EDISI 314
15 Juli 2022 M
15 Dzulhijjah1443 H
STANDAR KEPATUTAN
DALAM ISLAM
Oleh: Ust. Arifansyah Harahap, Lc. M.Pd.I.
(Bidang Pendidikan, PW Ikadi DIY)
tersebut tidak bernilai manfaat, setiap kita layak untuk merenungkannya. Tak
ada yang salah dari memiliki rumah mewah, selagi ia memberi nilai manfaat.
Tak ada yang salah dari memiliki mobil mahal, asal ia membawa kemanfaatan
dan tidak sekadar menjadi barang koleksi. Tak ada yang salah dari gaji yang
besar, selagi kita dapat memastikan ia diperoleh dari jalan yang halal, dipenuhi
setiap kewajiban, dan didistribusikan untuk kebaikan.
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah setiap (memasuki) masjid, makan dan
minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berlebih-lebihan. (Q.s. al-A’râf: 31).
Hadirin rahimakumullah,
Al-Quran sangat menekankan agar setiap muslim tidak hidup secara
berlebih-lebihan. Ini artinya, ada pertimbangan lain dalam hidup keseharian
kita: jangan berlebih-lebihan. Jangan melampaui batas.
َ َو ََل ت ُ حسفُوا ۚ إنَ ُه ََل ُُيب ال ح ُم حسف
ني ّّ ّ ّ ّ
Dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berlebihan. (Q.s. al-An’am: 141).
Hadirin rahimakumullah,
Ingatlah, Semua kita akan melalui yaumul hisab yang sangat berat, dan
semuanya akan kita pertanggung jawabkan di hadapan Allah. Diriwayatkan
dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dari Nabi Saw., beliau bersabda,
ِّ َ َ َ ح ُ َ ح
اب ُع ّذباْلس
ّ من نوقّش
“Siapa saja yang dihisab dengan sangat teliti dan menyeluruh maka akan diadzab.”
(H.r. al-Bukhari (6536) dan Muslim (2876))
Seluruh yang kita miliki, baik kekayaan, jabatan, maupun ilmu akan
dihisab Allah Swt. Allah mengingatkan kita dengan firman-Nya:
َ َ َ َ ح َ ُ َ ح َ َ ُ ُ َ ُ َئ َ ُ ُ ح ُ ح ُ َ َ َ ح َ َ ح َ َ ُ ُ َ ُ َئ
َاّلين
ّ وَلك
ّ ازينه فأّ ومن خفت مو. وَلك هم المف ّلحون ّ ازينه فأّ فمن ثقلت مو
َ ُ َ َََ َ ح ُ َ َُ ُ َح
خ ّسوا أنفسهم ّف جهنم خ ّالون
Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang
yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka
itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka
Jahannam. (Q.s. al-Mukminun: 102-103).
Hadirin rahimakumullah,
Mari kita buat standar gaya hidup sebagai seorang muslim. Katakan pada
diri sendiri sebagai seorang muslim: layakkah saya punya kendaraan lebih dari
kebutuhan, layakkah saya punya rumah lebih dari yang saya tempati, layakkah
saya berpenampilan seperti ini, layakkah saya mempertontonkan ke sosial media
aktivitas makan di tempat mahal seperti ini, dan sebagainya.
Mari kita layakkan diri kita menuju ridla dan surga yang Allah janjikan
untuk hamba-hamba-Nya yang bertakwa.
َِّ ين آ ََمنُوا َو َعملُوا
َ الصاْلَات َوتَ َو َِّ َِّ َِّ ح ح َ َ َ ُ ح َ حَ ح
اص حوا ّ ّ ّ
َ اّل
ّ ّإَل.س ٍ خ ِف
ّ ل انس ناْل
ّ ّ ّ والع
ن إ . ْص
الصبح
َِّ اص حوا ب ح
َ اْل َ ِّق َوتَ َو
ّ ّ ّ ّب
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
(Q.s. al ‘Ashr: 1-3).
Khutbah Kedua