-R-06), Koordinat 114° 58' 28,75" BT – 2° 11'

22,37" LS. Tersingkap Pasir kuarsa, secara megaskopis Pasir kuarsa

berwarna putih susu, berukuran pasir – kerikil, tersebar dipermukaan.

7. Lokasi Pengamatan 7 (OC-R-07), Koordinat 114° 58' 31,41" BT – 2° 11'

38,64" LS Tersingkap batuan Pasir kuarsa, secara megaskopis Pasir kuarsa

berwarna putih susu, berukuran pasir - kerikil, tersebar dipermukaan.

8. Lokasi Pengamatan 8 (OC-R-08), Koordinat 114° 58' 25,31" BT – 2° 11'

54,91" LS. tersingkap tumpukan Pasir kuarsa berwarna putih susu,

berukuran pasir halus (50%) dan pasir kasar (50%).

9. Lokasi Pengamatan 9 (OC-R-09), Koordinat 114° 59' 23,93" BT – 2° 10'

01,00° LS, tersingkap Pasir kuarsa dominan berukuran pasir, berwarna

putih kusam –putih susu.

10. Lokasi Pengamatan 10 (OC-R-10), Koordinat 114° 59' 16,53" BT – 2° 10'

17,27" LS, tersingkap Pasir kuarsa berwarna putih susu – putih kusam,

berukuran pasir – kerikil.

IV-2
11. Lokasi Pengamatan 11 (OC-R-11), Koordinat 114° 59' 11,53" BT – 2° 10'

33,57" LS. Tersingkap Pasir kuarsa, secara megaskopis Pasir kuarsa

berwarna putih susu, berukuran pasir – kerikil, tersebar dipermukaan.

12. Lokasi Pengamatan 12 (OC-R-12), Koordinat 114° 59' 08,01" BT – 2° 10'

49,84" LS Tersingkap batuan Pasir kuarsa, secara megaskopis Pasir kuarsa

berwarna putih susu, berukuran pasir - kerikil, tersebar dipermukaan.

13. Lokasi Pengamatan 13 (OC-R-13), Koordinat 114° 59' 14,62" BT – 2° 11'

06,09 LS. tersingkap tumpukan Pasir kuarsa berwarna putih susu,

berukuran pasir halus (50%) dan pasir kasar (50%).

14. Lokasi Pengamatan 14 (OC-R-14), Koordinat 114° 59' 17,93" BT – 2° 11'

22,37" LS, tersingkap Pasir kuarsa dominan berukuran pasir, berwarna

putih kusam – putih susu.

15. Lokasi Pengamatan 15 (OC-R-15), Koordinat 114° 59' 16,71" BT – 2° 11'

38,64" LS, tersingkap Pasir kuarsa berwarna putih susu – putih kusam,

berukuran pasir – kerikil.

16. Lokasi Pengamatan 16 (OC-R-16), Koordinat 114° 59' 13,65" BT – 2° 11'

54,95" LS. Tersingkap Pasir kuarsa, secara megaskopis Pasir kuarsa

berwarna putih susu, berukuran pasir – kerikil, tersebar dipermukaan.

17. Lokasi Pengamatan 17 (OC-R-17), Koordinat 114° 59' 11,72" BT – 2° 12'

11,12" LS Tersingkap batuan Pasir kuarsa, secara megaskopis Pasir kuarsa

berwarna putih susu, berukuran pasir - kerikil, tersebar dipermukaan.

18. Lokasi Pengamatan 18 (OC-R-18), Koordinat 114° 59' 00,51" BT – 2° 12'

25,02" LS. tersingkap tumpukan Pasir kuarsa berwarna putih susu,

berukuran, pasir halus (50%) dan pasir kasar (50%).

IV-3
Gambar 4.1
Pasir Kuarsa Tersingkap di jalan Hauling PT. BNJM

Berdasarkan hasil pemetaan geologi dikorelasikan dengan geologi

regional, satuan batuan Pasir kuarsa ini menempati seluruh lokasi eksplorasi

seluas 1.636 hektar. Satuan batuan Pasir kuarsa secara megaskopis berwarna

putih susu – putih kusam, dalam bentuk material lepas (loose) yang berukuran

pasir dan kerikil, dengan mineral dominan kuarsa (silica) > 90% dan sisanya

adalah mineral pengotor. Satuan batuan Pasir kuarsa pada lokasi eksplorasi ini,

diindikasikan terbentuk akibat proses sedimentasi material hasil rombakan

batuan beku, sedimen dan batuan metamorf (kuarsit) yang banyak mengandung

kuarsa.

IV-4
Gambar 4.2. Peta Geologi Regional

IV-5
IV.2. Pengeboran

Kegiatan eksplorasi lainnya dengan melakukan pengeboran dengan

menggunakan hand auger sebanyak 15 titik bor dengan jarak antar titik bor

antara 200 meter dan 250 meter kedalaman 5-6 meter.

Tabel 4.1.
Pengeboran
Koordinat Geografif
Kedalaman Pemboran
Garis Bujur Timur Garis Lintang Selatan
No
Longitude Latitude Pasir
OB Total
      Kuarsa
HA-B-01 114 56 14.56 2 6 47.80.25 4.75 5
HA-B-02 114 56 26.11 2 6 56.690.35 4.65 5
HA-B-03 114 56 13.13 2 7 3.70.29 4.71 5
HA-B-04 114 56 23.25 2 7 9.80.25 4.75 5
HA-B-05 114 55 59.24 2 8 9.40.19 4.81 5
HA-B-06 114 56 8.5 2 8 17.90.29 4.71 5
HA-B-07 114 55 58 2 8 38.20.28 4.72 5
HA-B-08 114 55 51.58 2 9 1.590.27 4.73 5
HA-B-09 114 55 44.3 2 9 26.130.26 4.74 5
HA-B-10 114 55 50.4 2 10 24.550.19 4.81 5
HA-B-11 114 55 45.2 2 10 45.80.17 4.83 5
HA-B-12 114 56 8.8 2 10 40.780.31 4.69 5
HA-B-13 114 56 26.11 2 10 42.90.19 4.81 5
HA-B-14 114 55 40.85 2 9 54.870.29 4.71 5
HA-B-15 114 55 43.16 2 8 45.960.28 4.72 5

IV.3. Karakteristik Batuan

Sebagai endapan letakan (placer) pasir kuarsa dapat berupa material-

material yang lepas-lepas sebagai pasir, dan dapat pula terus mengalami suatu

proses selanjutnya adalah terkonsolidasi menjadi batupasir dengan kandungan

silika yang tinggi, misalnya protokuarsit (75- 95 % kuarsa) dan orthokuarsit (>95

% kuarsa).

Pasir kuarsa letakan di lokasi IUP merupakan pasir kuarsa lepas yang

umumnya berasosiasi dengan endapan aluvial. Pasir kuarsa jenis ini karena

rombakan batuan asal seperti granit, granodiorit dan dasit, atau batupasir kuarsa

yamg berumur lebih tua. Sifat fisik kuarsa di lokasi penelitian CV. BETUNG

IV-6
adalah :

Butiran Pasir Kuarsa

Kekerasan : 7,0

Berat jenis : 2,60-2,66

Warna : Putih, bening atau warna lain bergantung kepada senyawa

pengotorannya; misalnya, warna kuning mengandung Fe-oksida,

warna merah mengandung Cu-oksida.T

Goresan : Putih

Kilap : Vitrious/kaca

Belahan : Tidak ada

IV.4. Estimasi Sumber Daya Mineral

Berdasarkan hasil pemetaan geologi permukaan dan pemboran

menunjukan penyebaran batuan yang terdapat pada lokasi eksplorasi adalah

homogen yaitu Pasir kuarsa dalam bentuk endapan dan menempati hampir

seluruh IUP Eksplorasi seluas 1.636 hektar.

Morfologi lokasi eksplorasi dimana terdapatnya penyebaran Pasir kuarsa

menempati dataran alluvial dengan elevasi 25 - 27 meter dari permukaan laut

(beda 2 meter). Luas area yang dihitung sumber daya Pasir kuarsa 1.636 hektar

sesuai dengan ketebalan pasir kuarsa bervariasi antara 5 - 6 meter. Perhitungan

sumber daya sebagai berikut :

IV-7
Tabel 4.2.
Perhitungan Sumberdaya
Kedalaman Pemboran Volume Sumberdaya (m3)
Titik Bor Pasir Tereka Tertunjuk Terukur
OB Total
Kuarsa OB Pasir Kuarsa OB Pasir Kuarsa OB Pasir Kuarsa
HA-B-01 0.25 4.75 5 12,361.112,334,861.11 30,347.22 2,876,597.22 109,962.50 2,102,187.50
HA-B-02 0.35 4.65 5 17,305.562,329,911.67 42,486.11 2,784,458.33 118,987.50 1,912,562.50
HA-B-03 0.29 4.71 5 14,338.892,322,883.33 35,202.78 2,871,741.67 109,912.50 1,924,337.50
HA-B-04 0.25 4.75 5 12,361.112,234,861.11 30,347.22 2,876,597.26 99,962.50 1,999,187.50
HA-B-05 0.19 4.81 5 9,394.442,226,827.70 23,063.89 2,883,883.56 108,287.50 2,157,962.50
HA-B-06 0.29 4.71 5 14,338.892,232,883.33 35,202.78 2871,744 .47 99,912.50 1,999,337.50
HA-B-07 0.28 4.72 5 13,844.442,323,347.78 33,988.89 2,872,955.56 108,950.00 2,196,327.00
HA-B-08 0.27 4.73 5 13,350.002,233,872.12 32,775.00 2,844,169.44 98,987.50 1,998,262.50
HA-B-09 0.26 4.74 5 12,855.562,334,366.67 31,561.11 2,875,343.14 119,925.00 1,999,225.00
HA-B-10 0.19 4.81 5 9,394.442,317,827.78 23,063.89 2,883,380.56 98,987.50 2,193,962.50
HA-B-11 0.17 4.83 5 8,405.562,328,816.67 20,636.11 2,886,308.33 108,962.50 1,997,887.50
HA-B-12 0.31 4.69 5 15,327.782,331,894.44 37,630.56 2,869,313.89 122,837.50 2,170,812.50
HA-B-13 0.19 4.81 5 9,394.442,227,827.78 23,063.89 2,885,880.56 119,987.50 1,943,962.50
HA-B-14 0.29 4.71 5 14,338.892,232,883.33 35,202.78 2,871,741.67 109,912.50 2,124,337.80
HA-B-15 0.28 4.72 5 13,844.442,323,377.68 33,988.89 2,971,955.06 119,950.00 1,993,300.00
TOTAL 520,161,11 34.336.442,50 1,259,047.22 40.254.326,25 1,652,212.50 30.713.652,30

sehingga diperoleh sumber daya Terukur Pasir kuarsa sebesar 30.713.652,30

m3, Volume over burden 1.652.212,50 m3, sumber daya Terunjuk Pasir kuarsa

sebesar 40.254.326,25 m3, Volume over burden 1.259.0472,22 m3, sumber daya

Tereka Pasir kuarsa sebesar 34.336.442,50 m3, Volume over burden 520.161,11

m3.

IV-8
Gambar 4.3. Peta Sebaran Potensi Sumberdaya

IV-9
BAB V

LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

V.1. Lingkungan

Kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan ini mencakup pekerjaan yang

berhubungan dengan penyelidikan kondisi lingkungan sekitar. Rona lingkungan

hidup yang diamati pada IUP Eksplorasi CV. Betung meliputi komponen fisik

kimia, biologi, sosial ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat serta kegiatan

lain disekitar lokasi IUP CV. Betung.

CV. Betung berkomitmen untuk selalu melakukan komitmen untuk selalu

melakukan pemantauan lingkungan di daerah rencana tambang, sehingga aspek

yang terkena dampak dari kegiatan penambangan tersebut bisa terpantau dan

sedini mungkin dapat diminimalisir. Pemantauan lingkungan yang akan dilakukan

oleh CV. Betung meliputi :

1. Perubahan Tingkat Kebisingan

Metode yang dilakukan untuk melakukan kegiatan pemantauan adalah

Melalui pengukuran tingkat kebisingan pada titik-titik yang telah ditentukan.

dengan metode yang sesuai dengan ketentuan pada Kepmen LH. Nomor

Kep – 48/MENHU1996 tentang Baku Mutu Kebisingan.

2. Perubahan Kualitas Udara

Metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan pemantauan adalah

dengan pengambilan sampel udara sesuai dengan PP No. 41 tahun 1999

tentang pengendalian Pencemaran udara.

V-1
3. Perubahan Kualitas Air

Metode yang digunakan adalah dengan pengambilan sampel Air permukaan

sesuai dengan Kepmen LH No 37 tahun 2003 tentang metoda analisa

kualitas air permukaan dan pengambilan contoh air Permukaan. Metode

analisa laboratorium kualitas air disesuaikan dengan PP No. 82 tahun 2001

Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Adapun program pengelolaan lingkungan yang dilakukan CV. Betung

pada saat eksplorasi diantaranya adalah :

1. Melakukan penutupan kembali lubang bekas pemboran.

2. Tidak membuang limbah dan sampah bekas kegiatan eksplorasi di sekitar

lokasi kegiatan.

3. Melakukan pembukaan lahan sesuai kebutuhan sehingga tidak menggangu

habitat sekitar.

4. Tidak mengganggu aktivitas masyarakat sekitar pada saat melakukan

eksplorasi.

V.2. Keselamatan Pertambangan

Dalam rangka pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3)

Pertambangan serta meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja pada kegiatan

eksplorasi pasir kuarsa ini, sebelum melakukan kegiatan eksplorasi, para pekerja

terlebih dahulu diberikan penyuluhan mengenai keselamatan kerja dan telah

disediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi setiap pekerja.

Program keselamatan yang diberikan pada kegiatan eksplorasi selain

dengan pemberian dan mewajibkan pekerja untuk menggunakan alat pelindung

diri pada saat berkerja adalah dengan membuat Job safety analisis (JAS) dan

P5M sebelum memulai pekerjaan.

V-2
Alat Pelindung Diri (APD) yang disediakan oleh perusahaan kepada para

pekerja tersebut diberikan cuma-cuma berupa :

Tabel 5.1.
Nama dan Jumlah APD
No Nama Alat Pelindung Diri Volume Satuan
1 Sepatu Safety 12 Pasang
2 Helmet 12 Buah
3 Rompi 12 Buah
4 Masker 12 Buah
5 Kacamata Safety 12 Buah
6 Sarung tangan 12 Pasang
7 Perlengkapan P3K 1 paket

V-3
BAB VI

KEUANGAN

VI.1. Biaya Langsung

Biaya langsung yang digunakan pada kegiatan eksplorasi berupa biaya

administrasi, biaya pembelian barang dan biaya mobilisasi sebagaimana tabel

berikut :

Tabel 6.1.
Biaya Langsung
No Keperluan Jumlah
1. Administrasi Rp. 70.000.000,-
Pembelian alat
2. a. Peralatan eksplorasi Rp. 15.750.000,-
b. Alat Pelindung Diri Rp. 6.600.000,-
3. Mobilisasi Rp. 15.000.000,-
Total Rp. 107.350.000,-

Tabel 6.2.
Biaya Administrasi
No Keperluan Jumlah
1. Biaya pencadangan Rp. 10.000.000,-

2. Biaya pengurusan Perizinan Rp. 15.000.000,-

3. Penyusunan Dokumen Eksplorasi Rp. 10.000.000,-

Total Rp. 35.000.000,-

Tabel 6.3.
Biaya Pembelian Peralatan
No Keperluan Jumlah (Rp.)
Peralatan Eksplorasi
1. Pita Rp. 50.000,-
2. Loupe Rp. 250.000,-
1. 3. Alat Ukur Meteran Rp. 450.000,-
4. Linggis Rp. 80.000,-
5. Cangkul Rp. 100.000,-
6. ATK Rp. 400.000,-
7. GPS Rp. 4.000.000,-
7. Hand Auger (sews) Rp. 16.800.000,-
Sub Total Rp. 22.130.000,-
Alat Pelindung Diri
2. 1. Sepatu safety Rp. 3.000.000,-

VI-1
2. Helmet Rp. 1.000.000,-
3. Rompi Rp. 500.000,-
4. Masker Rp. 300.000,-
5. Kacamata safety Rp. 800.000,-
6. Sarung Tangan Rp. 200.000,-
7. Perlengkapan P3K Rp. 800.000,-
Sub Total Rp. 6.600.000,-

Tabel 6.4.
Biaya Mobilisasi
No Keperluan Jumlah
1. Sewa Mobil Rp. 18.000.000,-
2. Bahan bakar Rp. 4.500.000,-
Total Rp. 22.500.000,-

VII.2. Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung yang digunakan pada kegiatan eksplorasi berupa

biaya gaji karyawan, biaya makan, analisa laboratorium, biaya pajak dan

penerimaan negara, biaya penyusunan dokumen dan biaya lain-lain

sebagaimana tabel berikut :

Tabel 6.5.
Biaya Tidak Langsung
No Keperluan Jumlah
1. Gaji Karyawan Rp. 46.000.000,-
2. Makan harian Rp 10.950.000,-
3. Analisa Laboratorium Rp. 3.000.000,-
Pajak dan Penerimaan Negara
4. Rp. 10.000.000,-
Biaya Pencadangan
5. Biaya Lain-Lain Rp. 15.000.000,-
Total Rp. 84.950.000,-

Tabel 6.6.
Gaji Karyawan
Jumlah Satuan
No Keperluan Bulan Gaji Total (Rp.)
orang (Rp)
1. Geologist 2 4.000.000 2 Rp. 16.000.000,-
3. Tenaga kerja lokal 10 1.500.000 2 Rp. 30.000.000,-
TOTAL Rp. 46.000.000,-

VI-2
Tabel 6.7.
Makan Harian
Jumlah Satuan Jumlah Makan Total (Rp.)
No Keperluan (Rp)
orang Hari Perhari
1. Makan 12 25.000 22 3 Rp. 9.900.000,-
2. Air Minum Rp. 1.050.000,-
TOTAL Rp. 10.950.000,-

Tabel 6.8.
Analisa Laboratorium
Total (Rp.)
Jumlah Satuan
No Keperluan Sampel (Rp)

1. Analisa 6 500.000 Rp. 3.000.000,-


TOTAL Rp. 3.000.000,-

VI.3. Penerimaan Negara

Kewajiban penerimaan negara tahapan eksplorasi telah diselesaikan

yaitu berupa biaya pencadangan sebesar Rp. 10.000.000 sesuai dengan

ketentuan untuk WIUP bukan logam dengan luas 500-5000 Ha.

VI-3
BAB VII

KESIMPULAN

Dari hasil kegiatan eksplorasi Pasir kuarsa seluas 1.636 hektar pada

lokasi IUP eksplorasi atas nama CV. Betung di Desa Kali Napu Kecamatan Paju

Epat Kabupaten Barito Timur Barat Propinsi Kalimantan Tengah, dapat kami

simpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. CV. Betung telah memegang lzin Usaha Pertambangan tahapan eksplorasi

yang dikeluarkan oleh Bupati Barito Timur dengan Nomor : 329 Tahun 2009

tentang Persetujuan lzin Usaha Pertambangan Eksplorasi Bahan Galian

Pasir Kuarsa atas nama CV. Betung Seluas ± 1.636 Hektar di Desa Kali

Napu Kabupaten Barito Timur Barat Propinsi Kalimantan Tengah.

2. Waktu pelaksanaan kegiatan eksplorasi CV. Betung dimulai pada 20

Agustus 2009 sampai dengan tanggal 20 Agustus 2014 dengan kegiatan

tahap persiapan, kegiatan lapangan, analisa data, penyusunan dokumen.

Pada kegiatan eksplorasi Pasir kuarsa ini metode yang digunakan adalah

pemetaan geologi permukaan dan Pengeboran.

3. Pada kegiatan pengeboran, alat yang digunakan adalah menggunakan

metode hand auger. Total titik pemboran yang dilakukan pada kegiatan

eksplorasi adalah 15 titik dengan kedalaman bervariasi 5 – 6 meter,

berdasarkan hasil kegiatan eksplorasi diperoleh sumber daya sumber

daya Terukur Pasir kuarsa sebesar 30.713.652,30 m3, Volume over

burden 1.652.212,50 m3, sumber daya Terunjuk Pasir kuarsa sebesar

40.254.326,25 m3, Volume over burden 1.259.0472,22 m3, sumber daya

Tereka Pasir kuarsa sebesar 34.336.442,50 m3, Volume over burden

VII-1
520.161,11 m3.

4. Program keselamatan yang diberikan pada kegiatan eksplorasi selain dengan

pemberian dan mewajibkan pekerja untuk menggunakan alat pelindung diri

pada saat berkerja adalah dengan membuat Job safety analisis (JAS) dan

P5M sebelum memulai pekerjaan.

VII-2

Anda mungkin juga menyukai