Robert M. Solow
Pada tingkat teknik tertentu, tingkat bunga akan menentukan tingginya tingkat
investasi. Jika tingkat bunga rendah, maka investasi akan tinggi, dan demikian
pula sebaliknya apabila tingkat bunga tinggi, maka investasi akan rendah. Sebagai
akibat adanya investasi yang bertambah maka tingkat bunga naik yang pada
gilirannya akan menaikkan jumlah tabungan. Apabila permintaan terhadap
investasi berkurang maka tingkat bunga turun dan harga barang- barang kapital
kembali turun, hasrat menabung turun. Pada tingkat perkembangan ini, akumulasi
modal berakhir, dan perekonomian statis atau tidak mengalami perkembangan
(Suryana, 2000).
1. Tenaga kerja (atau penduduk), L, tumbuh dengan laju tertentu, misal per tahun.
2. Adanya fungsi produksi Q = ƒ (K, L) yang berlaku bagi setiap periode.
3. Adanya kecenderungan menabung (propensity to save) oleh masyarakat yang
dinyatakan sebagai proporsi (s) tertentu dan output (Q). Tabungan masyarakat
S = sQ, bila Q naik S juga naik, dan turun bila Q turun.
4. Semua tabungan masyarakat diinvestasikan S = I =ΔK. Dalam model Neo-
Klasik tidak lagi dipermasalahkan mengenai keseimbangan S dan I.
Y= TKtαLt1-α
dimana Y adalah output, K adalah modal, L adalah tenaga kerja dan T adalah
teknologi. Karena tingkat kemajuan teknologi (total factor productivity) ditentukan
dengan eksogen, model neoklasik Solow terkadang juga disebut model
pertumbuhan eksogen (exogeneous growth model). Usaha untuk memperbaiki
kekurangan model Solow, dinyatakan denhan memecahkan total factor
productivity dengan memasukkan variabel lain, dimana variabel ini dapat
menjelaskan pertumbuhan yang terjadi. Model pertumbuhan yang demikian
disebut model pertumbuhan endogen (endogeneous growth model).
Model pertumbuhan endogen menganggap bahwa perdagangan internasional
penting sebagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dalam model
ini perdagangan internasional diukur melalui aktivitas ekspor dan impor, yaitu:
Y= TKtαLtβH1-α-β
dimana Y adalah atau output, K adalah modal, L adalah tenag kerja dan T adalah
teknologi dan H adalah modal manusia.
Menurut teori pertumbuhan Solow- Swan, secara garis besar proses pertumbuhan
mirip dengan teori Harrod- Domar, dimana asumsi yang melandasi model ini yaitu:
1. Tenaga kerja (atau penduduk) tumbuh dengan laju tertentu, misalnya P per
tahun.
2. Adanya fungsi produksi Q = f (K,L) yang berlaku bagi setiap periode.
3. Adanya kecenderungan menabung oleh masyarakat yang dinyatakan sebagai
proporsi (s) tertentu dari output (Q). Tabungan masyarakat S = sQ; bila Q naik
S juga naik, dan sebaliknya.
4. Semua tabungan masyarakat di investasikan S = I = ΔK.
Sesuai dengan anggapan mengenai kecenderungan menabung, maka dari output
disisakan sejumlah proporsi untuk di tabung dan kemudian di investasikan.
Dengan begitu, maka terjadi penambahan stok kapital (Boediono, 1999).
Teori Historis
Teori ini berkembang di Jerman. Teori ini beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi
harus dilihat dari masa prasejarah hingga masa industri. Teori ini dikemukakan oleh
beberapa ahli sebagai berikut
Wamert Sombart
Menurut Werner Sombart pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dibagi menjadi tiga
tingkatan:
Masa perekonomian tertutup
Pada masa ini, semua kegiatan manusia hanya semata-mata untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri. Individu atau masyarakat bertindak sebagai produsen sekaligus
konsumen sehingga tidak terjadi pertukaran barang atau jasa. Masa pererokoniam ini
memiliki ciri-ciri:
1. Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan sendiri
2. Setiap individu sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen
3. Belum ada pertukaran barang dan jasa
Masa kerajinan dan pertukangan
Pada masa ini, kebutuhan manusia semakin meningkat, baik secara kuantitatif maupun
secara kualitatif akibat perkembangan peradaban. Peningkatan kebutuhan tersebut tidak
dapat dipenuhi sendiri sehingga diperlukan pembagian kerja yang sesuai dengan keahlian
masing-masing. Pembagian kerja ini menimbulkan pertukaran barang dan jasa.
Pertukaran barang dan jasa pada masa ini belum didasari oleh tujuan untuk mencari
keuntungan, namun semata-mata untuk saling memenuhi kebutuhan. Masa kerajinan dan
pertukangan memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:
Teori Klasik
Teori klasik berpendapat bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cara
menekankan faktor-faktor produksi yang ada. Pencetus teori klasik terdiri dari. [4][6][3]
Adam Smith
Teori Adam Smith beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi sebenarnya bertumpu
pada adanya pertambahan penduduk. Dengan adanya pertambahan penduduk maka
akan terdapat pertambahan output atau hasil. Teori Adam Smith ini tertuang dalam
bukunya yang berjudul An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations.
David Ricardo
Ricardo berpendapat bahwa faktor pertumbuhan penduduk yang semakin besar sampai
menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah.
Kelebihan tenaga kerja akan mengakibatkan upah menjadi turun. Upah tersebut hanya
dapat digunakan untuk membiayai taraf hidup minimum sehingga perekonomian akan
mengalami kemandegan (statonary state). Teori David Ricardo ini dituangkan dalam
bukunya yang berjudul The Principles of Political and Taxation.
Thomas Robert Malthus
Teori ini berpendapat bahwa jumlah penduduk yang berlebih dapat mengakibatkan
kekurangan pangan dan kehidupan masyarakat stagnan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi teori tersebut yakni jumlah penduduk, teknologi, sumber daya alam, dan
modal.
Teori Neoklasik
Teori neo-klasik berpendapat bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi tidak
hanya dengan menekankan faktor-faktor produksi saja, tetapi melihat segi penawaran
pasar juga. Pencetus teori neo-klasik terdiri dari.
Robert Solow
Robert Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan
yang bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil
atau output. Adapun pertumbuhan penduduk dapat berdampak positif dan dapat
berdampak negatif. Oleh karenanya, menurut Robert Solow pertambahan penduduk harus
dimanfaatkan sebagai sumber daya yang positif.
Harrord Domar
Teori ini beranggapan bahwa modal harus dipakai secara efektif, karena pertumbuhan
ekonomi sangat dipengaruhi oleh peranan pembentukan modal tersebut. Teori ini juga
membahas tentang pendapatan nasional dan kesempatan kerja.
Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang
dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses
pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat
mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan
sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya
sikap anarkis, egois, boros, KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), dan sebagainya.
Terimakasih Banyak