Makala H
Makala H
Disusun oleh :
Adinda Davita Sari
Fina Nailatul Izzah
Gita Maemanah
Rifa Maulida S
Naila Yasmin A
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.
Bekasi, 2024
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................5
2.1 Pengertian dari Permintaan.......................................................................5
2.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan.........................................5
BAB III PENUTUP.............................................................................................9
3.1 Kesimpulan................................................................................................9
3.2 Saran..........................................................................................................9
BAB I PENDAHULUAN
Pasar merupakan salah satu tempat terjadinya jual beli barang maupun jasa. Selain
itu di dalam pasar terjadi hubungan sosial antara pedagang dan pembeli. Penjual
dan pembeli dapat bertransaksi atau sepakat dalam akad jual beli. Transaksi yang
disepakati meliputi barang, penjual, pembeli, dan harga barang.
Dalam transaksi jual beli, terdapat penerapan konsep permintaan, penawaran, dan
harga pasar. Permintaan adalah jumlah barang yang diminta oleh konsumen untuk
dibeli. Sedangkan penawaran adalah jumlah barang yang ditawarkan oleh
produsen untuk dijual.
Harga pasar terbentuk dari adanya permintaan dan penawaran, serta akan
mencapai titik seimbang jika jumlah produk atau jasa yang diminta sama dengan
jumlah produk atau jasa yang ditawarkan. Harga pasar dapat disebut juga sebagai
harga keseimbangan.
Harga pasar merupakan hasil harga kesepakatan antara pembeli (konsumern) dan
penjual (produsen). Harga ini yang nantinya akan menciptakan keseimbangan
pasar itu sendiri, karena adanya pertemuan antara permintaan dengan penawaran.
Permintaan adalah jumlah keseluruhan barang dan jasa yang ingin dibeli oleh
konsumen pada berbagai tingkat harga.
Hukum permintaan menyatakan bahwa ketika harga suatu barang meningkat,
maka jumlah permintaan barang tersebut akan menurun. Begitu pula sebaliknya.
Ketika harga suatu barang menurun, maka jumlah permintaan barang tersebut
akan meningkat.
Intinya, hubungan antara harga barang dan jumlah barang yang diminta
adalah berbanding terbalik atau negatif. Namun, dengan asumsi ceteris
paribus, artinya, faktor selain harga dianggap tetap.
Barang substitusi
Dilansir dari Pengantar Ekonomi Mikro (Teori dan Praktis) (2022) oleh
Novy Anggraini, barang substitusi disebut juga sebagai barang pengganti. Barang
substitusi adalah barang yang memiliki kegunaan menggantikan barang utama
atau barang lainnya. Dengan kata lain, memiliki fungsi yang sama dengan barang
utama.
Dari segi fungsi, barang subtitusi adalah barang pemuas kebutuhan yang
fungsinya bisa saling menggantikan. Sehingga jika tidak ada barang A bisa
digantikan barang B yang memiliki fungsi sama. Maka dari itu barang substitusi
masih dapat dicarikan alternatif lainnya, jika barang yang lain kehabisan. Hal ini karena
barang substitusi tidak ketergantungan dengan barang lain. Sebab, barang substitusi tidak
tergantung dengan pasangannya. Kedua barang malah bisa saling menggantikan. Semu aitu
berbanding terbalik dengan barang komplomenter.
Barang Komplomenter
Dilansir dari buku Kamus Istilah Ekonomi Populer (2006) oleh Henricus
W. Ismanthono, barang komplementer adalah jenis barang pelengkap yang tidak
akan berfungsi sempurna tanpa barang lainnya. Barang komplementer tidak akan
memiliki nilai jika dikonsumsi sendiri tanpa barang lainnya. Namun, jika
digunakan bersama dengan barang yang lain maka barang komplementer akan
memiliki nilai guna lebih tinggi. Sebuah produk dapat dikatakan sebagai barang
komplementer jika memiliki hubungan yang menguntungkan.
Dari segi fungsi, barang komplomenter adalah barang yang fungsinya bagus jika ada
pasangan yang menjadi barang pendukung. Itulah sebabnya jika ketersediaan barang
pokok habis, maka tidak ada alternatif barang yang bisa digunakan. Sehingga
memiliki resiko tinggi dibandingkan barang substitusi. Hal ini dikarenakan barang
komplementer sangat bergantung dengan barang pasangannya.
B. Jumlah pendapatan
Penghasilan merupakan faktor utama dan kemampuan untuk membayar
konsumen (Sawitri, 2015). Tingkat pendapatan konsumen menunjukkan daya
beli konsumen. Semakin tinggi tingkat pendapatan, maka semakin meningkat
permintaan terhadap suatu barang atau jasa tersebut.
Namun, ada pula barang dan jasa yang justru permintaannya akan menurun jika
pendapatan bertambah, dan meningkat ketika pendapatan berkurang. Barang itu
disebut barang inferior, barang inferior adalah barang yang sering kali menjadi
opsi kedua bagi konsumen, atau pilihan dengan harga lebih ekonomis. Adapun
beberapa contohnya seperti:
Barang KW atau imitasi
Kendaraan bekas
Transportasi umum
Makanan dengan harga lebih murah
Kesimpulannya, barang inferior adalah jenis barang yang kualitasnya minimal
atau bisa disebut memiliki harga ekonomis.
Sehingga ketika pendapatan masyarakat naik, mereka akan beralih ke barang yang
lebih mahal dengan kualitas lebih baik.
Alasan kondisi sosial dan ekonomi memengaruhi permintaan adalah kondisi sosial
dan ekonomi memberikan pengaruh yang terhadap permintaan jumlah barang dan
jenis barang yang dibutuhkan oleh masyarakat. Seperti contohnya pada saat
kondisi ekonomi masyarakat dalam keadaan baik maka permintaan terhadap suatu
barang akan mengalami peningkatan, sebaliknya pada saat kondisi ekonomi
masyarakat dalam keadaan baik maka permintaan terhadap suatu barang akan
mengalami penurunan.
Permintaan dalam konsep ekonomi mengacu pada seberapa banyak barang atau
jasa yang bersedia dibeli konsumen pada harga tertentu. Tanpa adanya
permintaan, bisnis tak dapat menjalankan kegiatan produksi barang atau jasanya.
Sebab dengan adanya permintaan, maka konsumen memiliki suatu keinginan serta
kemampuan untuk membeli barang atau jasa yang disediakan produsen. Sehingga
hal ini memiliki hubungan timbal balik yang menguntungkan bagi kedua pihak.
Untuk konsumen, mereka akan merasa puas sebab keinginan mereka dapat
terpenuhi, sedangkan untuk produsen, akan mendapatkan peningkatan dalam
bisnisnya sehingga dapat menjalankan kegiatan produksi barang atau pun jasanya.
3.2 Saran