Anda di halaman 1dari 31

DAR 2/Profesional/210/1/2022

PENDALAMAN MATERI EKONOMI

MODUL 1
KONSEP DASAR EKONOMI MIKRO

Penulis
Dr. Arwansyah, M.Si

Penyelia:

Dr. Eko Wahyunugrahadi, M.Si.


Dr. Sugiharsono
Pebri Hastuti, S.Pd., M.Pd.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi


2022
KATA PENGANTAR

Segala puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, Tuhan Yang Maha Esa karena
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan modul 1 Konsep Dasar
Ekonomi Mikro utamanya diperuntukkan bagi para peserta PPG dalam jabatan hybrid learning,
yaitu memadukan model pembelajaran online atau dalam jaringan (daring) dengan tatap muka.
Pemilihan pola hybrid learning dimaksudkan agar para guru peserta PPG dalam jabatan tetap dapat
mengikuti program PPG dengan tidak meninggalkan tugas mengajar terlalu lama, guru-guru
peserta PPG dapat melaksanakan pembelajaran PPG khususnya pendalaman materi melalui
daring.
Modul 1 KB 2 meliputi Permintaan dan Penawaran yang berisi, a) Permintaan, b)
Penawaran c) Harga keseimbangan dan d) Elastisitas Permintaan dan Penawaran. Seperti layaknya
sebuah modul, maka pembahasan dimulai dengan menjelaskan capaian pembelajaran mata
kegiatan dan pokok-pokok materi dan disertai dengan soal yang mengukur tingkat penguasaan
materi setiap KB dan diakhir modul dibuatkan tes sumatif untuk setiap KB. Dengan demikian
pengguna modul ini secara mandiri dapat mengukur tingkat ketuntasan yang dicapainya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu proses
penyelesain modul ini, terutama kepada Bapak Dr. Sugiharsono, M. Si dan Bapak Dr. Eko Wahyu
Nugrahadi selaku tim penyelia yang telah banyak memberi masukkan, kepada seluruh panitia yang
terlibat dalam proses penulisan modul. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan dan kesempurnaan modul ini dimasa mendatang. Akhirnya kepada Allah Swt jualah
penulis bermohon semoga semua ini menjadi amal saleh bagi penulis dan bermanfaat bagi
pembaca.
Medan , Juni 2022
Penulis,

Dr. Arwansyah, M.Si


DAFTAR ISI

KEGIATAN BELAJAR

2
Permintaan dan Penawaran

A. Permintaan ...................................................................................................... 4
B. Penawaran ....................................................................................................... 9
C. Harga Keseimbangan ................................................................................... 136
D. Elastisitas Permintaan dan Penawaran ........................................................... 17
Rangkuman ........................................................................................................ 25
Tes Formatif ...................................................................................................... 26
Daftar Pustaka .................................................................................................... 30
KEGIATAN BELAJAR
Permintaan dan Penawaran

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan

Peserta Kompeten dalam Menguasai konsep dasar ekonomi termasuk


ekonomi syariah, permintaan dan penawaran, teori harga, teori pasar, teori
konsumsi, dan teori produksi serta hasil penelitian terkait

PokokMateri :

1 Permintaan.
2 Penawaran
3 Harga keseimbangan
4 Elastisitas.

URAIAN MATERI

A. Permintaan

Bapak / Ibu peserta PPG, kita sudah selalu mendengar tentang konsep permintaan. Sebaiknya kita bisa
membedakan konsep permintaan dari suatu individu, rumah tangga sampai negara. Prinsip permintaan dari
ketiga pelaku ekonomi ini secara umum sama, peertimbangannya adalah kebutuhan. Permintaan adalah
kesanggupan pembeli untuk membeli berbagai jumlah barang dan jasa pada berbagai tingkat harga
pada waktu tertentu. Yang dimaksud waktu tertentu tersebut adalah suatu periode di mana keadaan
ceteris paribus (keadaan di luar harga dan jumlah barang/jasa yang diminta dianggap
tetap/konstan). Berdasarkan definisi diatas kiranya dapat dimengerti bahwa permintaan berbeda
dengan permintaan yang sering kita pergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun unsur-unsur
penting yang terdapat pada definisi permintaan yakni jumlah barang/jasa, yang diminta, harga,
dengan asumsi ceteris paribus. Definisi di atas menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diminta
pada berbagai tingkat harga, artinya pada berbagai tingkat harga terdapat berbagai jumlah barang
yang diminta, sehingga terdapat hubungan antara tingkat harga dengan jumlah barang yang
diminta.
Pertalian antara harga dan jumlah barang dan jasa yang diminta melahirkan hukum
permintaan yang berbunyi “jumlah barang/jasa yang diminta berbanding terbalik dengan harga”.
Artinya “apabila harga naik maka jumlah barang atau jasa yang diminta akan turun, sebaliknya,
apabila harga turun maka jumlah barang atau jasa yang diminta akan naik”. Hukum permintaan
itu hanya berlaku jika keadaan ceteris paribus, dan jumlah barang/jasa merupakan variabel atau
faktor yang bergantung pada harga.
Berkaitan dengan berlakunya hukum permintaan ini, maka kaitan antar barang dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu barang komplementer (pelengkap) dan barang substitusi
(pengganti). Untuk barang komplementer, bila harga barang A naik maka jumlah permintaan
terhadap barang tersebut akan berkurang, begitu pula permintaan terhadap barang B juga akan
turun. Sedangkan untuk barang substitusi, bila kenaikan harga barang A akan menyebabkan
penurunan terhadap jumlah permintaan barang tersebut, tetapi akan menyebabkan kenaikan
terhadap jumlah permintaan barang B.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan.

Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan perubahan (naik turunnya) permintaan suatu
barang/jasa. Faktor-faktor tersebut angtara lain:
a. Pendapatan
b. Harga barang lain yang terkait (substitusi atau komplimenter)
c. Perkiraan terhadap harga pada masa yang akan dating
d. Jumlah penduduk
e. Selera
Apabila faktor–faktor di atas dianggap tetap atau konstan, maka permintaan hanya
ditentukan oleh harga, artinya besar kecilnya perubahan permintaan di determinasi/ditentukan oleh
besar kecilnya perubahan harga. Dalam hal ini berlaku perbandingan terbalik antara harga terhadap
jumlah permintaan dan berbanding lurus dengan penawaran. Sebagaimana konsep asli dari
penemuannya (Alferd Marshall), maka perbandingan terbalik antara harga terhadap permintaan
disebut sebagai hukum permintaan.
Adapun bunyi hukum permintaan: “Bila harga suatu barang naik maka jumlah barang yang
diminta akan turun, sebaliknya bila harga barang tersebut turun maka jumlah barang yang
diminta akan naik dengan asumsi cateris Paribus (semua faktor yang mempengaruhi permintaan
selain harga dianggap konstan)”.
Bapak / Ibu peserta PPG harus mampu membedakan antara istilah “permintaan” dan “jumlah
barang yang diminta”. Permintaan adalah konsep yang menjelaskan hubungan antara harga dan
jumlah barang yang diminta, sedangkan jumlah barang yang diminta adalah berapa jumlah barang
yang diminta/dibutuhkan pada tingkat harga tertentu

2. Fungsi Permintaan

Fungsi permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah suatu
barang yang diminta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Fungsi permintaan mengikuti
hukum permintaan. Oleh karena hubungan antara harga dengan jumlah barang yang diminta adalah
negatif (berbanding terbalik), maka gradien dari fungsi permintaan (b) akan selalu negatif.
Bentuk umum fungsi permintaan adalah:
Qd = 𝑎 − 𝑏𝑃 atau
1
P = − 𝑏 (−𝑎 + 𝑄𝑑 )
Dimana:
a = Konstanta
b = Koefesien
P : Harga barang yang diminta
Qd : Banyaknya barang yang diminta
Untuk memperoleh fungsi permintaan dapat dicontohkan sebagai berikut berikut:
Pada saat harga barang “X” Rp 5,- jumlah yang diminta 40 unit, jika harga barang tersebut
naik menjadi Rp 15,- jumlah yang diminta berkurang menjadi 20 unit, fungsi permintaan barang
tersebut dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Dari soal diatas kita uraikan terlebih dahulu ;
Q1= 40 unit ; Q2= 20 unit ; P1=Rp 5 ; P2= Rp 15
Selanjutnya di aplikasikan kedalam rumus :
𝑄−𝑄1 𝑃−𝑃1 𝑄−40 𝑃−5 𝑄−40 𝑃−5
=𝑃 ; = 15−5; = kita kali silang
𝑄2 −𝑄1 2 −𝑃1 20−40 −20 10

10𝑄 − 400 = 100 − 20𝑃 10𝑄 = 500 − 20𝑃


𝑄 = 50 − 2𝑃
Jadi fungsi permintaannya adalah 𝑄𝑑 = 30 − 2𝑃

3. Kurva Permintaan

Kurva permintaan adalah kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu
barang tertentu dengan jumlah barang yang diminta konsumen. Kurva permintaan merupakan
kurva yang menunjukkan tempat titik-titik yang menggambarkan maksimum pembelian pada
harga tertentu dengan anggapan ceteris paribus (faktor lain dianggap tetap). Kurva permintaan
berbentuk garis lurus yang miring dari kiri atas ke kanan bawah. Hal ini sesuai dengan bunyi
hukum permintaan "Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana
hubungan berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik maka jumlah barang yang
diminta akan menurun dan sebaliknya apabila harga turun jumlah barang meningkat."

P Miringnya Slope kurve


permintaan tersebut
menunjukan adanya
hukum permintaan, dan
lurusnya kurva permintaan
menunukkan adanya
D anggapan ceteris paribus

Gambar 2.1.Kurva Permintaan

4. Perubahan Kurva Permintaan


Pergerakan kurva permintaan adalah pergerakan yang terjadi pada titik-titik disepanjang
kurva permintaan sebagai akibat dari perubahan harga produk. Pergerakan di sepanjang kurva
permintaan disebabkan karena perubahan harga produk yang bersangkutan. Pergerakan pada kurva
sejalan dengan Hukum Permintaan, yaitu ketika harga barang naik, maka jumlah barang yang
diminta akan turun, dari gambar 2.2, terlihat bahwa kurva permintaan akan bergerak ke kiri atas
maupun ke kanan bawah. ketika terjadi perubahan harga, grafik bergerak dari titik A ke titik B
pada kurva permintaan yang sama, yaitu dari P1 ke P2 dan perubahan kuantitasnya dari Q1 ke Q2.
Kita menyebut gerakan sepanjang kurva permintaan ini sebagai perubahan kuantitas yang diminta,
akibat perubahan harga.

Gambar 2.2. Pergerakan Kurva Permintaan

Selain pergerakan, kurva permintaan juga bisa mengalami pergeseran, baik ke kanan
maupun ke kiri. Pergeseran ini terjadi karena berubahnya jumlah barang/jasa yang diminta
konsumen sebagai akibat dari berbagai faktor kecuali faktor harga produk tersebut. Faktor- faktor
tersebut adalah pendapatan, kekayaan, harga barang lain, selera dan ekpektasi Sebagai contoh
pendapatan, maka akan terjadi pergeseran kurva permintaan (shifting). Untuk barang normal,
apabila pendapatan konsumen meningkat, maka jumlah barang yang diminta akan meningkat pula
dan kurva permintaan akan bergeser ke kanan. Dan begitupun sebaliknya, apabila pendapatan
memurun, maka jumlah barang yang diminta juga akan menurun Apabila digambarkan dalam
sebuah kurva, berturut-turut adalah sebagai berikut: Bila pendapatan meningkat, kurva permintaan
bergeser sejajar ke kanan. Jika pendapatan menurun, kurva permintaan bergeser sejajar ke kiri.
Gambar 2.3. Pergeseran Kurva Permintaan
Untuk lebih mempermudah dalam memahami pergeseran kurva permintaan. Dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 2.1. Pergeseran Kurva Permintaan

Faktor pergeseran kurva permintaan Geser ke kanan Geser ke kiri


1. Pendapatan Naik Turun
2. Selera konsumen Naik Turun
3. Harga Barang Subtitusi Naik Turun
4. Harga Barang Komplementer Turun Naik
5. Perkiraan Harga Naik Turun

B. Penawaran

Penawaran digunakan untuk menunjukkan perilaku para produsen di sesuatu pasar.


Penawaran adalah kesanggupan penjual/produsen untuk menjual (melepas) berbagai jumlah
barang atau jasa yang pada berbagai tingkat harga waktu tertentu. Penawaran berasal dari pihak
produsen dan muncul sebagai akibat adanya permintaan dari konsumen.
Sama halnya dengan permintaan, didalam penawaran juga terdapat hukum penawaran.
Hukum penawaran menjelaskan hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah penawaran
barang tersebut. Hukum penawaran berbunyi, “semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak
jumlah barang tersebut ditawarkan oleh para produsen. Sebaliknya semakin rendah harga suatu
barang, semakin sedikit jumlah barang yang ditawarkan oleh para produsen.”
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah barang yang ditawarkan oleh seorang
produsen. Sedikit banyaknya barang atau jasa yang ditawarkan oleh produsen, dipengaruhi oleh
berbagai faktor,yaitu:
a. Harga barang itu sendiri
b. Harga input/biaya produksi
c. Teknologi produksi
d. Harga barang lain yang terkait
Apabila beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat penawaraan diatas dianggap tetap
selain harga barang terkait. Maka penawaran hanya ditentukan oleh harga, artinya besar kecilnya
perubahan penawaran dideterminasi/ditentukan oleh besar kecilnya perubahan harga. Dalam hal
ini berlaku perbandingan lurus antara harga terhadap jumlah barang yang ditawarkan (penawaran).
Sebagaimana konsep asli dari penemunya (Alfared Marshall), maka perbandingan lurus antara
harga terhadap penawaran disebut sebagai hukum penawaran. Hukum penawaran berbunyai :
apabila harga naik maka penawaran akan meningkat, apabila harga turun maka jumlah barang yang
ditawarkan akan turun dengan asumsi Cateris Paribus.

2. Fungsi Penawaran

Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah suatu
barang yang ditawarkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Fungsi penawaran harus
sesuai dengan hukum penawaran. Dengan demikian, hubungan antara harga barang dengan jumlah
barang yang ditawarkan adalah positif (berbanding lurus), sehingga gradien dari fungsi penawaran
(b) akan selalu positif.
Bentuk umum fungsi penawaran adalah:
Qs = −𝑎 + 𝑏𝑃 atau
1
P = 𝑏 (𝑎 − 𝑄𝑠 )
Dimana: a = Konstanta
b = Koefesien
P = Harga barang yang ditawarkan
Qs = Banyaknya barang yang ditawarkan
Untuk memperoleh fungsi permintaan dapat dicontohkan sebagai berikut berikut:
Pada saat harga barang “X” Rp 5,- jumlah yang ditawarkan 5 unit, jika harga barang tersebut
naik menjadi Rp 15,- jumlah yang ditawarkan bertambah menjadi 55 unit, buatlah fungsi
penawaran barang tersebut.
Untuk menjawab contoh tersebut kita menggunakan rumus sebagai berikut
Sebelumnya kita akan menguraikan terlebih dahulu;
Q1= 5 ; Q2= 55 ; P1=5 dan P2= 15
𝑄−𝑄1 𝑃−𝑃1 𝑄−5 𝑃−5 𝑄−5 𝑃−5
=𝑃 ; = 15−5; = kita kali silang
𝑄2 −𝑄1 2 −𝑃1 55−5 50 10

10𝑄 − 50 = 50𝑃 − 250; 10𝑄 = −200 + 50𝑃


𝑄 = −20 + 5𝑃
Jadi fungsi penawarannya adalah 𝑄𝑠 = −20 + 5𝑃

3. Kurva Penawaran

Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan antara kuantitas suatu
barang yang di tawarkan pada berbagai tingkat harga, dengan asumsi ceteris paribus. Pada
sepanjang kurva penawaran menunjukkan perubahan harga dan kuantitas yang ditawarkan. Kurva
penawaran dapat dibentuk dengan menghubungkan titik-titik pasangan nilai harga pada sumbu
tegak dan kuantitas yang ditawarkan produsen pada sumbu datar.

Hubungan antara harga dan kuantitas


P S
yang ditawarkan adalah searah.
K Konsekuensinya adalah jika harga naik,
L
kuantitas barang yang ditawarkan
M
N semakin meningkat. Sebaliknya, jika
O harga turun maka kuantitas yang

Q ditawarkan semakin sedikit.

Gambar 2.4. Kurva Penawaran

Gambar 2.4 diatas menunjukkan bahwa hubungan antara harga dan kuantitas yang
ditawarkan, jika harga naik maka kuantitas barang yang ditawarkan semakain meningkat.
Sebaliknya, jika harga turun maka kuantitas maka barang yang ditawarkan semakin sedikit. Alasan
rasional yang dapat dikemukakan disini ialah karena produsen ingin memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya dengan berusaha menjual barang sebanyak-banyaknya, tetapi mempunyai
kendala yaitu keterbatasan modal.

4. Perubahan Kurva Penawaran

Perubahan kurva penawaran terdiri dari pergerakan kurva dan pergeseran kurva. Pergerakan
kurva penawaran merupakan pergerakan yang terjadi pada titik-titik disepanjang kurva penawaran
yang diakibatkan oleh berubahnya jumlah produk yang ditawarkan produsen sebagai akibat dari
perubahan harga produk tersebut. Pergerakan di sepanjang kurva penawaran disebabkan karena
perubahan harga produk yang bersangkutan. Pergerakan ini sejalan dengan Hukum Penawaran,
yaitu ketika harga barang naik, maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah, sehingga
titik pada kurva penawaran akan bergerak ke kanan, begitupun sebaliknya.

Gambar 2.5. Pergerakan Kurva Penawaran Akibat Perubahan Harga

Sama halnya pada pergeseran kurva permintaan, kurva penawaran juga dapat mengalami
pergeseran karena adanya perubahan faktor-faktor yang memengaruhi penawaran selain faktor
harga.Pergeseran kurva penawaran disbeabkan oleh faktor biaya input produksi, harga barang
terkait ( baik barang substitusi ataupun komplementer) Bergesernya kurva penawaran ditandai
dengan bergesernya kurva ke kanan atau ke kiri. Salah satu faktor tersebut adalah biaya produksi.
Seperti diperkirakan harga jeruk bulan depan akan naik karena harga pupuk naik. Kenaikan harga
jeruk menyebabkan penurunan penawaran jeruk. Sehingga ketika diperkirakan harga di masa
depan naik, maka produsen akan mengurangi jumlah barang yang dijualnya, dan mengakibatkan
kurva penawaran bergeser kekiri dari kurva S ke kurva S2, sebaliknya ketika pemerintah
memberikan subsidi pupuk yang mengakibatkan harga pupuk menjadi murah, maka produsen akan
menambah jumlah jeruk yang ditawarkan sehingga kurva penawaran jeruk akan bergeser ke kanan
atau dari S menuju S2.

Gambar 2.6. Pergeseran Kurva Penawaran Selain dari Perubahan Harga

Jika terjadi perkembangan teknologi yang mengakibatkan biaya produksi menjadi lebih
efisen sementara harga jual tidak berubah, hal ini akan menimbulkan keuntungan bagi produsen
sehingga akan menambah produksi dan kurva penawaran akan bergeser kekanan,sebaliknya jika
teknologi mengalami kemunduran dan biaya produksi menjadi meningkat maka kurva penawaran
akan bergeser ke kiri. Untuk lebih mempermudah dalam memahami pergeseran kurva penawaran.
Dapat dilihat pada tabel 2.2.berikut ini:
Tabel 2.2. Pergeseran Kurva Penawaran

No Faktor pergeseran kurva penawaran Ke kanan Ke kiri


1 Harga input Murah Mahal
2 Tekhnologi Modern Tradisional
3 Jumlah penjual Banyak Sedikit
4 Pajak Rendah Tinggi

C. Harga Keseimbangan

Keseimbangan pasar terjadi jika pada tingkat harga tertentu, jumlah barang yang
ditawarkan sama dengan jumlah barang yang diminta (terjadi keseimbangan antara permintaan
dan penawaran). Secara geometris keseimbangan pasar terjadi pada saat kurva penawaran
berpotongan dengan kurva permintaan pasarnya. Interaksi antara kekuatan permintaan dan
penawaran di pasar, akan melahirkan keseimbangan harga dan jumlah (kuantitas) barang yang
selanjutnya disebut dengan keseimbangan pasar. Pada kondisi ini, akan tercipta harga
keseimbangan (equilibrium price) dan jumlah keseimbangan (equilibrium quantity). Pada kondisi
keseimbangan, harga dan kuantitas cenderung tetap tidak berubah, selama faktor lain tetap (ceteri
paribus).
Untuk memperoleh harga dan kuantitas keseimbangan diilustrasikan pada data Tabel 2.3 di
bawah ini. Berdasarkan data Tabel 2.3 dapat ditentukan harga keseimbangan dan kuantitas
keseimbangan untuk harga barang X.

Tabel 2.3. Permintaan dan Penawaran barang X pada Berbagai Tingkat Harga

Harga/unit Jumlah yang Ditawarkan Jumlah yang Diminta


Nomor
(Rp) (Unit) (Unit)
1 5 5 40
2 Pe 10 30 30
3 15 55 20
4 20 80 10

Berdasarkan Tabel 2.3 terlihat bahwa keseimbangan pasar terjadi pada saat jumlah
penawaran dan permintaan mencapai jumlah 30 unit per bulan dan pada harga Rp10,- per unit.
Dengan demikian, 30 unit per bulan merupakan jumlah keseimbangan (equilibrium quantity) dan
harga Rp10,,- per unit merupakan harga keseimbangan (price quantity). Seandainya, dicoba
dengan harga Rp5,-, apakah yang akan terjadi? Pada harga tersebut permintaan melebihi
penawaran. Konsumen akan berebut untuk memperoleh sejumlah barang X yang dibutuhkan. Hal
ini akan menyebabkan harga X naik. Adapun pada harga Rp15,- jumlah yang ditawarkan lebih
besar dari jumlah yang diminta, sehingga persediaan X akan menumpuk.
Berdasarkan fungsi permintaan dan fungsi penawaran barang X sebelumnya, Anda dapat
mencari harga keseimbangan pasar dan jumlah keseimbangan pasar. Pada dasarnya, harga
keseimbangan terjadi apabila jumlah X yang diminta di pasar sama dengan jumlah X yang
ditawarkan. Secara matematis hal ini ditunjukkan oleh persamaan Q d = Qs.
Fungsi Permintaannya Qd = 50 - 2P
Fungsi penawarannya Qs = -20 +5P
Harga keseimbangana dapat dihitung sebagai berikut:
Qd = Qs
50 - 2P = -20 + 5P
50 + 20 = 5P + 2P
70 = 7P
P = 10
Jadi harga keseimbangan adalah sebesar Rp 10,-. Untuk menghitung quantitas
keseimbangan masukkan nilai P kedalam salah satu persamaan. Misalkan nilai P = 10 masukkan
kedalam persamaan Qd
Qd = 50 - 2P
Qd = 50 – 2(10)
Qd = 50 – 20
Qd = 30
Jika nilai P = 10 dimasukkan kedalam persamaan Qs
Qs = -20 + 5P
Qs = -20 + 5(10)
Qs = -20 + 50
Qs = 30
Jadi quantitas keseimbangan adalah 30 unit
Lihat kembali Tabel 2.3 (skedul permintaan dan penawaran barang X). Kurva permintaan
dan penawaran berdasarkan data Tabel 2.3 tergambar pada Kurva 2.7 berikut.

Gambar 2.7. Keseimbangan Pasar


Gambar 2.7 menjelaskan keseimbangan pasar yang ditunjukkan oleh titik keseimbangan
(titik E). Jika dari titik keseimbangan (E) ditarik garis ke sumbu Q, akan diperoleh jumlah
keseimbangan (Qd = Qs) sebesar 30. Jika dari titik keseimbangan ditarik garis ke sumbu P, akan
diperoleh harga keseimbangan sebesar Rp 10,-. Berdasarkan Gambar 2.7 harga keseimbangan
pasar dan jumlah keseimbangan pasar terjadi di titik perpotongan antara kurva permintaan dan
kurva penawaran, yaitu pada titik E..
Dalam keseimbangan pasar, perubahan atas faktor-faktor lain selain harga akan
mempengaruhi permintaan dan penawaran yang menyebabkan perubahan keadaan keseimbangan.
Ada empat kemungkinan perubahan/pergeseran kurva permintaan dan penawaran, yaitu:
permintaan bertambah (kurva permintaan bergeser ke kanan), permintaan berkurang (kurva
permintaan bergeser ke kiri), penawaran bertambah (kurva penawaran bergeser ke kanan) dan
penawaran berkurang (Kurva penawaran bergeser ke kiri). Salah satu faktor yang menyebabkan
pergeseran pada keseimbangan pasar adalah pendapatan. Perubahan pendapatan dapat menggeser
fungsi permintaan akan membawa konsekuensi. Apabila pendapatan meningkat maka fungsi
permintaan bergeser ke kanan, konsekuensinya adalah keseimbangan konsumen akan berubah.

P S1
Produsen akan lebih tertarik
P1 S2 untuk menjual produknya
pada suatu daerah konsumen
P0 yang lebih makmur daripada
D2 konsumen mengalami krisis.
P2 D1

Q
Q 0 Q1
Gambar 2.8. Implikasi Perubahan Permintaan dan Penawaran

Pada Gambar 2.8 kenaikan pendapatan telah menggeser keseimbangan dari harga Po
menjadi P1 dan telah menggeser kuantitas yang diminta dari Qo menjadi Q 1. Akibat kenaikan
pendapatan maka harga keseimbangan meningkat dan jumlah yang diminta juga meningkat.
Kenaikan jumlah yang diminta sebesar Qo menjadi Q1 juga dapat terjadi karena adanya penurunan
harga sampai P2 sebagai akibat kenaikan penawaran. Oleh karena itu, perubahan jumlah yang
diminta dapat terjadi karena kenaikan harga yang disebabkan oleh kenaikan pendapatan
konsumen, dan dapat pula terjadi karena penurunan harga sebagai akibat kenaikan penawaran.
Bagi seorang produsen, kenaikan kuantitas yang diminta karena perubahan pendapatan akan
lebih menguntungkan daripada kenaikan kuantitas yang diminta karena perubahan harga, sebab
kenaikan kuantitas yang diminta karena pendapatan, selain menaikan kuantitas juga menaikan
harga. Oleh karenanya, produsen akan lebih tertarik untuk menjual produknya pada suatu daerah
konsumen yang lebih makmur daripada konsumen yang mengalami krisis.
Perubahan harga dan kuantitas keseimbangan sangat bergantung pada perubahan permintaan
dan penawarannya itu sendiri. Kenaikan permintaan yang disertai dengan penurunan penawaran
yang tidak sebanding akan menyebabkan harga meningkat dan jumlah barang keseimbangan akan
berkurang.

D. Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Perubahan harga akan mempengaruhi besarnya jumlah barang yang diminta (jumlah
permintaan) dan jumlah barang yang ditawarkan (penawaran). Seberapa besar perubahan jumlah
barang yang diminta atau ditawarkan sebagai akibat perubahan harga menunjukkan kepekaan
permintaan atau penawaran barang tersebut terhadap perubahan harga barang yang bersangkutan.
Kepekaan ini selanjutnya dikenal dengan istilah elastisitas.
` Ukuran yang dipakai untuk mengukur derajat kepekaan digunakan rasio/perbandingan
persentase perubahan kuantitas barang yang diminta atau barang yang ditawarkan dengan
persentase perubahan faktor-faktor yang menyebabkan kuantitas barang itu berubah. Nilai
elastisitas hanya dilihat nilai mutlaknya sehingga meskipun hasilnya secara matematik negatif
tetapi yang dilihat harga positifnya (harga mutlaknya). Yang bergerak sampai tak terhingga, dan
hasilnya diinterpretasikan sebagai berikut :
1 Jika nilai mutlak koefisien elastisitas hasilnya < 1 disebut inelastis, maka barang yang diperjual
belikan termasuk jenis barang yang sifatnya tidak peka terhadap perubahan harga. Barang-
barang yang mempunyai sifat inelastis umumnya adalah barang-barang yang termasuk
kebutuhan pokok.
2 Jika nilai mutlak koefisien elastisitas hasilnya > 1 disebut elastis, maka barang yang diperjual
belikan termasuk jenis barang yang sifatnya peka terhadap perubahan harga. Barang-barang
yang mempunyai sifat elastis adalah barang kebutuhan mewah atau tersier.
3 Jika nilai mutlak koefisien elastisitas hasilnya = 1 disebut elastis uniter, maka barang-barang
yang diperjual belikan termasuk jenis barang yang tingkat kepekaannya sebanding dengan
perubahan harga. Barang yang mempunyai koefisien elastisitas uniter pada umumnya adalah
barang-barang kebutuhan sekunder.

1. Elastisitas Permintaan

Pada umumnya faktor yang sering dianalisis sebagai faktor yang mempengaruhi jumlah yang
barang/jasa yang diminta adalah harga barang itu sendiri, pendapatan konsumen, dan harga barang
lain. Semua itu dapat dibuat formulasinya sebagai berikut:
Qbarang X = f ( Pbarang X, I, Py)
Berkaitan dengan uraian di atas, maka elastisitas permintaan dapat dibagi menjadi tiga yaitu
elastisitas permintaan (harga), elastisitas pendapatan, dan elastisitas harga silang.

a. Elastisitas Harga (Price Elasticity)

Elastisitas harga merupakan perubahan jumlah barang/jasa yang diminta sebagai akibat
perubahan harga. Hal tersebut dapat disusun rumusnya sebagai berikut:

Dimana:
Q : Jumlah Permintaan (jumlah barang yang diminta)
P : Harga
Elastisitas harga ini mempunyai nilai negatif, artinya kenaikan harga akan menciptakan
penurunan jumlah barang/jasa yang diminta begitupun sebaliknya penurunan harga akan
menyebabkan kenaikan jumlah barang/jasa yang diminta. Makin datar garis permintaan maka
makin elastis, sebaliknya makin curam garis permintaan makaa makin inelastis.

b. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)

Elastisitas pendapatan merupakan perubahan jumlah yang diminta sebagai akibat perubahan
pendapatan. Hal tersebut dapat disusun rumusnya sebagai berikut:
Dimana:
Q : Jumlah Permintaan
I : Pendapatan
Nilai elastisitas pendapatan dapat digunakan untuk mengetahui jenis suatu barang. Pada
umumnya hubungan antara jenis barang dengan nilai elastisitas pendapatan dapat dibedakan
sebagai berikut:
 Barang Normal (EI= positif). Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan dan jumlah barang
normal yang diminta berbanding langsung, artinya kenaikan pendapatan akan menyebabkan
kenaikan jumlah barang yang diminta.
 Barang Inferior (EI = negatif). Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan dan jumlah barang
inferior yang diminta berbanding terbalik, artinya kenaikan pendapatan akan menyebabknan
penuunan barang yang diminta.
 Barang Kebutuhan pokok (O<EI<1). Hal ini bahwa pendapatan dan jumlah jumlah kebutuhan
barang pokok yang diminta berbanding langsung, tetapi perubahan pendapatan tidak
menyebabkan perubahan permintaan terhadap barang tersebut sebesar perubahan pendapatan.
 Barang Mewah (EI>1). Hal ini bahwa perubahan pendapatan akan menimbulkan perubahan
jumlah yang diminta, tetapi dalam hal ini perubahan permintaan lebih besar daripada perubahan
pendapatan itu sendiri.

c. Elastisitas Harga Silang (Cross Elasticity of Demand)

Elastisitas harga silang merupakan perubahan jumlah suatu barang yang diminta sebagai
akibat perubahan harga barang lain. Hal tersebut dapat disusun rumusnya sebagai berikut:
Dimana:
Q X : Jumlah barang X yang diminta
Qy : Jumlah barang Y yang diminta
PX : Harga barang X
Py : Harga barang Y
Nilai elastisitas harga silang dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara suatu
barang dengan barang lainnya. Pada umumnya hubungan antar barang dapat dikelompokan
menjadi tiga bagian, yaitu barang komplementer (pelengkap), barang subtitusi (pengganti), dan
barang netral (tidak memiliki kaitan satu sama lainnya). Hubungan antara barang subtitusi, dan
komplementer dengan elastisitas harga silang adalah sebagai berikut: Barang komplementer (E S
<0), hal ini berarti bahwa kenaikan harga barang X akan menyebabkan penurunan kuantitas barang
Y yang diminta, sedangkanuntuk barang Subtitusi (ES< 0), hal ini berarti bahwa kenaikan barang
X akan menyebabkan kenaikan kuatitas barang Y yang diminta.

2. Elastisitas Penawaran

Dalam ilmu ekonomi, elastisitas penawaran didefinisikan sebagai ukuran kepekaan jumlah
penawaran suatu barang terhadap perubahan harga barang itu sendiri. Elastisitas penawaran
mengukur persentase perubahan jumlah penawaran yang terjadi akibat persentase perubahan
harga. Sebagai contoh, jika harga sebuah barang naik 10%, jumlah penawarannya naik 20%, maka
koefesien elastisitas permintaannya adalah 20% : /10% = 2.
Jumlah barang yang ditawarkan, dalam jangka pendek, berbeda dengan jumlah barang
yang diproduksi, karena sebuah perusahaan biasanya tidak langsung menawarkan semua
produknya ke konsumen, melainkan menyimpan sebagian produknya untuk dijual dikemudian hari
(atau biasa disebut sebagai stok barang). Meskipun demikian, dalam jangka panjang, jumlah
barang yang ditawarkan dianggap sama dengan jumlah barang yang diproduksi.
Elastisitas penawaran terdiri dari lima jenis, diantaranya:

a. Penawaran Inelastis

Penawaran inelastis terjadi apabila persentase perubahan quantitas yang ditawarkan lebih
kecil dari persentase perubahan harga. Dengan kata lain, harga yang berubah sebesar x % ternyata
diikuti perubahan penawaran kurang dari x %. Penawaran inelastis ditunjukkan dengan koefisien
yang besarnya kurang dari 1 (Ed < 1). Penawaran inelastis terjadi kalau persentase perubahan
jumlah quantitas yang ditawarkan relatif lebih kecil dibanding persentase perubahan harga. Secara
matematis %ΔQs < %ΔP.
Biasanya terjadi pada barang-barang hasil pertanian, karena barang-barang produk
pertanian tidak mudah untuk menambah atau mengurangi produksinya dalam jangka pendek.

Es < 1
P1

P2

Gambar 2.9. Kurva Penawaran Inelastis

b. Penawaran Unitary

Penawaran ini terjadi bila persentase perubahan penawaran sama dengan persentase
perubahan harga. Dengan kata lain, perubahan harga yang sebesar x % diikuti perubahan
penawaran sebesar x % pula. Penawaran ini ditunjukkan dengan koefesien (Es) yang besarnya
sama dengan 1 (Es = 1). Penawaran ini bisa terjadi pada berbagai macam barang yang terjadi pada
saat tertentu saja (secara kebetulan). Terjadi kalau perubahan harga pengaruhnya sebanding
terhadap perubahan kuantitas barang yang ditawarkan. Secara matematis %ΔQd = %ΔP.
Penawaran yang elastis uniter atau elastis proporsional sulit ditemukan dalam kehidupan sehari-
hari, kalaupun terjadi sebenarnya hanyalah secara kebetulan.

Es = 1

Q
Gambar 2.10. Kurva Penawaran Unitary
c. Penawaran Elastis.

Penawaran elastis terjadi bila persentase perubahan penawaran lebih besar dari persentase
perubahan harga. Dengan kata lain, harga yang berubah sebesar x % diikuti perubahan penawaran
lebih besar dari x %. Penawaran ini ditunjukkan dengan koefisien (Es) yang besarnya melebihi
angka 1 (Es > 1). Terjadi kalau perubahan harga pengaruhnya cukup besar terhadap perubahan
kuantitas barang yang ditawarkan. Secara matematis %ΔQd > %ΔP. Penawaran yang elastis atau
peka terhadap harga dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari biasanya terjadi pada barang
hasil industri yang mudah ditambah atau dikurangi produksinya.

Es >1

Q
Gambar 2.11. Kurva Penawaran Elastis

d. Penawaran Inelastis Sempurna

Penawaran ini terjadi bila persentase perubahan penawaran sebesar 0 %, sedangkan


persentase perubahan harga sebesar x %. Dengan kata lain, walaupun harga berubah sebesar x %,
penawaran tetap tidak berubah (0%). Penawaran ini ditunjukkan dengan koefisien (Es) sebesar 0
(Es = 0). Barang yang sifat penawarannya in elastis sempurna adalah barang yang jumlahnya tidak
bisa ditambah walau harga mengalami kenaikan, contohnya tanah. Ini terjadi pada barang yang
kapasitas produksinya sudah optimum. Dengan kata lain Penawaran inelastis sempurna terjadi jika
tidak ada perubahan jumlah yang ditawarkan meskipun ada perubahan harga, atau ΔQs = 0,
meskipun ΔP ada. Secara matematis %ΔQs = 0, berapapun perubahan dalam %ΔP. Kasus
penawaran inelastis dalam kenyataan agak sulit ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
P

Es = 0

Gambar 2.12. Kurva Penawaran Inelastis Sempurna

e. Penawaran Elastis Sempurna

Penawaran ini terjadi bila persentase perubahan penawaran sebesar x %, sedangkan


persentase perubahan harga sebesar 0%. Dengan kata lain, walaupun harga tidak mengalami
perubahan, penawaran mengalami perubahan sebesar x %. Penawaran ini ditunjukkan dengan
koefisien (Es) yang besarnya ~ (Es = ~). Barang yang bersifat elastis sempurna adalah barang yang
pada harga tertentu penawarannya terus mengalami perubahan. Ini terjadi karena pertambahan
jumlah produsen, penggunaan mesin-mesin modern dan lain-lain contohnya: VCD, buku gambar,
dan lain-lain. Penawaran elastisitas sempurna terjadi jika ada perubahan jumlah yang ditawarkan
meskipun tidak ada perubahan harga, atau ΔQs = Ada perubahan, meskipun ΔP=0. Secara
matematis %ΔQs = Ada, %ΔP = 0. Kasus penawaran elastis sempurna terjadi pada bila penawaran
suatu barang dapat berubah-ubah meskipun harga barang tersebut tetap.

Es = ~
`

Gambar 2.13. Kurva Penawaran Elastis Sempurna


E. Forum Diskusi
Coba saudara diskusikan bersama statement yang berikut ini: “Kita ketahui bahwa harga sepeda
motor pada saat ini cenderung mengalami kenaikan, sementara itu permintaan atas sepeda motor
tersebut terus mengalami peningkatan”. Kalau hal tersebut kita kaitkan dengan hukum permintaan,
ternyata hal tersebut bertentangan, coba berikan penjelasannya mengapa demikian ?
Rangkuman

1. Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu
tertentu.
2. Hukum Permintaan berbunyi bila harga suatu barang naik maka jumlah barang yang diminta
akan turun, sebaliknya bila harga barang tersebut turun maka jumlah barang yang diminta
akan naik dengan asumsi cateris paribus (semua faktor yang mempengaruhi permintaan selain
harga dianggap konstan)
3. Fungsi permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang
diminta dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
4. Penawaran adalah banyak jumlah barang atau jasa yang ditawarkan pada berbagai tingkat
harga dan waktu tertentu.
5. Hukum penawaran berbunyi, “semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah
barang tersebut ditawarkan oleh para produsen. Sebaliknya semakin rendah harga suatu
barang, semakin sedikit jumlah barang yang ditawarkan oleh para produsen.”
6. Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah suatu barang
yang ditawarkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
7. Keseimbangan pasar terjadi jika jumlah barang yang ditawarkan sama dengan jumlah barang
yang diminta dan tidak ada kekuatan internal yang menyebabkan perubahan.
8. Elastisitas adalah pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta atau yang
ditawarkan. Dengan kata lain elastisitas adalah tingkat kepekaan (perubahan) suatu gejala
ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi yang lain.
Tes Formatif

1. Kondisi permintaan dan penawaran beberapa barang di pasar induk kota X adalah sebagai
berikut :
1. Karena panen raya maka penawaran beras meningkat tajam, padahal permintaan beras
cukup stabil.
2. Menjelang lebaran permintaan terigu meningkat dua kali lipat, tetapi pengadaan terigu
sangat terbatas sekali.
3. Karena hujan terus menerus banyak tanaman kedelai pada puso sehingga
penawarannya merosot tajam, padahal permintaan akan kedelai mengalami kenaikan
5 %.
4. Setelah lebaran haji permintaan terhadap hewan kambing dan sapi menurun tajam,
sedangkan pedagang mendatangkan hewan kambing dan sapi dari daerah secara besar-
besaran.
Berdasarkan kondisi di atas maka kesimpulan yang tepat adalah….
A. Terjadi kenaikan harga beras yang luar biasa tetapi harga hewan kambing dan sapi
menurun kembali.
B. Harga beras dan terigu naik dua kali lipat menjelang lebaran karena banyak orang-orang
yang membutuhkannya.
C. Terjadi kenaikan harga kedelai tetapi harga terigu merosot tajam sebab kedelai lebih
penting.
D. Harga kedelai dan hewan kambing serta sapi sama-sama menurun karena permintaannya
sudah berkurang.
E. Harga beras turun karena panen raya dan harga hewan kambing dan sapi juga turun
karena permintaannya sudah berkurang.

2. Ketika harga sebuah barang X sebesar Rp 10.000/Kg, bu Ani membeli barang tersebut
sebanyak 10 Kg. Ketika harga barang tersebut turun sebesar 20%, Permintan barang X bu
Ani naik sebesar 60%.
Berdasarkan data diatas hitunglah fungsi permintannya....
A. Qd = 40 - 0,03P
B. Qd = 50 - 0,02P
C. Qd = 60 - 0,04P
D. Qd = 35 - 0,22P
E. Qd = 45 -0,24P

3. Setiap menjelang bulan Agustus, permintaan terhadap bendera merah putih


meningkat. Pernyataan yang tepat untuk menggambarkan perilaku produsen produk
bendera adalah….
A. pedagang memberi diskon ganda agar jualan benderanya cepat terjual
B. menjahit sendiri bendera yang diperlukannya karena umumnya harga bendera sangat
mahal
C. para pedagang mengurangi stok bendera dengan tujuan mengurangi jumlah
penawaran bendera agar harganya meningkat
D. pedagang menaikkan harga jual dan menambah jumlah penawaran untuk
memenuhi peningkatan permintaan
E. banyak masyarakat yang memilih untuk menggunakan bendera lama yang masih layak
guna

4. Sebagai seorang pedagang Pak Karim menawarkan dagangganya dengan harga tinggi,
sedangkan Rina sebagai pembeli menawar barang dagangan dengan harga rendah di pasar
supaya terjadi keseimbangan harga pasar antara pak Karim dan buk Rina adalah ..........
A. Pak Karim menaikkan harga dan buk Rina menurunkan harga
B. Pak Karim menurunkan haarga sedikit dan Buk Rina menaikkan harga sedikit
C. Buk Rina menaikkan harga sedangkan Pak Karim tetap
D. Pak Karim dan buk Rina sama- sama menaikkan harga barang
E. Pak Karim dan buk Rina sama-sama menurunkan harga harga barang
5. Pada saat harga barang Rp. 1.000/unit jumlah barang yang ditawarkan sebanyak 2.000 unit.
Pada saat harga meningkat menjadi Rp. 1.200/ unit maka jumlah yang ditawarkan naik
menjadi 2.600 unit. Berdasarkan data tersebut, maka sifat penawaran barang tersebut
adalah

A. Unitary elastis, karena ES = 1


B. Inelastis, karena ES = 3/4
C. Elastis, karena ES = 3/2
D. Elastis Sempurna, karena ES = 4/3
E. Inlastis sempurna karena ES = 1

6. Asumsikan musim kemarau mengurangi penawaran gandum. Dengan mengingat bahwa


gandum merupakan bahan baku untuk memproduksi roti dan bahwa kentang merupakan
substitusi roti bagi konsumen, kita akan mengharapkan harga gandum:
A. naik, penawaran roti meningkat, dan permintaan kentang meningkat.
B. naik, penawaran roti menurun, dan permintaan kentang meningkat
C. naik, penawaran roti menurun, dan permintaan kentang menurun.
D. turun, penawaran roti meningkat, dan permintaan kentang meningkat.
E. naik, penawaraan roti meningkat dan permintaan kentang menurun

7. Untuk mendorong produksi dalam negeri, pemerintah memberikan subsidi atas barang X,
pengaruh pemberian subsidi yang diberikan oleh pemerintah terhadap barang X akan
menyebabkan….
A. tidak ada pergeseran baik kurva permintaan atau penawaran
B. kurva penawaran barang X bergeser ke sebelah kanan bawah
C. kurva permintaan barang X bergeser ke sebelah kanan atas
D. kurva permintaan barang X bergeser ke sebelah kiri bawah
E. kurva penawaran barang X bergeser ke sebelah kiri atas

8. Diketahui fungsi permintaan sebuah barang Qd = 40 – P dan fungsi penawaran barang


tersebut Qs = 4P – 50. Tentukanlah berapa harga dan quantitas keseimbangan!
A. P = 18 dan Q = 20
B. P = 20 dan Q = 22
C. P = 18 dan Q = 22
D. P = 16 dan Q = 20
E. P = 16 dan Q= 22

9. Diketahui fungsi permintaan Qd = 11 - P, pada saat harga Rp5,00 barang yang akan
ditawarkan 6 unit, ketika harga Rp7,00 barang yang ditawarkan 10 unit. Harga
keseimbangan adalah ....
A. Rp3,00
B. Rp3,50
C. Rp5,00
D. Rp6,00
E. Rp15,00

10. Jika sebuah perusahaan menghadapi permintaan elastis untuk produknya dan harga untuk
produk itu jatuh, perusahaan dapat mengharapkan, bahwa..
A. kuantitas yang dijual akan menurun dan total pendapatan akan meningkat
B. kuantitas yang dijual akan meningkat dan total pendapatan akan meningkat
C. kuantitas yang dijual akan menurun dan total pendapatan akan menurun
D. kuantitas yang dijual akan meningkat dan total pendapatan akan menurun
E. kuantitas yang dijual dan total pendapatan tidak akan berubah
Daftar Pustaka

Al Arif, M. Nur Rianto dan Euis Amalia. 2010. Teori Mikroekonomi: Suatu Perbandingan
Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional. Jakarta, Kencana.
Joesron Tati Suharatati, 2003 Teori Ekonomi Mikro, Dilengkapi Beberapa Bentuk Fungsi
Produksi, Salemba Empat, Jakarta. Mankiw. 2014.
........... Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat Putong. 2005.
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI). 2012. Ekonomi Islam. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Putong, 2005 Teori Ekonomi Mikro. Jakarta :Mitra Wacana Media
.......... 2008. Pengantar Mikro dan Makro Edisi Kedua. Jakarta: Mitra Wacana Media
..........2013. Pengantar Mikro dan Makro Edisi 5. Jakarta: Mitra Wacana Media Sukardi. 2009.
Sadono.2013. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Sugiharsono, Wahyuni. 2018 Dasar-dasar Ekonomi YogyakartaPR Rajagrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai