ُي لحه ِ ِ ْ ض َّل لحه ومن ي ِ من ي ه ِدهِ هللا فحالح م،ات أ ْحعمالِنحا ِ إِ َّن ا ْلم حد ََِّلِلِ حَْنم ُده ونحستحعِي نُه ونحستح ْغ ِفره ونحعوذُ ِِبهللِ ِمن ُشروِر أحنْ ُف ِسنحا وِمن سيِئح
ضللْهُ فحالح حهاد ح ُ ْ ُ حح ُ ُ ْح ح ْ ح ِّ ح ْ ح ُْ ْ ُ ح ُ ح ْ ْ ُ ح ْ ُُ ح ْح
َّ ك لحهُ حوأح ْش حه ُد أ
.ُحن ُُمح َّم ًدا حعْب ُدهُ حوحر ُس ْولُه أح ْش حه ُد أح ْن الح إِلحهح إِالَّ هللاُ حو ْح حدهُ الح حش ِريْ ح
ِّ ان إِ حَل يح ْوِم
الديْن ٍ احللهم صل وسلِّم على سيدان ُُمحم ٍد وعلى آلِِه ِوأحصحابِِه ومن تحبِعهم ِبِِحس
ْ ح حح ْ حُ ْ ْ ح ِّ ح ح ُ ِّ ح ِّ ح ح ْ ح
ِّ اح حدةٍ حو حخلح حق ِمنْ حها حزْو حج حها حوبح
ث ِمنْ ُه حما ِسو ِ ِ قح ح.ي بِتح ْق حوى هللاِ فح حق ْد فح حاز الْ ُمتَّ ُق ْو حن ِ ِ ِ ِ
اس اتِّ ُق ْوا حربِّ ُك ُم الِّذي حخلح حق ُك ْم م ْن نح ْف ٍ ح
ُ حَّيأحيِّ حها النح:اَل ال هللاُ تح حع ح عبح حاد هللا أ ُْوصْي ُك ْم حوإ ََّّي ح
ِر حجاالً حكثِ ْ ًْيا حونِ حساءً حواتِّ ُقوا هللاح الح ِذي تح حساءحلُْو حن بِِه حواْأل ْحر ححامح إِ ِّن هللاح حكا حن حعلحْي ُك ْم حرقِْي بًا
Agama Islam mengajarkan bahwa ujian dalam kehidupan merupakan sebuah keniscayaan. Orang shaleh atau bukan, semuanya akan
mendapat ujian sesuai kelas dan tingkatannya. Ujian ada yang datang dalam bentuk sesuatu yang menyusahkan dari sisi duniawi. Ada
kalanya dalam bentuk sesuatu yang menyenangkan. Ada yang lulus dalam ujian yang tidak menyenangkan tapi gagal dalam ujian yang
menyenangkan. Sebaliknya, ada yang lulus dalam ujian yang menyenangkan tapi gagal dalam ujian yang tidak menyenangkan.
Ada pula seseorang yang tidak lulus dari keduanya, baik ujian yang menyusahkan atau menyenangkan. Allah ﷻberfirman:
لشِِّر حوٱ ْْلحِْْي فِْت نحةً ۖ حوإِلحْي نحا تُْر حجعُو حن ِ س حذآئِحقةُ ٱلْمو
َّ ت ۗ حونحْب لُوُكم بِٱ ْح ٍ ُكل نح ْف
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-
benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kalian dikembalikan.” (QS: Al-Anbiya : 35)
Ujian yang tidak menyenangkan bisa menjelma dalam bentuk kematian, kerusakan materi berupa rumah, sekolah, perkantoran, rasa sakit,
kekurangan makanan, kemiskinan, dan semisalnya. Ujian yang menyenangkan bisa datang dalam bentuk harta, jabatan, kedudukan, dan
lain sebagainya. Kedua-duanya tidak boleh membuat kita putus asa, pesimis, atau lupa daratan.
Sebab keduanya merupakan ujian yang harus siap kita hadapi sekaligus sebagai bukti keimanan kita kepada Allah ﷻ. Allah ﷻberfirman:
ِ ِ َّ ولححق ْد فحت نَّا الَّ ِذين ِمن قحبلِ ِهم فحلحي علحم َّن،أحح ِسب النَّاس أح ْن ي ْْتُكوا أح ْن ي ُقولُوا آمنَّا وهم حال ي ْفت نُو حن
ص حدقُوا حولحيح ْعلح حم َّن الْ حكاذبِ ح
ي اَلِلُ الَّذ ح
ين ح ح ْ ْ ْ حْ ح ح حُْ ُ ح ح ح ح ح ح ُ ُح
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan untuk mengatakan, ‘kami telah beriman’ tanpa diuji? Sungguh Kami telah
menguji orang-orang sebelum mereka, sehingga Allah benar-benar tahu orang-orang yang tulus dan orang-orang yang dusta.” (QS. Al-
Ankabut: 2-3).
Rasul ﷺbersabda :
Dari Al-Quran dan hadits akan kita jumpai hikmah dan makna di tiap ujian yang menghampiri kehidupan kita sebagai orang beriman.
Pertama, sebagai penggugur dosa-dosa kita. Ujian yang menimpa kita bermanfaat untuk menghapus kesalahan dan perbuatan dosa
yang pernah kita lakukan, sehingga kita menjadi sadar serta insaf. Ujian berupa sakit, misalnya, menyadarkan diri kita betapa nikmat dan
mahalnya kesehatan yang selama ini telah kita rasakan. Contoh berikutnya, kekurangan makanan akan menjadikan kita sadar betapa kita
harus menghargai tiap butir nasi yang masuk ke dalam perut kita. Kesadaran semacam ini akan menjadi penghapus dosa kita akibat perbuatan
tidak baik di masa lalu. Rasul ﷺbersabda :
Manfaat kedua dari ujian adalah membuat kita lebih siap dalam menghadapi beragam rintangan dan tantangan yang sewaktu-
waktu terjadi dalam hidup ini. Dunia sebagai tempat tinggal kita yang sementara merupakan medan yang sarat ujian. Mulai kita lahir sampai
mati ujian akan datang bertubi-tubi dalam berbagai bentuknya. Kesiapsiagaan ini adalah hikmah dari ujian dalam kehidupan orang beriman.
Imam Ahmad bin Hanbal pernah ditanya oleh muridnya, “Tuan guru, mengapa hidup di dunia kok sangat penuh dengan ujian. Selesai satu
ujian, muncul ujian berikutnya. Kita terkadang merasa lelah dengan semua ini. Kapan kita akan terbebas dari ujian-ujian ini, guru?” Imam
Ahmad menjawab, “Kita akan terbebas dari ujian begitu kaki kita telah menginjak tanah surga.”
Demikianlah hikmah ujian dan cobaan yang Allah ﷻberikan kepada kita, sebagaimana firman-Nya :
۟ ۟ ِ ِ۟ ۟
صحر ٱ ََّلِلِ قح ِريب ِ
ْ ص ُر ٱ ََّلِل ۗ أححَل إِ َّن نح
ِ ُ ول ٱ َّلرس
ول حوٱلَّذ ح
ْ ين ءح حامنُوا حم حعهُۥ حم ح ٰىت نح ُ ْسآءُ حوٱلضََّّرآءُ حوُزلْ ِزلُوا حح َّ ٰىت يح ُق ح
ِ ِ ِ
أ ْحم ححسْب تُ ْم أحن تح ْد ُخلُوا ٱ ْْلحنَّةح حولح َّما حَيْت ُكم َّمثح ُل ٱلَّذ ح
ين حخلح ْوا من قحْبل ُكم ۖ َّم َّسْت ُه ُم ٱلْبحأ ح
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang
terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)
sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Kapankah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS: Al-Baqarah : 214)
Ketiga, ujian berguna untuk mengangkat derajat dan kedudukan kita sebagai hamba di sisi Allah ﷻ. Sebelum kita naik kelas, kita
akan diuji untuk dinilai layak tidaknya kita naik ke kelas yang lebih tinggi. Jika ternyata hasil ujian kita bagus, kita layak naik. Jika tidak
berarti kita masih harus belajar lebih giat lagi. Begitulah gambaran sederhana dari ujian dan cobaan yang mendera diri setiap hamba Allah
ﷻ. Allah ﷻberfirman yang artinya:
ۡ ۡ ۡ ِ ۡ ۡ ٍِۡ ِ ۡ ۡ
ۡ
صلح ٰوت ِِّم ۡن َّرِِِّبِ ۡم حوحرۡححة ۡ ۡ ۡ ِ ۡ ِ ِ ِِ ِ ۡ ۡ ِ الصِِِب ۡين الَّ ِذ ۡين اِذآ اصاب ۡت ه ۡم م
صي بحة قحالُٓۡوا ا َّان َِّٰلِل حوانَّآ الحي ِه ٰرجعُو حنؕ اُوٰلٓۡٮ ح
ك حعلحي ِهم ح
ِ ِ ِ ص ِِّم حن االح ۡم حو ِال حواالح ۡن ُف
ُ س حوالث حَّم ٰرتؕ حوبح ِّش ِر ِّٰ ح ح ح ح ح ح ٍ ف حواْلُ ۡوِع حونح ۡقحولحنح ب لُحونَّ ُكم ب حشىء ِّم حن اْلحو
ۡ
١٥٧ ك ُه ُم ال ُم ۡهتح ُد ۡو حن
حواُوٰلٓۡٮ ح
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah
kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna
ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat
dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah : 155-157)
Inilah sedikit makna dan hikmah di balik ujian. Mari kita bersama-sama membantu mereka yang terkena musibah dengan apa yang
bisa kita berikan. Semoga bantuan yang kita sumbangkan, sedikit banyak bisa meringankan beban berat saudara kita.
.العلِْي ُم ِ َّ الذ ْك ِر ال ِكي ِم وتح حقبَّل ِم ِين وِمْن ُكم تِالحوتحهح إِنَّه هو
السمْي ُع ح
ِ ِ ِ ِِ ِ ِ
حونح حف حع ِين حوإ ََّّي ُك ْم ِبحا فْيه م حن اَْلَّيحت حو ِّ ح ْ ح ح ِّ ح ْ ح ُ ُ ُ ح،العظْيم
ِ ِ آن ح ِ ِبرحك هللا ِِل ولح ُكم ِيف ال ُقر
ْ ْ حح ُ ح
ِ
.الرحْي ُم ِ ِ
َّ استح ْغف ُرْوهُ إنَّهُ ُه حو الغح ُف ْوُر ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ْ ي فح
حستح ْغف ُر هللاح ِل حولح ُك ْم حول حسائر ال ُْم ْسلم ْ ح
ْ أحقُ ْو ُل قح ْوِل ه حذا حوأ