Anda di halaman 1dari 18

SEJARAH DALAM WEBSITE DAN DIGITALISASI SEJARAH

SEBAGAI SUMBER-SUMBER SEJARAH DAN REKONSTRUKSI


SEJARAH

Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas akhir pada mata kuliah
Dasar-Dasar Teori dan Metodologi Sejarah

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Phil. Gusti Asnan

Rieke Auliana Putri


(2010712008)

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS ANDALAS

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan

ridho-nya sehingga makalah ini dapat disusun dengan selesai. Tidak lupa shalawat

serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita, nabi Muhammad SAW yang

telah membawa kita semua dari zaman kegelapan menjadi zaman yang terang

benderang. Semoga kita diberikan syafaat di hari akhir nanti.

Makalah yang berjudul “Sejarah dalam Website dan Digitalisasi Sejarah

Sebagai Sumber-Sumber Sejarah dan Rekonstruksi Sejarah” ini disusun untuk

memenuhi tugas individu pada mata kuliah Dasar-Dasar Teori dan Metodologi

Sejarah.

Bilamana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, izinkan

penulis menghaturkan mohon maaf. Sebab, makalah ini tidak sempurna dan masih

memiliki banyak kelemahan, penulis juga berharap pembaca makalah ini dapat

memberikan kritik dan sarannya kepada penulis.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan,

ilmu pengetahuan, dan menjadi acuan untuk menulis makalah lainnya.

Padang, 12 Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
2.1 Sejarah dalam website ....................................................................... 3
2.2 Digitalisasi Sejarah Sebagai Sumber-Sumber Sejarah dan
Rekonstruksi Sejarah .......................................................................... 5
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 12
3.2 Saran .................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan globalisasi ditandai dengan berbagai kemajuan-
kemajuan di segala bidang kehidupan manusia, baik ilmu pengetahuan dan
teknologi. Arus pengaplikasian teknologi dan informasi secara masif ini,
memudahkah berbagai kegiatan dan beberapa kebutuhan yang dibutuhkan
oleh manusia. Tersedianya penggunaan jaringan digital untuk menyediakan
informasi di berbagai jejaring sosial ini juga tak lekang dari informasi
sejarah, dimana contohnya tersedianya akses terbuka ke lokasi museum,
yang mana langsung diarahkan ke halaman website arsip dari Museum yang
bisa di akses dari jarak jauh dengan mudah tanpa harus mendatangi museum
terlebih dahulu.
Dahulu jika membutuhkan arsip-arsip maupun sumber sejarah yang ada
di suatu daerah atau pun juga arsip nasional pemerintah hanya bisa di
kunjungi di kota tersebut saja, hingga memakan banyak biaya, waktu dan
tenaga. Dengan perkembangan teknologi ini tentunya mulai banyak
website-website yang memuat berbagai arsip sejarah dan bahan ajar sejarah
yang mulai tersedia di internet. Contohnya saja ANRI (Arsip Nasional
Republik Indonesia). Kemudahan tersebut tidak hanya dinikmati oleh
sejarawan, penulis maupun peneliti, tetapi juga berhak diberikan kepada
peserta didik dan mahasiswa sejarah.
Selain itu, media digital penyedia informasi juga sebagai wadah untuk
mengkomunikasikan sejarah kepada publik, dimana menyediakan sejarah
pada khalayak banyak serta manfaat lainnya ialah untuk menerjemahkan,
hingga dapat menciptakan jaringan informasi digital kesejarahan agar dapat
disebarkan ke masyarakat awam. Maka dari itu, makalah ini akan
menjelaskan lebih detail mengenai bagaimana sejarah dalam website
sebagai sumber-sumber sejarah dan rekonstruksi sejarah.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka penulis dapat menyimpulkan fokus
masalah sebagai berikut :
1) Bagaimana sejarah diaplikasikan dalam website?
2) Mengapa digitalisasi sejarah dikatakan sebagai sumber-sumber
sejarah dan rekonstruksi sejarah?

1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
1) Memberi penjelasan mengenai bagaimana sejarah diaplikasikan
ke dalam website.
2) Memberikan gambaran mengenai digitalisasi sejarah yang
dikatakan sebagai sumber-sumber sejarah dan rekonstruksi
sejarah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah dalam Website


Pada era globalisasi kini banyak bidang mengalami kemajuan, baik
itu informasi dan teknologi yang dikembangkan guna untuk memudahkan
pekerjaan manusia. Berkembangnya teknologi dan informasi juga
menghadapi tantangan yang relatif besar, yang berkaitan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sangat luar
biasa. Hal ini disebabkan, apa yang ditawarkan ialah berbagai kemudahan
baru dalam pekerjaan maupun pembelajaran terutama bervariasinya media
pembelajaran yang digunakan oleh para pendidik dalam menyampaikan
materi pembelajaran. Bukan hanya para pendidik, namun juga orang-orang
yang bergerak pada sejarah publik juga bergerak menyebarkan informasi
yang disampaikan di berbagai laman media sosial—website.

Gambar 1 Gambar (www) ruang informasi yang dipakai oleh


pengenal global yang ada di browser

Pada salah satu bab dalam buku yang ditulis oleh Faye Sayer, ia
memaparkan bahwa tahun 1990-an merupakan era dikembangkannya
jaringan World Wide Web (WWW) di laboratorium fisika di Swiss (CERN)
hal ini dipelopori oleh proposal milik Tim Berners-Lee. Barulah pada 1992,

3
browser pertama lahir dengan nama Viola yang berfungsi sebagai editor situs
dan laman. Sedangkan web browser www dikenal dengan nama Nexus,
kemampuannya juga terbatas karena masih dalam tahap perkembangan di
masa itu yang mana saat itu Nexus tidak dapat menampilkan halaman web
dengan grafik atau gambar yang disematkan, namun penggunanya masih
tetap tersambung ke sambungan internet.

Penggunaan internet secara komersial baru terjadi sekitar tahun


1994 dan seterusnya, pada tahun ini banyak bermunculan browser seperti
Erwise, dan Mosaic. Sebelum google mendominasi browser nama Netscape
menjadi salah satu pionir penjelajah web pertama di dunia yang paling
dikenal. Pada eranya Netscape mendominasi industri penjelajah web,
sebelum akhirnya sebagian sahamnya berpindah ke Internet Explorer milik
Microsoft.

Berkembang sejalan mengikuti pertumbuhan budaya dan bebasnya


masyarakat mengakses penggunaan dalam skala yang lebih luas menjangkau
informasi. Dalam praktiknya, sejarawan publik memasarkan berbagai
informasi kesejarahan menggunakan platform online seperti akses pada
website-website yang menghubungkan orang-orang dengan informasi yang
merujuk kepada kemudahan.

Sepanjang tahun 90-an, website-website itulah yang dipergunakan


oleh sejarawan publik sebagai alat komunikasi yang memungkinkan publik
untuk mendapatkan akses pada sumber-sumber sejarah, walaupun masih
terbatas pada teknologi web versi 1.0. Beberapa contoh pertama dari situs
“statis” web yang paling dasar adalah yang diluncurkan oleh Museum
Paleontology, Universitas California, di Berkeley pada tahun 1997, dan
Museum sejarah sains, di oxford, 1995.1 Situs web ini menyediakan informasi
dasar tentang museum kepada pengguna internet, termasuk lokasi dan detail
kontak, pameran online, pendidikan dan acara yang sedang berlangsung dan

1
Sayer, F. (2017). Sejarah Publik: sebuah panduan praktis. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Hal.
271.

4
mendatang. Versi awal setelah peluncuran situs ini memberikan informasi
dasar kepada bagi pengunjung dan perpustakaan online untuk mendukung
kepentingan pengguna web (berbasis web), tetapi tidak memungkinkan
terjadinya interaksi secara langsung dengan publik.

Sejarah dalam website bukanlah sesuatu yang dijumpai baru-baru


ini, para sejarawan publik, akademisi, maupun penulis sejarah memanfaatkan
perkembangan teknologi website ini untuk menyebarluaskan kembali sejarah
yang mudah diakses. Halaman website yang bisa digunakan ialah Blog atau
Web Blog, laman penulisan ini pertama kali digunakan oleh Jorn Barger pada
bulan 1997, ia menggunakan istilah Weblog untuk menyebut kelompok
website pribadi yang selalu di update dimana berisi link-link website lain
yang dianggap menarik disertai dengan komentar-komentar mereka sendiri.

2.2 Digitalisasi Sejarah sebagai Sumber-Sumber Sejarah dan


Rekonstruksi Sejarah

Di era digitalisasi, perkembangan teknologi berbasis digital semakin


cepat dan canggih. Digitalisasi (digitalization) sendiri merupakan proses
konversi data analog yang sudah ada seperti media dari dokumen-dokumen,
foto, audio, maupun video menjadi bentuk digital. Sedangkan digitalisasi
sejarah merupakan proses konversi sumber atau informasi kesejarahan
menjadi bentuk digital yang kemudian bisa dimuat di laman website, hingga
publik bisa menjangkau informasi mengenai sejarah dengan mudah.

Perkembangan digitalisasi sumber sejarah ini sendiri tidak dapat


dilepaskan dari pengaruh lekatnya penggunaan teknologi informasi di era
digital. Hal ini menyoroti peranan besar teknologi yang hadir terhadap
perkembangan secara keilmuan dan juga menjadi sarana utama dalam
institusi pendidikan hari ini (Iqbal & Mutawakkil, 2021:2). Dengan adanya
proses digitalisasi dari sumber sejarah ini tentunya berdampak positif bagi
banyak kalangan, terutama dalam membantu para peneliti dan pendidik

5
sejarah untuk menemukan materi sejarah dengan lebih mudah, karena sudah
tersusun sistematis oleh sistem.

Pengertian sejarah sendiri merupakan suatu rangkaian peristiwa masa


lalu yang memiliki tantangan tersendiri dalam rekontruksinya sebagai ilmu
pengetahuan, salah satu tantangan tersebut adalah pada bagian proses
mengumpulkan sumber sejarah yang sulit diperoleh karena jangkauannya
terbatas. Sumber yang dipergunakan dalam penelitian sejarah setidaknya
membutuhkan dua jenis sumber sejarah yakni sumber primer dan sumber
sekunder. Sumber primer sebagai sumber utama dalam pendukung suatu
proses penelitian sejarah biasanya hanya dapat diakses secara terbatas.
Tentunya hal inilah yang menjadi kesulitan bagi seorang peneliti maupun
akademisi pendidikan sejarah untuk bisa mendapatkan sumber secara
leluasa.

Oleh sebab itulah, perkembangan teknologi ini digunakan untuk


mendigitalisasi sumber-sumber sejarah yang akan memudahkan banyak
orang dalam perolehan informasi sumber-sumber sejarah yang membantu
penelitian maupun akses bahan belajar dalam pendidikan sejarah. Dengan
adanya digitalisasi sumber sejarah yang kemudian disediakan secara online,
maka sumber tersebut lebih mudah dicari, diakses, diunduh oleh publik.
Namun, tidak jarang juga banyak orang memanipulasi sumber sejarah
tersebut.

Selain itu, pertumbuhan teknologi digital yang interaktif seperti


Google Earth memungkinkan orang untuk berkelana ke masa lampau dan
melihat perubahan-perubahan lanskap dan tata kota sepanjang masa melalui
penggunaan gambaran imaji kesejarahan yang dipadukan pada peta modern
(masa kini). Inovasi-inovasi mulai dimunculkan, jadi sejarah yang ditulis
kembali melalui website menjadi lebih menarik di sisipi berbagai gambar
beserta sumber yang berguna untuk dituliskan kembali ke dalam sejarah yang
mungkin berkaitan.

6
Memasuki tahun 2000-an, perkembangan teknologi jauh lebih
berkembang lagi. Adanya berbagai sarana yang memadai untuk seorang
sejarawan publik dan masyarakat luas mengakses sejarah secara daring.
Munculnya aplikasi seperti Facebook, Twitter, Instagram, Wordpress,
Blogspot, dan Youtube serta masih banyak lagi aplikasi yang mendukung
tulisan untuk diakses di internet. Di tahun ini juga, arsip-arsip dan sumber-
sumber sejarah mulai di upload secara besar-besaran di Internet dan bisa
diakses secara gratis.

Contohnya sejak tahun 90-an


akhir pemerintah mulai melakukan
proses digitalisasi terhadap arsip-arsip
masa VOC, Hindia Belanda dan
kolonial lainnya. Hal ini dilakukan
oleh Arsip Nasional Republik
Indonesia (ANRI) dengan tujuan
Logo ANRI
untuk pemeliharaan dan pengamanan Sumber: https://anri.go.id/
terhadap sumber sejarah. Dalam proyeknya Arsip Nasional Republik
Indonesia (ANRI) bekerjasama dengan Arsip Nasional Negeri Belanda
(Nationaal Archief) dalam usaha mengidentifikasi dan mengatalog arsip-arsip
VOC, hasilnya adalah sebuah daftar inventaris yang diterbitkan pada tahun
2007. Proyek lainnya yang dilakukan oleh ANRI ialah mendigitalisasikan
koran-koran tua sejak tahun 1980-an dan proyek ini masih berlangsung
hingga sekarang. Kemudian arsip-arsip tersebut sekarang bisa diakses di
laman website resmi milik ANRI sendiri di https://anri.go.id/.

Bukan hanya ANRI namun, arsip-arsip yang berkaitan dengan masa


Hindia Belanda juga bisa diakses secara langsung melalui salah satu website
resmi Delpher di https://www.delpher.nl/, situs web ini menyediakan teks
lengkap koran-koran, jurnal, buku dan lembar kopi dari siaran berita radio
bersejarah berbahasa Belanda yang telah didigitalisasi. Bahannya sendiri
disediakan oleh museum, perpustakaan dan institusi pelestarian lainnya.

7
Selain Delpher, juga terdapat KITLV, singkatan dari Koninklijk Instituut voor
de Taal-, Land-en Volkenkunde atau Royal Netherlands Institute of Southeast
Asian and Caribbean Studies, Lembaga Studi Asia Tenggara dan Karibia
Kerajaan Belanda. Sejak tahun 2014 perpustakaan KITLV di Leiden
bergabung menjadi bagian dari Perpustakaan Universitas Leiden, situs ini
memuat berbagai sumber sejarah tentang Indonesia pada masa kolonial, situs
ini bisa dijangkau di halaman browser dengan link https://www.kitlv.nl/.

Koran Berita Cuulturstelsel, 1928.

Sumber: Arsip Delpher. Collection Delpher, Digital Newspaper Library. (Diakses dari
https://www.delpher.nl/)

8
Kantor De Javasche Bank, 1887.
Sumber: KITLV A739. De Javasche Bank te Batavia. Indonesia: Jakarta
Raya. Handel, 2006

Diatas merupakan contoh dari sumber foto dan koran sejak era kolonial
yang bisa diakses di situs website yang menyediakan sumber-sumber mengenai
sejarah. Arsip-arsip yang diperoleh juga beberapa sebagian sudah diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia dan Inggris serta diberi transkripsi.

Informasi sumber-sumber sejarah juga datang dari media sosial, maraknya


penggunaan media sosial Facebook, Twitter dan Instagram juga membantu para
peneliti menemukan sumber yang berkaitan dengan penelitiannya. Tentunya ini
begitu membantu dalam proses rekonstruksi yang dilakukan oleh peneliti dan
akademisi dalam melakukan penelitian sejarah, guna sebagai sumber pendukung
dari kefaktualan sebuah karya sejarah ilmiah yang ditulis seseorang.

Sebagai contohnya adalah Studi Naskah Kuno oleh Gallop, ia merupakan


seorang peneliti filologi, sebuah ilmu yang cukup dekat dengan studi sejarah.
Annabel Teh Gallop, seorang kurator naskah-naskah Melayu di British Library, ia
membagikan pengalamannya dalam menemukan sumber sejarah melalui cuitannya
pada laman facebook miliknya. Gallop menemukan naskah surat-surat keputusan
berbahasa Melayu dari kerajaan Jambi melalui informasi dari foto yang diupload di
facebook. Naskah ini diketahui terdapat di sebuah desa bernama Lubuk Resam di

9
Jambi dimana naskah ini tersimpan sebagai koleksi pusaka.2 Kesimpulannya dari
pengalaman penelitian Gallop menunjukkan manfaat yang didapatkan dari media
sosial yang berguna sebagai tempat bertukarnya banyak informasi dari berbagai
belahan dunia.

Dari sumber-sumber sejarah inilah proses rekonstruksi hadir, rekonstruksi


sendiri merupakan penyusunan kembali atau menciptakan kembali atas sesuatu
berdasarkan kejadian semula, dimana dalam rekonstruksi tersebut terkandung nilai-
nilai dari sumber primer yang harus tetap ada dalam aktivitas membangun kembali
sesuatu sesuai dengan kondisi semula. Dalam ilmu sejarah sendiri konstruk sejarah
ini masuk dalam kategori sejarah dalam arti subjektif, yakni sejarah sebagai hasil
rekonstruksi masa lampau. sejarah dalam arti subjektif merupakan produk
rekonstruksi dari peristiwa sejarah yang ditulis atau disusun oleh penulis sebagai
suatu uraian.

Kemudian sejarah sebagai kisah atau sejarah subjektif ini hanya bisa
direkonstruksi, apabila peristiwa tersebut meninggalkan jejak berupa sumber
sejarah. Ada empat jenis sumber sejarah, yakni tertulis, benda, visual dan lisan.
Sumber tertulis itu misalnya surat kabar, arsip dokumen, lembaran negara, surat,
laporan dan lainnya, Sumber benda, misalnya, foto-foto, bangunan-bangunan,
makam, dan tugu-tugu peringatan. Sumber visual, adalah rekaman-rekaman
gambar hidup, seperti, rekaman peristiwa, rekaman peringatan, dan rekaman berita-
berita televisi. Sumber lisan, yakni sumber sejarah yang berbentuk lisan atau
menghasilkan suara. Sumber lisan dapat dikategorikan dalam tiga kelompok besar,
tradisi lisan, rekaman suara (rekaman rapat, pidato, ceramah, dan sebagainya), dan
sejarah lisan.3

2
Annabel Teh Gallop. “Facebook Philology: The Contribution of Social Media to The Study of
Manuscripts From Indonesia and The Malay World”. In Simposium Internasional
Pernaskahan Nusantara XVI MANASSA, Perpustakaan Nasional RI, Jakarta 26-29
September 2016
3
Dienaputra, R. D. (2012). Rekonstruksi Sejarah Seni Dalam Konstruk Sejarah
Visual. Panggung, 22(4). Hal. 3.

10
Sebelum menjadi suatu karya ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan,
rekonstruksi sejarah ini memiliki empat tahapan dengan menggunakan metode
sejarah, yakni heuristik (pengumpulan sumber), kritik (seleksi sumber), interpretasi
(penafsiran fakta sejarah), dan historiografi (penulisan sejarah). Hal yang dihasilkan
dari proses rekonstruksi sejarah ini mulai dari karya ilmiah, buku, skripsi, tesis,
disertasi, film dokumenter dan lainnya. Hasil dari rekonstruksi sejarah inilah yang
mendukung faktor berkembangnya ilmu pengetahuan sejarah, karya ilmiah yang
dihasilkan dimanfaatkan terus oleh para peneliti lainnya sebagai sumber sekunder
dan akademisi di dalam dunia pendidikan dalam mendapatkan pengetahuan
mengenai kesejarahan.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sejarah dalam website tidak bisa dilepaskan dari kehadiran
perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang terus berkembang
dengan pesat sejak tahun 1990-an. Teknologi digital ini membantu proses
persebaran berbagai informasi apa saja yang dibutuhkan oleh manusia,
termasuk informasi mengenai sejarah. Informasi kesejarahan ini bisa dilihat
kapan saja dan diperoleh dimana saja tanpa perlu mendatangi tempat yang
menyimpan sumber sejarah tersebut. Dengan adanya digitalisasi sumber
sejarah yang kemudian disediakan secara online, maka sumber tersebut
lebih mudah dicari, diakses, diunduh oleh publik. Namun, tidak jarang juga
banyak orang memanipulasi sumber sejarah tersebut.

Salah satu upaya dalam digitalisasi sumber sejarah ini, dilakukan


oleh pihak Arsip Negara Republik Indonesia (ANRI) dengan tujuan untuk
pemeliharaan dan pengamanan terhadap sumber sejarah. Sumber-sumber
sejarah bisa ditemui dalam bentuk arsip, dokumen, foto, maupun video serta
rekaman suara yang didigitalisasi di laman website milik ANRI.

Informasi sumber-sumber sejarah juga datang dari media sosial,


maraknya penggunaan media sosial Facebook, Twitter dan Instagram juga
membantu para peneliti menemukan sumber yang berkaitan dengan
penelitiannya. Dalam rekonstruksinya sumber sejarah ini bisa dijadikan
acuan dalam proses pembelajaran, dimana bahan-bahan pelajaran tersedia
melimpah di jejaring sosial. Semakin berkembangnya IPTEK, makan
semakin berkembang pula akses informasi yang tersedia dan bisa di
jangkau. Namun, kadang dibalik banyaknya kemudahan dan dampak positif
yang telah diberikan oleh IPTEK tentunya mempunyai dampak negatif yang
sama besarnya. Maraknya informasi kesejarahan yang tidak didasari oleh

12
sumber yang valid, tulisan yang mudah dijiplak, hingga persebaran
informasi hoax secara cepat.

3.2 Saran
Demikian materi makalah yang penulis sampaikan, dari materi tersebut
kita sebagai generasi penerus bangsa Indonesia dapat memahami bagaimana
sejarah dalam website dan digitalisasi sejarah sebagai sumber-sumber
sejarah dan rekonstruksi sejarah ini sebagai salah satu hal yang penting
dalam kemudahan dari proses digitalisasi untuk menghasilkan suatu karya
ilmiah dalam bidang sejarah.

Dalam makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kekeliruan,


baik dalam segi materi pembahasan maupun segi pengetikkan. Penulis
berharap kepada para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun guna untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga melalui
makalah ini, para pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
terutama dalam Sejarah yang terdigitalisasi dan rekonstruksinya dimana
saat ini kita pelajari.

13
DAFTAR PUSTAKA

Buku, Jurnal dan Artikel


Amboro, K. (2020). Sejarah Publik dan Pendidikan Sejarah Bagi
Masyarakat. Historis: Jurnal Kajian, Penelitian Dan Pengembangan
Pendidikan Sejarah, 5(1), 20-28.

Anis, M. Z. A., & Mardiani, F. (2022). Digitalisasi Sumber Belajar Sejarah


Menyongsong Pendidikan Era 4.0. In Prosiding Seminar Nasional
Lingkungan Lahan Basah (Vol. 7, No. 2).

Dienaputra, R. D. (2012). Rekonstruksi Sejarah Seni Dalam Konstruk Sejarah


Visual. Panggung, 22(4).

Gallop, A. T. (2016). Facebook Philology: The Contribution Social Media to The


Study of Manuscripts from Indonesia and The Malay World. Simposium
Internasional Pernaskahan Nusantara XVI, Jakarta.

Rezaldi, M. R. (2022). Penerapan Strategi dan Pemanfaatan Teknologi Digital


Dalam Pembelajaran Sejarah Abad 21.

Saputra, M. R. A. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Berbasis WEB.


Penerbit YLKI.

Sayer, F. (2017). Sejarah Publik: sebuah panduan praktis. Yogyakarta: Penerbit


Ombak.
Utami, I. W. P. (2020). Pemanfaatan Digital History Untuk Pembelajaran Sejarah
Lokal. Jurnal Pendidikan Sejarah Indonesia, 3(1), 52-62.
Wirawan, Y. (2017, April). Teknologi Digital dan Studi Sejarah. In Makalah
Disajikan pada Acara Seminar Dies Natalis ke–24 Fakultas Sastra
Universitas Sanatha Dharma Yogyakarta pada (Vol. 26).

14
Website
Muhammad, Devan. (2021). Digitalisasi Sejarah.
(https://www.kompasiana.com/devanmuh/61a4e0fe06310e29816a3fa2/digit
alisasi-dalam-sejarah, diakses pada tanggal 12 Juni 2022)

Novita, Fakhri. (2015). Kenalkah Anda dengan empat browser tertua dan
berpengaruh ini? (https://www.techno.id/how-to/kenalkah-anda-dengan-
empat-browser-tertua-dan-berpengaruh-ini-150331u.html, diakses pada
tanggal 13 Juni 2022)

Sihotang, Kevin. (2022). Web Browser Pertama di Dunia.


(https://www.validnews.id/catatan-valid/web-browser-pertama-di-dunia,
diakses pada tanggal 11 Juni 2022)

Universitas Katolik Parahyangan. Budaya Digital: Membangun atau


Mendestruksi? (https://unpar.ac.id/budaya-digital-membangun-atau-
mendestruksi/, diakses pada 12 Juni 2022)

15

Anda mungkin juga menyukai