Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KOMUNIKASI

“MODEL KOMUNIKASI MENURUT WILBUR SCHRAMM”

Dosen Pembimbing : Widya Warastuti, S.Kep., M.Kes

Disusun Oleh :

Adhayana Megaraya (PO.62.20.1.21.002)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN

KESEHATAN PALANGKA RAYA 2022/2023


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesehatan dan kesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah “Model
Komunikasi menurut Wilbur Schramm” dengan tepat pada waktunya.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Komunikasi di program studi Diploma
III Keperawatan. Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah Komunkasi yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama proses perkuliahan
mata kuliah ini. Dengan adanya mata kuliah ini diharapkan dapat membantu dalam proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Saya juga tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,
dorongan, dan doa. Saya menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan-
perbaikan selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.

i
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG

Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata maupun abstrak dengan
menonjolkan unsur – unsur terpenting dalam fenomena tersebut sebagai alat bantu untuk
menjelaskan fenomena komunikasi. Model adalah teori sederhana yang membantu kita
merumuskan suatu teori. Sedangkan komunikasi adalah suatu proses penyampaian
informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya,
komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah
pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi
masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap
tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini
disebut komunikasi nonverbal.

Dalam komunikasi banyak terdapat macam – macam model dalam menyampaikan


pesan dari komunikator kepada komunikan, seperti dalam makalah ini saya akan
membahas tentang model komunikasi Schramm. Dimana Schramm merupakan salah satu
model komunikasi dua tahap. Model komunikasi schramm pada hakikatnya hanya
sebagai alat bantu untuk mempermudah penjelasan fenomena komunikasi dengan
merepresentasikan secara abstrak ciri–ciri yang dianggap penting dan menghilangkan
rincian yang tidak perlu/penting. Menurut Wilbur Schramm, komunikasi senantiasa
membutuhkan setidaknya tiga unsur:
1. Sumber (Source).
2. Pesan (Message).
3. Sasaran (Destination).

ii
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana model komunikasi menurut Wilbur Schramm?
2. Apa saja hambatan dalam komunikasi menurut Wilbur Schramm?
3. Bagaimana cara mengatasi hambatan komunikasi dalam teori Wilbur Schramm?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pengertian dan model komunikasi menurut Wilbur Schramm.
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam komunikasi serta dan cara
mengatasinya.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Dapat menambah informasi bagi pembaca mengenai model komunikasi menurut
Wilbur Schramm.
2. Pembaca dapat memahami pengertian dari komunikasi, model komunikasi
menurut Wilbur Schramm, hambatan serta cara mengatasi hambatan komunikasi
tersebut.

iii
1

BAB I

MODEL KOMUNIKASI MENURUT WILBUR SCHRAMM

Model Komunikasi Schramm dikenalkan oleh Wilbur Schramm (1954) yang menggambarkan
proses komunikasi berlangsung secara dua arah baik pengirim pesan atau penerima pesan dapat
berganti peran dalam mengirim dan menerima pesan. Pesan dikirimkan setelah proses encoding
karenanya pengirim pesan juga disebut dengan Encoder. Sementara itu, penerima pesan atau
receiver disebut juga dengan decoder karena pesan yang telah di-encode oleh pengirim pesan
kemudian mengalami proses decoding yang dilakukan oleh penerima pesan atau receiver.

Menurut Wilbur Schramm, komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya 3 unsur, yaitu :

1. Sumber (source)
Sumber merupakan seorang individu (berbicara, menulis, memberi isyarat), atau
organisasi komunikasi (surat kabar, penerbit, televisi, dan sebagainya).
2. Pesan (message)
Pesan dapat berupa tinta pada kertas, gelombang suara di udara, dan sebagainya.
3. Sasaran (destination)
Individu yang mendengarkan, menonton, atau membaca.

Perkembangan model komunikasi Schramm mempunyai 3 macam, yaitu :

1. Model Schramm pertama


Model Schramm ini mirip dengan model yang dikemukakan oleh Shannon dan Weaver.
Schramm menggunakan unsur – unsur sumber/source dan tujuan/destination, tapi
memunculkan pemancar/transmitter dan menyimpan/receiver, yang ada hanya alat
penyandi dan alat penyandi balik. Dalam model ini source/sumber boleh individu atau
organisasi ( seperti radio, televisi, penerbit surat kabar dan lain – lain), sinyal adalah
bahasa dan tujuannya adalah pihak lain kepada siapa sinyal itu ditunjukan. Dalam
komunikasi antarmanusia sumber dan alat penyandi adalah satu orang, sedangkan alat
sandi balik dan tujuan dari sisi lain.
2. Model Schramm kedua
Pada model kedua ini Schramm memperkenalkan konsep baru komunikasi, field
experience. Field experience ini merujuk pada kesamaan latar belakang dan pengalaman
(seperti kesamaan bahasa dan kultur) antara pengirim dan penerima pesan. Bila kedua
lingkaran memiliki wilayah bersama yang besar, maka komunikasi mudah dilakukan.
Itulah sebabnya pada modelnya yang kedua ia mulai menyatakan sumber dengan alat
penyandi yang semula terpisah. Demikian pula halnya dengan alat penyandi balik yang di
tempelkan dengan melihat tujuan, selain itu ia menambah unsur bidang pengalaman yang
memiliki kedua pelaku komunikasi. Sumber sandi dan tujuan sandi balik, pesan
2
berdasarkan pengalaman yang dimiliki masing – masing, semakin besar luas bidang
pengalaman source/sumber yang berhimpitan dengan tujuan/destination semakin mudah
komunikasi dilakukan. Bila kedua bidang itu tidak bertautan atau sangat sedikit
pertautannya yang sama. Maka komunikasi akan sulit berlangsung.
3. Model Schramm ketiga
Pada model yang ketiga ini, Schramm menggambarkan komunikasi sebagai proses
sirkuler.untuk pertamanya ia menggambarkan dua titik pelaku komunikasi yang
melakukan fungsi encoder, interpreter, decoder. Dalam proses sikuler ini setiap pelaku
komunikasi bertindak sebagai encoder dan decoder. Ia meng-encode pesan kita mengirim
dan men-decode pesan ketika menerimanya. Pesan yang diterima kembali dapat disebut
umpan balik, yang tetap ia beri nama massage. Umpan balik inilah yang telah membuat
model linear menjadi sirkuler. Selain itu, unsur tambahan baru yang ia sebut interpreter
(penerjemah) berfungsi memaknai pesan yang berhasil di sandikan/disimbolkan dengan
alat kemudian dikembalikan dalam bentuk pesan berikutnya agar dapat dikirimkan.
Model Schramm yang ketiga cocok untuk kajian komunikasi dalam tataran antarpribadi,
dimana kedudukan komunikator dan dan komunikan relatif setara. Dalam tatanan
komunikasi massa, schramm menurunkan model berikutnya. Apabila pada model
sebelumnya Schramm menurunkan pengalaman, pada model ketiga unsur itu tampak.
Unsur encoder, interpreter, dan decoder dari schramm, kemudian menambah fungsi
transmitter dan receviver dari Shannon dan Weaver, serta gangguan pada semua titik dari
defleur.

Menurut Schramm terdapat 9 komponen dalam proses komunikasi, yaitu :

1. Sender (transmitter) : Orang yang mengirimkan pesan.


2. Encoder : Orang yang mengubah pesan ke dalam bentuk kode.
3. Decoder : Orang yang mendapatkan pesan yang telah di-encode yang telah dikirimkan
oleh encoder dan mengubahnya ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh orang lain.
4. Interpreter : Orang yang mencoba untuk memahami dan menganalisa pesan. Pesan
diterima setelah interpretasi. Interpreter dan receiver adalah orang yang sama.
5. Receiver : Orang yang menerima pesan yang melakukan proses decoding dan
menginterpretasikan pesan-pesan aktual.
6. Message : Data yang dikirimkan oleh pengirim pesan dan informasi yang diterima oleh
penerima pesan.
7. Feedback : Proses merespon pesan yang diterima oleh penerima pesan.
8. Medium : Media atau saluran yang digunakan oleh pengirim pesan untuk mengirim
pesan.
9. Noise : Gangguan yang terjadi selama proses komunikasi berlangsung. Gangguan juga
dapat berupa gangguan semantic dimana terjadi perbedaan dalam pemaknaan pesan yang
3
dikirimkan oleh pengirim pesan dan pemaknaan pesan yang diinterpretasi oleh penerima
pesan.

Menurut Schramm, latar belakang individu yang terlibat dalam proses komunikasi
memainkan peranan yang sangat penting dalam komunikasi. Sebagaimana diketahui, setiap
orang memiliki latar belakang pengetahuan, pengalaman, serta budaya yang berbeda satu sama
lain. Perbedaan latar belakang ini mempengaruhi setiap individu dalam menginterpretasi pesan
yang diterima.

BAB II

HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI

Hambatan komunikasi adalah berbagai jenis distraksi ketika proses komunikasi (penyampaian
dan penerimaan) berlangsung antara orang satu dengan orang lain / bisa juga organisasi,
kelompok Dan sebagainya. Hambatan ini bisa dikarenakan faktor pribadi, fisik, usia, budaya,
bahasa, dan lingkungan. Komunikasi yang efektif atau ideal bisa terjadi bila dilakukan dengan
cara dua arah, yang didalamnya terkandung individu yang berbicara, mendengar dan feedback.
Meskipun begitu, sering terdapat pesan yang tidak bisa diutarakan dengan baik atau terdapat
hambatan dalam melakukan komunikasi. Berikut merupakan hambatan beserta penjelasannya :

 Hambatan Pribadi
Hambatan personal atau pribadi merupakan hambatan yang berasal dari ranah afektif,
perasaan atau mental seorang yang melakukan komunikasi. Rintangan ini bisa berupa
perilaku, sikap, prasangka, bias, sifat individu terkait, perspektif, emosi dan sebagainya.
Salah satu contoh kecil dari hambatan pribadi ini adalah ketika suatu individu yang
memiliki sifat pemalu dan sukar untuk berekspresi. Ketika seseorang yang ingin
berkomunikasi dengan orang yang pemalu, maka seseorang tersebut harus memiliki
sensitifitas tinggi untuk bisa memecahkan kode dari orang pemalu. Hambatan personal
atau pribadi merupakan hambatan yang berasal dari ranah afektif, perasaan atau mental
seorang yang melakukan komunikasi.
 Hambatan Fisik
Hambatan fisik merupakan sesuatu yang berhubungan dengan wujud atau tubuh manusia.
Contoh hambatan fisik dalam komunikasi adalah individu yang memiliki keterbatasan
fisik seperti tuna wicara, rungu dan sebagainya. Untuk mengatasi hambatan komunikasi
seperti ini seseorang harus lebih fleksibel dengan kemungkinan yang ada, contohnya
adalah dengan menulis di kertas atau dengan hal yang lainnya. Terdapat hambatan fisik
lainnya selain keterbatasan fisik, yakni jarak. Meskipun sekarang terdapat teknologi
4
pesan suara dan video call, tetap saja ketika berkomunikasi akan terlewat begitu saja
seperti ekspresi muka atau bahasa tubuh.
 Hambatan Usia
Hambatan usia adalah hambatan komunikasi yang berakar pada jarak usia antara
komunikator dengan komunikan. Jarak usia ini tentu sangat berpengaruh karena dari segi
bahasa dan lingkungan yang terus berkembang, akan membuat partisipan komunikasi
kesulitan untuk menyamakan maksud dari sebuah kata atau pernyataan. Ini bisa di
contohkan ketika seorang anak muda menggunakan bahasa gaul miliknya untuk
berkomunikasi dengan orang tua.
 Hambatan Budaya
Komunikasi yang dilakukan setiap individu, kelompok organisasi dan sebagainya tentu
mempunyai latar belakang kultural tertentu. Dimana di dalamnya terdapat disimilaritas
yang terlihat seperti nilai, perilaku, kepercayaan yang dijunjung. Hambatan budaya dalam
komunikasi di antaranya adalah sistem nilai yang dijunjung, bahasa, keyakinan dan lain-
lain. Sistem nilai bisa menjadi hambatan apabila dalam melakukan komunikasi salah satu
partisipan tidak sengaja melanggar sistem nilai yang diyakini.
 Hambatan Bahasa
Bahasa mencakup cara pengucapan, aksen, cara penuturan yang berbeda-beda. Bahasa
yang berbeda bisa membuat kata memiliki makna atau maksud lain. Inilah mengapa
bahasa merupakan salah satu hambatan komunikasi yang perlu diketahui. Karena bahasa
sering menjadi penghalang dua individu untuk berkomunikasi secara langsung. Lebih
lanjut kondisi yang bisa membuat adanya hambatan bahasa adalah ketika komunikator
dan komunikan mempunyai sumber pengetahuan dan pengalaman yang berbeda. Hal
tersebut akan membuat apa yang sedang dibahas akan terasa hambar dan arah yang
kurang jelas.
 Hambatan Lingkungan
Dari setiap hambatan komunikasi yang ada, tidak semuanya berasal dari individu
partisipan komunikasi. Namun ada aspek lingkungan yang bisa sangat berperan agar
komunikasi bisa berjalan efektif. Pesan yang diutarakan bisa terganggu apabila keadaan
sekitar tidak mendukung. Contohnya adalah ketika komunikasi berlangsung pada
lingkungan yang ramai karena kebisingan atau udara yang tidak mendukung, tentu
partisipan komunikasi harus mengeluarkan tenaga ekstra agar pesan bisa tersampaikan
dengan efektif. Aspek yang mempengaruhi hambatan proses komunikasi adalah
kenyamanan tempat, waktu, kesibukan individu dan sebagainya.
5

BAB III

CARA MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI

1. Terapkan umpan balik (feedback), ini dilakukan agar sebuah pesan bisa dikonfirmasi,
apakah sudah diketahui, dipahami, dilakukan dan diterima secara baik atau tidak.
2. Empati, pengutaraan pesan harus sesuai dengan situasi dan kondisi psikologis dan latar
belakang lingkungan si penerima, apakah sehat, bingung, sedih, gembira dsb.
3. Repetisi, atau bisa juga dinamakan pengulangan. Ini bertujuan agar pesan lebih dipahami
dan apakah sudah diterima atau belum (penegas).
4. Singkirkan kesenjangan hierarki, ini biasanya terjadi pada masyarakat adat atau di suatu
perusahaan. Bila kesenjangan hierarki berlaku proses komunikasi bisa kurang objektif.
Sebagai tambahan cara ini dianggap merupakan usaha opsional jika terjadi hambatan.
5. Memakai bahasa yang simpel dan relevan. Ini ditujukan agar penerima bisa lebih
memahami pesan dengan gamblang.
6. Pengaturan waktu yang pas, tujuan dari penentuan tersebut adalah agar setiap peserta
komunikasi bisa lebih bijak dalam ruang dan waktu. Apakah komunikan sudah siap
dengan pesan yang akan diterimanya.
7. Mau mendengarkan dengan seksama.
8. Menata arus informasi. ketika melaksanakan komunikasi, peserta komunikasi dianjurkan
untuk bisa menahan dan menetapkan apa yang akan disampaikan agar komunikasi bisa
berjalan efektif.
9. Membuat komunikasi yang proaktif. Dengan komunikasi proaktif maka jalannya
komunikasi bisa lebih dinamis.

KESIMPULAN
Dalam komunikasi banyak terdapat macam – macam model dalam menyampaikan
pesan dari komunikator kepada komunikan, seperti dalam makalah ini saya akan
membahas tentang model komunikasi Schramm. Dimana Schramm merupakan salah satu
model komunikasi dua tahap. Model komunikasi Schramm pada hakikatnya hanya
sebagai alat bantu untuk mempermudah penjelasan fenomena komunikasi dengan
merepresentasikan secar abstrak ciri – ciri yang dianggap penting dan menghilangkan
rincian yang tidak perlu/penting. Dalam komunikasi karena fenomenanya bersifat
abstrak, maka model disajikan dalam bentuk gambar.
Menurut Wilbur Schramm, komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya tiga
unsur:
1. Sumber (Source)
2. Pesan (Message)
3. Sasaran (Destination).
6
Kelebihan dari Model Schramm:
Memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam bidang pengalaman sumber dan
sasaranlah yang sebenarnya dikomunikasikan, karena bagi sinyal itulah yang dianut sama
oleh sumber dan sasaran.
Menganggap komunikasi sebagai informasi dengan kedua pihak yang menyandih,
menafsirkan, menyadi-balik, mentransmisikan, dan menerima sinyal.
Model ini memiliki unsur “field of experience” yang tidak dimiliki oleh model lain.
Kekurangan dari Model Schramm:
Di dalam setiap konsep model yang ia buat, selalu menunjukkan perubahan dan
perkembangan yang relevan terhadap fenomena yang terjadi dalam masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

https://pakarkomunikasi.com/model-model-komunikasi

https://rickasulung.wordpress.com/2013/03/22/kumpulan-makalah-fiqih/

https://www.jopglass.com/hambatan-komunikasi/

Anda mungkin juga menyukai