Anda di halaman 1dari 16

LAJU REAKSI

A. KONSEP LAJU REAKSI

Reaksi merupakan pembeda antara ilmu kimia dengan ilmu pengetahuan alam yang lain.
Reaksi dalam ilmu kimia difahami sebagai perubahan permanen reaktan atau zat-zat yang
bereaksi menjadi produk atau zat-zat hasil reaksi. Produk yang dihasilkan melalui reaksi
merupakan zat baru yang berbeda dari reaktan. Sebagai contoh adalah reaksi pembakaran
sempurna serat selulosa kertas yang persamaan reaksinya dapat ditulis dengan persamaan
reaksi sebagai berikut,

(C6H10O5)n (s) + 6n O2 (g) → 6n CO2 (g) + 5n H2O (g)

Kalau reaksinya berlangsung secara tidak sempurna, maka disamping gas karbon dioksida dan
air juga dihasilkan arang dan gas karbon monoksida.

(C6H10O5)n (s) + 3n O2 (g) → 2n C (s) + 2n CO (g) + 2n CO2 (g) + 5n H2O (g)

Ambilah kertas karton lalu potong menjadi dua bagian dengan ukuran panjang, lebar dan
tebal yang sama. Potongan pertama dibiarkan utuh sedangkan potongan kedua diurai perlapis
seperti ditunjukkan pada gambar 1. Kedua bagian kertas karton tersebut kemudian dibakar.
Amati bagian kertas karton yang manakah yang lebih dulu habis terbakar.

a. Kertas karton utuh b. Kertas karton diurai perlapis

Gb 1 Potongan Kertas Karton

Kertas karton yang diurai perlapis tentu lebih cepat habis terbakar dibandingkan dengan
kertas karton utuh. Kenapakah hal ini bisa terjadi? Mari diamati kembali kedua potongan
kertas karton tersebut. Potongan kedua yang diurai tentu mempunyai luas permukaan yang
lebih besar dibandingkan potogan pertama yang utuh. Luas permukaan yang lebih besar tentu
lebih memperbesar kontak dengan pembakar oksigen sehingga reaksi menjadi lebih cepat.

Reaksi kimia ada yang berlangsung cepat ada pula yang berlangsung lambat. Cepat-
lambat suatu reaksi kimia dipelajari dengan menggunakan laju reaksi dalam cabang ilmu
kimia yang disebut kinetika kimia. Bila ada reaktan atau pereaksi A yang bereaksi
menghasilkan produk P, maka laju reaksi v yang menyatakan seberapa cepat suatu reaksi
berlangsung dapat dituliskan menurut ungkapan

−∆ [ A ]
v= (1a)
∆t

SITI MUSALLAMAH, S.Pd : SMKN 2 SURABAYA 1


yang menyatakan pengurangan konsetrasi reaktan A dalam perubahan waktu tertentu. Laju
reaksi tersebut juga dapat ditulis dengan ungkapan

∆[P]
v= (1b)
∆t

yang menyatakan penambahan konsentrasi produk P dalam perubahan waktu tertentu. Tanda
negatif pada ungkapan (1a) dituliskan untuk menghilangkan nilai negatif dari selisih
konsentrasi akhir dan awal dari reaktan.

Contoh 1.

Pada jam 12.30 dalam industri gas terdapat 60 molar gas NO 2 yang dibiarkan berubah menjadi
gas N2O4 sampai jam 12.40. Ternyata pada akhir reaksi tersisa 20 molar gas NO 2. Berapakah
laju a) penghilangan gas NO2 dan b) laju pembentukan gas N2O4?

Penyelesaian:

a) Laju penghilangan gas NO2


−[ NO 2 ] akhir−[ NO2 ] awal
v NO = 2
t akhir−t awal

( 20 M −60 M )
¿− =4 M /menit
( 12.40−12.30 ) menit

b) Laju penambahan gas N2O4


Reaksi yang terjadi adalah 2 NO2 (g) → N2O4 (g), maka bila 40 M gas NO2 yang
bereaksi maka terbentuk 20 M gas N2O4. Dengan demikian laju penambahan gas N2O4
menjadi

−[ N 2 O4 ] akhir− [ N 2 O4 ] awal
vN O =
2 4
t akhir−t awal

( 20 M −0 M )
¿− =2 M /menit
( 12.40−12.30 ) menit

Pada contoh 1 di atas, laju pengurangan gas NO2 tidak sama dengan laju penambahan
gas N2O4. Agar kedua ungkapan tersebut menjadi sama, maka laju reaksi ditulis sebagai

−1 ∆ [ NO 2 ] ∆ [ N 2 O4 ]
v= = =2 M /menit
2 ∆t ∆t

Dengan demikian untuk reaksi yang dinyatakan dengan persamaan reaksi

a A+ b B+ c C+ … →d D+eE+ f F+ …

laju reaksinya ditulis dengan ungkapan

−1 ∆ [ A ] −1 ∆ [ B ] −1 ∆ [ C ] 1 ∆ [ D] 1 ∆ [ E ] 1 ∆ [F ]
v= = = =…=¿ = = =…
a ∆t b ∆t c ∆t d ∆t e ∆t f ∆t
(2)

SITI MUSALLAMAH, S.Pd : SMKN 2 SURABAYA 2


Secara umum kebergantungan laju reaksi pada konsentrasi reaktan atau pereaksi dari
suatu reaksi berikut,

a A+ b B+ c C+ … → P ,

diatur dengan hukum laju reaksi yang dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan sebagai
berikut,
m n o
v=k [ A ] [ B ] [ C ] … (3)

Indeks atas m, n, o dan seterusnya menyatakan tingkat atau orde reaksi terhadap masing-
masing reaktannya, sedangkan m + n + o + … merupakan orde reaksi total. Harga m, n, o dan
seterusnya tidak boleh ditentukan begitu saja dari koefisien reaksi, tetapi harus ditentukan
berdasarkan percobaan. Adapun k merupakan tetapan laju reaksi. Harga k berdasarkan
rumusan tetapan laju yang dikembangkan Arrhenius ditulis dalam bentuk
−E 0/ RT
k=Ae (4)

dengan A merupakan parameter tumbukan yang bergantung pada luas penampang tumbukan,
E0 merupakan energi aktivasi yaitu energi minimum yang dibutuhkan agar reaksi dapat terjadi,
R adalah tetapan gas, sedangkan T adalah suhu Kelvin.

Berdasarkan persamaan (3) dan (4) di atas dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang
berpengaruh pada laju reaksi, yaitu: konsentrasi, luas penampang, suhu, dan katalis yang
terkait dengan energi aktivasi reaksi.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

1. Pengaruh Konsentrasi Pada Laju Reaksi

Perhatikan kembali hukum laju reaksi pada persamaan (4) di atas. Bila ingin ditentukan
tingkat reaksi yang menghubungkan pengaruh konsentrasi A terhadap laju reaksi, maka
pengukuran secara eksperimen dilakukan dengan membuat konsentrasi pereaksi selain A
berharga tetap sehingga keadaan awal dapat ditulis sebagai:
m n o
v1 =k [ A ] 1 [ B ] [ C ] … (5a)

dan keadaan akhir menjadi


m n o
v 2=k [ A ] 2 [ B ] [ C ] … (5b)

Rasio ungkapan (5b) dan (5a) menghasilkan ungkapan

{ }
m
v2 [ A ]2
= (5c)
v1 [ A ]1

Berdasarkan hal ini dapat ditentukan harga tingkat atau orde reaksi m yang menunjukkan
tingkat kebergantungan laju reaksi terhadap konsentrasi reaktan A yang dapat ditulis dengan
ekivalensi sebagai berikut,
m
v [ A] (5d)

SITI MUSALLAMAH, S.Pd : SMKN 2 SURABAYA 3


Untuk m = 0 berarti penambahan konsentrasi A tidak berpengaruh pada peningkatan laju
reaksi, m = 1 berarti ada hubungan linier antara penambahan konsentrasi A dengan
peningkatan laju reaksi, m= 2 berarti ada hubungan kwadratik antara peningkatan konsentrasi
A terhadap peningkatan laju reaksi, dan seterusnya.

r
r

[A]
[A]

a. laju orde nol terhadap konsentrasi A b. laju orde satu terhadap konsentrasi A

[A]

c. laju orde 2 terhadap konsetrasi A

Gb 2 Kebergantungan laju reaksi terhadap konsentrasi reaktan

Dengan cara yang sama dengan persamaan (5) dapat ditentukan kebergantungan laju reaksi
terhadap konsentrasi reaktan B, C, dan seterusnya.

Contoh 2

Reaksi 2NO (g) + Br2 (g) 2NOBr (g) menghasilkan data sebagai berikut.

Tentukan tingkat atau orde dari reaksi tersebut.

Penyelesaian :

SITI MUSALLAMAH, S.Pd : SMKN 2 SURABAYA 4


Dari percobaan 1 dan 2 diperoleh konsentrasi NO tetap. Konsentrasi Br2 dinaikkan menjadi
dua kali lebih besar menyebabkan laju reaksi menjadi dua kali lebh besar.

{ }
n
v 2 [ Br 2 ]2
=
v 1 [ Br 2 ]1

{ }
n
24 0,2
=
12 0,1

2¿ { 2 }n

n=1

Diperoleh laju orde satu terhadap konsentrasi Br2. Dari percobaan 1 dan 2 diperoleh
konsentrasi Br2 tetap. Konsentrasi NO dinaikkan menjadi dua kali lebih besar menyebabkan
laju reaksi menjadi empat kali lebh besar.

{ }
m
v 3 [ NO ]3
=
v 1 [ NO ]1

{ }
m
48 0,2
=
12 0,1
m
4= { 2 }

m=2

Diperoleh laju orde dua terhadap konsentrasi NO. Dengan demikian tingkat atau orde dari
2
reaksi ini = 2 + 1 = 3. Persamaan laju reaksinya menjadi r =k [ NO ] [ Br 2 ] .

2. Pengaruh Suhu Pada Laju Reaksi

Laju reaksi disamping dipengaruhi konsentrasi dari reaktan, juga dipengaruhi oleh suhu
reaksi. Fakta pengaruh suhu terhadap laju reaksi banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh perhatikanlah reaksi pada saat seorang ibu sedang menanak beras menjadi
nasi. Beras yang direndam air secukupnya kalau dibiarkan dalam suhu kamar tidak pernah
berubah menjadi nasi. Perubahan beras yang direndam menjadi nasi hanya bisa terjadi dengan
cara meningkatkan suhu sampai panas yang memadai.

Pengaruh suhu terhadap persamaan reaksi dapat diturunkan dari persamaan (3) dan (4)
yang dapat ditulis ulang menjadi

v={ A e } [ A ]m [ B ]n [ C ]o …
− E0/ RT
(6)

Dengan mengkondisikan konsentrasi dan luas penampang yang tetap, keadaan awal laju reaksi
dapat ditulis dalam bentuk

v1 ={ A e } [ A ]m [ B ]n [ C ]o …
−E 0/ R T 1
(7a)

Sedangkan keadaan akhir reaksi dapat ditulis dalam bentuk

v 2={ A e−E / R T } [ A ] [ B ] [ C ] …
m n o
0 2
(7b)

Dengan demikian rasio dari persamaan (6b) terhadap (6a) menghasilkan persamaan

SITI MUSALLAMAH, S.Pd : SMKN 2 SURABAYA 5


( )
v 2 −Ea 1 1
ln = − (7)
v1 R T 2 T1

yang menjelaskan pengaruh suhu terhadap laju reaksi.

Contoh 3.

Reaksi reaktan A menjadi produk P yang terjadi pada suhu 27 ℃ memiliki laju 4 M/detik.
Dengan menganggap bahwa Ea/R = 1, hitunglah laju reaksinya bila reaksi dilakukan pada
suhu 37 ℃ .

Penyelesaian:

Diketahui T 1=300 K , T 2=310 K , dan v1 =4 M /detik

( )
v 2 −Ea 1 1
ln = −
v1 R T 2 T1

( )
v2 1 1
ln =− −
4 M /dt 310 K 300 K

( )
v2 310−300
ln =
4 M /dt 93000

( )
v2 310−300
=inv ln
4 M / dt 93000

v2
=1,000108
4 M / dt

v 2=1,000108× 4 M /dt

v 2=4,000430 M /dt

3. Pengaruh Luas Permukaan Pada Laju Reaksi

Pegaruh luas permukaan pada laju reaksi telah dicontohkan dengan menggunakan reaksi
pembakaran dari potongan karton utuh dan potongan karton diurai yang telah dibahas di atas.
Contoh sejenis dapat diamati pada reaksi substitusi besi dalam larutan asam klorida,

2 Fe (s) +6 HCl (aq) → 2 FeCl3 (aq) + 3 H2 (g)

Keberlangsungan reaksi diindikasikan dengan pembentukan gelembung-gelembung gas


hidrogen yang terbebaskan dari reaksi. Pembentukan gelembung gas berlangsung lebih cepat
bila yang direaksikan besi serbuk dibandingkan dengan besi granul atau besi potongan besar.
Besi serbuk mempunyai jumlah luas permukaan yang lebih besar dibandingkan jumlah luas
permukaan dari besi granul atau besi potongan besar.

SITI MUSALLAMAH, S.Pd : SMKN 2 SURABAYA 6


Kebergantungan laju reaksi pada luas permukaan dapat diturunkan dari persamaan (6)
dengan memahami bahwa parameter tumbukan merupakan hasil kali antara luas penampang
tumbukan σ dengan parameter tumbukan yang lain κ . Dengan menganggap konsentrasi, suhu,
dan parameter tumbukan berharga tetap maka rasio keadaan akhir dengan keadaan awal yang
melibatkan persamaan tersebut menjadi

v2 σ2 σ2
= (8a) atau v 2= v (8b)
v1 σ1 σ1 1

yang menunjukkan bahwa bila luas penampang reaksi lebih besar maka laju reaksi menjadi
lebih cepat.

Contoh 4.

Laju reaksi antara potongan besi yang memiliki luas penampang 0,02 mm3 dalam larutan asam
klorida sama dengan 5 M/dt. Tentukanlah laju reaksi bila besi tersebut dibuat menjadi bubuk
dengan luas penampang total menjadi 0,18 mm3.

Penyelesaian:

Diketahui luas penampang awal σ 1= 0,02 mm3, σ 2= 0,18 mm3, dan laju reaksi awal v1 = 5
M/dt.

σ2
v 2= v
σ1 1

3
0,18 mm M
v 2= 3
×5 =45 M /dt
0,02mm dt

4. Pengaruh Katalis Pada Laju Reaksi

Perhatikan reaksi substitusi dari seng granul besar dalam larutan tembaga sulfat yang
mempunyai persamaan reaksi sebagai berikut,

Zn (s) + CuSO4 (aq) → ZnSO4 (aq) + Cu (s)

Secara alami reaksi substitusi ini berlangsung sangat lambat dan ditandai dengan pembentukan
pelan-pelan lapisan berwarna merah tembaga di permukaan seng granul besar. Penambahan
sedikit larutan asam klorida dapat mempercepat berlangsungnya reaksi substitusi ini.
Mengapakah hal ini bisa terjadi?

Zat seperti asam klorida yang berfungsi mempercepat keberlangsungan suatu reaksi
tetapi tetap ditemukan kembali pada akhir reaksi disebut sebagai katalis. Hal ini berarti bahwa
walaupun ikut dalam proses reaksi, katalis tidak ikut bereaksi secara permanen. Katalis
membuatkan jalan lain agar reaksi berlangsung lebih cepat dengan cara menurunkan energi
aktivasi yang dipersyaratkan dalam persamaan (6). Sebagai misal bila reaktan A bereaksi
dengan reaktan B menghasilkan produk AB tanpa katalis harus melampaui rintangan energi
aktivasi sebesar 6 kj/mol. Bila A direaksikan dengan katalis K menghasilkan produk KA
mempunyai energi aktivasi sebesar 2 kj/mol lalu selanjutnya KA bereaksi dengan reaktan B
menghasilkan produk AB dan K yang mempunyai energi aktivasi 1,5 kj/mol, tentu reaksi yang
berkatalis tersebut menjadi berlangsung lebih cepat.
E (energi) E (energi)
SITI MUSALLAMAH, S.Pd : SMKN 2 SURABAYA 7

Ea = 6 kj/mol
Ea = AK + B
1,5 kj/mol

t (waktu) t (waktu)

a. reaksi tanpa katalis b. reaksi dengan katalis

Gb 3 perbedaan profil energi aktivasi dari reaksi terkatalis dengan tanpa katalis

Reaksi antara reaktan A dan B menghasilkan produk AB tanpa dipercepat dengan katalis
ditulis dengan persamaan reaksi sebagai berikut

A + B → AB

Adapun reaksi terkatalis seperti yang digambarkan pada gambar 3b menjadi berbentuk

A + K → AK
AK + B → AB +K

A + B + K →AB + K

Dari reaksi tersebut dapat diketahui bahwa katalis yang dilibatkan dalam reaksi pada awal
reaksi ditemukan kembali pada akhir reaksi bersama produk reaksi yang diinginkan.

Percobaan :
Faktor – Faktor yang Mempengarui Laju Reaksi

Tujuan Pembelajaran :

1. Diberikan alat, bahan, dan LKS ini siswa dapat melakukan percobaan untuk menganalisis
pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.

2. Diberikan alat, bahan, dan LKS ini siswa dapat melakukan percobaan untuk menjelaskan
pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi.

Materi Pembelajaran :

Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi pada reaksi :

Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) " 2NaCl(aq) + H2O(l) + SO2(g) + S(s)

Pengaruh luas penampang padatan CaCO3 (batu pualam) terhadap laju reaksi pada reaksi :

CaCO3(s) + 2HCl(aq) " CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)

SITI MUSALLAMAH, S.Pd : SMKN 2 SURABAYA 8


Alat dan Bahan :

a. Alat b. Bahan

Gelas kimia 100 ml Larutan HCl 3M


Gelas ukur Larutan Na2S2O3 0,05 M
Stopwatch Larutan Na2S2O3 0,1 M
Spidol dan kertas Larutan Na2S2O3 0,2 M

Cara kerja I:
1. Isi sebuah gelas kimia dengan 5 ml larutan HCl 3 M. Letakkan gelas kimia di atas
sepotong kertas putih yang telah diberi tanda X.

2. Tambahkan ke dalam 25 ml larutan Na2S2O3 (natrium tiosulfat) 0,05 M ke dalam larutan


HCl pada langkah pertama.

3. Catat waktu yang diperlukan sejak penambahan Na2S2O3 sampai tanda X tidak terlihat.

4. Ulangi percobaan ini dengan memakai 5 ml larutan HCl 3 M dengan menambahkan 25


ml larutan Na2S2O3 0,1 M.

5. Ulangi percobaan dengan memakai 5 ml larutan HCl 3 M dengan menambahkan 25 ml


larutan Na2S2O3 0,2 M.

Cara kerja II

1. Masukkan 10 ml larutan HCl 3 M ke dalam gelas kimia.

Tambahkan 0,5 gram keping batu pualam dan catat waktu dari penambahan sampai batu
pualam habis bereaksi.

2. Ulangi langkah 1 dengan menggunakan 10 ml larutan HCl 3 M dan 0,5 gram batu
p[ualam yang telah digerus halus.

Hasil Pengamatan I:

No Reaksi Waktu (detik)

1. HCl + Na2S2O3 0,05 M .................................................


2. HCl + Na2S2O3 0,1 M ................................................
3. HCl + Na2S2O3 0,2 M ..............................................

Hasil Pengamatan II:

SITI MUSALLAMAH, S.Pd : SMKN 2 SURABAYA 9


Bentuk Batu Pualam Waktu Reaksi ( detik )

Keping ..............................

Serbuk ..............................

Pertanyaan

1. Bagaimana hubungan waktu dengan perubahan konsentrasi Na2S2O3 ?

Jawab : .........................................................................................................................................
....

……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………….

2. Bagaimana pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi ?

Jawab : .........................................................................................................................................
....

3. Bagaimanakah pengaruh luas permukaan batu pualam terhadap laju reaksi ?

Jawab : .....................................................................................................................

Latihan Soal-soal

1. Perubahan data-data percobaan berikut maka ….

A. orde reaksi terhadap H2 adalah 2


B. orde reaksi terhadap SO2 adalah 2
C. orde reaksi total adalah 4
D. kecepatan reaksi menjadi 4 x jika (H2) dan (SO2) dinaikkan 2x
E. rumus kecepatan reaksi V = k (H2)²(SO2)2

2. Faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan berlangsungnya suatu reaksi adalah ….


1). luas permukaan sentuhan
2). konsentrasi zat pereaksi
3). suhu saat reaksi berlangsung
4). penambahan katalis yang tepat
SITI MUSALLAMAH, S.Pd : SMKN 2 SURABAYA 10
3. Dari suatu reaksi diketemukan bahwa kenaikan suhu sebesar 10°C dapat memperbesar
kecepatan reaksi 2x. Keterangan yang tepat untuk ini adalah ….
A. energi rata-rata partikel yang beraksi naik menjadi 2x
B. kecepatan rata-rata partikel yang beraksi naik menjadi 2x
C. jumlah partikel yang memiliki energi minimum bertambah menjadi 2x
D. frekuensi tumbukan naik menjadi 2x
E. energi aktivasi naik menjadi 2x

4. Laju reaksi untuk reaksi P + Q R + S adalah V = k(P)1/2 (Q)². Perubahan konsentrasi


awal P dari Q yang akan menyebabkan reaksi berlangsung 12 kali lebih cepat adalah ….
A. (P) x 3 dan (Q) x 4 D. (P) x 4 dan (Q) x 3
B. (P) x 5 dan (Q) x 7 E. (P) x 6 dan (Q) x 2
C. (P) x 9 dan (Q) x 2

5. Dari hasil percobaan, untuk reaksi A + B hasil.

Berdasarkan data percobaan 1 dan 3 di atas, faktor yang mempengaruhi.kecepatan reaksi


adalah ….

A. Konsentrasi D. luas permukaan


B. Katalis E. sifat zat
C. perubahan suhu

6. Berdasar data percobaan 2 dan 4 soal nomor di atas maka tingkat reaksi terhadap B adalah
….
A. 0 B. ½ C. 1 D. 2 E. 3

7. Pengaruh perubahan suhu dari percobaan 2 dan 5 pada soal nomor 5 adalah ….
A. suhu naik 10° C kecepatan reaksi menjadi 2 kali
B. suhu naik 10° C kecepatan reaksi menjadi 1/2 kali
C. bila suhu naik kecepatan reaksi berkurang
D. bila suhu turun kecepatan reaksi bertambah
E. bila suhu turun kecepatan reaksi berkurang

8. Pada suatu reaksi suhu dari 25° C dinaikkan menjadi 75° C. Jika setiap kenaikan 10° C
kecepatan  menjadi 2 kali lebih cepat, maka kecepatan reaksi tersebut di atas menjadi ….
kali lebih cepat.
A. 8 B. 10 C. 16 D. 32 E. 64

SITI MUSALLAMAH, S.Pd : SMKN 2 SURABAYA 11


9. Hasil percobaan reaksi NO(g) + 2H2 (g)> N2(g) + 2H2O(g)
diperoleh data sebagai berikut :

Tingkat reaksi untuk reaksi


di atas adalah ….

A. 1 B. tetap C. 2 D. 2,5 E. 3

10. Suatu reaksi berlangsung tiga kali lebih cepat, jika suhu dinaikkan sebesar 20 oC. Bila pada
suhu 10oC reaksi berlangsung selama 45 menit, maka pada suhu 50 oC reaksi tersebut
berlangsung selama ….
A. 1/50 menit D. 1 menit
B. 1/25 menit E. 5 menit
C. 1/5 menit

11. Data percobaan reaksi antara besi dan larutan asam klorida :

Dari data di atas reaksi yang berlangsung paling cepat adalah percobaan nomor ….

A. 1 B. 2 C. 3 D. 4 E. 5

12. Dari reaksi aA + bB cC + dD, diperoleh data hasil eksperimen sebagai berikut :

Dari data tersebut dapat disimpulkan ….

A. V = k [A] D. V = k [A]²
B. V = k [B] E. V = k [A] . [B]²
C. V = k [B]²

SITI MUSALLAMAH, S.Pd : SMKN 2 SURABAYA 12


13. Reaksi : 2NO (g) + Br2 (g) 2NOBr (g) diperoleh data sebagai berikut :

Reaksi di atas merupakan reaksi tingkat ….

A. 0 B. 1 C. 2 D. 3 E. 4

14. Data percobaan dari reaksi : NH4+ (aq) + NO (aq) N2 (aq) + 2H2O (l)

Rumus kecepatan reaksi adalah ….

A. v = k[NO2-] D. v = k[NO2-]²[NH4+]
B. v = k[NO2-][NH4+]2 E. v = k[NO2-][NH4+]
C. v = k[NO2-]²[NH4+]2

15. Data percobaan untuk reaksi : A + B hasil :

Untuk percobaan l dan 4 faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi adalah ….

A. konsentrasi dan suhu


B. suhu dan wujud
C. luas permukaan sentuhan dan konsentrasi
D. wujud dan konsentrasi
E. luas permukaan dan suhu
SITI MUSALLAMAH, S.Pd : SMKN 2 SURABAYA 13
16. Kenaikan suhu umumnya menaikkan reaksi Alasan yang tepat untuk menjelaskan hal di
atas adalah ….
A. energi kinetik dari molekul-molekul menurun
B. kenaikkan suhu menghasilkan reaksi dapat balik
C. kecepatan masing-masing molekul menjadi sama
D. energi kinetik dari molekul-molekul meningkat
E. kenaikan suhu memperkecil energi aktivasi

17. Dari reaksi :


2NO (g) + 2H2 (g) N2 (g) + 2H2O (g)
Diperoleh data sebagai berikut :

Orde reaksi data di atas adalah ….


A. 0 B. 1 C. 2 D. 3 E. 4

18. Tabel data laju reaksi 2 NO (g) + Br2 (g) 2NOBr (g) pada berbagai konsentrasi.

Rumus laju reaksinya adalah ….

A. V = k . (NO) (Br2) D. V = k . (NO)2 (Br2)2


B. V = k . (NO)2 (Br2) E. V = k . (NO)2
C. V = k . (NO2) (Br2)2

19. Laju reaksi 2P + 3Q2 2 PQ3 dapat dinyatakan sebagai ….


A. penambahan konsentrasi P tiap satuan waktu
B. penambahan konsentrasi Q2 tiap satuan waktu
C. penambahan konsentrasi PQ3 tiap satuan waktu
D. penambahan konsentrasi P dan O2 tiap satuan waktu
E. penambahan konsentrasi P, Q2 dan PO3 tiap satuan waktu

SITI MUSALLAMAH, S.Pd : SMKN 2 SURABAYA 14


20. Pada reaksi 2CO (g) + O2 (g) 2CO2 (g) diperoleh data:

Orde reaksinya adalah ….


A. 1 B. 2 C. 3 D. 4 E. 5

21. Suatu reaksi A+ B hasil reaksi, persamaan laju reaksinya V= k[A] [B]². Bila pada suhu
tetap konsentrasi A dan B masing-masing dua kali dari semula, laju reaksi adalah ….
A. tidak berubah D. enam kali lebih besar
B. dua kali lebih besar E. delapan kali lebih besar
C. empat kali lebih besar

22. Diketahui data percobaan :

Persamaan reaksi laju reaksi untuk percobaan di atas adalah ….

A. v = k [BrO3-] [Br-] [H+]² D. v = k [BrO3-]² [H+]


B. v = k [BrO3-]² [H+]² E. v = k [Br-]² [H+]²
C. v = k [BrO3-] [Br-]²

23. Dari reaksi :


       2 NO (g) + 2 H2 (g) N2 (g) + 2 H2O (g)
diperoleh data percobaan sebagai berikut :

Persamaan laju reaksi tersebut adalah ….


A. V = k [NO] [H2] D. V = k [NO]2 [H2]
B. V = k [NO] [H2]
2
E. V = k [H2]2
C. V = k [NO] [H2]2

24. Grafik hubungan antara katalis dan energi pengaktifan :

SITI MUSALLAMAH, S.Pd : SMKN 2 SURABAYA 15


Energi pengaktifan yang merupakan tahap penentu laju reaksi ditunjukkan oleh ….

A. Ea1 D. Ea4
B. Ea2 E. Ea5
C. Ea3

25. Perhatikan data eksperimen sebagai berikut :

Berdasarkan data tersebut, pernyataan yang benar adalah ….


A. Orde reaksi terhadap H2 adalah 2
B. Orde reaksi terhadap SO2 adalah 2
C. Orde reaksi total adalah 4
D. Persamaan laju reaksi : v = k [H2]2 [SO2]2
E. Laju reaksi menjadi 4x jika [H2] dan [SO2] diperbesar 2x.

Daftar Pustaka

Chang, Raymond. 2005. General Chemistry The Essential Concepts Third Edition. USA:
McGraw Hill
Masterton, W. L. and Hurley, C. N. 2007. Chemistry Principles and Reactions. Canada: Cole
Cengage Learning
Tim KTSP SMKN 2 Surabaya. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMKN 2
Surabaya. Surabaya: SMK N 2 Surabaya
Tim KTSP Diknas. 2009. Standar kompetensi dan Kompetensi dasar (SK- KD) dan Rincian
Materi Pembelajaran Adaptif SMK. Jakarta: Depdiknas.
Tim Kimia SMK, 2006. Kimia SMK 3. Jakarta: Balai Pustaka.

SITI MUSALLAMAH, S.Pd : SMKN 2 SURABAYA 16

Anda mungkin juga menyukai