RUMAH SAKIT
CANDIMAS MEDICAL CENTER
Jalan Alamsyah Ratu Perwira Negara No.47 Keb.lampung utara
E-mail : rumahsakitcmc@gmail.com TELP. 082181549355
Kode Pos 34513
BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
1. Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan
pribadinya, sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas.
2. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan dan tidak boleh bila tidak
dilaksanakan
3. General Consent atau Persetujuan Umum adalah pernyataan kesepakatan
yang diberikan oleh pasien terhadap peraturan rumah sakit yang bersifat
umum
4. Informed Consent : pernyataan setuju (consent) atau ijin dari seseorang
(pasien) yang diberikan secara bebas, rasional, tanpa paksaan (voluntary)
terhadap tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadapnya sesudah
mendapatkan informasi yang cukup tentang tindakan kedokteran yang
dimaksud.
5. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit baik dalam
keadaan sehat maupun sakit.
6. Dokter dan Dokter Gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter
gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi baik di
dalam maupun di luar negeri yang diakui Pemerintah Republik Indonesia
sesuai dengan peraturan perundang–undangan.
7. Keluarga adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak–anak kandung,
saudara–saudara kandung atau pengampunya.
a. Ayah:
1) Ayah kandung
2) Termasuk ayah adalah ayah angkat yang ditetapkan berdasarkan
penetapan pengadilan atau berdasarkan hukum adat
b. Ibu:
1) Ibu kandung
2) Termasuk ibu adalah ibu angkat yang ditetapkan berdasarkan
penetapan pengadilan atau berdasarkan hukum adat.
c. Suami:
Seorang laki–laki yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang
perempuan berdasarkan peraturan perundang–undangan yang berlaku
d. Istri:
Seorang perempuan yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang laki–
laki berdasarkan peraturan perundang–undangan yang berlaku.
BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN & KELUARGA
B. RUANG LINGKUP
Hak pasien selalu dihubungkan dengan pemeliharaan kesehatan yang
bertujuan agar pasien mendapatkan upaya kesehatan, sarana kesehatan, dan
bantuan dari tenaga kesehatan yang memenuhi standar pelayanan kesehatan yang
optimal sesuai dengan UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit.
1. Hak Pasien dan Keluarga
Hak pasien adalah hak–hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai
pasien,antara lain:
a) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit Candimas Medical Center
b) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur tanpa diskriminasi
c) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai standar profesi dan
prosedur operasional
d) Memperoleh layanan efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi
e) Mengajukan pangaduan atas kualitas pelayanan yang di tetapkan
f) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai keinginannya dan peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit Candimas Medical Center
g) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit termasuk data medis
h) Mendapatkan informasi mengenai diagnosis, tindakan medis, resiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, serta di deritanya
i) Di dampingi keluarganya jika dalam keadaan kritis
j) Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaanya
k) Memperoleh keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan
l) Mengajukan kritik dan saran demi perbaikan pelayanan Rumah Sakit
Candimas Medical Center.
2. Kewajiban Pasien
a) Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya
b) Mengetahui nasehat dan petunjuk dokter serta tenaga medis lainnya
c) Mematuhi ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit Candimas Medical
Center meliputi:
1. Mematuhi jam besuk
*Pagi : Jam 10.00 s/d 12.00
*Sore : Jam 16.00 s/d 20.00
2. Mematuhi batasan penunggu
* 1 pasien 2 penunggu (penunggu wajib menggunakan kartu)
* Dilarang membawa anak dibawah usia 12 Tahun
3. Tidak berlebihan membawa barang perlengkapan pasien
4. Keluarga pasien menunggu diruang tunggu yang sudah di sediakan
5. Menjaga kebersihan, keamanan dan ketertiban di Rumah Sakit
Candimas Medical Center
d) Melunasi biaya pemeriksaan, keamanan dan ketertiban di Rumah Sakit
Candimas Medical Center
3. Hak Dokter
a) Dokter berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan profesinya.
b) Dokter berhak untuk bekerja menurut standar pelayanan serta berdasarkan
hak otonomi.
c) Dokter berhak untuk menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan
peraturan perundang–undangan, profesi dan etika.
d) Dokter berhak menghentikan jasa profesionalnya kepada pasien apabila
misalnya hubungan dengan pasien sudah berkembang begitu buruk
sehingga kerja sama yang baik tidak mungkin diteruskan lagi, kecuali
untuk pasien gawat darurat dan wajib menyerahkan pasien kepada orang
lain.
e) Dokter berhak atas privasi.
f) Berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh pasien dengan
ucapan atau tindakan yang melecehkan atau memalukan.
g) Dokter berhak mendapat informasi lengkap dari pasien yang dirawatnya
atau dari keluarganya.
h) Dokter berhak atas informasi atau pemberitahuan pertama dalam
menghadapai pasien yang tidak puas terhadap pelayanan.
i) Dokter berhak untuk diperlakukan adil dan jujur, baik oleh Rumah Sakit
maupun oleh pasien.
j) Dokter berhak untuk mendapat imbalan atas jasa profesi yang
diberikannya berdasarkan perjanjian dan atau ketentuan/peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit.
4. Kewajiban Dokter
a) Setiap dokter atau dokter gigi yang berpraktik wajib mengikuti
pendidikan dan pelatihan kedokteran atau kedokteran gigi berkelanjutan
yang diselenggarakan oleh organisasi profesi dan lembaga lain yang
diakreditasi oleh organisasi profesi dalam rangka penyerapan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran atau
kedokteran gigi.
b) Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di
Indonesia wajib memiliki surat tanda registrasi dokter dan surat tanda
registrasi dokter gigi.
c) Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di
Indonesia wajib memiliki surat izin praktik.
d) Dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran
wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi.
e) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran
wajib membuat rekam medis.
f) Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
wajib menyimpan rahasia kedokteran.
g) Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
atau kedokteran gigi wajib menyelenggarakan kendali mutu dan kendali
biaya.
5. Hak Rumah Sakit
a) Rumah Sakit berhak menentukan jumlah, jenis dan kualifikasi sumber
daya manusia sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit.
b) Rumah Sakit berhak menrima imbalan jasa pelayanan serta menentukan
remunerasi, insentif dan penghargaan sesuai dengan ketentuan
perundang–undangan.
c) Rumah Sakit berhak melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam
rangka mengembangkan pelayanan..
d) Rumah Sakit berhak menerima bantuan dari pihak sesuai ketentuan
peraturan perundang–undangan yang berlaku.
e) Rumah Sakit berhak menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian.
f) Rumah Sakit berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan.
g) Rumah Sakit berhak untuk mempromosikan layanan kesehatan yang ada
di Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–undangan.
h) Rumah Sakit berhak untuk mendapatkan insentif pajak bagi Rumah Sakit
publik dan Rumah Sakit yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit
pendidikan.
6. Kewajiban Rumah Sakit
a) Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit
kepada masyarakat;
b) Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan
efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar
pelayanan Rumah Sakit;
c) Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya;
d) Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana,
sesuai dengan kemampuan pelayanannya;
e) Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau
miskin;
f) Melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas
pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa
uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar
biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan;
g) Membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien;
h) Menyelenggarakan rekam medis;
i) Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana
ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui,
anak–anak, lanjut usia;
j) Melaksanakan sistem rujukan;
k) Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan
etika serta peraturan perundang–undangan;
l) Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan
kewajiban pasien;
m) Menghormati dan melindungi hak–hak pasien;
n) Melaksanakan etika Rumah Sakit, Rumah Sakit wajib memiliki sistem
pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana;
o) Memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana;
p) Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara
regional maupun nasional;
q) Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran atau
kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya;
r) Menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital by
laws);
s) Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah
Sakit dalam melaksanakan tugas; dan
t) Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan tanpa
rokok.
7. Prinsip
a) Bahwa upaya kesehatan yang semula dititik beratkan pada upaya
penyembuhan penderita, secara berangsur–angsur berkembang kearah
keterpaduan upaya kesehatan yang menyeluruh.
b) Bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
seluruh masyarakat perlu adanya perlindungan hak pasien dan keluarga.
c) Bahwa keberhasilan pembangunan di berbagai bidang dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah meningkatkan taraf kesejahteraan
masyarakat dan kesadaran akan hidup sehat.
d) Bahwa meningkatnya kebutuhan pelayanan dan pemerataan yang
mencakup tenaga, sarana, prasarana baik jumlah maupun mutu.
e) Bahwa pelayanan kesehatan amat penting apabila dihadapkan pada pasien
yang sangat membutuhkan pelayanan kesehatan dengan baik dan dapat
memuaskan para pasien.
f) Perlindungan merupakan hal yang essensial dalam kehidupan karena
merupakan sifat yang melekat pada setiap hak yang dimiliki.
g) Bahwa seseorang dapat menuntut haknya apabila telah memenuhi
kewajibannya, oleh karena itu kewajiban menjadi hak yang paling utama
dilakukan.
h) Bahwa perlindungan bagi tenaga kesehatan maupun pasien merupakan hal
yang bersifat timbal balik artinya pihak–pihak tersebut dapat terlindungi
atas hak–haknya bila melakukan kewajibannya.
i) Bahwa dalam kondisi tertentu pasien tidak memiliki kemampuan untuk
mendapatkan informasi atau penjelasan mengenai haknya sehingga akan
disampaikan melalui keluarga.
j) Bahwa untuk mengatur pemenuhan perlindungan hak pasien dan keluarga
harus ada pedoman sebagai acuan bagi seluruh personil rumah sakit.
BAB III
TATA LAKSANA
A. PELAYANAN KESEHATAN
1. Informasi Tata Tertib dan Peraturan Rumah Sakit
Rumah Sakit memiliki serangkaian tata tertib dan peraturan yang
mengatur seluruh pelayanan yang berhubungan dengan hak pasien dan
keluarga yang diatur dalam Peraturan Direktur. Setiap pasien dan keluarga
akan mendapatkan informasi mengenai tata tertib dan peraturan selama
berada di Rumah Sakit oleh petugas saat pertama kali melakukan kunjungan
sesuai dengan unit terkait, serta Informasi Tata Tertib dan Peraturan Rumah
Sakit tersebut juga bisa dilihat dan dibaca pada benner–benner yang
terpampang diruangan rawat inap, termasuk pula di tempat–tempat tertentu
yang memungkinkan untuk mudah dibaca oleh pasien/keluarga dan
pengunjung.
Adapun beberapa tata tertib jam berkunjung pasien dan tata tertib ruangan
rawat inap meliputi:
a. Peraturan jam kunjung pasien di Rumah Sakit Candimas Medical Center
1) Pagi : Jam 10.00 – 12.00 WIB
2) Sore : Jam 16.00 – 20.00 WIB
b. Tata–Tertib Pengunjung Pasien :
1) Semua pengunjung yang akan mengunjungi pasien dilaksanakan pada
jam kunjung yang sudah ditentukan.
2) Anak–anak di bawah umur 12 tahun tidak diperkenankan masuk area
ruang perawatan/berkunjung.
3) Setiap pengunjung pasien yang datang di luar jam kunjung wajib
melewati skrening dari petugas keamanan rumah sakit.
4) Setiap pengunjung pasien di luar jam kunjung, diperbolehkan masuk
setelah mendapat ijin dari petugas keamanan dan mengisi buku
kunjungan.
5) Setiap pengunjung diluar jam kunjung, wajib menggunakan tanda
pengenal yang diberikan oleh petugas keamanan dan diserahkan
kembali setelah selesai kunjungan.
6) Pengunjung bagi pasien meninggal diperbolehkan masuk jika
mendapatkan ijin dari petugas keamanan rumah sakit maksimal 3
orang.
7) Tanpa kartu penunggu pasien, maka tidak diperbolehkan menunggu
pasien dirawat inap.
c. Tata tertib ruangan rawat inap :
1) Pasien/penunggu tidak dibenarkan membawa ;
a) Barang berharga (perhiasan)
b) Tikar/peralatan tempat tidur, bantal.
c) Ember, rak handuk dan sebagainya
d) Barang lain yang tidak dapat dimasukkan ke dalam lemari yang
tersedia di ruang rawat.
2) Bila terjadi kehilangan barang milik pasien/keluarga yang tidak dalam
perlindungan rumah sakit maka bukan menjadi tanggung jawab rumah
sakit.
3) Pasien/kelurga dilarang mencuci dan menjemur pakaian dilingkungan
rumah sakit.
4) Pasien/keluarga dilarang:
a) Merokok di lingkungan di Rumah Sakit Candimas Medical Center
dan ruang rawat inap.
b) Duduk dan tiduran ditempat tidur pasien
5) Penunggu dan pengunjung wajib menjaga ketenangan di ruang rawat.
6) Jagalah kebersihan dengan membuang sampah pada tempat yang
disediakan.
7) Penunggu pasien membawa bukti kartu tunggu, sesuai ketentuan
(penunggu max. 2 orang).
Tata tertib dan peraturan Rumah Sakit yang telah dibuat haruslah
dipatuhi dan dijalankan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Apabila staf
Rumah Sakit, pasien dan atau keluarga melanggarnya, maka siap diberikan
teguran dan atau sanksi sesuai dengan Kebijakan Direktur.
h. Alur Proses
1) Alur Proses Komplain Di hari Kerja Dan Di luar Hari kerja
Hari kerja
Supervisor Keperawatan
Manajemen
2) Alur Proses Komplain Iangsung ke tim pengaduan publik
Pasien komplain
Manajemen
e) Nutrisi
Pasien seringkali anorexia, nausea karena adanya penurunan
peristaltik. Dapat diberikan anti emetik untuk mengurangi nausea
dan merangsang nafsu makan serta pemberian makanan tinggi
kalori dan protein serta vitamin. Karena terjadi tonus otot yang
berkurang, terjadi dysphagia, dokter perlu menguji reflek menelan
klien sebelum diberikan makanan, kalau perlu diberikan makanan
cair atau Intra Vena/Infus.
f) Eliminasi
Karena adanya penurunan atau kehilangan tonus otot dapat terjadi
konstipasi, inkontinensia urin dan feses. Obat laxant perlu diberikan
untuk mencegah konstipasi. Pasien dengan inkontinensia dapat
diberikan urinal, pispot secara teratur atau dipasang duk yang
diganti setiap saat atau dipasang kateter. Harus dijaga kebersihan
pada daerah sekitar perineum, apabila terjadi lecet, harus diberikan
salep.
g) Perubahan Sensori
Pasien dengan dying, penglihatan menjadi kabur, pasien biasanya
menolak/menghadapkan kepala ke arah lampu/tempat terang. Pasien
masih dapat mendengar, tetapi tidak dapat/mampu merespon,
perawat dan keluarga harus bicara dengan jelas dan tidak berbisik–
bisik.
3) Bantuan Memenuhi Kebutuhan Sosial
Pasien dengan dying akan ditempatkan diruang isolasi, dan untuk
memenuhi kebutuhan kontak sosialnya, perawat dapat melakukan:
a) Menanyakan siapa–siapa saja yang ingin didatangkan untuk bertemu
dengan pasien dan didiskusikan dengan keluarganya, misalnya:
teman–teman dekat, atau anggota keluarga lain.
b) Menggali perasaan–perasaan pasien sehubungan dengan sakitnya dan
perlu diisolasi.
c) Menjaga penampilan pasien pada saat–saat menerima kunjungan
teman–teman terdekatnya, yaitu dengan memberikan pasien untuk
membersihkan diri dan merapikan diri.
d) Meminta saudara/teman–temannya untuk sering mengunjungi dan
mengajak orang lain dan membawa buku–buku bacaan bagi pasien
apabila pasien mampu membacanya.
4) Bantuan Memenuhi Kebutuhan Spiritual.
a) Menanyakan kepada pasien tentang harapan–harapan hidupnya dan
rencana–rencana pasien selanjutnya menjelang kematian.
b) Menanyakan kepada pasien bila ingin mendapatkan pelayanan
bimbingan kerohanian untuk memenuhi kebutuhan spiritual sesuai
dengan keyakinannya.
c) Membantu dan mendorong pasien untuk melaksanakan kebutuhan
spiritual sebatas kemampuannya.
Keyakinan spiritual mencakup praktek ibadah sesuai dengan
keyakinanya/ritual harus diberi dukungan. Petugas kesehatan dan keluarga
harus mampu memberikan ketenangan melalui keyakinan–keyakinan
spiritualnya. Petugas kesehatan dan keluarga harus sensitive terhadap
kebutuhan ritual pasien yang akan menghadapi kematian, sehingga
kebutuhan spiritual klien menjelang kematian dapat terpenuhi.
14. Pasien berhak menajalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya
Rumah Sakit memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga
untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya sepanjang tidak
menggangu pasien lain. Adapun dalam pelaksanaan ibadahnya
pasien/keluarga pasien dibatasi dalam hal suara dan jumlah jamaah ibadah
yang sekiranya dapat menggangu pasien lain. Pemberian pembatas tirai juga
diperlukan dalam hal menjaga privasi pasien lain yang berdampingan.
15. Perlindungan
a. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam pelayanan dan perawatan di Rumah Sakit. Lokasi yang terpencil
atau terisolasi di beri monitor/CCTV dan dipantau secara berkala oleh
petugas keamanan.
b. Pasien berhak mendapatkan perlindungan terhadap kekerasan fisik dari
pihak luar dan dari intern Rumah Sakit, selama berada dalam lingkungan
Rumah Sakit.
c. Rumah sakit melarang pasien/keluarga/pengunjung/karyawan membawa
barang–barang berharga dan barang terlarang (alkohol, minuman keras,
senjata api atau senjata tajam) di lingkungan rumah sakit, dan hanya
membawa barang penting saja.
d. Rumah sakit memberikan informasi dan tidak bertanggung jawab atas
harta benda yang tidak sedang dalam perlindungan. Kecuali barang yang
sedang dalam perlindungan rumah sakit, maka rumah sakit
memberlakukan perlindungan barang tersebut sesuai prosedur, yaitu
dengan mengisi formulir serah terima barang antara orang yang
menitipkan dengan petugas keamanan/security rumah sakit disaksikan
oleh 2 orang saksi. Setiap pasien/pengunjung/karyawan yang berada
dalam lingkungan rumah sakit wajib menjaga dan bertanggung jawab atas
harta benda pribadi.
e. Pasien yang termasuk dalam resiko tinggi yang tidak dapat melaksanakan
tanggung jawab, meliputi :
1) Pasien koma
2) Pasien dengan alat bantu hidup
3) Pasien dengan penyakit menular
4) Pasien immune–supressed
5) Pasien immune–suppressed dan penyakit menular
6) Pasien dialysis
7) Pasien dengan restraint atau dengan alat pengikat
8) Pasien Geriatri/manula
9) Pasien bayi dan anak
f. Setiap individu yang berada dilingkungan Rumah Sakit yang tidak
memiliki identitas diperiksa oleh petugas keamanan dan dicatat.
g. Pemasangan pintu otomatis pada tempat–tempat resiko tinggi yaitu ruang
bayi dan Peristi, Sekaligus hal ini diperketat dengan sistem keluar masuk
melalui seleksi dan pemeriksaan satpam/security di depan ruangan
tersebut. Sehingga segala sesuatu yang keluar dan masuk ke ruang Bayi
dan Peristi disamping terpantau dengan kamera CCTV juga terpantau oleh
penjaga/satpam, yang tentunya hal ini diatur melalui prosedur yang ada.
Termasuk untuk bayi yang sudah diperbolehkan pulang harus bisa
menunjukkan Formulir Serah Terima Bayi.
16. Memberi Saran dan Masukan
Demi peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit, pasien dan keluarga
berhak mengajukan usul, saran dan masukan/perbaikan atas perilaku Rumah
Sakit terhadap dirinya. Saran dan masukan dapat disampaikan melalui kotak
saran, atau menyampaikan melalui petugas unit terkait secarara langsung dan
juga bisa langsung melalui bagian Tim Pengaduan Publik.
17. Bimbingan Rohani
a) Setiap pasien mempunyai hak atas kebutuhan pelayanan kerohanian
b) Setiap pasien berhak menolak apabila ditawarkan/diberikan pelayanan
bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya.
c) Rumah Sakit dan seluruh stafnya memiliki proses untuk mengidentifikasi
dan menghormati nilai–nilai dan kepercayaan pasien dan atau keluarganya
dalam asuhan. Terdapat pula proses merespon permintaan yang berkenaan
dengan agama atau dukungan spiritual. Setiap pasien mempunyai hak atas
kebutuhan pelayanan kerohanian selama dalam perawatan di Rumah Sakit.
Pelayanan bimbingan kerohanian dilakukan oleh pihak internal Rumah
Sakit sendiri atau pihak luar yang bekerja sama dengan Rumah Sakit
melalui MOU yang telah disepakati bersama kedua belah pihak. Pelayanan
bimbingan kerohanian dapat dilaksanakan atas permintaan pasien/keluarga
pasien dengan mengisi formulir Permintaan Pelayanan Rohani yang telah
disediakan oleh rumah sakit. Segala beban biaya yang muncul atas
pelayanan ini dibebankan kepada pasien.
Adapun daftar nama Rohaniawan yang ditunjuk adalah sebagai berikut :
1) Rohaniawan islam :
2) Kerohanian Kristen, Katholik, Budha, Hindu dan Konghucu
berdasarkan MOU.
18. Hak Menuntut
Pasien berhak menggugat dan atau menuntut baik secara perdata
maupun pidana kepada pihak Rumah Sakit apabila Rumah Sakit secara benar
dan atau terbukti telah memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan
standar profesi dan standar pelayanan operasional sesuai dengan standar
pelayanan publik, sehingga dapat memperburuk keadaan atau mengancam
nyawa pasien.
19. Penyampaian Keluhan
Pasien berhak mengutarakan keluhan, konflik, atau perbedaan
pendapat terhadap pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar
pelayanan dan harapan pasien melalui tim pengaduan publik, unit terkait,
media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–
undangan.
Rumah Sakit memiliki proses penyelidikan, telaah, penyelesaian,
klarifikasi terhadap keluhan, konflik, atau perbedaan pendapat mengenai
pelayanan Rumah Sakit. Lihat point no. 6 tentang Managemen Komplain.
BAB III
RUANG LINGKUP
REFERENSI
1. Undang–undang RI No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang–undang no. 29/2004 pada pasal 46 Tentang Praktik Kedokteran.
3. Kementerian Kesehatan RI. Standar Akreditasi Rumah Sakit. Tahun 2011.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2014 tentang
Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Paisen.
5. Kebijakan Direktur Rumah Sakit Candimas Medical Center No. 001/1-
HPK/RSCMC/02/2020 tentang Hak Pasien dan Keluarga.
6. Institute for Clinical Systems Improvement (ICSI). Health care guideline:
assessment and management of chronic pain. Edisi ke–5. ICSI; 2011.