LEMBARAN KERJA Nama : Ns. Yusra, S.Kep Tanggal : 13 Agustus 2022
Sebutkan nama nama bagian Paru pada gambar di bawah ini
Keterangan Gambar 1. Nasal cavity 24. Trachea 2. Nostril 25. Right Upper Lobe 3. Oral cavity 26. Right Bronchus 4. Laring 27. Horizontal Fissure 5. Right Primary Bronchus 28. Right Middle Lobe 6. Right Lung 29. Oblique Fissure 7. Pharing 30. Right Lower Lobe 8. Trachea 31. Left Primary Bronchus 9. Left Primary Bronchus 32. Upper Lobe Bronchus 10. Left Lung 33. Lower Lobe Bronchus 11. Diafragma 34. Bronchiale 12. Larynx 35. Left Upper Lobe 13. Trachea 36. Left Lower Lobe 14. Thyroid Gland 37. Cardiac Notch 15. Root of Right Lung 38. Trachea 16. Location Of Carina 39. Cartilage rings 17. Root of Left Lung 40. Cartilage Plates 18. Primary Bronchi 40. Secondary Bronchus 19. Right Secondary Bronchi 41. Tertiary Bronchi 20. Left Secondary Bronchi 42. Bronchiole 21. Lung Tissue 43. Terminal Bronchiole 22. Thyroid Cartilage 44. Respitory Bronchiole 23. Cricoid Cartilage 45. Alveoli in Pulmonary Lobule
1. Sebutkan dan jelaskan saluran napas bagian atas
Rongga Hidung adalah gerbang utama keluar masuknya udara setiap kali Anda bernapas. Dinding dalam hidung ditumbuhi rambut-rambut halus yang berfungsi menyaring kotoran dari udara yang Anda hirup. Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami penghangatan, penyaringan dan pelembaban yang merupakan fungsi utama dari selaput lendir respirasi. Selaput rongga hidung terdiri dari : o “Psedostrafied ciliated columnar rpithelium” o Sel goblet o Kelenjar sereous o Pembuluh darah Nasofaring Pada bagian ini ada dua alat penting yaitu “Pharyngeal Tonsil “ dan tuba “Eustachius “ Orofaring Merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring. Disini terdapat pangkal lidah. Laringofaring Merupakan bagian yang cukup penting karena disini terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan yang berlagsung secara bergantian. 2. Sebutkan dan jelaskan saluran napas bagian bawah Laring adalah rumah bagi pita suara Anda. Letaknya tepat di bawah persimpangan saluran faring yang membelah menjadi trakea dan kerongkongan. Trakea adalah bagian terpadu dari jalur napas dan memiliki fungsi vital untuk mengalirkan udara dari dan menuju paru-paru untuk pernapasan. Tulang Rusuk adalah tulang yang menopang rongga dada dan melindungi organ dalam dada, seperti jantung dan paru-paru dari benturan atau goncangan. Paru-paru adalah sepasang organ yang terletak di dalam tulang rusuk. Masing-masing paru berada di kedua sisi dada. Paru-paru dilapisi oleh selaput tipis yang disebut pleura. Lapisan pleura bertindak sebagai pelumas yang memungkinkan paru-paru untuk mengembang dan mengempis dengan lancar setiap kali bernapas. Lapisan pleura juga memisahkan paru-paru dari dinding dada Bronkiolus adalah cabang dari bronkus yang berfungsi untuk menyalurkan udara dari bronkus ke alveoli. Selain itu bronkiolus juga berfungsi untuk mengontrol jumlah udara yang masuk dan keluar saat proses bernapas berlangsung. Alveoli/Alveolus adalah kantung-kantung kecil dalam paru yang terletak di ujung bronkiolus. Dalam sistem pernapasan, alveoli berfungsi sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Tabung bronkial paru-paru, ada sillia berupa rambut-rambut kecil yang bergerak seperti gelombang. Gerakan gelombang sillia akan membawa mukus (dahak/lendir/cairan) ke atas hingga ke luar tenggorokan. Silia juga ada di dalam lubang hidung. Diafragma adalah dinding otot kuat yang memisahkan rongga dada dari rongga perut. Saat melakukan pernapasan perut, diafragma akan bergerak ke bawah dan menciptakan rongga kosong untuk menarik udara. Ini juga bisa membantu memperluas paru-paru.
3. Jelaskan tentang Leura dan lapisan – lapisannya
Pleura adalah membran (selaput) tipis berlapis ganda yang melapisi paru-paru. Pleura terdiri dari dua lapisan, yaitu: a. Pleura dalam (visceral), yaitu lapisan di sebelah paru-paru b. Pleura luar (parietal), yaitu lapisan yang melapisi dinding dada 4. Sebutkan dan jelaskan mengenai otot-otot pernapasan Otot skelet selain berfungsi sebagai pembentuk dinding dada juga berfungsi sebagai otot pernapasan. Menurut fungsinya, otot pernapasan dibedakan menjadi otot inspirasi, yang terdiri dari otot inspirasi utama dan tambahan, serta otot ekspirasi. Yang termasuk dalam otot inspirasi utama yaitu m. intercostalis externus dan m. diafragma, sedangkan yang termasuk dalam otot inspirasi tambahan yaitu m. sternocleidomastoideus berfungsi mengangkat sternum ke superior, m. serratus anterior berfungsi mengangkat sebagian besar costa, dan m. scalenus berfungsi mengangkat dua costa pertama. Selama pernapasan normal dan tenang (quiet breathing), tidak ada otot pernapasan yang bekerja selama ekspirasi, hal ini akibat dari daya lenting elastis paru dan dada. Namun pada keadaan tertentu, di mana terjadi peningkatan resistensi jalan nafas dan resistensi jaringan, misalnya saat serangan asma, otot ekspirasi dibutuhkan kontribusinya. Dalam keadaan ini, otot ekspirasi yaitu m. rectus abdominis memberikan efek tarikan ke arah inferior yang sangat kuat terhadap costa bagian bawah, pada saat yang bersamaan otot ini dan otot abdominal lain menekan isi abdomen ke arah diafragma, serta m. intercostalis internus juga berfungsi menarik rongga toraks ke bawah. 5. Jelaskan proses mekanika Ventilasi Ventilasi merupakan proses pergerakan udara keluar-masuk paru secara berkala, dimana terjadi pertukaran O2 dan CO2 diantara darah kapiler paru dengan udara atmosfer segar. Ventilasi secara mekanis dilaksanakan dengan mengubah secara berselang-seling arah gradien tekanan untuk aliran udara antara atmosfer dan alveolus melalui ekspansi dan penciutan berkala paru. Kontraksi dan relaksasi otot-otot inspirasi (terutama diafragma) yang berganti-ganti secara tidak langsung akan menimbulkan inflasi dan deflasi periodik paru dengan cara berkala mengembang kempiskan rongga thorak, dan paru secara pasif mengikuti gerakannya. Kontraksi aktif dari m. diafragma dan m. intercostalis externus meningkatkan volume rongga thorak, sehingga menyebabkan 12 tekanan intrapleura yang sekitar 2,5 mmHg disaat mulainya inspirasi, menurun sekitar -6 mmHg dan paru ditarik ke posisi yang lebih diperluas. Tekanan dalam saluran pernapasan menjadi sedikit negatif dan pada akhirnya udara mengalir ke dalam paru. Laju aliran udara berbanding terbalik terhadap gradien resistensi saluran pernapasan. Hal ini dikarenakan resistensi saluran pernapasan, yang bergantung pada kaliber saluran pernapasan, dalam keadaan normal sangat rendah, dan laju aliran udara biasanya bergantung pada gradien tekanan yang tercipta antara alveolus dan atmosfer. Apabila resistensi pernapasan meningkat secara patologis akibat dari penyakit paru obstruktif kronik, gradien tekanan harus juga meningkat melalui peningkatan aktivitas otot pernapasan agar laju aliran udara konstan. Pada saat inspirasi dalam, m. scalenus dan m. sternocleidomastoideus berkontraksi sebagai otot pernapasan tambahan, membantu mengangkat rongga dada, menyebabkan tekanan intrapleura 13 berkurang sampai -30 mmHg, dan menyebabkan derajat inflasi paru yang lebih besar. Paru dapat diisi sampai > 5,5 liter dengan usaha inspirasi maksimum atau dikosongkan sampai sekitar 1 liter dengan ekspirasi maksimum. Volume paru bervariasi dari sekitar 2 sampai 2,5 liter karena volume udara tidal rata-rata sebesar 500 ml keluar masuk paru tiap kali seseorang bernapas. Volume dan kapasitas paru merupakan gambaran fungsi ventilasi sistem pernapasan. Dengan mengetahui besarnya volume dan kapasitas paru dapat diketahui besarnya kapasitas ventilasi maupun ada tidaknya kelainan fungsi paru. a. Volume tidal Merupakan jumlah udara yang masuk ke dalam paru setiap kali inspirasi atau ekspirasi pada setiap pernapasan normal. Nilai rerata pada orang sehat kondisi istirahat adalah 500 ml. b. Volume cadangan inspirasi Merupakan volume udara tambahan pada inspirasi maksimal melebihi volume tidal, digunakan pada saat aktivitas fisik. Volume cadangan inspirasi dihasilkan oleh adanya kontraksi maksimal diafragma, musculus intercostalis eksternus dan otot inspirasi tambahan. Nilai ratarata pada orang sehat sekitar 3.000 ml. c. Volume cadangan ekspirasi Merupakan volume udara tambahan yang dapat secara aktif dikeluarkan dari dalam paru melalui kontraksi otot ekspirasi secara maksimal setelah ekspirasi biasa. Nilai rata-rata pada orang sehat sekitar 1.000 ml. d. Volume residual Merupakan volume udara minimal yang tersisa di dalam paru setelah ekspirasi maksimum. Nilai rata-rata pada orang sehat sekitar 1.200 ml. e. Kapasitas vital Merupakan volume udara maksimal yang dapat dikeluarkan selama satu kali bernapas setelah inspirasi maksimal, bermanfaat untuk menilai kapasitas fungsional paru. Subyek mula-mula melakukan inspirasi maksimum, kemudian melakukan ekspirasi maksimum. Nilai rata-rata pada orang sehat sekitar 4.500 ml. f. Kapasitas inspirasi Merupakan volume udara maksimal yang dapat dihirup pada akhir ekspirasi biasa. Nilai rata-rata pada orang yang sehat adalah sekitar 3.500 ml. g. Kapasitas residual fungsional Merupakan volume udara dalam paru pada akhir ekspirasi pasif normal. Nilai rata-rata pada orang sehat sekitar 2.200 ml. h. Kapasitas total paru Merupakan volume udara dalam paru sesudah inspirasi maksimal. Kapasitas total paru merupakan penjumlahan dari keempat volume paru atau penjumlahan dari kapasitas vital dengan volume residual Nilai rata-rata pada orang sehat sekitar 5.700 ml 6. Sebutkan dan jelaskan tentang fungsi respirasi Fungsi utama respirasi (pernapasan) adalah memperoleh O2 untuk digunakan oleh sel tubuh dan untuk mengeluarkan CO2 yang diproduksi oleh sel. Respirasi melibatkan keseluruhan proses yang menyebabkan pergerakan pasif O2 dari atmosfer ke jaringan untuk menunjang metabolisme sel, serta pergerakan pasif CO2 yang merupakan produk sisa metabolisme dari jaringan ke atmosfer. Sistem respirasi sangat berperan didalam mempertahankan kestabilan tubuh ( homeostasis ). Dengan memperoleh O2 dari udara dan mengeluarkan CO2 ke lingkungan eksternal didalam tubuh. Sistem ini membantu mengatur pH lingkungan internal dengan menyesuaikan tingkat pengeluaran CO2 pembentuk asam. Selain itu sistem respirasi bermanfaat bagi kehidupan sel, karena sel membutuhkan pasokan O2 yang terus-meneurs untuk menunjang berbagai reaksi kimia penghasil energi, dan memproduksi CO2 yang harus dikeluarkan. Tujuan pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan membuang karbondioksida. Untuk mencapai tujuan ini, maka mekanisme pernapasan dibagi menjadi empat proses utama yaitu (1) ventilasi paru, yang berarti keluar masuknya udara antara atmosfir dan alveoli paru; (2) difusi O2 dan CO2 antara alveoli dan darah; (3) pengangkutan O2 dan CO2 dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel jaringan tubuh; dan (4) pengaturan ventilasi. 7. Jelaskan tentang proses diffusi Difusi adalah proses perpindahan molekul gas secara pasif dari area dengan tekanan parsial tinggi ke area dengan tekanan parsial rendah sampai kedua area memiliki tekanan parsial yang sama. Proses difusi terjadi di zona respirasi yang terdiri dari bronkiolus respiratori, duktus alveolar, sakus alveolar, dan alveolus. Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi antara lain luas membran permukaan difusi, koefisien difusi, ketebalan membran difusi, dan perbedaan tekanan parsial gas yang melewati membran difusi. Gangguan kapasitas difusi terjadi pada seseorang dengan penyakit paru, aktifitas fisik, aktifitas di dataran tinggi, dan aktifitas saat penyelaman. Faktor-faktor lain seperti usia dan jenis kelamin juga dapat mempengaruhi difusi gas di paru 8. Jelaskan tetang proses transportasi Setelah difusi maka selanjutnya terjadi proses transportasi oksigen ke sel-sel yang membutuhkan melalui darah dan pengangkutan karbondioksida sebagai sisa metabolisme ke kapiler paru. Sekitar 97 – 98,5% Oksigen ditransportasikan dengan cara berikatan dengan Hb (HbO2/oksihaemoglobin,) sisanya larut dalam plasma. Sekitar 5 – 7% karbondioksida larut dalam plasma, 23 – 30% berikatan dengan Hb (HbCO2/karbaminahaemoglobin) dan 65 – 70% dalam bentuk HCO3 (ion bikarbonat). Saat istirahat, 5 ml oksigen ditransportasikan oleh 100 ml darah setiap menit. Jika curah jantung 5000 ml/menit maka jumlah oksigen yang akan diberikan ke jaringan sekitar 250 ml/menit. Saat olah raga berat dapat meningkat 15 – 20 kali lipat. Transportasi gas dipengaruhi oleh : – Cardiac Output Jumlah eritrosit – Aktivitas – Hematokrit darah 9. Jelaskan tentang regulasi ventilasi Kebutuhan oksigen tubuh bersifat dinamis, berubah-ubah dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah aktivitas. Saat aktivitas meningkat maka kebutuhan oksigen akan meningkat sehingga kerja sistem respirasi juga meningkat. Mekanisme adaptasi sistem respirasi terhadap perubahan kebutuhan oksigen tubuh sangat penting untuk menjaga homeostastis dengan mekanisme sebagai berikut : • Sistem respirasi diatur oleh pusat pernafasan pada otak yaitu medula oblongata. • Pusat nafas terdiri dari daerah berirama medulla (medulla rithmicity) dan pons. • Daerah berirama medula terdiri dari area inspirasi dan ekspirasi. • Sedangkan pons terdiri dari pneumotaxic area dan apneustic area. • Pneumotaxic area menginhibisi sirkuit inspirasi dan meningkatkan irama respirasi. Sedangkan apneustic area mengeksitasi sirkuit inspirasi. • Daerah berirama medula mempertahankan irama nafas I : E = 2” : 3”. Stimulasi neuron inspirasi menyebabkan osilasi pada sirkuit inspirasi selama 2” dan inhibisi pada neuron ekspirasi kemudian terjadi kelelahan sehingga berhenti. Setelah inhibisi hilang kemudian sirkuit ekspirasi berosilasi selama 3” dan terjadi inhibisi pada sirkuit inspirasi. Setelah itu terjadi kelelahan dan berhenti dan terus menerus terjadi sehingga tercipta pernafasan yang ritmis
10. Jelaskan tentang kurve dissosiasi
Kurva oksihemoglobin disosiasi adalah alat penting untuk memahami bagaimana darah kita membawa dan melepaskan oksigen. Secara khusus, kurva oksihemoglobin disosiasi berkaitan saturasi oksigen (SO 2) dan tekanan parsial oksigen dalam darah (PO 2), dan ditentukan oleh apa yang disebut "afinitas hemoglobin untuk oksigen," yaitu, seberapa mudah hemoglobin memperoleh dan melepaskan oksigen molekul dari jaringan sekitarnya. Memahami Kurva Disosiasi Dalam bentuk dasarnya, kurva disosiasi oksihemoglobin menggambarkan hubungan antara tekanan parsial oksigen (sumbu x) dan saturasi oksigen (sumbu y). Afinitas Hemoglobin akan oksigen meningkat sebagai molekul berturut-turut mengikat oksigen. Molekul yang lebih mengikat sebagai tekanan parsial oksigen meningkat sampai jumlah maksimum yang dapat terikat tercapai. Sebagai batas ini didekati, mengikat tambahan yang sangat sedikit terjadi dan tingkat kurva sebagai hemoglobin menjadi jenuh dengan oksigen. Oleh karena itu kurva memiliki sigmoidal atau S-bentuk. Pada tekanan di atas sekitar 60 mmHg, kurva disosiasi standar relatif datar, yang berarti bahwa kandungan oksigen darah tidak berubah secara signifikan bahkan dengan peningkatan besar dalam tekanan parsial oksigen. Untuk mendapatkan lebih banyak oksigen ke jaringan akan membutuhkan transfusi darah untuk meningkatkan jumlah hemoglobin (dan karenanya oksigen daya dukung), atau oksigen tambahan yang akan meningkatkan oksigen terlarut dalam plasma. Oksihemoglobin standar Disosiasi Curve menunjukkan P50, dan SaO2 pada PaO2 = 80 mmHg. Meskipun pengikatan oksigen ke hemoglobin terus sampai batas tertentu untuk tekanan di bawah sekitar 60 mmHg, sebagai oksigen tekanan parsial menurun di daerah curam kurva, oksigen diturunkan ke jaringan perifer mudah sebagai afinitas hemoglobin berkurang. Tekanan parsial oksigen dalam darah di mana hemoglobin adalah 50% jenuh, biasanya sekitar 26,6 mmHg untuk orang yang sehat, yang dikenal sebagai P 50. P 50 adalah ukuran konvensional afinitas hemoglobin terhadap oksigen. Dengan adanya penyakit atau kondisi lain yang mengubah afinitas oksigen hemoglobin dan, akibatnya, menggeser kurva ke, kanan atau kiri 50 perubahan P sesuai. Sebuah P meningkat 50 menunjukkan pergeseran ke kanan dari kurva standar, yang berarti bahwa tekanan parsial yang lebih besar diperlukan untuk mempertahankan saturasi oksigen 50%. Ini menunjukkan afinitas menurun. Sebaliknya, P rendah 50 menunjukkan pergeseran ke kiri dan afinitas yang lebih tinggi. • Faktor Pengaruh Kurva Disosiasi Standar Efektivitas hemoglobin-oksigen mengikat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor dapat dilihat sebagai memiliki efek pergeseran atau membentuk kembali kurva oksihemoglobin ("kurva standar") dari seseorang, yang khas yang sehat. Kurva standar digeser ke kanan dengan peningkatan suhu, 2,3-DPG, atau PCO 2, atau penurunan pH.Kurva bergeser ke kiri oleh kebalikan dari kondisi ini. Sebuah pergeseran ke kanan, menurut definisi, menyebabkan penurunan afinitas hemoglobin terhadap oksigen. Hal ini membuat lebih sulit bagi hemoglobin untuk mengikat oksigen (membutuhkan tekanan parsial yang lebih tinggi untuk mencapai saturasi oksigen yang sama), tapi itu membuat lebih mudah bagi hemoglobin untuk melepaskan oksigen terikat. Sebaliknya, pergeseran ke kiri meningkatkan afinitas, membuat oksigen lebih mudah bagi hemoglobin untuk mengambil tetapi sulit untuk melepaskan. Daftar beberapa faktor di sini dan menunjukkan bagaimana kurva dipengaruhi: • Variasi konsentrasi ion hidrogen. Ini mengubah pH darah. Penurunan pH menggeser kurva standar ke kanan, sedangkan kenaikan bergeser ke kiri. Hal ini dikenal sebagaiefek Bohr. • Efek dari karbon dioksida. Karbon dioksida mempengaruhi kurva dengan dua cara: pertama, mempengaruhi pH intraseluler (efek Bohr), dan kedua, akumulasi CO2 menyebabkan karbamino senyawa yang dihasilkan melalui interaksi kimia. Rendahnya tingkat senyawa karbamino memiliki efek menggeser kurva ke kanan, sementara tingkat yang lebih tinggi menyebabkan pergeseran ke kiri. • Efek dari 2,3-DPG. 2,3-diphosphoglycerate, atau 2,3-DPG, adalah organofosfat, yang dibuat dalam eritrosit selama glikolisis. Produksi 2,3-DPG kemungkinan mekanisme adaptif penting, karena produksi meningkat untuk beberapa kondisi di hadapan berkurang ketersediaan jaringan perifer O 2, seperti hipoksemia, penyakit paru-paru kronis, anemia, dan gagal jantung kongestif, antara lain . Tingginya kadar 2,3-DPG menggeser kurva ke kanan, sementara tingkat rendah 2,3-DPG menyebabkan pergeseran ke kiri, terlihat di negara-negara seperti syok septik dan hypophosphatemia. • Suhu. Suhu tidak berpengaruh begitu dramatis sebagai faktor sebelumnya, tapi hipertermia menyebabkan pergeseran ke kanan, sedangkan hipotermia menyebabkan pergeseran ke kiri. • Karbon Monoksida. Hemoglobin mengikat dengan karbon monoksida 240 kali lebih mudah dibandingkan dengan oksigen, dan karena itu kehadiran karbon monoksida dapat mengganggu akuisisi hemoglobin terhadap oksigen. Selain menurunkan potensi hemoglobin untuk mengikat oksigen, karbon monoksida juga memiliki efek menggeser kurva ke kiri. Dengan peningkatan tingkat karbon monoksida, seseorang dapat menderita hipoksemia berat tetap menjaga PO normal • Efek dari methemoglobinemia (suatu bentuk hemoglobin abnormal). Methemoglobinemia menyebabkan pergeseran ke kiri dalam kurva. • Janin Hemoglobin. Hemoglobin janin (HbF) secara struktural berbeda dari hemoglobin normal (Hb). Kurva disosiasi janin digeser ke kiri relatif terhadap kurva untuk orang dewasa normal. Biasanya, janin tekanan oksigen arteri rendah, dan karenanya pergeseran ke kiri meningkatkan penyerapan oksigen plasenta. • Beberapa Klinis Penggunaan Kurva Disosiasi Kurva oksihemoglobin disosiasi, dan peran hemoglobin, yang penting secara klinis dalam memahami hubungan arteri, saturasi oksigen dengan tekanan parsial oksigen dalam darah arteri, khususnya yang berkaitan dengan penyakit. Sebagai contoh, hal ini berguna untuk mengamati pada pasien sehat yang kemiringan kurva meningkat secara signifikan dari pertengahan enam puluhan (PaO 2) ke bawah, yang menunjukkan kepada profesional kesehatan yang menurun dalam PaO2 di wilayah ini akan memiliki efek dramatis pada oksigen arteri saturasi. Hal ini berguna untuk memiliki pemahaman yang baik tentang pengaruh faktor- faktor yang dapat mempengaruhi kurva atau afinitas hemoglobin terhadap oksigen. Sebagai contoh, hal ini berguna untuk mengingat efek kuat dari karbon monoksida dalam mencoba untuk menjelaskan hipoksemia dalam kehadiran PaO normal 2 dan Sao 2. unsur-unsur dari kurva disosiasi, seperti dasar saturasi oksigen, juga dapat membantu menjelaskan masalah klinis. Misalnya, diagnosis diferensial dari pasien yang menyajikan dengan sesak napas di hadapan ventilasi yang memadai dan Sao 2 harus mencakup kekurangan hemoglobin, karena rutin Sao 2 perhitungan didasarkan pada nilai-nilai hemoglobin normal. 11. Jelaskan tentang respirasi internal dan eksternal a. Respirasi internal adalah proses memecah makanan dengan adanya oksigen di tingkat sel untuk menghasilkan energi. Respirasi internal merupakan proses aktif, karena membutuhkan energi. Menggunakan oksigen untuk menghasilkan energi dan menghasilkan karbon dioksida dan air sebagai produk limbah. b. Respirasi eksternal adalah proses mengambil oksigen ke dalam dan mengeluarkan karbon dioksida dari tubuh. Respirasi eksternal sangat penting bagi kehidupan karena pasokan oksigen untuk mengekstrak energi dari makanan melalui respirasi internal maupun seluler. Selain itu, ia bisa menghilangkan karbon dioksida, yang merupakan produk limbah respirasi. Selain itu, respirasi eksternal menghilangkan kelebihan air dari tubuh melalui pernafasan
12. Jelaskan tentang transportasi gas, Oksigen dan karbondioksida
Pernapasan merupakan satu proses pertukaran gas-gas respirasi yaitu oksigen dan karbondioksida. Fungsi utama pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme sel-sel tubuh dan mengeluarkan karbondioksida hasildari metabolisme tersebut. Sistem pernapasan meliputi saluran pernapasan yang berfungsidalam konduksi udara. O2 larut secara fisik dalam plasma , namun sebagian besar berdifusi dalam sel darah merah bereaksi dengan deoksiHb membentuk oksiHb sambil melepaskan H+ .Pada saat Hb jenuh dengan O2, afinitas terhadap CO2 ↓ sehingga CO2 yang terikat pada Hb akan terdisosiasi dan berdifusi keluar dari sel darah merah melalui plasma menuju alveoli. Ion H+ yang dilepaskan Hemoglobin berikatan dengan ion HCO3- yang berdifusi ke dalam sel darah merah dari plasma dan saling bertukar tempat dengan Cl-. Reaksi antara H+ dan HCO3- menghasilkan H2CO3. Asam Karbonat pecah menjadi H2O & CO2 dengan bantuan enzim karbonat anhidrase. CO2 berdifusi keluar dari sel darah merah menuju plasma lalu ke alveoli. Dalam sel darah merah, ion H+ dibuffer oleh Hb . Pada keadaan dimana Hb berikatan dg H+ Hb punya afinitas yang rendah thd O2. Sejumlah kecil O2 diangkut dalam keadaan terlarut secara fisik berdifusi keluar dari plasma masuk ke dalam sel jaringan. 13.