Anda di halaman 1dari 2

paling alim (Waliyyul

Sunan Kudus
Ilmi)
Lahir 9 September 1400 Gaji 7 Dinar Emas (1 Dinar
Masehi/ 808 Hijriyah Emas=24Karat,4.44
,Al-Quds (Palestina) gram)/hari
Tinggi 180 cm (5 ft 11 in)
Meninggal 5 Mei 1550 Masehi/ 958 Berat 81 kg (179 lb)
Hijriyah
Gelar Waliyyul Ilmi
,Kudus Jawa
Tengah(Indonesia) Masa jabatan 1400M-1550M/ 808H-
958H (150 tahun)
Sebab meninggal Meninggal dalam keadaan Pendahulu Sayyid Usman Haji
bersujud ketika sholat (Sunan Ngudung) (Ayah)
subuh Pengganti Sayyid Amir Hasan
(Anak Pertama)
Tempat tinggal Kudus Jawa Tengah Anggota dewan Majelis Dakwah
Walisongo
Pekerjaan 1. Penasehat Khalifah
Pasangan Syarifah Dewi Rahil binti
(Sultan Demak)
serumah Sunan Bonang
2. Panglima Perang
3. Qadhi Anak 1. Amir Hasan
4. Mufti 2. Panembahan Kudus
5. Imam Besar Masjid 3. Nyai Ageng Pambayun
Demak & Masjid Kudus 4. Amir Hamzah
6. Mursyid Tarekat (Panembahan Palembang)
7. Naqib Nasab 5. Panembahan Makaos
Keturunan Azmatkhan Honggokusumo
8. Ketua Pasar Islam 6. Panembahan Kadhi
Walisongo 7. Panembahan Karimun
9. Penanggung Jawab 8. Panembahan Jaka
Pencetak Dinar Dirham 9. Ratu Pajaka
Islam 10. Ratu Probodinalar
10. Ketua Baitulmal
Walisongo
Kerabat Syarifah Dewi Sujinah
(adik perempuan/isteri
Tempat kerja Kekhalifahan Islam Sunan Muria)
Demak
Dikenal atas Anggota Walisongo yang

Cara Berdakwah
Dalam menyampaikan dakwah, Raden Ja’far Shodiq juga menerapkan strategi dakwah yang diterapkan
Sunan Muria, Sunan Kalijaga, Sunan Bonang dan Sunan Gunung Jati.

Selain mempunyai strategi yang sama, Sunan Kudus juga mempunyai strategi tersendiri dalam berdakwah,
antara lain :
1.  Mendekati Masyarakat Hindu

Cara ini sangat sulit dilakukan karena masyarakat Hindu masih memegang teguh kepercayaan mereka.
Tapi cara ini tetap dilakukan agar Masyarakat Hindu masuk ke agama Islam. Sunan Kudus mengajarkan
toleransi yang tinggi dalam agama Islam kepada masyarakat Hindu. Sehingga umat Hindu tertarik untuk
masuk ke agama Islam. Ajaran toleransi tersebut adalah menghormati sapi yang dikramatkan oleh umat
Hindu. Selain itu, Sunan Kudus juga membangun menara masjid yang hampir sama dengan bangunan
candi Hindu.

2. Mendekati Masyarakat Budha

Setelah Masjid dibangun, Sunan Kudus membuat sebuah tempat wudhu yang berbentuk pancuran
sebanyak delapan buah. Setiap pancuran diberi arca Kebo Gumarang yang dihormati umat Budha. Setelah
umat Budha melihat arca tersebut, mereka penasaran dan masuk ke area masjid. Setelah masuk ke masjid,
mereka terpengaruh dengan penjelasan Sunan Kudus. Akhirnya mereka masuk ke agama Islam.

3. Mengubah Inti Ritual Mitoni (Selametan)

Acara Selametan Mitoni merupakan acara yang sejak dulu disakralkan oleh masyarakat Hindu-Budha. Inti
dari acara Mitoni adalah bersyukur atas dikaruniai seorang anak. Namun, masyarakat Hindu-Budha dulu
tidak bersyukur kepada Allah SWT, melainkan kepada patung-patung dan arca. Disinilah tugas Sunan
Kudus untuk meluruskan inti dari acara tersebut. Sunan Kudus tidak menghapus Selametan dalam
kebiasaan masyarakat. Tapi, Sunan kudus meluruskan acara mitoni menuju ke arah Islami.
SILSILAH SUNAN KUDUS

Sunan Kudus merupakan putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji, dengan Syarifah Ruhil atau Dewi
Ruhil yang bergelar Nyai Anom Manyuran binti Nyai Ageng Melaka binti Sunan Ampel.
Sunan Kudus adalah keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad. Keterangannya sebagai berikut :

 Sunan Kudus bin   Muhammad bin  


 Sunan Ngudung bin   Ubaidillah bin 
 Fadhal Ali Murtadha bin   Ahmad Al-Muhajir bin 
 Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin   Isa bin 
 Jamaluddin Al-Husain  Muhammad bin 
bin   Ali Al-Uraidhi bin 
 Ahmad Jalaluddin bin   Ja’far Shadiq bin 
 Abdillah bin   Muhammad Al-Baqir bin 
 Abdul Malik Azmatkhan bin   Ali Zainal Abidin bin 
 Alwi Ammil Faqih bin   Al-Husain bin 
 Muhammad Shahib Mirbath bin   Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti 
 Ali Khali’ Qasam bin   Nabi Muhammad Rasulullah.
 Alwi bin 

Anda mungkin juga menyukai